Anda di halaman 1dari 61

MAKALAH

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN TRIMESTER II DENGAN


MASALAH HIPERTENSI RINGAN

Laporan Refleksi Kasus

Diajukan untuk memenuhi Tugas Stase Kehamilan

Disusun oleh

Yuyun Wahyuni Mk
205491517029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas Stase Kehamilan.

Dalam penyusunan tugas Stase Kehamilan ini, penulis banyak


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.


2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Wakil Dekan FIKES Universitas
Nasional.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan
Universitas Nasional
4. Shinta Novelia, S.ST, MNS, selaku Sekretaris Prodi Profesi
Kebidanan Universitas Nasional
5. Anni Suciawati, SST.,SH.,M.Kes.,MH selaku Pembimbing Stase
Kehmailan
6. Jenny Anna Siauta, SST.,M.Keb Selaku Koordinator Stase Kehamilan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase Kehamilan ini


masih jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas Stase
Kehamilan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas Stase Kehamilan
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi bagi pembaca umumnya, dan
bagi penulis khususnya.

Jakarta, 27 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas

merupakan suatu tahap perkembangan manusia yang alamiah. Oleh karena itu

tenaga kesehatan harus memberi asuhan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru

lahir dan nifas agar ibu dan bayi sehat (Manuba, 2019).

Asuhan yang diberikan tidak hanya sampai nifas dan bayi baru lahir saja,

asuhan masih berlanjut pada pendamping keluarga berencana. Memberikan

informasi mengenai keluarga berencana (KB) pasca persalinan yang tidak

mengganggu produksi ASI (Saiffudin, 2011).

Kematian maternal menurut World Health Organization (WHO) ialah

kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan

untuk mengakhiri kehamilan” (Prawirohardjo, 2020).

Menurut Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017, di

Indonesia AKI dan AKB merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan

dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan SDGs

(Sustainable Development Goals), berdasarkan data SUPAS (Survei Penduduk

Antar Sensus) 2015 baik AKI maupun AKB diantaranya AKI sebesar

305/100.000 KH dan AKB sebesar 22,23/ 1000 KH (Kemenkes RI,2017).


Berdasarkan latar belakang tersebut untuk membantu target pemerintah

yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu maka penulis mengaplikasikan

manajemen asuhan kebidanan kehamilan terhadap Ny M usia 26 tahun G1P0A0 di

Klinik Rosa Kartika tahun 2021.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas pada stase kehamilan

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil

b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu

hamil

c. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

pada ibu

f. Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan pada ibu hamil

1.3 Manfaat

1. Manfaat Bagi Penulis

Bagi peneliti dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan

sebagai sumber referensi bacaan di perpustakaan, serta dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan sekaligus evaluasi dalam menjalankan

asuhan kebidanan.
2. Manfaat Bagi Profesi Bidan

Laporan Refleksi ini merupakan pengalaman yang sangat berharga

karena meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan bagi

profesi dalam praktik.

1.4 Waktu dan Tempat

Pada Tanggal 27 April 2021 di Klinik Rosa Kartika tahun 2021.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian

Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2019).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Prawirohardjo, 2020).

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu Trimester pertama (0

sampai 12 minggu), Trimester kedua (13 sampai 27 minggu), Trimester

ketiga (28 sampai 40 minggu) (Prawirohardjo, 2020).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses

patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal

tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-

intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2019).


Kehamilan merupakan kejadian normal dalam kehidupan, walaupun hal

tersebut adalah hal yang normal, tetapi potensi terjadinya patalogis tetap

ada. Semua individu mempunyai risiko terjadimya patologis atau

menyebabkan kematian (Hani, 2011).

2.1.2 Diagnosis Kehamilan

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai

300 hari dengan perhitungan sebagai berikut.

1. Kehamilan sampai 16 atau 20 minggu bila berakhir disebut

keguguran (Abortus).

2. Kehamilan 21 sampai 28 minggu bila terjadi persalinan disebut

immatur.

3. Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut

Prematuritas.

4. Kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut Aterm.

5. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu

atau Postdatism/Postdate/Postmatur (Serotinus).

Untuk dapat meneggakkan diagnosis kehamilan ditetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.

Perubahan fisiologi pada wanita hamil menyebabkan timbulnya

perubahan-perubahan yang menjadi tanda-tanda kehamilan

(Hani,2011).
2.1.3 Tanda Gejala Kehamilan

2.1.3.1 Tanda Tidak Pasti Hamil (Hani, 2011)

1. Amenorea

Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak

terjadinya pembentukan folikel de graf dan ovulasi. Hal ini menyebabkan

terjadinya amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan

mengetahui haid pertama dan haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan

Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan

menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah

satu pada tahun.

2. Mual dan Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebih. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut Morning

sickness. Dalam batas yang fisiologi keadaan ini dapat diatasi. Akibat

mual dan muntah dapat menyebabkan nafsu makan berkurang.

3. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian disebut ngidam.

4. Payudara Tegang

Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air , dan garam pada payudara. Payudara

membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit

terutama pada hamil pertama.


5. Sering Miksi atau sering BAK

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh

dan sering miksi.

6. Konstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

7. Pigmentasi Kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (closma gravidarum). Pada

dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin

menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian

areola mammae, puting susu makin memonjol.

8. Varises

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi meraka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah vena terjadi pada sekitar

genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah itu

menghilang setelah persalinan.

2.1.2.2 Tanda Kemungkinan Hamil (Manuaba, 2019).

1. Perut Membesar

2. Pada Pemeriksaan Dalam ditemui :

a. Tanda hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang

dan lunak sehingga seolaholah kedua jari dapat saling bersentuhan.


b. Tanda Chadwicks, yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan

pembuluh darah sehingga tampak kebiru-biruan karena pengaruh

estrogen.

c. Tanda pisckacek, yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada

unilateral pada tempat implantasi (rahim).

d. Tanda Braxton Hicks, yaitu adanya kontraksi pada rahim yang

disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.

3. Pemeriksaan test kehamilan positif.

2.1.2.3 Tanda Pasti Hamil (Walyani,2016)

1. Terasa gerakan Janin dalam rahim

2. Terlihat pada pemeriksaan USG dan teraba bagian bagian janin

3. Terdengar denyut jantung janin

2.1.4 Perubahan Fisiologi Kehamilan

2.1.4.1 Uterus

1. Ukuran

Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan, adalah 30 x 25 x 20cm

dengan kapasitas lebih dari 4.000cc hal ini memungkinkan bagi

adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin, pada saat ini rahim akan

mengalami hypertropi dan hyperplasi otot polos rahim, serabut kolagennya

menjadi hidroskopik dan endometrium menjadi desidua

 (Sulistyawati, 2019).

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin,plasenta,amnion) sampai persalinan.


Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula

dalam beberapa minggu setelah persalinan.Pada perempuan tidak hamil

uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama

kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu

menampung janin, plasenta,cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan

volume totalnya mencapai 5 L bahkan dapat mencapai 20 L atau lebih

dengan berat rata-rata 1100 g (Prawirohardjo, 2020).

Gambar 2.1 Perubahan Uterus

Sumber : Prawirohardjo, 2020

2. Berat

Rahim yang semula sebesar jempol dan beratnya 30 gram akan mengalami

hypertropi dan hyperplasi sehingga menjadi baratnya 1000 gram, saat

akhir kehamilan (Manuaba, 2019).

2.1.4.2 Servik Uteri

Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut

dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan


banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut dengan tanda chadwick

(Sulistyawati, 2019).

2.1.4.3 Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya

plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2019).

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di

ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu kan berperan sebagai penghasil progesteron

dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2020).

2.1.4.4 Vulva dan Vagina

Adanya hormon estrogen terjadi hypervaskularisasi pada vulva dan vagina

sehingga pada bagian tersebut lebih merah dan kebiruan, kondisi ini

disebut dengan tanda chadwick (Sulistyawati, 2019).

2.1.4.5 Kulit

Terdapat garis pignemtasi dari simpisis pubis sampai ke bagian atas fundus

di garis tengah tubuh hormon timbul. Pada primigravida, garis mulai

terlihat pada bulan ketiga terus memanjang seiring dengan meningginya

fundus. Pada multigravida, keseluruhan garis sering kali muncul sebelum

bulan ketiga (Hani,2011).


Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya ( linea alba)

akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.

Kadang–kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi dalam wajah

dan leher yang disebut dengan cloasma atau melasma gravidarum. Selain

itu pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang

berlebihan (Prawirohardjo, 2020).

2.1.4.6 Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

memberikan asi dan laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat di

lepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen dan

progesteron dan somatomamotropin.

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak

perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir, beberapa perubahan yang

dapat diamati oleh ibu adalah (Sulistyawati, 2019) :

1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.

2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hypertropi kelenjar alvioli

3) Bayangan vena lebih membiru

4) Hyperpigmentasi pada puting susu dan areola.

Jika diperas akan keluar air susu berwarna kuning.

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah semakin besar

dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting payudara akan

lebih besar, kehitaman, dan tegak (Prawirohardjo, 2020).


2.1.4.7 Sistem Endokrin

Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan

FSH merangsang folikel degraff untuk menjadi matang dan berpindah ke

permukaan ovarium dimana ia dilepaskan folikel yang kosong dikenal

dengan korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi

progesteron. Estrogen dan progesteron merangsang poliferasi dari

desidua, dalam mempersiapkan implementasi, jika kehamilan terjadi.

Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi setelah 10

minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengalihkan tugas korpus

luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron (Sulistyawati,

2019).

2.1.4.8 Sistem Urinaria

Selama kehamilan ginjal berkerja lebih berat, ginjal menyaring darah

volumenya meningkat 30-50% yang puncaknya terjadi pada usia

kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. Dalam

keadaan normal aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun

ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan karena

itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mencoba untuk

berbaring, pada akhir kehamilan peningkatan aktivitas ginjal yang lebih

besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring, tidur miring

mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari

tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan

meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. Karena pengaruh


desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada hamil tua terjadi

gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut

menyebabkan kandung kencing cepat terasa penuh. Terjadinya

hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga

pembentukan air senipun akan bertambah (Sulistyawati, 2019).

2.1.4.9 Sistem Gastrointestinal

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang

dapat menyebabkan (Manuaba, 2010) :

1) Pengeluaran air liur berlebihan

2) Daerah lambung terasa panas

3) Terjadi mual dan sakit atau pusing kepala terutama pagi hari

yang disebut dengan morning sickness.

4) Muntah yang terjadi disebut dengan emesis gravidarum

5) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan

dapat menyebabkan obstipasi.

2.1.4.10 Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya

dan ini terjadi ketika trimester akhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan

kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan

kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu

hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat

berperan dalam perkembangan janin, dan berpuasa saat kehamilan akan

memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal dengan “cepat


merasakan lapar” yang mungkin berbahaya pada janin. Kebutuhan zat

besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg di butuhkan untuk

meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke

fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk

menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan

zat besi rata-rata 3,5 mg/hari. Pada metabolisme lemak terjadi

peningkatan kadar kolestrol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc.

Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak

pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha,

dan lengan. Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai

berikut.

1) Kalsium, dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan

untuk pembentukan tulang terutama di trimester terakhir

dibutuhkan 30-40 gram.

2) Fosfor, rata-rata dibutuhkan 2gr/hari

3) Air, wanita hamil cenderung mengalami retensi air

(Sulistyawati, 2019).
Tabel 2.1
Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks
masa tubuh

Katerogi IMT Rekomendasi


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >p29 ≥7
Gameli 16 – 20,5

Sumber : Prawirohardjo, 2020

Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh :

IMT : BB/(TB)2
IMT : Indeks massa tubuh
BB : Berat badan (kg)
TB : Tinggi badan (m)

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada

perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat

badan per minggu masing-masing sebesar 0,6 kg dan 0,5 kg.


Tabel 2.2
Penambahan berat badan selama kehamilan

Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu


Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mamae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekstraseluler
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
Sumber : Prawirohardjo, 2020

2.1.4.11 Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.

Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke

jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output

sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal

dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat

akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini

juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama

trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun.

Jika dibandingkan posisi miring, karena alasan inilah tidak dianjurkan

ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir semester kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke 6-8


kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan

perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat

kira-kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan

esterogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin- angiotensin dan

aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma

dan eritrosit (Prawirohardjo, 2020).

2.1.4.12 Sistem Pernafasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan

laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan

payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang

karbondioksida. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi

napasnya hanya sedikit meningkat (Kusmiyati,2010).

2.1.4.13 Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang

meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan

uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ – organ

dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan

lateral, wasir atau hemoroid (Prawirohardjo, 2020).


2.1.5 Perubahan Psikologi Kehamilan

Menurut Sulistyawati 2019 seiring dengan bertambahnya usia kehamilan,

ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita

akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya.

2.1.5.1 Perubahan Psikologis Trimester 1(Periode Penyesuain)

1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini

dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang

ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah

mungkin dirahasiakannya.

6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,

tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

2.1.5.2 Perubahan Psikologis Trimester II (Periode Kesehatan yang Baik)

1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang

tinggi

2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

3. Merasa gerakan anak.

4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta.

7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang

lain yang baru menjadi ibu.

9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan

persiapan untuk peran baru.

2.1.5.3 Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian dan Kewaspadaan)

1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak

menarik.

2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akan keselamatannya.

4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

6. Merasa kehilangan perhatian.

7. Perasaan mudah terluka (sensitif)

8. Libido menurun.
2.1.6 Kebutuhan Ibu Hamil

Menurut Sulistyawati, 2019 kebutuhan ibu hamil sebagai berikut :

2.1.6.1 Kebutuhan Fisik

1. Kebutuhan Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR,

inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain-

lain. Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan

makan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre-eklamsi, janin

terlalu besar, dan sebagainya. Status gizi ibu yang kurang baik sebelum

dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai

persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi yang berakibat

terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur,

serta kematian neonatal dan prenatal. Berat badan sebelum hamil,

penambahan berat badan hamil (PBBH), dan indeks masa tubuh (IMT)

masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan

status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya

berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT ditengarai

akan meningkatkan resiko kehamilan, seperti BBLR(Berat Badan

Lahir Rendah), kelahiran prematur, dan komplikasi pada saat

melahirkan. PBBH yang terlalu tinggi beresiko terhadap komplikasi

waktu melahirkan serta makrosomia. Untuk menghindari risiko

tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika


dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara

berkembang adalah 12,5 kilogram.

2. Kebutuhan Energi

Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil

untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari.

Tambahan energi ini bertujuan memasok kebutuhan ibu dalam

memenuhi kebutuhan janin. Pada trinester I kebutuhan energi

meningkat untuk organ ogenesis atau pembentukan organ-organ

penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada

trimester II dan III untuk pertumbuhan janin.

a. Protein. Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan

protein sebanyak 68 %.Widya Karya Pangan dan Gizi

Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein

menjadi 12 % per hari atau 75-100 gram. Sumber protein

sebaiknya daging tak berlemak,ikan, telur, susu, dan hasil

olahannya.

b. Zat besi. Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi

zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil

untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah

melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat

sebesar 30 % (1040 mg selama hamil) dan peningkatan ini

tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan selama

hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.

Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu


ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama

kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk

mencegah anemia postpartum. Vitamin C dan protein

hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam

penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium,

magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang-kacangan)

akan menghambat penyerapan zat besi.

c. Asam folat. Asam folat merupakan satu-satunya vitamin

yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil.

Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal

makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah,

sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme.

Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita

anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah

berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut

dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi

BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tu;ang

belakang janin (spina bifida).

d. Kalsium. Metabolisme kalsium selama hamil mengalami

perubahan yang sangat berarti.Kadar kalsium darah ibu

hamil turun drastis sebanyak 5 %. Sumber utama kalsium

adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung,

sarden dalam kaleng dan beberapa bahan makanan nabati,

seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.


Tabel 2.3
kebutuhan nutrisi pada wanita hamil, tidak hamil dan menyusui

Perempuan tidak
Nutrisi Hamil Menyusui
hamil
Mikronutrisi
Kalori 2200 2500 2600
Protein 55 60 65
Mikronutrisi vitamin larut dalam lemak
Vit a 800 800 1300
Vit d 10 10 12
Vit e 8 10 12
Vit k 55 65 65
Vitamin larut dalam air
Vit c 60 70 95
Asam folat 180 400 270
Niasin 15 17 20
Riboflavin 1,3 1,6 1,8
Tiamin 1,2 1,5 1,6
Pridoksin 1,6 2,2 2,1
Kobalamin 2,0 2,2 2,6
Mineral
Kalsium 1200 1200 1200
Forforus 1200 1200 1200
Lodin 150 175 200
Iron 15 30 15
Magnesium 280 320 355
Zinc 12 15 19
Sumber : Prawirohardjo, 2020

2.1.6.2 Senam Hamil

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga

dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak

terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung,


penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil

dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai

anemia. Keuntungan senam hamil adalah meningkatkan kepercayaan

pengetahuan tentang kekuatan persalinan sehingga waktu persalinan dapat

dipersingkat dan rasa sakit berkurang (Manuaba,2019)

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan

bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih

nyenyak (Sulistyawati, 2019).

Syarat-syarat senam hamil menurut Manuaba, 2019 :

1) Ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan

2) Kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran berulang,

kehamilan dengan perdarahan, kehamilan dengan bekas operasi)

3) Dilakukan setelah kehamilan berusia 20-22 minggu

2.1.6.3 Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil dalam

memenuhi kriteria berikut ini (Sulistyawati, 2019) :

1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut.

2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat

3) Pakailah bra yang menyokong payudara

4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah

5) Pakaian dalam yang selalu bersih.

2.1.6.4 Kebersihan Tubuh


Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan

anatomik pada perut area genetalia/ lipatan paha dan payudara

menyebabkan kulit menjadi lebih lembab dan mudan terinvestasi oleh

mikroorganisme. Sebaiknya gunakan gayung atau pancuran pada saat

mandi, tidak dianjurkan untuk berendam (Prawirohardjo, 2020).

2.1.6.5 Perawatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat

segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara

untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus,

sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang

salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi

seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uteretonika. Basuhan

lembut setiap hari pada aerola dan putting susu akan mengurangi retak dan

lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada putting susu,

lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan

alkohol. Karena payudara menegang , sensitive dan menjadi lebih berat,

maka sebaiknya menggunakan penopang payudara yang sesuai

(Prawirohardjo, 2020).

2.1.6.6 Perawatan Gigi

Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil

sangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis (Prawirohardjo,

2020).

2.1.6.7 Hubungan Seksual


Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang maksimal seminggu 2

kali selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini ( Sulistyawati,

2019).

1) Sering abortus dan kelahiran prematur

2) Perdarahan pervaginam

3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intrauteri.

2.1.6.8 Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi

adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena

adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks pada

otot polos, salah satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran

janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan

yang dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan tinggi serat

dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan

kosong. Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan

oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah

kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi

pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitas nya

mengurang. Sedangkan pada trimester ke III terjadi pembesaran janin yang

juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi


asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan,

karena akan menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati,2019).

2.1.6.9 Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi

tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang

tidak disukainya.Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk,

berdiri dalam waktu yang sangat lama.Ibu hamil harus mempertimbangkan

pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun

kesehatan bayinya.Tidur malam ± sekitar 8 jam tidur siang ± 2 jam

(Prawirohardjo,2020).

2.1.6.10 Imunisasi

Tabel 2.4
Pemberian suntik TT

Interval
Imunisas %
(Selang Waktu Lama Perlindungan
i TT Perlindungan
Minimal)
Pada kunjungan
TT 1 - 80
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 3 tahun* 95
1
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 99
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
25 tahun/ seumur
TT 5 3 tahun setelah TT 4 -
hidup
Sumber : Kemenkes RI, 2016

Keterangan :*artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum.

2.1.7 Ketidaknyamanan dalam kehamilan

Tabel 2.5
Ketidaknyamanan Masa Kehamilan dan Cara Mengatasinya

N Ketidaknyamanan Cara Mengatasi


o
1 Sering buang air kecil a. Penjelasan tentang sebab terjadinya.
Trimester I II dan III
b. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing.
c. Perbanyak minum pada siang hari.
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah
nokturia, kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur dimalam hari.
e. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran
kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
dengan berbaring miring kiri dan kaki
ditinggikan untuk mencegah diuresis.
2 Kram pada kaki setelah a. Kurangi konsumsi susu (kandungan
usia kehamilan 24
fosfornya tinggi).
minggu
b. Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot yang terkena.
c. Gunakan penghangat untuk otot.
3 Sakit punggung atas dan a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
bawah
b. Gunakan bra yang menopang dengan
ukuran yang tepat.
c. Gunakan kasur yang keras.
d. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung.
4 Varises pada kaki. a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring.
Trimester II dan III
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
d. Senam untuk melancarkan peredaran
darah.
e. Hindari pakaian atau korset yang ketat.
5 Mual dan muntah. a. Hindari bau atau faktor penyebabnya.
Trimester I
b. Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat
sebelum bangun dari tempat tidurdi pagi
hari.
c. Makan sedikit tapi sering.
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e. Hindari makanan yang berminyakdan
berbumbu.
f. Makan makanan kering diantara waktu
makan.
g. Minum minuman berkarbonat.
h. Bangun dari tidur secara perlahan.
i. Hindari menggosok gigi setelah makan.
j. Minum teh herbal.
k. Istirahat sesuai kebutuhan.
6 Pusing/sinkop. a. Bangun secara perlahan dari posisi
Trimester II dan III
istirahat.
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak.
c. Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

7 Perut kembung.
Trimester II dan III a. Hindari makanan yang mengandung gas.
b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Lakukan senam secara teratur.
d. Pertahankan saat buang air besar yang
teratur.
8 Berdebar-debar a. Jelaskan bahwa hal ini normal pada
(palpitasi jantung)Mulai
kehamilan.
akhir trimester I
9 Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai penyebab
rotundum. Trimester II
nyeri.
dan III
b. Tekuk lutut ke arah abdomen.
c. Mandi air hangat.
d. Gunakan bantalan pemanas pada area yang
terasa sakit hanya jika terdapat
kontraindikasi.
e. Gunakan sebuah bantal untuk menopang
uterus.
10 Napas sesak. a. Jelaskan penyebab fisiologinya.
Trimester II dan III
b. Merentangkan tangan diatas kepala serta
menarik napas panjang.

11 Mengidam (pica). a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet


Trimester I
memenuhi kebutuhannya.
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang
tidak bisa diterima, mencakup gizi yang
diperlukan serta memuaskan rasa
mengidam atau kesukaran menurut kultur.
12 Sembelit. a. Tingkatkan diet asupan cairan
Trimester II dan III
b. Minuman cairan dingin atau hangat,
terutama saat
perut kosong.
c. Istirahat cukup.
d. Senam hamil.
e. Membiasakan buang air besar secara
teratur.
f. Buang air besar segera setelah ada
dorongan.
13 Keringat bertambah. a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
Secara perlahan terus
b. Tingkatkan asupan cairan.
meningkat sampai akhir
kehamilan. c. Mandi secara teratur.
14 Keputihan. a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap
Terjadi di trimester I, II,
hari.
dan III
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun
dan mudah menyerap.
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur.
15 Kelelahan / fatigue. a. Yakinkan bahwa ini normal pada awal
Pada trimester I
kehamilan.
b. Dorong ibu untuk sering beristirahat.
c. Hindari istirahat yang berlebihan.
16 Hemoroid . a. Hindari konstipasi.
Timbul trimester II dan
b. Makan makanan yang berserat dan banyak
III
minum.
c. Gunakan kompres es atau air hangat.
17 Striae gravidarum. a. Gunakan emolien topikal atau antipruritik
Tampak jelas pada bulan
jika ada indikasinya.
ke II dan III
b. Gunakan baju longgar yang dapat
menopang payudara dan abdomen.
Sumber : Sulistyawati, 2019.

2.1.8 Tanda Bahaya Kehamilan

2.1.8.1 Kehamilan Muda

1. Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup diluar kandungan, sebagai batasan ialah kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.

Macam – macam abortus adalah abortus imminens, abortus insipiens,

abortus kompletus dan abortus inkompletus


(Prawirohardjo,2020).

2. Kehamilan Ektopik

Ialah suatau kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi

tidak memenpel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari

95% kehamilan ektopik berada di saluaran telur tuba fallopi

(Prawirohardjo,2020).

3. Kehamilan Mola Hidatidosa

Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami

perubahan berupa degenarasi hidropik (Prawirohardjo, 2020).

2.1.8.2 Kehamilan lanjut

1. Plasenta Previa

Adalah dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu

pada segmen bawah rahim sehingga menutpi sebagian atau seluruh

jalan lahir (Sulistyawati, 2019).

2. Solusio plasenta

Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal

terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir

(Sulistyawati, 2019).

3. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan, sakit

kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Sakit kepala


yang hebat dalam kehamilan adalah gejala pre eklampsi

(Sulistyawati,2019).

4. Penglihatan kabur

Oleh karena pengaruh hormonal,ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah selama proses kehamilan, perubahan penglihatan ini

mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin

gejala pre eklampsi (Sulistyawati,2019).

5. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain

6. Keluar Cairan Pervaginam

Jika keluar cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih

keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.

7. Gerakan Janin tidak Terasa

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya,

minimal adalah 10 kali dalam 24 jam, jika kurang dari itu, maka

waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim misalnya

asfiksia janin sampai kematian janin (Sulistyawati, 2019).

8. Nyeri Abdomen yang Hebat


Nyeri abdomen yang dimaksud adalah yang tidak berhubungan

dengan persalinan normal. Merupakan nyeri perut yang hebat,

menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat bisa appendicitis,

abortus, penyakit 40 radang panggul, persalinan preterm, gastritis

dan infeksi kandung kemih (Jannah, 2012).

2.1.9 Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,

2020).

Pelayanan atau asuhan standar minimal ada “14 T” yaitu (Wagiyo, 2016) :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

2) Tekanan Darah.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri.

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi sympisis

dan rentangkan sampai fundus uteri.

Tabel 2.6
Tinggi Fundus Uteri menggunakan pita ukur

No. Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur kehamilan dalam


minggu

1 12 cm 12

2 16 cm 16

3 20 cm 20
4 24 cm 24

5 28 cm 28

6 32 cm 32

7 36 cm 36

8 40 cm 40

Sumber : Walyani,2016

Cara pengukuran TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran

berat janin, dengan rumus dari Jhonson Tausak dan Niswonder

tergantung masuk atau belum nya kepala. TBJ menggunakan

rumus Jhonson Tausak yaitu, TBJ = TFU – n x 155 gram

Keterangan : N = 13 bila kepala belum melewati PAP

N = 12 bila kepala berada di atas spina ishiadika

N = 11 bila kepala berada di bawah spina ishiadika

TBJ menggunakan rumus Niswonder ( bila kepala belum masuk PAP) yaitu, 1,2

(TFU-7,7) x 100 ± 150 gram

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama Kehamilan.

5) Pemberian imunisasi TT.

6) Pemeriksaan Hb.

7) Pemeriksaan protein urine.


8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL.

9) Pemeriksaan urine reduksi.

10) Perawatan payudara.

11) Senam ibu hamil.

12) Pemberian obat malaria (didaerah endemis malaria)

13) Pemberian kapsul minyak beryodium (didaerah endemis penyakit


gondok

14) Temu wicara.

2.1.9.1 Teknik Pemeriksaan Palpasi kehamilan

Pemeriksaan palpasi yang bisa dipergunakan untuk menetapkan

kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan, adalah leopold

sebagai berikut :
Gambar 2.2 Perasat Leopold

Sumber : Sulistyawati, 2019

1) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di

fundus. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksa menghadap pasien.

b. Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur

berapa tinggi fundus uteri.

c. Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba bulat,

melenting, mudah digerakkan, maka itu kepala. Namun

jika teraba bulat, lunak, tidak melenting dan susah di

gerakkan maka itu bokong janin.

2) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah

kanan atau kiri perut ibu. Cara pelaksanaan adalah sebagai

berikut :

a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri

perut ibu.

b. Ketika memeriksa sebelah kanan perut ibu, maka tangan

kanan pemeriksa menahan perut sebelah kiri.

c. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan

rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika

teraba panjang, keras dan ada tahanan itu berarti

punggung, jika teraba bagian-bagian kecil itu berarti

ekstremitas) lakukan gerakan sebaliknya.

3) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah

uterus dan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas

panggul. Cara pelaksanaan adalah sebagi berikut :

a. Tangan kiri menahan fundus uteri.

b. Tengan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah

uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras

maka itu kepala. Apabila tidak dapat digoyangkan

berarti kepala sudah masuk pintu atas panggul.

4) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bagian janin yang ada

dibawah sudah masuk pintu atas panggul.


a. Pemeriksa menghadap kaki pasien.

b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah.

c. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah

pihak yang berlawanan dibagian bawah.

d. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu)

berarti kepala belum masuk pintu atas panggul

e. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti

kepala sudah masuk pintu atas panggul.

5) Auskultasi

Menggunakan doppler ataupun linex , bunyi jantung baru dapat

didengar pada akhir bulan ke 5. Frekuensi antara 120-160x/m

6) Perkusi

Untuk mengetahui reflek pada pattela.

2.1.9.2 Menentukan Usia Kehamilan

Cara menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan cara, yaitu

dengan menghitung berdasarkan HPHT, dengan mengukur tinggi fundus

uteri, dengan mengetahui pergerakan pertama janin, serta dengan USG.

1) Rumus naegele

HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir seorang wanita

sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah dengan

melakukan anamnesa pada ibu secara tepat karena apabila

terjadi kesalaha, maka penentuan usia kehamilan juga menjadi


tidak tepa. Haid terakhir tersebut harus normal, baik dari

lamanya maupun dari banyaknya. Jadi beberapa pertanyaan

yang bisa diajukan adalah sebagi berikut .

a. Kapan ibu haid terakhir sebelum hamil ?

b. Apakah pada tanggal tersebut sudah bersih atau masih

baru keluar darah haidnya ?

c. Berapa lama menstruasinya ?

HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah

menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi yang seperti

biasa.TP adalah tanggal perkiraan persalinan ibu. Bisa ditentukan setelah

HPHT didapatkan. Berikut rumus yang digunakan.

TP : Tanggal HPHT di tambahkan 7

Bulan HPHT di kurangi 3

Tahun HPHT ditambahkan 1

2) Gerakan pertama fetus

Diperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada usia

kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Namun, perkiraan ini

tidak tepat karena perbedaan merasakan gerakan antara

primigravida dengan multigravida. Pada primigravida biasanya

dirasakan pada usia 18 minggu, sedangkan multigravida sekitar

16 minggu.

3) Perkiraan Tinggi fundus uteri

Perkiraan dengan TFU ini merupakan perkiraan yang harus

diketahui oleh bidan. Perkiraan dengan TFU akan lebih tepat


pada kehamilan pertama tetapi kurang tepat pada kehamilan

berikutnya (Hani, 2011).

Tabel 2.7
Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat- px
36 3 jari di bawah px
40 Pertengahan pusat-px
Sumber : Sulistyawati, 2019

2.2 Konsep Dasar Hipertensi dalam Kehamilan

2.1.2.1 Pengertian

Hipertensi dalam kehamilan yaitu tekanan darah sebesar 140/90 mmHg

atau peningkatan diastolik sebesar 15-20 mmHg di atas nilai normal

(misalnya, catatan kunjungan awal antenatal) pada dua kali pemeriksaan

dengan jeda waktu 24 jam (NB-jika diastolik normalnya adalah 60 mmHg,

peningkatan menjadi 80 mmHg bermakna) (A Pocket Guide for Student

Midwives, 2012). Hipertensi dalam kehamilan didefenisikan sebagai darah


sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah distolik ≥90 mmHg.

Signifikansi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia

gestasi dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi

dalam kehamilan. Semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi

kronis (Janson Waugh, 2013).

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang

dapat terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau permulaan

nifas.

2.1.2.2 Jenis Hipertensi

1. Hipertensi kronis didefinisikan sebagai hipertensi yang ditemukan

sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu,

atau hipertensi yang ditemukan pertama kali pada usia kehamilan > 20

minggu dan tidak kembali turun ke tekanan darah normal dalam 12

minggu setelah persalinan (Aris, 2016).

2. Hipertensi Gestasional adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi

dari normal pada saat hamil dan akan menghilang setelah melahirkan.

Kondisi ini terjadi ketika usia kehamilan memasuki 20 minggu atau lebih

dan tidak mengalami proteinuria (Aris, 2016). Klasifikasi Hipertensi

sebagai berikut :

a. Ringan-tekanan darah diastolik <100 mmHg setelah kehamilan 20

minggu dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya

dan tidak disertai protein urin.


b. Sedang-tekanan darah diastolik >100 mmHg setelah kehamilan 20

minggu dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya

dan tidak disertai protein urin.

c. Berat-tekanan darah diastolik >100 mmHg setelah kehamilan 20

minggu tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya namun

disertai adanya kadar protein urin

2.1.2.3 Faktor hipertensi dalam kehamilan

Terdapat banyak faktor untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang

dapat dikelompokkan dalam faktor resiko sebagai berikut:

a. Primigravida, primipaternitas.

b. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes

mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.

c. Umur yang ekstrim.

d. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia

e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

f. Obesitas (Sarwono Prawirohardjo, 2020)

2.1.2.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis untuk hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg

b. Pusing

c. Tidak ada protein urin


Menifestasi klinis untuk hipertensi berat dalam kehamilan antara lain

sebagai berikut:

a. Tekanan darah distolik 110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 2+ persisten atau lebih.

c. Nyeri kepala.

d. Gangguan penglihatan.

e. Nyeri abdomen atas.

f. Oliguria.

g. Kejang.

h. Kreatinin meningkat.

i. Trombositopenia.

j. Peningkatan enzim hati.

k. Pertumbuhan janin terhambat.

l. Edema paru (Prawirohardjo, 2020)

BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama Pengkaji : Yuyun Wahyuni Mk

Hari/tanggal pengkaji : Selasa, 27 April 2021

Waktu pengkaji : 10.00 WIB


Tempat pengkaji : Klinik Rosa Kartika

IDENTITAS PASIEN

Nama Istri : Ny M Nama Suami : Tn. H

Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun

Suku : Sunda Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat : Jl Jagakarsa No 17 001/007 Jakarta Selatan

DATA SUBJEKTIF

1. Alasan Datang

Ibu mengatakan ini pemeriksaan yang kedua

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan merasa pusing dan nyeri kepala di bagian

belakang

3. Riwayat kehamilan sekarang

a. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 4-6 hari

Volume : 2-3 x ganti pembalut

Bau : Khas

Konsistensi : Cair

Keluhan : Tidak ada


HPHT : 22 Oktober 2021

b. Tanda-tanda kehamilan

PP test (+) pada usia kehamilan 5 minggu, amenorhea,

mual muntah, dan perut membesar, pemeriksaan USG

terdapat kantong kehamilan.

c. Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia

kehamilan 16 minggu. Pergerakan janin dalam 24 jam

terakhir ± 12 kali.

4. Pola Nutrisi

a. Sebelum hamil

Ibu mengatakan makan 3x sehari seperti nasi, sayuran,

lauk-pauk, dan buah-buahan.

b. Saat hamil

Ibu mengatakan makan 4x sehari seperti nasi, sayuran,

lauk-pauk, buah-buahan dan susu

5. Pola Eliminasi

a. BAB

Sebelum hamil : 1-2x sehari

Konsistensi : lembek, warna kuning

Saat hamil : 1x sehari

Konsistensi : lembek, warna kuning kecoklatan

b. BAK

Sebelum hamil : 2-3x sehari

Konsistensi : cair, warna jernih kekuningan


Saat hamil : 6-7x sehari

Konsistensi : cair, warna jernih kekuningan

6. Pola Aktifitas

a. Pola istirahat

Tidur siang : Jarang tidur siang

Tidur malam : 6-7 jam/hari

b. Seksual

Sebelum hamil : 2-3x seminggu

Saat hamil : 1x seminggu

c. Pekerjaan

Ibu mengatakan masih melakukan pekerjaan rumah tangga.

7. Riwayat imunisasi

Ibu mengatakan telah melakukan imunisasi TT1 pada usia

kehamilan 16 minggu dan TT2 pada usia kehamilan 20 minggu.

8. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi.

9. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan

oleh bidan.

10. Riwayat kehamilan yang lalu

N Tahun Uk Jenis Tempat Penolong Penyulit Anak

o JK BB PB
1 HAMIL INI

11. Riwayat Kesehatan


a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak menderita penyakit

menurun, menular, dan menahun.

b. Perilaku kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu,

narkoba, merokok dan tidak minum-minuman beralkohol.

c. Perilaku kebersihan

Ibu mengatakan mandi 2x sehari, menggosok gigi 2x

sehari, ganti pakaian dalam 2-3x sehari.

12. Riwayat Psikososial

a. Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, status sah.

b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang direncanakan.

c. Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan adalah

perempuan.

d. Ibu mengatakan respon suami dan keluarga terhadap

kehamilan ini sangat bahagia.

e. Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga

diambil secara bermusyawarah dan pemegang keputusan

dalam keluarga adalah suami.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Keadaan Emosional : Stabil

4. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 72x/ menit

Pernafasan : 22x/ menit

Suhu : 36,7°C

Lila : 25 cm

5. Tinggi badan : 158 cm

6. BB sebelum hamil : 48 kg

7. BB saat hamil : 60 kg

8. Tafsiran persalinan : 29 Juli 2021

9. Usia kehamilan : 27 minggu

10. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Bersih, tidak terdapat lesi, tidak oedem, tidak nyeri tekan.

b. Wajah

Tidak terdapat cloasma, dan tidak oedem.

c. Mata

Simetris kanan dan kiri, sklera berwarna putih, konjungtiva

berwarna merah muda, palpebra tidak ada benjolan, dan

tidak mengalami strabismus.

d. Telinga

Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen

e. Hidung
Lubang hidung dipisahkan oleh septum nasal, tidak ada

pembengkakan polip dan sinus.

f. Mulut dan gigi

Bibir simetris atas dan bawah, tidak ada stomatitis, tidak

ada lesi, tidak terdapat caries, dan gigi tidak berlubang.

g. Leher

Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar thyroid,

kelenjar getah bening

h. Dada

Bunyi jantung normal lupdup.

i. Payudara

Simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol, terdapat

hiperpigmentasi pada daerah aerola mammae, tidak nyeri

tekan, tidak ada benjolan, dan belum ada pengeluaran

kolostrum.

j. Abdomen

a) Inspeksi

Tidak terdapat luka operasi, terdapat linea nigra dan

striae gravidarum pada perut ibu.

b) Palpasi

Leopold I

TFU 3 jari di atas pusat, pada bagian fundus teraba

bagian yang lunak, kurang bulat, dan tidak

melenting yaitu bokong.


Leopold II

Pada bagian kanan perut ibu teraba keras,

memanjang, seperti ada tahanan yaitu punggung.

Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian

kecil yaitu ekstremitas.

Leopold III

Bagian terendah janin teraba keras, bulat, dan

melenting yaitu kepala. Kepala belum masuk PAP.

Leopold IV

Bagian terendah janin belum masuk PAP.

MC. Donald : 26 cm

TBJ Niswander : 1,2 (TFU – 7,7) 100 ± 150

: 1,2 (26 – 7,7) 100 ± 150

: 2.046 – 2.346 gram.

TBJ Johnson Tausak : TFU – N x 155

: 26-13x155

: 2.015 gram

c) Auskultasi

DJJ baik dengan frekuensi 134x/ menit, teratur

terdengar pada punctum maximum kuadran kanan

bawah pusat perut ibu.

k. Ekstremitas

a) Ekstremitas atas
Simetris kanan dan kiri, tidak tremor, jari-jari

lengkap, dan tidak oedem.

b) Ekstremitas bawah

Simetris kanan dan kiri, tidak terdapat varises, jari-

jari lengkap, tidak terdapat oedem.

c) Reflek pattela (+) positif kanan dan kiri

l. Anogenital

Tidak ada keputihan, tidak ada kondiloma akuminata, tidak

ada bejolan, anus tidak hemoroid.

11. Pemeriksaan Penunjang

a. Hemoglobin : 11,2 gr%

b. Gol. Darah :B

c. Glukosa Urine : (-) negatif

d. Protein Urine : (-) negatif

ASSASMENT

Ny. M G1P0A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup intra uteri presentasi

kepala dengan hipertensi ringan.

PLANNING
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang telah di lakukan kepada ibu agar ibu

mengetahui kondisinya dan perkembangan janinnya saat ini, bahwa ibu saat

ini mengalami hipertensi ringan dan keadaan janinnya baik.

Ev : Ibu telah mengetahui kondisinya saat ini dan ibu tampak tenang janinnya

dalam keadaan baik.

2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas sehari-hari

serta menganjurkan tidur siang minimal 1 jam agar mengurangi rasa pusing

Ev : Ibu mau melakukannya

3. Anjurkan kepada ibu diet seimbang dalam kehamilan dengan makan makanan

yang tinggi protein, rendah lemak dan diet garam dan juga makanan yang

tidak perlu dikurangi pada saat hamil seperti banyak makan sayur-sayuran,

buah-buahan, ikan, tahu, tempe dan banyak minum air putih, untuk kesehatan

ibu dan juga janinnya.

Ev : Ibu mampu mengulangi kembali penjelasan yang diberikan dan mau

melakukan yang telah dianjurkan

4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan

memberitahu ibu jika mengalami hal seperti pendarahan pervaginam,

bengkak di kaki, tangan dan wajah, sakit kepala berlebihan, kejang, demam

tinggi, ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang. Apabila

ibu menemukan gejala tersebut segera pergi ketenaga kesehatan terdekat.


Ev : Ibu telah mengerti dan mampu menjelaskan kembali tanda bahaya

kehamilan serta akan pergi kepelayanan kesehatan jika mengalami tanda-

tanda bahaya kehamilan tersebut.

4. Berikan dukungan psikologis dan spiritual kepada ibu dengan melibatkan

suami dalam perawatan klien sehingga dapat memberikan semangat dan

membantu dalam proses penyembuhan, disamping itu agar ibu lebih optimis

menghadapi kehamilannya

Ev : Ibu tampak tenang dengan penjelasan yang diberikan

5. Berikan terapi Nifedipine 10 mg 2x1. Obat nifedifin adalah obat anti

hipertensi yang aman bagi ibu hamil dan tidak mengganggu pertumbuhan

janin.

Ev : Ibu telah mengerti dan mau mengkonsumsi obat yang di berikan

6. Beritahu ibu untuk memantau tanda-tanda terjadinya preeklamsi yaitu sakit

kepala hebat, nyeri pada daerah perut, penglihatan kabur, bengkak pada kaki,

wajah agar ibu segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi tanda-

tanda tersebut.

Ev : Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali tanda-tanda tersebut dan

akan ke fasilitas keseahatn jika terdapat tanda-tanda tersebut.

7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada atau tidak ada

keluhan. Dengan melakukan kunjungan ulang dapat memantau kesehatan ibu

dan janin.
Ev : : Ibu mengatakan akan datang kembali untuk memeriksa kondisi

kehamilannya

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang Manajemen Asuhan

Kebidanan kehamilan pada Ny M usia 27 tahun G1P0A0 yang dilakukan


pada tanggal 27 April 2021 di Klinik Rosa Kartika menggunakan

pendokumentasian SOAP.

Pada bab ini yang berisi mengenai pembahasan kasus yang diambil, penulis

akan coba membahas dengan membandingkan antara teori dengan praktik di

lapangan. Untuk lebih sistematis maka penulis membuat pembahasan dengan

mengacu pada pendekatan Asuhan Kebidanan, menyimpulkan data, dan

melakukan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan Asuhan Kebidanan.

Pada kunjungan trimester II Ny M usia kehamilan 27 minggu dengan keluhan

pusing disertai nyeri kepala bagian belakang pada pemeriksaan tanda-tanda

vital terdapat tekanan darah 140/90 mmHg , tidak terdapat odem pada wajah

dan kaki, pada pemeriksaan penunjang tidak terdapat protein urine dalam

pengkajian ibu mengatakan sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit

hipertensi hasil ini menunjukan adanya tanda-tanda dari hipertensi ringan

menurut teori Aris tahun 2016 Hipertensi Gestasional adalah kondisi ketika

tekanan darah lebih tinggi dari normal pada saat hamil dan akan menghilang

setelah melahirkan. Kondisi ini terjadi ketika usia kehamilan memasuki 20

minggu atau lebih dan tidak mengalami proteinuria klasifikasi hipertensi

Ringan apabila tekanan darah diastolik <100 mmHg setelah kehamilan 20

minggu dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan tidak

disertai protein urin. Hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan

pelaksanaan asuhan kebidanan lapangan

Pada Asuhan Kebidanan terhadap Ny M Kenaikan berat badan sebelum hamil

adalah 48 kg dan setelah hamil 60 kg terdapat kenaikan berat badan sebesar


12 kg hal ini di perkuat oleh teori Prawirohardjo tahun 2020 bahwa

penambahan berat badan ibu hamil normal adalah 11,5-16 kg, hal ini tidak

terjadi kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan

lapangan. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan didapatkan : keadaan ibu saat

ini mengalami hipertensi ringan dalam kehamilan dan keadaan janin dalam

batas normal.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2019).

Kehamilan merupakan kejadian normal dalam kehidupan, walaupun hal

tersebut adalah hal yang normal, tetapi potensi terjadinya patalogis tetap

ada. Semua individu mempunyai risiko terjadimya patologis atau

menyebabkan kematian (Hani, 2011).

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang

dapat terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau permulaan

nifas.

5.2 Saran

Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat

mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk

kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat

mengkoreksi makalah yang kami buat ini, atas saran dari teman-teman

kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Aris, S. 2016. Mayo Clinic. Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.


Jakarta: Intisari Mediatama.

Hani, ummi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:

Salemba Medika.

R.I., Kementerian Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan Indonesia.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

_______. 2016. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Manuaba, I. A. C, Manuaba, I. B. G. F., dan Manuaba, I. B. G. M. 2019. Ilmu


Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC.

Prawirohardjo, S. 2020. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, A. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Erlangga.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru.

Wagiyo, Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi


Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai