Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. I USIA 28 TAHUN USIA KEHAMILAN 21/22 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN GEMELLI
DI DUSUN PAGER RT 05/ RW 01, DESA PAGERNGUMBUK,
KECAMATAN WONOAYU, KABUPATEN SIDOARJO
PERIODE TANGGAL : 31 MEI 2021 - 18 JUNI 2021

Oleh :
Hanifah Wahyuningsih
P27824417024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D4 KEBIDANAN SURABAYA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu yang disusun oleh Hanifah Wahyuningsih Semester VIII


Prodi D4 Kebidanan Jurusan Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya Tahun
Akademik 2020-2021 ini disusun berdasarkan keadaan sebenarnya.
Tempat praktik : Desa Pagerngumbuk, Sidoarjo
Tanggal praktik : 31 Mei 2021 s/d 18 Juni 2021

Pembimbing Lapangan

Astutik, Amd.Keb
NIP. 197503032007012019

Pembimbing Pendidikan

Astuti Setiyani, S.ST., M.Kes Ani Media Harumi, S.ST., M.Keb


NIP.196810201988032001 NIP. 197802142002122001

Mengetahui,
Ketua Prodi D4 Kebidanan

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes


NIP. 196702061990032003
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehinggan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan tugas individu bagi mahasiswi DIV Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Semester VIII yang mulai
praktik pada tanggal 31 Mei s/d 18 Juni 2021 di Desa Pagerngumbuk Wonoayu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Astuti Setyani, SST., M.Kes selaku ketua jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya dan pembimbing pendidikan

2. Dwi Purwanti, SST. S.Kp., M.Kes ,selaku ketua Prodi D4 Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Surabaya

3. Astutik, Amd.Keb, selaku pembimbing lapangan di Desa Pagerngumbuk

4. Ani Media Harumi, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan

5. Dan seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas ini
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari kemungkinan adanya
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Sidoarjo, 02 Juni 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan
tersebutselalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan
kembar dapatmemberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu,
dalammenghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih
intensif.Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk
hamil kembar,1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89
pangkat tiga.
Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8
per1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per
1000untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi
kembar,walaupun pemindahan sifat heriditer kadang-kadang berlangsung secara paternal,
tetapibiasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada
kehamilandizigotik. Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80
kelahiran, dan kehamilankembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran
karena meningkatnyapenggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in
vitro.
Kehamilan kembar khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana
fertilisasiterjadi pada dua ovum. Cenderung terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan
kembar iniditurunkan lewat kedua orang tua dengan acapkali melewatkan satu generasi.
Kehamilankembar dua lebih sering ditemukan pada seorang ibu yang usianya lebih dari
35 tahun. Dalam setiap kehamilan tentu akan menghadapi proses persalinan atau
melahirkan tak terkecuali dengan hamil ekmbar. Melahirkan bayi kembar sudah pasti
emmbuat sang ibu lebih gugup karena akan menjalani proses persalinan untuk dua atau
lebih bayi sekaligus. Bahkan dalam penerapannya persalinan normal masih menjadi
momok yang membuat sebagian ibu hamil kembar pesimis untuk bisa melahirkan normal,
karena yang ada dalam pikiran mereka adalah hamil kembar harus memalui persalinan
caesar untuk jaminan keselmatan bayi mereka. Proses melahirkan bayi kembang memang
memiliki risiko tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan persalinan normal.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuanatau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Beruntunglah bagi ibu hamil yang
berhasil emndapatkan anugerah ini. Melahirkan anak dalam kondisi kembar merupakan
peristiwa yang unik. Kesempatan ini tidak akan dirasakan oleh semua ibu hamil karena
peristiwa hamil kembar merupakan hal yang langka. Ada anggapan bahwa melahirkan
kembar adalah suatu peristiwa kehamilan yang berisiko tinggi. Tetspi apabila ibu hamil
menjalaninya dengan benar, terkontrol, selali cek kehamilannya dan konsultasi dokter
maka hamil kembar akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi sang ibu dan keluarga.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada
pada Ibu Hamil dengan Gemelli di Dusun Pager, Desa Pagerngumbuk,
Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan Kehamilan
pada Ny. I dengan kehamilan gemelli
2. Mahasiswa mampu menganalisa masalah Asuhan Kebidanan Kehamilan
pada Ny. I dengan kehamilan gemelli
3. Mahasiswa mampu menatalaksana Asuhan Kebidanan Kehamilan pada
Ny. I dengan kehamilan gemelli

1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk mahasiswa
Sebagai sarana untuk melatih kemampuan dan keterampilan dasar
dalam melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan gemelli.
1.3.2 Untuk Masyarakat
Dengan adanya penulisan ini diharapkan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan ANC secara rutin.
1.3.3 Untuk Petugas Kesehatan/Lahan
Sebagai sarana untuk lebih melatih dan mengasah kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan dengan gemelli.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN DENGAN GEMELLI


1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
Internasional (Wiknjosatro, 2007:286). Kehamilan merupakan hal
fisiologis yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun demikian, semua
jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa
persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah satu contoh
wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi
ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar
memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286). Sedangkan menurut
Mochtar Rustam (2012:259) kehamilan ganda atau kembar adalah
kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih.
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua
jenis janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses
kehamilan.

2. Etiologi Kehamilan Gemelli


Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas
sering mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar
lebih dari dua
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh
terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin
pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2
atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu
folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora
lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi
kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari

satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim
ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2
korion dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.

3. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi
menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot
kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,
sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang
dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan
kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah
dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi
kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 –
72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,
akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan

kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi
bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan
baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan
satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam
cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel
telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada
monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,
karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan masalah lingkungan.

4. Jenis Kehamilan Gemelli


Kehamilan kembar dibagi menjadi 3 macam, menurut Mochtar, Rustam
(2012:260-261) adalah sebagai berikut:
a. Gemelli dizigotik = kembar dua telur, heterolog, biovuler dan
praternal :

Kedua telur berasal dari :

a. 1 ovarium dan dari dua folikel de graff

b. ovurium dan dari 1 folikel de graff;

c. dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.


Gambar 2.1 :

Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion,

2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion, 2 amnion

(Wiknjosastro, 2007:390).

b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik

dapat terjadi karena :

1) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula :

2) Hambatan pada tingkat segmentasi

3) Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitif steak.

Tabel 2.1 hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada
kehamilan kembar monozigotik.

Saat segmentasi Keadaan ketuban


0-72 jam Diamniotik, dichorionik
4-8 hari Diamniotik, dichorionik
9-12 hari Monoamniotik, monochorionik
13- hari Monoamniotik,monochorioni
dan kemungkinan terjadinya
kembar siam.
Sumber: Wiknjosastro (2007:389)

Gambar 2.2 :

Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2

korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi

satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1

korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 korion, 1

amnion (Wiknjosastro, 2007:389). Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya


antara kembar monozigotik dan zigotik (satu telur dan dua telur):
Tabel 2.2 Perbedaan Kembar Monozygotik dan Zygotik

Perbedaan Kembar Monozigot Kembar Dizigot

Plasenta 1 (70%) 2
(±100%)
2 (30%)
Khorium 1 (70%) 2 (±
100%)
2 (30%)
Amnion 1 (70%) 2 (±
100%)
2 (30%)
Tali pusat 2 2
Sirkulasi darah janin Berseku Terpisah
tu

Sekat kedua kantong 2 lapis 4 lapis

Jenis kelamin Sama Sama atau tidak


Rupa dan sifat Sama Agak
berlainan Mata, kuping, gigi, kulit Sama
Berbeda
Ukuran antropologik Sama Berbeda
Sidik jari Sama Berbeda
Cara pegangan Bisa sama Sama,bisa
Bisa satu keduanya
kidal yang kanan
lain kanan
Sumber: Mochtar, Roestam (2012:260)
5. Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli
Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan
kembar adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin
banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang
besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas
dan berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit.
Kecurigaan meningkat jika keluarga memiliki riwayat
kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar
bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit
defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada
kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih
sering pada kehamilan kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas,
sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan
vulva.

6. Pertumbuhan Janin Gemelli


Dalam masa kehamilan pertumbuhan janin perlu
diperhatikan. Pertumbuhan janin pada kehamilan kembar tentu
berbeda dengan pertumbuhan janin pada kehamilan tunggal.
Menurut Mochtar Rustam (2012:261-262) pertumbuhan pada janin
kembar adalah sebagai berikut:
a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr
lebih ringan dari janin tunggal.
b. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr
triplet dibawah 2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan
duintuplet dibawah 1000 gr.
c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak
sama umumnya berselisih antara 50 – 100 gr, karena
pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu kurang
bertumbuh dari yang lainnya.
d. Pada kehamilan ganda monozigotik
1) Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan
pembuluh darah janin yang lain, karena itu setelah bayi
satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari
perdarahan
2) Karena itu janin yang satu dapat terganggu
pertumbuhannya dan menjadi monstrum seperti akardiakus
dan kelainan lainnya.
3) Dapat terjadi sindroma transfusi fetal : pada janin yang
dapat darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia,
edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin
kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil,
anemia dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia, karena
kurang mendapat darah
e. Pada kehamilan kembar dizigotik
1) Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh
sampai cukup bulan.
2) Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan
muda) atau pada kehamilan agak tua janin jadi gepeng
disebut fetus papyraseus atau kompresus.
7. Letak dan Presentasi Janin
Menurut Mochtar Rustam (2012:262) pada hamil
kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama
lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau
letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa
terjadi yang paling sering dijumpai adalah:
a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47
%).
b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya
karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking)Berbagai
kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi dan yang
paling sering dijumpai adalah :
Gambar 2.4 :
Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan
kembar (Wiknjosastro, 2007:394).

8. Diagnosa Kehamilan Gemelli


Untuk mendiagnosa adanya suatu kehamilan kembar
menurut Mochtar (2012:263) dapat dilakukan pemeriksaan-
pemeriksaan sebagai berikut:
a. Anamnesa
a. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
c. Uterus terasa lebih cepat membesar
d. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

b. Inspeksi dan palpasi


a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus
lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
c. Banyak bagian-bagian kecil teraba
d. Teraba 3 bagian besar janin
e. Teraba 2 balotemen
c. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut
per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.
e. Ultrasonografi

Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat


ditentukan pada triwulan I.
f. Elektrokardiogram fetal
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
g. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar
atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi. Jadi
reaksi kehamilan bisa positif kadang-kadang sampai 1/200. Hal
ini dapat meragukan dengan molahidatidosa. Kadangkala
diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus
masih besar dan ternyata ada satu janin lagi didalam rahim.
Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.
9. Komplikasi Kehamilan Gemelli
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan
multipel lebih mungkin terkait dengan banyak komplikasi
kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering didapatkan pada
kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin
abnormal, dan prolaps tali pusat. Secara umum, komplikasi
tersebut dapat dicegah dengan perawatan antenatal yang baik
(Eisenberg, 2004:168).

Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa


komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang dilahirkan pada
kehamilan kembar diantaranya adalah:
a. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan
preterm dan kebanyakan memerlukan perawatan pada
neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar 50 persen
kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan
bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20% bayi
dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir
rendah.
b. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia
kehamilan 35 minggu dua kali lebih sering menderita HMD
dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan pada usia
kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai
Respiratory Distres Syndrom (RDS) adalah penyebab tersering
dari gagal nafas pada bayi prematur. Terjadi segera setelah
atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar
bernafas, cuping hidung, retraksi dinding dada dan sianosis
yang menetap dalam 48-96 jam pertama kehidupan. Prevalensi
HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar monozigotik
dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi
dari sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi
kedua lebih cenderung menderita HMD dibandingkan dengan
bayi pertama.

c. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal


Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan
frekuensi untuk mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi
perinatal dengan berbagai sebab. Prolaps tali pusat, plasenta
previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan
asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada
bayi kembar dua dan 30 kali lebih sering pada bayi kembar
tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada
kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi
napas perinatal lebih tinggi.
d. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi
berat lahir rendah adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat badan yang
sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan
dilakukannya studi sonografik pada awal gestasi yang
memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester pertama jauh
lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan
kembar sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara
semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14 persen di antaranya
yang bertahan sampai aterm.
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap,
tetapi pada banyak kasus, satu janin yang meninggal atau sirna
(vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan tunggal.
Pada 21-63%. konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish)
pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan
kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube
pada janin yang tetap bertahan hidup.
f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri
pada Janin Kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin
biasanya tergabung, kadang-kadang amat kompleks.
Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik dapat dari
arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya
cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah satu
janin yang menderita.
Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri
plasenta, yang biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena.
Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan yang
lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai
kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh
iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh
dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
tubuh bagian atas. Gangguan atau kegagalan pertumbuhan
kepala disebut akardius asefalus. Kepala yang tumbuh parsial
dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut
akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua
struktur disebut akardius amorfosa.

g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome


Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke
dalam vena kembaran lainnya (resipien) sedemikian rupa
sehingga donor menjadi anemik dan pertumbuhannya
terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan
mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi yang
bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin
5 g/dl dan 20% berat badan pada sindrom ini. Kematian
kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan trombus
fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar
resipien. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah
yang kaya tromboplastin dari janin donor yang mengalami
maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi
intravaskular diseminata.

h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah
cakram mudigah dan kantung amniom rudimenter sudah
terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet.
Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
1) Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-
40%).
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung
hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi
adalah rendah.
2) Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut
(34%). Umumnya masing-masing tubuh memiliki
jantung masing-

masing, tetapi kembar siam ini biasanya hanya memiliki


satu hati, sistem pencernaan, dan organ-organ lain.
3) Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid
cartilage.
4) Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang
(19%).
5) Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala
dengan tubuh terpisah.
i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah
satu atau kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah
janin yang terbentuk, maka kemungkinan terjadinya IUGR
semakin besar.
10. Penanganan dalam Kehamilan
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan
pencegahan terhadap pre-eklamsia dan eklamsia, partus
prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan
lebih sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui
dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Menurut Varney (2004:661) pemeriksaan antenatal dapat dilakukan
antara lain:
a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan
34 – 36 minggu
b. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan
>36 minggu

c. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 – 4


minggu yang dimulai pada usia kehamilan 20 minggu
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu
menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik.
Penanganan dalam Kehamilan Mochtar (2012:264)
1) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan
kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila
diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih
sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2) Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh
sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus
prematurus.
3) Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat
diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4) Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah

B. MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian
Menurut Mufdilah, Hidayat (2008:74) manajemen
kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai
dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan menurut Atik (2008:76)
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan dengan urutan logis dan menguntungkan, menguraikan
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan
teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Dapat disimpulkan bahwa definisi dari manajemen
kebidanan adalah metode pemecahan terhadap suatu masalah yang
dilakukan secara sistematis dan logis agar dapat memberikan
asuhan kebidanan pada klien yang berdasarkan teori, penemuan
dan keterampilan yang telah didapatkan.

2. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan


Menurut Mufdilah, Hidayat (2008:74-75) terdapat beberapa prinsip
dalam proses manajemen kebidanan antara lain:
a. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data
yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang
komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan
interpretasi data dasar.
c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kebidanan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan
kebidanan bersama klien.
d. Membuat informasi dan support sehingga klien dapat membuat
keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
f. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi
rencana individu.
g. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan
manajemen dengan kolaborasi dan merujuk klien untuk
mendapatkan asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam
situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan
normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian


asuhan kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan
kebutuhan.
3. Langkah-Langkah Manjemen Kebidanan
Menurut Mufdilah, Hidayat (2008:75-79) Proses manajemen
kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yaitu:
a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan data dasar
Mengumpulkan data adalah menghimpun
informasi tentang klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan
pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan
secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan
berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber.
Pasien adalah sumber informasi yang akurat dan ekonomis,
disebut data primer. Sumber data alternatif atau sumber data
sekunder adalah data yang sudah ada.
Teknik pengumpulan data ada tiga, yaitu :
1) Observasi
Observasi adalah pengumpulan data melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan.
2) Wawancara
Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya
dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara
yang penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan
diarahkan ke data yang relevan.

3) Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrument/alat
pengukur. Tujuannya untuk memastikan batas dimensi
angka, irama, dan kuantitas.
Data secara garis besar, mengklasifikasikan menjadi
data subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan
data subyektif bidan harus mengembangkan hubungan antar
personal yang efektif dengan pasien/klien/yang diwawancarai,
lebih memperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama
pasien dan yang mencemaskan, berupaya dengan masalah
klien.
Pada waktu mengumpulkan data obyektif bidan
harus mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati
perubahan/kelainan fisik, memperhatikan aspek social budaya
pasien, menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan
benar, melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan
dengan keluhan pasien.
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnostik
yang spesifik.
c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi
dimana bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan
bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan
tindakan segera, sementara menunggu instruksi dokter.
Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan
lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk
menentukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang
komprehensif/menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Perencanaan
supaya terarah, dibuat pola pikir dengan langkah sebagai
berikut: tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan yang
berisi tentang sasaran/target dan

hasil yang akan dicapai, selanjutnya ditentukan tindakan sesuai


dengan masalah/diagnosa dan tujuan yang akan dicapai.
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan perencanaan dan
penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
lainnya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu,
biaya dan meningkatkan mutu asuhan.
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah
dan diagnosa. Manajemen kebidanan ini merupakan suatu
kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan berikutnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/tanggal : Rabu, 2 Juni 2021


Jam : 18.30 WIB
RT / RW :5/1
Kelurahan/Desa : Pagerngumbuk
Kecamatan : Wonoayu
Nama responden : Ny “I”
Nama Pengkaji : Hanifah Wahyuningsih
NIM : P27824417024

I. Data Subyektif
1. Identitas
Identitas Istri Identitas Suami
Nama : Ny. I Nama : Tn H
Usia : 28 th Usia : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Desa Pagerngumbuk
2. Keluhan utama : Ibu merasakan tidak ada keluhan saat ini
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13th
Siklus : 30 hari
Lama : 7-8 hari
Dismenorhea : tidak merasakan
HPHT : 11-01-2021
HPL : 18-10-2021
Skor : 6 (skor awal, gemelli)
4. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke- :1
Usia menikah : 20 tahun
Lama menikah : 8 tahun
5. Riwayat Obstetri
Usia Tempat Penolong Jenis Riwayat Penyakit
No Umur JK BBL H/M
Keha Persalinan Persalinan Persalinan Hamil Per Nifas
milan sal
ina
n
1 Aterm PMB Bidan Normal - - - 3 th 3,9 H
2 Aterm PMB Bidan Normal - - - 8 th 3,5 H
3 HAMIL INI

6. Riwayat Kesehatan Ibu


Ibu mengatakan bahwa sedang tidak menderita penyakit menular
(Hepatitis, HIV, TBC), menurun (Asma, Hipertensi, DM), serta
menahun.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak menderita penyakit menular
(Hepatitis, HIV, TBC), menurun (Asma, Hipertensi, DM), serta
menahun.
8. Riwayat Psikososial Kultural
Ibu mengatakan bahwa keluarga senang dengan kehamilannya sekarang,
tidak ada perasaan stress atau paksaan.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
 Makan: 3x sehari, 1 porsi berisi nasi, daging, sayur dan
buah
 Minum: 7-8x sehari, air putih @250ml
b) Pola Eliminasi
 BAB sebelum hamil BAB saat hamil
Frekuensi: 1x sehari Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi: Padat Konsistensi : Lunak
Warna: coklat kekuningan Warna : coklat kekuningan
Bau: seperti feses Bau : seperti feses
 BAK sebelum hamil BAK saat hamil
Frekuensi: 5-6x sehari Frekuensi : 6-7x sehari
Konsistensi: cair Konsistensi : cair jernih
Warna: jernih Warna : kekuningan
Bau: khas dan menyenngat Bau : khas dan menyengat
c) Pola Istirahat
 Sebelum hamil Saat hamil
Malam: 7 jam per hari Malam :7-8 jam per hari
Siang: 1 jam per hari Siang : 2-3 jam per hari
d) Personal Hygiene
 Sebelum hamil Saat hamil
Mandi: 2x sehari Mandi : 2x sehari
Gosok Gigi: 2x sehari Gosok gigi :2x sehari
Ganti pakaian: 2x sehari Ganti pakaian : 2x sehari
Ganti pakaian dalam: 2xsehari Ganti pakaian dalam: 2xsehari
Cebok : dari depan kebelakang Cebok : dari depan kebelakang

II. Data Obyektif


1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB hamil : 78 kg
TB : 148 cm
LILA : 38 cm
IMT : 35,6
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,5
RR : 20x/mnt

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada nyeri tekan
Wajah : tidak oedem, tidak pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Mulut : tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun
vena jogularis
Payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal,
putting menonjol, hiperpigmentasi pada areola
Abdomen : tidak ada luka bekas jahitan, pembesaran perut
melebihi usia kehamilan biasa, teraba 2 bagian
besar, dan terdapat striae gravidarum
Leopold I :  TFU setinggi pusat, pada fundus
teraba 2 bagian yang lunak, tidak
melenting dan kurang bundar yang
berarti bokong.
Leopold II :  Pada perut bagian kiri dan kanan
teraba lebar dan memberikan
rintangan yang besar berarti
punggung.
Leopold III :  Bagian terendah janin teraba 2
balotemen, bulat, dan keras yang
berarti kepala.
Leopold IV :  Tidak dilakukan
TFU Mc Donald : 24 cm
TBJ : (24-12)x155 = 1860 gr
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan genetalia
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan anus
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Labororium : Tanggal 27 April 2021
Hb : 11,5 g/dl
Glukosa : Negatif
Albumin : Negatif
HIV : NR
HBSAg : NR
Sifilis : NR

III. Analisa Data


G3P2002 usia kehamilan 21/22 minggu, ganda, hidup, intrauterine dengan
gemelli

IV. Penatalaksanaan
Tanggal : 2 Juni 2021 Waktu : 18.45 WIB
1. Melakukan pemeriksaan pada ibu dan janin, ibu kooperatif saat
dilakukan pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
TD : 100/70 mmHg TP : 18-01-2021
Suhu : 365 oC UK : 21/22 minggu
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Ibu mengerti tentang kondisinya, bahwa kondisinya saat ini baik
3. Memberikan KIE mengenai risiko kehamilan kembar pada ibu dan
janin. Risiko kehamilan kembar pada ibu antara lain polihidramnion,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini,
presentasi janin abnormal dan prolaps tali pusat. Risiko kehamilan
kembar pada janin antara lain terjadinya prematuritas, Hyalin
Membrane Disease (HMD), asfiksia, kelainan kongenital, kembar
siam, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Ibu mengerti tentang
risiko kehamilan kembar pada ibu dan janin.
4. Memberikan KIE mengenai gizi pada ibu hamil dengan kehamilan
kembar. Kebutuhan gizi pada ibu hamil kembar lebih besar dari
biasanya, karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembngan
janin, organ-organ dalam kehamilan dan memenuhi kebutuhan ibu
serta persiapan laktasi. Ibu mengerti dan bersedia makan makanan
yang berigizi dengan porsi lebih.
5. Memberikan KIE mengenai pola istirahat bahwa ibu harus
mendapatkan istirahat yang cukup, minimal 8 jam setiap hari. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan sesuai saran.

6. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan


yang keluar dari vagina, sakit kepala yang hebat, penglihtan kabur,
bengkak diwajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan
janin tidak terasa, dan nyeri perut yang hebat. Ibu mengerti dan
bersedia melakukan kunjungan ulang jika merasa ada tanda bahaya
dalam kehamilannya.
7. Memberikan KIE mengenai persiapan persalinan antara lain persiapan
fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana ibu
perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum melahirkan, persiapan
psikologis pada ibu menjelang persalinan yaitu menghindari
kepanikan dan ketakutan, serta meminta dukungan oleh orang
terdekat, persiapan finansial berkaitan dengan penghasilan atau
keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama
kehamilan berlangsung sampai persalinan, persiapan kulturan
berkaitan dengan adat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup yang
berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu mengerti dan
berusaha menyiapkan semuanya.
8. Memberikan KIE mengenai P4K yang harus disiapkan antara lain
identitas ibu hamil, tafsiran persalinan, rencana penolong persalinan,
rencana tempat persalinan, rencana pendamping persalinan, rencana
transportasi, rencana calon pendonor darah. Tujuan P4K antara lain
meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standart, meningkatkan
cakupan persalinan oleh nakes terampil, dll. Ibu mengerti dan
bersedia menyiapkan P4K sesuai yang dianjurkan.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC terpadu di fasilitas
kesehatan puskesmas. Ibu mengerti dan bersedia melakukan sesuai
saran.

Anda mungkin juga menyukai