Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S UMUR 23 TAHUN G1P0A0 USIA


KEHAMILAN 8 MINGGU 3 HARI DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM TINGKAT I

Pembimbing Akademik:
Kartika Sari, S.SiT.,M.Keb

Oleh:

Elis Widyawati

152212018

PROGRAM STUDI PROGRAM TERAPAN


BIDAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2022/2023
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal dan alamiah

(Sulistyawati, 2013). Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat

perasaan eneg, hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang

meningkat. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada

bulan- bulan pertama kehamilan, biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal

sebagai morning sickness. Apabila emesis terjadi selalu sering dan terlalu

banyak dikeluarkan maka akan menyebabkan hiperemesis gravidarum

(Dewi dan Sunarsih, 2011). Hiperemesis gravidarum yang berlangsung

lama (umumnya antara minggu 6 – 12 ) dapat mengakibatkan gangguan

tumbuh kembang janin intrauteri (Manuaba, 2007).

Menurut definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang

wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh

sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan

untuk mengakhiri kehamilan. Kematian maternal yang sebabkan oleh

komplikasi - komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas di negara - negara

berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup

(Prawirohardjo, 2010).

Sekitar 50 - 60% kehamilan disertai mual dan muntah dari 360

wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan

sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya bertahan

dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Namun demikian,

sekitar 18% kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran

(Fauziyah, 2012). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan


3

pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga dapat memicu

terjadinya hiperemesis gravidarum (Asrinah dkk, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal

12 Oktober 2013 di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe didapatkan data

selama bulan Januari 2013 sampai Oktober 2013 ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan berjumlah 214 orang. Sebanyak 132 (61,68%) ibu

hamil normal dan sebanyak 82 (38,32%) ibu hamil dengan komplikasi. Dari

ibu hamil dengan kompikasi didapatkan sebanyak 6 orang (7,32%) ibu

hamil dengan preeklamsi, 8 orang (9,76%) ibu hamil dengan anemia, 8

orang (9,76%) ibu hamil dengan hipertensi, 51 orang (62,19%) ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade I, dan 9 0rang (10,97%) ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade II.

Melihat masih tingginya angka kejadian ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I maka penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. S

Umur 22 Tahun G1 P0 A0 Hamil 8+3 Minggu Dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I di PMB Nanik Asmawati, S.Tr.Keb,Bdn”. Dengan

menggunakan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.

B. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan

pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.


4

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu

1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap dan

sistematis pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I.

2) Menginterpretasi data serta menemukan diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengn Hiperemesis

Gravidarum Grade I.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

4) Melakukan antisipasi pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I.

5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau

intervensi segera pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I.

6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Grvidarum Grade I.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kenyataan

kasus dilapangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarun

Grade I.
c. Mampu memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan

teori dan kenyataan kasus dilapangan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.


BAB II TINJAUAN

TEORI

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau

sembilan bulan menurut kalender intenasional (Prawirohardjo, 2010).

b. Klasifikasi kehamilan

Klasifikasi kehamilan meliputi : kehamilan trimester I yaitu

umur kehamilan nol sampai 12 minggu, kehamilan trimester II yaitu

umur kehamilan 13 sampai 28 minggu, serta kehamilan trimester III

yaitu umur kehamilan 29 sampai 42 minggu (Manuaba, 2010).

c. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan yaitu mulai dari ovulasi, terjadinya migrasi,

konsepsi, nidasi, pembentukan plasenta sampai tumbuh kembang hasil

konsepsi hingga aterm (Manuaba, 2010).

11
12

d. Tanda - tanda Kehamilan

1) Tanda - tanda kemungkinan hamil

Tanda - tanda kemungkinan hamil menurut Manuaba (2010),

adalah amenore (terlambat datang haid), mual dan muntah

(emesis), mengidam, pingsan (sinkope), payudara tegang, sering

miksi, konstipasi, pigmentasi kulit, dan varises.

2) Tanda - tanda tidak pasti kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda - tanda tidak pasti hamil, yaitu

rahim membesar, tanda hegar, tanda chadwick, tanda piscaseck,

tanda braxton hicks, teraba ballottement, pemeriksaan tes biologis

kehamilan positif.

3) Tanda - tanda pasti kehamilan

Tanda - tanda pasti hamil menurut Manuaba (2010), yaitu gerakan

janin dalam rahim, terlihat atau teraba gerakan janin, denyut

jantung janin dapat didengar dengan stetoskop, alat doppler, dan

dilihat dengan ultrasonografi.

e. Komplikasi kehamilan

1) Komplikasi Kehamilan Trimester I

Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang mungkin terjadi

pada ibu hamil adalah hiperemesis gravidarum, abortus,

kehamilan ektopik, mola hidatidosa.

2) Komplikasi Kehamilan Trimester II dan III


13

Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang mungkin terjadi

pada ibu hamil adalah perdarahan antepartus, hipertensi dalam

kehamilan, kehamilan lewat waktu, kehamilan kembar,

hidramnion dan ketuban pecah dini.

f. Faktor - faktor yang mempengaruhi kehamilan

Menurut Sulistyawati (2013), faktor - faktor yang mempengaruhi

kehamilan, antara lain :

1) Faktor fisik

Berkaitan dengan status kesehatan kehamilan pada usia tua,

berkaitan dengan status kesehatan kehamilan multipel, berkaitan

dengan status kesehatan kehamilan dengan HIV.

2) Status gizi

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan

kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi

masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.

3) Gaya hidup

Berkaitan dengan perokok, minuan keras, obat - obatan penenang

(narkoba), pergaulan bebas (hamil pranikah, hamil tidak

diinginkan).
14

4) Faktor psikologis

a) Stresor internal

Faktor pemicu stres ibu hamil berasal dari ibu sendiri

seperti adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu

yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi.

b) Stresor eksternal

Pemicu stres yang berasal dari luar antara lain : masalah

ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, dan

tekanan dari lingkungan.

2. Hiperemesis gravidarum

a. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan

sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi

pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu

(Norma dan Dwi, 2013).

Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang

berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari hari dan

bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

selama masa hamil (Varney, 2007).


15

b. Etiologi Hiperemesis gravidarum

Menurut Manuaba (2007), penyebab gestosis - hiperemesis

gravidarum tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat

faktor berikut ini :

1) Psikologis, bergantung pada apakah ibu dapat menerima

kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.

2) Fisik, terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam

sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau

belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic

gonadotropin, faktor konsentrasi human chorionic gonadotropin

yang tinggi, faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya

hiperemesis gravidarum.

c. Patofisiologis Hiperemesis gravidarum

Menurut Manuaba (2007), diawali dengan muntah yang

berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah

turun dan deurisis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan,

menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2. Oleh

karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah

yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

PH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu masalah

tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut :


16

1) Hepar

Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan

fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada

parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2) Ginjal

Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme

tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal, sistem

saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya

perdarahan ventrikel.

d. Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum

Menurut Norma dan Dwi (2013), gejala Hiperemesis Gravidarum

secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :

1) Tingkat I (Ringan), dengan gejala mual muntah terus menerus

menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan

turun, rasa nyeri di epigastrum, nadi meningkat dan tekanan

darah turun, turgor kulit turun, lidah kering dan mata cekung.

2) Tingkat II (Sedang), dengan gejala mual muntah yang hebat

menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah dan

apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil

dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), tekanan darah turun,

ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi,

oligoria dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari

nafas keluar bau aseton.


17

3) Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan umum jelek,

kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil

(halus) dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tekanan

darah turun sekali, ikterus, komplikasi yang sangat fatal terjadi

pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicke, nistagmus,

diplopia, perubahan mental).

Untuk usia kehamilan pada hiperemesis gravidarum grade

I,II,dan III yaitu dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi

dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia

kehamilan diantara 30 – 60 hari. Produksi puncaknya adalah

pada usia kehamilan 60 – 70 hari kemudian menurun secara

bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia

kehamilan 100 – 130 hari (Prawirohardjo, 2010).

e. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak terlalu

sukar, dapat diketahui dengan terdapatnya amenorea, mual dan

muntah berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari - hari

dengan berbagai tingkat (Manuaba, 2008).

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat dengan mudah

ditegakkan melalui gambaran klinis seperti amenore, mual muntah

berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari - hari, nyeri perut

bagian bawah (tidak berhubungan dengan persalinan normal)

(Sulistyawati, 2013).
18

f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Prinsip pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan

memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi

gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu hamil. Diet ibu hamil

yaitu makan sedikit - sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan

rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack, kacang,

biskuit dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur,

menghindari makanan yang berminyak dan berbau dan makanan

sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Edukasi gaya

hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.

g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :

1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering diberikan adalah

Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan

B6 atau B kompleks. Pada keadaan lebih berat diberikan

antiemetik seperti stimetil atau khlorpromasin.

2) Penanganan Hiperemesis Gravidarum yang lebih berat perlu

dikelola dirumah sakit.

3) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi

cerah dan peredaran darah yang baik. Catat cairan yang keluar

dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke

dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita


19

mau makan. Kadang - kadang dengan isolasi saja gejala - gejala

akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

4) Terapi Psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa

penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena

kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan

konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

5) Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit

dengan dekstrosa 5% - 10% dalam cairan garam fisiologis

dilakukan sebanyak 2 - 3 liter sehari. Bila perlu berikan vitamin

intravena, elektrolit (kalsium, kalium, dan natrium) serta protein.

6) Penghentian kehamilan, pada keadaan yang sangat berat tindakan

ini dilakukan dengan indikasi gangguan kesadaran dan saraf,

somnolen sampai koma, ensefalopati wernick, gangguan organik

( perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi

hati dan ginjal (Manuaba, 2008).

h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2007), prognosis hiperemesis gravidarum

melalui pengobatan konservatif melalui rehidrasi dan pemberian

glukosa. Kriteria keberhasilan pengobatan dapat ditentukan sebagai

berikut : rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih kembali, diuresis

bertambah banyak sehingga benda keton semakin berkurang,

kesadaran penderita semakin membaik, keadaan ikterus semakin


20

berkurang, hasil pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda

keton semakin berkurang.

3. Hiperemesis Gravidarum Grade I

a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual muntah yang

berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan

sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual dan muntah

yang disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga mengganggu

kesehatan dan aktifitas (Rukiah dkk, 2013).

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade I

Menurut Norma dan Dwi (2013), penyebab mual muntah

belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini

disebabkan oleh faktor toksik. Tetapi diduga ada tiga faktor yaitu :

1) Faktor predisposisi

Meliputi : primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda.

2) Faktor organik

Masuknya villi khorealis dalam sirkulasi maternal, perubahan

metabolik karena hamil, alergi sebagai salah satu respon jaringan

ibu terhadap anak.


21

3) Faktor psikologis

Meliputi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung

jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat

memperberat mual dan muntah.

c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade 1

Menurut Fauziyah (2012), tanda dan gejala Hiperemesis

Gravidarum Grade I sebagai berikut : mual dan muntah terus

menerus sehingga menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan,

berat badan turun, rasa nyeri diepigastrum, nadi sekitar 100 kali

per menit, tekanan darah turun, turgor kulit kering, lidah kering, dan

mata cekung.

d. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum Grade I

Diagnosis hiperemesis gravidarum tidak terlalu sukar karena

penyakit ini berkaitan dengan gestose (gestatio - hamil), yaitu hanya

terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2008).

e. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Prinsip pencegahan Norma dan Dwi (2013), adalah penerapa

bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis.

Diet ibu hamil yaitu makan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering

sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi, hindari makanan berminyak

dan berbau lemak, makan dan minum sebaiknya disajikan dalam

keadaan panas atau hangat dan jika bangun pagi jangan segera turun
22

dari tempat tidur serta anjurkan makan roti kering atau biskuit

dengan teh hangat.

f. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Menurut Norma dan Dwi (2013), Bila pencegahan tidak

berhasil, maka diperlukan pengobatan yaitu kolaborasi dengan

dokter kandungan dalam pemberian program terapi seperti :

1) Infus untuk memberi larutan dekstrosa 5% dengan kecepatan

aliran 200 ml per jam untuk liter pertama, larutan yang diberikan

akan membantu mengganti cairan yang hilang.

2) Terapi obat : Sedativa (Luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6),

anti muntah (Mediamer B6, Dramamin, Avopreg, Avomin,

Metoklopramid, Disiklomin hidroklorida atau klorpromazin).

g. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Grade I

Sebagian besar hiperemesis gravidarum grade I dapat diatasi

dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobtan

rumah sakit. Penderita hiperemesis gravidarum grade I yang dirawat

dirumah sakit, hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan

memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan

(Manuaba, 2010).

B. TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan


23

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan, dalam rangkaian

tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien

(Simatupang, 2008).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada

penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum grade I menurut 7 langkah Varney karena metode dan

pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam

pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh

langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk

mengmpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan

dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Pengumpulan data ini meliputi :

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya dari

pasien, suami, atau keluarga (Rukiyah dkk, 2013).

Data subyektif meliputi :

1) Biodata yang mencakup identitas pasien dan suami menurut

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).


24

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang,

mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari

35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa

kehamilan, persalinan dan nifas.

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat

memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari - hari.

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengrtahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien

tersebut.
25

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila perlu.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien

datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keluhan yang muncul

pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah mual - muntah

8 - 10 x/hari (Sulistyawati, 2013).

3) Riwayat haid / menstruasi

Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah

menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya

darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi

terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan

tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Sulistyawati, 2013).

4) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah sah

atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan

berkaitan dengan psikologisnya (Ambarwati dan Wulandari,

2010).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang lahir

hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang premature,

keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan

(dengan forseps, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada


26

kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi

disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya, berat bayi

sebelumnya < 2500 atau > 4000 kg, serta masalah - masalah lain

(Rukiyah dkk, 2013).

6) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui hari pertama haid terakhir dan apakah

siklus menstruasi normal, gerakan janin (kapan mulai dirasakan

dan apakah ada perubahan yang terjadi), masalah dan

tanda - tanda bahaya, keluhan - keluhan lazim pada kehamilan,

penggunaan obat - obatan (termasuk jamu - jamuan) serta

kekhawatiran lain yang dirasakan (Dewi dan Sunarsih, 2011).

7) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari 2010).

8) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah

pada keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade 1

menderita sakit flu, batuk dan demam.

b) Riwayat penyakit sistemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu

hamil diantaranya penyakit jantung, diabetes melitus (DM),


27

ginjal, hipertensi atau hipotensi, hepatitis yang dapat

mempengaruhi kehamilan (Sulistyawati, 2013).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam

keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat

penyakit menular seperti TBC dan hepatitis (Jannah, 2011).

d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

mempunyai riwayat keturunan kembar (Manuaba, 2008).

e) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan

tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat

mengganggu dalam proses kehamilan ini (Manuaba, 2008).

9) Pola kebiasaan sehari - hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan

selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi

makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan,

apakah ada pantangan makan dan jenis minuman apa yang

diminum serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari

(Sulistyawati, 2013). Pada ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade 1 asupan makan dan minum berkurang

(Varney, 2007).
28

b) Eliminasi

Dikaji untuk menggambarkan kebiasaan BAB dan BAK

pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi,

jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi

frekuensi, warna, dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari,

2010). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I

mengalami penurunan pengeluaran urine karena terjadi

dehidras (Varney, 2007).

c) Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari - hari

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade 1 aktifitas menjadi terganggu

(Varney, 2007).

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien,

berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I kebutuhan

istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa

nyaman ibu mengalami mual dan muntah

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

e) Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan

hubungan seksual dalam seminggu dan apakah mengalami


29

gangguan saat melakukan hubungan seksual

(Sulistyawati, 2013).

f) Psikososial budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam

menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin

yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak,

adakah pantangan makan selama kehamilan, kebiasaan

adat - istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati, 2013).

g) Penggunaan obat - obatan atau rokok

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai

obat - obatan atau tidak selama hamil (Rukiyah dkk, 2013).

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan

(Rukiyah dkk, 2013) meliputi :

1) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, cukup

atau kurang. Pada hiperemesis gravidarum grade 1 keadaan

umum ibu lemah dan cukup (Fauziyah, 2012).

b) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari keadaan

composmentis, apatis sampai dengan koma. Pada ibu hamil


30

dengan hiperemesis gravidarum grade 1 kesadaran ibu

composmentis (Fauziyah, 2012).

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi

dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara

90/60 - 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih

dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15

mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada

pengukuran 2 kali berturut - turut pada selisih 1 jam

(Saifuddin, 2006). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade

1 tekanan darah terjadi penurunan yaitu kurang dari 90/60

mmHg (Manuaba 2007).

d) Suhu

Untuk nengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau

febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak

pada kehamilan hiperemesis gravidarum suhu diukur dengan

menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5oC -

37,0oC (Saifuddin, 2006). Pada kasus hiperemesis gravidarum

grade 1 keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas

normal karena dehidrasi (Manuaba, 2007).

e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1

menit, denyut nadi normal 60 - 80x/menit


31

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Nadi pada hiperemesis

gravidarum grade 1 sekitar 100 kali per menit

(Manuaba, 2008).

f) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi parnafasan yang di hitung dalam

1 menit, respirasi normal yaitu 20 - 30x/menit

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus hiperemesis

gravidarum grade 1 pernafasan lebih cepat (Manuaba, 2008).

g) Berat badan

Untuk mengetahui kenaikan berat badan atau penurunan berat

badan. Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata - rata

antara 6,5 kg sampai 16 kg (Pantikawati dan Saryono, 2010).

Pada kasus hiperemesis gravidarum grade 1 berat badan

menurun (Manuaba, 2008).

h) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan ibu yang dilakukan untuk

mendeteksi adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm

(Pantikawati dan Saryono, 2010).

i) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan batas lingkar

lengan normal, yaitu 23,5 cm (Mandriwati, 2008).


32

2) Pemeriksaan sistematis

a) Kepala, meliputi :

(1) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,

menilai warnanya, kelebatan, dan karakteristik rambut

(Rukiyah dkk, 2013).

(2) Muka

Untuk mengetahui apakah muka oedema atau tidak

(Jannah, 2011).

(3) Mata

Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah

muda, warna sclera putih atau kuning

(Rukiah dkk, 2013). Pada ibu hamil hiperemesis

gravidarum grade 1 mata terlihat cekung

(Manuaba, 2007).

(4) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan,

alergi debu atau tidak dan ada polip atau tidak

(Sulistyawati, 2013).

(5) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan

pendengaran atau tidak, ada serumen atau tidak

(Sulistyawati, 2013).
33

(6) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih

atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering

dan kotor atau tidak (Sulistyawati, 2013). Pada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade 1 lidah terlihat

kering (Manuaba, 2007).

b) Leher

Untuk mengertahui adakah pembengkakan kelenjar limfe

atau pembengkakan kelenjar tiroid (Rukiyah dkk, 2013).

c) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak,

simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, areola

hiperpygmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan

nyeri atau tidak (Rukiyah dkk, 2013).

d) Ekstremitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices

atau tidak, adanya kelainan atau tidak, reflek patella positif

atau negatif (Varney, 2007).

e) Kulit

Untuk mengetahui turgor kulit kering atau lebih mengurang.

Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I turgor kulit

menurun (Manuaba, 2007).


34

3) Pemeriksaan khusus obstetri

a) Abdomen

(1) Inspeksi

Untuk mengetahui adanya bentuk perut dan pembesaran

perut, adanya strie dan linea, luka bekas operasi, gerakan

janin, TFU, hasil pemeriksaan palpasi leopold, TBJ, DJJ

dan presentasi (Prawirohardjo, 2010).

(2) Palpasi

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), yaitu :

(a) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus dan

meraba bagian janin yang berada di

fundus dengan kedua telapak tangan.

(b) Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan

kiri perut ibu.

(c) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang

terdapat di bagian bawah perut dan

apakah bagian bawah tersebut sudah

atau belum masuk pintu atas panggul.

(d) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya

bagian bawah janin ke dalam rongga

panggul.

Untuk kehamilan trimester I palpasi hanya dilakukan

pada leopold I dengan pengukuran menggunakan jari


35

untuk mengetahui tinggi fundus uteri

(Rukiyah, dkk 2013).

(e) TBJ : untuk mengetahui tafsiran berat janin

yang diukur dari panjang antara

simpisis dan fundus uteri dikurangi 12

untuk kepala janin yang masih diatas

simpisis dan dikurangi 11 untuk kepala

janin yang telah masuk PAP dikali 155

(Manuaba, 2007).

(3) Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ

apakah dalam batas normal atau tidak

(Dewi dan Sunarsih, 2011).

b) Anogenital

(1) Vagina

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui

apakah ada kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran

yaitu perdarahan dan flour albus (Sulistyawati,2013).

(2) Anus

Untuk mengetahui kebersihannya dan adanya haemoroid

atau tidak (Sulistyawati, 2013).


36

(4) Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus

hiperemesis gravidarum grade I pemeriksaan yang dilakukan

adalah sampel urine. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I

urine tidak terdapat aseton (Varney, 2007).

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data - data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa

yang spesifik (Hidayat dan Sujiatini, 2010).

1. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktek dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus Hiperemesis

Gravidarum Grade I adalah ”Ny X G...P...A...umur...hamil...minggu,

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I”.

Data Dasar :

Data Subyektif :

Menurut Sulistyawati (2013) yaitu :

a. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya.

b. Ibu mengatakan ini kehamilan keberapa.

c. Ibu mengatakan mual muntah 8 - 10 x/hari.


37

d. Ibu mengatakan badannya lemas.

e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.

f. Ibu mengatakan nyeri pada lambung.

Data Obyektif :

Menurut Manuaba (2008) yaitu : HPL, keadaan umum lemah, tekanan

darah turun, frekuensi nadi meningkat, turgor kulit berkurang, lidah

kering, mata cekung, suhu naik, berat badan turun.

2. Masalah

Masalah adalah hal - hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh

pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah gangguan rasa

nyaman dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya

(Sulistyawati, 2013).

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal - hal yang dibutuhkan pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis

Gravidarum Grade I adalah memberikan konseling dan motivasi

dukungan pada ibu (Sulistyawati, 2013).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila


38

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap - siap bila diagnosa atau masalah potensial

benar - benar terjadi. Dan yang paling penting melakukan asuhan yang

aman (Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Dari kasus Hiperemesis Gravidarum

Grade I didapatkan diagnosa potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum

Grade II yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Manuaba, 2008).

Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah mengidentifikasi dan menetapkan beberapa

kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada

tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan

(Hidayat dan Wildan, 2008). Antisipasi dalam kasus hiperemesis

gravidarum grade I yaitu pemberian terapi Vit B1, B6, sedativ, anti emetik,

dan anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Manuaba, 2008).

Langkah V : Perencanaan

Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap

masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi dan diantisipasi, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan yang mungkin diperlukan

(Rukiyah dkk, 2013).

Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus

Hiperemesis Gravidarum Grade I, menurut Norma dan Dwi (2013),

meliputi:

1. Observasi KU dan TTV.


39

2. Lakukan penimbangan berat badan pada ibu.

3. Anjurkan ibu untuk mengubah makan sehari - hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

4. Anjurkan ibu waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat

tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri

bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh

hangat.

5. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak dan

berminyak.

6. Anjurkan ibu untuk makan dan minum sebaiknya disajikan dalam

keadaan panas atau sangat dingin.

7. Anjurkan ibu untuk bedrest total.

8. Berikan terapi obat. seperti sedativ, anti histamin, anti mual muntah

(dramamin atau avomin 10 mg 4x1/hari), vitamin B6 50 - 100 mg

3x1/hari, B12 50 - 100 mg 3x1/hari dan vitamin C 200 mg 3x1/hari.

Langkah VI : pelaksanaan

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan

menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, mengarahkan

atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan bermutu

(Rukiyah dkk, 2013). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I

pelaksanaannya, menurut Norma dan Dwi (2013), yaitu :

1. Mengobservasi KU dan TTV.

2. Melakukan penimbangan berat badan pada ibu.


40

3. Menganjurkan ibu mengubah makan sehari - hari dalam makan jumlah

kecil tapi sering.

4. Menganjurkan ibu waktu bangun jangan segera turun dari tempat tidur,

tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan

dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak

dan berminyak.

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sebaiknya disajikan dalam

keadaan panas atau sangat dingin.

7. Menganjurkan ibu untuk bedrest total

8. Memberikan terapi obat seperti sedativ, anti histamin, anti mual

muntah (dramamin atau avomin 10 mg 4x1/hari), vitamin B6 50 - 100

mg 3x1/hari, B12 50 - 100 mg 3x1/hari dan vitamin C 200 mg 3x1/hari.

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah

benar - benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah rencana tersebut

(Rukiyah dkk, 2013).

Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade I menurut Norma dan Dwi (2013), meliputi

: keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis tekanan darah dan nadi

normal, berat badan ibu sudah stabil, ibu bersedia makan dan minum
41

sedikit tapi sering, ibu bersedia menghindari makanan yang berbau minyak

dan lemak, ibu bersedia bedrest total, mual muntah berkurang tidak terjadi

hiperemesis gravidarum grade II.

Data Perkembangan menggunakan SOAP

Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan

perkembangan, dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam

pendokumentasian. Menurut Varney (2007), sistem pendokumentasian

asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :

a. S (Subyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai

langkah I Varney.

b. O (Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes

diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

c. A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi data subyektif dan data obyektif

dalam suatu identifikasi :

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa dan masalah

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan

sebagai langkah II, III, IV.


d. P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan

dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment

sebagai langkah V, VI, VII Varney.

C. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10

ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa

pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan (Depkes RI, 2010).

D. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh

klien/pasien atau walinya (bagi bayi, anak dibawah umur dan klien/pasien tidak

sadar misalnya pasien eklamsia) kepada bidan untuk melakukan tindakan

sesuai kebutuhan (Sofyan, 2006).


BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal : 14 November 2022 Pukul : 09.00 WIB

a. Identitas pasien Identitas suami

1) Nama : Ny. S Nama : Tn. S

2) Umur : 22 tahun Umur : 22 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku,bangsa : Jawa, Indonesia Suku,bangsa : Jawa, Indonesia

5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

7) Alamat : Rama Nirwana 4, kec. Seputih Raman, kab. Lampung


Tengah

b. Anamnesa (Data subyektif)

1) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, mengeluh sejak 4 hari

yang lalu mengalami mual dan muntah 6 – 8x sehari, tidak nafsu

makan, badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 13

tahun.
50

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya 28

hari.

c) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan saat haid sehari ganti

pembalut 2 – 3 kali.

e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap

bulan.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan

berwarna merah.

g) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid.

3) Riwayat hamil ini

a) HPHT : 15 September 2022

b) HPL : 22 Juni 2023

c) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan adanya

gerakan janin pada perutnya.

d) Vitamin/jamu yang dikonsumsi : Hufabion 1x1 .

e) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah dan

pusing. Trimester II :-

Trimester III :-

f) ANC : Ibu mengatakanbaru periksa pertama kali hari

ini .
51

g) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan

tenctang kehamilan.

h) Imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah suntik TT 1 kali pada waktu calon

pengantin.

i) Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan merasa cemas dengan mual dan muntah

yang dialaminya saat ini.

4) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini merasa mual muntah dan badan

terasa lemas.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya

tidak berdebar – debar dan tidak

mudah lelah saat beraktifitas.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa

sakit pada pinggang kanan dan kiri.

(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak

nafas.

(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk

lebih dari 2 minggu.


52

(5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan

kulitnya tidak pernah berwarna

kuning.

(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah haus,

lapar dan sering BAK lebih dari 8 kali

dimalam hari.

(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan

darahnya lebih dari 140/90 mmHg.

(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang

sampai mengeluarkan busa dari

mulutnya.

(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak memiliki

riwayat penyakit lain, misalnya :

HIV/AIDS, malaria dan lain – lain..

c) Riwayat penyakit keluarga

(1) Penyakit menurun

Ibu mengatakan bawa baik dalam keluarganya maupun

keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit

menurun seperti asma, DM, hipertensi, dan jantung.

(2) Penyakit menular

Ibu mengatakan bahwa dalam dalam keluarganya tidak

ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,

hepatitis, dan epilepsi.


53

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya maupun

keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan bedah

operasi apapun.

5) Riwayat perkawinan

a) Status perkawinan : Sah

b) Kawin : ibu mengatakan pernikahan nya

sudah berjalan lamanya 1 tahun.

6) Riwayat keluarga berencana :

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

apapun.

7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Hamil sekaramg

8) Pola kebiasaan sehari- hari

a) Nutrisi

(1) Sebelum hamil

(a) Makan : Ibu mengatakan makan 3 kali

sehari dengan porsi sedang

seperti nasi, lauk, sayur dan

kadang buah.
54

(b) Minum : Ibu mengatakan minum 6 – 7

gelas/hari air putih dan kadang

teh pada pagi hari.

(2) Selama hamil

(a) Makan : Ibu mengatakan ± 1 – 2 kali

sehari, dengan porsi sedikit

seperti nasi, lauk, sayur, kadang

buah.

(b) Minum : Ibu mengatakan minum 3 – 4

gelas/hari air putih dan kadang

teh pada pagi hari.

b) Eliminasi

(1) Sebelum hamil

(a) BAB : Ibu mengatakan frekwensi buang

air besar 1 kali sehari, konsistensi

lunak, bau dan warna khas feses.

(b) BAK : Ibu mengatakan frekwensi buang

air kecil 5 – 6 kali sehari, warna

kuning jernih, bau khas, lancar

dan tidak sakit.


55

(2) Selama hamil

a. BAB : Ibu mengatakan buang air besar 1

kali sehari, konsistesnsi keras,

bau dan warna khas feses.

b. BAK : Ibu mengatakan buang air kecil

± 4 kali sehari warna kuning

jernih.

c) Aktifitas

(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan sebelum hamil

biasa melakukan pekerjaan

rumah tangga seperti memasak,

mencuci, dan menyapu.

(2) Selama hamil : Ibu mengatakan aktivitas sehari –

hari terganggu karena mual

muntah yang dialami ibu,

sehingga aktivitas sehari – hari

sering dibantu suami.

d) Istirahat/Tidur

(1) Sebelum hamil

(a) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2

jam.

(b) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 8

Jam.
56

(2) Selama hamil

(a) Tidur siang : Ibu mengatakan hampir tidak

bisa tidur siang karena merasa

tidak nyaman dengan kondisinya

saat ini.

(b) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam

± 6 – 7 jam dan sering terbangun

karena mual muntah.

e) Seksualitas

1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan

hubungan seksual 1 minggu 3

kali.

2) Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan

hubungan seksual 1 minggu 1

kali.

f) Personal Hygiene

Sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan yaitu mandi

2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu, gosok gigi 2 kali

sehari, ganti baju 2 kali sehari.


57

g) Psikososial budaya

(1) Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya,

tetapi juga merasa cemas akan kondisinya saat ini.

(2) Kehamilan ini direncanakan atau tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

(3) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan laki – laki maupun perempuan sama

saja.

(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dan

mendukung kehamilan ini.

(5) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan hanya tinggal serumah dengan

suaminya.

(6) Pantangan makan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan.

(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan dalam keluarganya ada adat istiadat

dalam kehamilan seperti mitoni (7 bulanan).


58

(8) Penggunaan obat – obatan / rokok

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan

dan tidak mengkonsumsi jamu, alkohol ataupun rokok.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Status generalis

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV

TD : 110/80 mmHg

N : 86 x/menit

S : 36,7º C

R : 22 x/menit

d) TB : 156 cm

e) BB sebelum hamil : 52 kg

f) BB sekarang : 50 kg

g) LILA : 25 cm

2) Pemeriksaan Sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak

berketombe.

(2) Muka : Bersih, tidak ada cloasma

gravidarum dan oedema.


59

(3) Mata :

(a) Oedema : Tidak ada oedema

(b) Conjungtiva : Merah muda

(c) Sklera : Putih

(4) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada

benjolan.

(5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada

serumen.

(6) Mulut : Tidak stomatitis, lidah

kering, tidak tercium bau

aseton.

(7) Gigi : Tidak ada caries.

(8) Gusi : Tidak berdarah dan luka.

b) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

kelenjar gondok

(2) Tumor : Tidak ada pembesaran

(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak mengalami

pembesaran kelenjar limfe

c) Dada : Simetris, tidak ada


retraksi dinding dada, tidak ada wheezing.
60

(1) Mammae

(a) Membesar : Membesar dalam batas

normal.

(b) Tumor : Tidak ada benjolan

(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

(d) Areola : Hiperpygmentasi

(e) Puting susu : Menonjol

(f) Colostrum : Belum keluar

(2) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan

(b) Nyeri : Tidak ada nyeri

d) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak ada varices

(2) Oedema : Tidak ada oedema pada

kaki dan tangan

(3) Reflek patella kaki : Kanan dan kiri +/+

(4) Betis merah/lembek/keras : Betis lembek tidak keras

dan merah

(5) Kuku : Warna merah muda

e) Kulit : Turgor kulit kering


61

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

a) Abdomen

(1) Inspeksi

(a) Pembesaran perut : Belum ada pembesaran perut


(b) Bentuk perut : Normal

(c) Linea alba / nigra : Linea nigra

(d) Strie Albican / Livide : Tidak ada strie

albican/livide

(e) Kelainan : Tidak ada kelainan

(f) Pergerakan janin : Belum ada

(2) Palpasi

(a) Kontraksi : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan

(b) Leopold I : Belum teraba ballotement

(c) Leopold II : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan

(d) Leopold III : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan

(e) Leopold IV : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan

(f) TFU Mc Donald : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan
62

(g) TBJ : Belum bisa dilakukan

pemeriksaan

(3) Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : Belum bisa dilakukan

Frekuensi : Belum bisa dilakukan

Teratur / Tidak : Belum bisa dilakukan

b) Anogenital

(1) Vulva vagina

(a) Varices : Tidak dilakukan

(b) Luka : Tidak dilakukan

(c) Kemerahan : Tidak dilakukan

(d) Nyeri : Tidak dilakukan

(e) Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan

(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan

(2) Perineum

(a) Bekas luka : Tidak dilakukan

(b) Lain – lain : Tidak dilakukan


63

(3) Anus

(a) Haemoroid : Tidak dilakukan

(b) Lain – lain : Tidak dilakukan

4) Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

(1) Gol. Darah :O

(2) Hb : 11,4 gr%

b) Pemeriksaan penunjang lain

PP test (+) pada tanggal

12/11/22

2. Interpretasi Data

Tanggal 14 November 2022 pukul : 09. 00 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Ny. S G1 P0 A0 umur 22 tahun umur kehamilan 8+ 3 minggu, dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I .

Data Dasar :

1. Data Subyektif

a. Ibu mengatakan bernama Ny. S berumur 22 tahun.

b. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal

15September 2022.

c. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum

pernah keguguran.
64

d. Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu mengalami mual

muntah ± 6 – 8 kali sehari, tidak nafsu makan dan badan

terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.

2. Data Obyektif

a. Keadaan umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. HPL : 22 Juni 2023

d. Vital sign

1) Tekanan darah : 110/80 mmHg

2) Suhu : 36,7º C

3) Nadi : 86 x/menit

4) Respirasi : 22 x/menit

5) BB sebelum hamil : 52 cm

6) BB sekarang : 50 kg

e. Palpasi

Leopold I : Belum teraba ballotement

f. Inspeksi

Turgor kulit kering

B. Masalah

Ibu merasa tidak nyaman, cemas dan gelisah dengan kehamilannya

saat ini karena mual muntah yang mengganggu aktivitasnya.


65

C. Kebutuhan

1. Informasi tentang keadaan kehamilannya saat ini.

2. Informasi tentang penyebab mual dan muntah serta cara

mengatasinya.

3. Dukungan moril untuk ibu dari suami dan keluarga.

3. Diagnosa Potensial

Potensial Hiperemesis Gravidarum Grade II

4. Tindakan Segera

Anjurkan ibu bedrest total dan pemberian terapi bufantasid 3x1 sebelum makan,
vosea 3x1 setelah makan , hufabion 1x1 diminum saat malam hari , konsumsi
madu vitagerd 3x1 sebelum makan dan sebelum tidur malam.

5. Rencana Tindakan

Tanggal 14 November 2022 Pukul 09. 00 WIB

a. Beritahu ibu tentang kondisinya saat ini.


b. Kompres air hangat pada bagian perut yang merasakan mual .
c. Beri arahan tehnik pernafasan relaksasi
d. Beri penjelasan kepada ibu tentang mual dan muntah pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

e. Beri penjelasan pada ibu walaupun tidak ada nyeri epigastrum tetap

bisa melakukan pendirian diagnosa HEG

f. Anjurkan ibu untuk istirahat total dan mengurangi aktifitas.

g. Beritahu ibu tentang asupan makanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

h. Beritahu ibu tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

i. Anjurkan ibu untuk banyak minum.

j. Berikan terapi obat

k. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kujungan rumah 3 hari lagi.


66

6. Pelaksanaan

Tanggal 17 November 2022 Pukul 17.15 WIB

a. Pukul 17.15 WIB memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini dalam

kondisi mulai membaik.

b. Pukul 17.25 WIB memberikan penjelasan kepada ibu bahwa mual dan

muntah pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I

merupakan gejala yang fisiologis atau normal pada kehamilan muda

dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

c. Pukul 17.35 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

dengan tidur siang ± 2 – 3 jam serta tidur malam tidak terlalu larut ± 8

jam dan mengurangi aktifitas rumah tangga untuk sementara waktu

agar ibu bisa istirahat secara maksimal untuk megurangi efek mual

dan muntah.

d. Pukul 17.45 WIB memberitahu ibu tentang asupan makanan pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu dengan porsi

sedikit tapi sering dan makan – makanan ringan seperti biskuit,

sementara waktu menghindari makanan yang berminyak dan berbau

lemak (contoh : daging, keju, susu dan lain – lain) serta menyajikan

makanan dalam kondisi terlalu panas atau dingin agar tidak memicu

timbulnya mual dan muntah.

e. Pukul 18.05 WIB memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu jangan tiba – tiba

langsung berdiri pada saat baru bangun tidur pagi tetapi miring
67

kemudian duduk terlebih dahulu baru perlahan berdiri untuk

menghindari mual dan muntah.

f. Pukul 18.15 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum minimal

2 – 3 liter per hari atau 7 – 8 gelas per hari supaya ibu tidak megalami

dehidrasi.

g. Pukul 18.25 WIB memberikan terapi :

Hufabion 1x1

Bufantasid (200mg) 3x1 sehari

Vosea (10 mg) 3x1 sehari

Madu vitagerd 3x1 sebelum makan

DATA PERKEMBANGAN I

(Kunjungan Rumah)

Tanggal 17 September 2022 pukul 17.00 WIB

Subyektif

1. Ibu mengatakan mual dan muntah sudah mulai berkurang ± 1 – 2 kali

sehari.

2. Ibu mengatakan badannya sudah mulai membaik.

3. Ibu mengatakan nafsu makan sudah membaik ± 2 – 3 kali sehari dan

minum 5 – 6 gelas sehari.

4. Ibu mengatakan sedikit bisa istirahat dengan tenang karena mual dan

muntahnya sudah berkurang.

5. Ibu mengatakan tidak begitu cemas dengan kondisi kehamilannya saat

ini.

6. Ibu mengatakan selalu minum obat dan madu dengan teratur


68

Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Vital sign

Takanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 86 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 36,6º C

BB sekarang : 50 kg

Inspeksi : Turgor kulit sedikit kering.

Assesment

Ny. S umur 22 tahun, G1 P0 A0 hamil 8 minggu lebih 3 hari, dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

Planning

Tanggal 17 september 2022 pukul 17.20 WIB

1. Pukul 17.20 WIB memberitahu ibu keadaannya saat ini dalam kondisi

baik.

2. Pukul 17.25 WIB menanyakan mual dan muntah pada ibu.

3. Pukul 17.30 WIB menjelaskan kepada ibu tentang gizi seimbang ibu

hamil seperti nasi, sayur, lauk dan buah – buahan.

4. Pukul 17.35 WIB menganjurkan ibu untuk makan dengan gizi

seimbang dan makan selagi hangat atau dingin dengan porsi sedikit

tapi sering dan menghindari makanan yang berminyak serta berbau

lemak
69

(contoh daging, susu, gorengan) agar tidak memicu terjadinya mual

dan muntah.

5. Pukul 17.40 WIB menganjurkan ibu untuk banyak istirahat tidur siang

± 2 – 3 jam dan tidur malam ± 8 jam supaya bisa istirahat secara

maksimal.

6. Pukul 17.50 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum 7 – 8 gelas

sehari agar tidak terjadi dehidrasi.

7. Pukul 17.53 WIB memberikan ibu terapi obat

Hufabion 1x1

Bufantasid (200mg) 3x1 sehari

Vosea (10 mg) 3x1 sehari

Lanjut konsumsi madu vitagerd 3x1

8. Pukul 17.55 WIB memberitahu ibu untuk melakuan kunjungan setiap

bulan nya , jika kondisi tiba-tiba tidak membaik segera datang

kembali ke bidan .

Evaluasi

Tanggal 17 september 2022 pukul 17.55 WIB

1. Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini bahwa dalam kondisi

baik.

