DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga
kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Penyakit Jantung Dalam Kehamilan, Dm Pada Kehamilan Dan Ketuban Pecah
Dini(KPD)” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas pada prodi profesi Ners di Poltekkes Kemenkes
Jambi
Kelompok merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kelompok mohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kelompok berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kelompok , sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kelompok berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kelompok maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP..........................................................................................46
A. Kesimpulan...........................................................................................46
B. Saran.....................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan merupakan
penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang. Kehamilan dengan
penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk menanganinya. Diagnosis dan penanganan
pada kejadian ini membutuhkan pemahaman mengenai fisiologi kardiovaskuler selama
kehamilan, kelahiran, dan masa nifas. Penyakit jantung pada ibu, baik bawaan atau didapat
merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan bayi.
Diabetes merupakan suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana
tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya
hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter glukosa. Adapun penanganan
diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2
nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko
mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani
pemeriksaan untuk men-screening diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang
usianya diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes dalam
keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering. Ibu hamil yang
sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk menderita
diabetes melitus gestasional pada masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi
sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan pemeriksaan teratur guna
mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur
mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus
pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan
pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
Pada sistem reproduksi terdapat masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi penyulit
dalam persalinan, antara lain adalah kelainan letak kehamilan, kehamilan ganda, hiperemesis
gravidarum dan termasuk ketuban pecah dini. Salah satu dari masalah reproduksi yang dapat
berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD). Yang
1
2
sampai saat ini masih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang mana kejadian
tersebut mendekati 10% dari semua persalinan.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, memperkirakan angka
kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan
28%, ketuban pecah dini 20%, eklampsia 12%, abortus 13%, partus lama 18%, dan penyebab
lainnya 2%.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan.
B. Rumusan Masalah
“ Bagaimana Konsep Penyakit Jantung dalam Kehamilan, Diabetes Mellitus pada
Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini”
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami konsep Penyakit jantung dalam kehamilan
2. Mampu memahami konsep Diabetes mellitus pada kehamilan
3. Mampu memahami konsep Ketuban pecah dini
4. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus penyakit jantung dalam
kehamilan
5. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus diabetes mellitus pada
kehamilan
6. Mampu memberikan Asuhan keperawatan dengan kasus ketuban pecah dini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung selama
kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas berat
baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop (kehilangan kesadaran
karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat
merasa lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik dapat
berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi vena jugular,
pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran jantung, denyut jantung
terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu
lambat (palpitasi) dan edema perifer pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh.
(Manuaba, 2000)
4. Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir
separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada
pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi
sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada
tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi
sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan
diastolic akibat meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum
pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga
saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada
sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban
hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah
jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno,
Kenneth J, 2009).
4
Pathway
Perubahan kardiovaskuler pada kehamilan
edema
gangguan pertukaran gas
kelebihan volume
cairan
5. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada
derajat fungsinya
a. Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa secara
berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja
jantung.
b. Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28 – 36 minggu
c. Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak
kehamilam 28 – 30 minggu
d. Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dnegan
kardiologi
5
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan
ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra indikasi
untuk hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan
dengan mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi
sama dnegan wanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary
bypasss support harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,
turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan
0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg
intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian
propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi
110 kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasien
hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi
uretra, atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis
untuk mengatasi partus premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit
jantung yang jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena
dengan dosis tinggi mungkin terjadi keracunan jantung.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita
diabetes melitus pada umumnya, yaitu :
a. Poliuria (banyak kencing)
b. Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
c. Pusing, mual dan muntah
d. Obesitas, TFU > normal
e. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
f. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
g. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
h. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
i. gula darah sewaktu > 200 mg/dl
j. Gula darah puasa > 126 mg/dl
4. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai
7
janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian
kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain
seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan
maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara
fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen
ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan
produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia
atau diabetes kehamilan.
5. Penatalaksanaan
pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk mencapai
3 maksud utama, yaitu:
a. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
b. Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
c. Mengoptimalkan gestasi.
Penanganan pada penderita DM meliputi:
a. Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya
bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet
yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine
dan darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet
dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr.
Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
b. Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita
tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula
dalam darahnya.
c. Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan kadar
darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan salah
satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula
darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi
dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak
8
seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang
merugikan bagi janin yang dikandung.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti
bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin
yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk
10
sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi
4. Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada daerah
tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini sangat erat
kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi
atau rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah
lapisan kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau
trofoblas.
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertantu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan. Perubahan struktur,
jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan
menyebabkan selaput ketuban pecah. Pada daerah di sekitar pecahnya selaput ketuban
diidentifikasi sebagai suatu zona “restriced zone of exteme altered morphologi
(ZAM)”
Menurut Taylor (2009),ketuban pecah dini ada hubungannya dengan hal-hal
berikut:
a. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
b. Penyakit-penyakit seperti pieronetritis, sistitis,servisitis terdapat bersama-sama
dengan hipermotilitas Rahim
c. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
d. Infeksi (amniotitis atau korioamnionitis)
e. Faktor-faktor lain yang menyerupai predisposisi ialah: multipara-malposisi
disproprosi servik incompeten
f. Ketuban pecah dini artitisial (amniotomi)dimana ketuban pecah terlalu dini
5. Penatalaksanaan
a. Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitis janin, dan persalinan prematuritas
11
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
d. Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin
cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan
kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
e. Menghadapi KPD, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat
pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan
untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
f. Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
g. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi,
DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban yang keluar
pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan
kepada klien
d) Riwayat psikososial
Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat
badan yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah.
12
3) Pola-pola fungsi kesehatan
a) pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
d) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut untuk melakukan BAB.
e) Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
f) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
g) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
h) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri
13
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri
antara lain dan body image dan ideal diri
j) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan
terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total setelah partus
sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya
cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid, karena adanya
proses menerang yang salah.
c) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kuning.
d) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
e) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung
f) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mamae
dan papila mamae.
g) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h) Genitaliua
14
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
i) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
j) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
k) Muskulis skeleta
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya luka
episiotomi.
l) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
b. Diagnose keperawatan
c. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
15
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda- 1. Untuk
berhubungan keperawatan selama 3×24 tanda infeksi mengetahui
dengan jam diharapkan pasien 2. Pantau tanda-tanda
ketuban pecah tidak menunjukan tanda- keadaan umum infeksi yang
dini tanda infeksi dengan pasien muncul
kriteria hasil : 3. Bina 2. Untuk melihat
hubungan saling perkembangan
1. Tanda-tanda infeksi
percaya melalui kesehatan
tidak tidak ada.
komunikasi pasien
2. Tidak ada lagi cairan
terapeutik 3. Untuk
ketuban yang keluar dari
4. Berikan memudahkan
pervaginaan.
lingkungan yang perawat
3. DJJ normal
nyaman untuk melakukan
4. Leukosit kembali
pasien tindakan
normal
5. Kolaborasi 4. Agar istirahat
5. Suhu tubuh normal
dengan dokter pasien
(36,5-37,5ºC)
untuk terpenuhi
memberikan 5. Untuk proses
obat antiseptik penyembuhan
sesuai terapi pasien
16
berkurang dan batasi nyeri yang
pengunjung dirasakan
pasien
4. Untuk
memberikan
rasa nyaman
5. Untuk
mengurangi
tingkat stress
pasien dan
pasien dapat
beristirahat
17
berhubungan keperawatan selama 3×24 tingkat tingkatan
dengan
jam di harapkan ansietas kecemasan kecemasan
persalinan
premature dan pasien teratasi dengan pasien yang dialami
neonatus
kriteria hasil : 2. Dorong pasien
berpotensi
lahir premature pasien untuk 2. Untuk
1. Pasien tidak cemas lagi
istirahat total mempercepat
2. Pasien sudah mengetahui
3. Berikan proses
tentang penyakit
suasana yang penyembuhan
tenang dan 3. Untuk
ajarkan memberikan
keluarga untuk rasa nyaman
memberikan dan
dukungan menurunkan
emosional kecemasan
pasien. pasien
d. Implementasi
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
18
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.
Menurut Rohman dan Walid (2009), evaluasi keperawatan ada 2 yaitu:
1. Evaluasi proses (formatif) yaitu valuasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.
Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang
telah ditentukan tercapai.
2. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan
keperawatan secara paripurna.Berorientasi pada masalah keperawatan dan
menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan.Rekapitulasi dan kesimpulan
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
19
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Jantung Pada Ny.Y
27 Tahun G1p0a0, Usia Kehamilan 34 Minggu
Di BPS Midwifery Palangkaraya
1. Pengkajian data
a. Identitas
1) Nama ibu : Ny. Yayah Rohayah
2) Umur : 27 thn
3) Suku/Bangsa : Indonesia Agama :Islam
4) Pendidikan : SMA
5) Pekarjaan :Karyawati
6) Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT01/02
7) Nama suami : Tn. Udin
8) Umur : 30 thn
9) Suku/Bangsa : Indonesia Agama :Islam
10) Pendidikan : SMA
11) Pekarjaan : PNS
12) Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT 01
b. Anamnesa
1) Kunjungan ke VI
2) Alasankunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakankehamilannya
3) Keluhanutama :
a) Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
b) Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri pada daerah dada bagiankiri.
c) Ibu seringBAK.
4) RiwayatPsikososial
a) Kehamilan ini :( √ )Direncanakan ( ) Tidak di rencanakan
20
21
f) Perilaku kesehatan : Baik, ibu tidak merokok, tidak minum alkohol dan
tidak mengkonsumsi obat obatan
g) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ( √)Suami ( )Keluarga
5) Riwayat Obstetri
a) Riwayat haid
Menarche :15 thn Teratur/tidak: Teratur
Siklus :25 hari
Lamanya: 5-6 hari Banyaknya: 60 cc
Sifat darah :Khas
6) Riwayatkehamilan
HPHT :09-10-2012
TP :16-07-2013
Keluhan : Trimester I : ANC 1 kali, di Puskesmas, Keluhan sering BAK dan
mual
Trimester II : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan tidakada
TrimesterIII : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan kelelahan, sering
pusing, kaki Kadang bengkak.
Pergerakan anak pertama kali dirasakan hamil 16minggu
Pergerakan dalam24jam ( ) <10kali ( √ ) 10 s.d 20 kali ( ) > 20kali
Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dgfrekuensi ( ) < 15detik ( ) > 15detik
Bila ada keluhan yang dirasakan : Tidak ada
7) Riwayat kehamilan
persalinan dan nifas yang lalu Tidakada
8) RiwayatKB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi
9) Riwayat kesehatan
Penyakit kronik yang pernah diderita atau keturunan : Ibu pernah menderita penyakit
22
Jantung
Keturunan kembar :ada
10) Riwayatkebiasaan
Pola nutrisi : Makan 3 x/hr, dg porsi lebih banyak, menu bervariasi Minum 7-8
gelas/hari
Pola eliminasi : BAB 1 x/hr, warna kuning kecoklatan, konsitensi lembek BAK 5-6
x/hr, warna jernih kekuningan, nyeri saat BAK tidak ada
Pola tidur dan istirahat: Ibu mengatakan istirahat baring/tidur siang sekitar 1 jam/hari
Tidur malam 8 jam (pukul 21.00-05.00 WIB)
Personal hygiene: Mandi 2 x/hr, keramas 1 x 2 hari, gosok gigi 2 x/hr Ganti pakaian
dalam 3x/hr atau bila terasa lembab
Pola latihan dan aktifitas sehari-hari: Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan
senam hamil dan jalan jalan pagi
Pola seksual : Sesuai Kebutuhan
Imunisasi TT : ( ) Belum ( √ ) sudah 2x Tgl: I: 09/04/2013 II :09/05/2013
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : sulit bernafas2.
2) Tanda vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 12 x /menit
Suhu : 38 oC
8) Muka
Oedema : Tidakada
Pucat :Ya
Closma gravidarum : Ada
9) Mata
Conjungtiva : Sedikitpucat
Skelera : Putih
Penglihatan :Baik
10) Mulut
Gigi :Bersih
Gusi : Tidak mudah berdarah
Mukosabibir :Lembab
11) Telinga
Pengeluaran : Tidak ada
Pendengaran :Baik
12) Hidung
Pengeluaran : Tidak ada
Penciuman :Baik
13) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelejar limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidakada
14) Dada
Simetris : Ya
Pergerakandada : Tidak teratur
15) Mammae
Simetris : Ya
Benjolan : Tidak ada
Hiper pigmentasi areola : Ada
Bentukpayudara :Bulat
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada colostrums
24
16) Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Warna : Sesuai warna kulitibu
Bekas luka : Tidak ada
Linea :Nigra
Striae :Livida
Palpasi
Leopod I : TFU = 3 jari bawh prosesus xipoideus (MD= 29)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
LeopoldIV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790gram
DJJ : + 155x/menit
17) Genetalia
a) Vagina
Oedema : Tidakada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Bekas episiotomy : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Chadwick : Tidak ada
b) Anus
Hemoroid : Tidak ada
18) Ekstremitas
a) Tangan
Kuku :Bersih
Oedema : Tidak ada
b) Kaki
Varises : Tidak ada
Oedema :Ada
Reflek patella : kanan/kiri +/+
25
19) Punggung
Lordosis : Ya
Kiposis :Tidak
Skoliosis : Tidak
Ketuk costo vertebra :Tidak
d. PEMERIKSAANPENUNJANG
HB : 11grm%
Golongan darah : O
Rhesus : +
2. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G1P0A0 hamil 34 minggu janin tunggal, hidup, intra uteri dengan penyakit
jantung.
Data Subjek :
a. Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertama dan tidak pernah keguguran
b. Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
c. Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri.
d. Ibu sering BAK
e. HPHT :09-10-2012
Data Objektif:
Keadaan umum ibu sulitbernafas
TTV:
a. TD : 160/110 mmHg
b. Nadi : 70 x/menit
c. Pernafasan : 12 x / menit
d. Suhu : 38 oC
Palpasi :
a. Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting. TFU = 3 jari dibawah
px MD = 29 cm
b. Leopold II : Teraba keras, memanjang seperti papan di sebelahkiri (Punggung kiri)
c. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Presentasikepala)
d. Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul(Divergen)
e. TBBJ : 2790gram
Auskultasi : + 155x/menit
26
3. Diagnosa Potensial
Pada ibu : Takikardi
Pada Janin : Gawat Janin, Prematuritas .
4. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter spesialis jantung untuk penanganan penyakit jantung.
5. Intervensi
a. Lakukan komunikasi interpersonal
b. Beritahu hasil pemeriksaan
c. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit jantung
d. Beritahu ibu tentang resiko kehamilan dengan penyakitjantung
e. Rujuk ibu ke rumahsakit
6. Implementasi
a. Melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu, agar tercipta suasana yangnyaman
serta untuk membina hubungan baik dan saling percaya antara ibu danbidan.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwaa keadaan ibu dan janin kurang baik. Tanda-
Tanda Vital:
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 12 x/menit
Suhu : 38 0 C
Palpasi :
Leopold I : TFU = 3 jari dibawah prosesus xipoideus (MD = 29 cm) Leopold II
: Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790gram
DJJ : + 155x/menit
c. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit
27
jantungdan apabila tidak segera ditangani akan mengganggu kesehatan ibu serta
janinnya. Riwayat penyakit jantung yang ibu miliki sangat berpengaruh pada
kehamilan ibu sekarang. Meningkatnya kebutuhan janin akan oksigen dan nutrisi
menyebabkan perubahan- perubahan yang umum terjadi dalam sistem peredaran
darah selama kehamilan seperti pengenceran darah, peningkatan volume darah,
mengakibatkan kerja jantung menjadi lebih berat, hal ini mampu memperburuk
kondisi penyakit jantung yang ibu derita sebelumhamil.
d. Memberitahu ibu tentang resiko yang akan terjadi pada kehamilan denganpenyakit
jantung seperti:
1) Dapat terjadi abortus
2) Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
3) Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badanrendah. Lahir dengan
apgar rendah atau lahirmati
4) IUFD : Kematian Janin dalamKandungan
e. Resiko ini terjadi akibat dari gangguan pada sirkulasi darah dari ibu ke janin.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis jantung supaya ibu
mendapatpengobatan sesuai dengan kriteria kelas penyakit jantung yang diderita
serta penatalaksanaan yang tepat sehingga tidak membahayakan kesehatan ibu
danjanin.
7. Evaluasi
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti penjelasan dan saran bidan
c. Ibu bersedia untuk periksa dengan dokter spesialis jantung
1. Pengkajian
Identitas klien
Nama : Ny ‘S’
Umur : 31th
28
Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekarjaan : Pedagang
Alamat : Jl.Krapyak, Sleman
No. Register : 01042013
Dx. Medis : DM
Tanggal masuk : Minggu, 31 Maret 2013
Tanggal pengkajian : Minggu, 31 Maret 2013
Identitas penanggung jawab:
Nama : Tn. ‘Z’
Umur : 34th
Jenis kelamin :laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekarjaan :Karyawan swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl.Krapyak, Sleman
Hubungan dengan klien : Suami
1. Data Subjektif
a. Alasan Datang/ Dirawat : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya.
b. Keluhan utama: Ibu mengeluh sering merasahaus, merasa lapar dan sering BAK
c. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti
PMS,HIV/AIDS,TBC,penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan
penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi. Dan Ibu mengatakan
dulu pernah melakukan operasi sesar.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah / sedang
menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung,
dan Hipertensi.
e. Riwayat Kehamilan Sekarang :
HPM : 4-9-2012 HPL : 11-6-2013
29
Janin
Leopold II : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu punggung janin,
pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin.
Leopold IV :Bagian terendah janin belum masuk PAP
b) Auskultasi
DJJ : 144x/menit
Ekstremitas atas :Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Ekstermitas bawah :Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Genitalia luar :bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan panggul :tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang,Cek GDS = 220 mg/dl.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungandengan peningkatan kadar glukosa maternal,
perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
3. Intervensi
efek
keduanya
pada
stres.
3 Resiko Tinggi Setelah Menunjukan Observasi Pengontrolan secara
cidera janin dilakukan reaksi Non control ketat sebelum
berhubungan tindakan stress test dan diabetic konsepsi membantu
dengan keperawatan Oxytocin sebelum menurunkan resiko
peningkatan kadar tidak terjadi Challenge Test konsepsi. mortalitas janin dan
glukosa maternal, resiko cidera negative atau abnormal
perubahan pada janin. Construction Observasi konginental.
sirkulasi. Stress Test gerakan
secara normal. janin dan Terjadiinsufisiensi
denyut plasenta dan ketosis
janin maternal mungkin
setiap secara negatif
kunjunga mempengaruhi
n. gerakan janin dan
denyut jantung
Observasi janin.
tinggi
fundus Untuk
uteri mengidentifikasi
setiap pola pertumbuhan
kunjunga abnormal
n. Aktifitas dan
pergerakan janin
Tinjau merupakan petanda
ulang baikdari kesehatan
prosedur janin.
dan
rasional Tes serum albumin
untuk glikosilatmenunjuk
Non stress kanglikemialebihda
35
Test ribeberapahari.
setiap
minggu.
Observasi
kadar
albumin
glikosilat
pada 6. - Insidenkerus
getasimin akan tuba neural
gguke 24 lebihbesar pada
sampaike ibudiabetikdari
28 pada non
khususny diabetikbilakontrols
a pada ebelumkehamilansu
ibudengan dahburuk.
resikoting 7.
gi - Ultrasonografiber
manfaatdalammema
Dapatkan stikantanggalgestasi
kadar dan
serum alfa membantudalameva
fetoprotei luasiretardasipertu
n pada mbuhan intra uterin.
gestasimi
ngguke 14
sampaimi
ngguke
16.
Siapkan
untuk
ultrasono
grafi pada
gestasimi
36
ngguke 8,
12, 18,
28, 36
sampai
minggu
ke 38.
Memberikan
informasi tentang
cadangan pada
plasenta untuk
oksigenasi janin
selama periode
intrapartal.
38
Tacikardi,
bradikardi atau
deselerasilambat
pada penurunanva
riabilitas
menandakan
kemungkinan
hipoksia janin.
D. Evaluasi
Diagnosa 3 : Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data Dasar
b. Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. T Tn. P
Umur : 26 tahun 31 tahun
Pekerjaan : IRT petani
Lama Perkawinan : 5 tahun 5 tahun
Alamat : RT 10 Lopak Alai Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro Jambi.
b. Keluhan saat masuk RS
Pada tanggal 8 September 2019 jam 22.00 WIB Ibu mengatakan merasa kenceng-
kenceng serta mengeluarkan cairan dari jalan lahir & mengatakan takut
menghadapi persalinan ini. Setelah itu ibu di bawa kerumah RSUD Abdul Manap
Jambi.
c. Keluhan saat di data
Ibu mengatakan nyeri saat timbul his, rasa mulas-mulas, rasa sakit pada daerah
pinggang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suami tidak pernah
mempunyai penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma,
Hipertensi) dan menahun (Jantung, Ginjal, Paru).
e. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar.
f. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Teratur/tidak : teratur
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 1 hari ganti pembalut 2-3 kali
Lama haid : 7 hari
g. Riwayat kehamilan
Hamil yang pertama.
40
l. Riwayat Psikosial
1) Pola Interaksi dan Komunikasi :Ibu merasa cemas dengan keadaan kandungannya
saat ini karena ini merupakan persalinan yang pertama.
2) Harapan suami dan keluarga terhadap persalinan : Suami dan keluarga
mengharapkan persalinannya lancar.
3) Pola Nilai dan Kepercayaan spiritual: Klien, Suami dan keluarga Selau berdoa agar
persalinannya lancar dan ketika klien sakit nyeri menyebut tuhannya.
4) Pola Pertahanan: Apabila sakit klien pergi ke Bidan atau Puskesmas.
5) Pengkajian Konsep Diri
Ideal diri : Klien adalah seorang wanita idealnya seorang wanita memberikan
anak.
Harga diri : Klien merasa bangga segera mempuyai anak.
Identitas diri : Klien adalah seorang istri dan ibu rumah tangga.
Peran diri : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
m. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umun Klien
2) KU : baik Kesadaran : Compos Mentis
3) TTV: TD : 110/90 mmHg Suhu : 360C
B. ANALISA DATA
v ibu nampak putus asa.
Didapatkan TTV jam 11.00 WIB
ü TD : 120/80 mmHg
ü Suhu : 36,50C
ü Nadi : 88x/menit
ü RR : 22x/menit
2 DS : Adanya kontraksi Gangguan rasa
v Ibu mengatakan nyeri perut uterus / his nyaman nyeri
bagian bawah yang menjalar ke
pinggang
DO :
v Ibu nampak kesakitan saat timbul his
v selalu memegangi perut ketika timbul
nyeri
TFU : 32 cm
Kontraksi : 2x/10menit Lama 20-40
detik, sedang
ü TD : 120/80 mmHg
ü Suhu : 36,50C
ü Nadi : 88x/menit
ü RR : 22x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa I : Cemas (Ansietas) behubungan dengan kurang pengetahuan tentang
KPD
Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria : - Klien tampak tenang.
- Tanda-tanda vital. TD : 110/80 mmHg, Suhu : 360C, Nadi : 80x/menit,
RR : 20x/menit
Intervensi :
1) Berikan penjelasan kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya
44
Diagnosa II: Gannguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontraksi uterus
/his.
Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria : Ibu dapat melaksanakan teknik relaksasi dengan benar.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri dalam proses persalinan.
Rasional: Dengan penjelasan, ibu dapat mengerti tentang keadaannya
2) Anjurkan pasien miring kekiri.
Rasional: aktivitas bertahap untuk mencegah terjadinya kontraktur.
3) Ajarkan Ibu tentang teknik relaksasi dengan tarik nafas panjang.
Rasional: mengurangi rasa nyeri.
4) Anjurkan gosokan pada punggung.
Rasional: Gosokkan pada punggung dapat melancarkan sirkulasi darah.
5) Observasi tetesan infus.
Rasional: Setiap tetesan infuse mempengaruhi kontraksi uterus.
D. Implementasi
Diagnosa I : Cemas (Ansietas) berhubungan dengan kurang pengetahuan tengang
KPD.
Tanggal 19 September 2019 jam 11.20 WIB
Implementasi:
45
E. Evaluasi
Tanggal 09 September 2019 jam 11.30
S : Ibu mengatakan cemas agak berkurang setelah mendapat informasi dari bidan.
O : Ibu tampak tenang, TTV: TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36°CR : 18 x/menit
A : Cemas teratasi
P :
1. Mengobservasi TTV dan DJJ.
2. Memantau keadaan ibu dan janin.
3. Memantau kemajuan persalinan.
4. Mengobservasi tetesan infus.
O :
1. Ibu tampak meringis saat ada his.
2. Ibu tampak mebolak-balikkan badan.
3. kontraksi : 2x/10menit Lama 20-40 detik, sedang.
4. DJJ : (120 x/menit) teratur dan kuat.
A : teratasi sebagian.
P : - Memberitahu hasil pemeriksaan
- Mengobservasi his, DJJ, vital sign tiap 4 jam.
- Mengobservasi kemajuan persalinan
- Melakukan massase ringan pada punggung.
- Menganjurkan ibu, suami, serta keluarga untuk selalu berdoa.
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kelompok mengharapkan makalah ini bisa menambah ilmu dan wawasan pembaca
tentang asuhan keperawatan pada penyakit jantung dalam kehamilan, Diabetes Mellitus pada
kehamilan dan ketuban pecah dini. Semoga makalah ini juga bisa dijadikan untuk bahan
resfensi perkuliahan keperawatan maternita.
48
DAFTAR PUSTAKA
Artoni F, Sedyawan J. Kelainan jantung pada kehamilan dan persalinan tahun 2001 di
RSCM. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII POGI; 2002; Malang;2002.
Easterling TR, Otto C. Heart disease. In: Gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem
pregnancies. 4 th ed. London: Churchill Livingstone Inc; 2002. p.1005-30.
International, NANDA.(2012).Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC
Saifudin, A.B. SPOG, MPHD (2003).Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material
& Neonatal. Jakarta : EGC.
.