Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang
didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari
ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak
melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Patologi merupakan cabang bidang
kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit
melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang
patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi
anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi
klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologis tubuh.
Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562
jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa
(Kemenkes RI, 2018).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status
kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir,
sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu
pada masa kehamilan (Johnson, 2016). Kehamilan merupakan suatu
kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi
kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan merupakan
suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi
hamil (Sukarni & Wahyu, 2013) Risiko tinggi pada kehamilan dapat
ditemukan saat menjelang waktu kehamilan, waktu hamil muda, waktu
hamil pertengahan, saat in partu 2 bahkan setelah persalinan (Manuaba,
2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan
akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan
pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar (Robson and
Waugh, 2012).
Persalinan premature adalah penyebab utama terjadinya morbiditas
dan mortalitas neonatal di seluruh dunia, yaitu sebesar 60-80%. Di
Indonesia angka morbitas pada premature mencapai 19% dan merupakan
penyebab utama kematian perinatal. Apabila kelahiran di Indonesia
diperkirakan sebanyak 5.000.000 orang pertahun, maka dapat
diperhitungkan kematian bayi sebanyak 56/1000 KH, menjadi sebesar
280.000 per tahun. Dimana artinya sekitar 2,2-2,6 menit satu bayi
meninggal (Dhina Novi Ariana, 2011). Penyebab kematian bayi premature
antara lain Asfiksia (49-60%), infeksi (24-34%), BBLR (15-20%), trauma
persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%).
Kontraksi uterus yang terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu,
kontraksi terjadi 2-3 kali dalam satu jam atau yang disebut kontraksi dini
sering terjadi pada 8-10% kehamilan dan menjadi penyebab terjadinya
persalinan prematur (Saifuddin, 2010; Goulet et al, 2001; Rageth, Kernen,
Saurenmann, & Unger, 1997).
Penyebab kontraksi dini belum dapat dipahami sepenuhnya dan
merupakan kelainan yang multifaktorial meliputi keadaan obstetrik,
sosiodemografi dan faktor medik (Saifuddin, 2010; Reeder, Martin &
Griffin, 2011; Gilbert & Harmon, 2003). Kondisi kehamilan yang dapat
menyebabkan kontraksi dini dan mengancam terjadinya persalinan
prematur diantaranya sosial ekonomi rendah, pendidikan rendah,
pendapatan rendah, stres, waktu kerja yang panjang, keletihan. Sedangkan
faktor medis meliputi ketuban pecah, diabetes mellitus, polihidramnion,
plasenta previa, preeklamsi, infeksi, kehamilan kembar, kematian intra
uterine, abnormalitas janin dan uterus, korioamnionitis, dehidrasi, distensi
uterus, perdarahan antepartum, riwayat persalinan preterm, trauma dan
inkompetensi serviks (Saifuddin, 2010; Reeder, Martin & Griffin, 2011;
Gilbert & Harmon, 2003; Pillitteri, 2003; Norwitz & Schorge, 2008; Bibby
& Stewart, 2004; Yuan et al, 2010; Fung, 2009).
Kontraksi dini yang terjadi pada kehamilan perlu dilakukan
penatalaksaan yang tepat agar kontraksi berhenti dan tidak terjadi
persalinan prematur. Adapun penatalaksanaan kontraksi dini meliputi
kombinasi antara hidrasi, monitor aktivitas uterus, evaluasi perubahan
serviks, pemberian tokolitik, bedrest, pematangan paru dengan
kortikosteroid serta pencegahan infeksi (Saifuddin, 2010; Goulet et al,
2001; Pillitteri, 2003).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
kesehatan suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita
yang dapat disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari
setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang
berhubungan atau diperberat oleh kehamilannya maupun dalam
penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang
diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017). Organisasi
Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat sekitar
830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi
yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99%
diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang,
pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran
hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018). AKI di Indonesia dalam data
Kemenkes pada tahun 2016 terdapat sekitar 305 per 100.000 kelahiran
hidup (Astuti, 2016). Di Jawa Tengah, Angka Kematian Ibu pada tahun
2016 mencapai 602 kasus atau 109,65 per 100.000 kelahiran hidup, yang
mana angka kematian tertinggi ada di Brebes dengan 3 52 kasus serta
angka kematian terendah ada di Temanggung dan Magelang dengan jumlah
masing-masing 3 kasus (Dinkes Jawa Tengah, 2017).
AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama masa
kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang
menjadi salah satu indikator terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang
kurang baik pada saat sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya
komplikasi pada kehamilan dan saat melahirkan, adanya ketersediaan
fasilitas kesehatan khususnya pelayanan terhadap prenatal dan obstetri.
Selain itu, terdapat 4 kriteria “terlalu” yang juga menjadi penyebab
kematian dalam maternal, yaitu terlalu muda usia ibu untuk melahirkan
(usia < 20 tahun), terlalu tua usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun),
terlalu banyak jumlah anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar
setiap kelahiran (jarak < 2 tahun) (Dinkes Jawa Tengah, 2017). Sustainable
Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam Pembangunan
Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga tahun 2030 yang
merupakan pembaharuan Millenium Development Goals (MDGs) atau
agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada tahun 2015.
Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi kehamilan dan
persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan dapat hidup
dengan sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam mengurangi
rasio kematian ibu secara global hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran (WHO, 2017)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny. S
Usia 26 tahun dengan Prematur kontraksi dan GEA
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Mampu melaksanakan pengkajian data Ny S Usia 26 tahun dengan
Prematur kontraksi dan GEA
b. Mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa atau masalah
kebidanan pada Ny S Usia 26 tahun dengan Prematur kontraksi dan
GEA
c. Mampu mempelajari dan menentukan intervensi kebidanan secara
menyeluruh pada Ny S Usia 26 tahun dengan Prematur kontraksi dan
GEA
d. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan kebidanan yang
nyata pada Ny S Usia 26 tahun dengan Prematur kontraksi dan GEA
e. Mampu mengevaluasi masalah kebidanan secara menyeluruh pada
Ny S Usia 26 tahun dengan prematur kontraksi dan GEA
f. Mampu mendokumentasikan sebagai tolakukur guna menerapkan
asuhan kebidanan pada Ny S Usia 26 tahun dengan Prematur
kontraksi dan GEA
g. Mampu membedakan antara teori dengan praktek.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
asuhan kebidanan antenatal care dengan Prematur kontraksi dan GEA
2. Manfaat Praktis
a. Bagi klien
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang perawatan
pasien Prematur kontraksi dan GEA dan masukan dalam
pengembangan ilmu kebidanan dimasa yang akan datang, juga dapat
memberikan kepuasan bagi keluarga klien atas asuhan kebidanan
yang dilakukan
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan secara
komprehensif dan berkualitas.
c. Bagi Penulis
Sebagai sarana pembelajaran yang lebih bermakna, karena penulis
bisa menerapkan teori yang sudah di dapat selama perkuliahan serta
dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
berkualitas.
d. Bagi Institusi
Dapat meningkatkan kualitas dan pengembangan ilmu pengetahuan
tentang asuhan kebidanan meternitas khususnya preeklampsia berat
dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan
sehingga dapat mengetahui lebih banyak tentang jenis pelayanan yang
ada
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Kehamilan
1. Pengertian
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan. Periode
antepartum di bagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari 13
minggu. Pembagian waktu ini diambil dari kententuan yang
mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang dari 40
minggu. Perubahan berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14 hari
setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari). Pada praktiknya,
trimester I secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama
hingga ke-12 (12 minggu), trimester II minggu ke-13 sampai dengan 27 ( 15
minggu), dan trimester III minggu ke-27 hingga minggu ke-40 (13 minggu).
(Asrinah, dkk, 2017)
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksaan dengan melakukan pemeriksaan fisik
kepada wanita hamil. Tanda kehamilan ini terdiri dari:
1) Pembesaran perut, terjadi akibat pembesaran uterus, hal ini terjadi
pada bulan ke empat kehamilan.
2) Tanda hegar, tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthimus uteri.
3) Tanda goodle, adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak
hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
4) Tanda chadwicks, perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.
5) Tanda piscaseck, merupakan pembesaran uterus yang tidak
simteris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat
dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel ptot uterus,
akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai
mendekati persalinan.
7) Teraba ballottement, ketukan yang mendadak pada uterus
menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat
diarsakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk
janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif,
pemeriksaan ini adalah untuk medeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormone ini disekresi di peredaran darah ibu
(pada plasenta darah), dan diekskresi pada urine ibu. Hormone ini
dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat
dengan cepat pada hari ke-30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70
usia gestasi, kemudia menurun pada hari ke 100-130. (Hani, dkk,
2015)
b. Tanda Pasti Kehamilan
1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6
minggu sesudah pembuahan.
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu di
dengan dengan stetoskop leanrc, alat kardiotokgrafi, alat dopler,
atau dilihat dengan ultrasonografi
3) Terasa gerak janin dalam rahim.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin. (Asrinah,
dkk, 2017)
3. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi pada Ibu Hamil
a. System reproduksi
1) Uterus
Uterus merupakan organ yang telah dirancang sedemikian rupa
baik struktur, posisi, fungsi, dan lain sebaginya. Sehingga betul-
betul sesuai dengan kepentingan proses fisiologis pembentukan
manusia. Bentuk uterus, yang seperti buah alpukat kecil (pada saat
sebelum hamil) akan berubah bentuk menjadi globuler pada awal
kehamilan memasuki trimester kedua. Setelah 3 bulan kehamilan,
volume uterus menjadi cepat bertambah sebagai akibat adanya
pertumbuhan yang cepat pula dari konsepsi dan produk ikatnnya.
Seiring dengan semakin membesarnya uterus, korpus uteri dan
fundus semakin keluar dari rongga pelvik sehingga lebih sesuai
disebut sebagai organ abdomen.
2) Serviks
Serviks merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Bersifat seperti katub yang bertanggung jawab menjaga
janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan persalinan. Satu
bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat hipertrofi dan hyperplasia
pada kelenjar-kelenjar serviks.
3) Vagina dan perineum
Vagina dan perineum mengalami peningkatan pembuluh darah.
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada
vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat merah atau
kebiru-biruan, kondisi ini disebut dengan tanda chadwick.
4) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruska fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16
minggu.
5) Payudara
Pada awal kehamilan payudara akan semakin lunak dan di bulan
kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah
kulit akan lebih terlihat, putting akan lebih besar, kehitaman dan
tegak. Setelah persalinan kadar progesterone dan estrogen akan
menurun sehingga pengaruh progesterone akan hilang. Peningkatan
prolactin akan merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan
meningkatkan produksi air susu.
b. System kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut curah jantung meningkat sampai 30-50%.
Peningkatan ini terjadi mulai usia kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung
yang meningkat, maka denyut jantung pada waktu istirahat juga akan
meningkat (dalam keadaan normal 70x/I menjadi 80-90x/I). Pada
kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran
rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, dan setelah
persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas
kehamilan.
c. System urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya
terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat
penekanan rahim yang besar).
d. System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan anus bagian
bawah sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit ini semakin
berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya
kadar progesterone, wanita hamil mengalami tasa panas di dada
(hearburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan
lebih lama berada didalam lambung dan karena relaksasi sfingter
dikerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
mengalir kembali kekerongkongan.
e. System musculoskeletal
Penurunan kalsium dan alkalosis, terjadi akibat perubahan pada system
pernapasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang
buruk pada tungkai. (Hani, dkk, 2010)
4. Tanda-Tanda Dini Bahaya/ Komplikasi Ibu dan Janin Masa
Kehamilan Lanjut
a. Perdarahan pervaginam
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah,
banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa
nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau
abrupsio plasenta. (Asrinah, dkk, 2017)
b. Sakit kepala yang berat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukan adanya masalah yang serius adalah sakit kepala hebat
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang,
dengan sakit kepala tersebut ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia. (Asrinah, dkk,
2017)
c. Penglihatan kabur
Biasanya akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu
berubah selama kehamilan. Perubahan yang ringan adalah normal,
tetapi apabila masalah penglihatan ini terjadi secara mendadak ataupun
tiba-tiba misalnya pandangan yang tiba-tiba menjadi kabur atau
berbayang, perlu diwaspadai karena bisa mengacu pada tanda bahaya
kehamilan.
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Pada saat kehamilan, hampir seluruh ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki, biasanya muncul pada sore hari dan hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak biasanya
menunjukan adanya masalah serius apabila muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai keluhan fisik lain.
e. Keluar cairan pervaginam
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung, yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin, atau oleh
kedua faktor tersebut. Penilainya ditentukan dengan adanya cairan
ketuban divagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan
test lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru.
f. Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat ,erasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi
tidur gerakkannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat, dan bila ibu
makan dan minum dengan baik.
g. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal dan
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah
yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap,
dan tidak hilang setelah beristirahat. Ini bisa berarti adanya
appendiksitis, kehamilan ektopik, sborsi, penyakit radang pelvik,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
anrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. (Asrinah,
dkk, 2017)
5. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil
a. Oksigen
Meningkanya jumlah progesterone selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernapasan, CO2 menurun O2 meningkat, O2 meningkat akan
bermanfaat bagi janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana
keadaan CO2 menurun. Pada trimester III, janin membesar dan
menekan diafragma, menekan vena cava inferior, yang menyebabkan
nafas pendek-pendek. (Asrinah, dkk, 2017)
b. Nutrisi
1) Kalori
Kebutuhan kalori ibu hamil melampaui kebutuhan wanita yang
tidak hamil sebesar 300 kalori (dari 2.200 kcal/hari menjadi 2.250
kcal/hari). Peningkatan kebutuhan kalori ini diperlukan:
a) Untuk membantu pembentukan jaringan tubuh ibu dan janin
b) Untuk memenuhi kebutuhan metabolit basal yang meningkat
c) Untuk menghasilkan pemakaian protein yang optimal dan
pertumbuhan jaringan (Lockhart, 2018)
2) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan janin serta
perkembangan dan pertumbuhan payudara ibu, keperluan protein
pada waktu hamil sangat meningkat. Kekurangan protein dalam
makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari
normal. Kekurangan tersebut juga mengakibatkan pembentukan air
susu dalam masa laktasi kurang sempurna.
Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Susu
merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk memenuhi
kebutuhan wanita hamil terhadapa zat gizi karena mengandung
protein, kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2.
Sumber lain meliputi sumber protein hewani misalnya daging,
ikan, unggas dan telur. Sedangkan sumber nabati misalnya kacang-
kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang polong, dan hasil
dari kacang-kacangan misalnya tahu dan tempe.
3) Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makanan
sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat
besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari.
Kebutuhan zat besi pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17
mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dbutuhkan suplemen zat
besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari
dan kehamilan kembar atau pada wanita yang sedang anemia
dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya
terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu mengandung kira-
kira 0,9 gram kalsium.
4) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam
folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi. Kebutuhan makanan
bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita
tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut yaitu untuk pertumbuhan
janin yang ada dalam kandungan untuk mempertahankan kesehatan
dan kekuatan bdan ibu sendiri, agar luka-luka persalinan lekas
sembuh dalam nifas, dan guna mengadakan cadangan untuk masa
laktasi.
c. Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga dalam masa kehamilan. Mandi dianjurkan
sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk banyak
mengeluarkan keringat. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit
(ketiak, buah dada bagian bawah, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut,
perlu mendapatkan perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selama masa hamil dapat mengakibatkan pemburukan hygiene mulut
dan dapat menimbulkan caries pada gigi.
d. Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil yaitu
pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
e. Eliminasi
Sering buang air kecil merupakan keluhan utama dirasakan oleh ibu
hamil, terutama pada trimester I dan trimester III. Hal tersebut adalah
kondisi yang fisiologis, terjadi karena pada awal kehamilan terjadi
pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitas
berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang
juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan
mengurangi asupan cairan tubuh untuk mengurangi keluhan ini sangat
tidak dianjurkan karena akan menyebabkan dehidrasi.
f. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipunbeberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seksual selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus,
berulang, abortus atau partus prematurus imminens, ketuban pecah
sebelum waktunya.
g. Istirahat
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama
saat hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasenta. Selama periode istirahat
yang singkat, seorang perempuan bisa mengambil posisi telentang kaki
disandarkan pada tinggi dinding untuk meningkatkan aliran vena dari
kaki dan mengurangi edema kaki serta varises vena. (Asrinah, dkk,
2017)
h. Senam hamil
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental pada persalinan cepat, aman, dan
spontan. Keuntungan senam hamil adalah melenturkan otot,
memberikan kesegaran. Waktu yang diperlukan untuk senam hamil
ketika usia kehamilan sudah mencapai 6 bulan ke atas atau 24 minggu.
(Lockhart, 2018)
i. Persiapan laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik pada saat ddiperlukan. Penyurutan
payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus
laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar, karena
pengurutan keliru bisa dapat menimbulkan kontraksi pada rahim,
sehingga terjadi kondisi seperti uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan putting susu
akan dapat mengurangi retak dan lecet pada daerah tersebut. Untuk
sekresi yang mongering pada putting susu, dilakukan pembersihan
dengan menggunakan campuran gliserin dan alcohol. Karena payudara
menegang, sensitive, dan menjadi lebih besar, sebaikmya gunakan
penopang payudara yang sesuai. ( Asrinah, dkk, 2017)
B. Premature Kontraksi
1. Kontraksi Braxton Hicks
Ibu hamil juga kerap mengalami kontraksi Braxton Hicks atau juga
disebut kontraksi palsu. Kontraksi ini umum terjadi di trimester kedua atau
ketiga kehamilan, dengan rasa sakit yang ringan. Terjadi secara tidak
beraturan, kontraksi Braxton Hicks ditandai dengan perut yang tiba-tiba
mengencang lalu mengendur kembali. Jenis kontraksi ini berlangsung selama
30 menit sekali dengan durasi sekitar 30 detik.
Ciri-ciri lain dari kontraksi ini adalah, timbulnya rasa mulas yang
terasa stabil, tidak bertambah kuat ataupun berkurang. Rasa nyeri akan ibu
rasakan pada bagian bawah, bukan bagian atas dan munculnya nyeri perut dan
terasa seperti kram saat menstruasi. Untuk mengatasi kontraksi palsu, untuk
merelaksasikan diri dengan berendam di air hangat dan Kontraksi pun akan
hilang dengan sendirinya ketika ibu mulai berjalan kaki. Ciri-ciri kontraksi
braxton hicks:
a. Frekuensi kontraksi tidak teratur, kadang muncul lalu hilang dalam
tenggang waktu yang berbeda-beda.
b. Kontraksi tidak diiringi rasa nyeri. Dimulai dari bagian atas rahim
kemudian turun ke bagian bawah rahim.
c. Rasa mulas terasa stabil, tidak bertambah kuat, atau berkurang dari
sebelumnya.
d. Rasa nyeri terjadi di perut bagian bawah, bukan di bagian atas.
e. Rasa mulas terkadang terasa hingga di lipatan paha, tetapi tidak merambat
ke pinggang seperti pada kontraksi asli.
f. Kontraksi akan berkurang jika ibu berjalan kaki.
2. Kontraksi Prodromal atau Kontraksi Awal
Kontraksi ini merupakan kontraksi awal sebelum terjadinya kontraksi
yang sebenarnya, dan umumnya terjadi di trimester ketiga, menjelang
persalinan. Terjadinya kontraksi ini semata-mata untuk mengendurkan serviks
serta mempersiapkannya untuk melahirkan. Beberapa perempuan hamil
mungkin akan mengalaminya dengan rasa sakit yang ringan, namun
perempuan hamil lainnya mungkin akan merasakan rasa sakit yang
sebaliknya. Kontraksi prodromal umumnya disertai dengan nyeri punggung.
3. Kontraksi Persalinan Prematur
Kontraksi adalah salah satu tanda bahwa seorang wanita akan
melahirkan. Kontraksi biasanya dimulai saat seorang ibu memasuki minggu
ke-35 dari kehamilan. Akan tetapi, ada pula kontraksi yang terjadi sebelum
seorang wanita memasuki masa kehamilan yang ke-35. Kontraksi ini dinamai
kontraksi prematur.
Banyak kontraksi dini saat hamil yang terjadi secara acak dan tidak
teratur pada kehamilan setelah minggu ke 34, ini dikenal sebagai kontraksi
Braxton-Hicks. Jika kontraksi datang secara teratur (setiap 10 menit atau
kurang) mungkin mengalami persalinan prematur. Seorang ibu hamil
sangatlah rawan untuk mengalami masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatannya dan buah hatinya. Salah satu masalah yang paling
sering mengganggu seorang ibu hamil adalah kontraksi prematur.
4. Kontraksi Persalinan Aktif(Active Labor)
Terakhir ialah kontraksi persalinan yang sesungguhnya. Menjelang
persalinan normal, sudah sepatutnya seorang ibu hamil mengalami jenis
kontraksi ini. Kontraksi persalinan biasanya berlangsung 3 kali dalam 10
menit dengan durasi 20 sampai 40 detik. Frekuensinya pun meningkat hingga
lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai pula dengan keluarnya lendir
bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin mengejan.
Penting bagi ibu hamil mengetahui awal adanya proses kelahiran prematur
yang ditandai dengan mulai timbulnya rasa mules yang teratur akibat kontraksi
rahim yang diikuti dengan adanya pembukaan serviks. Perlu diingat walaupun
seseorang ada tanda awal prematur kontraksi, tetapi sekitar 30 persen akan hilang,
dan 50 persen ibu hamil yang dirawat dengan prematur kontraksi akhirnya
melahirkan sampai usia kehamilan cukup bulan. Kadang kala sulit membedakan
apakah seorang ibu mengalami kontraksi persalinan benar atau palsu.
Secara ilmiah untuk memastikan suatu kontraksi asli atau tidak bisa diketahui
dengan memeriksa perubahan molekul-molekul di otot rahim, mulut rahim, dan
selaput kehamilan seperti dengan pemeriksaan fetal fibronektin dari cairan vagina.
Salah satu strategi yang selama ini digunakan adalah dengan pemberian obat-
obatan untuk menghentikan kontraksi rahim dengan pemberian obat-obat tokolitik.
Hal ini penting karena dengan adanya kontraksi awal akan merangsang proses
lanjutan terjadinya mekanisme kontraksi sebenarnya. Salah satu obat yang
dianjurkan sesuai dengan anjuran Food and drug Administration (FDA) adalah
ritodrin.Sekitar 80 persen wanita dengan kontraksi prematur yang diterapi dengan
ritodrin kehamilannya bisa dipertahankan sampai 24-48 jam. Usaha lain yang
dilakukan di samping menunda proses kontraksi rahim tadi adalah dengan
pemberian hormon kortikosteroid, yang bertujuan mengurangi risiko sindroma
gawat nafas bayi saat lahir, pencegahan perdarahan intraventrikel, radang usus dan
keadaan lain yang meningkatkan risiko kematian bayi.
Umumnya efek suntikan akan terjadi setelah 18 jam disuntik dengan dosis
pertama, dan pengaruh maksimal akan terjadi dalam 48 jam pascasuntikan. Selain
itu, penting sekali diperhatikan kerja sama yang baik dengan tim perinatologis
(dokter anak) untuk persiapan pertolongan bayi segera setelah lahir. Karena tanpa
perawatan yang baik pascalahir akan sia-sia saja upaya pemberian obat-obatan tadi.
Selain obat ritodrin juga dipakai obat yang bisa menghambat perangsang kontraksi
rahim, seperti magnesiumsulfat, calsium chanel blockers,dan prostaglandin
sinthesis inhibitor. Secara teoritis obat yang diberikan akan membuat otot rahim
relaksasi dengan mengikat reseptor adrenergiknya sehingga akan meningkatkan
kadar protein kinase yang akan menekan reaksi awal kontraksi (myosin-light chain
kinase).
Penelitian menunjukkan bahwa insidensi bayi lahir prematur setelah
pemberian obat ini menurun sangat signifikan. Obat lain yang bisa dipakai untuk
mencegah kontraksi prematur adalah nitrik oksida (N20) dengan tujuan
menstabilkan tonus otot polos rahim dengan pemberian transdermal glyceryl
trinitrat. Selain itu juga bisa dengan pemakaian magnesium sulfat (MgS04),
dengan harapan terjadi hyperpolarisasi yang menghambat myosin light chain
kinase dan kompetisi dengan kalsium intraselular.
Obat calsium beta bloker juga bisa digunakan untuk mencegah kontraksi
prematur. Obat ini sering digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi.
Pemberian calsium bloker bertujuan menghambat influks kadar calsium intrasel,
sehingga otot rahim tetap dalam relaksasi. Obat antiprostaglandin bisa juga
digunakan, obat anti-Cyclooxygenase (COX)/prostglandin sintetase seperti
indometasin sering juga dipakai untuk mencegah kontraksi prematur.
Sangat perlu diperhatikan oleh ibu hamil adalah mencegah terjadinya
kontraksi prematur terutama bagi kelompok berisiko, misalnya dengan kehamilan
ganda. Selain itu, bagi kelompok yang mempunyai riwayat kelahiran prematur,
sebaiknya mengurangi frekuensi berhubungan badan saat usia kehamilan di atas 28
minggu, demi menghindari dampak relatif prostaglandin dari cairan sperma.
Umumnya usia kehamilan di bawah 34 minggu berisiko belum matangnya paru
seorang bayi karena surfaktan suatu zat yang dibutuhkan untuk kembangnya paru
belum sempurna terbentuk. Bila ada keluhan demam dan kontraksi prematur
konsultasikan diri segera ke dokter, demi persiapan risiko bila terjadi kelahiran
prematur.Lakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin pada usia kehamilan
awal dan saatusia kehamilan 7 bulan demi menghindari infeksi asimptomatik yang
tidak diketahui.

C. Gastrointestinal
1. Pengertian
Gastrointestinal adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,konsistensi feces encer,dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender
saja(Ngastiyah,2005).
Gastroentritis menupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya ditandai dengan peningkatan volume cairan,
keenceran, serta frekurensi lebih dari 3 kali sehari pada neonatus dengan atau
tanpa lender dan darah (Hidayat,2006).
Gastroentritis adalah defekasi encer lebih dari 4 kali sehari dengan atau
tanpa darah dan lender dalam tinja(Mansjoer,2000).
Jadi gastroenteritis adalah suatu keadaan yang tidak normal dengan defekasi
encer lebih dari 4 kali sehari baik pada neonates, anak-anak ataupun pada
orang dewasa disertai dengan atau tampa lendir darah.
2. Etiologi
a. Ibu hamil mengalami ngidam makanan pedas, asam, bahkan beberapa
jajanan yang tidak sehat.
b. Mual dan muntah yang dialami ibu hamil menyebabkan hilangnya
nafsu makan sehingga lambung sering kosong dan iritasi oleh asam
lambung.
c. Kekebalan tubuh berkurang sehingga bakteri, parasit, jamur yang
masuk ke dalam tubuh melalui makanan ataupun udara.
d. Mengalami alergi pada susu atau jenis makanan lainnya.
e. Mengonsumsi obat peneahar untuk mengatasi sembelit.
Sedangkan faktor yang menyebabkan diare pada wanita hamil
selain akibat pola makan yang tidak sehat juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti berikut:
a. Susu : Minum susu yang berlebihan dan tidak mengandung laktosa
atau sedikit mengandung laktosa, maka tubuh akan sulit untuk
mencemanya dan mengakibatkan usus tidak dapat beradaptasi yang
kemudian menyebabkan diare.
b. Infeksi Bakteri: Tubuh yang terinfeksi oleh bakteri parasit dan virus
seperti bakteri E. coli, salmonella, balantadium coli nentamoeba
ritavirus dan adenovirus yang terdapat dalam bahan makanan yang
dikonsumsi oleh manusia, menyebabkan tubuh akan mengalami diare.
c. Konsumsi Obat:Mengonsumsi obut-obatan tertentu seperti obat untuk
mengatasi sembelit dan obat penetral asam lambung akan dapat
mengganggu kescimbangan usus yang akhirnya menyebabkan diare
pada wanita hamil.
d. Perubahan Homon:Meningkatnya produksi hormon yang pesat saat
hamil akan membuat produksi asam lambung menjadi tergangu dan
sistem pencernaan tubuh secara keseluruhan yang akan menjadi
penyebab diare pada ibu hamil. Selain itu faktor diare pada wanita
hamil bisa dipengaruhi karena membesarnyn ukuran rahim yang
membuat gerakan usus menjadi tersumbat, dan membuat bakteri dapat
tumbuh dengan pesat dan akhirnya menycbabkan diare.
Selama kehamilan,seorang wanita pada umumnya lebih mungkin
mengalami sembelit daripada diare (meskipun banyak perempuan
mendapatkan diare pada awal kehamilan). Infeksiyang paling sering
menyebabkan diare selama kehamilan biasanya tidak ada ancaman bagi
bayi, namun diare yang disenai dehidrasi dapat membahayakan bagi bayi.
Untuk mencegah dehidrasi, minum banyak cairan dan menghindari kafein.
Seperti halnya dengan wanita yang tidak hamil, ada banyak kemungkinan
penyebab diare pada ibu hamil. Mungkin penyebab yang paling umum
adalah infeksi dengan virus yang menyebabkan flu penut. Secara teknis,
istilah "flu perut" adalah tidak benar yang disebut flu perut tidak
disebabkan oleh virus influenza juga tidak menginfeksi lambung.
Sebaliknya, virus flu perut menginfeksi usus kecil. Lain yang mungkin
menyebabkan diare selama kehamilan meliputi bakteri (misalnya
Escherichia coli), parasit (misalnya Giardial obat-obatan,atau kondisi medis
lainnya (seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit Crohn).
Kemungkinan penyebab diare selama kehamilan yaitu:
a. Beberapa jenis bakten yang dikonsumsi melalui makanan dan air yang
terkontaminasi dapat menyebabkan diare selama kehamilan.
b. Virus seperti Rotavirus, Cyptomegalovirus dapat menyebabkan diare.
c. Parasit: Parasit dapat memasuki tubuh melalui makanan dan air serta
menetap di sistem pencemaan. Beberapa parasit yang menyebabkan
diare pada ibu hamil termasuk Giardia lamblia.
d. Obat-obatan seperti obat tekanan darah, antasida yang mengandung
magnesium dan antibiotik dapat menyebabkan diare selama kehamilan.
e. Iritable bowel sindrome dan penyakit-penyakit usus seperti penyakit
Crohn dapat menyebabkan diare.
f. Diare selama kehamilan dapat disebabkan oleh peningkatan asupan air.
Hal ini dapat disebabkan oleh makanan yang tinggi kandungan air
seperti buah-buahan (semangka), sayuran dan air dalam jumlah besar
asupan.
g. Penyebab lainnya termasuk laktosa intoleransi, flu perut dan keracunan
makanan.
3. Manifestasi Klinis
Beberapa wanita mengalami diare pada akhir kehamilan Tergantung
pada penyebab diare,gejala lain mungkin atau mungkin tidak terjadi
dengan hal itu. Gejala lain yang mungkin menyertai diare antara lain:
a. Demam
b. Kulit tidak mengering
c. Denyut nadi masih normal
d. Air seni tidak berwama keruh
e. Seringnya BAB
f. Terjadi pendarahan pada feses
g. Perut mual dan kram
h. Muntah
i. Nyeri di kepala
j. Jantung berdebar kencang
k. Nyeri otot
l. Ibu hamil merasa lelah selama diare
Diare pada ibu hamil dapat bertahan 1-10 hari tergantung pada
penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari ringan sampai berat jenis diare.
Umumnya,wanita hamil lebih mumgkin mengalami sembelit dari pada
diare karena vitamin prenatal.yangmengandung zat besi yang tinggi yang
sering mengikat. Diare selama kehamilan sebaiknya tidak berlangsung
lama. Jika itu berlangsung selama lebih dari 2 hari,hubungi dokter
segera.Kadang-kadang,diare bisa menjadi indikasi persalinan prematur.
4. Penatalaksanaan
a. Memperbanyak waktu istirahat.
b. Meningkatkan asupan cairan elektrolit pada tubuh agar terhindar dari
dehidrasi.
c. Perbanyak minum air putih atau oralit.
d. Jika masih terjadi diare ringan, maka usahakan untuk memperbanyak
mengkonsumsi sup, minuman jahe atau roti panggang untuk membantu
mengatasi diare yang anda alami.
e. Mengkonsumsi madu karena madu sangat baik untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan juga sangat mudah dicerna oleh tubuh.
f. Hentikan untuk sementara konsumsi susu dan berbagai produk
olahannya.
g. Hentikan mengonsumsi kubis atau kol, roti, pasta, apel, pear, jagung
manis, gandum, kentang, serta makanan olahan.
h. Perbanyak minum air putih matang yang ditambah sedikit madu.
i. Perbanyak konsumsi asam folat dan vitamin B selama sebulan.
j. Hindari atau kurangi konsumsi vitanin D.
Diare merupakan proses tubuh dalam mengurangi infeksi.
Sebenarnya,proses tersebut tidak perlu dihambat, namun ada beberapa
terapi obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi gejala diare
dan sebaiknya dipilih ohat yang bekerja mengatasi diare dengan cara yang
benar.Berikut ini adalah beberapa pilihan terapi antidiare yang ada di
Indonesia serat linjauan keamanannya terhadap kondisi kehamilan.
5. Pencegahan
Di bawah ini beberapa hal agar terhindar dari diare:
a. Hentikan konsunsi obat pencahar yang digunakan untuk mengatasi
keluhan sembelit(konstipasi). Beberapa ibu hamil akan minum obat
pencahar untuk mengatasi sembelit. Namun, cara ini tidaklah baik
karena berisiko dapat menyebabkan diare.
b. Berusahalah untuk berdamai dengan segala perubahan yang terjadi
selama masa kehamilan agar emosi anda relatif stabil.
c. Hindani mengonsumsi makanan yang belum pemah dikonsumsi
sebelumnya.terutama bagi yang berbakat alergi.
d. Biasakan selalu berpola hidup bersih dan sehat:
1) Makan makanan yang bersih dan diolah dengan baik.
2) Hindari makanan mentah yang kemungkinan mengandung telur
cacing ataupun kuman yang berbahaya.
3) Jika ingin menyantap lalapan maka sebaiknya rendam terlebih
dahulu sayuran dengan air garam agar telur cacing mati.
4) Olahraga secara teratur, seperti jalan kaki,berenang,senam. dan lain-
lain.
e. Minum air putih 8-10 gelas/hari. Diare akan menyebabkan tubuh
mengeluarkan banyak cairan hingga mengakibatkan dehidrasi.Karena
itu,minumlah air putih yang banyak untuk mengembalikan cairan tubuh
yang hilang agar terhindar dari rasa lemas akibat dehidrasi.

f. Minum oralit. Oralit dapat menyembuhkan diare. Cara membuat oralit


adalah dengan mencampurkan I liter air matang dengan 1 sdt garam dan
8 sdt gula pasir. Aduk rata, lalu minumlah segera. Oralit ini juga dapat
dibeli di apotek dalam bentuk serbuk.
g. Minum jus jambu biji. Mengonsumsi jus jambu biji dipercaya dapat
mengobati diare.
h. Mengganti produk susu hamil. Ketidakcocokan dalam mengonsumsi
susu hamil merk tenentu dapat menjadi penyebab terserang diare.Karena
itu.segera ganti produk susu yang sedang digunakan dengan produk susu
lain.Atau juga bisa mengonsumsi jenis susu lain,seperti susu
kedelai,susu bukan khusus kehamilan,dan lain-lain.
i. Konsumsi makanan bernutrisi. Makanan bernutrisi dengan kandungan
gizi lengkap dapat melindungi tubuh dari serangan bakteri ataupun
kuman penyebab diare.
6. Komplikasi
Diare pada ibu hamil dapat mengganggu kesehatan janin. apalagi jika
diare sudah menyebabkan dehidrasi akut, bahkan apabila disertai dengan
muntah, demam, keluar lendir,dan darah.Karena itu. diare harus selalu kita
waspadai karena dapat membahayakan janin hingga pada risiko lahir
prematur atau keguguran.

D. Demam
1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk
ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan (Surinah dalam Hartini,
2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam
pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non
spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi
(Sodikin dalam Wardiyah, 2016).
2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium,
serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam
dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi
(Guyton dalam Thabarani, 2015).
Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses gigi,
gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonephritis,
meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma, osteomyelitis (Suriadi,
2006). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab
demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara
timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang
menyertai demam. Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi.
Bakteri salmonella thypi adalah berupa basil gram negative, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai tiga macam antigen yaitu
antigen O, antigen H dan antigen VI (Lestari, 2016).
3. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.

c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan
demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-
kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam
mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas
seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam
yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang
self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
infeksi bakterial. (Nurarif, 2015)
4. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Kulit kemerahan
b. Hangat pada sentuhan
c. Peningkatan frekuensi pernapasan
d. Menggigil
e. Dehidrasi
f. Kehilangan nafsu makan
5. Komplikasi
Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 26 TAHUN G3P1A1 HAMIL


35-36 MINGGU DENGAN PREMATUR KONTRAKSI DAN
GASTROENTERITIS

Tanggal pengkajian : 29 Desember 2022


Pukul : 08.00 WIB
Tempat pengkajian : RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya

I. SUBJEKTIF

A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. R
Umur : 26 tahun Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BURUH
Agama : Islam Agama : Islam
Gol.Darah :A Gol.Darah :-
Alamat : Sambong Girang, Tasikmalaya

B. Keluhan Utama/ Alasan Kunjungan


Mules dan BAB mencret

C. Riwayat kehamilan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga, pernah keguguran 1 kali merasa
hamil 8 bulan HPHT 26 April 2022, ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan dan sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali. Ibu mengeluh mules-mules
sejak tanggal 26 desember 2022 hari senin Pukul 20.00 WIB disertai dengan
BAB mencet ± 15 kali, kemudian tanggal 27 desember 2022 pukul 11.00 WIB
ibu diperiksa ke bidan dan diberikan obat. Tgl 28 Desember 2022 ada demam,
BAB masih mencret dan masih ada mules. Oleh keluarga ibu dibawa ke
RSUD dr Soekardjo pukul 18.00 ibu tiba diruangan ponek obgyn, dilakukan
pemeriksaan dengan hasil : k/u sakit sedang, kesadaran composmentis, TD
110/80 mmhg, N 90x/menit, R : 24x/menit, suhu 38,5 °C, TFU 26 cm, His
2x10’10” Bjf 156x/m lalu dikonsulkan ke dr jaga advis:
- Infus Rl loding 500cc 30 tpm
- Ondasetron 3x8 gram
- Omz 2x40 gram
- Interlac 3x1
- Dexametason 2x1
- Cefotaxim 2x1 gram
- Oralit
- Cek feses
- Semua terapi sudah di berikan di ruang ponek obgyn
- Jam 21.15 Wib TD 110/70 mmHg, N 88x/m, R 21x/m, s 36,5oC hasil lab
terlampir lapor lagi dokter
- Advis terapi lanjut, boleh pindah ruang perawatan
- 21.30 Wib ibu dipindahkan ke ruangan kenanga.

D. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 12 tahun
Siklus haid tiap mendapat haid) : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Banyaknya darah haid : 3x ganti pembalut
HPHT : 26 April 2022
HPL : 05 Januari 2023
2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu
No Tahun Usia Jenis Tempat Penolong Penyulit BB JK Keadaan
Partus Keham Persalinan Persalinan Persalinan Lahir
ilan
1. 2013 9 bulan Spontan TPMB Bidan Tidak ada 2700 L Hidup
2. 2016 5 bulan Kuret RS Dokter Abortus - - -
3. Hamil ini

E. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : Dua
Kawin pertama umur : 16 tahun kawin kedua umur : 25 tahun

F. Riwayat Kesehatan
Penyakit Menular : tidak ada
Penyakit Berat : tidak ada
Penyakit Keturunan : tidak ada

G. Riwayat KB
KB yang pernah dipakai oleh ibu : Kb suntik 3 bulan
Keluhan : haid tidak teratur

H. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit gynekologi

I. Gaya Hidup yang mempengaruhi kesehatan


Konsumsi rokok : Pernah, Lamanya Satu Tahun
Konsumsi obat-obatan terlarang : tidak pernah
Konsumsi alkohol : tidak pernah

J. Rencana persalinan
Ibu mengatakan merencanakan persalinan di fasilitas Kesehatan

K. Riwayat Psikososial
Penerimaan pasien terhadap kehamilannya : kehamilan yang diinginkan
Dukungan suami : sangat mendukung
Dukungan keluarga : sangat mendukung

L. Riwayat pola kebiasaan sehari-hari


Makan : Ibu mengatakan biasanya makan 3 kali sehari,dengan
menu bervariasi dan tidak memiliki keluhan ataupun alergi
terhadap suatu makanan.
Minum : Ibu mengatakan biasanya minum 8 - 10 gelas perhari,
dengan jenis air putih, jus, dan terkadang susu ibu hamil.
Eliminasi : Ibu mengatakan biasanya BAK ≥ 8 kali, dengan warna
kuning jernih dan tidak ada keluhan. BAB biasanya 1 kali
sehari dan tidak ada keluhan. Tapi sejak tadi subuh sampai
jam 08.00 ibu mengatakan sudah BAB sebanyak 4 kali
masih mencret
Istirahat : Ibu mengatakan biasanya malam istirahat 8 Jam dan
terkadang tidur siang ± 1 Jam, dan tidak ada keluhan.
Aktivitas : Ibu mengatakan tidak melakukan aktivitas berat, selain
bekerja dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Seksual : Ibu mengatakan biasanya untuk berhubungan tidak
teratur, terkadang dalam 1 bulan hanya 2 kali berhubungan
dan tidak ada keluhan.
Personal hygiene : Ibu mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari sekaligus
berganti pakaian dan pakaian dalamnya.

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil

B. Antropometri
TB : 155 cm
BB sekarang : 64 kg
BB sebelum hamil : 53 kg
Kenaikan BB setelah hamil : 11 kg
IMT : 22 kg/m2
LILA : 24,5 cm

C. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 ℃

D. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut bersih, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan ataupun
kelainan.
b. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, keadaan pupil
baik.
c. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, pendegaran baik dan tidak ada
kelainan.
d. Hidung
Bersih, tidak terdapat polip ataupun sinus serta tidak ada kelainan lainnya.
e. Mulut dan gigi
Mulut simetris, tidak terdapat kelainan, terdapat dua gigi berlubang, tidak
terdapat caries, keadaan gusi baik, serta tidak ada pembengkakan tonsil.
f. Leher
Tidak terdapat pelebaran vena jugularis, dan pembesaran kelenjar limfe.
g. Payudara
Bentuk simetris, puting menonjol, tidak terdapat dimpling, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat benjolan, belum terdapat kolostrum.
h. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan linea alba.
Pembesaran perut dengan usia kehamilan : sesuai
Striae gravidarum ` : tidak ada
2) Palpasi
Tfu mc Donald : 26 cm LP: 94 cm
Leopold I : tiga jari dibawah prossesus xifoideus, teraba
bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : dibagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil
Janin dan dibagian kanan perut ibu teraba
bagian besar memanjang seperti ada tahanan
Leopold III : dibagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
melenting belum masuk PAP.
Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan.
3) Auskultasi
DJJ : 152 x/menit reguler
His : 2x10’15”
TBBJ : 2.015 gram

I. Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas : tidak ada oedema, kuku tidak pucat,tugor kulit
baik. Ditangan kanan terpasang infus RL sisa
±350 cc
Ekstremitas bawah : bentuk simetris, tidak terdapat oedema dan
varises, refleks patela positif
J. Ano-Genatalia
Pengeluaran pervagina tidak ada, anus tidak ada hemoroid.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Haemoglobhin : 11 gr/dl
b. Hematokrit : 34
c. Leukosit : 10.300
d. Trombosit : 303.000
e. Waktu pendarahan : 2.00
f. Waktu pembekuaan : 4.30
g. Feses
Makroskopis
1) Warna : kecoklatan
2) Bau : khas
3) Konsistensi : cair
4) Lender : Negatif
5) Darah : Negatif
6) Parasite : Negatif
Mikroskopis
Leukosit : banyak
Eritrosit : 1-3
Telur cacing : TIDAK DITEMUKAN
Amoeba : DITEMUKAN
Sel lemak : Negativf
Sel sayur : Negatif
Sel otot : Negatif
Lain-lain : Negatif

III. ANALISA DATA


G3P1A1 hamil 35-36 minggu dengan prematur kontraksi, GEA dan riwayat
febris.

IV. PENATALAKSANAAN
- Pukul 07.50 membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga (Ibu
memahami)
- Pukul 08.20 menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan kepada ibu (Ibu memahami).
- Pukul 08.25 memberikan KIE mengenai:
 nutrisi ibu hamil, personal hygiene dan tanda – tanda bahaya kehamilan
dan persalinan (Ibu memahami)
 Pukul 09.05 membimbing ibu Teknik relaksasi ibu mau mengikuti
 Pukul 09.15 Menganjurkan ibu untuk mengurangi makan makanan
tinggi serat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain
 Pukul 09.20 Menganjurkan ibu untuk mencukupi asupan mineral
 Pukul 09.30 Mengobservasi HIS dan BJF – hasil His 2x10’15’ Bjf
148x/m pengeluaran / vagina tidak ada
 Pukul 10.00 His : 2x10’15 BJF :144x/m
- Pukul 10.30 ibu bab 1 kali masih mencret
- Pukul 11.00 dr.spog visite advis therapy lanjut, konsul IPD dan USG
- Pukul 11:45 telah USG hasil : Hamil 34 minggu letak kepala, cairan ketuban
cukup
- Pukul 12.00 melakukan pemeriksaan hasil TD 110/70 mmHg, P 80x/m, R
20x/m, S 36,5oC, His 2x10’15, BJF 144 x/m pengeluaran / vagina tidak ada.
- Pukul 13.00 kosul dr.spesialis dalam a/p = metronidazol tablet 3x1 tablet
untuk 5 hari
- Pukul 14.00 melakukan pemeriksaan hasil TD 100/70 mmHg, N 92 x/menit
R 20x/menit S 36,5°C His 2x10’15” DJJ 148 x/m pengeluaran /vagina tidak
ada, memberikan therapy paracetamol 1 tablet, nipedifin 10 mg dan new
niatab 1 tablet tidak ada reaksi alergi
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 30 desemer 2022
S : ibu mengatakan masih ada mules dan BAB 1 kali terakhir kemarin
pukul 18.00 wib tapi masih mencret
O : keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, keadaan emosional
Stabil, Td:110/70 mmHg, P: 80x/m, R:20x/m, S: 36,6oC, His 2x10’15”
BJF: 148x/m, pengeluran /vagina tidak ada, bak lancar, BAB belum
terpasang infus RL sisa 400 cc
A : G3P1A1 hamil 35-36 minggu dengan premature kontraksi, Riwayat
GEA dan Riwayat febris.
P :
- Pukul 08.15: memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu
mengerti.
- Pukul 08.30 mengajarkan ulang teknik relaksasi
- Pukul 09.00 memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi,
mineral, personal hygine
- Pukul 10.00: His 2x10’15 BJF : 140x/m
- Pukul 11.00: His 2x10’15 BJF : 144x/m
- Pukul 11.30 memfasilitasi ibu untuk makan siang- ibu makan habis 1
porsi.
- Pukul 12.00: Td : 120/70 mmHg, P 80x/m, R 20x/m, S 36,5oC, His
1x10’10, BJF 148x/m pengeluaran /vagina tidak ada. Dokter spog visite
advis:
 Cefotaxim, stop
 Omz, stop
 Ondasteron, stop
 new diatab stop
 nipedipin bila perlu
- Pukul 13.00: His 1x10’10 BJF 146x/m, infus habis diganti dengan RL
baru
- Pukul 14 00 melakukan pemeriksaan hasil ku baik, kesadaran
composmentis, TD 110/80 N: 85 R:20 S: 36,5 His tidak ada DJJ: 144x/
menit pengeluran / vagina tidak ada
- Pukul 14.10 memberikan therapy nipedifin 10 gram dan metronidazole-
reaksi tidak ada alergi
- Pukul 16.00 Td 100/70 mmHg, N 80x/m, R 19x/m, S 36Oc, His tidak
ada, Bjf 144x/m.
- Pukul 17.00 memfasilitasi ibu untuk pemenuhan nutrisi makan sore- ibu
makan habis 1 porsi
- Pukul 18.00 TD 110/80 mmhg, N:87x/m R:20 x/menit his tidak ada DJJ:
140 x/menit ibu mengatakan sudah BAB 1 kali dan tidak mencret
- Pukul 19.00 HIS tidak ada, BJF 148x/m, pengeluaran /vagina tidak ada
- Pukul 20.00 T 110/70 mmHg, N 90x/m, R 19x/m, S 36Oc, HIS tidak ada,
BJF 144x/m, pengeluaran /vagina tidak ada
- Pukul 21.00 melakukan pemeriksaan hasil ku baik, kesadaran
composmentis TD 110/80 N: 87 R:20 S: 36,5 his tidak ada BJF 144x/
menit pengeluaran /vagina tidak ada
- Pukul 22.10 HIS tidak ada DJJ 148x/ menit, memberikan metronidazole
1tablet reaksi tidak ada alergi
- Pukul 23.00 memantau ibu istirahat tidur (os sedang tidur), infus RL habis
diganti dengan cairan RL yang baru
- Pukul 04.30 membantu ibu untuk personal hygiene
- Pukul 04.50 melakukan perbeden dan merapihkan tempat tidur
- Pukul 05.00 melakukan pemeriksaan hasil ku baik, kesadaran
composmentis TD 110/80 mmhg, N:90x/m R:20 x/menit S: 36,7 His tidak
ada DJJ: 148x/menit, pengeluaran /vagina tidak ada terpasang infus RL +_
100 cc
- Pukul 06.00 Menganjurkan ibu untuk pemenuhan asupan nutrisi ibu
tampak sedang makan
- Pukul 06.10 WIB memberikan therapy metronidazole tidak ada reaksi
alergi
- Pukul 07.30 WIB his tidak ada, BJF : 148 x/menit, infus RL habis ganti
dengan yang baru

Tanggal 31 desember 2022


S : ibu mengatakan sudah tidak ada mules dan BAB sudah tidak mencret
O : keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, keadaan emosional
Stabil, Td:110/70 mmHg, P: 90x/m, R:20x/m, S: 36,5oC, His: tidak
ada, BJF: 144x/m, pengeluran /vagina tidak ada, bak lancar, BAB
belum, terpasang infus RL sisa 40 cc
A : G3P1A1 hamil 35-36 minggu dengan riwayat premature kontraksi
dan Riwayat GEA dan Riwayat febris
P :
- Pukul 08.15 WIB memberitahu hasil pemeriksaan tentang kondisi ibu dan
kondisi bayi ibu mengetahui.
- Pukul 08.30 Memberi pendidikan kesehatan ulang mengenai hand
hygiene, personal hygiene, pola nutrisi, tanda bahaya pada kehamilan,
ketidaknyamanan pada kehamilan, tanda awal persalinan. Ibu mengerti
- Pukul 09.00 WIB TD:110/80 mmHg, P:88x/m, R:20x/m, S:36,4oC his
tidak ada DJJ 148xm pengeluaran / vagina tidak ada
- Pukul 11.00 WIB His tidak ada DJJ 148xm pengeluaran / vagina tidak ada
- Pukul 11.30 WIB Dr Spog visite advis :
 terapi lanjut
 boleh pulang
 kontrol 1 minggu ke poli kandungan
- Pukul 11.45 WIB memberitahu keluarga untuk menyelesaikan
administrasi
- Pukul 12.00 WIB Td:110/80mmHg, P:80x/m, R:20x/m, S:36,4oC His
tidak ada DJJ 144x/m pengeluaran / vagina tidak ada
- Pukul 12.05 mengup infus
- Pukul 12.10 pasien telah pulang dan administrasi beres

Anda mungkin juga menyukai