Oleh :
Hanifah Wahyuningsih
P27824417024
Pembimbing Lapangan
Astutik, Amd.Keb
NIP. 197503032007012019
Pembimbing Pendidikan
Mengetahui,
Ketua Prodi D4 Kebidanan
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehinggan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan tugas individu bagi mahasiswi DIV Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Semester VIII yang mulai
praktik pada tanggal 31 Mei s/d 18 Juni 2021 di Desa Pagerngumbuk Wonoayu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Astuti Setyani, SST., M.Kes selaku ketua jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya dan pembimbing pendidikan
5. Dan seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas ini
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari kemungkinan adanya
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada
pada Ibu Hamil dengan Gemelli di Dusun Pager, Desa Pagerngumbuk,
Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk mahasiswa
Sebagai sarana untuk melatih kemampuan dan keterampilan dasar
dalam melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan gemelli.
1.3.2 Untuk Masyarakat
Dengan adanya penulisan ini diharapkan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan ANC secara rutin.
1.3.3 Untuk Petugas Kesehatan/Lahan
Sebagai sarana untuk lebih melatih dan mengasah kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan dengan gemelli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim
ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2
korion dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
3. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi
menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot
kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,
sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang
dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan
kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah
dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi
kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 –
72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,
akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi
bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan
baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan
satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam
cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel
telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada
monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,
karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan masalah lingkungan.
(Wiknjosastro, 2007:390).
Tabel 2.1 hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada
kehamilan kembar monozigotik.
Gambar 2.2 :
Plasenta 1 (70%) 2
(±100%)
2 (30%)
Khorium 1 (70%) 2 (±
100%)
2 (30%)
Amnion 1 (70%) 2 (±
100%)
2 (30%)
Tali pusat 2 2
Sirkulasi darah janin Berseku Terpisah
tu
h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah
cakram mudigah dan kantung amniom rudimenter sudah
terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet.
Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
1) Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-
40%).
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung
hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi
adalah rendah.
2) Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut
(34%). Umumnya masing-masing tubuh memiliki
jantung masing-
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian
Menurut Mufdilah, Hidayat (2008:74) manajemen
kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai
dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan menurut Atik (2008:76)
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan dengan urutan logis dan menguntungkan, menguraikan
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan
teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Dapat disimpulkan bahwa definisi dari manajemen
kebidanan adalah metode pemecahan terhadap suatu masalah yang
dilakukan secara sistematis dan logis agar dapat memberikan
asuhan kebidanan pada klien yang berdasarkan teori, penemuan
dan keterampilan yang telah didapatkan.
3) Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrument/alat
pengukur. Tujuannya untuk memastikan batas dimensi
angka, irama, dan kuantitas.
Data secara garis besar, mengklasifikasikan menjadi
data subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan
data subyektif bidan harus mengembangkan hubungan antar
personal yang efektif dengan pasien/klien/yang diwawancarai,
lebih memperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama
pasien dan yang mencemaskan, berupaya dengan masalah
klien.
Pada waktu mengumpulkan data obyektif bidan
harus mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati
perubahan/kelainan fisik, memperhatikan aspek social budaya
pasien, menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan
benar, melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan
dengan keluhan pasien.
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnostik
yang spesifik.
c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi
dimana bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan
bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan
tindakan segera, sementara menunggu instruksi dokter.
Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan
lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk
menentukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang
komprehensif/menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Perencanaan
supaya terarah, dibuat pola pikir dengan langkah sebagai
berikut: tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan yang
berisi tentang sasaran/target dan
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Data Subyektif
1. Identitas
Identitas Istri Identitas Suami
Nama : Ny. I Nama : Tn H
Usia : 28 th Usia : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Desa Pagerngumbuk
2. Keluhan utama : Ibu merasakan tidak ada keluhan saat ini
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13th
Siklus : 30 hari
Lama : 7-8 hari
Dismenorhea : tidak merasakan
HPHT : 11-01-2021
HPL : 18-10-2021
Skor : 6 (skor awal, gemelli)
4. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke- :1
Usia menikah : 20 tahun
Lama menikah : 8 tahun
5. Riwayat Obstetri
Usia Tempat Penolong Jenis Riwayat Penyakit
No Umur JK BBL H/M
Keha Persalinan Persalinan Persalinan Hamil Per Nifas
milan sal
ina
n
1 Aterm PMB Bidan Normal - - - 3 th 3,9 H
2 Aterm PMB Bidan Normal - - - 8 th 3,5 H
3 HAMIL INI
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada nyeri tekan
Wajah : tidak oedem, tidak pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Mulut : tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun
vena jogularis
Payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal,
putting menonjol, hiperpigmentasi pada areola
Abdomen : tidak ada luka bekas jahitan, pembesaran perut
melebihi usia kehamilan biasa, teraba 2 bagian
besar, dan terdapat striae gravidarum
Leopold I : TFU setinggi pusat, pada fundus
teraba 2 bagian yang lunak, tidak
melenting dan kurang bundar yang
berarti bokong.
Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan
teraba lebar dan memberikan
rintangan yang besar berarti
punggung.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2
balotemen, bulat, dan keras yang
berarti kepala.
Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU Mc Donald : 24 cm
TBJ : (24-12)x155 = 1860 gr
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan genetalia
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan anus
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Labororium : Tanggal 27 April 2021
Hb : 11,5 g/dl
Glukosa : Negatif
Albumin : Negatif
HIV : NR
HBSAg : NR
Sifilis : NR
IV. Penatalaksanaan
Tanggal : 2 Juni 2021 Waktu : 18.45 WIB
1. Melakukan pemeriksaan pada ibu dan janin, ibu kooperatif saat
dilakukan pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
TD : 100/70 mmHg TP : 18-01-2021
Suhu : 365 oC UK : 21/22 minggu
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Ibu mengerti tentang kondisinya, bahwa kondisinya saat ini baik
3. Memberikan KIE mengenai risiko kehamilan kembar pada ibu dan
janin. Risiko kehamilan kembar pada ibu antara lain polihidramnion,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini,
presentasi janin abnormal dan prolaps tali pusat. Risiko kehamilan
kembar pada janin antara lain terjadinya prematuritas, Hyalin
Membrane Disease (HMD), asfiksia, kelainan kongenital, kembar
siam, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Ibu mengerti tentang
risiko kehamilan kembar pada ibu dan janin.
4. Memberikan KIE mengenai gizi pada ibu hamil dengan kehamilan
kembar. Kebutuhan gizi pada ibu hamil kembar lebih besar dari
biasanya, karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembngan
janin, organ-organ dalam kehamilan dan memenuhi kebutuhan ibu
serta persiapan laktasi. Ibu mengerti dan bersedia makan makanan
yang berigizi dengan porsi lebih.
5. Memberikan KIE mengenai pola istirahat bahwa ibu harus
mendapatkan istirahat yang cukup, minimal 8 jam setiap hari. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan sesuai saran.