Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
IBU POST PARTUM
NORMAL
Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu :
Ns. Dora Samaria, S. Kep, M. Kep.
Kelompok 4
Gaby Esthersari 2010701011
Indy Dwi Rahmawati 2010701013
Dhifaa Asriilah 2010701014
Giffara Rana Septiart 2010701016
Alya Nabila Rojwa 2010701018
Rufaida Azzahra 2010701035

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021
Learning Objektif
No Materi Presenter

1 Pendahuluan Rufaida Azzahra

2 Definisi post partum Dhifaa Asriilah

3 Perubahan fisiologis Dhifaa Dan Gaby

4 Perubahan psiko Alya Nabila

5 Pemeriksaan fisik ibu Rufaida Azzahra

6 Pemantauan involsi Giffara Rana

7 Perawatan perinium Indy Dwi

8 Senam nifas Gaby Esthersari

9 Asuhan Keperawatan Dhifa, geby, indy, alya, gifara, rufaida


Pendahuluan
Menurut World Health Organization (WHO) kematian ibu adalah kematian
selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Menurut laporan WHO tahun 2014 angka kematian ibu didunia yaitu 289.000
jiwa. Angka kematian ibu di Amerika Serikat yaitu 9.300 jiwa Afrika Utara
179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI, 2014), angka
kematian ibu di Indonesia se besar 214 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Definisi Post partum
Apa sih Post Partum itu??

Post partum atau masa nifas disebut juga Puerperium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata Puer yang berarti bayi dan Parous yang berarti melahirkan.

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Anggraini, Y,
2010) Masa nifas juga didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah
kelahiran

Jadi, masa nifas adalah masa setelah keluarnya placenta sampai pada alat-alat
reproduksi menjadi pulih kembali seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas itu berlangsung selama 6 minggu atau selama 40 hari
Perubahan Fisiologis

Involusi Uteri, Involusi Uretra, Lochea (sekret dari kavum uteri dan
Sistem reproduksi vagina pada masa nifas), Serviks, Vagina serta perinium

Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah


Sistem kardiovaskuler sama sekali. Tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik
20 mmHg.

Terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama hormon


Sistem endokrin yang berperan dalam proses persalinan. Seperti pada hormon
Oksitosin, Prolaktin, Estrogen dan Progesterone.

Kandung kemih mengalami trauma yang mengakibatkan penurunan


Sistem urinaria sensitifitas terhadap tekanan cairan, perubahan ini menyebabkan
tekanan yang berlebihan dan kekosongan kandung kemih yang
tidak tuntas hal ini dapat menyebabkan infeksi.
Lanjutan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
Sistem disebabkan karena pada saat melahirkan alat pencernaan
Gastrointenstinal mendapat tekanan dan dapat menyebabkan kolon menjadi kosong,
hemoroid, pengeluaran cairan berlebihan pada persalinan

Otot abdomen terus-menerus terganggu selama kehamilan


Sistem yang mengakibatkan berkurangnya tonus otot, yang tampak
Muskuloskeletal pada masa post partum dinding perut terasa lembek, lemah,
dan kendor.

Sistem Kelenjar Terdapat perubahan pada sistem ini, seperti adanya


Mamae perubahan pada Laktasi, Kolostrum, dan Air susu.

Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan


Sistem Integumen berkurangnya hiperpigmentasi kulit. Hiperpigmentasi pada
aerola mammae dan linea nigra mungkin menghilang
sempurna sesudah melahirkan
Perubahan Psikologis
Penyesuaian psikologi pada masa nifas menurut Reva Rubbin 1960 dalam
(Cuninngham, et all, 2006) yang dibagi dalam 3 tahap yaitu :

Takking In Takking Hold Letting Go

Fase ini dikenal dengan fase Tahap ini berlangsung selama Tahap ini dimulai pada
ketergantungan yang dimana ibu 2-4 hari post partum. minggu ke lima sampai
menjadi sangat pasif dan sangat Pada tahap ini ibu khawatir minggu ke enam dan pada
tergantung serta berfokus pada akan kemampuannya dalam fase ini keluarga telah
dirinya sendiri. Pada fase ini merawat bayinya dan juga menyesuaikan diri dengan
juga ibu mengenang pengalaman khawatir tidak mampu bayi.
melahirkan yang baru saja ia bertanggung jawab untuk
alami.
merawat bayinya.
TINDAKAN
KEPERAWATAN POST
PARTUM NORMAL

Start!
Pemeriksaan Fisik Ibu Post Partum

Tujuan pemeriksaan fisik untuk menilai kesehatan dan kenyamanan fisik ibu dan bayinya untuk
membuat keputusan klinis guna menentukan diagnosa dan perawatan yang sesuai.

 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital : tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu
 Dada : inspeksi irama nafas, bunyi nafas, bunyi jantung dan hitung frekuensi.
 Payudara : pembesaran, puting susu (menonjol atau mendatar), adakah nyeri dan lecet pada
puting, ASI atau kolostrum sudah keluar, adakah pembengkakan, radang atau benjolan abnormal.
 Abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda, infeksi pada
luka jahitan.
 Kandung kemih kosong atau penuh.
 Genetalia dan perineum pengeluaran lochea (jenis, warna, jumlah dan bau), odema, peradangan,
kebersihan perineum dan hemmoroid pada anus.
Pemantauan Involsi
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi
otot-otot polos uterus.

Penurunan tinggi fundus uteri merupakan salah satu tanda dari


involusi uterus. Selama proses involusi, uterus menipis dan
mengeluarkan lochea yang diganti dengan endometrium baru.

Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus


uteri, kontraksi uterus dan juga dengan pengeluaran lokia
Perawatan Perinium

Luka pada perineum adalah luka yang diakibatkan karena


adanya robekan jalan lahir baik karena tindakan episiotomi
ataupun karena rupture perineum.

Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk


menyehatkan daerah antara paha dibatasi oleh vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa masa postpartum.

Tujuan perawatan luka perineum adalah Perawatan khusus


perineal bagi wanita setelah melahirkan untuk mengurangi
rasa ketidaknyamanan, mencegah infeksi, dan meningkatkan
penyembuhan
Senam Nifas

Senam nifas adalah latihan gerak yang


dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami
peregangan selama kehamilan dan persalinan
dapat kembali kepada kondisi normal seperti
semula.

Senam nifas dapat dimulai 6 jam setelah


melahirkan dan dalam pelaksanaannya harus
dilakukan secara bertahap, sistematis dan
kontinyu
Lanjutan

Tujuan Senam Nifas

 Mempercepat terjadinya proses involusi uterus


(kembalinya rahim kebentuk semula).
 Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh
setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis,
regangan otot tungkai bawah.
 Menghindari pembengkakan pada pergelangan
kaki dan mencegah timbulnya varises.
 Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu
setelah melahirkan pada kondisi semula.
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
IBU POST PARTUM

Start!
Pengkajian
1) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini.
b) Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
c) Riwayat persalinan ini meliputi adakah komplikasi, laserasi atau episiotomi.
d) Obat atau suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet zat besi.
e) Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi.
f) Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari.
g) Bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak ),
rencana merawat bayi dirumah
h) Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
i) Pengetahuan ibu tentang nifas.
Lanjutan Pengkajian
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Composmentis, delirium,somnolen, apatis, dll.

b) Tanda-tanda vital

c) Dada

d) Payudara

e) Abdomen

f) Kandung kemih kosong atau penuh

g) Genetalia dan perineum pengeluaran lochea


Lanjutan Pengkajian
3. Pengkajian Fokus
a) Pengkajian data dasar klien g) Nyeri / Ketidaknyamanan
b) Sirkulasi h) Pernapasan
c) Integritas Ego i) Keamanan
d) Eliminasi j) Seksualitas
e) Makanan/Cairan k) Pemerikssaan diagnostic
f) Neurosensori l) Urinalisis
Diagnosa

1) Nyeri b/d kontraksi uterus, episiotomi, laserasi, hemaroid,


pembengkakan payudara, insisi bedah
2) Resiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang cara
perawatan vulva
3) Gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya konstipasi
4) Defisiensi Pengetahuan b/d kurang informasi
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1) Nyeri b/d kontraksi Tujuan : 1. Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi,
uterus, episiotomi, durasi, kualitas, karakteristik,berat nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
laserasi, hemaroid, dan faktor pencetus)
nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil :
pembengkakan 2. Berikan tindakan farmakologi dan
payudara, insisi bedah a) Nyeri berkurang dengan skala nyeri 2-3 nonfarmakologi sesuai dengan kebutuhan
b) klien terlihat rileks dan ekspresi wajah 3. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
 
tidak tegang pengurangan nyeri
c) klien bisa tidur nyaman 4. Kolaborasi untuk memberikan obat
d) tanda-tanda vital dalam batas normal : sesuai dengan kebutuhan pasien.
suhu 36-37oC, nadi 60-100x/m, RR 16-
20x/m, TD 100/70 mmHg.
2) Resiko infeksi b/d Tujuan : 1. Ajarkan cara cuci tangan untuk
kurang pengetahuan mencegah terjadi infeksi
Setelah dilakukan tindakan
tentang cara 2. Bersihkan daerah genetalia untuk
keperawatan tidak terjadi
perawatan vulva tidak terjadinya infeksi
infeksi dengan kriteria hasil :
3. Ganti pakaian dalam dan
a) Klien dapat melakukan perawatan pembalut jika sudah kotor dan penuh
bagi dirinya agar tidak terjadinya penyakit kulit.
b) Klien bisa membersihkan vagina
dan pereniumnya secara mandiri.
c) Perawatan pervagina berkurang,
vulva bersih dan tidak infeksi, tidak
ada perawatan.
d) Vital sign dalam batas normal.
3) Gangguan pola Tujuan : 1. Auskultasi bising usus untuk penurunan
eliminasi bowel b/d peristaltik usus menyebabkan konstipasi
Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi dengan
adanya konstipasi 2. Observasi adanya nyeri abdomen karena
kriteria hasil :
nyeri abdomen menimbulkan rasa takut
a) Klien sudah dapat buang air besar (BAB) untuk BAB
b) Klien tidak mengalami konstipasi 3. Anjurkan pasien mengkonsumsi
c) Klien menjadi lebih nyaman. makanan tinggi serat karena dapat
melancarkan BAB
4. Anjurkan pasien banyak minum terutama
air putih hangat karena dapat melancarkan
BAB
5. Kolaborasi pemberian laksatif (pelunak
feses) untuk merangsang peristaltik usus
dengan perlahan atau evakuasi Feses.
4) Defisiensi Tujuan : 1. Tumbuhkan sikap saling
Pengetahuan b/d percaya dan perhatian
Setelah dilakukan tindakan
kurang informasi 2. Berikan materi pendidikan
keperawatan pasien dapat
sesuai kebutuhan
meningkatkan pemeliharaan
3. Pilih strategi pengajaran
kesehatan dengan kriteria hasil :
(diskusi,demonstrasi) yang tepat
a) Klien dapat memahami dan untuk gaya pembelajaran secara
mengerti tentang pentingnya individual
kesehatan dan perawatan. 4. Ajarkan keterampilan yang
dipelajari pasien harus masukkan
ke dalam gaya hidup sehari-hari.
Implementasi

Implementasi Keperawatan adalah serangkaian


kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
menuju status kesehatan yang baik/optimal.
Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari
rencana/intevensi keperawatan yang mencakup
perawatan langsung atau tidak langsung.
Implementasi keperawatan dapat disesuaikan dengan
intervensi yang telah disusun.
Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual


untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudaah berhasil
dicapai.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai