Oleh :
Pembimbing :
2022
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS OBSTETRI
DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
Mengetahui
PENDAHULUAN
kardiomiosit, dapat bersifat adaptif atau maladaptif, dan biasanya terjadi sebagai
pembesaran proporsional dari ukuran ruang dan ketebalan dinding2 dan bersifat
reversibel tanpa efek yang menyimpang pada fungsi jantung. Dalam aspek ini,
hipertrofi yang diinduksi oleh kehamilan dan olahraga adalah serupa. Namun,
kehamilan juga disertai dengan perubahan akut pada lingkungan hormonal ibu,
dan tidak seperti olahraga, permintaan kekuatan yang ditempatkan pada jantung
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian yang tinggi pada kehamilan atau persalinan. Pasien dengan penyakit
Klas II : aktivitas fisik terbatas, namun tak ada gejala saat istirahat (bila
Klas III : aktivitas ringan sehari-hari terbatas (kalau bekerja sedikit saja
pekerjaan jantung menjadi sangat berat sehingga klas I dan II dalam kehamilan
2.2 Epidemiologi
Di Indonesia, angka kematian ibu akibat penyakit jantung dalam
penyakit jantung terbanyak, dan lebih dari 90% biasanya dengan kelainan katup
mitral (stenosis katup mitral), disusul penyakit jantung kongenital dan penyakit
otot jantung.1
2.3 Etiologi
sekunder akibat penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat, dan lain-lain.1,3
termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar
dibedakan dari gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa
a. Perubahan Hemodinamik
peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai
kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan sistem vaskuler kulit dan tidak
memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat. Peningkatan volume
plasma (30-50%) relatif lebih besar dibanding peningkatan sel darah (20-30%)
akan meningkat sampai 40%. Peningkatan cadiac output yang terjadi mencapai
pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas bawah. Posisi
tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cadiac output dimana bila dibandingkan
dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka cadiac output akan
menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun sampai 1,2 l/menit.
Umumnya perubahan ini hanya sedikit atau tidak memberi gejala, dan pada
beberapa wanita hamil lebih menyukai posisi supinasi. Tetapi pada posisi supinasi
memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perubahan
hemodinamik juga berhubungan dengan perubahan atau variasi dari cadiac output.
Cadiac output adalah hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada tahap awal
obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan dilatasi venous bed.
Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari awal kehamilan
sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25 persen diatas tanpa
darah merata dan berhubungan terbalik dengan resistensi vascular sistemik. Pada
awal kehamilan terjadi penurunan tekanan darah dan kembali naik secara perlahan
mendekati tekanan darah tanpa kehamilan pada saat kehamilan aterm. Resistensi
vascular sistemik akan menurun secara drastic mencapai 2/3 nilai tanpa kehamilan
saat kehamilan sekitar 20 minggu. Dan secara perlahan mendekati nilai normal
pada akhir kehamilan. Cadiac output sama dengan oxygen consumption dibagi
sekitar 30 persen diatas nilai tanpa kehamilan pada saat melahirkan. Peningkatan
ini terjadi karena kebutuhan metabolisme janin dan kebutuhan ibu hamil yang
meningkat.
Cadiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan.
Pada posisi supinasi meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi
uterus cadiac output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung
dan stroke volume, dan cadiac output dapat meningkat sebesar 9 liter/menit. Pada
liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria) dan mendekati nilai normal
saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau minggu setelah melahirkan.
Kenaikan cadiac output pada wanita hamil kembar dua atau tiga sedikit lebih
akan meningkat 20-30% dan jumlah leukosit bervariasi selama kehamilan dan
selalu berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibronogen, factor VII, X dan
XII meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi tidak melebihi nilai batas
atas nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perubahan ukuran jantung dan
perobahan posisi EKG. Ukuran jantung berubah karena dilatasi ruang jantung dan
dan menimbulkan bising bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim
keatas rongga abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan
mengakibatkan posisi jantung berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung
bergeser keluar dan keatas. Perubahan ini menyebabkan perubahan EKG sehingga
didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan sering didapati gelombang
aliran darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow
meningkat sekitar 30 persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit
berfungsi untuk menghilangkan panas. Mammary blood flow pada wanita tanpa
kehamilan kurang dari 1 persen dari cadiac output. Dan dapat mencapai 2 persen
pada saat kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran darah ke rahim
sekitar 100 ml/menit (2 persen dari cadiac output) dan akan meningkat dua kali
lipat pada kehamilan 28 minggu dan meningkat mencapai 1200 ml/menit pada
saat kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai darah yang mengalir ke ginjalnya
aliran darah meningkat akibat meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran
darah. Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya,
apabila redistribusi aliran darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi
penurunan tekanan darah maternal dan cadiac output, maka aliran darah ke uterus
ventilasi mekanik, dan beberapa obat anestetik yang berhubungan dengan pre
eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran darah ke rahim. Pada wanita
normal aliran darah rahim mempunyai potensi dapat dibatasi. Dan pada wanita
berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena
aliran darah sudah tidak teratur. Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak
Total body water semasa kehamilan meningkat 6 sampai 8 lifer yang sebagian
plasma meningkat dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 1/2 dari
normal. Masa sel darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang
saat kehamilan inilah yang menjadi alasan utama terjadinya perubahan pada
wanita hamil derajat exercise yang diberikan pada posisi duduk menyebabkan
peningkatan cadiac output yang lebih besar dibanding dengan wanita tanpa
kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Dan maksimum cadiac output
dicapai pada tingkatan exercise yang lebih rendah. Peningkatan cadiac output
perbedaan oksigen arterio-venous yang lebih lebar dari yang dihasilkan pada
wanita tanpa kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Keadaan ini
kehamilan.2
yang lebih besar dan sedikit peningkatan denyut jantung dari pada yang didapati
pada individu yang tidak terlatih. Pada saat kehamilan efek latihan ini tidak
menanggung beban kerja yang berat dan tingkat metabolisme yang tinggi. Dengan
lipatan atau rusak.1,4 Selama hipertrofi jantung, peningkatan sintesis protein dalam
menyimpang.5
(TAC) baik pada model tikus dan anjing, sedangkan proteasome inhibitor
Baik aktivitas seperti tripsin (b2) dan aktivitas seperti kimotripsin (b5)
model hipertrofi yang unik ini tidak meningkat. Faktanya, aktivitas subunit b1 dan
26S tidak dicerminkan oleh perubahan apa pun pada subunit b5i yang dapat
signifikan secara bersamaan dalam aktivitas 20S seperti caspase dan seperti tripsin
ekspresi proteasome 26S dalam model kardiomiopati dan hipertrofi yang berbeda.
Otsuka dkk. melaporkan peningkatan ekspresi proteasome 26S pada pasien yang
Peningkatan ekspresi subunit perwakilan 19S (RPN2 dan RPT11) dan 20S
(a6) juga telah dilaporkan dalam subendokarium model anjing hipertrofi ventrikel
kiri. Namun, tingkat transkrip subunit 20S yang representatif telah terbukti
pascatranslasi. Di sini tidak ada perbedaan yang signifikan dalam transkrip atau
kadar protein a7 (subunit 20S), RPN2 dan RPT4 (subunit 19S) subunit pengatur
PA28a dan subunit b5i yang dapat diinduksi (hanya kadar protein) dengan
memiliki tanda molekuler tidak seperti semua model hipertrofi lainnya yang telah
dipelajari sebelumnya.8
2.7 Kehamilan Berhubungan dengan Penurunan Tingkat Protein
Ubiquitinated
harus secara kovalen ditandai dengan molekul ubiquitin oleh kompleks ligase E2-
E3. Molekul ubiquitin ini kemudian dikenali oleh partikel pengatur 19S dari
kompleks proteasome 26S dalam ikatan yang bergantung pada ATP. Oleh karena
itu, ubiquitinasi protein adalah salah satu mekanisme kunci untuk menargetkan
peptida yang akan didegradasi oleh jalur proteolitik proteasome, dan level
menurun pada akhir kehamilan dibandingkan dengan tikus yang tidak hamil.
kardiomiopati dekompensasi.8,9
eksperimental hipertrofi ventrikel kiri yang diinduksi oleh tekanan berlebih pada
jantung murine dan anjing. Aktivitas proteasome yang lebih rendah dapat
menghemat energi karena lebih sedikit ATP yang dibutuhkan untuk protein yang
dibuka oleh kompleks 19S dan ini mungkin bermanfaat bagi jantung. Perubahan
jawab atas pengurangan aktivitas proteasom karena gen proteasomal dan ekspresi
26S menjadi yang paling sensitif terhadap stres oksidatif. Meskipun proteasom
memiliki kapasitas untuk mendegradasi protein tertentu yang tidak dilipat atau
rusak, termasuk protein "tua", protein terdenaturasi, atau protein yang telah rusak
secara oksidatif, tanpa penandaan ubiquitin awal. Kami mengamati bahwa spesies
oksigen reaktif (ROS) yang dihasilkan pada kehamilan menurun dan tetap rendah
aktivitas konjugasi di mana-mana dan ekspresi gen untuk enzim E3 (MuRF1 dan
MaFbx) di otot rangka myotubes. Tingkat ROS yang lebih rendah dapat
Pada otot rangka, degradasi protein sel merupakan hal yang sangat penting
secara fisiologis, dan ukuran sel otot diatur secara ketat oleh kecepatan
keseluruhan proteolisis, suatu proses yang secara tepat diatur oleh hormon dan
sitokin. Terakhir, Genistein, isoflavon kedelai dengan afinitas untuk reseptor beta
estrogen, telah terbukti menghambat aktivitas proteasome 20S dalam sel kanker
prostat manusia.9
Tingkat estrogen meningkat drastis pada akhir kehamilan, tetapi tidak jelas
sini kami melaporkan untuk pertama kalinya bahwa estrogen tidak memiliki efek
pada tiga aktivitas proteolitik dari proteasome jantung 26S murine. Dengan
a. Anamnesa
kehamilannya, harus dicari data-data mengenai: usia saat pertama kali diagnosis
seperti sianosis pada waktu lahir atau waktu aktivitas, “squatting” pada masa
pada saat istirahat atau aktifitas, batuk-batuk lama, hemoptisis, asma, nyeri dada,
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi mengenai berat badan dan tinggi
badan, kelainan pada wajah, jari-jari dan tubuh yang menunjukkan kelainan
xantelasma, dan xanthoma. Tekanan darah harus diukur secara hati-hati dengan
cuff yang sesuai, kalau perlu pada kedua lengan dan pada beberapa posisi. Denyut
nadi radial harus dinilai dengan cermat, pada Aorta Insufisiensi dapat dijumpai
denyut yang kolaps (Collapsing pulse), denyut yang lemah pada cadiac output
kelainan kongenital, pengukuran JVP dan penilaian denyut karotid dan kelenjar
thyroid. Inspeksi dan palpasi pada dada untuk mencari adanya kelainan bentuk
dinding toraks seperti pectus excavatum, precordial bulging, denyut apeks kordis,
thrill. Pada auskultasi perlu dinilai bunyi jantung I, II, III, IV, murmur jantung,
opening snap, gallop dsb. Selanjutnya juga perlu dilakukan pemeriksaan pada
c. Pemeriksaan Penunjang
4. Ekokardiografi.
kultur darah.6
d. Diagnosis
Diagnosis biasanya dapat ditegakkan bila ditemukan adanya satu diantara gejala-
gejala berikut :
sudah terjadi dekompensasio seperti adanya sesak nafas, sianosis, edema atau
ascites.3,6
2.11 Penatalaksanaan
berat badan yang berlebihan, anemia secepat mungkin diatasi, infeksi saluran
meningkat saat mengedan, dan masa postpartum sebagai akibat kembalinya cairan
Penanganan ibu hamil dengan penyakit jantung membutuhkan kerja sama tim
yang kompak dan terpadu dari berbagai disiplin ilmu seperti obstetri ginekologi,
a) Kelas I dan II
jantung adalah endokarditis, oleh karena itu semua wanita hamil dengan penyakit
jantung harus sedapat mungkin dicegah terjadinya infeksi terutama infeksi saluran
napas atas .
1. Cukup istirahat ( 10 jam istirahat malam, ½ jam setiap kali setelah makan )
istirahat.
sangat dianjurkan, yang umum dipakai adalah analgesia epidural. Apabila akan
dengan tiopental, suksinil kolin, N2O dan 30 % O2 juga memberikan hasil yang
memuaskan.3
adalah :
1. Ibu harus dalam posisi setengah duduk (kepala dan dada ditinggikan) dan
miring ke kiri.
(tanda-tanda vital harus dimonitor diantara tiap his, dalam kala I setiap 10-15
menit dan dalam kala II setiap 10 menit. Apabila terdapat peningkatan denyut
nadi lebih dari 115 x/mt atau peningkatan respirasi lebih dari 28 x/mt dan
4. Bila dibutuhkan oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi (20 U/ltr) dengan
5. Nyeri persalinan dapat diatasi dengan pemberian obat seperti Tramadol 100
8. Setelah kala III selesai, harus dilakukan pengawasan yang ketat untuk
saat tersebut merupakan saat yang paling kritis selama hamil, pemasangan
gurita dengan kantong pasir di dinding perut dapat dilakukan untuk mencegah
Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung kelas III dan IV ada dua
kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat, dan ibu dalam posisi
setengah duduk. Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil pasien harus
pengawasan ahli penyakit dalam dan ahli kebidanan, atau dapat dipertimbangkan
dianjurkan untuk sterilisasi. Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga,
1. Anwar TB. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Bagian Kardiologi dan
Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2005.
2. Boestan IN. Penyakit Jantung & Kehamilan. Airlangga University Press;
2007.
3. Laksmi PW, Alwi I, Setiati S, Manajoer AM, Ranita R. Penyakit-Penyakit
Pada Kehamilan Peran Seorang Internis. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
4. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta; 2008.Mone SM, Sanders SP, Colan SD (1996) Control
mechanisms for physiological hypertrophy of pregnancy. Circulation 94:
667–72.
5. Dorn GW, Robbins J, Sugden PH (2003) Phenotyping hypertrophy: eschew
obfuscation. Circ Res 92: 1171–5.
6. Daniels SR, Meyer RA, Liang YC, Bove KE (1988) Echocardiographically
determined left ventricular mass index in normal children, adolescents and
young adults. J Am Coll Cardiol 12: 703–8.
7. Pluim BM, Zwinderman AH, van der LA, van der Wall EE (2000) The
athlete’s heart. A meta-analysis of cardiac structure and function. Circulation
101: 336– 44.
8. Schannwell CM, Zimmermann T, Schneppenheim M, Plehn G, Marx R, et al.
(2002) Left ventricular hypertrophy and diastolic dysfunction in healthy
pregnant women. Cardiology 97: 73–8.
9. Predmore JM, Wang P, Davis F, Bartolone S, Westfall MV, et al. (2010)
Ubiquitin proteasome dysfunction in human hypertrophic and dilated
cardiomyopathies. Circulation 121: 997–1004.
10. Glickman MH, Ciechanover A (2002) The ubiquitin-proteasome proteolytic
pathway: destruction for the sake of construction. Physiol Rev 82: 373–428.
11. Glickman MH, Raveh D (2005) Proteasome plasticity. FEBS Lett 579: 3214–
23.
12. Gomes AV, Zong C, Ping P (2006) Protein degradation by the 26S
proteasome system in the normal and stressed myocardium. Antioxid Redox
Signal 8: 1677– 91.
13. Hochstrasser M (1996) Ubiquitin-dependent protein degradation. Annu Rev
Genet 30: 405–39