ABORTUS INKOMPLIT
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. A.A.Ayu Yolanda Oktaviani (2014201002)
2. Made Dwi Prasanty (2014201031)
3. Ni Kadek Ari Sri Damayanti (2014201035)
4. Ni Made Evi Yudani (2014201047)
5. I Wayan Dedy Samprajaya (2014201019)
6. Gek Ayu Klodiya Lestari (2014201011)
7. Ni Kadek Dewi Kusuma Wati (2014201036)
8. Ayu Diah Pradnya Dewi (2014201004)
9. Ayu Diah Utami Dewi (2014201005)
10. Ni Putu Dian Nandita Putri (2014201057)
11. Ni Kadek Sintia Ayu Astuti (2014201041)
2. Tanggal pada hari pertama periode menstruasi terakhir atau hari pertama haid
terakhir (HPHT) digunakan sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan
dan perkiraan taksiran persalinan (TP). TP dapat ditentukan secara matematis
dengan menggunakan aturan Naegele. Tanggal pada hari pertama periode
menstruasi terakhir atau hari pertama haid terakhir (HPHT) digunakan sebagai
dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan taksiran persalinan (TP).
Taksiran persalinan dapat dihitung secara matematis dengan rumus Naegele.
Jadi, bisa juga dikatakan bahwa usia kehamilan normal adalah 280 hari sejak
HPHT. Jadi, rumus taksiran persalinan menjadi : HPHT + 9 bulan – 7 hari + 14
hari = HPHT + 9 bulan + 7 hari
3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri dan masih ada yang tertinggal dengan usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Pengertian
Abortus atau miscarriage adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di
luar kandungan dengan berat badan sekitar 500 gram atau kurang dari 1000 gram, terhentinya
proses kehamilan sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah komplikasi
umum kehamilan dan salah satu penyebab kematian ibu dan janin (Tuzzahro, 2021). Abortus
adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir). (Desmansyah, 2021 ). Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan
sebelum janin dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau berat
janin belum mencapai 500 gram (Arofah & Rapida, 2021)
Abortus inkomplit (Abortus Bersisa) Sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka
dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Untuk
memastikannya, harus dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, karena biasanya butuh tindakan lebih lanjut seperti kuret atau pemberian obat.
Etiologi
A. Umur
Umur ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berada dibawah 20 tahun karena
alat reproduksi wanita belum matang dan beresiko pula apabila umur di atas 35 tahun
karena fungsi organ reproduksi sudah mulai menurun.
B. Paritas
Semakin tinggi paritasnya maka semakin pendek jarak kelahiran. Paritas yang lebih
tinggi, besar kemungkinan bayinya akan lahir sebelum waktunya (prematur) dengan
berat badan rendah, abortus dan kemungkinan akan meninggal sebelum berusia 1
tahun.
C. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak,
sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi
tentang kehamilan dan kejadian abortus yang dapat terjadi.
D. Status Gizi
Ibu dengan status gizi baik tidak akan mengalami kejadian abortus dikarenakan gizi
yang diperoleh janin melalui ibu telah menunjang untuk kesejahteraan janin dan status
gizi hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan karena berpengaruh terhadap
status kesehatan ibu selama hamil serta pertumbuhan dan perkembangan janin.
E. Penyakit Ibu Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta.
1) Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria dan sifilis.
2) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan gangguan peredaran O2 menuju
sirkulasi retroplasenter.
3) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
penyakit diabetes melitus kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan
tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadan abnormal dalam bentuk
mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retroplesia uteri, servik inkompeten,
bekas operasi pada serviks (kolisasi, amputasi, serviks), robekan serviks
postpartum
F. Riwayat Abortus
Setelah 1 kali abortus spontan memiliki 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila pernah 2 kali resikonya meningkat 25%. Beberapa studi mengatakan
bahwa resiko abortus setelah 3 abortus berurutan adalah 30-45% (Khasanah & Nur,
2020).
Manifestasi Klinis
1) Perdarahan
2) Perut mulas
3) Nyeri
4) Lemas
5) Pusing
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil
konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
secara mendalam. Sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales sudah
menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, dimana janin mengering dan cairan amnion
menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan pada tindak lanjut menjadi sangat tipis seperti
kertas. Pada kemungkinan yang lain pada janin mati tidak lekas dikeluarkan akan terjadi kulit
terlepas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh tubuh
janin berwarna kemerah-merahan.
Komplikasi
Abortus dapat mengakibatkan komplikasi yang serius seperti perdarahan, infeksi, syok dan
ketidakberdayaan.
A. Perdarahan Pada abortus komplit perdarahan akan terjadi banyak dan akan
mengakibatkan kematian. Sedangkan pada abortus inkomplit, perdarahan akan terjadi
secara terus menerus sehingga dapat menyebabkan gangguan koagulasi (Disminated
Intravascular Coagulation) yang pada akhirnya akan menyebabkan anemia dan
kematian.
a. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika terjadi perdarahan, yaitu ;
b. Perhatikan banyaknya perdarahan, warna, intensitas, segar dengan atau tanpa
bekuan
c. Darah membasahi pakaian, kain atau selimut
d. Pucat (kongjuntiva, palpebral, tangan dan bibir)
e. Pusing, kesadaran menurun
B. Infeksi Dampak pada perdarahan yang banyak dapat mengakibatkan volume darah
berkurang, pasien menjadi anemia dan daya tahan tubuh menurun mengakibatkan
kuman mudah masuk dan berkembang. Beberapa tanda jika terjadi infeksi, yaitu :
a. Demam tinggi (>38oC) menggigil, berkeringat
b. Secret vagina bau dan nyeri goyang serviks
c. Kaku dan tegang pada dinding perut bawah
d. Cairan mukopurulen melalui ostium serviks
C. Perforasi akibat kuretase Dampak dari kuretase akan menyebabkan perforasi pada
dinding uterus yang mengakibatkan gangguan pada kehamilan berkurang.
D. Syok Terjadi akibat hemoragik, syok hipovolemik dan infeksi berat
a. Nadi cepat lelah
b. Turunnya tekanan darah (sistolik 30x/menit)
E. Ketidakberdayaan Perasaan sedih akibat kehilangan calon bayi menyebabkan pasien
merasa tidak berdaya terutama kondisi ini akan sangat berat bila kondisi pasien untuk
melahirkan sangat terbatas misalnya pasien terlambat menikah atau sulit mempunyai
anak. (Pratiwi, 2017)
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2023 pada Ibu X G2P1A0 Usia kehamilan 12
minggu, umur 30 tahun dengan diagnose medis Abortus Inkomplit.
Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
- Menarche : Umur 13 tahun Siklus : () teratur ( ) tidak
- Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
- Keluhan :-
- HPHT : 17 Maret 2022
- TP : 24 Desember 2022
b. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali Lama : 3 tahun
c. Riwayat Kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan KB
Riwayat Kehamilan
Umur
Peny Peno- Pe- Laser Perdara
No Thn Keha Jenis Infeksi JK BB PJ
ulit long nyulit asi han
milan
Keluhan Utama
Pasien datang ke UGD diantar keluarganya pada pukul 16.00 Wita dengan keluhan nyeri
perut dibagian bawah dan keluar flek darah sejak semalam pukul 21.30 Wita dan sore tadi
pada pukul 14.00 Wita keluar gumpalah darah berwarna merah kehitaman dan keluar darah
banyak dari kemaluan dan berwarna merah segar. Pasien tampak meringis menahan nyeri,
gelisah, lemah dan pucat.
Terapi
Infus RL 20 tpm , Ketorolac 3 x500 mg, Metil ergometrin 3x0,1 mg, Cefadroxil 3x500 mg
Pola Kebiasaan
Pasien mengatakan keluar darah banyak dari vagina ganti pembalut hingga 4-5kali dan keluar
gumpalan darah. Selain itu pasien mengatakan pusing, lemas, merasakan nyeri perut bawah
dengan skala nyeri 6, nyeri muncul hilang timbul.
Kepala
Mata : konjuctiva pucat, pupil isokor, refklek cahaya ada, tidak ada nyeri tekan sekitar mata
Abdomen: terdapat striae, auskultasi bising usus 15 x/ menit, tidak terdapat nyeri tekan dan
kontraksi lemah, TFU tidak teraba,DJJ tidak terdengar
Kulit: turgor kulit lembab, akral dingin, turgor kulit menurun , berkeringat dingin
Tanda-tanda vital
RR: 20x/menit
Nadi: 90x/menit
Suhu: 37.00C
Diskusikan
1. WOC
2. Buat analisa data
3. Buat diagnose Keperawatan
4. Susun Intervensi sesuai diagnose yang muncul
WOC ABORTUS INKOMPLIT
Ansietas
Luka yang
terbuka lama
Cefadroxil Nyeri akut
Syok hipovolemia
Risiko perdarahan
Analisa Data
3. DS : Resiko Komplikasi
Pasien mengeluh keluar darah Perdarahan Kehamilan
banyak dari kemaluan
Pasien mengganti pembalut 4-5
kali sehari
DO :
Muncul gumpalan darah
berwarna merah kehitamanan
dan keluar darah berwarna
merah segar
Di diagnosa medis terjadi
abortus inkomplit
Diberi terapi obat Metil
ergometrin 3x0,1 mg
4. DS : Ansietas Krisis Situasional
Pasien mengatakan pusing
DO :
Pasien tampak gelisah
Diagnosa Keperawatan
Dokumentasi Tutorial