Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELAS TUTORIAL PADA MATA AJAR MATERNITAS

ABORTUS INKOMPLIT

Dosen : Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 5
1. A.A.Ayu Yolanda Oktaviani (2014201002)
2. Made Dwi Prasanty (2014201031)
3. Ni Kadek Ari Sri Damayanti (2014201035)
4. Ni Made Evi Yudani (2014201047)
5. I Wayan Dedy Samprajaya (2014201019)
6. Gek Ayu Klodiya Lestari (2014201011)
7. Ni Kadek Dewi Kusuma Wati (2014201036)
8. Ayu Diah Pradnya Dewi (2014201004)
9. Ayu Diah Utami Dewi (2014201005)
10. Ni Putu Dian Nandita Putri (2014201057)
11. Ni Kadek Sintia Ayu Astuti (2014201041)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023
Tujuan Kelas Tutorial :
Untuk mengetahui, memecahkan kasus , dan melengkapi tugas kelompok kami sebagai
mahasiswa tentang kasus abortus inkomplit yang sudah diberikan melalui metode kelas
tutorial

Pembahasan Dalam Kelas Tutorial :


1. Obat untuk apa itu Cefradoxil?
2. Apa itu HPHT dan TP?
3. Apa itu Abortus Inkomplit?

Hasil Diskusi Dalam Kelas Tutorial :


1. Cefadroxil merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk membantu
mengobati berbagai macam infeksi karena obat ini termasuk obat dalam
spektrum luas , jenis obat ini sangat efektif dipakai untuk infeksi bakteri Gram-
positif dan Gram-negatif. Obat ini digunakan untuk mengobati sendi karena
sprektum obat ini yang luas. Obat antibiotik ini ampuh membunuh berbagai
macam bakteri yang menyebabkan infeksi yang rentan terjadi di dalam tubuh.

2. Tanggal pada hari pertama periode menstruasi terakhir atau hari pertama haid
terakhir (HPHT) digunakan sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan
dan perkiraan taksiran persalinan (TP). TP dapat ditentukan secara matematis
dengan menggunakan aturan Naegele. Tanggal pada hari pertama periode
menstruasi terakhir atau hari pertama haid terakhir (HPHT) digunakan sebagai
dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan taksiran persalinan (TP).
Taksiran persalinan dapat dihitung secara matematis dengan rumus Naegele.
Jadi, bisa juga dikatakan bahwa usia kehamilan normal adalah 280 hari sejak
HPHT. Jadi, rumus taksiran persalinan menjadi : HPHT + 9 bulan – 7 hari + 14
hari = HPHT + 9 bulan + 7 hari

3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri dan masih ada yang tertinggal dengan usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Pengertian
Abortus atau miscarriage adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di
luar kandungan dengan berat badan sekitar 500 gram atau kurang dari 1000 gram, terhentinya
proses kehamilan sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah komplikasi
umum kehamilan dan salah satu penyebab kematian ibu dan janin (Tuzzahro, 2021). Abortus
adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir). (Desmansyah, 2021 ). Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan
sebelum janin dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau berat
janin belum mencapai 500 gram (Arofah & Rapida, 2021)
Abortus inkomplit (Abortus Bersisa) Sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka
dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Untuk
memastikannya, harus dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, karena biasanya butuh tindakan lebih lanjut seperti kuret atau pemberian obat.
Etiologi
A. Umur
Umur ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berada dibawah 20 tahun karena
alat reproduksi wanita belum matang dan beresiko pula apabila umur di atas 35 tahun
karena fungsi organ reproduksi sudah mulai menurun.
B. Paritas
Semakin tinggi paritasnya maka semakin pendek jarak kelahiran. Paritas yang lebih
tinggi, besar kemungkinan bayinya akan lahir sebelum waktunya (prematur) dengan
berat badan rendah, abortus dan kemungkinan akan meninggal sebelum berusia 1
tahun.
C. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak,
sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi
tentang kehamilan dan kejadian abortus yang dapat terjadi.
D. Status Gizi
Ibu dengan status gizi baik tidak akan mengalami kejadian abortus dikarenakan gizi
yang diperoleh janin melalui ibu telah menunjang untuk kesejahteraan janin dan status
gizi hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan karena berpengaruh terhadap
status kesehatan ibu selama hamil serta pertumbuhan dan perkembangan janin.
E. Penyakit Ibu Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta.
1) Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria dan sifilis.
2) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan gangguan peredaran O2 menuju
sirkulasi retroplasenter.
3) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
penyakit diabetes melitus kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan
tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadan abnormal dalam bentuk
mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retroplesia uteri, servik inkompeten,
bekas operasi pada serviks (kolisasi, amputasi, serviks), robekan serviks
postpartum
F. Riwayat Abortus
Setelah 1 kali abortus spontan memiliki 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila pernah 2 kali resikonya meningkat 25%. Beberapa studi mengatakan
bahwa resiko abortus setelah 3 abortus berurutan adalah 30-45% (Khasanah & Nur,
2020).
Manifestasi Klinis
1) Perdarahan
2) Perut mulas
3) Nyeri
4) Lemas
5) Pusing
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil
konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
secara mendalam. Sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales sudah
menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, dimana janin mengering dan cairan amnion
menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan pada tindak lanjut menjadi sangat tipis seperti
kertas. Pada kemungkinan yang lain pada janin mati tidak lekas dikeluarkan akan terjadi kulit
terlepas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh tubuh
janin berwarna kemerah-merahan.
Komplikasi
Abortus dapat mengakibatkan komplikasi yang serius seperti perdarahan, infeksi, syok dan
ketidakberdayaan.
A. Perdarahan Pada abortus komplit perdarahan akan terjadi banyak dan akan
mengakibatkan kematian. Sedangkan pada abortus inkomplit, perdarahan akan terjadi
secara terus menerus sehingga dapat menyebabkan gangguan koagulasi (Disminated
Intravascular Coagulation) yang pada akhirnya akan menyebabkan anemia dan
kematian.
a. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika terjadi perdarahan, yaitu ;
b. Perhatikan banyaknya perdarahan, warna, intensitas, segar dengan atau tanpa
bekuan
c. Darah membasahi pakaian, kain atau selimut
d. Pucat (kongjuntiva, palpebral, tangan dan bibir)
e. Pusing, kesadaran menurun
B. Infeksi Dampak pada perdarahan yang banyak dapat mengakibatkan volume darah
berkurang, pasien menjadi anemia dan daya tahan tubuh menurun mengakibatkan
kuman mudah masuk dan berkembang. Beberapa tanda jika terjadi infeksi, yaitu :
a. Demam tinggi (>38oC) menggigil, berkeringat
b. Secret vagina bau dan nyeri goyang serviks
c. Kaku dan tegang pada dinding perut bawah
d. Cairan mukopurulen melalui ostium serviks
C. Perforasi akibat kuretase Dampak dari kuretase akan menyebabkan perforasi pada
dinding uterus yang mengakibatkan gangguan pada kehamilan berkurang.
D. Syok Terjadi akibat hemoragik, syok hipovolemik dan infeksi berat
a. Nadi cepat lelah
b. Turunnya tekanan darah (sistolik 30x/menit)
E. Ketidakberdayaan Perasaan sedih akibat kehilangan calon bayi menyebabkan pasien
merasa tidak berdaya terutama kondisi ini akan sangat berat bila kondisi pasien untuk
melahirkan sangat terbatas misalnya pasien terlambat menikah atau sulit mempunyai
anak. (Pratiwi, 2017)

TUTORIAL KASUS KEPERAWATAN MATERNITAS 2

Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2023 pada Ibu X G2P1A0 Usia kehamilan 12
minggu, umur 30 tahun dengan diagnose medis Abortus Inkomplit.

Hasil pengkajian sebagai berikut:

Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi
- Menarche : Umur 13 tahun Siklus : () teratur ( ) tidak
- Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
- Keluhan :-
- HPHT : 17 Maret 2022
- TP : 24 Desember 2022
b. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali Lama : 3 tahun
c. Riwayat Kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan KB

Riwayat Kehamilan

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

Umur
Peny Peno- Pe- Laser Perdara
No Thn Keha Jenis Infeksi JK BB PJ
ulit long nyulit asi han
milan

2021 38 - Normal Bidan - - - - L 28 48


mingg 00
1 u gra
m

Keluhan Utama

Pasien mengeluh keluar darah banyak dari kemaluan

Riwayat Penyakit sekarang

Pasien datang ke UGD diantar keluarganya pada pukul 16.00 Wita dengan keluhan nyeri
perut dibagian bawah dan keluar flek darah sejak semalam pukul 21.30 Wita dan sore tadi
pada pukul 14.00 Wita keluar gumpalah darah berwarna merah kehitaman dan keluar darah
banyak dari kemaluan dan berwarna merah segar. Pasien tampak meringis menahan nyeri,
gelisah, lemah dan pucat.

Terapi

Infus RL 20 tpm , Ketorolac 3 x500 mg, Metil ergometrin 3x0,1 mg, Cefadroxil 3x500 mg

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Imunisasi
Ibu mengatakan pernah melakukan imunisasi hanya saja lupa dengan imunisasi yang
didapat
Riwayat Alergi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
Riwayat Kecelakaan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan atau jatuh sebelumnya.
Riwayat Dirawat di RS
Selama kehamilan ini tidak pernah dirawat di RS
Riwayat Pemakaian Obat
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi vitamin atau obat yang diberikan oleh dokter
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti, DM, hipertensi, asma,
jantung.

Pola Kebiasaan

Pasien mengatakan keluar darah banyak dari vagina ganti pembalut hingga 4-5kali dan keluar
gumpalan darah. Selain itu pasien mengatakan pusing, lemas, merasakan nyeri perut bawah
dengan skala nyeri 6, nyeri muncul hilang timbul.

Pemeriksaan Head to Toe

Kepala

Mata : konjuctiva pucat, pupil isokor, refklek cahaya ada, tidak ada nyeri tekan sekitar mata

Telinga: pendengaran baik, terdapat serumen, tidak ada nyeri tekan

Hidung: posisi hidung simteris, tidak ada polip

Mulut dan gigi: mukosa bibir kering, reflek menelan baik,

Abdomen: terdapat striae, auskultasi bising usus 15 x/ menit, tidak terdapat nyeri tekan dan
kontraksi lemah, TFU tidak teraba,DJJ tidak terdengar

Genitalia: keluar flek darah dan gumpalan

Kulit: turgor kulit lembab, akral dingin, turgor kulit menurun , berkeringat dingin

Tanda-tanda vital

TD: 100/70 mmHg

RR: 20x/menit

Nadi: 90x/menit

Suhu: 37.00C

Diskusikan

1. WOC
2. Buat analisa data
3. Buat diagnose Keperawatan
4. Susun Intervensi sesuai diagnose yang muncul
WOC ABORTUS INKOMPLIT
Ansietas

Luka yang
terbuka lama
Cefadroxil Nyeri akut

Syok hipovolemia
Risiko perdarahan
Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


Keperawatan
1. DS : Nyeri akut Agen Pencedera fisik
Pasien mengeluh nyeri perut (trauma/perdarahan)
dibagian bawah
Pasien mengatakan nyeri perut
dengan skala nyeri 6 dan nyeri
terasa hilang timbul
DO:
Pasien tampak meringis menahan
nyeri dan pasien tampak gelisah
lemah dan pucat
Pasien diberikan terapi obat
ketorolac 3x500mg dan terapi
obat Cefadroxil 3x500 mg

Pengkajian Nyeri PQRST :


P : Abortus Inkomplit
Q : Hilang Timbul
R : Nyeri di daerah perut bagian
bawah
S : Skala nyeri 6
T : Ketika keluar flek atau
gumpalan darah banyak dari
kemaluan

2. DS : Hipovolemia Kehilangan Cairan


Pasien mengeluh lemah Aktif
DO :
Terjadi penurunan pada turgor
kulit
Terlihat konjungtiva pucat
Terlihat mukosa bibir kering
Keluar flek banyak sejak
semalam
Diberi terapi Infus RL 20 tpm

3. DS : Resiko Komplikasi
Pasien mengeluh keluar darah Perdarahan Kehamilan
banyak dari kemaluan
Pasien mengganti pembalut 4-5
kali sehari
DO :
Muncul gumpalan darah
berwarna merah kehitamanan
dan keluar darah berwarna
merah segar
Di diagnosa medis terjadi
abortus inkomplit
Diberi terapi obat Metil
ergometrin 3x0,1 mg
4. DS : Ansietas Krisis Situasional
Pasien mengatakan pusing
DO :
Pasien tampak gelisah

5. DS : - Perfusi Perifer Kekurangan volume


DO : Tidak Efektif cairan
Akral teraba dingin
Turgor kulit menurun

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma/perdarahan) yang


ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut dibagian bawah, pasien mengatakan
nyeri perut dengan skala nyeri 6 dan nyeri terasa hilang timbul, dan pasien tampak
meringis menahan nyeri, pasien tampak gelisah lemah dan pucat disertai pasien
diberikan terapi obat ketorolac 3x500mg
2. Hipovolemia yang berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan
pasien mengeluh lemah, terjadi penurunan pada turgor kulit, terlihat konjungtiva
pucat, terlihat mukosa bibir kering, keluar flek banyak sejak semalam dan diberikan
terapi obat Cefadroxil 3x500 mg dan terapi Infus RL 20 tpm
3. Resiko perdarahan yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan ditandai
dengan pasien mengeluh keluar darah banyak dari kemaluan, pasien mengganti
pembalut 4-5 kali dalam sehari, adanya muncul gumpalan darah berwarna
merah kehitamanan serta keluar darah berwarna merah segar, di diagnosa
medis terjadi abortus inkomplit dan diberikan terapi obat Metil ergometrin
3x0,1 mg
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional yang ditandai dengan pasien
mengatakan pusing, dan pasien tampak gelisah
5. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kekurangan volume cairan yang
ditandai dengan akral teraba dingin dan turgor kulit menurun
Prioritas Masalah
1. Resiko perdarahan yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan ditandai
dengan pasien mengeluh keluar darah banyak dari kemaluan, pasien mengganti
pembalut 4-5 kali dalam sehari, adanya muncul gumpalan darah berwarna
merah kehitamanan serta keluar darah berwarna merah segar, di diagnosa
medis terjadi abortus inkomplit dan diberikan terapi obat Metil ergometrin
3x0,1 mg
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah diberi asuhan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam Observasi :
agen pencedera fisik diharapkan masalah 1. Identifikasi
(trauma/perdarahan) nyeri akut teratasi lokasi,
yang ditandai dengan dengan kriteria hasil : karakteristik,
pasien mengeluh nyeri 1. Skala nyeri pada durasi,
perut dibagian bawah, perut bagian frekuensi,
pasien mengatakan bawah kualitas,
nyeri perut dengan hilang/menurun intensitas nyeri
skala nyeri 6 dan nyeri (skala 6 menjadi 2. Identifikasi
terasa hilang timbul, 2) skala nyeri
dan pasien tampak 2. Pasien tidak 3. Identifikasi
meringis menahan meringis respon nyeri
nyeri, pasien tampak 3. Pasien tidak non verbal
gelisah lemah dan gelisah 4. Identifikasi
pucat disertai pasien pengetahuan
diberikan terapi obat dan keyakinan
ketorolak 3x500mg tentang nyeri
Terapeutik :
5. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
6. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi
meredakan nyeri
7. Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri yaitu
dengan
diberikan
relaksasi nafas
dalam dam
inhalasi
aromaterapi
mawar
Edukasi :
8. Jelaskan
penyebab dan
pemicu nyeri
abortus
9. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
10. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi :
11. Kolaborasi
pemberian
analgetik
(ketorolak
3x500mg)
2. Hipovolemia yang Setelah diberi asuhan Manajemen
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam Hipovolemia
kehilangan cairan diharapkan masalah Observasi :
aktif ditandai dengan hipovolemia teratasi 1. Periksa tanda
pasien mengeluh dengan kriteria hasil : dan gejala
lemah, terjadi 1. Pasien tidak hipervolemia
penurunan pada turgor merasa lemah 2. Monitor output
kulit, terlihat 2. Membran cairan
konjungtiva pucat, mukosa bibir Terapeutik :
terlihat mukosa bibir lembab 3. Hitung
kering, keluar flek 3. Turgor kulit kebutuhan
banyak sejak semalam elastis atau cairan
dan diberikan terapi dalam batas 4. Berikan asupan
obat Cefadroxil 3x500 normal cairan
mg dan terapi Infus Edukasi :
RL 20 tpm 5. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
seperti banyak
minum air
mineral
6. Anjurkan untuk
tidak melakukan
perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
7. Kolaborasi
pemberian infus
RL 20 tpm
8. Kolaborasi
pemberian
cefadroxil
3x500mg untuk
kulit lebih
normal
3. Resiko perdarahan Setelah diberi asuhan Pencegahan
yang berhubungan keperawatan 1x24 jam Perdarahan
dengan komplikasi diharapkan masalah Observasi :
kehamilan ditandai resiko perdarahan 1. Monitor tanda
dengan pasien teratasi dengan kriteria dan gejala
mengeluh keluar hasil : perdarahan
darah banyak dari 1. TTV dalam 2. Monitor tanda-
kemaluan, pasien batas normal tanda vital
mengganti pembalut (Suhu 3. Monitor akral
4-5 kali dalam normalnya 4. Monitor CRT
sehari, adanya 36,5℃-37,5℃ 5. Observasi hasil
muncul gumpalan RR normalnya Hb dan HCT
darah berwarna 16-20x/ menit serta golongan
merah kehitamanan Tekanan darah darah
serta keluar darah normalnya 6. Observasi
berwarna merah 90/60-130/90 keluhan pasien
segar, di diagnosa mmhg (pusing, lemah)
medis terjadi Nadi normal 60- Terapeutik :
abortus inkomplit 80x/menit) 7. Pertahankan
dan diberikan terapi 2. Darah yang bedrest selama
obat Metil keluar tidak perdarahan
ergometrin 3x0,1 mg terlalu banyak 8. Gunakan terus
kasur untuk
mencegah
terjadinya
dekubitus
9. Pantau cairan
masuk dan
cairan keluar
10. Pantau
keadekuatan
cairan infus
Edukasi :
11. Jelaskan tanda
dan gejala
perdarahan
12. Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamin K
13. Anjurkan segera
melapor jika
terjadi
perdarahan yang
hebat
Kolaborasi :
14. Kolaborasi
pemberian obat
metil ergometrin
3x0,1 mg
15. Anjurkan
pemberian
produk darah
jika diperlukan
16. Kolaborasi
dengan dokter
terkait sito
kuretase
4 Ansietas berhubungan Setelah diberi asuhan Reduksi Ansietas :
. dengan krisis keperawatan 1x24 jam Observasi :
situasional yang diharapkan masalah 1. Monitor tanda-
ditandai dengan ansietas teratasi dengan tanda ansietas
pasien mengatakan kriteria hasil : 2. Identifikasi saat
pusing, dan pasien 1. Pasien tidak tingkat ansietas
tampak gelisah merasa gelisah berubah
2. Pasien tidak Terapeutik :
merasa pusing 3. Temani pasien
untuk
mengurangi
kecemasan
4. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
5. Dengarkan
pasien dengan
penuh perhatian
6. Gunakan
pendekatan
tenang dan
meyakinkan
Edukasi :
7. Anjurkan
keluarga untuk
tetap Bersama
pasien
8. Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi :
9. Kolaborasi
pemberian obat
anti ansietas jika
diperlukan
5 Perfusi perifer tidak Setelah diberi asuhan Perawatan Sirkulasi
. efektif berhubungan keperawatan 1x24 jam Observasi :
dengan kekurangan diharapkan masalah 1. Periksa sirkulasi
volume cairan yang perfusi perifer tidak perifer
ditandai dengan akral efektif teratasi dengan 2. Identifikasi
teraba dingin dan kriteria hasil : faktor resiko
turgor kulit menurun 1. Akral tidak gangguan
teraba dingin sirkulasi
2. Turgor kulit Terapeutik :
elastis / dalam 3. Hindari
batas normal pemasangan
infus atau
pengambilan
darah di area
keterbatasan
perfusi
4. Lakukan
pencegahan
infeksi
5. Hindari
pengukuran
tekanan darah
dengan
torniquet pada
area dengan
keterbatasan
perfusi
Edukasi :
6. Anjurkan untuk
selalu
berolahraga
dengan rutin
7. Anjurkan untuk
melakukan pijat
refleksi kaki
Kolaborasi :
8. Kolaborasi
pemberian obat
dengan dokter
jika diperlukan

Dokumentasi Tutorial

Anda mungkin juga menyukai