Disusun oleh :
Septiani Rida Wardani
P27224022334
Prodi Profesi Bidan Reguler Kelas C
Disusun oleh :
CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 22 Oktober 2022
Di : Puskesmas Wonogiri I
(Suwarti, S.Tr.Keb., Bdn)
NIP.19700505 199103 2 017
Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
(KH Endah Widhi Astuti, M.Mid)
NIP.19720406 199803 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang
ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga
ke-40). Dan bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem
tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004).
Perubahan fisik dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem
reproduksi, payudara, sistem metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem
kardiovaskuler, sistem integumen, sistem gastrointestinal, sistem urinaria, sistem
endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan ini akan menimbulkan berbagai
keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah nyeri panggul, mual &
muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering berkemih, dan sesak
nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu
hamil trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula
timbul setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai
saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan
mual disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2009). Faktor psikologis
juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres,
dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan
ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal tersebut dan tidak mendapatkan
penanganan dengan baik maka dapat menimbulkan masalah lain yaitu
peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan
asam lambung akan semakin memperparah emesis gravidarum. Untuk
mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau
faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang
cukup (Kusmiati dkk, 2009).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas,
kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2013).
Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa
perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab
tidak langsung kematian ibu seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang
tidak aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil
(Manuaba, 2010).
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi sebuah
bangsa. Pentingnya membangun kesehatan ibu dan anak karena akan menentukan
generasi muda yang akan terbentuk di masa yang akan datang (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Keberhasilan sebuah bangsa dalam meningkatkan derajat
kesehatan ibu salah satunya ditentukan oleh angka kematian ibu. Menurut World
Health Organization (WHO), kematian yang terjadi pada saat kehamilan atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan disebut dengan Angka Kematian Ibu
(AKI). Kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca
kehamilan. Sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah perdarahan, infeksi,
hipertensi dalam kehamilan dan komplikasi persalinan (WHO, 2018). AKI di
Indonesia pada tahun 2018 ini masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup
dan target AKI Indonesia pada tahun 2030 diharapkan akan menurun menjadi 131
per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
angka kelahiran hidup. Agka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2016 yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan,
2018). Sedangkan di Kabupaten Jombang Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102,91/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari tingkat provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah
dengan melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang
merupakan mulai dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang
harus dilakuka. Maka kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan tindakan
bidan sesuai manajemen asuhan kebidanan antenatal, khususnya dalam kasus ini
adalah pada trimester 1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah bagaimanakah
sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal pada
trimester I di Puskesmas Wonogiri I?
C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan asuhan kebidanan
D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas
kesehatan setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama bagi ibu hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah
motivasi masyarakat sendiri untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap
ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari
kunjungan ANC.
3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan
bacaan untuk mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan
kehamilan di Trimester I.
4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa
mengenai pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Tanda Gejala
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
1. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi (USG). Terlihat tulang-tulang janin dalam
foto rontgen.
2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a. Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan tidak adasiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT+3).
b. Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness/emesis gravidarum.
1) Penyebab Emesis gravidarum
Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum dapat
diketahui, tetapi menurut Jimenez penyebab terjadinya mual di pagi
hari adalah emosi, perubahan hormon yang meningkatkan keasaman
lambung dan rendahnya gula. Mual disebabkan oleh impuls iritasi
yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari
otak bawah yang berhubungan dengan morning sicknees atau impuls
dan korteks serebri untuk memulai muntah. Muntah sendiri
disebabkan karena rangsangan yang kuat sebagai akibat dari distensi
yang berlebihan atau iritasi doudenum. Menurut Farer (2001)
penyebab pasti belum diketahui tetapi kemungkinan besar mual
muntah merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang
mendadak. Dugaan lain adalah peningkatan esterogen, HCl
lambung dan HCG ( Human Chorionic Gonadotroopin.
2) Patofisiologi mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh dua area di SSP
yaitu CTZ (chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio
retikularis. CTZ terletak bilateral dasar ventrikel keempat Medulla
Oblongata yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
substan emetogenic misalnya toxin, ureum, hypoxia, keton
bodies dan segala sesuatu yang di respon sebagai benda asing yang
masuk dalam sistem aliran darah dan cerebrospinal fluid (CSF).
