Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KARDIOVASKULER PADA

IBU HAMIL

Disusun Oleh :

1. Sitti Hotijah (20181660007)

2. Intan Fityatul Fuaidah (20181660116)

PROGRAM KHUSUS S1 KEPERAWATAN

FAKUTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Gangguan Kardiovaskuler Pada Ibu Hamil”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata Keperawatan Maternitas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Surabaya, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Definisi ....................................................................................................... 3


2.2 Etiologi ....................................................................................................... 3
2.3 Klasifikasi .................................................................................................. 4
2.4 Kehamilan dan Fisiologi Kardiovaskuler ................................................... 4
2.5 Tanda dan Gejala ........................................................................................ 8
2.6 Patofisologi ................................................................................................ 9
2.7 WOC ........................................................................................................ 10
2.8 Komplikasi ............................................................................................... 11
2.9 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................... 11
Penatalaksanaa ........................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian ................................................................................................ 13


3.2 Daignosa ................................................................................................... 15
3.3 Intervensi .................................................................................................. 16

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 19

ii
BAB I

PEMDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena


jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh
mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.

Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem


kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah
sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat
beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan,
volume darah, hormon dan lain sebagainya).

Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita


dengan penyakit jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de
novo selama kehamilan, namun banyak  wanita dengan penyakit jantung yang
telah diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung
mengalami kehamilan.

Insiden penyakit jantung pada kehamilan adalah sekitar 1% dan terus


meningkat. Perubahan ini mungkin sebagai hasil dari kemajuan penatalaksaan
penyakit jantung selama beberapa dekade terakhir, hal ini menyebabkan
bertambahnya jumlah wanita dengan penyakit jantung bawaan mencapai usia
dewasa dan mampu melahirkan. Masih terdapat angka morbiditas yang patut
dipertimbangkan berkenaan dengan gagal jantung kongestif, komplikasi
tromboemboli, dan gangguan irama jantung. Komplikasi  pada fetus mencakup
keguguran, restriksi pertumbuhan intrauterinne, dan kelahiran premature.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gangguan kardiovaskuler


pada ibu hamil?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui definisi penyakit jantung pada kehamilan


2. Dapat mengetahui etiologi kelainan jantung
3. Dapat mengatahui klasifikasi kelainan jantung kehamilan
4. Dapat mengetahui kehamilan dan fisiologi Kardiovaskuler
5. Dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit jantung
6. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit jantung pada kehamilan
7. Dapat mengetahui komplikasi penyakit jantung [ada kehamilan
8. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit jantung
9. Dapat mengetahui penatalaksanaan penyakit jantung
10. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gangguang
kardiovaskuler pada kehamilan

1.4 Manfaat
1. Untuk Penulis
a. Dapat memenuhi tugas keperawatan maternitas
b. Menanbah pengetahuan dalam melakukan asuhan keperawatan
pasa ibu hamil dengan kardiovaskuler

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita


berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia
subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno,
Kenneth J, 2009). Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilandapat memberatkan penyakit jantung yang
dideritanya. Penyakit jantung dapatmempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normaldapat menyesuaikan diri
terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yangdisebabkan
oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yangdikandungnya
sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.Yang dapat mempengaruhi antara lain:

1. Pengaruh peningkatan hormone tubuh


2. Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 – 32
minggu
3. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
4. Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan
terhentinya terhentinya peredaran darah placenta
5. Saat post partum sering terjadi infeksi.(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)

masuk ke dalam klas III atau IV.

2.2 Etiologi

Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.

1. Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital,


bentuk kelainan katub,iskemik dan cardiomiopati.
2. Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti
hipertensi, anemia berat,hipervolumia, perbesaran rahim, dll.

3
2.3 Klasifikasi

Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:

1. Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak
menyebabkankelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau
nyeri angina.
2. Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa
menyebabkankelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
3. Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang
kurang dari biasamenyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri
angina.
4. Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa
merasa tidakenak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa
ada sekalipun dalamkeadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa
tidak enak bertambah berat.(Raybura, William F, 2001)
2.4 Kehamilan dan Fisiologi Kardiovaskuler

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan


termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar
dibedakan dari gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa
kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada saat kehamilan.

a. Perubahan Hemodinamik
Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena
peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester
pertama dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan
menetap sampai aterm. Sebagian besar peningkatan volume darah ini
menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan
sistem vaskuler kulit dan tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil
yang sehat. Peningkatan volume plasma (30-50%) relatif lebih besar
dibanding peningkatan sel darah (20-30%) mengakibatkan terjadinya
hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin. Peningkatan volume
darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran gas

4
pernafasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat
kehilangan darah yang banyak saat kelahiran. Peningkatan volume darah ini
mengakibatkan cadiac output saat istirahat akan meningkat sampai 40%.
Peningkatan cadiac output yang terjadi mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 20 minggu. Pada pertengahan sampai akhir kehamilan cadiac
output dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sebagai akibat pembesaran uterus yang
mengurangi venous return dari ekstremitas bawah. Posisi tubuh wanita hamil
turut mempengaruhi cadiac output dimana bila dibandingkan dalam posisi
lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka cadiac output akan menurun 0,6
l/menit dan pada posisi tegak akan menurun sampai 1,2 l/menit. Umumnya
perubahan ini hanya sedikit atau tidak memberi gejala, dan pada beberapa
wanita hamil lebih menyukai posisi supinasi. Tetapi pada posisi supinasi yang
dipertahankan akan memberi gejala hipotensi yang disebut supine
hypotensive syndrome of pregnancy. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan
memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perubahan
hemodinamik juga berhubungan dengan perubahan atau variasi dari cadiac
output. Cadiac output adalah hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada
tahap awal terjadi kenaikan stroke volume sampai kehamilan 20 minggu.
Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai menurun secara
perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan
dilatasi venous bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai
dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-
kira 25 persen diatas tanpa kehamilan pada saat melahirkan. Curah jantung
(cadiac output) juga berhubungan langsung dengan tekanan darah merata dan
berhubungan terbalik dengan resistensi vascular sistemik. Pada awal
kehamilan terjadi penurunan tekanan darah dan kembali naik secara perlahan
mendekati tekanan darah tanpa kehamilan pada saat kehamilan aterm.
Resistensi vascular sistemik akan menurun secara drastic mencapai 2/3 nilai
tanpa kehamilan saat kehamilan sekitar 20 minggu. Dan secara perlahan
mendekati nilai normal pada akhir kehamilan. Cadiac output sama dengan
oxygen consumption dibagi perbedaan oksigen arteri-venous sistemik
Oxygen consumption ibu hamil meningkat 20 persen dalam 20 minggu

5
pertama kehamilan dan terus meningkat sekitar 30 persen diatas nilai tanpa
kehamilan pada saat melahirkan. Peningkatan ini terjadi karena kebutuhan
metabolisme janin dan kebutuhan ibu hamil yang meningkat. Cadiac output
juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan. Pada posisi supinasi
meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi uterus cadiac
output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung dan
stroke volume, dan cadiac output dapat meningkat sebesar 9 liter/menit. Pada
saat melahirkan pemakaian anestesi epidural mengurangi cadiac output
menjadi 8 liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga mengurangi cadiac
output. Setelah melahirkan cadiac output akan meningkat secara drastis
mencapai 10 liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria) dan
mendekati nilai normal saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau
minggu setelah melahirkan. Kenaikan cadiac output pada wanita hamil
kembar dua atau tiga sedikit lebih besar dibanding dengan wanita hamil
tunggal. Adakalanya terjadi sedikit peningkatan cadiac output sepanjang
proses laktasi. Perubahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah
merah akan meningkat 20-30% dan jumlah leukosit bervariasi selama
kehamilan dan selalu berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibronogen,
factor VII, X dan XII meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi
tidak melebihi nilai batas atas nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan
perubahan ukuran jantung dan perobahan posisi EKG. Ukuran jantung
berubah karena dilatasi ruang jantung dan hipertrofi. Pembesaran pada katup
trikuspid akan menimbulkan regurgitasi ringan dan menimbulkan bising
bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim keatas rongga
abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan mengakibatkan
posisi jantung berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung bergeser
keluar dan keatas. Perubahan ini menyebabkan perubahan EKG sehingga
didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan sering didapati
gelombang T yang inversi atau mendatar pada lead III.
b. Distribusi Aliran Darah
Aliran darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi
aliran darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow

6
meningkat sekitar 30 persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit
menurun sampai melahirkan. Aliran darah ke kulit meningkat 40 - 50 persen
yang berfungsi untuk menghilangkan panas. Mammary blood flow pada
wanita tanpa kehamilan kurang dari 1 persen dari cadiac output. Dan dapat
mencapai 2 persen pada saat kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil
aliran darah ke rahim sekitar 100 ml/menit (2 persen dari cadiac output) dan
akan meningkat dua kali lipat pada kehamilan 28 minggu dan meningkat
mencapai 1200 ml/menit pada saat kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai
darah yang mengalir ke ginjalnya sendiri. Nilai semasa kehamilan pembuluh
darah rahim berdilatasi maksimal, aliran darah meningkat akibat
meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran darah. Pada dasarnya wanita
hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya, apabila redistribusi aliran
darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi penurunan tekanan darah
maternal dan cadiac output, maka aliran darah ke uterus menurun dan tetap
dipertahankan. Vasokonstriksi yang disebabkan katekolamin endogen, obat
vasokonstriksi, ventilasi mekanik, dan beberapa obat anestetik yang
berhubungan dengan pre eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran
darah ke rahim. Pada wanita normal aliran darah rahim mempunyai potensi
dapat dibatasi. Dan pada wanita berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah
dari rahim menjadi masalah karena aliran darah sudah tidak teratur.
Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak sepenuhnya dimengerti, yang
diakibatkan oleh perobahan volume cairan tubuh. Total body water semasa
kehamilan meningkat 6 sampai 8 lifer yang sebagian besar berada pada
ekstraseluler. Segera setelah 6 minggu kehamilan volume plasma meningkat
dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 1 1 / 2 dari normal. Masa
sel darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang sama;
hematokrit menurun semasa kehamilan meskipun jarang mencapai nilai
kurang dari 30 persen, Perubahan vaskuler berhubungan penting dengan
perobahan hemodinamik pada saat kehamilan. Arterial compliance meningkat
dan terjadi peningkatan kapasitas venous vascular. Perubahan ini sangat
penting dalam memelihara hemodinamik dari kehamilan normal. Perubahan
arterial yang berhubungan dengan peningkatan fragilitas bila kecelakaan

7
vaskuler terjadi yang sering terjadi pada kehamilan dapat merugikan
hemodinamik. Peningkatan level hormon steroid saat kehamilan inilah yang
menjadi alasan utama terjadinya perubahan pada vaskuler dan miokard.
c. Perubahan hemodinamik dengan exercise
Kehamilan akan merubah respons hemodinamik terhadap exercise. Pada
wanita hamil derajat exercise yang diberikan pada posisi duduk menyebabkan
peningkatan cadiac output yang lebih besar dibanding dengan wanita tanpa
kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Dan maksimum cadiac output
dicapai pada tingkatan exercise yang lebih rendah. Peningkatan cadiac output
relatif lebih besar dari peningkatan konsumsi oksigen, sehingga terdapat
perbedaan oksigen arterio-venous yang lebih lebar dari yang dihasilkan pada
wanita tanpa kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Keadaan ini
menunjukkan pelepasan oksigen ke perifer sedikit kurang efisien selama
kehamilan.2 Pada wanita tanpa kehamilan, latihan akan meningkatkan stroke
volume yang lebih besar dan sedikit peningkatan denyut jantung dari pada
yang didapati pada individu yang tidak terlatih. Pada saat kehamilan efek
latihan ini tidak terlihat dan kemungkinan karena peningkatan stroke volume
dibatasi akibat kompresi vena kava inferior atau meningkatnya distensibility
vena.
2.5 Tanda dan Gejala

Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda


klinik sepertidesah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda
penyakit jantungmerupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untukmenetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan
gejala dan tanda berikut, sesak nafasyang cukup berat buat mengganggu kegiatan,
ortopnea progresif, sesak nafas malam hariyang paroksimal, nyeri dada seperti
angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,emosional, desah sistolik yang
lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-menerus), pembesaran jantung
yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari (clubbing)
(Raybura, William F, 2001)
1. Dyspnea atau ortopnea progresif
2. Batuk malam hari

8
3. Hemoptysis
4. Sinkop
5. Nyeri dada
6. Sianosis
7. Jari gada
8. Distensi menetap vena jugularis
9. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
10. Murmur diastolic
11. Kardiomegali
12. Aritmia persisten
13. Bunyi jantung kedua terpisah menetap(Leveno, Kenneth J, 2009)

2.6 Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen.
Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan
maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi
akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan
penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi
peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncupsemakin meningkat, mungkin
berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume
darah.Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang
signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami
perburukan gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan.
Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketigasaat
hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya.Akan tetapi,pada
sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban
hemodinamik.Kondisiini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung
mengubah curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit
jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).

9
2.7 WOC

10
2.8 Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
1. Dapat terjadi keguguran
2. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
3. Kematian perinatal yang makin meningkat
4. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau
fisik ( Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)

2.9 Pemeriksaan penunjang


1. Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan
yang spesifik.
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa risiko
terhadap ibu dan janin.
3. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan
karena risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi.
4. Pemeriksaan rdiografi harus di hindari terutama pada awal kehamilan.
Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko terhadap organogenesis abnormal
pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukimia. Jika
pemeriksaan sanagat di perlukan sebaiknya dilakuakan pada kehamilan lanjut
dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan yerhadap janin seoptimal
mungkin.
  
2.10Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan
tergantung padaderajat fungsinya
Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa
secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk
mengurangi kerja jantung.

11
Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama
antarakehamilan 28 – 36 minggu
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejakkehamilam 28 – 30 minggu
Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama
dnegankardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli
anestesi dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan
merupakan kontra indikasi untukhamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler
dapat digunakan pada kehamilan denganmempertimbangkan potensi resiko
terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dneganwanita yang tidak hamil.
Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss supportharus dnegan
aliran tinggi
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring,
oksigen,turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit
diikuti dengan0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan
morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati
dengan pemberian propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut
jantung turun menjadi 110kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 –
100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada
pasien-pasienhamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar
atau kateterisasi uretra,atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi.
Pemakaian beta agonis untukmengatasi partus premature adalah kontra indikasi
pada penderita dengan penyakit jantungyang jelas. Sulfas magnesikus dapat
dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosistinggi mungkin terjadi
keracunan jantung.(Raybura, William F, 2001)

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung seperti decompensasi cordis
atau lainnya akan berpengaruh terhadap kehamilan.
2. Keluhan utama
Sesak atau dispneu baik dalam istirahat atau beraktivitas. Batuk pada malam
hari.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Gejala penyakit jantung seperti kelelahan, dispnea, ortopnea, edema
tungkai dan rasa tidak enak di dada sering didapati pada wanita normal
dengan kehamilan. Perhatian perlu ditingkatkan bila pada wanita hamil
didapati dispnea atau ortopnea yang progressif dan membatasi aktifitas,
hemoptisis, sinkope saat exercise atau nyeri dada saat exercise.
b. Riwayat penyakit dahulu
Perlu di waspadai pada ibu hamil yang memiliki riwayat kelainan jantung
atau sebelumnya pernah menjalani operasi kelainan jantung.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung.
4. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola Majemen Kesehatan dan Presepsi kesehatan
Klien jarang berolahraga
b. Pola Nutrisi
Obesitas, dapat mengalami edema ekstremitas bawah
c. Pola Eliminasi
Haluaran urin meningkat
d. Pola Aktivitas-Latihan
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal, dispneu noctural karen
pengerahan tenaga
e. Pola Istirahat-Tidur

13
Kesulitan istirahat dengan tenang
f. Pola Persepsi-Kognitif
g. Pola Konsep Diri dan Presepsi Diri
Harga diri menurun
h. Pola Hubungan-Peran
Klien mungkan mengurangi peran untuk menjaga kondisinya
i. Pola Reproduksi-Seksualitas
Kesulitan dalam memeneuhi kebutuhan seksual
j. Pola Toleransi Stres-Koping
Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut ), menarik diri
k. Pola Kayakinan-Nilai
Klien beribadah tidak bisa terlalu lama
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Pasien umumnya mengalami kelemahan.
b. Kesadaran
compos mentis.
c. Head to too
a) Kepala dan Muka: biasanya pasien akan merasa pusing.
b) Mata : konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterus,
reflek cahaya positif, tajam penglihatan normal.
c) Hidung : secret tidak ada, obstruksi tidak ada, pernapasan cuping
hidung tidak ada.
d) Mulut: mukosa kering, nafsu makan menurun
e) Leher : simetris, kaku kuduk tidak ada.
f) Dada : dispnea, ortopnea,nokturnal, gallop (+), ronkhi  (+), bising
diastolic, S1S2 irreguler, S3 S4  terdapat bunyi tambahan.
g) Abdomen : pembesaran sesuai Usia Kehamilan
h) Ekstremitas : edema tungkai.

14
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d faktor mekanik (preload dan afterload atau
kontraktilitas)
2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penrunan aliran arteri atau vena
4. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan oksigen
3.3 Intervensi
1. Diagnosa : Penurununan Curah Jantung
Tindakan
Observasi
a. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxymal nocturnal dyspnea, penigkatan
CVP
b. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung meliputi
penurunan berat badan, hepatomegali, ditensi vena jugularis, palpitasi,
ronki basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
c. Monitor tekanan darah termasuk tekanan darah ortostatik jika perlu
d. Monitor intake dan output cairan
e. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
f. Monitor saturasi oksigen
g. Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi
yang mengurangi nyeri)
h. Monitor EKG 12 sadapan
i. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
j. Monitor nilai labolatorium jantung
k. Monitor fungsi alat pacu jantung
l. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
m. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (misal:
beta bloker, ACE inhibitor, calcium channel bloker, digoksin)

15
Terapeutik
a. Posiskan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman
b. Berikan diet jantung yang sesuai (misal: batasi asupan kafein, natrium,
kolestrol dan makanan tinggi lemak)
c. Gunakan stoking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
d. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
e. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
f. Berikan dukungan emosional dan spiritual
g. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi ojsegen >94%
Edukasi
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
c. Anjurkan berhenti merokok
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
b. Rujuk ke proram rehabilitasi jantung

2. Diagnosa : Hipervolemia
Tindakan
Observasi
a. Priksa tanda dan gejala hipervolemia (otropnea, dispnea, edema, JVP/CVP
meningkat, reflek hepatojugular positif, suara nafas tambahan)
b. Identifikasi penyebab hipervolemia
c. Monitor status hemodinamik (misal, frekuensi jantung, tekanan darah,
MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika tersedia
d. Monitir intake dan output cairan
e. Monitor tanda hemokonsentrasi (kadar natrium, BUN, hematokrit, berat
jenis urine)

16
f. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (kadar protein dan
albumin meningkat)
g. Monitor kecepatan infus secara ketat
h. Monitor efek samping deuretik (misal, hipotensi ortostatik, hipovelemia,
hipokalemia, hiponetremia)
Terapeutik
a. Timbang berat bdan setiap hari pada waktu yang sama
b. Batasi asupan cairan dan garam
c. tinggkan kepala tempat tidur 30O-40o
Edukasi
a. Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
b. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1kg dalam sehari
c. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran urin
d. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian diuretik
b. Kolaborasi penggantian kehilaangan kalium akibat diuretik
c. Kolaborasi pemberian continous renal replecement therapy (CRRT), jika
perlu

3. Diagnosa : Perfusi perifer tidak efektif


Tindakan
Observasi
a. Periksa sirkulasi perifer (misal, nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, anklebrachial index)
b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (misal, diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi, dan kadar kolestrol tinggi
c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
a. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi

17
b. Hindari pegukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
c. Hindari penekanan dan pemasangan tournikuet pada area yang cedera
d. Lakukan pencegahan infeksi
e. Lakukan perawatan kaki dan kuku
f. Lakukan hidrasi
Edukasi
a. Anjurkan berhenti merokok
b. Anjurkan olahraga rutin
c. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
d. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurunan kolestrol, jika perlu
e. Anjurkan menggunakan obat pengontrol tekanan darah secara teratur
f. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
g. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (misal, melembabkan
kulit kering pada kaki
h. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
i. Anjurkan progrm diet untuk memperbaiki sirkulasi (misal, rendah lemak
jenuh, minyak ikan omega 3)
j. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (misal, rsa
sakit yang tidak menghilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya
rasa)

18
DAFTAR PUSTAKA

Nugraheny Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Rahma

Marmi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Redder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan


Keluarga. Volume 2 Edisi 18. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3, Cetakan 7. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3.

Jakarta:EGC.

Herdman, T. Heather. 2012.Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan

klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC.

Leveno, Kenneth J. (2009).Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai