Anda di halaman 1dari 52

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN,


DM PADA KEHAMILAN DAN KETUBAN PECAH DINI(KPD)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

1. AYU UTAMI ( PO71202200007 )


2. M. SEPTIANSYAH M ( PO71202200027 )
3. MAISYARAH ( PO71202200032 )
4. MIA FARLENA ( PO71202200003 )
5. MUHAMMAD IDRIS ( PO71202200039 )
6. MUHANDRI ALQADRI ( PO71202200030 )
7. RIZQI AFIFAH ( PO71202200004 )
8. SISCA AYU VAMELA ( PO71202200002 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga
kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Penyakit Jantung Dalam Kehamilan, Dm Pada Kehamilan Dan Ketuban Pecah
Dini(KPD)” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas pada prodi profesi Ners di Poltekkes Kemenkes
Jambi
Kelompok merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kelompok mohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kelompok berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kelompok , sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kelompok berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kelompok maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Jambi, 12 Agustus 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3

A. Penyakit jantung dalam kehamilan.......................................................3

B. Diabetes mellitus pada kehamilan........................................................6

C. Ketuban pecah dini...............................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................20

A. Askep penyakit jantung dalam kehamilan............................................20

B. Askep diabetes mellitus pada kehamilan..............................................27

C. Askep ketuban pecah dini.....................................................................37

BAB IV PENUTUP..........................................................................................46

A. Kesimpulan...........................................................................................46

B. Saran.....................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan merupakan
penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang. Kehamilan dengan
penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk menanganinya. Diagnosis dan penanganan
pada kejadian ini membutuhkan pemahaman mengenai fisiologi kardiovaskuler selama
kehamilan, kelahiran, dan masa nifas. Penyakit jantung pada ibu, baik bawaan atau didapat
merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan bayi.

Diabetes merupakan suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana
tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya
hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter glukosa. Adapun penanganan
diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2
nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko
mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani
pemeriksaan untuk men-screening diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang
usianya diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes dalam
keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering. Ibu hamil yang
sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk menderita
diabetes melitus gestasional pada masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi
sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan pemeriksaan teratur guna
mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur
mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus
pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan
pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
Pada sistem reproduksi terdapat masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi penyulit
dalam persalinan, antara lain adalah kelainan letak kehamilan, kehamilan ganda, hiperemesis
gravidarum dan termasuk ketuban pecah dini. Salah satu dari masalah reproduksi yang dapat
berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD). Yang

1
2

sampai saat ini masih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang mana kejadian
tersebut mendekati 10% dari semua persalinan.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, memperkirakan angka
kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan
28%, ketuban pecah dini 20%, eklampsia 12%, abortus 13%, partus lama 18%, dan penyebab
lainnya 2%.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan.

B. Rumusan Masalah
“ Bagaimana Konsep Penyakit Jantung dalam Kehamilan, Diabetes Mellitus pada
Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini”

C. Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami konsep Penyakit jantung dalam kehamilan
2. Mampu memahami konsep Diabetes mellitus pada kehamilan
3. Mampu memahami konsep Ketuban pecah dini
4. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus penyakit jantung dalam
kehamilan
5. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus diabetes mellitus pada
kehamilan
6. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus ketuban pecah dini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Jantung Dalam Kehamilan


1. Defenisi
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25
tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit
jantung mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan
dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal
dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga
terjadi perubahan dari kerja jantung.
Terdapat dua perubahan fisiologis utama pada sistem kardiovaskuler dalam kehamilan
yang berdampak serius pada wanita yang memiliki penyakit sebelumnya. Perubahan
fisiologis yang pertama yaitu, peningkatan curah jantung sebesar 20% padamingguke-
8dan hingga50% pada akhir trimester kedua kehamilan. Perubahan fisiologis yang kedua
yaitu, peningkatan curah jantung lebih lanjut selama persalinan adalah 15% pada kala satu
dan 50% pada kala dua akibat nyeri dan aktivitas uterus, serta 60-80% segera setelah
kehamilan karena vena kava tidak lagi mengalami kompresi dan autoinfusi (Billington,
2010).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :
a. Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik dan
cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih disebabkan karena kelainan pada
fisiologi jantungnya.
b. Kelainan Sekunder
Kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll . untuk kelainan sekunder ini sendiri lebih
disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.

3
3. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung selama
kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas berat
baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop (kehilangan kesadaran
karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat
merasa lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik dapat
berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi vena jugular,
pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran jantung, denyut jantung
terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu
lambat (palpitasi) dan edema perifer pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh.
(Manuaba, 2000)

4. Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir
separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada
pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi
sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada
tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi
sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan
diastolic akibat meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum
pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga
saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada
sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban
hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah
jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno,
Kenneth J, 2009).

4
Pathway
Perubahan kardiovaskuler pada kehamilan

Ibu hamil <32 minggu


Ibu hamil >32 minggu

Pembesaran rahim Perubahan hormon estrogen dan progesteron

Penekanan jantung dan diafragma


Meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah

Beban jantung meningkat


sirkulasi darah meningkat

cardiac output menurun


volume darah meningkat

peningkatan tekanan ventrikel kiri


serum darah > pertumbuhan
sel darah merah
peningkatan tekanan atrium kanan
penurunan
curah jantung hemodilusi
darah refluks ke paru-paru
hipervolemia
penumpukan cairan di paru

edema
gangguan pertukaran gas

kelebihan volume
cairan

5. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada
derajat fungsinya
a. Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa secara
berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja
jantung.
b. Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28 – 36 minggu
c. Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak
kehamilam 28 – 30 minggu
d. Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dnegan
kardiologi

5
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan
ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra indikasi
untuk hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan
dengan mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi
sama dnegan wanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary
bypasss support harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,
turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan
0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg
intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian
propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi
110 kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasien
hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi
uretra, atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis
untuk mengatasi partus premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit
jantung yang jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena
dengan dosis tinggi mungkin terjadi keracunan jantung.

B. Konsep Diabetes Mellitus Pada Kehamilan


1. Defenisi
Diabetes Mellitus Gestational adalah kehamilan normal yang disertai dengan
peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).
Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi,
oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil
akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita
diabetik yang sedang hamil harus memahami respon fisiologis normal terhadap
kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus
mengetahui implikasi– implikasi psikososial kehamilan diabetik, sehingga ia dapat
mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan
pengevaluasian terhadap wanita dan keluarganya.
Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi,
oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil
akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita
6
diabetik yang sedang hamil harus memahami respon fisiologis normal terhadap
kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus
mengetahui implikasi –  implikasi psikososial kehamilan diabetik, sehingga ia dapat
mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan
pengevaluasian terhadap wanita dan keluarganya.
2. Etiologi
Diabetes Mellitus Gestational (DMG) dapat disebabkan oleh:
a. penghancuran sel beta pankreas terkait respon imun
b. penghancuran sel beta pankreas secara idiopatik
c. resistensi dari insulin
d. mutasi ginetik pada fungsi sel beta pankreas
e. penyakit pada pankreas (pangkreatitis, kristik fibrosis)
f. infeksi (cytomegalovirus, coxsackievirus, congenetal rubella)
g. obat-obatan

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita
diabetes melitus pada umumnya, yaitu :
a. Poliuria (banyak kencing)
b. Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
c. Pusing, mual dan muntah
d. Obesitas, TFU > normal
e. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
f. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
g. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
h. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
i. gula darah sewaktu > 200 mg/dl
j. Gula darah puasa > 126 mg/dl

4. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai
7
janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian
kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain
seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan
maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara
fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen
ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan
produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia
atau diabetes kehamilan.
5. Penatalaksanaan
pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk mencapai
3 maksud utama, yaitu:
a. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
b. Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
c. Mengoptimalkan gestasi.
Penanganan pada penderita DM meliputi:
a. Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya
bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet
yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine
dan darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet
dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr.
Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
b. Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita
tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula
dalam darahnya.
c. Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan kadar
darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan salah
satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula
darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi
dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak
8
seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang
merugikan bagi janin yang dikandung.

C. Konsep Ketuban Pecah Dini


1. Defenisi
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses
persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu .
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu terjadi pada
pembukaan< 4 cm yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang
waktu.
Ketuban pecah dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten atau dengan
sebutan Lag Period. Ada beberapa perhitungan yang mengukur Lag Period,
diantaranya 1 jam atau 6 jam sebelum intrapartum, dan diatas 6 jam setelah ketuban
pecah. Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi pada ibu dan juga bayi
2. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
a) Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher
atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.
b) Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
1) Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
2) Gemelli, Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada
kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga
9
menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi
karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput
ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan
sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah.
3) Makrosomia, makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan
dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over
distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga
menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi
teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan
selaput ketuban mudah pecah.
4) Hidramnion, Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion
>2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat
banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi
secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-
tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja
c) Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
d) Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo
pelvic disproporsi).
e) Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism
vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban
> 24 jam dan persalinan lama.
f) Riwayat KPD sebelumya
g) Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
h) Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti
bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin
yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk

10
sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi

4. Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada daerah
tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini sangat erat
kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi
atau rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah
lapisan kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau
trofoblas.
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertantu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan. Perubahan struktur,
jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan
menyebabkan selaput ketuban pecah. Pada daerah di sekitar pecahnya selaput ketuban
diidentifikasi sebagai suatu zona “restriced zone of exteme altered morphologi
(ZAM)”
Menurut Taylor (2009),ketuban pecah dini ada hubungannya dengan hal-hal
berikut:
a. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
b. Penyakit-penyakit seperti pieronetritis, sistitis,servisitis terdapat bersama-sama
dengan hipermotilitas Rahim
c. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
d. Infeksi (amniotitis atau korioamnionitis)
e. Faktor-faktor lain yang menyerupai predisposisi ialah: multipara-malposisi
disproprosi servik incompeten
f. Ketuban pecah dini artitisial (amniotomi)dimana ketuban pecah terlalu dini

5. Penatalaksanaan
a. Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitis janin, dan persalinan prematuritas

11
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
d. Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin
cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan
kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
e. Menghadapi KPD, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat
pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan
untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
f. Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
g. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan.

6. Konsep Dasar Keperawatan


a. Pengkajian
1) Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register,
dan diagnosa keperawatan.

2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi,
DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban yang keluar
pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan
kepada klien
d) Riwayat psikososial
Riwayat klien nifas  biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat
badan yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah.

12
3) Pola-pola fungsi kesehatan
a) pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
d) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut untuk melakukan BAB.
e) Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
f) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
g) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
h) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri

13
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi  perubahan konsep diri
antara lain dan body image dan ideal diri
j) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan
terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total setelah  partus
sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya
cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid, karena adanya
proses menerang yang salah.
c) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kuning.
d) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
e) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung
f) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mamae
dan papila mamae.
g) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h) Genitaliua
14
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
i) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
j) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
k) Muskulis skeleta
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya luka
episiotomi.
l) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun. 

b. Diagnose keperawatan

1) Risiko infeksi berhubungan denganketuban pecah dini.

2) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan denganketegangan ototrahim.

3) Defisiensi pengetahuan berhubungan denganpengakuan persalinan premature.

4) Ansietas berhubungan dengan persalinan premature dan neonatus berpotensi


lahir premature.

c. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

15
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda- 1. Untuk
berhubungan keperawatan selama 3×24 tanda infeksi mengetahui
dengan jam  diharapkan pasien 2. Pantau tanda-tanda
ketuban pecah tidak menunjukan tanda- keadaan umum infeksi yang
dini tanda infeksi dengan pasien muncul
kriteria hasil : 3. Bina 2. Untuk melihat
hubungan saling perkembangan
1. Tanda-tanda infeksi
percaya melalui kesehatan
tidak tidak ada.
komunikasi pasien
2. Tidak ada lagi cairan
terapeutik 3. Untuk
ketuban yang keluar dari
4. Berikan memudahkan
pervaginaan.
lingkungan yang perawat
3. DJJ normal
nyaman untuk melakukan
4. Leukosit kembali
pasien tindakan
normal
5. Kolaborasi 4. Agar istirahat
5. Suhu tubuh normal
dengan dokter pasien
(36,5-37,5ºC)
untuk terpenuhi
memberikan 5. Untuk proses
obat antiseptik penyembuhan
sesuai terapi pasien

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kali tanda- 1. Untuk


nyaman: nyeri
keperawatan selama 3×24 tanda Vital mengetahui
berhubungan
dengan jam  di harapkan  nyeri pasien keadaan umum
ketegangan
berkurang atau nyeri hilang 2. Kaji skala pasien
ototrahim
dengan kriteria hasil : nyeri (1-10) 2. Untuk
3. Ajarkan mengetahui
1. Tanda-tanda vital dalam
pasien teknik derajat nyeri
batas normal.
relaksasi pasien dan
TD:120/80 mm Hg
4. Atur posisi menentukan
N: 60-120 X/ menit.
pasien tindakan yang
2. Pasien tampak tenang
5. Berikan akan dilakukan
dan rileks
lingkungan 3. Untuk
3. Pasien mengatakan
yang nyaman mengurangi 
nyeri pada perut

16
berkurang dan batasi nyeri yang
pengunjung dirasakan
pasien
4. Untuk
memberikan
rasa nyaman
5. Untuk
mengurangi
tingkat stress
pasien dan
pasien dapat
beristirahat

3. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji apa 1. Untuk


pengetahuan
keperawatan selama 3×24 pasien tahu mengetahui
berhubungan
dengan jam  di harapkan pasien tentang  tanda- tentang
pengakuan
memahami pengetahuan tanda dan gejala pemahaman
persalinan
premature tentang penyakitnya dengan normal selama pasien untuk
criteria hasil : kehamilan tindakan
2. Ajarkan selanjutnya
1. Pasien terlihat tidak
tentang apa 2. Mencegah
bingung lagi
yang harus terjadinya hal-
2. Pengetahuan Pasien dan
dilakukan jika hal yang tidak
keluarga dapat bertambah
tanda KPD diinginkan
muncul kembali terjadi yang
3. Libatkan bisa
keluarga agar membahayakan
memantau ibu-janin
kondisi pasien 3. Untuk
membantu
merencanakan
tindakan
berikutnya

4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji 1. Mengetahui

17
berhubungan keperawatan selama 3×24 tingkat tingkatan
dengan
jam  di harapkan ansietas kecemasan kecemasan
persalinan
premature dan pasien teratasi dengan pasien yang dialami
neonatus
kriteria hasil : 2. Dorong pasien
berpotensi
lahir premature pasien untuk 2. Untuk
1. Pasien tidak cemas lagi
istirahat total mempercepat 
2. Pasien sudah mengetahui
3. Berikan proses
tentang penyakit
suasana yang penyembuhan
tenang dan 3. Untuk
ajarkan memberikan
keluarga untuk rasa nyaman
memberikan dan
dukungan menurunkan
emosional kecemasan
pasien. pasien

d. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan


implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana
keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat
diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawatdan harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan

18
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.
Menurut Rohman dan Walid (2009), evaluasi keperawatan ada 2 yaitu:
1. Evaluasi proses (formatif) yaitu valuasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.
Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang
telah ditentukan tercapai.
2. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan
keperawatan secara paripurna.Berorientasi pada masalah keperawatan dan
menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan.Rekapitulasi dan kesimpulan
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Askep Penyakit Jantung Dalam Kehamilan

19
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Jantung Pada Ny.Y
27 Tahun G1p0a0, Usia Kehamilan 34 Minggu
Di BPS Midwifery Palangkaraya

1. Pengkajian data
a. Identitas
1) Nama ibu : Ny. Yayah Rohayah
2) Umur : 27 thn
3) Suku/Bangsa : Indonesia Agama :Islam
4) Pendidikan : SMA
5) Pekarjaan :Karyawati
6) Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT01/02
7) Nama suami : Tn. Udin
8) Umur : 30 thn
9) Suku/Bangsa : Indonesia Agama :Islam
10) Pendidikan : SMA
11) Pekarjaan : PNS
12) Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT 01

b. Anamnesa
1) Kunjungan ke VI
2) Alasankunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakankehamilannya
3) Keluhanutama :
a) Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
b) Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri pada daerah dada bagiankiri.
c) Ibu seringBAK.
4) RiwayatPsikososial
a) Kehamilan ini :( √ )Direncanakan ( ) Tidak di rencanakan

20
21

( √ )Diterima ( ) Tidak diterima


b) Perasaan ttg kehamilan ini : Senang
c) Emosi saat pengkajian : Stabil
d) Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki atau perempuan sama saja
e) Status perkawinan : Perkawinan ke I, Usia menikah 22 thn dgn suami 24
thn, Lama perkawinan 2 thn Status perkawinan syah.

f) Perilaku kesehatan : Baik, ibu tidak merokok, tidak minum alkohol dan
tidak mengkonsumsi obat obatan
g) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ( √)Suami ( )Keluarga
5) Riwayat Obstetri

a) Riwayat haid
Menarche :15 thn Teratur/tidak: Teratur
Siklus :25 hari
Lamanya: 5-6 hari Banyaknya: 60 cc
Sifat darah :Khas
6) Riwayatkehamilan
HPHT :09-10-2012
TP :16-07-2013
Keluhan : Trimester I : ANC 1 kali, di Puskesmas, Keluhan sering BAK dan
mual
Trimester II : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan tidakada
TrimesterIII : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan kelelahan, sering
pusing, kaki Kadang bengkak.
Pergerakan anak pertama kali dirasakan hamil 16minggu
Pergerakan dalam24jam ( ) <10kali ( √ ) 10 s.d 20 kali ( ) > 20kali
Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dgfrekuensi ( ) < 15detik ( ) > 15detik
Bila ada keluhan yang dirasakan : Tidak ada
7) Riwayat kehamilan
persalinan dan nifas yang lalu Tidakada
8) RiwayatKB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi
9) Riwayat kesehatan
Penyakit kronik yang pernah diderita atau keturunan : Ibu pernah menderita penyakit
22

Jantung
Keturunan kembar :ada
10) Riwayatkebiasaan
Pola nutrisi : Makan 3 x/hr, dg porsi lebih banyak, menu bervariasi Minum 7-8
gelas/hari
Pola eliminasi : BAB 1 x/hr, warna kuning kecoklatan, konsitensi lembek BAK 5-6
x/hr, warna jernih kekuningan, nyeri saat BAK tidak ada

Pola tidur dan istirahat: Ibu mengatakan istirahat baring/tidur siang sekitar 1 jam/hari
Tidur malam 8 jam (pukul 21.00-05.00 WIB)
Personal hygiene: Mandi 2 x/hr, keramas 1 x 2 hari, gosok gigi 2 x/hr Ganti pakaian
dalam 3x/hr atau bila terasa lembab
Pola latihan dan aktifitas sehari-hari: Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan
senam hamil dan jalan jalan pagi
Pola seksual : Sesuai Kebutuhan
Imunisasi TT : ( ) Belum ( √ ) sudah 2x Tgl: I: 09/04/2013 II :09/05/2013

c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : sulit bernafas2.
2) Tanda vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 12 x /menit
Suhu : 38 oC

3) Lingkar Lengan atas : 24 cm


4) Tinggi badan : 154 cm
5) BB sebelum hamil: 43 kg
6) BB sekarang : 59 kg
7) Kepala dan rambut
Warnarambut : Hitam
Distribusi :Merata
Kekuatan : Tidakrontok
Kebersihan : Tidak berketombe
Keadaan kulitkepala : Sehat
23

8) Muka
Oedema : Tidakada
Pucat :Ya
Closma gravidarum : Ada
9) Mata
Conjungtiva : Sedikitpucat
Skelera : Putih
Penglihatan :Baik
10) Mulut
Gigi :Bersih
Gusi : Tidak mudah berdarah
Mukosabibir :Lembab

11) Telinga
Pengeluaran : Tidak ada
Pendengaran :Baik

12) Hidung
Pengeluaran : Tidak ada
Penciuman :Baik

13) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelejar limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidakada
14) Dada
Simetris : Ya
Pergerakandada : Tidak teratur
15) Mammae
Simetris : Ya
Benjolan : Tidak ada
Hiper pigmentasi areola : Ada
Bentukpayudara :Bulat
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada colostrums
24

16) Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Warna : Sesuai warna kulitibu
Bekas luka : Tidak ada
Linea :Nigra
Striae :Livida
Palpasi
Leopod I : TFU = 3 jari bawh prosesus xipoideus (MD= 29)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
LeopoldIV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790gram
DJJ : + 155x/menit
17) Genetalia
a) Vagina
Oedema : Tidakada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Bekas episiotomy : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Chadwick : Tidak ada

b) Anus
Hemoroid : Tidak ada
18) Ekstremitas
a) Tangan
Kuku :Bersih
Oedema : Tidak ada
b) Kaki
Varises : Tidak ada
Oedema :Ada
Reflek patella : kanan/kiri +/+
25

19) Punggung
Lordosis : Ya
Kiposis :Tidak
Skoliosis : Tidak
Ketuk costo vertebra :Tidak
d. PEMERIKSAANPENUNJANG
HB : 11grm%
Golongan darah : O
Rhesus : +
2. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G1P0A0 hamil 34 minggu janin tunggal, hidup, intra uteri dengan penyakit
jantung.
Data Subjek :

a. Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertama dan tidak pernah keguguran
b. Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
c. Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri.
d. Ibu sering BAK
e. HPHT :09-10-2012
Data Objektif:
Keadaan umum ibu sulitbernafas
TTV:
a. TD : 160/110 mmHg
b. Nadi : 70 x/menit
c. Pernafasan : 12 x / menit
d. Suhu : 38 oC
Palpasi :
a. Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting. TFU = 3 jari dibawah
px MD = 29 cm
b. Leopold II : Teraba keras, memanjang seperti papan di sebelahkiri (Punggung kiri)
c. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Presentasikepala)
d. Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul(Divergen)
e. TBBJ : 2790gram
Auskultasi : + 155x/menit
26

Perkusi : Refleks Patella +/+ , Ketuk Costovertebra-/-


Masalah : Ibu mengeluh nyeri pada dada bagian kiri serta mengalami ketidak
mampuan melakukan aktifitas normal
Kebutuhan : KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakit jantung, Penatalaksanaan
penyakit jantung pada ibuhamil

3. Diagnosa Potensial
Pada ibu : Takikardi
Pada Janin : Gawat Janin, Prematuritas .
4. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter spesialis jantung untuk penanganan penyakit jantung.
5. Intervensi
a. Lakukan komunikasi interpersonal
b. Beritahu hasil pemeriksaan
c. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit jantung
d. Beritahu ibu tentang resiko kehamilan dengan penyakitjantung
e. Rujuk ibu ke rumahsakit
6. Implementasi
a. Melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu, agar tercipta suasana yangnyaman
serta untuk membina hubungan baik dan saling percaya antara ibu danbidan.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwaa keadaan ibu dan janin kurang baik. Tanda-
Tanda Vital:
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 12 x/menit
Suhu : 38 0 C
Palpasi :
Leopold I : TFU = 3 jari dibawah prosesus xipoideus (MD = 29 cm) Leopold II
: Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790gram
DJJ : + 155x/menit
c. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit
27

jantungdan apabila tidak segera ditangani akan mengganggu kesehatan ibu serta
janinnya. Riwayat penyakit jantung yang ibu miliki sangat berpengaruh pada
kehamilan ibu sekarang. Meningkatnya kebutuhan janin akan oksigen dan nutrisi
menyebabkan perubahan- perubahan yang umum terjadi dalam sistem peredaran
darah selama kehamilan seperti pengenceran darah, peningkatan volume darah,
mengakibatkan kerja jantung menjadi lebih berat, hal ini mampu memperburuk
kondisi penyakit jantung yang ibu derita sebelumhamil.
d. Memberitahu ibu tentang resiko yang akan terjadi pada kehamilan denganpenyakit
jantung seperti:
1) Dapat terjadi abortus
2) Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
3) Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badanrendah. Lahir dengan
apgar rendah atau lahirmati
4) IUFD : Kematian Janin dalamKandungan
e. Resiko ini terjadi akibat dari gangguan pada sirkulasi darah dari ibu ke janin.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis jantung supaya ibu
mendapatpengobatan sesuai dengan kriteria kelas penyakit jantung yang diderita
serta penatalaksanaan yang tepat sehingga tidak membahayakan kesehatan ibu
danjanin.

7. Evaluasi
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti penjelasan dan saran bidan
c. Ibu bersedia untuk periksa dengan dokter spesialis jantung

B. Askep Diabetes Mellitus Pada Kehamilan

“AsuhanKeperawatan pada IbuHamildengan Diabetes Melitus (DM)”


Pada Ny. S Umur 31 Tahun G2P1A0AH1 UmurKehamilan 30 minggu
Di BPM Haniyah, Sleman, Yogyakarta

1. Pengkajian
Identitas klien
Nama  : Ny ‘S’                                  
Umur                  : 31th                                                              
28

Suku/Bangsa      : Sumatera/Indonesia             
Agama                : Islam                                    
Pendidikan          : SMA                                    
Pekarjaan             : Pedagang                             
Alamat                 : Jl.Krapyak, Sleman              
No. Register         : 01042013
Dx. Medis             : DM
Tanggal masuk       : Minggu, 31 Maret 2013
Tanggal pengkajian   : Minggu, 31 Maret 2013
Identitas penanggung jawab:
Nama : Tn. ‘Z’
Umur  : 34th
Jenis kelamin  :laki-laki
Agama  : Islam
Pendidikan  : D3
Pekarjaan   :Karyawan swasta
Suku/Bangsa  : Jawa/Indonesia
Alamat  : Jl.Krapyak, Sleman
Hubungan dengan klien  : Suami
1. Data Subjektif
a. Alasan Datang/ Dirawat : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya.
b. Keluhan utama: Ibu mengeluh sering merasahaus, merasa lapar dan sering BAK
c. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti
PMS,HIV/AIDS,TBC,penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan
penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi. Dan Ibu mengatakan
dulu pernah melakukan operasi sesar.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah / sedang
menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung,
dan Hipertensi.
e. Riwayat Kehamilan Sekarang :
HPM           : 4-9-2012                    HPL    :  11-6-2013
29

ANC pertama umur kehamilan       :  6minggu


Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi    : 6 Minggu
Keluhan      :mual muntah
Komplikasi :  tidak ada
Terapi        :  belum diberikan
Trimester II
Frekuensi    :  2x
Keluhan      :pusing
Komplikasi : DMG
Terapi     : tablet Fe, Lico Calk,
Trimester III
Frekuensi    : 2x
Keluhan      :seringhaus, lapar, BAK
Komplikasi : DMG
Terapi                      : tablet fe
f. Imunisasi TT: 
1) TT 1 : TT Caten
2) TT 2 :tanggal 25 September 2007
3) TT 3 :tanggal 28 Oktober 2007
4) TT 4 :tanggal        
5) TT 5 :tanggal        
g. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari) Ibu mengatakan janinnya bergerak
lebih dari 10x sehari.
h. Aspekpsikologis
Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan kehamilan
sekarang
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan kehamilan
sekarang. Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan tetangga baik-baik
saja
i. Aspeksosial
30

Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti keluarganya bergantian


menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga
sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
j. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin
beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
g. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan trimester 1,2, dan 3.
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa persalinan.
Ibu mengatakan belum mengerti tentang masa nifas dan menyusui.
2. Data Objektif
Keadaan umum   :baik
Kesadaran    :composmentis
Status emosional :stabil
Tanda vital                  :
Tekanan darah : 120/80mmhg             
Nadi    : 72x/menit
Pernafasan    : 25x/menit                  
Suhu    : 36.50c
BB        : 68kg                          
TB       : 150cm
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala  : messocepal. Tidak ada benjolan, bersih, tidak berketombe
Wajah  :simetris, tidak ada odema, ada cloasma gravidarum
Telinga :simetris, terdapat lubang telinga
Mata  :simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidumg  :simetris, tidak polip, tidak ada secret
Mulut   :simetris, tidak labioskisis/palatoskisis, tidak karies gigi
Leher    :tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar parotis/limfe
Dada  :simetris, tidak retraksi dinding dada.
Payudara  :simetris, putting menonjol, colustrum(-), hyperpigmentasi
Abdomen : linea(+), striae(+), tfu 3 jari atas pusat.
a) Palpasi           
Leopold I : pada bagian fundus terababulat, lunak, dan tidak melenting yaitu bokong
31

Janin
Leopold II : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu punggung janin,
pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin.
Leopold IV  :Bagian terendah janin belum masuk PAP
b) Auskultasi
DJJ  : 144x/menit
Ekstremitas atas   :Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Ekstermitas bawah  :Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Genitalia luar   :bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan panggul    :tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang,Cek GDS = 220 mg/dl.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungandengan peningkatan kadar glukosa maternal,
perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
3. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah  Mempertahanka Timbang Penambahan berat
terhadap dilakukan n kadar gula berat badan adalah kunci
perubahan nutrisi tindakan darah puasa badan petunjuk untuk
kurang dari keperawatan antara 60-100 setiap memutuskan
kebutuhan nutrisi pasien mg/dl dan 2 jam kunjunga penyesuaian
berhubungan terpenuhi. sesudah makan n kebutuhan kalori.
dengan tidak lebih dari prenatal.
ketidakmampuan 140 mg/dl. Membantudalamme
mencerna dan Observasi ngevaluasipemaha
32

menggunakan masukank manpasiententangat


nutrisi kurang alori dan uran diet
tepat. polamaka
ndalam 24 Mual dan
jam. muntahdapatmenga
kibatkandefisiensik
Perhatika arbohidrat yang
nadanyam dapatmengakibatka
ual dan nmetabolismelemak
muntahkh dan terjadinya
ususnya ketosis.
pada
trimester Kebutuhan insulin
pertama. dapatdinilaiberdasar
kantemuanglukosad
Ajarkanpa arah serum secara
siententan periodic
gmetode
finger Pembagiandosis
stick insulin
untukme mempertimbangkan
mantaugl kebutuhan basal
ukosasend maternal dan
iri. rasiowaktumakan.
Diskusika .
ntentangd
osis
,jadwal
dan tipe
insulin.
2 Resiko cedera Setelah Pasien dapat Jelaskan Dengan
berhubungan dilakukan memverbalisasi pada meningkatnya
dengan tindakan pemahaman pasien, pengetahuan ibu,
hipoglikemia atau keperawatan mengenai suami suami dan keluarga
33

hiperglikemia tidak terjadi hipoglekemia atau kondisi hipoglikemi


resiko cedera. dan keluarga dan hiperglikemi
hiperglikemia mengenai dapat dicegah
termasuk sebab hipoglike sehingga dapat
dan tanda mia dan meminimalkan
gejalanya. hiperglike resikocedera.
mia
Pasien dapat termasuk Dimungkinkan jika
mengidentifikas penyyeba pada keadaan
i konsekuensi b dan hipoglikemia atau
potensial dari tanda hiperglikemi dapat
hiperglikemi gejalanya. dilakukan
dan penanganan cepat.
hipoglkemia Anjurkan
pada dirinya dan pasien Latihan fisik dan
janinnya. untuk kepatuhan diet dan
Hipoglikemia membawa stress sangat
dan insulin berpengaruh pada
hiperglikemia spuit, juga kondisi ibu maupun
dapat dicegah gula janin, maka dari itu
atau kerja- perlunya membatasi
diminimalkan. cepat saat kegiatan fisik yang
bepergian berlebih dan
jauh dari kepatuhan diet
rumah. sangat berperan
dalam menjaga
kondisi ibu dan
janin.
Diskusika
n
hubungan
latihan
fisik dan
diet dan
34

efek
keduanya
pada
stres.
3 Resiko Tinggi Setelah Menunjukan Observasi  Pengontrolan secara
cidera janin dilakukan reaksi Non  control ketat sebelum
berhubungan tindakan stress test dan diabetic konsepsi membantu
dengan keperawatan Oxytocin sebelum menurunkan resiko
peningkatan kadar tidak terjadi Challenge Test konsepsi. mortalitas janin dan
glukosa maternal, resiko cidera negative atau abnormal
perubahan pada janin. Construction Observasi  konginental.
sirkulasi. Stress Test gerakan
secara normal. janin dan Terjadiinsufisiensi
denyut plasenta dan ketosis
janin maternal mungkin
setiap secara negatif
kunjunga mempengaruhi
n. gerakan janin dan
denyut jantung
Observasi janin.
tinggi
fundus Untuk
uteri mengidentifikasi
setiap pola pertumbuhan
kunjunga abnormal
n. Aktifitas dan
pergerakan janin
Tinjau merupakan petanda
ulang baikdari kesehatan
prosedur janin.
dan
rasional  Tes serum albumin
untuk glikosilatmenunjuk
Non stress kanglikemialebihda
35

Test ribeberapahari.
setiap
minggu.
Observasi 
kadar
albumin
glikosilat
pada 6.     -  Insidenkerus
getasimin akan tuba neural
gguke 24 lebihbesar pada
sampaike ibudiabetikdari
28 pada non
khususny diabetikbilakontrols
a pada ebelumkehamilansu
ibudengan dahburuk.
resikoting 7.     
gi - Ultrasonografiber
manfaatdalammema
Dapatkan stikantanggalgestasi
kadar dan
serum alfa membantudalameva
fetoprotei luasiretardasipertu
n pada mbuhan intra uterin.
gestasimi
ngguke 14
sampaimi
ngguke
16.

Siapkan
untuk
ultrasono
grafi pada
gestasimi
36

ngguke 8,
12, 18,
28, 36
sampai
minggu
ke 38.

4 Resiko tinggi Setelah Kehamilan Tinjau Hiperglikemia


terhadap trauma, dilakukan cukupbulan. ulang maternal pada
gangguan tindakankepera Meningkatkan riwayat periode prenatal
pertukaran gas watan pasien keberhasilan pranatal meningkatkan
pada janin tidak mengalami kelahiran dari dan makrosomia,
berhubungan trauma dan bayi usiagestasi kontrol membuat janin
dengan ketidak gangguan yang tepat. maternal. berisiko terhadap
adekuatan kontrol pertukaran gas cedera kelahiran
diabetik maternal, pada janin. Bebascedera. Periksa karena distosia atau
makrosomnia atau adanya disporsiasefalopelvi
retardasi Menunjukkan glukosa s.
pertumbuhan intra kadar glukosa atau keton Kadar glukosa
uterin. normal, bebas dan maternal yang
tanda albumin tinggi pada
hipoglikemia dalam kelahiran
urin ibu meransang pancreas
dan janin,
pantau mengakibatkan
tekanan hiperinsulinemia.
darah.
Peningkatan
Observasi glukosa dan kadar
tanda keton menandakan
vital. ketoasidosis yang
dapat
Anjurkan mengakibatkan
posisi asidosis janin dan
37

rekumben potensial cedera


lateral susunan syaraf
selama pusat.
persalinan
. Peningkatan
infeksiasenden,
dapat
mengakibatkan
Tinjau sepsis neonatal.
hasil
tespranata Meningkatkan
lseperti perfusi plasenta dan
profilbio meningkatkan
fisikal, kesediaan
tesnon
stres dan Peningkatan
tess tres infeksiasenden,
kontraksi. dapat
mengakibatkan
Observasi sepsis neonatal.
frekuensi
denyut Meningkatkan
jantung perfusi plasenta dan
janin. meningkatkan
kesediaan oksigen
untuk janin.

Memberikan
informasi tentang
cadangan pada
plasenta untuk
oksigenasi janin
selama periode
intrapartal.
38

Tacikardi,
bradikardi atau
deselerasilambat
pada penurunanva
riabilitas
menandakan
kemungkinan
hipoksia janin.

D. Evaluasi

Diagnosa 1       : Resiko tinggi terhada pperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi
kurang tepat.
Evaluasi          : Pasien mampu mempertahankan nutrisi adekuat

Diagnosa 2      : Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia


Evaluasi          : Cidera tidak terjadi

Diagnosa 3     : Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.

Evaluasi         : Cidera terhadap janin tidak terjadi


Diagnosa 4    : Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin
berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetic,
maternal,makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
Evaluasi         : Trauma tidakter

C. Askep Ketuban Pecah Dini


Asuhan keperawatan ibu bersalin pada ny. T umur 26 th umur kehamilan 40
minggu  dengan KPD
Tanggal masuk                   : 9 September 2019  Jam: 01.00 WIB
39

Tanggal Pengkajian            : 9 September 2019  Jam: 11.20 WIB

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data Dasar
b. Biodata                        Ibu                             Suami
Nama                                 : Ny. T                                    Tn. P
Umur                                 : 26 tahun                                31 tahun
Pekerjaan                           : IRT                                       petani
Lama Perkawinan             : 5 tahun                                     5 tahun
Alamat : RT 10 Lopak Alai Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro Jambi.

b. Keluhan saat masuk RS
Pada tanggal 8 September 2019 jam 22.00 WIB Ibu mengatakan merasa kenceng-
kenceng serta mengeluarkan cairan dari jalan lahir    & mengatakan takut
menghadapi persalinan ini. Setelah itu ibu di bawa kerumah RSUD Abdul Manap
Jambi.
c. Keluhan saat di data
Ibu mengatakan nyeri saat timbul his, rasa mulas-mulas, rasa sakit pada daerah
pinggang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suami tidak pernah
mempunyai penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma,
Hipertensi) dan menahun (Jantung, Ginjal, Paru).
e. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar.
f. Riwayat menstruasi
Menarche                     : 14 tahun
Teratur/tidak                : teratur
Siklus                           : 28 hari
Banyaknya                  : 1 hari ganti pembalut 2-3 kali
Lama haid                   : 7 hari
g. Riwayat kehamilan
Hamil yang pertama.
40

h. Riwayat hamil ini


H.P.H.T                       : 12 Desember 2018
H.P.L                          : 17 September 2019
Umur Kehamilan         : 40 Minggu
i. Riwayat laktasi
Ibu mengatakan belum pernah menyusui sebelumnya.
j. Riwayat KB
Sebelum  hamil  ibu  tidak  KB  karena  ini  adalah  anak pertama rencananya
setelah  melahirkan   menggunakan KB suntik.

k. Riwayat Kebiasaan sehari-hari

NO POLA – POLA SEBELUM MASUK RS. SELAMA DI RS.


1. Pola Nutrisi
3 x sehari (porsi sedang, nasi, Belum makan
v  Makan
sayur, lauk, tempe, telur, apapun.
pindang)

v  Minum + 6 gelas / hari : air putih. Teh. minum secukupnya

2.  Pola Eliminasi


v  BAK 7-8 sehari warna kuning, bau 1x saat di lakukan
khas amoniak. pengkajian
v  BAB 2x sehari, warna kuning, lembek, Belum BAB
bau khas.
v  Tidur Malam tidur siang 8 jam Hanya tidur 6 jam
dan terkadang
terbangun
v  Tidur Siang tidur malam 1 jam Tidak bisa tidur
4.  Pola Personal Hygiene Mandi 2x sehari, gosok gigi, ganti Hanya di sibin oleh
baju 2x sehari. keluarganya
5.  Pola Aktivitas Pasien menjalankan pekerjaannya Klien hanya
sebagai ibu rumah tangga. berbaring di tempat
tidur
41

l. Riwayat  Psikosial
1) Pola Interaksi dan Komunikasi :Ibu merasa cemas dengan keadaan kandungannya
saat ini karena ini merupakan persalinan yang pertama.
2) Harapan suami dan keluarga terhadap persalinan : Suami dan keluarga
mengharapkan persalinannya lancar.
3) Pola Nilai dan Kepercayaan spiritual: Klien, Suami dan keluarga Selau berdoa agar
persalinannya lancar dan ketika klien sakit nyeri menyebut tuhannya.
4) Pola Pertahanan: Apabila sakit klien pergi ke Bidan atau Puskesmas.
5) Pengkajian Konsep Diri
Ideal diri : Klien adalah seorang wanita idealnya seorang wanita    memberikan
anak.
Harga diri   : Klien merasa bangga segera mempuyai anak.
Identitas diri : Klien adalah seorang istri dan ibu rumah tangga.
Peran diri    : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
m. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umun Klien
2) KU                       : baik               Kesadaran       : Compos Mentis
3) TTV: TD               : 110/90 mmHg           Suhu    : 360C

Nadi             : 86x/menit                  RR       : 22x/menit


4) TB                        : 150 cm
5) BB sekarang         : 57 kg
6) BB sblm hamil     : 45 kg
7) LILA                    : 25 cm
8) Pemeriksaan Fisik Kepala :
a) Rambut bersih, Lurus, hitam.
b) Muka  : muka tampak cemas, terdapat cloasma gravidanum.
c) Mata    : konjuntiva merah muda, Sclera Putih kanan/kiri fungsi      penglihatan
baik.
d) Telinga : tanpa ada kotoran/serumaen, pendengaran baik.
e) Mulut/ gigi/ gusi : bersih, mukosa bibir lembab, bibir merah muda,  geraham
sehat, gigi utuh
9) Pemeriksaan Leher : tidak ada pembesaran  kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan vena
jugularis
42

10) Pemeriksaan Dada  : ASI belum keluar, Aereola mamae Ada hyperpigmentasi


11) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
pembesaran sesuai usia kehamilan, ada linea nigra dan linea alba, abdomen tegang
Palpasi
TFU Mc Donald : 32 cm
Leopold I   : Pada bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II    : Pada sebelah kanan perut  ibu teraba tahanan keras
memanjang     seperti      papan (punggung). Pada sebelah kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
Leopold III          : Pada bagian bawah perut ibu terisi bulat, keras, melenting
( kepala).
Leopold IV          : Kepala sudah masuk PAP.
Auskultasi
DJJ 120 x/menit
12) Pemeriksaan genetalia dan anus    :
Genetalia      : bersih, tidak ada oedema atau varises, keluar ketuban (jenih).
Anus            : bersih, tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan integumen :   Warna kulit kuning langsat, kulit bersih, turgor
kulit baik, keluar keringat dingin.
13) Pemeriksaan ekstremitas   :
Ektremitas atas            :  kuku jari pendek, tangan kiri terpasang infus.
Ektremitas bawah       : bersih, dan varises.
2. Data Penunjang       
TGl                 :  9 september 2019   Jam: 10.00 WIB
Hb                   : 12,6 gr %
USG               : terlihat janin tunggal, IU

B. ANALISA DATA

NO DATA DASAR MASALAH PENYEBAB


1 Cemas kurang pengetahuan
v Ibu selalu menanyakan bagaimana tentang KPD
keadaan bayinya dan kapan lahir.
43

 
v ibu nampak putus asa.
Didapatkan TTV jam 11.00 WIB
ü  TD : 120/80 mmHg    
ü  Suhu : 36,50C
ü  Nadi : 88x/menit
ü  RR   : 22x/menit
2 DS :  Adanya kontraksi Gangguan rasa
v  Ibu mengatakan nyeri perut uterus / his nyaman nyeri
bagian          bawah yang menjalar ke
pinggang
DO :
v  Ibu nampak kesakitan saat timbul his
v  selalu memegangi perut ketika timbul
nyeri
TFU : 32 cm
Kontraksi  : 2x/10menit Lama 20-40
detik, sedang
ü  TD : 120/80 mmHg    
ü  Suhu : 36,50C
ü  Nadi : 88x/menit
ü  RR   : 22x/menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa I : Cemas (Ansietas) behubungan dengan kurang pengetahuan tentang
KPD
Tujuan     :  Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria   :  -  Klien tampak tenang.
        -  Tanda-tanda vital. TD : 110/80 mmHg, Suhu : 360C, Nadi : 80x/menit,
RR   : 20x/menit
Intervensi :
1) Berikan penjelasan kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya
44

Rasional: Pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu dapat kooperatif terhudap


tindakan petugas
2) Berikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah selesai di lakukan.
Rasional: dapat mengurangi rasa cemas.
3) Berikan motivasi pada ibu.
Rasional:   Ibu akan lebih yakin dan pasti dalam menghadapi persalinan.

4) Observasi tanda-tanda vital.


Rasional: Dengan tanda-tanda vital bisa mengetahui kondisi ibu.
5) Anjurkan ibu untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan
Rasional:   Dengan berdoa ibu akan lebih tenang dan memberikan kenyamanan
secara psikologis kepada ibu.

Diagnosa II:  Gannguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontraksi uterus  
/his.
Tujuan     :  Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria   :  Ibu dapat melaksanakan teknik relaksasi dengan benar.
Intervensi   :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri dalam proses persalinan.
Rasional:   Dengan penjelasan, ibu dapat mengerti tentang keadaannya
2) Anjurkan pasien miring kekiri.
Rasional: aktivitas bertahap untuk mencegah terjadinya kontraktur.
3) Ajarkan Ibu tentang teknik relaksasi dengan tarik nafas panjang.
Rasional: mengurangi rasa nyeri.
4) Anjurkan  gosokan pada punggung.
Rasional:  Gosokkan pada punggung dapat melancarkan sirkulasi darah.
5) Observasi tetesan infus.
Rasional:  Setiap tetesan infuse mempengaruhi kontraksi uterus.

D. Implementasi
Diagnosa I : Cemas (Ansietas) berhubungan dengan  kurang pengetahuan tengang
KPD.
Tanggal 19   September 2019 jam 11.20 WIB
Implementasi:
45

1) Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaanya.


Respon: Klien mengerti dan bisa lebih tenang dari sebelumnya.
2) Menganjurkan ibu untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Respon: Klien mengerti dan melakukan pada setiap nyeri dan lebih tenang.
3) Mengobservasi TTV setiap 2 jam.
Respon: Didapatkan hasil:
4) Tanda-tanda vital jam 12.10 WIB
5) TD       : 100/80 mmHg , Nadi : 85 x/menit,Suhu    : 360C,RR   : 20x/menit

Diagnosa II : Gannguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus/his.


Tanggal 09 September 2019 jam 11.20 WIB
Mplementasi:
1) Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri dalam proses persalinan.
Respon: Ibu memahami dan ibu bisa beradaptasi dengan nyeri.
2) Menganjurkan gosokan pada punggung untuk mengurangi rasa nyeri/memberikan
rasa nyaman.
Respon/ Ibu kooperataif dan juga di bantu oleh suaminya.
3) Mengobservasi tetesan infuse setiap 15 menit.
Respon: Hasil jam 11.30 WIB, 16 tetes/menit

E. Evaluasi
Tanggal 09 September 2019 jam 11.30
S    :  Ibu mengatakan cemas agak berkurang setelah mendapat informasi dari bidan.
O    :  Ibu tampak tenang, TTV: TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36°CR : 18 x/menit
A    :  Cemas teratasi
P    :  
1. Mengobservasi TTV dan DJJ.      
2. Memantau keadaan ibu dan janin.
3. Memantau kemajuan persalinan.
4. Mengobservasi tetesan infus.

Tanggal 09 September 2019 jam 11.30


S    : 
1. Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng.
2. Pinggang terasa nyeri.
46

O   : 
1. Ibu tampak meringis saat ada his.
2. Ibu tampak mebolak-balikkan badan.
3. kontraksi   : 2x/10menit Lama 20-40 detik, sedang.
4. DJJ : (120 x/menit) teratur dan kuat.

A   :   teratasi sebagian.
P    :   -  Memberitahu hasil pemeriksaan
 -  Mengobservasi his, DJJ, vital sign tiap 4 jam.
         -  Mengobservasi kemajuan persalinan
-  Melakukan massase ringan pada punggung.
-  Menganjurkan ibu, suami, serta keluarga untuk selalu berdoa.
47
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada sistem reproduksi terdapat masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi


penyulit dalam persalinan, antara lain adalah kelainan letak kehamilan, kehamilan ganda,
hiperemesis gravidarum dan termasuk ketuban pecah dini. Salah satu dari masalah reproduksi
yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD).
Yang sampai saat ini masih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang mana kejadian
tersebut mendekati 10% dari semua persalinan. Kehamilan dengan penyakit jantung
membutuhkan upaya tim untuk menanganinya. Diagnosis dan penanganan pada kejadian ini
membutuhkan pemahaman mengenai fisiologi kardiovaskuler selama kehamilan, kelahiran,
dan masa nifas. Penyakit jantung pada ibu, baik bawaan atau didapat merupakan salah satu
faktor risiko kematian ibu dan bayi.
Diabetes merupakan suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana
tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya
hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter glukosa. Adapun penanganan
diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2
nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko
mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.

B. Saran
Kelompok mengharapkan makalah ini bisa menambah ilmu dan wawasan pembaca
tentang asuhan keperawatan pada penyakit jantung dalam kehamilan, Diabetes Mellitus pada
kehamilan dan ketuban pecah dini. Semoga makalah ini juga bisa dijadikan untuk bahan
resfensi perkuliahan keperawatan maternita.

48
DAFTAR PUSTAKA

Artoni F, Sedyawan J. Kelainan jantung pada kehamilan dan persalinan tahun 2001 di
RSCM. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII POGI; 2002; Malang;2002.

Asrining, Surasmi., Handayani, Siti., Kusuma,Nur,.(2003), Perawatan Bayi Risiko Tinggi.


Jakarta : EGC

Cunningham F, MacDonald P, Gant N, Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea. Cardiovascular


diseases. In: Williams obstetrics. 21 st ed. New York: McGraw Hill; 2001. p.1181-
203Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC

Easterling TR, Otto C. Heart disease. In: Gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem
pregnancies. 4 th ed. London: Churchill Livingstone Inc; 2002. p.1005-30.
International, NANDA.(2012).Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif.(2008).Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta : Media


Aesculapius

Ratnadewi N, Suardi A. Tinjauan kasus penyakit jantung dalam kehamilan di RSU


Dr.Hasan Sadikin selama 5 tahun (1994-1998). Maj Obstet Ginekol Indones 2000;24
(1):37 -42.
Saifuddin, A.B.(2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: YBP-SP

Saifudin, A.B. SPOG, MPHD (2003).Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material
& Neonatal. Jakarta : EGC.
.

Anda mungkin juga menyukai