Anda di halaman 1dari 31

K E H A M I L A N D E N G A N C O VID-19 BERAT

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME


(CARDS)

OLEH:
DR. INAYAH AFRILIA
PPDS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PEMBIMBING
DR. DR. H. JOSERIZAL SERUDJI, SP.OG, SUBSP. KFM (K)
BAB I
PENDAHULUA
N
LATAR BELAKANG

Desember 2019  Wuhan, China


01
Februari 2020  Corona vorus disease (COVID-19)

Indonesia : 2 maret 2020, Total 3,8 juta , meninggal 115 rb


Padang : 38.795 kasus, meninggal, 497 orang 02
Infeksi COVID-19 d a p a t m enim bulkan g eja la ring a n,
sed a ng
atau berat.

Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya


03 penyakit berat, morbiditas d an mortalitas
dibandingkan dengan populasi umum
Pendahuluan

ARDS merupakan kegagalan pernapasan yang


01 01 menyebabkan hipoksemia berat, dengan morbiditas,
mortalitas, dan pemanfaatan sumber daya
02 perawatan kesehatan yang signifikan.
03
04 ARDS yang dipicu oleh pneumonia COVID-19  CARDS
02 terjadi p a d a 33% kasus.
tingkat kematian 50% - 94%.

Waktu
03
persalinan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Coronavirus Disease (COVID-19)
D E F I N I S I DA N E T I O L O G I

 COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family


coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.

 Terdapat 4 struktur protein utama p a d a Coronavirus yaitu:


protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),
glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung ).
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae.
Patogenesis Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak
diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda dengan
SARS-CoV yang sudah lebih banyak diketahui.

1. attachment : SARS-CoV-2
5.merelease virus baru  innate
- S protein yang
immunity  pengeluaran sitokin Pro-
berikatan dengan ACE-2
inflammatory  Kerusakan paru,
reseptor yang terdapat
kenaikan D-Dimer, penurunan
di saluran napas bagian
fibrinogen, thrombosis, emboli paru
bawah, 2. penetrasi, 3.
d a n kegagalan multi organ
biosintesis, 4. maturasi
Distribusi ACE2 dalam jaringan tubuh manusia

84
Penularan

penularan virus dan kontak tidak


COVID-19 d a p a t langsung dengan
terjadi melalui 0 permukaan atau
kontak langsung 0 benda yang
1
dengan orang yang 2 digunakan p a d a
terinfeksi orang yang
terinfeksi (misalnya,
stetoskop atau
termometer).
Gejala
Klinis
Tanpa gejala Ringan Sedang
• Kondisi ini merupakan • Gejala yang muncul • tanda klinis pneumonia
kondisi paling ringan. seperti demam, batuk, (demam, batuk, sesak,
fatigue, anoreksia, napas napas cepat) tetapi tidak
pendek, mialgia. a d a tanda pneumonia
berat termasuk SpO2 >
• Gejala tidak spesifik 93% dengan udara
lainnya seperti sakit ruangan ATAU
tenggorokan, kongesti • Anak-anak : batuk,
hidung, sakit kepala, d e m a m atau sulit
diare, mual dan bernapas + napas
muntah, penghidu c ep a t dan/ at au tarikan
(anosmia) atau hilang dinding da da ) dan tidak
pengeca pan (ageusia) a d a tanda pneumonia
berat).
Gejala
Klinis
Berat /Pneumonia Berat

• Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis


pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu
dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau
SpO2 < 93% p a d a udara ruangan

Kritis

• Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis


d a n syok sepsis
COVID-19  Sekarang sem akin b anyak b ukti
1
memiliki peningkatan
dalam ada wanita b a hwa mungkin
risiko penyakit yang lebih berat
hamil
kehamilan akibat
COVID-19 dibandingkan dengan wanita
yang tidak hamil, terutama pada trimester
ketiga.
 Tanda dari peningkatan severiti COVID-19 p a d a
kehamilan adalah peningkatan perawtan ICU
untuk wanita hamil.

 Nam un, tingkat m asuk ICU harus ditafsirkan


dengan h ati-ha ti, karena a m b ang masuk
untuk w ICU
a nita hamil m ungkin lebih rendah
daripada wanita tidak hamils
Efek pada kehamilan dan Efek
Janin

Efek pada • risiko kelahiran prematur (2-3x) terutama iatrogenik.


• Kelahiran prematur dikaitkan dengan kematian perinatal,
tetapi juga dengan morbiditas jangka panjang

kehamila
n Efek • Belum a d a laporan peningkatan insiden kelainan kongenital
dan tidak a d a bukti peningkatan kelahiran mati atau

terhadap kematian neonatal di antara wanita dengan COVID-19.


• Pertumbuhan janin terhambat (FGR) adalah konsekuensi
dari COVID-19  dua pertiga kehamilan dengan SARS diikuti
janin oleh FGR
Perubahan p a d a Volume Paru selama kehamilan

Nilai AGD Wanita hamil dan tidak hamil


Acute Respiratory Distress  ARDS didefinisikan oleh Kriteria Berlin
Syndrome (ARDS) pada
COVID-19
d eng a n gagal napas hipoksemik akut
d eng a n penye b a b tertentu (seperti
DEFINIS virus pernapasan) disertai munculnya
infeksi
I infiltrat bilateral p a d a foto thoraks/CT scan
dengan menyingkirkan etiologi
kardiogenik atau hidrostatik.

 ARDS yang disebabkan oleh


pneumonia
COVID-19 biasa disebut sebagai CARDS
Perbandingan Definisi ARDS
Patogenesis

• ARDS : cedera jaringan paru sebagai respons inflamasi, ditandai dengan adanya
inflamasi, peningkatan permeabilitas vaskular, dan penurunan aerasi jaringan paru.

• Peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan penumpukan cairan dalam


alveolus,
sehingga terjadi kerusakan alveolar difus dan pelepasan sitokin-sitokin pro-inflamasi

• Sitokin ini menarik neutrofil d an mengaktifkannya, sehingga terjadi pelepasan


reactive oxygen species d a n protease yang menyebabkan kerusakan
oksidatif p a d a jaringan paru

• fase proliferasi yang ditandai dengan meredanya ed em a pulmoner, proliferasi sel alveolar
tipe II, fibroblas, dan myifobroblas, serta deposisi matriks.  fase fibroproliferatif (resolusi) 
Patogenesis
infeksi COVID-19
Gejala Klinis
sesak, dengan peningkatan frekuensi napas sampai ≥ 30 kali/ menit, hipoksemia SpO2 ≤ 92 % dan PaO2/FiO2 ≤
300 mmHg, bahkan dengan pemberian oksigen. Pasien juga d a p a t mengalami penurunan komplians paru dan
hipertensi pulmoner

Pada pencitraan dengan CT scan akan nampak opasitas difus p a d a paru. opasitas
terdistribusi di perifer, dengan gambaran ground glass opacity d an terdapat penebalan
atau pembesaran vaskular.

laboratorium : peningkatan D-dimer, IL-6 dan marker inflamasi lain yang cukup signifikan.

ARDS mempunyai gejala hipoksemia yang memiliki kesesuaian dengan Dynamic Lung
Compliance. Semakin rendah Dynamic Lung Compliance maka akan semakin berat derajat
hipoksemia yang dialami oleh pasien karena semakin sedikit area yang terjadi proses oksigenasi
Gejala Klinis

Menurut Desai dan Moustarah serta


Gattinoni dkk mendefiniskan tipe 1
Gattinoni dkk CARDS dibagi adalah fenotipe L, dan tipe 2
menjadi dua tipe yaitu Tipe 1 adalah fenotipe H.
disebut sebagai tipe non-ARDS,
sedangkan tipe 2 disebut sebagai
tipe ARDS.

Pada gambaran foto thoraks Perbedaannya akan lebih mudah


akan sulit membedakan diketahui dengan melakukan
kedua tipe tersebut dengan pemeriksaan CT scan thoraks.
jelas.
Gejala Klinis pada CARDS tipe 1 (fenotipe L)

compliance paru yang normal, Derajat hipoksemia sedang sampai berat masih terjadi
meskipun compliance sistem respirasi lebih dari 50 ml/cmH2O.

volume gas paru masih tinggi dan respons terhdapat rekruitmen paru minimal.

CT scan thoraks berupa densitas ground glass di subpleural d a n


di sepanjang fisura paru.

Stategi PEEP tinggi dan posisi prone mungkin tidak banyak memperbaiki oksigenasi,
tetapi strategi in d a p a t meredistribusi perfusi pulmonal, sehingga d a p a t
memperbaiki hubungan VA/Q walaupun kurang signifikan.
Gejala Klinis pada CARDS Tipe 2 (fenotipe
H)

CT s can thorkas yaitu: 1)


multipel, fokal,
Elastansi paru yang tinggi
kemungkinan kekeruhan
dan komplians paru area paru paru yang non
ground-glass; 2) atelektasis
yang rendah karena aerated cukup banyak yang tidak homoge, dan 3)
terjadi e d em a p a d a
a patchy, pola
paru paru.
menyerupai ARDS.
Pedoman berbasis bukti mengenai ventilasi mekanis
pasien hamil dengan ARDS, serta efek persalinan p a d a
kesejahteraan ibu da n janin masih belum banyak
ditemukan.

• Hipoksemia berkepanjangan : mengurangi aliran darah plasenta


d a n oksigenasi janin karena vasokonstriksi, asidosis respiratorik janin,
h ambatan pertumbuhan , cedera otak janin.
• Efek jangka panjang : peningkatan risiko penyakit kardiovaskular,
metabolik d an ginjal.
• Obat-obatan yang digunakan untuk sedasi d a p a t berdampak
buruk p a d a janin

Lucarelli 32 minggu,
et Bukan > 98%
Ventilasi al indikasi
angka
terminasi
David harapan
m ekanik kehamilan
hidup janin
Peleg et
al
• Mempertimbangkan efek fisiologis kehamilan  persalinan p a d a
pasien hamil dengan gagal napas akan memperbaiki kondisi ibu
 Bukti tidak secara konsisten menunjukkan manfaat

• Persalinan tidak boleh dilakukan semata-mata dalam upaya


untuk meningkatkan oksigenasi atau ventilasi ibu, dengan
mengorbankan janin prematur.

• Cara persalinan ditentukan oleh prinsip obstetri standar.


• SC : menyebabkan stress fisiologis da n dikaitkan
dengan kematian yang lebih tinggi pada pasien
Pertimbangan
persalinan untuk pasien
hamil dengan COVID-
19
Pertimbangan
persalinan untuk pasien
hamil dengan COVID-
19
Pertimbangan
persalinan untuk pasien
hamil dengan COVID-
19
Prognosi  CARDS d an ventilasi mekanis
s 1 berkepanjangan tidak hanya memberikan b eb a n
yang
keseha tan yang b e sar p a d a individu yang
kritis, tetapi juga menciptakan b e b a n p a d a
sakit
masyarakat d a n sistem perawatan kesehatan
global.

 Kematian akibat CARDS d a p a t berkisar hingga 30-


50% di negara maju.

 Angka kematian : 30% CARDS ringan), 34% (CARDS


sedang), 50% (CARDS berat).

 Pasien ya ng sembuh dari a kan


m engha da pi banyak konsekuensi m edis yang
CARDS
p e nting secara pro g nostik
perawatan
setelah intensif seperti penurunan kua litas
te rapi
hidup secara keseluruhan
BAB III
KESIMPULA
N
1
 Prinsip manajemen ARDS membutuhkan
pendekatan yang intensif dan sistematik
untuk mendiagnosa dan menterapi
penyebab injuri paru paru, mencegah
secondary injuries

 Saat ini, masih sedikit data yang tersedia


untuk menentukan waktu persalinan pada
kehamilan dengan komplikasi ARDS yang
disebabkan oleh COVID-19
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai