Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS

Dosen Pengampu :

Ns. Lina Ayu Marcelina, M.Kep. Sp.Kep.Mat

Di Susun Oleh :

Gaby Esthersari Sianturi 2010701011


Indy Dwi Rahmawati 2010701013
Dhifaa Asriilah 2010701014
Giffara Rana Septiart 2010701016
Alya Nabila Rojwa 2010701018
Rufaida Azzahra 2010701035

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dalam menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Makalah Konsep dan Asuhan Keperawatan
Infertilitas” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
program studi D III Keperawatan UPN Veteran Jakarta.

Dalam penulisan makalah ini tentu nya penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu yaitu Ns. Lina Ayu Marcelina, M.Kep, Sp. Kep. Mat yang telah
membimbing, memotivasi, dan mendampingi kami dalam pembelajaran. Makalah
ini berisi tentang Konsep dan Asuhan Keperawatan Pada Infertilitas.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran semua untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 24 September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................3
A. Konsep Dasar Infertilitas...........................................................................3
1. Definisi Infertilitas....................................................................................3
2. Klasifikasi Infertilitas................................................................................4
3. Etiologi Infertilitas....................................................................................4
4. Manifestasi Klinis Infertilitas....................................................................8
5. Dampak Infertilitas....................................................................................9
6. Penatalaksanaan Infertilitas.......................................................................9
7. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Infertilitas............................................................13
1. Pengkajian...............................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................15
3. Intervensi Keperawatan...........................................................................15
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................17
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................17
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam
dunia kedokteran. Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil
menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di
masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya
dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki keturunan.

Di Indonesia Infertilitas masih menjadi permasalahan bagi 15%


pasangan suami istri. Faktor infertilitas pria memegang peranan 50% dari
keseluruhan kasus. Dan dari keseluruhan kasus tersebut, dinyatakan bahwa
5% disebabkan oleh kualitas sperma yang tidak baik dan berkurangnya
jumlah sperma (Umami, 2009). Infertilitas tidak semata-mata terjadi
kelainan pada wanita saja, seperti dikemukakan bahwa suami sebaiknya
diperiksa lebih dahulu dan dinyatakan sehat jasmani dan rohani, karena
kehamilan dapat terjadi apabila suami benar-benar sehat dan kemampuan
menunaikan tugas dengan baik, suami menyumbang 40% dari angka
kejadian infertil, sedangkan sisanya ada pada istri. Pada wanita
dikemukakan beberapa sebab infertilitas idiopatik, artinya semua keadaan
fisik dan reproduksinya baik tetapi pasangan tersebut belum dapat hamil
(Manuaba, 1999).
B. Tujuan Penulisan
1. Mampu mendeskripsikan pengetahuan tentang konsep materi
Infertilitas
2. Membantu mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
3. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang konsep materi Infertilitas

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan dapat meningkatkan kesehatan tentang
konsep infertilitas
2. Bagi pengembangan ilmu dan tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik
pelayanan keperawatan khususnya keperawatan maternitas yaitu pada
pasien infertilitas
3. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dalam aplikasi yang lebih nyata dilapangan
dibidang maternitas dengan pasien infertilitas
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Infertilitas
1. Definisi Infertilitas
Menurut dunia medis Infertilitas adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun sudah
berhubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun
waktu satu tahun (Diah, 2012.) Fertilitas (ketidaksuburan) merupakan
suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali
seminggu dalam kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan
alat kontrasepsi jenis apapun. Atau infertilitas merupakan
ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan. Definisi infertilitas
secara klinis menurut World Health Organization (2012) adalah
ketidakmampuan pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah 12
bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi. Definisi klinis ini digunakan untuk deteksi dini dan
kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada
riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang
menunjang secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi.

Definisi infertilitas secara klinis dapat digunakan untuk memantau


kasus infertilitas, tetapi kurang tepat jika digunakan sebagai istilah
dalam studi populasi. Oleh karena itu, secara demografis istilah
infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan wanita dalam usia
reproduksinya untuk memperoleh kelahiran hidup dalam kurun waktu 5
tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan. Oleh karena itu, secara
demografis istilah infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan wanita
dalam usia reproduksinya untuk memperoleh kelahiran hidup dalam
kurun waktu 5 tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan. Pada
definisi ini, kelahiran bayi yang hidup menjadi tolak ukur dalam
penentuan infertilitas. Periode 5 tahun yang digunakan dalam istilah ini
8 mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk hamil dan
melahirkan. Selain itu juga membantu menyingkirkan hal-hal yang tidak
dilaporkan tetapi memengaruhi infertilitas, seperti periode abstinensia
seksual setelah melahirkan, amenorea karena menyusui dan perpisahan
sementara antar pasangan.

2. Klasifikasi Infertilitas
Menurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi
dua jenis, yaitu :

a) Infertil Primer : Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan
belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
b) Infertil sekunder : Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki
anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki


anak pada satu tahun usia pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan
memiliki anak pada tahun ke-2 pernikahan mereka. Sebanyak 10% -
20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak
akan memiliki anak, Djuwantono (2008).

3. Etiologi Infertilitas
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka
kejadian infertil, istri 40- 55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal
ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena
kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita adalah karena
terjadinya beberapa gangguan, yaitu :

a) Gangguan Organ Reproduksi


1) Terjadinya infeksi pada vagina sehingga meningkatkan
keasaman vagina yang akan membunuh sperma, serta
pengkerutan vagina yang akan menyebabkan terhambatnya
transportasi sperma ke vagina.
2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mucus yang
berada di serviks sedikit, maka perjalanan sperma ke dalam
rahim akan terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks
yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks
sehingga sperma tidak bias masuk ke dalam rahim.
3) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi
uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan
adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang
menyebabkan adhesi tuba falopii dan terjadi abstruksi sehingga
ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
b) Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan
hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan
LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan ini
dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna
obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus
dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka
folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada
gangguan ovulasi.
c) Kegagalan Implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang
rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium
untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak
berkembang dengan baik dan terjadilah abortus.
d) Endometriosis
Kondisi menebalnya lapisan endometrium di tuba falopii atau
ovarium. Kondisi ini sering menimbulkan kista. Kista dapat
mengganggupematangan folikel dan pelepasan sel telur.
e) Faktor immunologis.
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda
asing.Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita
hamil.
f) Faktor lingkungan.
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anastesi, zat
kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian
tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi
kesuburan.
g) Usia Usia 35 tahun peluang seorang wanita akan hamil adalah 95%
setelah rutin melakukan hubungan seks selama 3 tahun, pada wanita
38 tahun peluangnya akan turun menjadi 75%

Adapun pada pria, faktor-faktor yang menyebabkan infertilitas yaitu


karena adanya beberapa kelainan umum :

a) Abnormalitas sperma ; morfologi dan motilitas.


b) Abnormalitas ejakulasi ; ejakulasi retrograde dan hipospadia.
c) Abnormalitas ereksi
d) Abnormalitas cairan semenperubahan PH dan perubahan
komposisi kimiawi.
e) Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jarinagn parut
sehingga terjadi penyempitan obstruksi pada saluran genital.
f) Lingkungan : radiasi, zat kimia dan obat-obatan.
4. MANIFESTASI KLINIS
Pada wanita:
a. Terjadi kelainan system endokrin
b. Hipomenore
c. perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan
masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi
genetik.
d. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara
yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
e. Wanita infertil dapat memiliki uterus
f. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang
akibat infeksi, adhesi, atau tumor
g. Traktus reproduksi internal yang abnormal
Pria
a. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu Riwayat infeksi genitorurinaria
c. Hipertiroidisme dan hipotiroid
d. Tumor hipofisis atau prolactinoma
e. Disfungsi ereksi berat
f. Ejakulasi retrograt
g. Hypo/epispadia h. Mikropenis
h. Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
i. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumlah, bentuk dan motilitas
sperma)
j. Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
k. Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis) m. Abnormalitas
cairan semen
5. Dampak Infertilitas
Pengaruh psikologis pada pasien infertil dapat berupa gangguan
emosi yang lebih dekat dengan stress yaitu kecemasan dan depresi.
Seseorang yang mengalami masalah kesuburan akan cenderung berdiam
diri jika dibahas tentang keturunan, mengisolasi atau menjauhkan diri
dari lingkungan yang membuat sesorang tersebut tidak nyaman. Adapun
sebagian mereka merespon dengan makan berlebihan atau tidak makan
sama sekali, bekerja berlebihan ataupun menghindarinya. Mereka
merasa sedih karena belum memiliki keturunan, iri kepada keluarga atau
teman yang lain yang sudah terlebih dahulu memiliki anak, bahkan
marah ketika sering disinggung masalah tentang keturunan sehingga
menjadi cemas yang dapat ditimbulkan dari ketidakpercayaan diri
karena belum juga mempunyai anak. Hal ini dapat menyebakan isolasi,
manipulasi, impulse dan narkisisme. Sesorang akan bersifat sensitif
terhadap kritik dan tidak mampu berkompetisi. Secara biologis, orang
tersebut sering tersinggung dan relatif bersifat sensitive terhadap
siapapun dan akhirnya dapat menimbulkan konflik.

6. Penatalaksanaan Infertilitas
a) Wanita
1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks
puncak dan waktu yang tepat untuk coital
2) Pemberian terapi obat, seperti;
 Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan
oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin,
pemberian TSH.
 Terapi penggantian hormon
 Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
 Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
 GIFT ( gemete intrafallopian transfer ) : membantu
pembuahan dengan mengambil sel telur dari ovarium lalu
dipertemukan sel sperma yang sudah dibersihkan
menggunakan alat Bernama laparoscope.
 Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang
rusak secara luas .
 Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate
b) Pria
1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
3) HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
4) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
5) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
6) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
7) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi.
Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan
celana yang panas dan ketat.

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
a) Analisis Sperma :
 Jumlah > 20 juta/ml
 Morfologi > 40 %
 Motilitas > 60 %
b) Deteksi ovulasi :
 Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur
:siklus ovulatoar
 Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 – 1oC setelah
ovulasi : Bifasik
 Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer, daya membenang lebih panjang,
pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol
meningkat
c) Biopsi Endometrium
Beberapa hari menjelang haid , Endometrium fase sekresi : siklus
ovulatoar, Endometrium fase proliferasi/gambaran, Hiperplasia :
siklus Anovulatoar
d) Hormonal: FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin
 FSH serum : 10 – 60 mIU/ml
 LH serum : 15 – 60 mIU/ml
 Estradiol : 200 – 600 pg/ml
 Progesteron : 5 – 20 mg/ml
 Prolaktin : 2 – 20 mg/ml
e) USG transvaginal
Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi. Ovulasi :
ukuran folikel 18 – 24 m
f.) Histerosalpinografi
 Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi
kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga
uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses
radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba : lumen,
mukosa, oklusi, perlengketan
 Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia, septum,
bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi intrauterin (sindroma
asherman)
 Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan
sebelum perkiraan ovulasi
 Keterbatasan : tidak bisa menilai
 Kelainan Dinding tuba : kaku, sklerotik
 Fimbria : Fimosis fimbria
 Perlengketan genitalia Int.
 Endometriosis
 Kista ovarium
 Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan), Pertubasi
(gas CO2)
g) Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi
kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi
kehamilan intra uterin.
h) Uji paska sanggama (UPS)
Syarat :
Pemeriksaan Lendir serviks + 6 – 10 jam paska sanggama. Waktu
sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering
terlihat seperti daun pakis. Menilai :
 Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir
serviks. Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB
 Analisa semen.
Parameter :
 Warna putih keruh
 Bau bunga akasia
 Ph 7,2 – 7,8.
 Volume 2-5 ml
 Vikositas 1,6 – 6,6 centipose
 Jumlah sperma 20 juta / ml
 Sperma motil > 50 %
 Bentuk normal > 60 %
 Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
 Persentasi gerak motil > 60 %
 Aglutinasi tidak ada
 Sel – sel sedikit, tidak ada
 Uji fruktosa 150 – 650 mg/dl.
i) Laparoskopi :
Gambaran visualisasi genitalia interna secara internal menyuluruh.
Menilai faktor :
 Peritoneum/endometriosis
 Perlengketan genitalia Interna
 Tuba : patensi, dinding, fimbria
 Uterus : mioma
 Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum

B. Asuhan Keperawatan Infertilitas


1. Pengkajian
Pengkajian Pada Wanita

1) Riwayat Kesehatan Dahulu


 Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
di rumah
 Riwayat infeksi genitorurinaria
 Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
 Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
 Tumor hipofisis atau prolaktinoma
 Riwayat penyakit menular seksual
 Riwayat kista
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
 Endometriosis dan endometrits
 Vaginismus (kejang pada otot vagina)
 Gangguan ovulasi
 Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
 Autoimun
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
4) Riwayat Obstetri
 Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
 Mengalami aborsi berulang
 Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi

Pengkajian pada Pria

1.) Riwayat Kesehatan dahulu, meliputi :


 Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
 Riwayat infeksi genitorurinaria, Hipertiroidisme dan hipotiroid,
Tumor hipofisis atau ProlactinomaRiwayat trauma, kecelakan sehinga
 testis rusak
 Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
 Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi
contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
2.) Riwayat Kesehatan Sekarang
 Disfungsi ereksi berat
 Ejakulasi retrograt
 Hypo/epispadia
 Mikropenis
 Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
 Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
 Saluran sperma yang tersumbat
 Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
 Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
 Abnormalitas cairan semen
3.) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic

2. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan,
fungsi peran, dan konsep diri.
(NANDA 2018-2020, Domain 9 Kelas 2 K.D 00146, Hal 324)

2 Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait


penyakit.
(NANDA 2018-2020, Domain 12 Kelas 1 K.D 00214, Hal 442)

3 Risiko harga diri rendah situasional berhubungan dengan


gangguan fungsi.
(NANDA 2018-2020, Domain 6 Kelas 2 K.D 00153, Hal 273)

3. Intervensi Keperawatan
No. Luaran dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Paraf&
DX (NOC Edisi Kelima) (NIC Edisi Keenam) Nama Jelas
1 Tingkat Kecemasan – 1211, Hal 572 Pengurangan Kecemasan – 5820, Kel 4
Setelah dilakukan intervensi Hal 319
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Tingkat Kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang
membaik, dengan kriteria hasil : tenang dan meyakinkan
2. Dorong keluarga untuk
1. Tidak dapat beristirahat mendampingi klien dengan
dipertahakan pada skala 2 cara yang tepat.
ditingkatkan ke skala 5 3. Instruksikan klien untuk
2. Disstress dipertahakan pada skala menggunakan teknik relaksasi.
2 ditingkatkan ke skala 5 4. Berikan aktivitas pengganti
3. Perasaan gelisah dipertahakan yang bertujun untuk
pada skala 2 ditingkatkan ke skala mengurangi tekanan.
5
4. Mengeluarkan rasa marah secara
berlebihan dipertahakan pada skala
2 ditingkatkan ke skala 5

2 Status Kenyamanan – 2011, Hal 531 Peningkatan Koping – 5230, Hal Kel 4
Setelah dilakukan intervensi 337
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Status Kenyamanan 1. Gunakan pendekatan yang
membaik, dengan kriteria hasil : tenang dan memberikan
1. Keyakinan berlebihan dipertahakan jaminan
pada skala 2 ditingkatkan ke skala 5 2. Dukung aktivitas-aktivitas
2. Kesejahteraan Psikologis social dan komunitas agar bisa
berlebihan dipertahakan pada skala dilakukan
2 ditingkatkan ke skala 5 3. Dukung kemampuan
3. Makna dan tujuan hidup berlebihan mengatasi situasi secara
dipertahakan pada skala 2 berangsur-angsur
ditingkatkan ke skala 5 4. Dukung keterlibatan keluarga
dengan cara yang tepat
3 Harga Diri – 1205, Hal 101 Peningkatan Harga Diri – 5400, Kel 4
Setelah dilakukan intervensi Hal 326
keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Harga Diri meningkat, 1. Bantu pasien untuk
dengan kriteria hasil : mengidentifikasi respon
positif dari orang lain
1. Verbalisasi penerimaan diri 2. Jangan mengkritisi (pasien)
dipertahakan pada skala 2 secara negative
ditingkatkan ke skala 5 3. Berikan pengalaman yang
2. Penerimaan terhadap keterbatasan akan meningkatkan otonomi
diri dipertahakan pada skala 2 pasien, dengan tepat
ditingkatkan ke skala 5 4. Sampaikan/ungkapkan
3. Tingkat kepercayaan diri kepercayaan diri pasien dalam
dipertahakan pada skala 2 mengatasi situasi.
ditingkatkan ke skala 5
4. Perasaan tentang nilai diri
dipertahakan pada skala 2
ditingkatkan ke skala 5

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan komponen dari
proses keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter
& Perry, 2006).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien
ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2006).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindungatau
suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan
dan kelahiran bayi hidup. Dan klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu
primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini bisa dipandang dari pihak
perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat dari faktor penyakit
dan fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat
kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga
penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut misalnya gangguan pada
hubungan seksual dan psikologisnya.

B. Saran
Apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan lama
belum mempunyai anak maka bisa langsung konsultasi atau periksa ke
dokter ahli untuk segera mengetahui penyebabnya. Karena jika sudah
melakukan usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti terjadi
infertilitas yang bisa disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau
hubungan dari kedua pasangan suami istri tersebut.

Comunity Mental Health Nursing bertujuan memajukan pelayanan


kesehatan jiwa yaitu pasien yang tidak tertangani di masyarakat akan
mendapat pelayanan lebih baik. Perawat jiwa dapat merekrut dan melatih
kader kesehatan jiwa untuk menscreening masalah psikososial yang terjadi
di masyarakat terutama kecemasan yang terjadi pada pasangan infertil yang
sedang menjalani pengobatan infertilitas, sehingga program pengobatan bisa
berhasil dan terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Diatri. (2012). Infertilitas. Universitas Muhammadiyah Semarang

Elizabeth. (2010). Panduan kesehatan Bagi Wanita. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.

Herlianto, Harijati. (2010). Fertilitas (Kelahiran) dalam Pengantar Demogarfi.


Jakarta: PT Lembaga Demografi UI.

Lilis, F (2017). Diktat Infertilitas. Universitas Gresik

Siregar, S. (2016). Keharmonisan Pernikahan pada Pasangan yang Mengalami


Infertilitas. http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/1840

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta :

Anda mungkin juga menyukai