Respon tubuh terhadap emetogenic memberikan sinyal yang dikirim
langsung melalui nervus vagus (N X) kelambung sehingga timbul
reaksi mual-muntah . Kasus lain yang dapat merangsang CTZ
misalnya iritasi dinding lambung karena bacteri atau virus,
menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia, distensi lambung
karena kekenyangan, hambatan passage isi usus, timbunan gas,
termasuk kondisi psikis ( Cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika
psikis akan dikirim ke formatio reticularis dan selanjutanya ke
nervus Vagus. CTZ dan formatio reticularis mempunyai hubungan
yang saling mempengaruhi melalui pintasan neural.
Berdasar teori diatas HCG merupakan emetogenic yang
paling memenuhi sebagai penyebab emesis gravidarum karena
terjadinya pada trimester I kehamilan. Dalam hal ini HCG akan
direspon secara individual sebagai self antigen yang memberi sinyal
kimia pada CTZ dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan
masa plasentasi yaitu selama + 90 hari, setelah masa ini chorion akan
menjadi plasenta dan kadar HCG menurun mual muntahpun mereda
atau hilang. Mengenai dinamika psikis, ini merupakan masalah yang
sangat terbuka untuk diteliti, karena respon spsikis individu terhadap
setiap aspek perubahan kehidupan sangat variatif.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
e. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
f. Fatigue (pusing)
g. Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar montgomery terlihat membesar.
h. Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
i. Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding
perut (linea nigra=grisea).
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l. Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen
bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
e. Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletidak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Teraba ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.
C. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting
yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta
tekanan darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan
sebagian di atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi
semua bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan
memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Yang termasuk organ sistem perkemihan adalah:
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika Urinaria
d. Urethra
Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan
selama kehamilan.
a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang,terletidak ada di belakang dari bagian
abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren
kiri terletidak ada setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri
karena di sebelah kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada
glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior.
Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial(ada hilus renalis) merupakan
tempat keluar masuknya vasa,saraf,limfe dan ureter.Pada kehamilan Ginjal
berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme
tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada
panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah
ginjal dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin
nyata pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih.Pada Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada
80 -90% wanita.mungkin disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron
dan peningkatan
b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke
vesika Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau
ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada
Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya
menekan ureter pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan
tonus intraureter yang terletidak ada di atas pelvis.Hal ini yang
menyebabkan produksi urin yang meningkat.Juga meningkatkan diameter
lumen ureter,dan hipertonisitas serta hipomotilitas.Karena perubahan ini,
pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan peningkatan 300 ml
Urine.Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami pembesaran
karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter kanan lebih lebih membesar
karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.Hal
ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau
karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada
Trimester III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan
masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul.Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri
akibat Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi untuk
menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih
menurun sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.Kapasitas
kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih
sering kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.
Perpindahan ini mengubah letidak ada intravesikuler ureter,yang kemudian
menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.
Pada Trimester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan
edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan.
Selanjutnya,jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke
urethra.
d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih.Memiliki panjang 4
cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan
luar dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan
terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra.Selama
Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II,
Urethra akan lebih memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan
lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen
dan dapat bertambah panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang
hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil.Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan(air dan natrium)selama siang hari dalam bentuk
edema dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah panggul dan
vena kava inferior.dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam
hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
2. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan
perubahan nafsu makan,jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi,dan
toleransinya terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa perubahan
mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial budaya,faktor anatomi dan pengaruh
hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa
dijalankan oleh sistem pencernaan. Diantaranya adalah:
a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan
segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh
hormon saliva,dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam
selama Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatidak adaan adanya
peningkatan produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini
hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
menelan selama periode mual muntah.Beberapa wanita tercatat
mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan
berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi
lebih berpembuluh,terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan
Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi
penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat
menggosok gigi atau mengunyah dan permukaan yang rapuh
menyebabkan mudah terkena radang 0gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama
kehamilannya.Insidennya meningkat apabila sedang mengalami masalah
gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang
dari 2%waanita hamil,hiperplasia gusi menyebabkan terbentuknya masa
yang rapuh,menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya
sembuh secara spontan setelah melahirkan,tetepi mungkin perlu diinsisi
selama kehamilan.berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan
muncul penyakit gusi dan gigi.
b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke
esofagus. Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi
menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut sudut esofagus –
gaster, sehingga makin memperberat Refluks.
c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter
pilorus,menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam
lambung. Semakin kehamilan berlanjut,tekanan pada lambung oleh
uterus yang membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang
dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan produksi
asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun
efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
d. Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon peptida. Penurunan
pada tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit,yang akan makin
lama seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir
kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos pada
usus.Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi
vili Duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.
Peningkatan sorpsizatbesi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa,
natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor
mungkin menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan
vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air,yang kemudian meningkatkan
resiko terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga
ditemukan.Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum
terdorong ke atas dan lateral.Perubahan anatomis ini penting untuk di
ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh
relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan
progesteron, dan penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang
makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi karena adanya
konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.
3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.Sendi
sakroilliaka,sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormon
estrogen,progesteron,dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian
dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada Trimester
III.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan :
a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan )
b) Otot - otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c) Otot dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil,bagian ini merupakan titik – titik kelemahan srtuktural
dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan
kehamilan.Oleh karena itu,masalah postur merupakan hal biasa dalam
kehamilan:
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda
(dan memar biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari
sel.sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh.sistem ini
meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya
mirip piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum.
Jantung memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis,
diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal
menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus
dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri atas rongga
utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas
serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista
terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava
superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta
darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara
progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke
organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang
disuplay oleh sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding
kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2
pada sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler
dan kemudian masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang
miskin oksigen. Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena
systemic yang lebih besar dan pada akhirnya darah mengalir kembali ke
atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri
membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut
arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena adalah
pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak
diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula,
vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk
vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu hubungan
dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari
gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu
membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
menghubungkan arteriola dengan venula.
5. Sistem Integumen
Secara mikroskopis, struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Bagian-bagian kulit dan
penampang yang ada pada kulit dapat dilihat pada gambar penampang
kulit berikut.
System integument pada ibu hamil
Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu perubahan
besar yang mengalami selama kehamilan adalah cara itu harus meregangkan
pada tingkat cepat mustahil. Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan
tidak mampu menahan peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu
menyebabkan terjadi pada kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan
pantat. Ini terjadi ketika kolagen di kulit memisahkan, Mungkin tidak sakit
tetapi akan gatal, dan mungkin gelitik banyak. Wanita berkulit terang akan
memiliki garis-garis merah muda, sementara wanita berkulit gelap akan
membuat mereka lebih ringan daripada warna kulit mereka.
0Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama
kehamilan, antara lain:
1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh
atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut
dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu
hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level
maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya timbul
stretch mark.
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang
muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti
anak sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat,
seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau
karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan
yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan
kolagennya rusak.
Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas,
pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch
mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar,
kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau
kecoklatan. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua
atau usia kandungan sekitar empat bulan,
2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut
linea nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Garis ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang
setelah melahirkan.
3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletidak
ada di atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis
sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk
melindungi janin,
4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada
bagian perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa
sebab, yakni peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih
kering, iritasi yang muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di
bawah payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula
muncul karena perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga
terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.
5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena
adanya faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah
dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah
sebaliknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas
tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok. Pada ibu
hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan
mengganjal dengan bantal ketika beristirahat.
7) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebuh hitam, daerah sekitar yang
baisanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal kehamilan
keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola)
tumbuh lebih gelap.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecusli ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi
inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga
topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri
bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada
juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar.
Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan
besar juga akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada
dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang
sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga
karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan
kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:
a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kuit (pada primigravida).
Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada
pembesaran atau peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru.
Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti
parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi
putih, karena sudah mengalami peregangan.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan
paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada
penderita.
D. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus
a. Trimester pertama (minggu 0 -12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uerus
(endometrium) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses
dimana sistem saraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin
mulai berubah dari blastostosit menjadi embrio berukuran 1,3
cm dengan kepala yang besar.
2. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ
penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan
dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua (minggu 12-240)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.
Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai
tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm40
c. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh
dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motoric yang
terkoordinasi seperti menendang atau menonjok, serta dia
sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat
menjadi sempurna. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi
kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir
berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm. (Kamariyan dkk,
2014).
E. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh
bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia
merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan
seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran
pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang
bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu
atau kondisi.7 Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu
yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa
membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier,
tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu,
keuangan dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang
hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat
bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak adaut terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebutbersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor
eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10T yaitu :
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang
berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90
mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan
tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.
TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di
berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang
pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu
Imunisasi TT Lama Perlindungan
Minimal
Pembentukan
TT1 -
kekebalan awal
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 >25 tahun
6. Tetapkan status gizi. Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak
dini, akan dilakukan pengukurab lingkar lengan atas (LILA)
menggunakan pita ukur dengan batas minimal 23,5 cm.
7. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan meliputi setidaknya
pemeriksaan golongan darah, rhesus, HIV, Sipilis, Protein urine, reduksi,
dan pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg
As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jatung janin. Pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya dilaukan saat kehamilan memasuki usia 16
minggu.
9. Tatalaksana Kasus. Dilakukan apabila saat melaukan antenatal care
ditemukan indikasi resiko tinggi, maka ibu akan segera mendapatkan tata
laksana kasus.
10. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan
ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB,
kehamilan, persalinan).
Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir)
Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan 2. 29-36 minggu setiap 2
minggu sekali 3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali
jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan
Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
a. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/
tidaknya faktor risiko kehamilan
e. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
PENGKAJIAN:
Tanggal : 22 Oktober 2022 Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. U 1. Nama :Tn. W
2. Umur : 27 th 2. Umur : 31 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : karyawan swasta
6. Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Manjung Alamat : Manjung
I. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. Keluhan Utama:
Ibu merasa mual, muntah
c. Riwayat Kesehatan:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak sedang
menderita penyakit apapun ( seperti Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal,
Hbsag, TB, Alergi ).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang/memiliki riwayat penyakit apapun (seperti
Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal, Hbsag, Alergi, TB dan lainnya).
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : sebelum haid
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah kehitaman Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih per 8 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G1P0A0
b) Usia kehamilan : 9-10 mg
c) HPHT :18-09-2022
d) HPL : 25-06-2023
e) Keluhan : Mual, muntah
f) Riwayat terapi
Ibu tidak mengkonsumsi obat apapun selain yang diberikan bidan
maupun dokter seperti tablet penambah darah, asam folat maupun
vitamin.
g) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
i) Kekhawatiran khusus : ibu tidak memiliki kekhawatiran apapun
menyangkut kehamilan yang sekarang.
j) Imunisasi / TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi TT5
k) ANC : 1 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis & Jml)
Puskes
Asam Folat
22-10- mas Mual, Perbaikan nutrisi
1. 1x1
2022 Wonogi muntah Makan sedikit tapi sering
B6 2x1
ri I
e. Riwayat Kb : -
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
1. Pola Nutrisi:
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedang,
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah. Tidak ada pantangan
makanan. Ibu minum 6-7 gelas/hari, jenisnya air putih, teh,susu, dll.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedikit,
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk. Tidak ada pantangan makanan.
Ibu minum 2500 ml air putih.
2. Pola Eliminasi :
Sebelum hamil
BAB : 1-2x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 4-5x/hari, urine berwarna kuning jernih.
Selama hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 5-6x/hari, urine berwarna kuning jernih.
3. Pola Istirahat
Sebelum hamil : Ibu jarang tidur siang, ibu tidur malam ±5-6 jam.
Selama hamil : Ibu tidur siang 1 jam, dan tidur malam±8 jam.
4. Personal Hygiene
Ibu mandi 2x sehari, keramas 3x/minggu, gosok gigi 2x.hari, dan
mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menggantinya jika terasa lembab
dan tidak nyaman.
5. Pola Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga.
Selama hamil : Ibu mengurangi aktivitas pekerjaan rumah tangga.
g. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Status perkawinan : Menikah, usia : 24 tahun
b. Pernikahan ini yang ke-1, lamanya 3 tahun
c. Hubungan dengan suami baik
d. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
III. Analisis
Ny U Usia 26 tahun G1 P10A0 UK 9-10 minggu dengan kehamilan fisiologis.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 22 Oktober 2022 Jam 09.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana
agar ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung
mempunyai gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik
buat dirinya sendiri dan keluarga.
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
2. Memberitahu tanda bahaya TM I
Rasionalisasi : tanda bahaya TM I tentang perdarahan mengarah kepada
abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah yang mengarah kepada
hiperemesis gravidarum, yang mana apabila tidak mendapatkan
penanganan segera bisa mengakibatkan kematian, perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan, ketuban pecah
sebelum waktunya.
Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan adalah normal pada
ibu hamil trimester I
Rasionalisasi mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan
pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen,
progesteron, dan dikeluarkannya human chorionoc gonadothropine
plasenta. Hormonhormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum.
Hasil ibu mengerti apa yang disampaikan
4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit dengan frekuensi sering
Rasionalisasi agar perut tidak langsung penuh sehingga akan memicu mual
atau kekeyangan dini.
Hasil ibu mengerti dan mau melakukan
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan inhalasi aromaterapi lemon
dilakukan sebelum tidur untuk mengurangi frekuensi mual muntah
pada ibu hamil trimester 1
Rasionalisasi : Saat aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap
dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap“ hidung di mana
silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-
molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan
elektrokimia akan ditransmisikanmelalui saluran olfactory ke dalam
systemlimbik. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-
pesan yang harus disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang
lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan euphoria, relaks,
dan sedative (Koensoemardiyah, 2009).
Hasil : Ibu bersedia melakukannya dirumah.
6. Memberikan program terapi
Asam Folat 1X1 (20)
Tablet Fe (10)
Rasionalisasi Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko
terjadinya perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO
merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe
60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014). Asam folat mempunyai peran
yang sangat vital dalam pencegahan cacat bawaan. Selain itu juga berperan
dalam neuro kognitif (Sulhub, et all, 2000). Asam folat sangat penting
untuk mencegah terjadinya cacat janin, menghindari anemia. dan
memberikan efek yang sangat baik untuk kecerdasan otak anak sehingga
asam folat wajib dikonsumsi oleh ibu hami pada trimester I, II, dan III
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
7. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau sewaktu – waktu bila
ada keluhan
Rasionalisasi : trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya
untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, tanda-tanda
persalinan
Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
interventio Control
n
Received treatment 34 21
No treatment 16 29
50 50
CER 50/50+50 0,5
control event rate
c/c+d
EER 34/34+21 0,6
experiment event rate
a/a+b
RRR = CER-EER / 0.5-0,6/0,5 0,2 Kemungkinan subjek terapi
CER inhalasi lemon mengurangi
relative risk mual muntah lebih efektif 20
% kali dibanding dengan
subjek kontrol.
RRI = ( EER – CER 1) (0.6-0.5)/ 0.2 Bila melakukan terapi inhalasi
/ CER 0.5 lemon dapat menurun hingga
relative risk increase 20% dibandingkan dengan
insidensi pada kelompok
kontrol (RR tidak> 50 %
sehingga tidak menunjukkan
perubahan signifikan secara
klinis.
ARI = CER – EER 0.5-0.6 -0.1 Apabila terapi inhalasi lemon
absolute risk increase digunakan akan menurunkan
mual muntah sebanyak 10%
NNT = 1 / ARI 1 1/-0.1 10 Kita memerlukan 10 pasien
number need to treat yang melakukan inhalasi lemon
untuk mengurangi rasa mual
muntah
95% CI +/- 1,96 0.39 Rentang kepercayaan (CI) tidak
√[CER x melampaui angka 1, ini berarti
(1-CER)/ nilai NTT pada penelitian ini
#pasien bermakna.
kontrol +
EER x (1-
EER)/ #
pasien
eksperimen
]
C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable
(dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
NNT/f = 10/1 = 10
Makna :
Kita membutuhkan 10 pasien yang
diobati untuk menghindari seorang dari
pasien emesis gravidarum .
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut
1/ (PEERxRRR) = 1/(0.6x0,2)= 8
Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari emesis
gravidarum
Keterangan :
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau
rendahnya risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada
penelitian. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar
dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien
kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan pasien
pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran
Topik : Kehamilan Fisiologis Tanggal : 18 Febuari 2019
Jenis Pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
Pemeriksaan Kehamilan dan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis
Informasi/keterampilan yang baru bagi saya :
Inhalasi lemon dapat bermanfaat untuk menurunkan mual muntah
Bagaimana hal ini bisa berguna :
Inhalasi lemon mudah didapat, ekonomis dan tejangkau
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang :
Penerapan inhalasi lemon untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :
Memberikan pengetahuan pada ibu bahwa aroma lemon dapat mengurangi mual
muntah pada ibu hamil
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi :
Berapa kali dalam sehari untuk menghirup aroma lemon
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah :
Menerapkan aroma lemon dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil