Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dalam menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Makalah Konsep dan Asuhan Keperawatan
Infertilitas” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
program studi D III Keperawatan UPN Veteran Jakarta.
Dalam penulisan makalah ini tentu nya penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu yaitu Ns. Lina Ayu Marcelina, M.Kep, Sp. Kep. Mat yang telah
membimbing, memotivasi, dan mendampingi kami dalam pembelajaran. Makalah
ini berisi tentang Konsep dan Asuhan Keperawatan Pada Infertilitas.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................3
A. Konsep Dasar Infertilitas...........................................................................3
1. Definisi Infertilitas....................................................................................3
2. Klasifikasi Infertilitas................................................................................4
3. Etiologi Infertilitas....................................................................................4
4. Manifestasi Klinis Infertilitas....................................................................8
5. Dampak Infertilitas....................................................................................9
6. Penatalaksanaan Infertilitas.......................................................................9
7. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Infertilitas............................................................13
1. Pengkajian...............................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................15
3. Intervensi Keperawatan...........................................................................15
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................17
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................17
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam
dunia kedokteran. Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil
menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di
masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya
dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki keturunan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan dapat meningkatkan kesehatan tentang
konsep infertilitas
2. Bagi pengembangan ilmu dan tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik
pelayanan keperawatan khususnya keperawatan maternitas yaitu pada
pasien infertilitas
3. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dalam aplikasi yang lebih nyata dilapangan
dibidang maternitas dengan pasien infertilitas
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Infertilitas
1. Definisi Infertilitas
Menurut dunia medis Infertilitas adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun sudah
berhubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun
waktu satu tahun (Diah, 2012.) Fertilitas (ketidaksuburan) merupakan
suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali
seminggu dalam kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan
alat kontrasepsi jenis apapun. Atau infertilitas merupakan
ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan. Definisi infertilitas
secara klinis menurut World Health Organization (2012) adalah
ketidakmampuan pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah 12
bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi. Definisi klinis ini digunakan untuk deteksi dini dan
kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada
riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang
menunjang secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi.
2. Klasifikasi Infertilitas
Menurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi
dua jenis, yaitu :
a) Infertil Primer : Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan
belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
b) Infertil sekunder : Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki
anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
3. Etiologi Infertilitas
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka
kejadian infertil, istri 40- 55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal
ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena
kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita adalah karena
terjadinya beberapa gangguan, yaitu :
6. Penatalaksanaan Infertilitas
a) Wanita
1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks
puncak dan waktu yang tepat untuk coital
2) Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan
oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin,
pemberian TSH.
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer ) : membantu
pembuahan dengan mengambil sel telur dari ovarium lalu
dipertemukan sel sperma yang sudah dibersihkan
menggunakan alat Bernama laparoscope.
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang
rusak secara luas .
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate
b) Pria
1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
3) HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
4) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
5) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
6) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
7) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi.
Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan
celana yang panas dan ketat.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
a) Analisis Sperma :
Jumlah > 20 juta/ml
Morfologi > 40 %
Motilitas > 60 %
b) Deteksi ovulasi :
Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur
:siklus ovulatoar
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 – 1oC setelah
ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer, daya membenang lebih panjang,
pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol
meningkat
c) Biopsi Endometrium
Beberapa hari menjelang haid , Endometrium fase sekresi : siklus
ovulatoar, Endometrium fase proliferasi/gambaran, Hiperplasia :
siklus Anovulatoar
d) Hormonal: FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin
FSH serum : 10 – 60 mIU/ml
LH serum : 15 – 60 mIU/ml
Estradiol : 200 – 600 pg/ml
Progesteron : 5 – 20 mg/ml
Prolaktin : 2 – 20 mg/ml
e) USG transvaginal
Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi. Ovulasi :
ukuran folikel 18 – 24 m
f.) Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi
kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga
uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses
radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba : lumen,
mukosa, oklusi, perlengketan
Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia, septum,
bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi intrauterin (sindroma
asherman)
Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan
sebelum perkiraan ovulasi
Keterbatasan : tidak bisa menilai
Kelainan Dinding tuba : kaku, sklerotik
Fimbria : Fimosis fimbria
Perlengketan genitalia Int.
Endometriosis
Kista ovarium
Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan), Pertubasi
(gas CO2)
g) Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi
kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi
kehamilan intra uterin.
h) Uji paska sanggama (UPS)
Syarat :
Pemeriksaan Lendir serviks + 6 – 10 jam paska sanggama. Waktu
sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering
terlihat seperti daun pakis. Menilai :
Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir
serviks. Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB
Analisa semen.
Parameter :
Warna putih keruh
Bau bunga akasia
Ph 7,2 – 7,8.
Volume 2-5 ml
Vikositas 1,6 – 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50 %
Bentuk normal > 60 %
Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
Persentasi gerak motil > 60 %
Aglutinasi tidak ada
Sel – sel sedikit, tidak ada
Uji fruktosa 150 – 650 mg/dl.
i) Laparoskopi :
Gambaran visualisasi genitalia interna secara internal menyuluruh.
Menilai faktor :
Peritoneum/endometriosis
Perlengketan genitalia Interna
Tuba : patensi, dinding, fimbria
Uterus : mioma
Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum
2. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan,
fungsi peran, dan konsep diri.
(NANDA 2018-2020, Domain 9 Kelas 2 K.D 00146, Hal 324)
3. Intervensi Keperawatan
No. Luaran dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Paraf&
DX (NOC Edisi Kelima) (NIC Edisi Keenam) Nama Jelas
1 Tingkat Kecemasan – 1211, Hal 572 Pengurangan Kecemasan – 5820, Kel 4
Setelah dilakukan intervensi Hal 319
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Tingkat Kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang
membaik, dengan kriteria hasil : tenang dan meyakinkan
2. Dorong keluarga untuk
1. Tidak dapat beristirahat mendampingi klien dengan
dipertahakan pada skala 2 cara yang tepat.
ditingkatkan ke skala 5 3. Instruksikan klien untuk
2. Disstress dipertahakan pada skala menggunakan teknik relaksasi.
2 ditingkatkan ke skala 5 4. Berikan aktivitas pengganti
3. Perasaan gelisah dipertahakan yang bertujun untuk
pada skala 2 ditingkatkan ke skala mengurangi tekanan.
5
4. Mengeluarkan rasa marah secara
berlebihan dipertahakan pada skala
2 ditingkatkan ke skala 5
2 Status Kenyamanan – 2011, Hal 531 Peningkatan Koping – 5230, Hal Kel 4
Setelah dilakukan intervensi 337
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Status Kenyamanan 1. Gunakan pendekatan yang
membaik, dengan kriteria hasil : tenang dan memberikan
1. Keyakinan berlebihan dipertahakan jaminan
pada skala 2 ditingkatkan ke skala 5 2. Dukung aktivitas-aktivitas
2. Kesejahteraan Psikologis social dan komunitas agar bisa
berlebihan dipertahakan pada skala dilakukan
2 ditingkatkan ke skala 5 3. Dukung kemampuan
3. Makna dan tujuan hidup berlebihan mengatasi situasi secara
dipertahakan pada skala 2 berangsur-angsur
ditingkatkan ke skala 5 4. Dukung keterlibatan keluarga
dengan cara yang tepat
3 Harga Diri – 1205, Hal 101 Peningkatan Harga Diri – 5400, Kel 4
Setelah dilakukan intervensi Hal 326
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Harga Diri meningkat, 1. Bantu pasien untuk
dengan kriteria hasil : mengidentifikasi respon
positif dari orang lain
1. Verbalisasi penerimaan diri 2. Jangan mengkritisi (pasien)
dipertahakan pada skala 2 secara negative
ditingkatkan ke skala 5 3. Berikan pengalaman yang
2. Penerimaan terhadap keterbatasan akan meningkatkan otonomi
diri dipertahakan pada skala 2 pasien, dengan tepat
ditingkatkan ke skala 5 4. Sampaikan/ungkapkan
3. Tingkat kepercayaan diri kepercayaan diri pasien dalam
dipertahakan pada skala 2 mengatasi situasi.
ditingkatkan ke skala 5
4. Perasaan tentang nilai diri
dipertahakan pada skala 2
ditingkatkan ke skala 5
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan komponen dari
proses keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter
& Perry, 2006).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien
ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2006).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindungatau
suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan
dan kelahiran bayi hidup. Dan klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu
primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini bisa dipandang dari pihak
perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat dari faktor penyakit
dan fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat
kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga
penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut misalnya gangguan pada
hubungan seksual dan psikologisnya.
B. Saran
Apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan lama
belum mempunyai anak maka bisa langsung konsultasi atau periksa ke
dokter ahli untuk segera mengetahui penyebabnya. Karena jika sudah
melakukan usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti terjadi
infertilitas yang bisa disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau
hubungan dari kedua pasangan suami istri tersebut.
Elizabeth. (2010). Panduan kesehatan Bagi Wanita. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta :