Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TENTANG

"KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN DENGAN


PENYAKIT JANTUNG"

KELOMPOK 2;

1. HILDA RIZA FEBRIANA


2. HIRWAN JAYADI
3. HUSNUL KHOTIMAH
4. ISNA RUQIANA
5. ZULFI JIHAD

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES HAMZAR
LOMBOK TIMUR -NTB
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Ea,

karena dengan Rahmat dan RidhoNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah

Keperawatan Maternitas yang berjudul “KONSEP DAN ASKEP KEHAMILAN DALAM

PENYAKIT JANTUNG”.

Kami semua menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini,

dan mungkin banyak kata-kata yang kurang tepat. Untuk itu, saran, dan kritik, dari para

pembaca sekalian senantiasa kami nantikan demi kesuksesan tugas kami di masa yang akan

datang. Semoga tugas yang kami buat ini bermanfaat khususnya bagi para pembaca

sekalian.Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Lombok Timur, 14 Juni 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BABA I PENDAHULUAN...............................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Definisi Penyakit Jantung pada kehamilan...........................................................


B. Klasifikasi Penyakit Jantung pada kehamilan.......................................................
C. Etiologi Penyakit Jantung........................................................................................
D. Patofisiologi.............................................................................................................
E. Pathway…………....................................................................................................
F. Manisfestasi Klinis ...................................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................
H. Komplikasi…………...............................................................................................
I. Penatalaksanaan……………………………………………………………………
J. Asuhan Keperawatan……………………………………………………………….

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena
jantung diperlukan untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga mendapatkan
oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu,
jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan
merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang.
Kehamilan dengan penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk menanganinya.
Diagnosis dan penanganan pada kejadian ini membutuhkan pemahaman mengenai
fisiologi kardiovaskuler selama kehamilan, kelahiran, dan masa nifas. Keterlambatan
diagnosis, penanganan yang salah, dan buruknya persiapan kelahiran merupakan
kendala utama wanita hamil dengan peyakit jantung kongenital. Penyakit jantung pada
ibu, baik bawaan atau didapat merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan bayi.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir ini, angka kematian ibu maupun bayi saat
melahirkan sudah mulai bisa ditekan.
Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada system
kardiovaskular, dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah
sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan pada penderita penyakit jantung.
Pada ibu hamil yang normal perubahan fisiologis yang luas pada system kardiovaskuler
tidak menjadi masalah karena jantungnya dapat beradaptasi ,namun pada penderita
jantung akan sangat besar pengaruhnya, hal ini menjadi masalah yang harus
diperhatikan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Penyakit Jantung ?
b. Apa saja Klasifikasi Penyakit Jantung?
c. Apa Etiologi Penyakit Jantung ?
d. Bagaimana Patofisiologinya ?
e. Apa saja Manifestasi Klinis?

1
f. Apa saja Pemeriksaan Penunjang ?
g. Apa saja Komplikasinya ?
h. Bagaimana Penatalaksanaanya ?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatannya ?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Penyakit Jantung
b. Mengetahui Klasifikasi Penyakit Jantung
c. Mengetahui Etiologi Penyakit Jantung
d. Mengetahui Etiologi Penyakit Jantung
e. Mengetahui pemeriksaan Penunjang
f. Mengetahui Manifestasi Klinis
g. Mengetahui Komplikasinya
h. Mengetahui Komplikasinya
i. Mengetahui Komplikasinya

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relative terjadi pada wanita usia subur,
penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 % kehamilan. (Lenovo, Kenneth J, 2009).
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita diAmerika
Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanitausia 25– 44
tahun.
Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari kehamilan, dengan
angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari 100.000 di Massachusetts.
Namun angka kematian maternal mencapai 10 – 25 % walaupun adanya perkembangan
diagnosis dan penanganan penyakit kardiovaskular maternal pada zaman sekarang.
Meskipun insidens penyakit jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak
napas atau tanda seperti bising ejeksi sistolik yang merupakan gejala dari penyakit
jantung, dapat muncul pada sekitar 90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi
perubahan fisiologis pada tubuh yang diinduksi oleh kehamilan itu sendiri.
Diantara beberapa penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit
kardiovaskuler yang tersering muncul pada kehamilan, sebanyak 6-8% dari seluruh
kehamilan. Di negara barat, penyakit jantung bawaan merupakan yang penyakit
jantung yang paling sering ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa
dan Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik
mendominasi di negara selain negara barat, berkisar 56 – 89 %dari seluruh penyakit
jantung dalam kehamilan. Kardio miopati jarang ditemukan,tetapi merupakan penyebab
berat dari komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan. (WHO, 2010)
Kehamilan dengan penyakit jantung, selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung
yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sistem jantung dan pembuluh
darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin

3
yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah
sehingga sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain :
1. Perubahan peningktan hormone tubuh

2. Terjadi haemodelusi darah dengan dengan puncaknya pada kehamilan 28-32


minggu
3. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim

4. Kembalinya darah setelah plasenta lahir karena kontraksi rahim dan


terhentinya perdarahan darah plasenta 5. Saat post partum sering terjadi
infeksi
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
B. Klasifikasi Penyakit Jantung
Asosiasi jantung newyork mengklarifikasi penyakit jantung organic yang merupakan
standart yang diterima secara luas sebagai berikut.
1. Kelas I Asimtomatik dengan aktifitas normal. Meliputi pasien penyakit jantung, tetapi
tanpa akibat pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan tidak semestinya, palpitasi, dispne atau nyeri angina.

2. Kelas II Sitomatik dengan aktifitas yang meningkat (dipsnea, cepat lelah, edema bila
aktifitas bertambah normal). Pasien penyakit jantung yang menyebabkan sedikit
pembatasan aktivitas fisik membentuk kelas II. Meskipun nyaman saat istirahat,
namun pasien-pasien ini mengalami kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina
pada aktivitas fisik yang biasa.

3. Kelas III Sitomatik dengan aktifitas yang bisa dilakukan.Pasien penyakit jantung
dengan pembatasan aktivits fisik yang jelas dimasukkan dalam kelas III.
MenyeNyaman pada saat istirahat, pasien ini mengalami kelelahan palpitasi, dispneu
atau nyeri angina dengan aktivitas fisik ringan (yang kurang dari biasa).

4
4. Kelas IV Simtomatik dengan istirahat, pasien ini mengidap penyakit jantung yang
menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apapun,
ketidaknyamanan meningkat dengan aktivitas fisik apapun.

C. Etilogi
Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :
1. Kelainan Primer

Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik
dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih lebih disebabkan karena
kelainan pada fisiologi jantungnya.
2. Kelainan Sekunder

Kelainan sekunder berupa penyakut lain, seperti hipertensi, anemia berat,


hipervolumia, perbesaran rahim, dan masih banyak lagi lainnya. Kelinan sekunder
ini sendiri lebih lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.
1. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam
rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan
pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif.
Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis. Perubahan
kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri sendi pada
wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang lebih
besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan
jumlah leukosit. Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya
akan buruk.
Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:

a. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya

b. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi

c. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupuntempatny


2. Penyakit Jantung Kongenital

5
Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan,
akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu
hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus
Botalli persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis.
Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali
apabila penyakit jantungnya dioperasi. Pada umunya penderita kelainan jantung
bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis
dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.
Penyakit jantung bawaan dibagi atas :

a. Golongan sianotik (right to left shunt)

b. Golongan asianotik (left to right shunt)

c. Penyakit jantung hiperten

Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama


pada golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi
esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat
komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas yang tinggi pada
ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah
mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan
tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.

Perubahan tersebut disebabkan oleh

a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya


pada 28-32 minggu lalu menetap
b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim. Dalam
kehamilan :

a. Denyut jantung dan nadi: meningkat

b. Pukulan jantung meningkat.

c. Tekanan darah menurun sedikit.

6
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit
jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh
kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita
adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia).
b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan
memerlukan kerja jantung yang berat.
c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah
lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.
D. Patofisiologi
Pada usia kehamilan <32 minggu perubahan kardiovaskuler akan terjadi
pada ibu hamil dan disertai perubahan hormon estrogen dan progesteron akan
mengakibatkan peningkatan jumlah ukuran pembuluh darah. Terjadi hidremia
(hiperpolenia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin besar mendorong
diafragma keatas, kiri dan depan sehingga pembuluh–pembuluh dasar besar dekat
jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudia 12-24 jam paska persalinan terjadi
peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vaskuler kedalam
pembuluh darah, kemudia diikuti priode diuresis paska persalinan yang
menyebababkan hemokonsentrasi. Jika penyakit jantung menjadi lebih berat pada
pasienn yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung
Setiap kehamilan membutuhkan tuntunan ekstra pada sistem
kardiovakuler, terutama jantung, volume darah dan curah jantung meningkat 40% dan
kecepatannya meningkat. Jantung yang normal mampu dengan baik mengkompensasi
tambah kerja, tetapi jantung yang mengalami kerusakan atau penyakit mungkin tidak
dapat berkembang menjadi dekompensasi. Ibu hamil dengan penyakit jantung ini dipicu
oleh beberapsa factor akan mengalami serangan jantung misalnya anemia, infeksi,

7
masalah keluarga. Factor-faaktor pemicu tersebut akan meningkatkan stress jantung
sehingga voleme sirkulasi akan meningkat dan menimbulkan gejala dekompensasi
jantung diantaranya meningkatkan rasa letih, sesak nafas, murmur dan relea, hemotesis
edema, nadi tak teratur, pengumpulan dalam dsar paru yang dalam hal ini akan
membawa dampak pada janin dalam kandungannya.

Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami
permasalahan dalam memompakkan darah ke saluran tubuh. Terlebih pada saat hamil
mulai minggu ke 6 volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50% karena
proses pengenceraan darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompa ke peredaraan
darah Rahim melalui ariari untuk memenuhi kebutuhan janin. Akibat penyakit jantung
dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama
jantung akan mengalami kelelehan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari
ibu ke janin melalui ariari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin
semakin lama akan berkurang. Janij mengalami gangguan pertumbuhan serta
kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran
dan kelahiran premature (kelahiran sebelum cukup bulan) terutama bila selama
kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan
pengobatan dengan tepat.

8
E. Pathway

9
F. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung
selama kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas
berat baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinko (kehilangan
kesadaran karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat beberapa gejala tersebut,
ibu akan cepat merasa lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan
fisik dapat berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi
vena jugular, pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran jantung,
denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti biasanya baik itu terlalu cepat
maupun terlalu lambat (palpitasi) dan edema perifer pada bagian tubuh, khususnya di
ekstremitas tubuh. (Manuaba, 2000)
G. Pemeriksaan Penunjang

10
1. Elektrokardiografi Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab
pertanyaan spesifik

2. Ekokardiografi Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman tanpa


risiko terhadap ibu dan janin

3. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan karena


risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi
4. Pemeriksaan radiografi harus dihindari terutama pada awal kehamilan. Pemeriksaan
radiografi mempunyai risiko terhadap organogenesis abnormal pada janin, atau
malignasyc pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika pemeriksaan sangat
diperlukan sebaiknya dilakukan selama kehamilan lanjut dosis radiasi seminimal
mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.

H. Komplikasi
Ada beberapa macam komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan yaitu :
1. Eklampsia

Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular. Kematian


disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.
2. Perdarahan serebrovaskular

Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi aliran darah otak


pada MAP (Mean Arterial Pressure) diatas 140 mmHg.
3. Masalah liver dan koagulasi: HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated Liver Enzyme,
Low Platelets Count).
Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar dan trombositopenia.
4. Gagal ginjal

Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.

5. Edema Paru

6. Kematian maternal

11
Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan muncul secara bersamaan,
merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan berapapun umur gestasi. Fetal
Kematian perinatal dan morbiditas fetus meningkat. Pada usia kehamilan 36 minggu,
masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi karena plasenta iskemi yang terdiri dari
area infark. Kelahiran prematur juga sering terjadi At-term, preeklampsia
mempengaruhi berat lahir bayi dengan penigkatan risiko kematian dan morbiditas
bayi. Pada semua umur gestasi terjadi peningkatan risiko abrupsi plasenta.
7. Komplikasi pada maternal

a. Gagal ginjal akibat tubuler nekrotik akut

b. Gagal jantung

c. Edema paru

d. Trombositopeni

e. Rupture plasenta yang menyebabkan pendarahan

8. Komplikasi pada janin

a. Persalinan premature

b. Pertumubuhan janin terhambat

c. Kematian perinatal

d. IUGR (Intra Utery Growth Restriction)


I. Penatalaksaan
1. Pengawasan antenatal

a. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.

b. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil dengan
peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.
c. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan Ekokardiografi.
d. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.

12
e. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak hemodulasi besar
kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.
f. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi

1) Tingkat I : Tanpa pengobatan

2) Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu

3) Tingkat I-II
a) Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu

b) Pada trimester II :

- Setiap minggu

- Konsultasi dokter anak atau kardiolog

c) Nasihat dietnya :

- Kurangi garam

- Banyak minum yang memperlancar diuresis

- Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit

- Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi

- Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½ kg/minggu

d) Pengawasan ketat terhadap :

- Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang kembali

- Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila dipandang perlu
4) Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama

Kelas III
a) Setiap minggu sejak trimester II

b) Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya

13
c) Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan indikasi atau
dilakukan secara rutin
d) Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit untuk persiapan
definitive
Kelas IV
a) Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan bersama dokter
anak, kardiolog
b) Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari dekompensasio
kordis
2. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan.

Persalinan pada bumil yang menderita penyakit jantung disesuaikan dengan


tingkat penyakitnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan

Tingkat II-IV: Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan forsep


ekstraksi
b. Postpartum

1) Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi


dekompensasio kordis akuta
2) Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya
dengan pack Cel.

3) Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat diberikan


digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.
Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan
uterotonika

1) Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin bolus atau
drip sehingga pendarahan post partum dapat dikendalikan
2) Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat menimbulkan

1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin meningkat

14
2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga menambah
beratya dekompensasio kordis.
Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan massae
bimanual. Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit selama 14 hari,
sampai dapat dijamin keaadaan jantungnya stabil untuk aktivitas
puerperiumnya.

3. Profilasis antibiotic yang di rekomendasikan

a. Untuk persalinan dan kelahiran

1) Ampisilin 2 gram IM atau IV, gentamisin 1,5 mg/kg BB IM atau IV


pada persalinan aktif, dosis tunggal dilanjutkan diberikan 8 jam
kemudian dan post partum
b. Regimen oral untuk prosedur minor atau pada pasien beresiko rendah dengan
pasien alergi penisilin
1) Amoksilin 3 gram per oral 1 jam sebelum prosedur dilakukan dan 1,5
gram 6 jam kemudian
2) Vankomisin 1 gram IV secara perlahan selama 1 jam, plus gentamisin
1,5 mg/kgBB IM atau IV yang diberikan 1 jam sebelum prosedur
dilakukan, dapat diulang sekali lagi 8 jam kemudian
J. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas klien seperti :
1. Nama, untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya.
2. Umur, untuk mengetahui masa lanjutan pasien beresiko tinggi atau tidak.
3. Agama, untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada ibu
sesuai dengan kepercayaannya.
4. Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang kesehatan.
5. Pekerjaan, untuk mengetahui status sosial, ekonomi, dan pengaruhnya terhadap
kehamilan dengan penyakit jantung. Pada ibu hamil dengan penyakit jantung

15
tergantung tingkat penyakitnya, tidak boleh melalukan pekerjaan berat,bahkan
tingkat IV tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan ringan.
6. Alamat, untuk mengetahui tempat tinggal dan untuk memudahkan menghubungi
kluarga klien jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
7. Penanggung jawab, untuk mengetahui penanggung jawab klien jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
b. Keluhan Utama :biasanya pada ibu hamil dengan gangguan kardiovaskular
keluhan utama yang dirasakan adalah sesak atau dispneu baik dalam istirahat
atau beraktivitas. Batuk pada malam hari.
c. Riwayat esehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu

Perlu di waspadai pada ibu hamil yang memiliki riwayat kelainan jantung atau
sebelumnya pernah menjalani operasi kelainan jantung.
2) Riwayat kesehatan sekarang

Kaji apakah klien mengalami kelelahan, dispnea, ortopnea, edema tungkai


dan rasa tidak enak di dada, keluhan tersebut sering didapati pada wanita
normal dan kehamilan. Perhatikan perlu ditingkatkan bila pada wanita hamil
didapati dispnea atau ortopnea yang progresif dan membatasi aktivitas,
hemoptisis, sinkope saat exercise atau nyeri dada saat exercise.
3) Riwayat kesehan keluarga

Kaji apakah sebelumnya ada keluarga klien mengalami penyakit jantung.

Anamnesa psien yang sudah terdiagnosa penyakit jantung. Pada pasien


dengan penyakit jantung yang telah terdiagnosis sebelum kehamilannya, harus
dicari data-data mengenai: usia saat pertama kali diagnosis ditegakkan, gejala-
gejala sebelumnya dan komplikasi yang ada, prosedur diagnostik sebelumnya
termasuk kateterisasi jantung, excercise test (treadmill) atau ekokardiografi,
riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat operasi, derajat kesembuhan, gejala
sisa, obat-obat yang dipakai, diet, pembatasan-pembatasan aktifitas, serta sedapat

16
mungkin didapatkan catatan medis mengenai perawatan rumah sakit, prosedur
diagnostik dan pengobatan sebelumnya.

Pada pasien tanpa riwayat penyakit jantung sebelumnya, harus


ditanyakan mengenai riwayat demam rematik atau penyakit-penyakit lainnya
yang berhubungan dengan penyakit jantung seperti demam scarlet, sistemik lupus
eritematosus, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, difteri atau pneumonia, riwayat
perawatan di Rumah sakit dan riwayat operasi besar sebelumnya. Perlu
ditanyakan juga mengenai tanda-tanda dan gejala penyakit jantung seperti
sianosis pada waktu lahir atau waktu aktivitas, “squatting” pada masa kanak-
kanak, infeksi saluran napas berulang, gangguan irama jantung, dispnu pada saat
istirahat atau aktifitas, batuk-batuk lama hemoptisis, asma, nyeri dada, riwayat
keluarga dengan penyakit jantung dan kelainan-kelainan congenital.

a. Pemeriksaan

a) Kesadaran

Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat
mengeluh pusing, kelelahan.
b) Aktifitas dan istirahat

a. Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal

b. Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga

c) Sirkulasi

a. Takikardia, palpitasi, disritmia

b. Riwayat penyakit jantung kongenital

c. Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding


dengan uterus.
d. Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik

e. Peningkatan tekanan darah

17
f. Nadi mungkin menurun

g. Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama.

h. Riwayat hipertensi kronis

d) Eliminasi

a. Menurunnya keluaran urine

e) Makanan dan cairan

a. Obesitas

b. Mual dan muntah

c. Malnutrisi

d. Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah

f) Nyeri dan rasa nyaman

Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas


g) Pernafasan
a. Takipnea

b. Dispnea

b. Pengkajian Pola Fungsi ( Bio – Psiko – Sosio dan Spiritual ) menurut


Virginia Henderson
a) Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal,
alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara
normal dan kemampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya
kepada klien.
b) Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat
badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan.Pemilihan dan

18
penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan
social klien.
c) Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
d) Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh,
miring, dan bersandar.
e) Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan
menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
f) Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang
tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
g) Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui piosiologi panas dan bisa mendorong kearah
tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature,
kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk
meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya
h) Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep
kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard
kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya
i) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul
yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan
aman.
j) Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam

19
hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan
membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan
lingkungan yang teraupeutik.
k) Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama
sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
l) Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap
kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila
seseorang dapat terus bekerja
m) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakit.
n) Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti
rencana terapi yang diberikan.

2. Analisa Data

20
3. Diagnose

1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanik (preload dan


afterload atau kontraktilitas

4. Intervensi

21
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi NIC
Hasil NOC
1. Penurunan curah jantung NOC : NIC :
berhubungan dengan faktor Cardiac Care
• Cardiac pump
mekanik(kontraktilita0
effectiveness 1. Evluasi adanya nyeri dada

• Circulation Status (intensitas, lokasii dan durasi)


Gejala dan Tanda Mayor Ds
Vital Sign Status 2. Catat adanya tanda dan gejala
:
Kriteria Hasil : disritmia jantung
1. Penurunan Irama Jantung
2. Tanda vital dalam 3. Catat adanya tanda dan gejala
- Palpitasi penurunan cardiac output
rentan normal
2. Perubahan preload 4. Monitor status kardiovaskuler
(Tekann darah,
- Lelah 5. Monitor status pernapasan yang
nadi respirasi)
Do: menanandakan gagal jantung
3. Dapat mentoleransi
1. Perubahan Irama Jantung 6. Monitor abdomen sebagai
aktivitas, tidak ada
- Bradikardia/takikardia indicator penurunan perfusi
kelelahan
- Gambaran EKG aritmia 7. Monitor blance cairan
4. Tidak ada edema
atau gangguan konduksi paru, perifer, dan 8. Monitor adanya dyspneu,

tidak ada asites fatigue, ekepneu, dan ortopneu


2. Perubahan preload
Vital Sign Monitor :
- Edema 5. Tidk ada
penurunana kesadaran 1. Monitor TD, Nadi, Suhu dan
- Distensi vena jugularis
RR
- Central venous pressure 2. Catat danya fluktuasi tekanan
(CVP) darah
meningkat/menurun 3. Monitor VS saat pasien
Gejala dan Tanda Minor Do:
1. Perubahan preload
- Mur-mur jantung
- Berat badan

22
- bertambah berbaring, duduk, atau
Pulmonary artery berdiri

wedge pressure 4. Monitor TD, Nadi, RR


Sebelum, selamam dan
(PAWP) menurun
setelah aktivitas

5. Monitor kualitas nadi

6. Monitor adanya pulsus


paradoksus

5. Implemetasi keperawatan
Setelah rencana tindakan keperawatan tersusun, selanjutnya rencana
tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan situasi yang nyata untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan, perawat dapat langsung
melaksanakan kepada orang lain yang dipercaya dibawah pengawasan orang yang
masih seprofesi dengan perawat. (Nursalam, 2001:63)
6. Evaluasi kepearawatan
1. Jantung mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif

2. Status sirkulasi pasien membaik

3. Tanda-Tanda Vital dalam rentan normal

23
BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Beban kerja jantung lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai pada
fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatan
pengamatan secara ketat janganlah diabaikan. Perencanaan waktu dan proses
persalinan,analgesia dan anastesia, pengawasan ketat jantung dan lokasi persalinan
harus direncanakan dengan baik terutama pada pasien dengan penyakit berat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Wahyu & Sari Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarya: Nuha Medika
Marmi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yoyakarta: Pustaka Pelajar
Elizabeth, S Robson & Jason Waugh. 2011. Patologi Keahamilan Manajemen Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC
Nugraheny Esti. 2010. Asuahan kebidanan Patologi. Yogyakarta: pustaka rahma
Rabe, Thomas. 2003. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta: Hipokrates
Redder, Sharno J. 2011.Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga .
volume 2 Edisi 18. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Ed. 3, Cetakan 7. Jakarta: yayasan bina
pustaka.2
Eniyati & Solihah Afifin. 2013. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Patologi. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta
Gusti I Ayu HS. 2017. Makalah Kehamilan Dengan Penyakit Jantung. Vakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPD PPNI
Wikilson. Judith M. 2016. Diagnosa Keperawatan : Diagnosa Nanda-1, Intervensi Nic,
Hasil Noc, Ed.10. Jakarta: EGC

25

Anda mungkin juga menyukai