(JANTUNG)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
1.
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan penyertaan-Nya penulis boleh menyelesaikan penulisan buku kedokteran ini
dengan judul “Penyakit Jantung pada Kehamilan”.
Berbagai perubahan fisiologi pada kehamilan, pemeriksaan jantung pada
kehamilan, penyakit jantung, epidemologi, kegawatdaruratan jantung, farmakologi,
kontrasepsi, konseling, perawatan obstetrik dan berbagai hal yang berhubungan
kehamilan menjadi bahasan utama pada buku ini. Selain beberapa hal tersebut,
buku ini juga menjelaskan tanda- tanda normal pada kehamilan dan juga tanda-
tanda patologis. Buku ini memberi gambaran komprehensif hal-hal yang diperlukan
dan harus dilakukan pada wanita hamil ataupun wanita yang ingin hamil.
Buku referensi ini disajikan sesederhana mungkin dengan harapan pembaca
dapat dengan mudah mengingat bahkan memahami hal-hal yang berhubungan
dengan penyakit jantung pada kehamilan.
Tidak lupa, penulis sampaikan banyak terima kasih kepada tim saya yang
terlibat aktif dalam pembuatan buku ini.
Kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan buku ini sangat
diperlukan. Akhirnya penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya, terutama dapat memberi kontribusi bagi perkembangan dunia
kedokteran.
September,2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .........................................................................................................
B. Kehamilan dan kardiovaskular......................................................................
C. Kelainan katup jantung pada kehamilan.......................................................
D. Evaluasi pasien dengan penyakit jantung.....................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan
fisiologik dan anatomik pada berbagai sistem organ yang berhubungan
dengan kehamilan akibat terjadi perubahan hormonal di dalam tubuhnya.
Perubahan yang terjadi dapat mencakup sistem gastrointestinal, respirasi,
kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf. Perubahan yang terjadi
pada satu sistem dapat saling memberi pengaruh pada sistem lainnya dan
dalam menanggulangi kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan
perubahan yang terjadi pada masing-masing sistem. Perubahan ini terjadi
akibat kebutuhan metabolik yang disebabkan kebutuhan janin, plasenta dan
Rahim.
Penyakit jantung masih merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian non- obstetrik yang tinggi pada kehamilan/persalinan, dapat terjadi
pada 0,4-4% dari kehamilan. Dilaporkan angka rata-rata mortalitas wanita
hamil dengan klasifikasi New York Heart Association kelas I dan II sebesar
0,4 hingga 6,8 % dan lebih tinggi lagi pada penderita yang tingkat
keparahannya kelas III dan IV. Dilaporkan bahwa penyakit jantung
merupakan penyebab kematian sebesar 5,6 % dari 1459 kehamilan di
Amerika Serikat sejak tahun 1987 hingga 1990. Hal itu disebabkan oleh
peningkatan beban hemodinamik pada saat hamil, bersalin dan melahirkan
yang dapat meperburuk gejala dan mencetuskan berbagai macam komplikasi
pada wanita yang sebelumnya sudah menderita penyakit jantung
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan pada jantung
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Dan penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab
kesakitan dan kematian yang tinggi pada kehamilan atau persalinan. Pasien
dengan penyakit jantung biasanya dibagi dalam 4 golongan. Klasifikasi
fungsional yang diajukan oleh New York Heart Association adalah:
Klas I : aktivitas tidak terganggu (tidak perlu membatasi kegiatan fisik).
Klas II : aktivitas fisik terbatas, namun tak ada gejala saat istirahat (bila
melakukan aktifitas fisik maka terasa lelah, jantung berdebar-debar,
sesak nafas atau terjadi angina pektoris).
Klas III : aktivitas ringan sehari-hari terbatas (kalau bekerja sedikit saja merasa
lelah, sesak nafas, jantung berdebar).
Klas IV : waktu istirahat sudah menimbulkan keluhan (memperlihatkan gejala-
gejala dekompensasio walaupun dalam istirahat).
Penyakit jantung yang berat dapat menyebabkan partus prematurus atau
kematian intrauterin karena oksigenasi janin terganggu. Dengan kehamilan
pekerjaan jantung menjadi sangat berat sehingga klas I dan II dalam kehamilan
dapat masuk ke dalam klas III atau IV.
Klasifikasi WHO Untuk Risko
Kardiovaskular Maternal
Kelas
Risiko Kehamilan Berdasarkan Kondisi Medis
Riisiko
Tidak terdeteksi peningkatan risiko mortalitas maternal dan
I
tanpa/peningkatan ringan dalam morbiditas
II Sedikit peningkatan risiko mortalitas maternal atau peningkatan
moderat dalam morbiditas
Peningkatan riisiko mortalitas maternal signifikan atau morbiditas
III berat. Konseling dengan ahli diperlukan. Jika diputuskan hamil,
pengawasan spesialis jantung dan kandungan secara intensif
dibutuhkan selama kehamilan, persalinan, dan nifas
IV Riisiko mortalitas maternal sangat tinggi atau morbiditas berat,
dikontraindikasikan hamil. Jika kehamilan terjadi, terminasi perlu
didiskusikan. Jika kehamilan berlanjut, dirawat seperti kelas III
a. Perubahan Hemodinamik
Cadiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan.
Pada posisi supinasi meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi
uterus cadiac output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut
jantung dan stroke volume, dan cadiac output dapat meningkat sebesar 9
liter/menit. Pada saat melahirkan pemakaian anestesi epidural mengurangi
cadiac output menjadi 8 liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga
mengurangi cadiac output. Setelah melahirkan cadiac output akan meningkat
secara drastis mencapai 10 liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria)
dan mendekati nilai normal saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau
minggu setelah melahirkan. Kenaikan cadiac output pada wanita hamil kembar
dua atau tiga sedikit lebih besar dibanding dengan wanita hamil tunggal.
Adakalanya terjadi sedikit peningkatan cadiac output sepanjang proses laktasi.
Perubahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah merah
akan meningkat 20-30% dan jumlah leukosit bervariasi selama kehamilan dan
selalu berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibronogen, factor VII, X
dan XII meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi tidak melebihi nilai
batas atas nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perubahan ukuran
jantung dan perobahan posisi EKG. Ukuran jantung berubah karena dilatasi
ruang jantung dan hipertrofi. Pembesaran pada katup trikuspid akan
menimbulkan regurgitasi ringan dan menimbulkan bising bising sistolik normal
grade 1 atau 2. Pembesaran rahim keatas rongga abdomen akan mendorong
posisi diafragma naik keatas dan mengakibatkan posisi jantung berobah kekiri
dan keanterior dan apeks jantung bergeser keluar dan keatas. Perubahan ini
menyebabkan perubahan EKG sehingga didapati deviasi aksis kekiri, sagging
ST segment dan sering didapati gelombang T yang inversi atau mendatar pada
lead III.
Kelainan katup jantung adalah salah satu penyakit jantung yang sering
ditemukan pada saat kehamilan. Gangguan ini dapat meningkatkan kejadian
gagal jantung, morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin yang dikandung.
Jenis-jenis kelainan ini meliputi mitral stenosis yang disebabkan penyakit
jantung rematik, mitral dan aorta regurgitasi, kelainan katup tricuspid serta
katup jantung prostetik.
Sudah diketahui bahwa pada kehamilan terjadi peningkatan volume darah
mencapai 30 hingga 50 % yang diikuti dengan meningkatnya curah jantung
(cadiac output). Hal ini muncul pada trimester pertama dan mencapai puncaknya
pada 20-24 minggu usia kehamilan. Setelah itu akan bertahan dan mulai menurun 3
hari setelah melahirkan. Suara murmur dapat terdengar sebagai hal yang normal
pada kehamilan. Biasanya lemah, middiastolik dan terdengar sepanjang garis
sternalis kiri. Intensitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya curah jantung,
namun bila terdengar sangat keras serta berupa murmur diastolik, murmur kontinus
atau murmur sistolik yang kuat maka pemeriksaan ekokardiografi sangat
diperlukan.3,4
Risiko terjadinya komplikasi jantung pada ibu hamil akan menigkat pada kasus
dengan stenosis katup yang berat serta menurunkan fungsi sistolik ventrikel kiri
(stenosis aorta dengan area katup <1,5 cm2 dan stenosis mitral dengan area katup <
2 cm2), seperti stenosis mitral dengan hipertensi pulmonal, regurgitasi berat dengan
gangguan fungsi ventrikel kiri dan sindrom Marfan’s dengan aneurisma pada
ascending aorta. Risiko juga akan meningkat pada ibu yang memiliki riwayat
penyakit jantung seperti: aritmia, gagal jantung dengan kelas NYHA III-IV. Untuk
itu peran konseling sebelum konsepsi sangat diperlukan. Semua kejadian kelainan
katup diharapkan dapat ditemukan sebelum kehamilan terjadi. Untuk mendapatkan
adanya kelainan katup diperlukan pemeriksaan fisik jantung yang tepat. Auskultasi
jantung yang benar tentu sangat membantu untuk menemukan kecurigaan
terjadinya kelaina katup jantung. Pemeriksaan penunjang utama adalah
ekokardiografi untuk memastikan adanya kelainan katup jantung tersebut.
Pemeriksaan ekokardiografi meliputi jenis murmur, gradiennya, anatomi katup
mitral, ukuran anatomi aorta descending, dimensi ventrikel kiri dan Fraksi Ejeksi
(EF). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persiapan menjalani kehamilan pada
ibu yang menggunakan katup jantung prostetik.
Untuk memprediksi komplikasi pada nenonatal yang perlu diperhatikan
adalah adanya gangguan pada fungsi jantung (NYHA II ke atas) dan obstruksi
jantung kiri. Komplikasi yang dapat terjadi adalah lahir premature, intrauterine
growth retardation, respiratory distress syndrome, hemoragik intraventrikel dan
kematian. Pada beberapa kasus kehamilan dengan kelainan katup jantung,
penggunaan antibiotika diperlukan untuk menghindari terjadinya (profilaksis)
endokarditis.
a. Stenosis Mitral
Penyakit jantung rematik adalah penyebab utama kelainan katup ini. Pada
stenosis mitral terjadi tahanan pada ventrikel kiri yang menyebabkan tekanan pada
atrium kiri dan vena pulmonal meningkat. Hal ini dapat menimbulkan kongesti
pulomal dan edema. Selain itu, stenosis mitral dapat diikuti dengan aritmia atrial
selama kehamilan dan saat melahirkan. Karena selama kehamilan terjadi
peningkatan volume dan curah jantung maka dapat terjadi sesak nafas dan
menurunnya kemampuan aktivitas fisik. Bila frekuensi detak jantung meningkat
maka pengisian saat diastolik turun maka tekanan atrial yang meningkat dapat
menimbulkan kongesti paru dan edema. Risiko maternal pada ibu dengan mitral
stenosis yang lain adalah tromboemboli.
Terapi yang diberikan untuk mengatasi gejala antara lain adalah : diuretik,
mengurangi asupan garam dan mengurangi aktivitas fisik. Untuk mengatasi
peningkatan frekuensi detak jantung dan perbaikan pengisian diastolik digunakan
Beta Blocker. Bila terjadi fibrilasi atrial yang dapat menambah risiko terjadinya
tromboemboli maka dapat dilakukan kardioversi. Pengguanan Beta Blocker dan
digoxin dimaksudkan untuk mengontrol frekuensi detak jantung. Jika diperlukan
maka prokainamid dan quinidine dapat dipakai sebagai antiaritmia. Guna
mencegah tromboemboli, antikoagulan digunakan jika diperlukan. Selain itu,
digunakan pula antibiotic sebagai profilaksis endokarditis selama masa melahirkan.
Pada mitral stenosis dengan area katup mitral yang ketat ( area katup < 1
cm2) dan disertai gejala yang signifikan ( NYHA III-IV), maka dapat dilakukan
valvuloplasti mitral dengan balon atau pembedahan. Percutaneous ballon mitral
valvulopasty biasa dikerjakan pada trimester kedua dan selama pelaksanaan maka
dibutuhkan pelindung pelvis untuk pencegahan radiasi pada janin. Terkadang hal
ini dapat dikerjakan dengan bantuan transesofageal ekokardiografi (TEE). Bila
tidak ada yang ahli dalam melakukan valvuloplasti maka pembedahan untuk
dilakukan commisurotomy dapat diupayakan.
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi mengenai berat badan dan tinggi
badan, kelainan pada wajah, jari-jari dan tubuh yang menunjukkan kelainan
kongenital dan perubahan-perubahan pada kulit seperti sianosis, pucat, angioma,
xantelasma, dan xanthoma. Tekanan darah harus diukur secara hati-hati dengan
cuff yang sesuai, kalau perlu pada kedua lengan dan pada beberapa posisi. Denyut
nadi radial harus dinilai dengan cermat, pada Aorta Insufisiensi dapat dijumpai
denyut yang kolaps (Collapsing pulse), denyut yang lemah pada cadiac output
yang rendah, pulsus alternans atau pulsus paradoksus.
Inspeksi pada kepala dan wajah untuk mencari adanya tanda-tanda kelainan
kongenital, pengukuran JVP dan penilaian denyut karotid dan kelenjar thyroid.
Inspeksi dan palpasi pada dada untuk mencari adanya kelainan bentuk dinding
toraks seperti pectus excavatum, precordial bulging, denyut apeks kordis, thrill.
Pada auskultasi perlu dinilai bunyi jantung I, II, III, IV, murmur jantung, opening
snap, gallop dsb. Selanjutnya juga perlu dilakukan pemeriksaan pada paru-paru,
abdomen dan ekstremitas serta sistim-sistim organ tubuh lainnya.
c. Pemeriksaan Penunjang
4. Ekokardiografi.
d. Diagnosis
e. Penanganan
• Digitalisasi.
Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung kelas III dan IV ada dua
kemungkinan penatalaksanaan yaitu : terminasi kehamilan atau meneruskan
kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat, dan ibu dalam
posisi setengah duduk.
Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil pasien harus dirawat di Rumah
Sakit selama kehamilan, persalinan dan nifas, dibawah pengawasan ahli
penyakit dalam dan ahli kebidanan, atau dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan abortus terapeutikus. Persalinan hendaknya pervaginam dan
dianjurkan untuk sterilisasi.
Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga, pimpinan yang terbaik ialah
mengusahakan persalinan pervaginam. 6
c) Pengawasan Nifas
f. Laktasi dibolehkan bagi wanita yang sanggup secara fisik, namun bagi
penderita penyakit jantung kelas III dan IV tetap dilarang untuk menyusui.
Konseling Prakonsepsi, Asuhan Antenatal dan Kontrasespsi
Status hemodinamik juga harus dipantau secara teratur dan peningkatan tekanan
darah seperti pada preeklampsia harus dihindari. Pada setiap kunjungan harus
ditentukan kelas fungsional pasien, apabila terjadi dekompensasio kordis maka
pasien digolongkan dalam satu kelas lebih tinggi.
Pemberian suplementasi besi dan asam folat secara dini dan teratur dapat
mencegah anemia yang memperberat kerja jantung. Juga harus dilakukan
pencegahan terhadap infeksi yang dapat mencetuskan terjadinya gagal jantung.
Pemeriksaan antenatal dilakukan 2 minggu sekali dan setelah kehamilan 28
minggu, seminggu sekali.
Sistem klasifikasi WHO di atas merupakan panduan yang
direkomendasikan oleh European Society of Cardiology dan paling akurat serta
banyak digunakan (Pieper, 2011). Pada saat tersebut, wanita harus mendapat
pengarahan akan rencana kehamilan di masa yang akan datang. Nasihat yang
adekuat seperti pemakaian kontraspesi dan bahaya kehamilan harus diberikan.
Konseling pra konsepsi ini seharusnya dimulai saat masih remaja, beberapa waktu
setelah wanita memasuki masa aqil baligh. Hal ini ditujukan agar remaja dapat
mengantisipasi bahaya kehamilan yang akan terjadi (Thorne, 2004).
Konseling tentang kontrasepsi selama konseling prakonsepsi harus
mencakup keseluruhan informasi tentang metode kontrasepsi yang tersedia serta
efek samping yang dapat ditimbulkan. Secara umum preparat hormonal kurang
disukai, oleh karena resiko tromboemboli yang dapat terjadi. Namun pemberian
preparat progestin parenteral masih dianjurkan.
Saat kehamilan datang, kelainan kardiovaskular pada wanita hamil sangat
sukar diketahui karena gejala penyakit jantung seperti kelelahan, dispneau,
ortopnea, edema tungkai, dan nyeri dada juga terjadi pada wanita normal. Oleh
karena itu, wanita dengan penyakit jantung wajib melakukan pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care (ANC). Wanita dengan risiko ringan dan moderate
(kelasrisiko I dan II) dapat melakukan ANC setidaknya satu kali selama trimester
pertama. Sementara wanita dengan kelas risiko III dan IV harus melakukan
kunjungan antenatal setiap bulan selama kehamilannya (Piere, 2011). Kegiatan
ANC pada ibu hamil dengan penyakit jantung harus meliputi pemeriksaan jantung
melalui echocardiography, MRI, dan lain sebagainya. Di samping itu, pemantauan
juga perlu dilakukan terhadap pertambahan berat badan, anemia, dan saturasi
oksigen.
Saat memasuki trimester ketiga (32 -34 minggu), wanita hamil perlu
melakukan konsultasi dengan beragam dokter spesialis (penyakit dalam,
kandungan, dan jantung) untuk merencanakan persalinan. Perencanaan tersebut
meliputi penolong persalinan, jenis persalinan, dan obat-obat yang diperlukan saat
terjadi komplikasi persalinan.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Anwar TB. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Bagian Kardiologi dan
Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara;
2005.
2. Boestan IN. Penyakit Jantung & Kehamilan. Airlangga University Press;
2007.
3. Laksmi PW, Alwi I, Setiati S, Manajoer AM, Ranita R. Penyakit-Penyakit
Pada Kehamilan Peran Seorang Internis. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
4. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta; 2008.
5. Kusmarjadi D. Hamil Dengan Kelainan Jantung. 2008. Available from :
http://www.drdidispog.com/2008/11/hamil-dengan-kelainan-jantung.html
Diakses pada : Agustus 2016.
6. Cho L. Heart Disease and Pregnancy. 2009. Available from :
http://my.clevelandclinic.org/heart/women/conditions_pregnancy.aspx
Diakses pada : Agustus 2016.
7. Paramita, D. A., & Fathoni, M. (2016). Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan. Cermin
Dunia Kedokteran, 43(9), 665-668.
8. Chabibah, N., & Laela, E. N. (2017). Perbedaan frekuensi denyut jantung janin berdasarkan
paritas dan usia kehamilan. Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 6(1).
9. Wiyati, P. S., & Wibowo, B. (2013). Luaran Maternal dan Perinatal pada Hamil dengan
Penyakit Jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Majalah Obstetri Dan Ginekologi. Volume
21. Nomor 1. Januari-April 2013: 20, 30.
10. PINGKAN, R. (2019). HUBUNGAN PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN
DENGAN KEMATIAN MATERNAL DI RSUD ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNG PERIODE 20162019
F