2. Mual dan muntah sudah berkurang ± 1 – 2 kali sehari

3. Ibu sudah mengetahui tentang gizi ibu hamil.

4. Ibu bersedia makan dengan gizi seimbang dan makan selagi

hangat atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering.


70

5. Ibu bersedia untuk istirahat dengan tidur siang ± 2 – 3 jam sehari

dan tidur malam ± 8 jam.

6. Ibu bersedia untuk banyak minum yaitu sehari minimal 7 – 8

gelas.

7. Ibu sudah diberikan terapi obat lagi.

8. Ibu merasa senang dengan kunjungan rumah yang telah dilakukan

untuk mengetahui tentang perkembangan kesehatannya.


71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan membahas

kesenjangan dan hambatan selama penulis melakukan asuhan kebidanan pada

ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. Kesenjangan

tersebut menyangkut antara teori dan praktek langsung dilapangan.

Pada pembahasan kasus ini akan menguraikan tentang proses asuhan

kebidanan ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di PMB

Nanik Asmawati, S.Tr.Keb.Bdn dengan menggunakan 7 langkah varney

mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Dalam penerapan manajemen

kebidanan maka disamping itu penulis juga menemukan sedikit kesenjangan.

1. Pengkajian

Pada pengkajian data ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I secara teori didapatkan tanda dan gejala yaitu muntah terus

menerus, turgor kulit turun, nafsu makan berkurang, berat badan turun,

mata cekung, lidah kering, nadi meningkat, tekanan darah turun, nyeri

didaerah epigastrum, tampak lemah dan lemas (Manuaba, 2008).

Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah

mual - muntah 8 - 10 x/hari (Sulistyawati, 2013).

Sedangkan pengkajian data pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I yang dialami Ny. S tanda gejalanya yaitu : sering

muntah dalam sehari ± 6 – 8 kali sehari, nafsu makan berkurang, badan

lemas, turgor kulit turun, lidah kering, dan berat badan turun.
72

Dari pengkajian ini menunjukkan bahwa dalam pengkajian data

ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan

dilahan praktek yaitu dalam teori ada perasaan nyeri di daerah

epigastrum, mata cekung, nadi meningkat, tekanan darah turun

sedangkan dalam kasus tidak terjadi nyeri di daerah epigastrum, mata

cekung, nadi meningkat, dan tekanan darah turun sehingga penulis dapat

melanjutkan asuhan kebidanan selanjutnya sesuai dengan kondisi klien.

2. Interpretasi data

Menurut teori Sulistyawati (2013) Diagnosa yang dapat

ditegakkan pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah ”Ny X

G...P...A...umur...hamil...minggu dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I dan masalah yang sering muncul pada kasus Hiperemesis

Gravidarum Grade 1 adalah gangguan rasa nyaman, cemas dan gelisah

menghadapi kehamilannya serta memberikan kebutuhan yaitu informasi

tentang keadaannya saat ini, memberikan konseling dan motivasi

dukungan pada ibu.

Sedangkan pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari

ibu, keluarga dan tenaga kesehatan maka di dapatkan diagnosa Ny. S

umur 22 tahun G1 P0 A0 hamil 8+3 minggu dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I. Masalah yang muncul dari diagnosa kebidanan

tersebut adalah klien merasa cemas dan gelisah dengan kehamilannya

saat ini karena mual muntah yang berlebihan, dan masalah tersebut dapat

teratasi dengan memberikan kebutuhan yaitu informasi tentang keadaan


73

kehamilannya saat ini, informasi tentang mual dan muntahnya, dan

dukungan moril pada ibu.

Dari langkah ini menunjukkan bahwa penulis tidak menemukan

adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

3. Diagnosa Potensial

Menurut teori Manuaba (2008), diagnosa potensial dari

Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elektrolit serta dapat mengarah ke Hiperemesis

Gravidarum Grade II.

Dalam kasus ini terdapat diagnosa potensial yaitu Hiperemesis

Gravidarum Grade II.

Dari diagnosa potensial yang didapatkan maka tidak terjadi

antara kesenjangan antara teori dan praktek

4. Antisipasi

Antisipasi atau tindakan segera pada ibu hamil Hiperemesis

Gravidarum Grade 1 yaitu dengan bedrest total serta pemberian obat

seperti vitamin B6, vitamin B12 , dan anti histamin (Manuaba, 2008).

Antisipasi atau tindakan segera pada teori dan kasus ini

disesuaikan dengan diagnosa potensial yang mungkin terjadi. Tindakan –

tindakan yang dilakukan pada kasus yaitu anjurkan ibu bedrest total dan

pemberian terapi hufabion, bufantasid, vosea dan madu vitagerd.


74

Antisipasi atau tindakan segera pada kondisi ini sudah dilakukan,

sehingga kondisi ibu baik tanpa ada komplikasi. Jadi ada kesenjangan

antara teori dan praktek dilapangan.

5. Rencana Asuhan

Menurut teori Manuaba (2008), yaitu : lakukan observasi

terhadap keadaan umum dan vital sign, anjurkan ibu untuk makan sedikit

tapi sering dan menghindari makanan berminyak dan berbau lemak serta

makan – makanan ringan seperti biskuit, anjurkan ibu untuk

meenyediakan makanan dan minuman dengan kondisi panas atau terlalu

dingin, anjurkan ibu untuk cukup minum dan bedrest total, serta

pemberian terapi sesuai kebutuhan (anti mual muntah, anti alergi,

vitamin B1 dan vitamin B12).

Sedangkan pada kasus Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I penulis dapat membuat perencanaan sebagai berikut : Lakukan

pemeriksaan kehamilan, beri dukungan moril, anjurkan makan selagi

panas atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari

makanan berminyak dan berbau lemak serta makan – makanan ringan

seperti biskuit, anjurkan untuk cukup minum dan istirahat dan pemberian

terapi seperti hufabion , bufantasid, vosea, dan madu vitagerd.

Rencana pada kasus ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I tidak mengalami hambatan – hambatan karena

adanya kerjasama antara ibu dengan bidan walaupun terdapat sedikit

kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.


75

6. Pelaksanaan

Pada langkah ini telah dilaksanakan implementasi asuhan

kebidanan secara efisien dan aman berdasarkan dari intervensi yang telah

direncanakan pada Hiperemesis Gravidarum Grade I diberikan obat –

obatan seperti sedativ ringan luminal 10 mg atau anti alergi dan diberikan

anti histamin, dramamin atau avomin, obat anti mual muntah diberikan

vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C (Norma dan Dwi,2013).

Sedangkan implementasi pada kasus diberikan vosea dan

bufantasid sebagai anti mual muntah, vitamin hufabion dan madu

vitagerd kesenjangan pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I Ny.

S yaitu tidak diberikan obat sedative ringan dan anti alergi. Akan tetapi

tidak terjadi diagnosa potensial berupa Hiperemesis Gravidarum Grade

II.

Dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan ditemukan adanya

kesenjangan antar teori dan praktek dilapangan yaitu dalam pemberian

terapi. Kesenjangan ini tidak menghambat untuk melaksanakan asuhan

berikutnya.

7. Evaluasi

Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade I menurut Norma dan Dwi (2013),

meliputi: keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis tekanan

darah dan nadi normal, berat badan ibu sudah stabil, ibu bersedia makan

dan minum sedikit tapi sering, ibu bersedia menghindari makanan yang
76

berbau minyak dan lemak, ibu bersedia bedrest total, mual muntah

berkurang tidak terjadi hiperemesis gravidarum grade II.

Kasus pada ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I telah dilakukan perawatan selama 3 hari dari tanggal 14

september 2022 sampai 17 september 2022 dengan dilakukan kunjungan

rumah sebanyak 3 kali kunjungan. Kunjungan pertama klien masih

merasa mual muntah ± 4 – 5 kali sehari, nafsu makan sedikit, kulit

kering, lidah kering, badan lemas dan klien merasa cemas. Kunjungan

kedua klien masih merasa mual muntah 1 - 2 kali sehari, nafsu makan

sudah ada, kulit dan lidah sedikit kering, badan masih sedikit lemas dan

ibu sudah tidak merasa cemas serta diagnosa potensial tidak muncul

setelah dilakukan asuhan kebidanan secara baik.

Dikarenakan penanganan yang tepat dan observasi yang baik dari

pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien maka dari

hasil evaluasi tidak ditemukan antara kesenjangan antara teori dan

praktek dilapangan.
BAB V

PENUTU

Pada bab ini penulis penulis dapat merumuskan kesimpulan dan

penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Ny. S G1 P0 A0 Umur 22 Tahun Hamil 8+3 Minggu Dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I di PMB Nanik Asmawati, S.Tr.Keb,Bdn serta memberikan

saran terhadap asuhan yang telah diberikan.

A. Kesimpulan

Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny. S dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I di PMB Nanik Asmawati, S.Tr.Keb,Bdn

ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penulis mendapatkan

a. Dalam kasus ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I diperoleh data subyektif : ibu mengatakan mual muntah 6 –

8 kali sehari, serta hari pertama menstruasi terakhir tanggal 15

september 2022, Sedangkan data obyektif meliputi : HPL :22 juni

2022, vital sign (Tekanan darah : 110/80 mmHg, Nadi : 86 x/menit,

Suhu : 36,7º C, Respirasi : 22 x/menit), Leopold I : Belum teraba

ballottement, BB sekarang 50 kg, turgor kulit kering dan lidah

kering.
84

b. Interpretasi data didapat ibu hamil Ny. S umur 22 tahun G1 P0 A0 8+ 3

minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan masalah

yang menyertai yaitu gangguan rasa nyaman dan cemas.

c. Diagnosa potensial didapat ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I yaitu potensial terjadi dehidrasi dan

Hiperemesis Gravidarum Grade II, tetapi karena penanganan yang

baik dan sudah tepat sehingga hal tersebut tidak muncul diagnosa

potensial.

d. Ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I antisipasi

yang diberikan yaitu menganjurkan ibu bedrest total dan pemberian

terapi meliputi : Hufabion 1x1, bufantasid 3x1, vosea 3x1, madu

vitagerd

e. Pada kasus ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum Grade

I dengan perencanaan sebagai berikut : lakukan pemeriksaan

kehamilan secara intensif, anjurkan ibu makan selagi hangat atau

dingin dengan porsi sedikit tapi sering serta anjurkan makan –

makanan ringan seperti biskuit dan menghindari makan – makanan

berminyak dan berbau lemak, anjurkan ibu setiap bangun tidur untuk

miring dahulu kemudian duduk baru berdiri, anjurkan ibu untuk

cukup minim dan istirahat, beri dukungan moril dn berikan terapi

vitamin Hufabion 1x1, bufantasid 3x1, vosea 3x1, madu vitagerd


85

f. Implementasi pada ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I dengan melakukan pemeriksaan kehamilan

secara intensif, menganjurkan ibu makan selagi panas atau dingin

dengan porsi sedikit tapi sering serta menganjurkan ibu makan –

makanan ringan seperti biskuit dan menghindari makan – makanan

berminyak dan berbau lemak, menganjurkan ibu setiap bangun tidur

miring terlebih dahulu kemudian duduk baru berdiri, menganjurkan

ibu untuk cukup minum dan istirahat, memberi dukungan moril dan

memberikan terapi Hufabion 1x1, bufantasid 3x1, vosea 3x1, madu

vitagerd

g. Dalam kasus ibu hamil Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I yang telah dilakukan perawatan selama 3 hari dari tanggal

14 september 2022 sampai 17 september 2022 dengan kunjungan rumah

sebanyak 1 kali didapat hasil keadaan umum ibu membaik, mual

muntah berhenti, turgor kulit baik dan lidah tidak kering, badan tidak

lemas, nafsu makan sudah membaik.

2. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan

yaitu:

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I dan membandingkan dengan teori,

maka penulis menemukan kesenjangan yaitu dalam pengkajian tanda dan

gejala bahwa ibu tidak terjadi mata cekung, nadi meningkat, tekanan
86

darah turun, serta nyeri didaerah epigastrum dan dalam pemberian terapi

tidak menggunakan anti histamin dan dramamin.

3. Penulis memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan

praktek yaitu :

Dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien bisa

sembuh tanpa ada komplikasi meskipun terdapat sedikit kesenjangan.

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut diatas, penulis ingin memberikan sedikit saran

supaya peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I menjadi lebih baik, diantaranya

sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis

tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I dan dapat menerapkan teori dan

praktek kebidanan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

2. Bagi profesi / Bidan

Diharapkan lebih meningkatkan standart pelayanan kebidanan yang

sesuai dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7

langkah varney sehingga pelayanan yang efektif dan efisien dapat

tercapai pada klien.


3. Bagi Institusi

a. PMB Nanik Asmawati, S.Tr.Keb,Bdn


Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya

untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I.

b. Universitas Ngudi Waluyo

Dapat menambah referensi dan sumber bacaan diperpustakaan,

untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.

Depkes RI. 2021. Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2021.

Dewi, V. N, Sunarsih. T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika.

Fauziyah, Y. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hidayat dan Sujiantini. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Salemba
Medika.

Hidayat. A, Wildan. M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika.

Intan, W. 2009. Asuhan Kebidan Ibu Hamil Patoogis Trimester I dengan


Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Widarsih Sragen. Karya Tulis
Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.

Jannah, N. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.

Mandriwati, G. A. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.

Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Arcan.

, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri


Ginekologi Sosial ntuk Profesi Bidan. Jakarta : Arcan.

, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta :


Arcan.
Mia, N. E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologis Trimester I dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Marfuah. Karya Ilmiah. Tidak
Dipublikasikan.

Norma, Dwi. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

Pantikawati, I. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Pres.

Rukiyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta : Trans Info


Media.

Saifuddin, 2006. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simatupang, J. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sofyan, M. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia : Bidan Menyongsong Masa


Depan. Jakarta : PP IBI.

Sulistyawati. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba


Medika.

Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Wahyuningtyas, N. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis Trimester I


dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Kurnia Sidoharjo
Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai