Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai pertus lamanya 280 hari (40

minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (prawirohardjo, 2010)

b. Tanda-tanda kehamilan

1) Tanda pasti kehamilan

a) Terlihat adanya gambar janin melalui USG (ultrasonografi)

b) Denyut jantung janin (DJJ), terdengar dengan stetoskop leanec

pada usia kehamilan 17-18 minggu dan terdengar pada usia 12

minggu kehammilan dengan menggunakan stetoskop ultrasonic.

c) Terasa gerakan janin dalam rahim (Rukiah, 2009).

2) Tanda tidak pasti kehamilan (presumtif)

a) Amenorhea (terlambat datang menstruasi)

b) Mual dan muntah yang sering terjadi di pagi hari (morning

sickness)

c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang

disebabkan payudara membesar.

d) Quickening, yaitu persepsi adanya gerakan janin pertama biasanya

dirasakan oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

7
8

e) Sering buang air kecil (miksi)

f) Konstipasi

g) Perubahan berat badan

h) Perubahan warna kulit

i) Perubahan payudara

j) Mengidam

k) Pingsan

l) Mudah lelah

m)Varises

n) Epulis, berupa pembengkakan pada gusi (Romauli, 2011).

3) Tanda mungkin kehamilan

a) Perubahan pada uterus, terjadi perubahan pada ukuran, bentuk dan

konsistensi

b) Tanda piskacek’s. Uterus membesar secara simetris menjauhi garis

tengah tubuh, hingga menonjol jelas kearah pembesaran tertentu.

c) Suhu basal, suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus

antara 37,20 sampai 37,80, ini adalah salah satu tanda akan adanya

kehamilan.

d) Perubahan-perubahan pada serviks : hegar (pelunakan pada

segmen bawah rahim, sehingga uterus mempunyai kesan lebih tipis

dan mudah didefleksikan), goodell’s (Serviks menjadi lebih lunak,

hal ini diketahui melalui pemeriksaan bimanual), chadwick

(perubahan warna vagina dan vulva tampak lebih merah, agak


9

kebiru-biruan), Mc Donald (Fundus uteri dan serviks bisa dengan

mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau

tidaknya jaringan itsmus)

e) Pembesaran abdomen

f) Kontraksi uterus

g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan yang menunjukkan hasil

positif (Romauli, 2011).

c. Perubahan anatomik dan fisiologik ibu hamil

Menurut Sarwono (2010) membahas tentang perubahan anatomi dan

fisiologi pada perempuan hamil, yaitu :

1) Uterus terjadi pembesaran

2) Serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan setelah satu bulan

konsepsi.

3) Ovarium, masih terdapat satu karpus luteum diovarium yang bertahan

maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan

sebagai penghasil progesteron.

4) Vagina dan perineum yang dipengaruhi oleh hormon estrogen

mengelami peningkatan vaskularis dan hiperemia, sehingga vagina

terlihat berwarna keunguan tang dikenal dengan tanda chadwick.

5) Kulit terjadinya pigmentasi.

6) Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen, dan progestron.

7) Perubahan metabolik
10

8) Sistem Kardiovaskular

9) Sistem respirasi

10) Traktus digestivus, Lambung dan usus akan tergeser seiring dengan

membesarnya uterus.

11) Traktus urinarius

12) Sistem endokrin

13) Sistem muskuloskeletal

2. Kehamilan Resiko Tinggi

a. Definisi

Resiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik terjadinya suatu

keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak diinginkan pada masa

mendatang yaitu prakiraan atau prediksi akan terjadinya komplikasi

dalam persalinan dengan dampak kematian atau kesakitan pada ibu atau

bayi (Sarwono dalam Pratiwi, 2013). Kehamilan risiko tinggi adalah

keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada

kehamilan yang dihadapi (Manuaba dalam Pratiwi, 2013).

b. Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi

Menurut (Nurcahyo dalam Pratiwi, 2013), kehamilan beresikoadalah

setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan

kematian maternal. Kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi

tiga yaitu:

1) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal


11

2) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat

menimbulkan kematian ibu antara lain:

a) TB < 145 cm

b) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah

c) Tingkat sosial ekonomi rendah

d) Hb rendah , 8 gr %

e) Hipertensi (tekanan darah 130/90 mmHg)

f) Jarak antara kehamilan atau kelahiran < 2 tahun

g) Partus lebih dari 5 kali

h) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

tahun

3) Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan:

a) Keguguran

b) Kematian ibu dan janin

c) Persalinan prematur

d) Kelahiran dengan berat badan rendah

e) Penyakit janin atau bayi neonatus

c. Faktor Kehamilan dengan Resiko Tinggi

Menurut Hutabara dalam Pratiwi (2013), yang dimaksud dengan

kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai

berikut:

1) Komplikasi obstetri

a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun


12

b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan grande

multipara

c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus premature 2

kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan

pasca persalinan dengan tindakan operasi.

2) Komplikasi medis

Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantung,

hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas, hamil dengan

penyakit hati, hamil disertai penyakit paru, hamil disertai dengan

penyakit lainnya.

d. Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi

Tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan beresiko

tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau resiko selama hamil dapat

membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi. Menurut

Nugroho dalam Pratiwi (2013), ada beberapa komplikasi kehamilan

beresiko tinggi, diantaranya:

1) Anemia

2) Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

3) Prematur

4) Diabetes Gestasional

5) Tekanan darah tinggi

6) Plasenta previa

7) Penyakit rhesus
13

8) Kehamilan post-term

9) Kehamilan ganda

10) Kehamilan ektopik

11) Keguguran

12) Perdarahan pasca melahirkan

e. Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi

Menurut Nurcahyo dalam pratiwi (2013), bahaya yang dapat

ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi adalah:

1) Bayi lahir belum cukup bulan

2) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

3) Keguguran

4) Persalinan tidak lancar atau macet

5) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan

6) Ibu hamil atau bersalin meninggal dunia

7) Keracunan kehamilan atau kejang-kejang

f. Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi atau

komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang

menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai

kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan

langkah-langkah dan persipan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam

rahim dan ibunya merupakan salah satu yang saling mengerti.


14

Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil,

oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1

kali pada trimester I, 1 kali trimester II dan 2 kali pada trimester III

(Manuaba dalam pratiwi, 2013).

Melakukan pengawasan antenatal bertujuan untuk dapat menegakkan

secara dini dan dapat menjawab pertanyaan:

1) Apakah kehamilan berjalan dengan baik

2) Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin

3) Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin

4) Apakah terjadi penyulit pada kehamilan

5) Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin

6) Bila diperlukan terminasi kehamilan (apakah terminasi dilakukan

untuk menyelamatkan ibu, apakah janin dapat hidup diluar

kandungan, bagaimana teknik terminasi kehamilan sehingga tidak

menambah penyulit ibu atau janin)

7) Bagaimana kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan

memperhitungkan tempat pertolongan itu dilakukan, persiapan alat

yang dilakukan untuk tindakan, kemampuan diri sendiri untuk

melakukan tindakan.

8) Menetapkan sikap yang akan diambil menghadapi kehamilan dengan

kehamilan dengan resiko rendah dapat ditolong setempat, kehamilan

dengan resiko meragukan perlu pengawasan yang intensif, kehamilan

dengan resiko tinggi perlu dilakukan rujukan.


15

Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini

kehamilan resiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat melakukan

pengawasan yang lebih intensif, memberikan pengobatan sehingga

resikonya dapat dikendalikan, melakukan rujukan untuk mendapatkan

tindakan yang adekuat, segera lakukan terminasi kehamilan (Manuaba

dalam Pratiwi, 2013)

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan (Manajemen Varney)

Tujuh langkah manajemen asuhan kebidanan menurut Varney (2007), antara

lain:

1. Pengumpulan Data Dasar

Data yang harus di kaji adalah data subyektif dan obyektif

a. Data subyektif : yang dikumpulkan pada anamnesa antara lain :

1) Biodata pasien / klien

a) Nama: Nama jelas dan lengkap perlu di kaji agar tidak salah

dalam memberikan penanganan

b) Umur: Dicatat dalam tahun untuk mengetahui apakah pasien

dalam masa reproduksi apa tidak

c) Agama: Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan  pasien dalam berdoa

d) Pendidikan: Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya sehingga bidan

dapat memberikan konseling sesuai dengan  pendidikkannya


16

e) Suku / bangsa: Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari - hari

f) Pekerjaan: Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social

ekonominya karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien

tersebut

g) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah

bila di perlukan

2) Keluhan Utama

Keluhan yang paling dominan dirasakan oleh Ibu pada kehamilan

trimester III ini biasanya adalah Ibu mengeluh sering kencing, nyeri

punggung, kram pada kaki, pusing, cemas menghadapi persalinan

atau hanya ingin memeriksakan kehamilannya.

3) Riwayat Menstruasi

a) Menarche: Untuk mengetahui saat usia berapa mendapat haid

b) Siklus: Merupakan jarak haid, dikaji apakah pola haid ada

masalah sehingga dapat mempengaruhi sistim reproduksi

c) Lama: Berapa hari biasanya haid.

d) Jumlah: Berapa kali ganti pembalut, adakah  perdarahan yang

berlebihan.

e) Keluhan: Adakah keluhan yang dirasakan selama menstruasi

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu berapa kali ibu

hamil, apakah ada komplikasi dalam kehamilan, persalinan atau

nifas, jenis persalinan, penolong  persalinan dan keadaan anak.


17

5) Riwayat Kesehatan.

a) Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan apa yang dirasakan oleh

ibu sehingga ia datang ke tenaga kesehatan

b) Riwayat Kesehatan yang dahulu Data ini diperlukan untuk

mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit akut atau

kronik, seperti jantung, Diabetes Melitus, asma, hipertensi,

Tuberculosis, HIV, Hepatitis yang dapat berpengaruh pada

kehamilan

c) Riwayat Kesehatan Keluarga. Data ini diperlukan untuk

mengetahui kemungkinan adanya  penyakit menular/ menurun

dalam keluarga pasien yang dapat mempengaruhi kehamilan

6) Riwayat Perkawinan

a) Status Perkawinan  : Untuk mengetahui apakah perkawinan ibu

sah atau tidak 

b) Perkawinan ke: Dikaji untuk mengetahui apakah pasien sudah

menikah apa belum dan berapa kali menikah

c) Umur menikah: Apakah ibu dalam usia produktif saat menikah

d) Lama: Sudah berapa lama ibu menikah

7) Riwayat KB

Adalah apakah pasien pernah ikut KB, dengan jenis komplikasi

sudah lama, ada keluhan apa, alas an lepas KB.

8) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


18

a) Nutrisi: Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang lebih  banyak

daripada Ibu yang tidak hamil, sehingga ibu harus menambah

porsi makanannya lebih banyak yang mengandung menu

seimbang

b) Eliminasi: Pada kehamilan TM III biasanya Ibu akan mengeluh

sering kencing sehingga perlu dikaji untuk menentukan jika ada

masakah

c) Aktivitas: Aktifitas Ibu yang mempengarui selama kehamilan

d) Personal hygiene: Kebersihan ibu selama hami 

e) Pola istirahat: Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup

9) Data Psikologis-sosial-spiritual

a) Perasaan ibu terhadap kondisi penyakitnya Bagaiman respon ibu

terhadap penyakitnya saat ini

b) Riwayat sosial hubungan ibu dan keluarga serta tetangga

c) Riwayat spiritual berhubungan dengan keyakinan dan ibadah

yang dijalani Ibu

d) Pengambilan keputusan dalam keluarga, siapa pengambil

keputusan jika terjadi kegawatdaruratan yang membutuhkan

penanganan segera.

10) Pengetahuan ibu

a) Pengetahuan ibu tentang gangguan atau penyakit yang diderita

saat ini Sejauh mana ibu mengerti tentang gangguan atau

penyakitnya saat ini, membahayakan ibu atau tidak


19

b) Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi sejauh mana ibu

mengerti tentang kesehatan reproduksI  

b. Data Obyektif: Data yang didapat oleh tenaga kesehatan dari hasil

pemeriksaan.

1) Pemeriksaan Umum

a) Nilai Keadaan Umum dan Kesadaran Ibu Untuk mengetahui

keadaan umum pasien dalam keadaan  baik/ tidak dan kesadaran

ibu apakah Compos Mentis/ Apatis/ Sopor/ Coporo Comatus/

Coma.

b) Tanda Vital Tekanan darah : Normalnya 120/80 mmHg Suhu :

Normalnya 36-37,5°C  Nadi : 60-100 x/menit RR : 16-24

x/menit

c) Pemeriksaan Antoprometri Tinggi Badan : Untuk mendeteksi

indeks masa tubuh BB : Untuk mengkaji status gizi Ibu

2) Pemeriksaan Status Present

a) Kepala :Bentuk kepala normalnya adalah mesosepal

Rambut :Warna, kebersihan dan mudah rontok atau tidak 

Mata :Untuk Ibu yang normal konjunctiva akan  berwarna

merah muda karena tidak terjadi anemia

Hidung :Kesimetrisan, kebersihan, kelainan bentuk, ada

polip atau tidak.

Telinga :Kesimetrisan, kebersihan, lubang dan  pendengaran


20

Mulut :Kebersihan dan stomatitis dan ada caries gigi/

tidak 

b) Leher  : Ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe/ tidak 

c) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Cor/ pulmo : Irama denyut jantung teratur 

Mammae : Ada nyeri tekan/ tidak, bentuk dan ada massa atau

tidak 

d) Perut : Pada perut normal tidak ada nyeri tekan  pada lien,

gaster, ginjal kanan, adneksa kanan, kandung kemih, adneksa

kiri, ginjal kiri, pembesaran hepar.

e) Genetalia luar : Kebersihan, ada kelainan/ tidak, ada hemoroid/

tidak.

f) Ekstremitas

Atas: Kesimetrisan, ada oedema/ tidak 

Bawah : Kesimetrisan, ada oedema/ tidak

3) Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium (catatan terbaru dan sebelumnya, diagnosis lain adalah

dengan Radiologi).

2. Interpretasi Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diinterpretasikan untuk

menegakkan diagnosis, mengidentifikasi masalah/ kebutuhan klien:

Ny....P....A…umur.....tahun dengan.... Data dasar meliputi :


21

a. Data subyektif : pernyataan tentang keterangan alasan datang/ keluhan

utama serta umur.

b. Data obyektif : pemeriksaan yang di lakukan bidan salah satunya adalah

observasi gangguan reproduksi seperti adanya perdarahan Masalah yaitu

permasalahan yang mencul berdasarkan pernyatan pasien.

3. Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi diagnosa atau masalah  potensial.

Diagnosa atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan diagnose atau

masalah yang sudah teridentifikasi. Dengan perkataan identik dengan

komplikasi dan tak dapat dipungkiri bahwa senormal apapun setiap

diagnosis atau masalah yang telah di tegakkan mempunyai kecenderungan

muncul diagnose atau masalah baru (diagnosa kebidanan yang telah

ditegakkan tidak menutupi kemungkinan atau terjadinya komplikasi).

4. Tindakan Segera Berdasarkan Kebutuhan Klien

Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

5. Perencanaan

Langkah ini di lakukan oleh hasil pengkajian data pada langkah

sebelumnya. Rencana asuhan yang umum yang menyeluruh dan harus

diberikan pada ibu hamil antara lain sebagai berikut :

a. Jelaskan kondisi kehamilan dan rencana asuhan yang akan di laksanakan

b. Diskusikan jadwal pemeriksaan dan hasil yang di harapkan


22

c. Jelaskan kepada ibu bila di perlukan pemeriksaan khusus atau konsultasi

ke tenaga kesehatan lain, bila perlu dapat di lakukan rujukan ke tenaga

ahli atau fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap

d. Beritahu beberapa hal atau gejala klinis penting dalam kehamilan yang

menyebabkan ibu harus segera melakukan kunjungan ulang

e. Beri tahu ibu tentang fasilitas kesehatan dan system yang ada untuk

melakukan rujukan

f. Pastikan ibu mengerti informasi dan hasil pemeriksaan serta

penatalaksanaannya

6. Pelaksanaan

Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan

secara aman dan efektif, pelaksanaan asuhan ini sebagian di lakukan oleh

bidan, sebagian oleh klien atau oleh petugas kesehatan lainnya.

7. Evaluasi

Pada langkah ini evaluasi keefektifan asuhan yang telah di berikan apakah

telah memenuhi kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnose atau

masalah

C. Aspek Hukum

Undang-Undang kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan

Penyelenggaran Praktik Bidan pada BAB III penyelenggaraan praktik,.


23

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan

yang meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 10

Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa

menyusui dan masa antara dua kehamilan

1. Ruang lingkup:

a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2. Kewenangan bidan:

a. Episiotomi

b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas


24

f. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air

susu ibu (ASI) eksklusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

h. Penyuluhan dan konseling

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian

k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin

Anda mungkin juga menyukai