Disusun oleh :
KELOMPOK 4
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Penyakit pada masa kehamilan : Gangguan
kardiovaskuler pada masa kehamilan”. Dengan harapan makalah ini dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempelajari mata kuliah keperawatan maternitas.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan maternitas. Selain itu tujuan
dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
keperawatan maternitas secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah
yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan
pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kehamilan
1. Pengertian
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga
(Prawirohardjo, 2008).
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin normal yang tumbuh
dalam rahim ibu. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau
kondisi ibu yang kita perlakukan seperti orang sakit (Angriani, 2009).
Kehamilan adalah salah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita,
pada ibu hamil. Tanda-tanda tidak pasti atau terduga adalah perubahan
anatomik dan fisiologik pada ibu hamil. Tanda-tanda pasti kehamilan adalah
(Prawirohardjo, 2008).
antara 32 dan 36 minggu, karena uterus gravidus yang makin lama makin
(Prawirohardjo,
2007).
diagnosis penyakit jantung menjadi lebih sulit. Pada kehamilan normal sering
1. Pengertian
(mengirim dan atau memenuhi kebutuhan) darah pada seluruh jaringan tubuh
sebuah penyakit pembuluh darah jantung. Pembuluh- pembuluh darah itu, yang
disebut arteri koroner, menyuplai otot jantung dengan oksigen dan berbagai zat
gizi yang sangat penting. Jika aliran darah melalui pembuluh-pembuluh ini
terganggu atau terhambat, kerusakan yang parah atau kematian terhadap otot
15 juta orang meninggal akibat penyakit ini atau sama dengan 30% dari total
kematian di seluruh dunia. Menurut Word Health Report 1997 (WHO), lebih dari
15 juta orang di dunia meninggal karena penyakit sirkulasi, yaitu 7,2 juta karena
penyakit jantung koroner, 4,6 juta orang karena stroke, 500 ribu karena demam
rematik dan penyakit jantung rematik dan 3 juta karena penyakit lainnya
(Mangoenprasodjo, 2004).
(2005) :
A. Angina
dada yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak memadai bagi otot
jantung. Biasanya rasa nyeri tersebut berlangsung hanya satu hingga 20 menit
serius yang membutuhkan pengawasan medis yang ketat. Jika ada hambatan
yang cukup besar terhadap arteri koroner, terapi shelation (pelebaran) mungkin
magnesium dalam otot jantung. Magnesium pertama kali terbukti bernilai sekali
untuk menyembuhkan aritmia kardiak. Ada banyak sekali kajian klinis yang
karena berbagai efek jangka panjang tekanan darah tinggi, gangguan katup
ditandai dengan status penipisan cadangan energi dan banyak pasien gagal
Q10 ditemukan dalam darah dan jaringan mikokardial sebagian besar pasien
simptomatik. Fungsi jantung menjadi normal pada tujuh dari para pasien yang
kebanyakan wanita hamil yang memiliki masalah jantung kini memiliki kelainan
jantung konginetal. Penyakit jantung yang terjadi akibat pewarisan genetik dan
gaya hidup, seperti penyakit arteri koroner, kini prevalensinya meningkat pada
2009).
Insiden penyakit jantung terdapat pada 1% kelahiran hidup. Dalam kurun waktu
satu tahun terdapat 2500 orang dewasa yang mengalami penyakit jantung
kongenital. Pada ibu hamil yang mengalami penyakit jantung kongenital sebesar
sekitar 1%, tetapi sangat bermakna dalam hal morbiditas dan mortalitas maternal
dan janin. Terdapat dua perubahan fisiologis utama pada sistem kardiovaskuler
dalam kehamilan yang berdampak serius pada wanita yang memiliki penyakit
sebesar 20% pada minggu ke-8 dan hingga 50% pada akhir trimester kedua
lebih lanjut selama persalinan adalah 15% pada kala satu dan 50% pada kala dua
akibat nyeri dan aktivitas uterus, serta 60-80% segera setelah kehamilan karena
vena kava tidak lagi mengalami kompresi dan autoinfusi (Billington, 2010).
barat telah mengalami penurunan drastis, tetapi penyakit ini masih menjadi
penyakit jantung yang paling banyak terjadi di negara berkembang. Penyakit ini
biasanya bersifat asimptomatik dan sering kali baru terdiagnosis pada kehamilan
(Chandralela,2009).
curah jantung yang efektif, jantung memerlukan pasokan oksigen yang baik
darah yang terjadi pada penderita penyakit jantung merupakan hasil dari proses
adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk mengatasi kelainan yang ada. Saat-saat
Dalam ketiga hal tersebut diatas jantung harus bekerja lebih berat.
Tenaga kesehatan harus waspada pada gejala dekompensasi saat output jantung
mencapai puncak (20-24 minggu kehamilan, sebelum hamil, saat hamil, akan
melahirkan dan waktu melahirkan. Gejala dan tanda dekompensasi jantung dan
saat wanita dengan gagal jantung kongestif mengambil nafas dalam 2 atau 3 kali
berlebihan (berbeda dari normal dyspnea yang terjadi saat kehamilan akibat
d. Hemoptysis
e. Sianosis
f. Edema pada bagian bawah kaki dan tangan (berbeda dari normal “dependent
dirawat dan digolongkan ke dalam kelas satu tingkat lebih tinggi. Penderita harus
D. Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:
Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri
angina.
Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa
menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang
dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa
merasa tidak enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada
sekalipun dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak
bertambah berat.
(Raybura, William F, 2001)
E. Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital,
bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati.
Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti
hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
F. Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen.
Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan
maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi
akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan
penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi
peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup semakin meningkat, mungkin
berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume
darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang
signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami
perburukan gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain,
gagal jantung terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia normal pada
kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus gagal
jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik. Kondisi ini
merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara
cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth
J, 2009).
G. Manifestasi Klinik
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda
klinik seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda
penyakit jantung merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada
sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas yang cukup berat buat
mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang
paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,
emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-
menerus), pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran
ujung-ujung jari (clubbing) (Raybura, William F, 2001).
1. Cepat merasa lelah
2. Jantungnya berdebar-debar
3. Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5. Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
1. Dyspnea atau ortopnea progresif
2. Batuk malam hari
3. Hemoptysis
4. Sinkop
5. Nyeri dada
6. Sianosis
7. Jari gada
8. Distensi menetap vena jugularis
9. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
10. Murmur diastolic
11. Kardiomegali
12. Aritmia persisten
13. Bunyi jantung kedua terpisah menetap
(Leveno, Kenneth J, 2009)
H. Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
a. Dapat terjadi keguguran
b. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
c. Kematian perinatal yang makin meningkat
d. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau
fisik (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
I. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan
tergantung pada derajat fungsinya
Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan,
penanganannya biasa secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat
beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja jantung.
Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja
fisik terutama antara kehamilan 28 – 36 minggu
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat
di rumah sakit sejak kehamilam 28 – 30 minggu
Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan
bekerjasama dnegan kardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli
anestesi dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan
merupakan kontra indikasi untuk hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler
dapat digunakan pada kehamilan dengan mempertimbangkan potensi resiko
terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan wanita yang tidak
hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support harus
dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring,
oksigen, turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10
menit diikuti dengan 0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika
diperlukan), dan morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang
jelas harus diobati dengan pemberian propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3
menit sampai denyut jantung turun menjadi 110 kali per menit), digoksin, atau
kardioversi (25 – 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada
pasien-pasien hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah
sesar atau kateterisasi uretra, atau dalam persalinan melalui vagina yang
berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untuk mengatasi partus premature adalah
kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantung yang jelas. Sulfas
magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis tinggi
mungkin terjadi keracunan jantung.
(Raybura, William F, 2001)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
B. Aktifasi dan istirahat
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
C. Sirkulasi
Takikardia, palpitasi, disritmia
Riwayat penyakit jantung congenital
Perubahan poksisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding
dengan uterus.
Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolic dan sistolik
secara kontinu.
Peningkatan tekanan darah
Clubbing dan sianosis
Nadi mungkin menurun
Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan trobositopenia.
Riwayat hipertensi kronis
D. Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
E. Makanan dan cairan
Obesitas
Mual dan muntah
F. Malnutrisi
Diabetes mellitus
Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
G. Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa paktivitas
H. Pernafasan
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
Krekle
Hemoptisis
Takipnea
Dispnea
Ortopnea
I. Pemeriksaan penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya
kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan
tanda-tanda aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan
namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di
abdomen dan pelvis.
1. Elektrokardiografi
Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu
dipertimbangkan saat menginterpretasikan hasil pemeriksaan
elektrokardiografi. Sebagai contoh, karena pada kehamilan lanjut
diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15 derajat sumbu kiri di
elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan perubahan
ST ringan di sadapan inferior. Selain itu, kontraksi premature atrium dan
ventrikel relative sering terjadi. Kehamilan tidak mengubah temuan
voltase.
2. Ekokardiografi
Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui
fungsi dan anatomi bilik, katup, dan pericardium. Luasnya penerapan
ekokardiografi, sebagian besar penyakit jantung selama kehamilan dapat
diagnosis secara noninvansif dan akurat. Sebagai perubahan normal yang
dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada ekokardiografi adalah regurgitasi
tricuspid dan peningkatan signifikan ukuran atrium kiri dan luas potongan
melintang outflow ventrikel kiri .
Akan tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu
diberikan perhatian khusus terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal
jantung. Infeksi terbukti merupakan factor penting yang memicu gagal
jantung. Setiap pasien harus dianjurkan untuk menghindari kontak dengan
mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk demam salesma,
dan melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang mengancam
jiwa. Wanita yang bersangkut harus diberi antibiotic profilaksis jika
terdapat regurgitasi, kerusakan katup, atau factor risiko lain.
(Leveno, Kenneth J, 2009)
I. Pathways Keperawatan
28
a. Tidur malam cukup (8-10
Wanita dengan Penyakit Jantung Tanda dan Gejala : jam)
Nyeri dada terutama saat beraktivitas fisik b. Tirah baring
Jantung berdebar-debar c. Diit rendah garam, tinggi
Faktor Predisposisi : Bising jantung yang nyaring Dekompensasi Kordis protein
a. Kelainan jantung konginetal Pembesaran jantung yang jelas d. Pembatasan masuknya
b. Perubahan hemodinamik pada kehamilan Edema pada bagian kaki dan tangan cairan
c. Penyakit jantung koroner Cepat merasa lelah e. Dirawat 1 minggu sebelum
d. Bertambahnya volume darah selama Jari tabuh HPL
kehamilan pada penderita penyakit jantung Dyspnea
e. Penyakit jantung Hemoptysis IUGR
a. Pemeriksaan antenatal pertama
f. Perubahan gaya hidup
yang disertai dengan pengkajian
IUFD
riwayat dengan cermat
Diagnosa : Komplikasi b. Rujukan yang bersifat segera ke
Kehamilan dengan Penyakit Jantung Abortus
klinik pengobatan ibu
Kelas IV Kelas III
Kelas II Kelas I c. Kerja sama dengan dokter
kardiolog tersier
Prematuritas
Penatalaksanaan dari tim multidisipliner
Nifas dibutuhkan di pusat spesialis kehamilan yang b
Tidak boleh hamil Hamil
Hamil a. Istirahat dan mobilisasi tahap demi
Dekompensasi Abortus Dismaturitas tahap
Kordis Terapeutik b. Menghindari infeksi
Abortus Terapeutik Berhasil BBLR c. Dirawat di rumah sakit (sekurang-
ama kehamilan dan nifas untuk mencegah timbulnya dekompensasi
abortus Peringan kala II: kurangnya 14 hari post partum)
teurapetik Persalinan a. Forseps d. Laktasi diperbolehkan bagi
Pengawasan ketat Pemberian sedasi da dengan derivat morf b. Akstraktor wanitayang sanggup secara fisik
Tidur malam cukup (8-10 jam) n analgesi
Pendekatan psikologis agar ibu tenang vakum
Tirah baring Ditidurkan setengah duduk in Bagan 2.1
Diit rendah garam, tinggi protein Pengawasan khusus Tidak Berhasil : Dekompensasi Kordis
Sumber : Prawirohardjo (2008)
Pembatasan masuknya cairan
Dirawat 1 minggu sebelum HPL Angelina dkk, 2011
J. Diagnose Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas,
perubahan frekuensi jantung (00029).
2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
perubahan volume sirkulasi (00200).
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
(00126).