Disusun oleh
Yuyun Wahyuni Mk
205491517029
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase Persalinan ini masih jauh dari
sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan tugas Stase Persalinan ini. Akhir kata penulis berharap
semoga tugas Stase Persalinan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas merupakan suatu
tahap perkembangan manusia yang alamiah. Oleh karena itu tenaga kesehatan harus
memberi asuhan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas agar ibu dan bayi
Asuhan yang diberikan tidak hanya sampai nifas dan bayi baru lahir saja, asuhan masih
keluarga berencana (KB) pasca persalinan yang tidak mengganggu produksi ASI
(Saiffudin, 2016).
Kematian maternal menurut World Health Organization (WHO) ialah kematian seorang
wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun,
terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
Hasil survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyebutkan
Diketahui pada tahun 2015, AKI mencapai 4.999 dan pada tahun 2017, yang hanya
AKI dan AKB merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN
Development Goals), berdasarkan data SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) 2015
baik AKI maupun AKB diantaranya AKI sebesar 305/100.000 KH dan AKB sebesar
kebidanan Terhadap Ny. M 29 tahun G3P2A0 di klinik Rosa Kartika tahun 2021.
1.2 Tujuan
1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada ibu bersalin, dan bayi baru lahir
1.3.2.2Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu bersalin, dan bayi baru
lahir
1.3.2.3 Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, dan bayi baru lahir
1.3.2.5 Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu bersalin, dan
Bayi baru lahir.
1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan pada ibu bersalin, bayi baru lahir
1.4 Manfaat
asuhan kebidanan
kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
2.2.1 Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42) lahir spontan dengan presentasi belakang yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasibaik pada ibu maupun pada janin
(Rukiyah, 2015).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
Penyebab mulainya persalinan belum diketahui dengan benar, hanya merupakan teori-
teori yang ada. Ada dua hormon yang dominan saat hamil (Rohani, 2016)
2.2.2.1 Estrogen
1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim.
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan kadar
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar
ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan
5) Teori Oksitosin
berkontraksi.
7) Teori Prostaglandin
permulaan persalinan.
Terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan
4) Sering berkemih.
His permulaan ini sering disebut dengan istilah his palsu dengan ciri-ciri sebagi
berikut.
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan.
4) Durasi pendek.
2.2.5.1 Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.2.5.2 Keluar lendir bercampur darah (blood show) yang lebih banyak karena kecil pada
serviks.
2.2.5.4 Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
Persalinan kala I di bagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi
dalam 3 subfase.
Dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Proses berlangsung 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini janin sudah masuk
dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
4) Perineum menonjol.
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Kala III
1) Metode schultze
Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu titik dan merosot
Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan pembatas
simpisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti
plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah
lepas.
b. KLEIN, sewaktu ada his rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali
berarti plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau turun berarti plasenta
sudah lepas.
c. STRASSMAN, tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus apabila tali
pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tetapi bila tidak bergetar
meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan.
keseluruhan
pengawasan.
Hal-hal yang perlu di pantau selama dua jam pertama pasca persalinan.
perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30 menit dalam
dalam satu jam pertama 30 menit dalam jam kedua kala IV.
3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua, perdarahan
dikatakan normal jika jumlah tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
fokus utama dari asuhan persalinan adalah mencegah komplikasi, tujuan asuhan
persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu, pasien merasakan
adanya nyeri abdomen berulang disertai keluarnya cairan lendir yang mengandung
darah atau bloody show. Agar dapat mendiagnosis persalinan, bidan harus
Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif menipis
dan membuka.
1) Terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit dan setiap kontraksi sedikitnya
40 detik.
2) Uterus mengeras selama kontraksi, tandanya adalah tidak bisa menekan uterus
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan terhadap jalan lahir yang
Bidang hodge
a. Bidang hodge 1 dibentuk pada bagian PAP dengan bagian atas simpisis
promontorium
c. Bidang hodge III sejajar dengan hodge I dan II setinggi spina ischiadica
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma, dan dari ligamenkekuatan primer dalam persalinan adalah
his, sedangkan kekuatan sekunder adalah tenaga meneran dari ibu (Rohani, 2016)
1) His pendahuluan atau his palsu (false labor pains)peningkatan dari Braxton
hicks. Ini bersifat tidak teratur dan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha.
2) His persalinan merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis.
namun dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan dari jari-jari tangan.
a. Kontraksi otot rahim dimulai dari salah satu tanduk rahim atau cornu.
d. Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu menipis dan
membuka.
Antara tulang satu dan tulang yang lainnya berhubungan melaluimembran yang
kelak setelah hidup diluar uterus akan berkembang menjadi tulang. Batas antara
dua tulang disebut sutura, dan diantara sudut-sudut tulang terdapat ruang yang
Munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak. Khususnya rasa
sebagai suatu “keadaan yang belum pasti”, sekarang menjadi hal yang nyata.
3) Kebiasaan adat.
2.2.9.5 Penolong
mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan
2.2.10.2 Metabolisme
metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah
melahirkan. Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari
rendah.Penurunan yang mencolok selama pucak kontraksi uterus tidak terjadi jika
2.2.10.4 Pernapasan
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibat peningkatan
laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas
pada posisi telentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama
kehamilan.
2.2.10.6 Gastrointestinal
menyebabkan konstipasi.
2.2.10.7 Hematologi
ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak ada
kehilangan darah yang abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
Masuknya kepala dalam PAP. Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah tengah jalan
lahir tepat diantara symfisis dan promontorium, disebut synclitismus. Kalau pada
synclitismus os.parietal depan dan belakang sama tingginya jika sutura sagitalis agak
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui
2.2.11.3 Fleksi
Gerakan fleksi disebabkan karna janin terus didorong maju, posisi dagu bergeser
kearah dada janin, pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari
2.2.11.5 Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini disebabkan
karena lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan keatas sehingga
Setelah kepala lahir maka kepala bayi memutar kembali kearah punggung anak torsi
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam (Rohani, 2016).
2.2.11.7 Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung dilakukan
pengeluaran bayi dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior
dan posterior dan badan bayi keluar dengan sanggah susur (Rohani, 2016).
Jika pasien berada dalam situasi yang memungkinkan untuk makan,biasanya pasien
akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika masuk dalam fase aktif
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi pasien, selain
mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan membantu proses
Selama proses persalinan pasien akan mengalami poliuri dan dorongan untuk BAB
2.2.12.4 Istirahat
Di awal persalinan sebaiknya anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup untuk
Kehadiran seorang yang penting dan dapat di percaya sangat dibutuhkan oleh pasien
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi
Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan
a. Pengumpulan Data
a) Data Subjektif
b) Data Objektif
b. Diagnosis
a) Membuat rencana
b) Melaksanakan rencana
d. Evaluasi
sesuai martabatnya.
khawatir.
baik.
kelahiran bayi.
l. Anjurkan ibu untuk minum dan makan ringan sepanjang ia
menginginkannya.
kelahiran bayi.
( rawat gabung ).
c. Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
3) Pencegahan Infeksi
untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
dan HIV/AIDS.
Tujuan pencegahan PI
( alat ).
b. Atiseptik
c. Dekontaminasi
dan cairan
tubuh.
cairan tubuh atau benda asing misalnya debu, kotoran dari kulit
e. Desinfeksi
g. Sterilisasi
a. Cuci tangan
tertutup, masker).
d. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik
4) Pencatatan (Dokumentasi)
5) Rujukan
b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga. Jika
diperlukan.
maupun malam.
bahan.
f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada
masa nifas dan bayi baru lahir. Harusdibawa bersama ibu ke tempat
memberi identifikasi mengenai ibu dan atau bayi baru lahir, cantumkan
yang telah diterima ibu dan atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf
rujukan.
merujuk ibu.
U Uang. Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam
dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
pemeriksaan dalam.
6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali
dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau
dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa
amniotomi.
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
(seperti di atas).
10) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
mendokumentasikan temuan-temuan.
meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
untuk meneran.
pada ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral.
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya Kepala
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tanganyang
lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
kepala lahir.
a. Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Lahir Bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas danke arah luar untuk
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-
25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian pusat.
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
29) Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
Oksitosin
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan
selama 15menit :
berikutnya.
tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
Menilai Perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
khusus.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
pervaginam:
sesuai.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
dekontaminasi.
yang sesuai.
yang diinginkan.
Dokumentasi
(Prawirohardjo,2016).
2.2.14 Partograf
tersebut sangat penting untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan
(Rohani, 2016).
b. Kondisi janin.
c. Kemajuan persalinan.
e. Kontraksi uterus.
g. Kondisi ibu.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan, dan pemeriksaan harus
dicatat.
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf)
dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu
a. Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering
paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik
diantara garis tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong
harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160.
b. Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai
darah
K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
("kering")
persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <
100 atau > 180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk Tetapi
(CPD).
tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan
kepala janin.
janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
dipalpasi
dipisahkan
dipisahkan.
3) Kemajuan Persalinan
a. Pembukaan serviks
Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
"Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan
fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik,
kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-
kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak
dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif
waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar
kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di
5) Kontraksi Uterus
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu10 menit dengan cara
ibu mengalami 3
a. Oksitosin
unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan
7) Kondisi ibu
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi
Ukur dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap
sisi luar kolom partograf atau buat catatan terpisah tentang kemajuan
umum).
2.2.15.7 Ikterus
2.2.15.14 Primipara dalam Fase Aktif, persalinan dengan Palpasi Kepala Janin masih 5/5
2.2.15.19 Syok
2.2.15.24 PMS
2.2.15.25 Anak Mahal
3) Posisi Trendelenburg adalah posisi bagian kepala lebih rendah dari pada
bagian kaki.
5) Posisi Litotomi adalah posisi mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut.
6) Posisi Genu Pektoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
2.2.1 Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
3) Panjang badan 48 – 52 cm
4) Lingkar dada 30 – 38 cm
5) Lingkar kepala 33 – 35 cm
6) Lingkar lengan 10 – 12 cm
8) Pernafasan ± 40 – 60 x/menit
cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
15) Reflek rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
16) Reflek sucking ( isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik
17) Reflek morro ( gerakan memeluk bila dikagetkan ) sudah terbentuk dengan
baik
19) Genetalia
2.3.3.1 Tahap I terjadi segera setelah bayi lahir, selama menit – menit pertama kelahiran.
2.3.3.2 Tahap II disebut tahap transisional. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24
2.3.3.3 Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena
periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan
kehamilan.
Tabel 2.9
Perkembangan Sistem Pulmonal
Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bias mengembangkan system alveoli.
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta
dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik).
2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang
(stimulasi sensorik)
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama
alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan napas dan
(Dewi, 2016).
Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus
terjadi dua perubahan besar yaitu penutup foramen ovale pada atrium jantung, dan penutup
panas tubuhnya.
1) Konduksi
Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin, misalnya popok atau celana basah tidak
langsung diganti.
2) Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misalnya bayi
3) Evaporasi
Cairan atau air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap, misalnya
4) Radiasi
Panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin,
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukan
hal berikut.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat.
2.3.4.4 Metabolisme
Bayi Baru Lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi
Laju filtrasi glomelurus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidakadekuatnya
area permukaan kapiler glomelurus, meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi
baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah
2.3.4.8 Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang
berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen (Dewi,
2016).
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagia berikut.
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan apa bila bayi lahir
tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan
tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat di potong 3 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan benang steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alcohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap
hari dan atau setiap tali basah/kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa
tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan
semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi risiko tinggi deberi vitamin K parenteral
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Setiap bayi baru lahir perlu diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi baru lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
menular seksual ).
Apabila bayi lahirkan di tempat bersalin yang persalinanya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi
baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan
(Saifuddin, 2016).
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru
lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi sebagai berikut : Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi, memakai sarung tangan
yang bersih saat memandikan bayi pertama sekali, pastikan semua peralatan telah
didisenfeksi tingkat tinggi atau steril, pastikan semua pakaian yang akan digunakan
oleh bayi dalam keadaan bersih, pastikan semua barang yang akan bersentuhan
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai
kesejahteraan bayi secara umum.Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan
Bila bayi cukup bulan, ketuban jernih, bayi menangis atau bernapas dan tonus
otot aktif, maka penanganan yang dilakukan adalah manajement BBL Normal.
Tetapi bila dari pertanyaan diatas mendapat jawaban bayi tidak cukup bulan,
bayi megap-megap dan tonus otot tidak aktif, maka dilakukan manajement BBL
dengan Asfiksia
a. Jaga kehangatan
c. Keringkan
e. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2-3
i. Pemeriksaan fisik
3) Kulit bayi kering terutama 24 jam pertama , biru, pucat , atau memar
4) Isapan saat menyusu lemah, rewel , sering muntah , dan mengantuk berlebihan
5) Tali pusat memerah , bengkak , keluar cairan , berbau busuk dan berdarah
6) Terdapat tanda –tanda infeksi seperti suhu meningkat , merah, bengkak keluar
7) Tidak BAB dalam 3 hari , dan tidak BAK dalam 24 jam, fases lembek, cair ,
terus menerus.
2.3.9 ASI EKSKLUSIF
Asi eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan
cairan atau pun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
Segera dilahirkan bayi diletakkan diatas perut atau dada ibu selama paling lambat satu
jam untuk memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan puting
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat cukup asi bila mencapai keadaan sebagai
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8
pertumbuhan.
8) Bayi kelihatan puas dan bayi menyusu dengan kuat (Dewi, 2016).
2.3.12 Imunisasi
Tabel 2.10
Vaksin Imnunisasi
lengan
DPT HB Difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas.
Tetanus.
6) 9 bulan : Campak
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
Gerakan janin:
4. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu:
5. Riwayat perkawinan
Perkawinan 1 kali
Pengambilan keputusan:
b. TP : 14-06-2021
c. Pemeriksaan sebelumnya
a. Biologis
Nutrisi
Istirahat
Eliminasi
Perasaan ibu saat ini: □√ bahagia dan cooperatif, □ kecewa, □ malu, □ takut,
□ sedih, □ cemas, □ menolak, □ putus asa
c. Sosial
Antropometri
BB : 63 kg
BB sebelumnya : 53 kg
TB : 158 cm
Suhu : 36,2 C
Nadi : 76x/menit
Pernafasan : 22x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Wajah
Mata
Simetris kanan dan kiri, sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna merah muda,
Mulut
Payudara
Simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada
daerah aerola mammae, tidak nyeri tekan, dan ada pengeluaran kolostrum.
Kebersihan bersih
Abdomen
- Palpasi Leopold:
Leopold I
teraba bagian yang lunak, kurang bulat, dan tidak melenting yaitu bokong.
Leopold II:
di sebelah kanan perut ibu teraba 1 bagian datar, memanjang, dan ada tahanan yaitu
punggung, di sebelah kiri perut ibu teraba 1 bagian kecil janin yaiu ekstremitas
Leopold III
Bagian terendah janin yaitu kepala. Sudah tidak bisa digoyangkan, kepala sudah
masuk PAP
Leopold IV
: 34 – 12 x 155
: 3.410 gram.
- HIS : ada, His kontraksi 3x10’ lamanya 30”
VT (pemeriksaan dalam):
Portio : Tipis
Konsistensi : Lunak
Presentasi : Kepala
Moulage :0
Pembukaan : 4 cm
Penipisan : 40%
Penurunan : Hodge II +
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, tidak terdapat varises, tidak terdapat oedem.
3. Pemeriksaan penunjang
b. Golongan darah: B +
c. HbsAg Negatif
d. HIV Negatif
III. ANALISA
Ny D G3P2A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala 1 fase aktif janin tunggal hidup
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
RR : 22x/m S : 36,7°C
Evaluasi : Ibu dan keluarga telah menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan kecil , jongkok, atau tidur miring kiri
ibu.
6. Memberikan cairan dan nutrisi berupa makanan ringan dan air minum untuk
8. Menyarankan ibu untuk beristirahat disaat tidak ada kontraksi, dengan cara
tarik nafas lewat hidung hembusan lewat mulut, agar ibu tetap tenang.
tempat tidur.
10. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu, dengan posisi litotomi
mengatupkan gigi, pandangan kearah perut, mata tidak boleh menutup dan
Persiapan Penolong
Persiapan Alat
Kateter, ½ koher, gunting episiotomi, klem tali pusat 2 buah, gunting tali
f. Wadah plasenta
h. Tempat sampah
i. 3 kain
j. Waslap
k. Perlengkapan resusitasi
l. Perlengkapan bayi.
DATA SUBJEKTIF
2. Ibu mengatakan ingin meneran seperti ada dorongan yang kuat untuk
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x menit
Suhu : 36,5oC
RR : 24 x/menit
DJJ : 148x/m
6. His kuat dengan frekuensi 4x/10 menit dan lamanya ±45 detik dengan DJJ
7. Pukul 14.13.00 WIB dilakukan periksa dalam pembukaan lengkap dan tidak
a.Perineum : Elastis
b.Portio : Menipis
c.Konsistensi: Lunak
d.Pembukaan: 10 cm
e.Penipisan : 100%
h.Posisi : UUK
i. Presentasi : Kepala
Ny. M G3P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup intrauterin
presentasi kepala.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan sebentar lagi akan
melahirkan.
2. Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi, dengan posisi litotomi yaitu
gigi, pandangan kearah perut, mata tidak boleh tertutup dan menarik napas
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat saat tidak ada his dan menganjurkan suami
atau keluarga yang mendampingi untuk memberi ibu minum diantara his agar
a. Saat kepala bayi terlihat divulva 5-6 cm, letakan kain bersih dibawah
bokong ibu dan letakan kain bersih di atas perut ibu lakukan stagnan
dengan cara tangan kanan menahan perineum agar tidak terjadi rupture dan
tangan kiri menahan bagian belakang kepala agar tidak terjadi defleksi
maksimal.
b. Membantu melahirkan bayi secara perlahan, lakukan tekanan lembut,
c. Saat kepala bayi lahir, dengan lembut mengusap wajah, hidung dan mulut
d. Memeriksa adakah lilitan tali pusat dan tidak ada lilitan tali pusat.
f. Setelah kedua bahu lahir, lakukan sanggah susur dengan tangan kanan
selintas bayi menangis kuat, tonus otot baik dan warna kulit kemerahan.
:48 cm. Anus (+), cacat (-), bayi bergerak aktif menangis kuat spontan dan
i. Letakan bayi di dada ibu untuk melakukan IMD. Dengan cara kulit badan
bayi bersentuhan dengan kulit ibu, bayi diletakan diantara kedua payudara
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1. Bayi lahir pukul 14.24 WIB spontan pervaginam, letak belakang kepala, JK :
Apgar score 9/10, anus (+), air ketuban jernih, tidak ada cacat bawaan,
3. Kesadaran : Composmentis
4. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22 x/menit
6. TFU : Sepusat
ASSASMENT
PENATALAKSANAAN
uterus ibu.
dengan baik, di 1/3 paha luar atas secara IM setelah 1 menit bayi lahir.
b. jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, klem kedua
berjarak 2 cm dari klem pertama. Potong tali pusat diantara kedua klem
dengan melindungi perut bayi, lalu potong tali pusat kemudian diikat.
Evaluasi : Prosedur telah dilakukan dan bayi diselimuti untuk menjaga tetap
hangat.
e. Saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu: uterus membulat, ada semburan
f. Menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas mengikuti jalan lahir,
g. Saat plasenta sudah terlihat di introitus vagina, pegang plasenta dengan kedua
tangan, gerakan memutar plasenta searah jarum jam sehingga plasenta dan
selaput terpilin
5. Menilai perdarah.
Telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil, plasenta lahir lengkap pukul 14.34
WIB, selaput dan kotiledon plasenta utuh/lengkap, diameter ±20 cm, panjang tali
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
5. Suhu : 36,5oC,
6. Nadi : 80x/menit,
7. RR : 22x/menit.
ASSASMENT
PENATALAKSANAAN
1. Memeriksa kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, tanda-tanda vital, dan
kandung kemih 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
2. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah dengan air bersih, terutama
4. Membersihkan tempat tidur dengan air klorin dan dibilas dengan air bersih.
sterilkan.
pasca pesalinan.
Tablet Fe 60 mg 1x sehari
baik dengan cara menekan fundus secara melingkar searah jarum jam selama
FORMAT PENGKAJIAN
3. Faktor Neonatal
a. Keadaan saat lahir : Normal
c. Pola eliminasi:
1) BAK : ± 4 kali
2) BAB : ± 2 kali
f. Pemberian vitamin K : Ya
4. Faktor Genetik
a. Penyakit keturunan : Tidak ada
5. Faktor Lingkungan
3. Tanda-tanda Vital:
a. Respirasi : 44x/menit
c. Suhu : 36,5ºC
4. Antropometri :
a. BB : 3500 gram
b. PB : 48 cm
5. Kepala
a. Bentuk : Normal
c. LK : 34 cm
6. Telinga
a. Bentuk : Normal
7. Mata
b. Sklera putih : Ya
a. Warna : Merah
9. Leher
10. Dada
11. Perut
(kejut) ada.
13. Punggung
14. Anus
15. Genitalia
*Perempuan
16. Kulit
17. Kaki
VII. ANALISA
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membungkus tali pusat dengan kassa
3. Memberikan salep mata dan vitamin Neo K 0,5 cc IM di 1/3 paha bagian luar
anterolateral.
5. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu suhu >38 OC atau <36oC, tali
pusat bengkak atau keluar cairan berbau busuk, pernapasan sulit >60 x/menit.
DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan melahirkan bayi ketiganya tanggal 29 Mei 2021, pukul 14.24 WIB
DATA OBYEKTIF
N : 130x/menit
8. Tali pusat : Dalam keadaan bersih, kering dan dibalut kassa steril
9. Kulit : Kemerah-merahan
ASSESSMENT
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya agar ibu dapat mengetahui
Evaluasi : Ibu mengerti dan terlihat senang mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan
darah yang masih menempel dikulit bayi serta tetap menjaga kehangatan tubuh bayi
Evaluasi : Bayi sudah dimandikan, dibedong dan diselimuti, tali pusat sudah
3. Memberitahu ibu dan suami bahwa bayinya akan diberi imunisasi Hb0 untuk mencegah
memintakan persetujuan lisan untuk penyuntikan vaksin Hb0 pada bagian paha kanan
bayi dan beri penjelasan kepada ibu untuk selalu rutin melakukan imunisasi pada
Evaluasi : Ibu menyetujui pemberian imunisasi Hb0, vaksin telah diberikan dibagian
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup pada bayi dengan asi
ekslusif secara on demand atau sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam tanpa pemberian
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan rajin menyusui bayinya secara on demand
5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :
Dan menganjurkan ibu untuk datang segera kefasilitas kesehatan untuk mendapatkan
mendapatkan pertolongan segera jika terdapat tanda bahaya tersebut pada bayinya.
6. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi yaitu jam 7 sampai jam 8 pagi,
jemur bayi selama 15 menit saja karena kulit bayi masih sensitif, sebaiknya menjemur
bayi dalam keadaan telanjang, membolak balikan tubuh bayi agar tidak hanya bagian
dada saja yang terjemur tapi seluruh tubuh, hindari paparan langsung pada bagian mata
bayi (beri penutup mata), sebaiknya dilakukan sebelum mandi agar bayi tidak ikterus.
Evaluasi : Ibu mampu menjelaskan kembali yang telah di anjurkan dan akan
melakukannya
DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayi menyusu dengan tenang dan baik serta tidak ada gangguan.
3. Ibu mengatakan bayinya BAB dan BAK teratur tanpa ada gangguan
DATA OBYEKTIF
R : 46x/menit
N : 134x/menit
7. Tali pusat : Belum lepas, kering dan tidak ada tanda infeksi
ASSESSMENT
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi dalam keadaan
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan tidak cemas lagi dengan
keadaan bayinya.
2. Memotivasi ibu untuk terus memberikan ASI ekslusif tanpa memberi makanan tambahan
sampai usia bayi minimal 6 bulan secara on demand sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam,
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberikan asi ekslusif tanpa tambahan makanan lain.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjemur bayinya di panas pagi sekitar pukul 07.00 WIB
- pukul 08.00 WIB selama 10 sampai 15 menit agar bayinya mendapatkan vitamin D dari
sinar matahari pagi yang bagus untuk tulang dan kulit bayi
Evaluasi : Ibu mau untuk menjemur bayinya dipanas pagi sesuai yang dianjurkan bidan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi dengan mandi satu sampai dua
kali sehari dengan menggunakan air hangat dan segera membersihkan genetalia setiap
kali selesai BAB atau BAK dan kenakan pakaian bersih dan kering.
5. Menjelaskan kepada ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila terjadi tanda
Evaluasi : Ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan bidan dan akan datang ke
DATA SUBYEKTIF
2. Ibu mengatakan tali pusat bayi sudah lepas seluruhnya pada tanggal 05 Mei 2021 pukul
05.00 WIB
DATA OBYEKTIF
R : 44x/menit
N : 130x/menit
8. Kulit : Kemerah-merahan
ASSESSMENT
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa keadaan umum bayi
2. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan, kehangatan, dan keamanan
3. Mengevaluasi bagaimana cara ibu menyusui bayinya dan memotivasi ibu untuk tetap
selalu memberikan ASI ekslusif sesering mungkin agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
Evaluasi : Ibu mampu menjelaskan kembali cara menyusui yang baik dan benar serta
4. Mengevaluasi lepasnya tali pusat bayi, untuk memastikan bahwa tali pusat sudah terlepas
secara keseluruhan, bersih dan tidak ada tanda infeksi atau peradangan pada pusat bayi.
Evaluasi : Seluruh tali pusat bayi sudah terlepas secara total dan bersih, tidak ada tanda
5. Mengevaluasi apakah ada tanda bahaya yang dialami bayinya, agar kondisi kesehatan
Evaluasi : Ibu mengatakan tidak terdapat tanda bahaya atau komplikasi pada bayinya.
6. Menjelaskan pada ibu pentingnya imunisasi dasar untuk mencegah berbagai penyakit
pada bayinya, dan melakukan kunjungan ulang sebulan kemudian untuk penimbangan
bayi dan imunisasi BCG agar bayi tehindar dari penyakit TBC (Tuberculosis) pada
tanggal 29 Juni 2021 dan membawa buku KIA setiap kali imunisasi.
Evaluasi : Ibu akan membawa buku KIA dan akan membawa bayinya imunisasi pada
DATA SUBYEKTIF
2. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan bayinya dalam keadaan sehat.
setiap pagi dan sore, serta mengganti pakaian bayinya sehabis mandi atau terasa lembab
DATA OBYEKTIF
R : 48x/menit
N : 130x/menit
6. Pola eliminasi : Baik dan tidak ada keluhan, BAK sebanyak ±7-8 kali
ASSESMENT
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan berat badan bayi
menunjukan hasil peningkatan yang sangat baik serta mencatat hasil pemeriksaan dibuku
KIA.
BB : 4.200 gram, Suhu : 36,8°C, RR : 48x/m, N : 130x/m
Evaluasi : Ibu mengerti dan terlihat senang mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan
2. Menyiapkan alat dan bahan berupa vaksin BCG 0,05cc secara injeksi IC dilengan kanan
atas (deltoid) dan polio 1 sebanyak 2 tetes melalui oral, dan lakukan inform consent
sebelum tindakan.
Evaluasi : Inform consent telah disetujui oleh orang tua bayi, Vaksin BCG dan Polio 1
3. Memberitahu ibu efek yang akan timbul dari imunisasi BCG yaitu pada area tempat
penyuntikan akan timbul parut bulat yang akan menjadi abses kecil yang kemudian akan
berubah menjadi luka jaringan parut dengan garis tengah yang berdiameter ± 4-8 mm
yang akan sembuh dengan sendirinya, jadi ibu dilarang untuk mengoles atau membubui
area penyuntikan dengan menggunakan jamuan atau apapun hanya cukup dibiarkan
Evaluasi : Ibu mampu menjelaskan kembali efek samping dari imunisasi dan tidak akan
4. Memberitahukan ibu untuk membawa bayinya kembali setiap bulan untuk memeriksakan
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengatakan akan datang kembali untuk imunisasi bayinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
persalinan, bayi baru lahir. Pada Ny.D umur 29 tahun G3P2A0 di Klinik X menggunakan
pendokumentasian SOAP.
Pada bab ini yang berisi mengenai pembahasan kasus yang diambil, penulis akan coba
membahas dengan membandingkan antara teori dengan praktik di lapangan. Untuk lebih
4.1 Persalinan
Berdasarkan hasil anamnesa Ny.D telah ada tanda-tanda inpartu yaitu keluar lendir
bercampur darah dan mulas-mulas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rohani tahun
2016 bahwa tanda-tanda inpartu adalah adanya rasa sakit oleh adanya his yang datang
lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
Kala I persalinan Ny. M berlangsung selama 4 jam , dihitung dari ibu datang sampai
dilakukan pemeriksan dalam mulas yang teratur sampai pembukaan lengkap. Menurut
Rohani tahun 2016, fase aktif berlangsung selama 6 jam. Dalam hal ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan lapangan, hal ini
normal terjadi karena dipantau dengan partograf dan tidak melewati garis waspada.
Faktor pendukung dalam proses persalinan yaitu dengan adanya power, pasenger,
passage, psikis dan penolong kelima faktor ini sangat mendukung jalannya persalinan.
Kala II pada Ny. M berlangsung 10 menit dari pembukaan lengkap pukul 14.13 WIB
dan bayi lahir spontan pukul 14.24 WIB. Menurut Sumarah tahun 2015 kala II
Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan
kebidanan lapangan hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti his yang
adekuat, faktor janin dan faktor jalan lahir sehingga terjadi proses pengeluaran janin
yang lebih cepat. Setelah dilakukan pemotongan tali pusat bayi Ny. M diletakkan di
dada ibu dengan posisi tengkurap untuk melakukan IMD selama satu jam. Hal Ini
sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo tahun 2016. Bahwa bayi dilakukan IMD
paling sedikit selama satu jam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
Dilakukan manajemen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin 10 IU secara IM,
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan massase fundus uteri. Pada Ny. M
plasenta lahir pukul 14.34 WIB berlangsung 10 menit setelah bayi lahir. Hal ini
normal terjadi karena plasenta lahir 5-30 menit setelah bayi lahir. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Rohani tahun 2016 dengan demikian selama kala III tidak ada
penyulit dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan
lapangan.
Kala IV pada Ny. M terdapat robekan derajat II yang mengenai selaput lendir dan otot
perineum, faktor terjadinya robekan salah satunya dikarnakan faktor janin yaitu janin
terlalu besar dan kepala janin terlalu cepat turun, hal ini sesuai dengan pernyataan
Observasi kala IV pada Ny. M TTV dalam batas normal , tinggi fundus uteri setelah
plasenta lahir 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus keras, kandung kemih
kosong, lochea rubra, pengeluaran darah selama proses persalinan yaitu pada kala I
blood slim, kala II ± 50cc, kala III ±250 cc, kala IV ±100 cc, jumlah pengeluaran
darah yang dialami yaitu ±400cc. Berdasarkan pernyataan Rohani tahun 2016
darah pada kasus Ny. M masih dalam batas normal dan tidak ada kesenjangan antara
teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan lapangan. Persalinan pada Ny M kala I,
Bayi Ny. M lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 38 minggu, lahir tanggal 29 Mei
2021, spontan pervaginam pukul 14.24 WIB tidak ditemukan adanya masalah, bayi
menangis spontan, kuat, tonus otot positif (+) warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan, BB 3500 gram, panjang badan 48 cm, LK: 36 cm, LD: 34 cm, Apgar:
9/10, Nadi: 130x/m, Suhu: 36,5°C, RR: 44x/m, anus (+) dan tidak ada cacat bawaan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukiyah tahun 2015 bahwa bayi baru lahir normal
adalah usia kehamilan 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
Menurut Hani tahun 2016 usia kehamilan normal yaitu 37 sampai 42 minggu, pada
Saat bayi lahir pemberi asuhan bayi baru lahir dilakukan langsung menjaga
klem potong serta ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun. Kemudian melakukan
Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan ibu, beri salep mata
di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri anterolateral. Pada asuhan bayi baru lahir tidak
bayi, dan melakukan perawatan tali pusat hal sesuai dengan pernyataan Rohani tahun
2016. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan
lapangan.
ditemukan masalah atau tanda bahaya bayi baru lahir hal ini sesuai dengan pernyataan
Dewi tahun 2016 yaitu tanda bahaya bayi baru lahir adalah pernafasan sulit, terlalu
hangat atau dingin, kulit kering, biru, pucat . Tidak ada kesenjangan antara teori
Pada kunjungan III, 2 minggu dan kunjungan IV hari ke 30 hasil pemantauan keadaan
bayi dalam keadaan normal, tidak terjadi ikterus, berat badan bertambah menjadi
4200 gram, bayi menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan, hal ini sesuai dengan Dewi
tahun 2016 tanda bayi cukup asi yaitu bayi menyusu 2-3 jam, BAK 6-8x, kotoran
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2016. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Rohani, S. Reni, dan Marisah. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.
Rukiah, Ai Yeyeh dan Yulianti, L. 2015. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita
Edisi Revisi. Jakarta: Trans Info Media.
Sondakh, Jenny J.S. 2019. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Erlangga