Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. U USIA 26 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 9-10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
Septiani Rida Wardani
P27224022334
Prodi Profesi Bidan Reguler Kelas C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. U USIA 26 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 9-10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun oleh :

Nama : Septiani Rida Wardani


NIM : P27224022334
Kelas : Program Studi Profesi Kebidanan Reguler Kelas C

Tanggal Pemberian Asuhan : 22 Oktober 2022


Disetujui :

CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 22 Oktober 2022
Di : Puskesmas Wonogiri I
(Suwarti, S.Tr.Keb., Bdn)
NIP.19700505 199103 2 017

Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
(KH Endah Widhi Astuti, M.Mid)
NIP.19720406 199803 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang
ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga
ke-40). Dan bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem
tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004).
Perubahan fisik dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem
reproduksi, payudara, sistem metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem
kardiovaskuler, sistem integumen, sistem gastrointestinal, sistem urinaria, sistem
endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan ini akan menimbulkan berbagai
keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah nyeri panggul, mual &
muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering berkemih, dan sesak
nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu
hamil trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula
timbul setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai
saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan
mual disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2009). Faktor psikologis
juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres,
dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan
ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal tersebut dan tidak mendapatkan
penanganan dengan baik maka dapat menimbulkan masalah lain yaitu
peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan
asam lambung akan semakin memperparah emesis gravidarum. Untuk
mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau
faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang
cukup (Kusmiati dkk, 2009).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas,
kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2013).
Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa
perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab
tidak langsung kematian ibu seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang
tidak aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil
(Manuaba, 2010).
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi sebuah
bangsa. Pentingnya membangun kesehatan ibu dan anak karena akan menentukan
generasi muda yang akan terbentuk di masa yang akan datang (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Keberhasilan sebuah bangsa dalam meningkatkan derajat
kesehatan ibu salah satunya ditentukan oleh angka kematian ibu. Menurut World
Health Organization (WHO), kematian yang terjadi pada saat kehamilan atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan disebut dengan Angka Kematian Ibu
(AKI). Kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca
kehamilan. Sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah perdarahan, infeksi,
hipertensi dalam kehamilan dan komplikasi persalinan (WHO, 2018). AKI di
Indonesia pada tahun 2018 ini masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup
dan target AKI Indonesia pada tahun 2030 diharapkan akan menurun menjadi 131
per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
angka kelahiran hidup. Agka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2016 yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan,
2018). Sedangkan di Kabupaten Jombang Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102,91/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari tingkat provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah
dengan melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang
merupakan mulai dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang
harus dilakuka. Maka kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan tindakan
bidan sesuai manajemen asuhan kebidanan antenatal, khususnya dalam kasus ini
adalah pada trimester 1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah bagaimanakah
sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal pada
trimester I di Puskesmas Wonogiri I?

C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan asuhan kebidanan

D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas
kesehatan setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama bagi ibu hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah
motivasi masyarakat sendiri untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap
ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari
kunjungan ANC.

2. Bagi Ibu Hamil


Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan
wawasan ibu hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC,
sehingga dapat mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi
selama masa kehamilan.

3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan
bacaan untuk mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan
kehamilan di Trimester I.

4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa
mengenai pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi),
masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi
(Monika, 2009). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
0Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses
pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang disebut dengan antenatal.

B. Tanda Gejala
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
1. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi (USG). Terlihat tulang-tulang janin dalam
foto rontgen.
2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a. Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan tidak adasiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT+3).
b. Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness/emesis gravidarum.
1) Penyebab Emesis gravidarum
Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum dapat
diketahui, tetapi menurut Jimenez penyebab terjadinya mual di pagi
hari adalah emosi, perubahan hormon yang meningkatkan keasaman
lambung dan rendahnya gula. Mual disebabkan oleh impuls iritasi
yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari
otak bawah yang berhubungan dengan morning sicknees atau impuls
dan korteks serebri untuk memulai muntah. Muntah sendiri
disebabkan karena rangsangan yang kuat sebagai akibat dari distensi
yang berlebihan atau iritasi doudenum. Menurut Farer (2001)
penyebab pasti belum diketahui tetapi kemungkinan besar mual
muntah merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang
mendadak. Dugaan lain adalah peningkatan esterogen, HCl
lambung dan HCG ( Human Chorionic Gonadotroopin.
2) Patofisiologi mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh dua area di SSP
yaitu CTZ (chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio
retikularis. CTZ terletak bilateral dasar ventrikel keempat Medulla
Oblongata yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
substan emetogenic misalnya toxin, ureum, hypoxia, keton
bodies dan segala sesuatu yang di respon sebagai benda asing yang
masuk dalam sistem aliran darah dan cerebrospinal fluid (CSF).
Respon tubuh terhadap emetogenic memberikan sinyal yang dikirim
langsung melalui nervus vagus (N X) kelambung sehingga timbul
reaksi mual-muntah . Kasus lain yang dapat merangsang CTZ
misalnya iritasi dinding lambung karena bacteri atau virus,
menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia, distensi lambung
karena kekenyangan, hambatan passage isi usus, timbunan gas,
termasuk kondisi psikis ( Cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika
psikis akan dikirim ke formatio reticularis dan selanjutanya ke
nervus Vagus. CTZ dan formatio reticularis mempunyai hubungan
yang saling mempengaruhi melalui pintasan neural.
Berdasar teori diatas HCG merupakan emetogenic yang
paling memenuhi sebagai penyebab emesis gravidarum karena
terjadinya pada trimester I kehamilan. Dalam hal ini HCG akan
direspon secara individual sebagai self antigen yang memberi sinyal
kimia pada CTZ dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan
masa plasentasi yaitu selama + 90 hari, setelah masa ini chorion akan
menjadi plasenta dan kadar HCG menurun mual muntahpun mereda
atau hilang. Mengenai dinamika psikis, ini merupakan masalah yang
sangat terbuka untuk diteliti, karena respon spsikis individu terhadap
setiap aspek perubahan kehidupan sangat variatif.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
e. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
f. Fatigue (pusing)
g. Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar montgomery terlihat membesar.
h. Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
i. Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding
perut (linea nigra=grisea).
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l. Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen
bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
e. Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletidak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Teraba ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.
C. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting
yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta
tekanan darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan
sebagian di atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi
semua bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan
memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Yang termasuk organ sistem perkemihan adalah:
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika Urinaria
d. Urethra
Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan
selama kehamilan.
a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang,terletidak ada di belakang dari bagian
abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren
kiri terletidak ada setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri
karena di sebelah kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada
glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior.
Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial(ada hilus renalis) merupakan
tempat keluar masuknya vasa,saraf,limfe dan ureter.Pada kehamilan Ginjal
berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme
tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada
panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah
ginjal dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin
nyata pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih.Pada Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada
80 -90% wanita.mungkin disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron
dan peningkatan
b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke
vesika Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau
ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada
Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya
menekan ureter pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan
tonus intraureter yang terletidak ada di atas pelvis.Hal ini yang
menyebabkan produksi urin yang meningkat.Juga meningkatkan diameter
lumen ureter,dan hipertonisitas serta hipomotilitas.Karena perubahan ini,
pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan peningkatan 300 ml
Urine.Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami pembesaran
karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter kanan lebih lebih membesar
karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.Hal
ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau
karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada
Trimester III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan
masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul.Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri
akibat Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi untuk
menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih
menurun sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.Kapasitas
kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih
sering kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.
Perpindahan ini mengubah letidak ada intravesikuler ureter,yang kemudian
menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.
Pada Trimester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan
edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan.
Selanjutnya,jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke
urethra.
d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih.Memiliki panjang 4
cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan
luar dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan
terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra.Selama
Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II,
Urethra akan lebih memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan
lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen
dan dapat bertambah panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang
hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil.Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan(air dan natrium)selama siang hari dalam bentuk
edema dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah panggul dan
vena kava inferior.dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam
hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
2. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan
perubahan nafsu makan,jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi,dan
toleransinya terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa perubahan
mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial budaya,faktor anatomi dan pengaruh
hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa
dijalankan oleh sistem pencernaan. Diantaranya adalah:
a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan
segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh
hormon saliva,dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam
selama Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatidak adaan adanya
peningkatan produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini
hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
menelan selama periode mual muntah.Beberapa wanita tercatat
mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan
berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi
lebih berpembuluh,terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan
Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi
penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat
menggosok gigi atau mengunyah dan permukaan yang rapuh
menyebabkan mudah terkena radang 0gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama
kehamilannya.Insidennya meningkat apabila sedang mengalami masalah
gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang
dari 2%waanita hamil,hiperplasia gusi menyebabkan terbentuknya masa
yang rapuh,menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya
sembuh secara spontan setelah melahirkan,tetepi mungkin perlu diinsisi
selama kehamilan.berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan
muncul penyakit gusi dan gigi.
b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke
esofagus. Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi
menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut sudut esofagus –
gaster, sehingga makin memperberat Refluks.
c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter
pilorus,menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam
lambung. Semakin kehamilan berlanjut,tekanan pada lambung oleh
uterus yang membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang
dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan produksi
asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun
efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
d. Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon peptida. Penurunan
pada tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit,yang akan makin
lama seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir
kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos pada
usus.Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi
vili Duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.
Peningkatan sorpsizatbesi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa,
natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor
mungkin menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan
vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air,yang kemudian meningkatkan
resiko terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga
ditemukan.Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum
terdorong ke atas dan lateral.Perubahan anatomis ini penting untuk di
ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh
relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan
progesteron, dan penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang
makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi karena adanya
konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.
3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.Sendi
sakroilliaka,sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormon
estrogen,progesteron,dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian
dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada Trimester
III.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan :
a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan )
b) Otot - otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c) Otot dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil,bagian ini merupakan titik – titik kelemahan srtuktural
dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan
kehamilan.Oleh karena itu,masalah postur merupakan hal biasa dalam
kehamilan:
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda
(dan memar biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari
sel.sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh.sistem ini
meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya
mirip piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum.
Jantung memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis,
diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal
menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus
dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri atas rongga
utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas
serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista
terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava
superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta
darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara
progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke
organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang
disuplay oleh sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding
kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2
pada sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler
dan kemudian masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang
miskin oksigen. Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena
systemic yang lebih besar dan pada akhirnya darah mengalir kembali ke
atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri
membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut
arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena adalah
pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak
diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula,
vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk
vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu hubungan
dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari
gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu
membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
menghubungkan arteriola dengan venula.
5. Sistem Integumen
Secara mikroskopis, struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Bagian-bagian kulit dan
penampang yang ada pada kulit dapat dilihat pada gambar penampang
kulit berikut.
System integument pada ibu hamil
Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu perubahan
besar yang mengalami selama kehamilan adalah cara itu harus meregangkan
pada tingkat cepat mustahil. Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan
tidak mampu menahan peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu
menyebabkan terjadi pada kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan
pantat. Ini terjadi ketika kolagen di kulit memisahkan, Mungkin tidak sakit
tetapi akan gatal, dan mungkin gelitik banyak. Wanita berkulit terang akan
memiliki garis-garis merah muda, sementara wanita berkulit gelap akan
membuat mereka lebih ringan daripada warna kulit mereka.
0Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama
kehamilan, antara lain:
1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh
atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut
dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu
hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level
maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya timbul
stretch mark.
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang
muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti
anak sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat,
seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau
karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan
yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan
kolagennya rusak.
Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas,
pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch
mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar,
kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau
kecoklatan. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua
atau usia kandungan sekitar empat bulan,
2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut
linea nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Garis ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang
setelah melahirkan.
3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletidak
ada di atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis
sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk
melindungi janin,
4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada
bagian perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa
sebab, yakni peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih
kering, iritasi yang muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di
bawah payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula
muncul karena perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga
terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.
5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena
adanya faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah
dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah
sebaliknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas
tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok. Pada ibu
hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan
mengganjal dengan bantal ketika beristirahat.
7) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebuh hitam, daerah sekitar yang
baisanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal kehamilan
keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola)
tumbuh lebih gelap.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecusli ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi
inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga
topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri
bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada
juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar.
Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan
besar juga akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada
dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang
sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga
karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan
kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:
a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kuit (pada primigravida).
Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada
pembesaran atau peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru.
Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti
parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi
putih, karena sudah mengalami peregangan.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan
paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada
penderita.
D. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus
a. Trimester pertama (minggu 0 -12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uerus
(endometrium) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses
dimana sistem saraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin
mulai berubah dari blastostosit menjadi embrio berukuran 1,3
cm dengan kepala yang besar.
2. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ
penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan
dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua (minggu 12-240)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.
Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai
tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm40
c. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh
dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motoric yang
terkoordinasi seperti menendang atau menonjok, serta dia
sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat
menjadi sempurna. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi
kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir
berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm. (Kamariyan dkk,
2014).
E. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh
bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia
merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan
seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran
pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang
bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu
atau kondisi.7 Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu
yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa
membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier,
tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu,
keuangan dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang
hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat
bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak adaut terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebutbersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor
eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10T yaitu :
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang
berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90
mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan
tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.
TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di
berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang
pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu
Imunisasi TT Lama Perlindungan
Minimal
Pembentukan
TT1 -
kekebalan awal
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 >25 tahun

6. Tetapkan status gizi. Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak
dini, akan dilakukan pengukurab lingkar lengan atas (LILA)
menggunakan pita ukur dengan batas minimal 23,5 cm.
7. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan meliputi setidaknya
pemeriksaan golongan darah, rhesus, HIV, Sipilis, Protein urine, reduksi,
dan pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg
As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jatung janin. Pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya dilaukan saat kehamilan memasuki usia 16
minggu.
9. Tatalaksana Kasus. Dilakukan apabila saat melaukan antenatal care
ditemukan indikasi resiko tinggi, maka ibu akan segera mendapatkan tata
laksana kasus.
10. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan
ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB,
kehamilan, persalinan).
Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir)
Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan 2. 29-36 minggu setiap 2
minggu sekali 3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali
jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan
Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
a. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/
tidaknya faktor risiko kehamilan
e. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


A. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Management Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah aktifitas yang dilaksanakan bidan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam
kesehatan ibu dan anak.
2. Tujuan
Memberikan pemecahan masalah bagi pasien dengan menggunakan
metode yang terorganisasi dan sistematis.
3. Manfaat
Memberikan pengertian untuk menyatakan pengetahuan hasil temuan
dan penilaian yang terpisah menjadi suatu kesatuan yang berfokus
dalam melaksanakan manajemen pada klien.
4. Proses manajemen kebidanan
a. Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari sumber daya yang berkaitan dengan
kondisi klien, bila pasien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kebidanan
(Meilani dkk, 2008). Pengkajian data dapat diperoleh dari 2 data :
1) Data Subyektif yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yang diakui
(Varney, 2007). Adapun data subyektif terdiri atas :
a) Identitas ibu
(1) Nama Ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar
tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
(2) Umur Ibu : Dikaji untuk mengetahui apakah umur
ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
(3) Agama : Agama dinyatakan berhubungan dengan
perawatan klien misal ada yang dilarang oleh agama
klien.
(4) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu sebagai dasar dalam memberikan
konseling asuhan kebidanan.
(5) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui tingkat
ekonomi keluarga yang berhubungan dengan
kesejahteraan/nutrisi dan untuk mengetahui aktifitas
pekerjaan ibu.
(6) Alamat : Agar dapat mengenal klien dan tidak
keliru dengan klien lainnya.
b) Alasan datang
Dikaji untuk mengetahui tujuan utama pasien datang ke
tenaga kesehatan. Pada kasus ibu hamil fisiologis adalah
ingin memeriksakan kehamilan dan mengetahui keadaan
janin (Walsh, 2007).
(1) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang
mendorong klien datang ke bidan.
c) Riwayat Menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan menarche, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya darah yang keluar,
menstruasi terakhir, adakah dismenorhoe, gangguan
sewaktu menstruasi, dan gejala premenstrual
(Meilani dkk, 2008).
d) Riwayat hamil ini
(a) HPHT : Dikaji untuk mengetahui usia kehamilan.
(b) HPL : Dikaji untuk mengetahui hari perkiraan lahir,
apakah bayi lahir prematur atau postmatur.
e) Riwayat kesehatan sekarang
Dikaji tanda dan gejala yang ditemukan ibu hamil untuk
petunjuk dini adanya respon wanita tersebut terhadap
kehamilannya, mungkin diperlukan terapi untuk
mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika
terdapat gejala abnormal.
f) Riwayat kesehatan yang lalu Ditanyakan untuk
mengetahui apakah ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi oleh klien.
g) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu
menderita penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, dan epilepsi.
h) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah
dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular
dan penyakit menurun seperti hipertensi, DM, jantung,
TBC.
i) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui apakah
dalam keluarga mempunyai keturunan kembar atau tidak
(Marmi, 2011).
j) Riwayat operasi Untuk mengetahui apakah ibu pernah
melakukan operasi atau tidak yang berhubungan dengan
tindakan kebidanan.
k) Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui menikah berapa kali dan berapa
lama menikah karena status perkawinan ibu yang jelas
atau terjadi kehamilan diluar nikah akan mengganggu
keadaan psikologis ibu.
l) Riwayat KB
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan jenis
kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti (bila tidak 21
memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi
(Meilani dkk, 2008).
m) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
 Kehamilan : Adakah gangguan seperti mual muntah
berlebihan, hipertensi dan perdarahan (Varney, 2007).
 Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau
prematur, ada perdarahan waktu persalinan atau tidak,
ditolong oleh siapa dan dimana tempat melahirkan
(Varney, 2007).
 Nifas : Adakah terjadi perdarahan atau infeksi, dan
bagaimana laktasinya (Varney, 2007).
 Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan
waktu lahir, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar
dada (Varney, 2007).
n) Pola kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu apakah sudah
memenuhi standar makanan yang dibutuhkan seorang
ibu hamil.
 Eliminasi
BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebelum
dan sesudah hamil sering kencing menyebabkan
kandung kemih terasa penuh.
 Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu berlebihan atau tidak
dan adakah trauma atau kecelakaan kerja.
 Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup
yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilan.
Istirahat yang cukup dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan
janin (Marmi, 2011).
o) Personal Hygiene
Dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihan dirinya
yaitu kebiasaan mandi, gosok gigi bila kerusakan gigi tidak
diperhatikan mengakibatkan infeksi di rongga mulut dapat
menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana
(Prawirohardjo, 2008).
p) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui pola hubungan seksual (Marmi,
2011).
q) Kebiasaan psikologis, sosial, ekonomi
((1)) Psikologis perlu dikaji untuk mengetahui kehamilannya
diterima oleh dirinya, suami dan keluarga.
((2)) Penggunaan obat-obatan atau jamu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu mengkonsumsi atau obat sehingga
membahayakan kehamilannya.
2) Data Obyektif
Data Obyektif didapatkan melalui :
a) Pemeriksaan fisik umum
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan pasien dan kesan
pertama pada klien. Pada kasus ini keadaan umum cukup.
(2) Kesadaran : Kesadaran sadar penuh akan mempermudah
anamnesa. Pada kasus ini kesadaran composmentis.
(3) Tekanan darah : Diukur untuk mengetahui kenormalan dan
sebagai dasar untuk memantau tekanan darah selama
kehamilan. Pada ini tekanan darahnya normal.
(4) Nadi : Nadi dikatakan normal 80-82x/menit. Pada kasus ini
nadi nomal.
(5) Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-37°C, jika
keadaan suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi. Pada kasus
ini suhunya normal.
(6) Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada
janin dan sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak
sesuai dengan usia kehamilan.
(7) Berat badan : Kenaikan berat badan yang berlebihan
kemungkinan bayi besar sebab janin 25 besar dapat
menyebabkan disproporsi, meskipun ukuran panggul normal.
(8) Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit
bila tinggi badan kurang karena panggul sempit merupakan
salah satu etiologi dari presentasi bokong .
(9) LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, LILA normal pada
ibu hamil tidak kurang dari 23,5 cm.
b) Pemeriksaan Sistematis
Menurut Prawirohardjo (2005), pemeriksaan sistematis dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mengetahui
keadaan umum yang mempengaruhi kesehatan atau kehamilan
dan persalinan ibu meliputi :
(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit
kepala ada ketombe atau tidak.
(2) Muka : Apakah ada oedema atau tidak.
(3) Mata : Perlu dikaji apakah ibu mengalami anemia atau tidak
dengan melihat konjungtiva berwarna pucat atau tidak dan
bagaimana skleranya.
(4) Hidung : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran polip
pada hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
(5) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah
terdapat serumen atau tidak.
(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau tidak gigi
berlubang atau tidak.
(7) Dada : Observasi apakah simetris atau tidak.
(8) Perut : Mengetahui adakah luka bekas operasi ataukah nyeri
tekan yang sekiranya perlu pengawasaan khusus saat
persalinan. Pada presentasi bokong bentuk perut
memanjang.
(9) Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda-
tanda penyakit kelamin yang perlu diwaspadai
(10) Anus : Adakah haemoroid atau tidak
c) Pemeriksaan khusus obtetri
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis,
observasi dilaksanakan dengan menggunakan indera
penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut, adanya
linea alba/nigra, adanya strie albican/livide kelainan dan
pergerakan anak (Nursalam, 2007).
(b) Palpasi
Adanya tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir. Menurut Jannah (2012), pemeriksaan
palpasi dengan cara leopold pada presentasi kepala
Leopold I : Ditemukan bahwa bokong janin yang lunak
berada pada fundus uteri.
Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi
dan bagian kecil pada sisi lain.
Leopold III : Ditemukan bahwa bagian terbawah janin
adalah kepala.
Leopold IV : Memperlihatkan posisi kepala berada diatas
simpisis.
(c) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Pada
presentasi janin DJJ paling jelas terdengar pada umbilicus
atau diatas umbilicus (Boyle, 2008).
(2) Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum normal 23-26 cm, distansia kristarum normal
26-29 cm, conjugata eksterna normal 18-20 cm, dan lingkar
panggul normal 80 cm (Wiknjosastro, 2005).
(3) Anogenital
Adakah varices, luka, kemerahan, nyeri, adakah pembengkakan
kelenjar bartolini, atau kelainan yang lain (Nursalam, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan untuk menetukan
faktor resiko meliputi USG untuk memastikan perkiraan klinis
presentasi kepala dan untuk mengidentifikasi kelainan janin pada
trimester III bagian terendah janin mulai masuk PAP sehingga
letak presentasi janin tidak dapat berubah lagi (Prawirohardjo,
2005).
b. Langkah II : Interpretasi data dasar
Dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa
(Meilani dkk, 2008).
1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
(Varney, 2007). Ny X G.. P.. A.. umur... tahun umur kehamilan ...
minggu janin tunggal/kembar, hidup/mati, intra/ekstrauterine,
letak memanjang punggung kanan/kiri.
Data Subyektif : a) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan,
kelahiran dan abortus. b) Pernyataan ibu tentang umur c)
Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT d) Keluhan ibu.
Data Obyektif : a) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, suhu,
respirasi dan nadi. b) Hasil palpasi Leopold I, Leopold II,
Leopold III, Leopold IV. c) Hasil pengukuran tinggi fundus untuk
mengetahui umur kehamilan dan tafsiran berat badan janin. d)
DJJ melalui hasil auskultasi yang terdengar jelas di bawah
umbilikalis.
Data penunjang USG dengan hasil bahwa ditemukan kepala
berada pada fundus uteri.
2) Masalah
Hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian (Varney, 2007)
3) Kebutuhan
Hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa
data (Varney, 2007).
c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnose potensial berdasarkan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnose ini menjadi benar-
benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan
yang aman. Contoh: seorang wanita dengan pemuaian uterus yang
berlebihan, bidan harus mempertimbangkan kemungkinan
penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut. Kemudian ia
harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk
mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba
terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri
karena pemuaian uterus yang berlebihan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Kaji ulang apakah
diagnose atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus
menunggu intervensi dari dokter. Situasi lainnya tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre
eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau
masalah medic yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lain seperti pekerja social, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis BBL. Dalam hal ini bidan harus mampu
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen askeb.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau
kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnose atau
masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakan segera yang harus dirumuskan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan
segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau
bersifat rujukan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar
dibutuhkan.
e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk
klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social
ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain,
asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana
asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan dilakukan klien. Kaji ulang apakah rencana
asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap
wanita.
f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanannya, misalnya memastikan langkah-
langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua
rencana asuhan telah dilaksanakan.
g. Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektik
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi
mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan
penyesuaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
manajemen tersebut berlangsung didalam situasi klinik dan dua
langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak
mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. U USIA 27 TAHUN G1P0 A0 USIA HAMIL 9-10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

PENGKAJIAN:
Tanggal : 22 Oktober 2022 Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. U 1. Nama :Tn. W
2. Umur : 27 th 2. Umur : 31 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : karyawan swasta
6. Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Manjung Alamat : Manjung

I. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. Keluhan Utama:
Ibu merasa mual, muntah
c. Riwayat Kesehatan:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak sedang
menderita penyakit apapun ( seperti Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal,
Hbsag, TB, Alergi ).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang/memiliki riwayat penyakit apapun (seperti
Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal, Hbsag, Alergi, TB dan lainnya).
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : sebelum haid
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah kehitaman Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih per 8 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G1P0A0
b) Usia kehamilan : 9-10 mg
c) HPHT :18-09-2022
d) HPL : 25-06-2023
e) Keluhan : Mual, muntah
f) Riwayat terapi
Ibu tidak mengkonsumsi obat apapun selain yang diberikan bidan
maupun dokter seperti tablet penambah darah, asam folat maupun
vitamin.
g) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
i) Kekhawatiran khusus : ibu tidak memiliki kekhawatiran apapun
menyangkut kehamilan yang sekarang.
j) Imunisasi / TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi TT5
k) ANC : 1 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis & Jml)
Puskes
Asam Folat
22-10- mas Mual, Perbaikan nutrisi
1. 1x1
2022 Wonogi muntah Makan sedikit tapi sering
B6 2x1
ri I

e. Riwayat Kb : -
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
1. Pola Nutrisi:
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedang,
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah. Tidak ada pantangan
makanan. Ibu minum 6-7 gelas/hari, jenisnya air putih, teh,susu, dll.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedikit,
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk. Tidak ada pantangan makanan.
Ibu minum 2500 ml air putih.

2. Pola Eliminasi :
Sebelum hamil
BAB : 1-2x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 4-5x/hari, urine berwarna kuning jernih.
Selama hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 5-6x/hari, urine berwarna kuning jernih.
3. Pola Istirahat
Sebelum hamil : Ibu jarang tidur siang, ibu tidur malam ±5-6 jam.
Selama hamil : Ibu tidur siang 1 jam, dan tidur malam±8 jam.
4. Personal Hygiene
Ibu mandi 2x sehari, keramas 3x/minggu, gosok gigi 2x.hari, dan
mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menggantinya jika terasa lembab
dan tidak nyaman.
5. Pola Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga.
Selama hamil : Ibu mengurangi aktivitas pekerjaan rumah tangga.
g. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Status perkawinan : Menikah, usia : 24 tahun
b. Pernikahan ini yang ke-1, lamanya 3 tahun
c. Hubungan dengan suami baik
d. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

II. DATA OBYEKTIF:


a. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. BB Dulu/Sekarang:57/ 59kg
4. TB : 155 cm
5. LILA : 24,5 cm
6. IMT : 23,7 kg/m2
7. Tensi : 110/70 mmHg
8. Nadi : 84 x/menit
9. Suhu /T: 36.60C
10. KSPR : 2
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema, terdapat cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, maupun limfa,
tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, ASI -/-
Abdomen : Terdapat striae gravidarum, linea alba, tidak ada luka
bekas operasi
Leopold I : Teraba tegang keras
Leopold II : Tidak dikaji
Leopold III : Tidak dikaji
Leopold IV : Tidak dikaji
Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma
akuminata, tidak terdapat pembesaran kelenjar Bartholin
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak varises
Anus : Tidak ada hemorroid
c. Pemeriksaan penunjang
PP Test +
USG tanggal (18/11/2021) : Gestasional sac +

III. Analisis
Ny U Usia 26 tahun G1 P10A0 UK 9-10 minggu dengan kehamilan fisiologis.

IV. PELAKSANAAN
Tanggal 22 Oktober 2022 Jam 09.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana
agar ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung
mempunyai gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik
buat dirinya sendiri dan keluarga.
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
2. Memberitahu tanda bahaya TM I
Rasionalisasi : tanda bahaya TM I tentang perdarahan mengarah kepada
abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah yang mengarah kepada
hiperemesis gravidarum, yang mana apabila tidak mendapatkan
penanganan segera bisa mengakibatkan kematian, perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan, ketuban pecah
sebelum waktunya.
Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan adalah normal pada
ibu hamil trimester I
Rasionalisasi mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan
pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen,
progesteron, dan dikeluarkannya human chorionoc gonadothropine
plasenta. Hormonhormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum.
Hasil ibu mengerti apa yang disampaikan
4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit dengan frekuensi sering
Rasionalisasi agar perut tidak langsung penuh sehingga akan memicu mual
atau kekeyangan dini.
Hasil ibu mengerti dan mau melakukan
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan inhalasi aromaterapi lemon
dilakukan sebelum tidur untuk mengurangi frekuensi mual muntah
pada ibu hamil trimester 1
Rasionalisasi : Saat aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap
dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap“ hidung di mana
silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-
molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan
elektrokimia akan ditransmisikanmelalui saluran olfactory ke dalam
systemlimbik. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-
pesan yang harus disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang
lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan euphoria, relaks,
dan sedative (Koensoemardiyah, 2009).
Hasil : Ibu bersedia melakukannya dirumah.
6. Memberikan program terapi
Asam Folat 1X1 (20)
Tablet Fe (10)
Rasionalisasi Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko
terjadinya perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO
merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe
60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014). Asam folat mempunyai peran
yang sangat vital dalam pencegahan cacat bawaan. Selain itu juga berperan
dalam neuro kognitif (Sulhub, et all, 2000). Asam folat sangat penting
untuk mencegah terjadinya cacat janin, menghindari anemia. dan
memberikan efek yang sangat baik untuk kecerdasan otak anak sehingga
asam folat wajib dikonsumsi oleh ibu hami pada trimester I, II, dan III
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
7. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau sewaktu – waktu bila
ada keluhan
Rasionalisasi : trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya
untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, tanda-tanda
persalinan
Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny U Usia 26 tahun G1


P0A0 UK 9-10 minggu, penulis tertarik untuk membahas masalah mual dan
muntah yang dialami ibu hamil.
A. Mual pada ibu hamil
Berdasarkan hasil anamneses Ny. U , ibu mengeluh kan bahwa
setiap pagi mengalami mual dan muntah sebanyak 2-3x/hari. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyaman pada ibu
hamil.
Menurut Farer (2001) penyebab emesis gravidarum belum
diketahui secara pasti tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan
reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Dugaan lain
adalah peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic
Gonadotroopin ). Kadar hormon HCG mencapai puncaknya pada
trimester awal kehamilan. Sebenarnya hormon HCG tidak secara
langsung terlibat karena secara fisiologisnya HCG menstimulasi reseptor
hormone TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Hal tersebut menyebabkan
terjadinya kondisi hipertiroidisme transien (gestational tratient
thyrotoxicosis) pada awal kehamilan yang mengakibatkan keadaan mual
muntah.
Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70% perempuan
mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50% mengalami
muntah. Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
terjadi pada multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala lain
menjadi berat (Saifuddin et al, 2010). Menurut Helper (2008) bahwa
sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan
sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang
ekstrim.
Penyebab terjadinya mual pada ibu hamil :

Hormon HCG Perut kontraksi


MUAL
Senyawa serotonin

Penanganan ibu emesis gravidarum antara lain:


a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang seperti
terlalu pedas atau terlalu asam
c. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan secara tiba-
tiba
d. Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe karena zat kimia yang
terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi syaraf, lambung dan usus
untuk mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu
memblok serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut
berkontraksi, sehingga menimbulkan mual.
Emesis pada ibu hamil bisa diatasi dengan jahe dalam jurnal The
Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of
Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial
oleh Parisa Yavari kia, Farzaneh Safajou, Mahnaz Shahnazi, Hossein
Nazemiyeh.
Minyak atsiri lemon (Citrus lemon) adalah salah satu yang minyak
herbal yang banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap sebagai
obat yang aman untuk ibu hamil. Satu atau dua tetes minyak esensial
lemon dalam pembakar minyak atau diffuser di kamar tidur membantu
untuk menenangkan dan meredakan NVP (10). Menurut sebuah penelitian,
40% wanita telah menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual dan
muntah, dan 26,5% dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif
untuk mengontrol gejala mual muntah pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, disarankan kepada ibu hamil
untuk melakukan inhalasi lemon sebagai penanganan pertama yang relatif
aman dibandingkan meminum obat tanpa resep dokter. Dilihat bahwa
dalam penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa tidak ada efek
samping yang signifikan. Efek samping inhalasi lemon pada hasil
kehamilan juga tidak terdeteksi. Namun demikian, ada kemungkinan
bahwa efek samping yang jarang namun tidak signifikan, seperti anomali
kongenital tertentu, dapat tidak terdeteksi karena terbatasnya jumlah
subjek yang dipelajari sejauh ini.
BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada


Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di Puskesmas Wonogiri I,, penulis
dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan
Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester I dengan mual muntah
khususnya di Puskesmas Wonogiri I.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester I dengan
mual muntah maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data
objektif pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari
pengkajian data pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu
di Puskesmas Wonogiri I.
3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin
terjadi pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan
penanganan dan kolaborasi pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-
10 minggu di Puskesmas Wonogiri I.
5. Mahasiswa dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan
kepada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang
diberikan pada Ny U Usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 9-10 minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan
Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan
antenatal care selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan
diberikan asuhan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan
pada Ibu Hamil Trimester I dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan
pada ibu hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Blanque Rodriguez,dkk.2017. The influence of physical activity in water on sleep


quality in pregnant women: A randomised trial.666
Boyle, 2008, Kedaruratan Dalam Persalinan, EGC, Jakarta
Dinc Ayten, dkk.2009. Effect of pelvic floor muscle exercises in the treatment of
urinary incontinence during pregnancy and the postpartum period.
E Mary Cogswell, dkk. 2003.Iron supplementation during pregnancy, anemia,
and birth weight:a randomized controlled trial.78
Jannah, Nurul.2012. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Ar’ruz Media
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, Dan Bayi
Baru Lahir Selama Social Distancing. Jakarta: Kemenkes RI
Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta:
Fitramaya
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Manuaba. 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC
Meilani, dkk (2008). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Sarwono P (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Pebianita Elanda G, dkk. Pemakaian jenis bh (breast holder) mempengaruhi nyeri
Punggung pada ibu hamil di poli BKIA Rumah sakit islam surabaya.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1.
Jakarta : EGC.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 2.
Jakarta : EGC.
Walsh, L.V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Hal. 94-
101.
Wara Kushartanti,, dkk,2004. Senam Hamil. Penerbit:Lintang Pustaka,Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Yavari Kia P, dkk.(2014) . The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on
Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,
Controlled Clinical Trial.16(3).
______2001. Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized,
Double-Masked, Placebo-Controlled Trial.97(4)
CRITICAL APPRAISAL
HOLISTIC ASSESSMENT OF WOMEN WITH HYPEREMESIS
GRAVIDARUM : A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL
A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik
Kenapa saya mempelajari materi ini ?
Karena materi ini sangat penting, terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan kehamilan terhadap pasien dalam menerapkan terapi
komplementer
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini ?
Fisik, mental dan pengetahuan
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?
Saya dapat menerapkan langsung kepada pasien yang ada dilahan guna
mengurangi terapi obat-obatan farmakologi
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini? Bagaimana
perencanaannya?
Setiap asuhan yang akan diberikan di teliti sesuai dengan evidance based
practice dalam kehamilannya

B. Refleksi Kritis dari Materi yang di Pelajari


Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan :
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada
ibu hamil normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan terapi
komplementer
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran
tersebut adalah :
Cara memberikan asuhan kebidanan yang holistik sesuai dengan
ketidaknyaman yang dirasakan oleh pasien dan melakukan
penatalaksanaan sesuai keluhan pasien dengan menerapkan terapi
komplementer
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik
pembelajaran ini adalah :
Jurnal-jurnal penelitian yang membuktikan evidance based dalam praktik
kehamilan dalam penerapan terapi komplementer
Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya
kerjakan adalah :
Saya mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada ibu
hamil normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan
terapikomplementer disetiap asuhannya
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya dibidang ini melalui :
Praktik langsung di lapangan dengan pasien langsung
Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah :
Ketidakpercayaan diri
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik
pada topik ini adalah, dan saya berencana untuk membahasnya melalui :
Jurnal yang dijadikan acuan untuk evidance based tidak semua bisa di
gunakan, saya berencana untuk membahasnya melalui diskusi dengan
teman

A. Apakah Hasil Penelitian Valid?


1. Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi?
Ya, penelitian tersebut bersifat random. Hal ini dijelaskan pada
beberapa bagian diantaranya :
Judul penelitian : Holistic Assessment Of Women With Hyperemesis
Gravidarum : A Randomised Controlled Trial
2. Abstrak ( halaman 1 baris ke-5 ) : Abstrak bagian metode penelitian :
Bagian metodhe dari abstrak - : his was a randomized clinical trial in
which 100 pregnant women with nausea and vomiting who had
eligibility criteria were randomly divided into intervention and control
groups based on four- and six-random block sampling method.
3. Apakah semua pasien yang masuk dalam kelompok control dan
eksperimen dicatat dengan benar dan dikaitkan dengan
kesimpulannya?
Ya, pasien dalam kelompok control maupun kelompok eksperimen
dicatat dengan benar dan dikaitkan dengan hasil baik yang primer
maupun sekunder. Hal ini dibuktikan pada data awal penelitian, dicatat
secara lengkap pada halaman 6 tabel 2 yang berisikan karakteristik
subjek penelitian mulai dari usia ibu, pendidikan , satatus pekerjaan,
suami perokok, pendapatan.
4. Apakah follow-up kepada pasien cukup panjang dan lengkap?
Ya, pasien di follow up dengan jela Penelitian ini adalah uji klinis acak
yang dilakukan pada 100 orang wanita hamil dengan NVP yang dirujuk
ke pusat kesehatan-medis kota Birjand, Iran. Ini hamil wanita
mengalami mual ringan hingga sedang, dengan atau tanpa muntah dan
kehamilan enam sampai 16 minggu, kehamilan tunggal, tanpa tanda-
tanda aborsi yang mengancam dan gangguan lainnya . Hal ini
dijelaskan pada halaman 2 penelitian bagian design penelitian.
5. Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka
dirandomisasi?
Ya, pasien yang dianalisis disetiap kelompok baik control maupun
intervensi. Hal yang dianalisis meliputi berat badan ibu hamil dan BMI
nya serta kualitas tidur. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pada
halaman 4 bagian sampel.
The participants in both study groups must had the advantage of
receiving nutritional recommendations as well as recommendations
relating to lifestyle changes which were proven to control nausea and
vomiting; hence, recommendations were presented both in printed
form and orally to all participants. Two groups of participants were
asked to follow the nutritional recommendations and lifestyle changes,
and when they felt nauseated, they had to drop two drops (10) of the
solution on the cotton, and keep it in distance of 3cm of their nose, and
then breathe three times deeply through the nose (14). If necessary,
they had to repeat it five minutes later (15). It should be noted that the
cottons given to the participants were in the same size

6. Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi?


Ya, baik penelitiatau pun pasien sama sama pada awalnya tidak tahu
dimana akan diletakkan sebab metode yang digunakan adalah metode
probabilitas. Hal ini dijelaskan pada halaman 3.
For allocation concealment, dark and similar packaged containers
sequentially numbered from one to 100 were used. It was executed by
a person uninvolved in the study. The containers in the intervention
group contained 10 cc of lemon oil, produced in Tabriz
Pharmaceutical Nanotechnology Research Center. The essential oil
was prepared form the lemon peel and in solvent distillation method
and almond oil was used as a carrier oil. To make placebo, the colors
of carrots (for being in the same color with lemon oil) was used in
combination with almond oil. The researcher and participants were
unaware of the content of the containers.

7. Apakah grup pasien diperlakukan sama, selain dari terapi yang


diberikan?
Ya, setiap grup mendapat intervensi yang sama yakni ANC nrmal yang
diberikan oleh bidan maupun dokter obsgyn. Hal ini sesuai dengan
penjelasan pada halaman 3. Participants in the CG and in the IG had
regular meetings with health providers (midwives, obstetricians and
family physicians) during pregnancy.

8. Apakah karakteristik grup pasien sama pada awal penelitian?


Ya, karakteristik pasien sama. Sebab pada awal penelitian subjek
penelitian sudah dibatasi dengan jelas oleh adanya karakter inklusi
agar dapat menjadi subjek penelitian. Selain itu data juga dibuktikan
pada awal tabel 1 halaman 4 yang menunjukkan bahwa karakteristik
pasien baik dalam kelompok intervensi adalah sama.
B. Apa Hasil dari Penelitian Tersebut ?
1. Apakah hasil penelitian penting?
Seberapa penting hasil penelitian ini? Penting
Alasan :
Penelitian ini penting sebab dapat
menjadi referensi dalam memberi asuhan
pada ibu hamil

Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Tepat


Alasan :
 Dalam uji coba itu, terjadi
peningkatan mual
 Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa 40% wanita digunakan aroma
lemon untuk meringankan NVP, dan
26,5% dari mereka yang
memilikinya menggunakannya
disebutkan efektif

interventio Control
n
Received treatment 34 21
No treatment 16 29
50 50
CER 50/50+50 0,5
control event rate
c/c+d
EER 34/34+21 0,6
experiment event rate
a/a+b
RRR = CER-EER / 0.5-0,6/0,5 0,2 Kemungkinan subjek terapi
CER inhalasi lemon mengurangi
relative risk mual muntah lebih efektif 20
% kali dibanding dengan
subjek kontrol.
RRI = ( EER – CER 1) (0.6-0.5)/ 0.2 Bila melakukan terapi inhalasi
/ CER 0.5 lemon dapat menurun hingga
relative risk increase 20% dibandingkan dengan
insidensi pada kelompok
kontrol (RR tidak> 50 %
sehingga tidak menunjukkan
perubahan signifikan secara
klinis.
ARI = CER – EER 0.5-0.6 -0.1 Apabila terapi inhalasi lemon
absolute risk increase digunakan akan menurunkan
mual muntah sebanyak 10%
NNT = 1 / ARI 1 1/-0.1 10 Kita memerlukan 10 pasien
number need to treat yang melakukan inhalasi lemon
untuk mengurangi rasa mual
muntah
95% CI +/- 1,96 0.39 Rentang kepercayaan (CI) tidak
√[CER x melampaui angka 1, ini berarti
(1-CER)/ nilai NTT pada penelitian ini
#pasien bermakna.
kontrol +
EER x (1-
EER)/ #
pasien
eksperimen
]
C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable
(dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Apakah karakteristik pasien kita sangat Tidak
berbeda dibandingkan pasien pada Alasan :
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada
diterapkan? pasien kita dengan mempertimbangkan
beberapa hal diantaranya kemampuan ibu
dalam melakukan terapi.

Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Ya


tempat kerja kita? Alasan :
Hasil penelitian cocok jika dilakukan di
lingkungan praktek lahan. Khususnya
pada pasien yang kami angkat. Sebab
dilingkungan ibu tinggal mudah di
dapatkan buah lemon dan caranya sangat
mudah dilakukan dan baiayanya tidak
terlalu mahal.

Apa kemungkinan benefit dan harm dari Benefit :


terapi tersebut? Dilihat dari jurnal, inhalasi lemon
memiliki manfaat atau keuntungan yang
sangat banyak untuk tubuh. Selain
menurangi efek mual pada ibu hamil,
lemon juga dapat mengobati pada kasus
batuk ringan pada ibu hamil

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif


terhadap pasien pada penelitian.

Diekspresikan dalam bentuk desimal:


10,0

NNT/f = 10/1 = 10

Makna :
Kita membutuhkan 10 pasien yang
diobati untuk menghindari seorang dari
pasien emesis gravidarum .
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut

1/ (PEERxRRR) = 1/(0.6x0,2)= 8

Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari emesis
gravidarum

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?


Apakah kita dan pasien kita mempunyai Dengan telaah jurnal penelitian ini
penilaian yang jelas dan tepat akan value tentunya kita (bidan) akan mempunyai
dan preferensi pasien kita? penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita karena inhalasi
lemon telah terbukti memiliki persentase
yang lebih besar untuk mengurangi emesi
pada ibu hamil. Tetapi untuk penilaian
pasien terhadap value dan preferensinya
itu tergantung pada pilihan dari pasien itu
sendiri, apakah pasien suka dengan
aroma lemon ataukah pasien memilih
menggunakan option lain yang mungkin
juga dapat membantu mengurangi
emesis.
Apakah value dan preferensi pasien kita Seperti yang telah dijelaskan di atas
dipenuhi dengan terapi yang akan kita bahwa value dan preferensi pasien
berikan? terhadap penggunaan lemon itu
tergantung pada pilihan dari pasien itu
sendiri.

Keterangan :
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau
rendahnya risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada
penelitian. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar
dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien
kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan pasien
pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran
Topik : Kehamilan Fisiologis Tanggal : 18 Febuari 2019
Jenis Pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
Pemeriksaan Kehamilan dan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis
Informasi/keterampilan yang baru bagi saya :
Inhalasi lemon dapat bermanfaat untuk menurunkan mual muntah
Bagaimana hal ini bisa berguna :
Inhalasi lemon mudah didapat, ekonomis dan tejangkau
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang :
Penerapan inhalasi lemon untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :
Memberikan pengetahuan pada ibu bahwa aroma lemon dapat mengurangi mual
muntah pada ibu hamil
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi :
Berapa kali dalam sehari untuk menghirup aroma lemon
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah :
Menerapkan aroma lemon dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai