Anda di halaman 1dari 17

EIRL[IC

IVPGIC H@R@[I_IQIC

OICOOPIC HI[AMLZIVHPE@[ RIAI MKP GIDME

Dosen Pengampu :
Diah Ayyu Fatmawati, S.Kep.Ners., M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3 :

Asri Putri Kisfandari (7318002)

Lisa Munika (7318008)

Shelly Rosandia (7318015)

Ega Safira (7318020)


Lalu Gunawan (7318027)

R[LAM VI[NICI H@R@[I_IQIC

JIHPEQIV MEDP H@V@GIQIC

PCMZ@[VMQIV R@VICQ[@C QMCOOM AI[PE

‗PEPD 2222/2221
HIQI R@COICQI[

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan mengenai “OICOOPIC
HI[AMLZIVHPE@[ RIAI MKP GIDME” dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah “MATERNITAS II”

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu, kami harap pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang dapat
memberikan wawasan bagi kami. Kritik yang baik dari pembaca sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.

Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “OICOOPIC
HI[AMLZIVHPE@[ RIAI MKP GIDME”.

Jombang, 09 Maret 2020

R`cyusuc
KIK 1

R@CAIGPEPIC
I. Eitir K`eihico
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25 tahun
sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung
mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.
K. [udusic Disieig
1.Apa yang dimaksud penyakit jantung ?
2.Apa saja klasifikasi penyakit jantung pada ibu hamil ?
3.Apa saja etiologi penyakit jantung ?
4.Bagaimana patofisiologi penyakit jantung pada ibu hamil ?
5.Apa saja manifestasi klinik penyakit jantung pada ibu hamil ?
6.Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan ?
7.Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit jantung pada
ibu hamil ?
F. Qujuic
1. Mengetahui apa itu penyakit jantung
2. Mengetahui klasifikasi penyakit jantung pada ibu hamil
3. Mengetahui etiologi penyakit jantung
4. Mengetahui patofisiologi penyakit jantung pada ibu hamil
5. Mengetahui manifestasi klinik penyakit jantung pada ibu hamil
6. Mengetahui pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan
7. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit jantung pada ibu hamil
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25 tahun

sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung
mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.

Yang dapat mempengaruhi antara lain :


1) Pengaruh peningkatan hormone tubuh
2) Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 — 32 minggu
3) Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam Rahim
4) Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya
terhentinya peredaran darah placenta
5) Saat post partum sering terjadi infeksi (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)

B. Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung pada ibu hamil :
Kelas 1 :
pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan
yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri angina.
Kelas 2 :
pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan kelelahan,
palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 3 :
pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang dari biasa
menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 4 :
pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa tidak enak. Gejala-
gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun dalam keadaan istirahat.
Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak bertambah berat.
(Raybura, William F, 2001)

C. Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
1) Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan
katub, iskemik dan cardiomiopati.
2) Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi,
anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.

D. Patofisiologi

Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir
separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada
pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi
sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada tahap
kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup
semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat
meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga
saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian
besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik.
Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara
cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).

E. Manifestasi Klinik
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik seperti
desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit jantung

merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas
yang cukup berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari
yang paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,
emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-menerus),
pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari
(clubbing) (Raybura, William F, 2001).

1. Cepat merasa lelah


2. Jantungnya berdebar-debar
3. Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5. Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
6. Dyspnea atau ortopnea progresif
7. Batuk malam hari
8. Hemoptysis

9. Sinkop
10. Nyeri dada
11. Sianosis
12. Jari gada
13. Distensi menetap vena jugularis
14. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
15. Murmur diastolic
16. Kardiomegali
17. Aritmia persisten

18. Bunyi jantung kedua terpisah menetap


(Leveno, Kenneth J, 2009)

F. Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
a. Dapat terjadi keguguran
b. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
c. Kematian perinatal yang makin meningkat

d. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau fisik


(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
G. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat
fungsinya
1) Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa
secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi

kerja jantung.
2) Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28 — 36 minggu
3) Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejak kehamilam 28 — 30 minggu
4) Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama
dnegan kardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan ahli
bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra indikasi untuk

hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan dengan
mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama
dnegan
wanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support
harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,
turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan
0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg
intravena tiap 2 — 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian
propranolol (0,2 — 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110

kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 — 100 watt-detik).


Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasien hamil
dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra, atau
dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untuk
mengatasi partus premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantung
yang jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis
tinggi mungkin terjadi keracunan jantung. (Raybura, William F, 2001)

H. Pengkajian Fokus

Pengkajian
Data Demografi : Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
Aktifasi dan istirahat
1) Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
2) Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
Sirkulasi
1) Takikardia, palpitasi, disritmia

2) Riwayat penyakit jantung congenital


3) Perubahan poksisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
uterus.
4) Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolic dan sistolik secara
kontinu.
5) Peningkatan tekanan darah
6) Clubbing dan sianosis
7) Nadi mungkin menurun
8) Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan trobositopenia.

9) Riwayat hipertensi kronis


Eliminasi

• Menurunnya keluaran urine


Makanan dan cairan
1) Obesitas
2) Mual dan
muntah Malnutrisi
1) Diabetes mellitus
2) Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah

Nyeri dan rasa nyaman


• Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa
paktivitas Pernafasan
1) Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
2) Krekle
3) Hemoptisis
4) Takipnea
5) Dispnea
6) Ortopnea
I. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi mengenai berat badan dan tinggi badan,
kelainan pada wajah, jari-jari dan tubuh yang menunjukkan kelainan kongenital dan
perubahan-perubahan pada kulit seperti sianosis, pucat, angioma, xantelasma, dan xanthoma.
Tekanan darah harus diukur secara hati-hati dengan cuff yang sesuai, kalau perlu pada kedua

lengan dan pada beberapa posisi. Denyut nadi radial harus dinilai dengan cermat, pada Aorta
Insufisiensi dapat dijumpai denyut yang kolaps (Collapsing pulse), denyut yang lemah pada
cadiac output yang rendah, pulsus alternans atau pulsus paradoksus.
Inspeksi pada kepala dan wajah untuk mencari adanya tanda-tanda kelainan
kongenital, pengukuran JVP dan penilaian denyut karotid dan kelenjar thyroid. Inspeksi dan
palpasi pada dada untuk mencari adanya kelainan bentuk dinding toraks seperti pectus
excavatum, precordial bulging, denyut apeks kordis, thrill. Pada auskultasi perlu dinilai bunyi
jantung I, II, III, IV, murmur jantung, opening snap, gallop dsb. Selanjutnya juga perlu
dilakukan pemeriksaan pada paru-paru, abdomen dan ekstremitas serta sistim-sistim organ

tubuh lainnya.

J. Pemeriksaan penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya kardiomegali,
tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika memang
diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen dan pelvis.
1. Elektrokardiografi
Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu dipertimbangkan saat

menginterpretasikan hasil pemeriksaan elektrokardiografi. Sebagai contoh, karena pada


kehamilan lanjut diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15 derajat sumbu kiri di
elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan perubahan ST ringan di
sadapan inferior. Selain itu, kontraksi premature atrium dan ventrikel relative sering
terjadi. Kehamilan tidak mengubah temuan voltase.
2. Ekokardiografi
Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan anatomi bilik,
katup, dan pericardium. Luasnya penerapan ekokardiografi, sebagian besar penyakit
jantung selama kehamilan dapat diagnosis secara noninvansif dan akurat. Sebagai

perubahan normal yang dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada ekokardiografi adalah
regurgitasi tricuspid dan peningkatan signifikan ukuran atrium kiri dan luas potongan
melintang outflow ventrikel kiri
Akan tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan perhatian khusus
terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal jantung. Infeksi terbukti merupakan factor
penting yang memicu gagal jantung. Setiap pasien harus dianjurkan untuk menghindari

kontak dengan mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk demam salesma,
dan melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang mengancam jiwa. Wanita
yang bersangkut harus diberi antibiotic profilaksis jika terdapat regurgitasi, kerusakan
katup, atau factor risiko lain. (Leveno, Kenneth J, 2009)

K. Patgways Keperawatan
_LC PJB

Lubang pada Sekat antara atrium Kegagalan


septum knn mnutupnya
ventrikel dan kiri tdk tertutup ductus arteriosus

Tekanan ventrikel kiri Drh mngalir dr Ad hub.antara aorta


meningkat atrium dan
kiri k atrium knn o/k arteri pulmonalis
Aliran drh dr ventrikel kiri ke tknn atrium kiri
ventrikel knan mlli defek o/k >atrium knn Tahanan vaskuler
perbedaan tknn paru
Pirau kiri ke kanan
menurun dg cepat

.Drh mengalir dr aorta ke


Aliran drh pulmonal bertambah, volume paru arteri pulmonalis mlli
meningkat ductus

Drh mnumpuk d Thnan arteri pulmonalis Kebocoran aorta


paru(drh kaya O2 meningkat
bercampur dengan
darah Peningkatan teknn kapiler Darah
paru tertimbun
Hipertensi di ventrikel knn
Peningkatan resistensi pembuluh darah
pulmonal
pulmonal
Oedem
paru Beban volume ber>>pd ventrikel knn,
arteri pulmonalis, kapiler paru, atrium
Difusi O2 CO2 terganggu kiri

Tknn vntrikel knn meningkat


Gangguan
pertukaran gas
Penurunan thnan
vaskuler paru dgn
cepat

Kompensasi: Hipertrofi
ventrikel knn
Peningkatan workload

Keb.O2 meningkat Peningkatan


metabolisme

Keb.kalori
meningkat Peningkatan beban kerja jantung

kelelahan Kerja Jantung


melemah,mekanisme pemompaan
gagal

Intoleransi aktivitas
CO menurun
Penurunan
anoreksia cardiak output

Kslhn dlm pembagian


Kadar O2 sirkulasi
trunkus o/ septum mjd aorta
sistemik menurun
dan arteri pulmonalis
Penurunan perfusi Nutrisi dan O2 sel menurun
Foramen interventrikel jaringan
KgAagSaUl
mSenutup

Perubahan
Defek septum ventrikel perfusi
jaringan Anoksia jaringan Metabolisme sel menurun

Infundibullum ber>>
pd jln kluar v.knan Metabolisme
anaerob Gangguan kelemahan
proses
overriding
tumbuh
Penimbunan
kembang
Penyempitan klep asam laktat
pmblh drh mnuju paru
Asidosis metabolik

Stenosis pulmonal

Aliran drh vena sistemik


tdk dpt mncapai paru(drh
rendah O2),jmlh drh
mnuju paru kurang

Drh rendah O2 sbgian


Aliran drh ke ginjal
mngalir k ventrikel.kiri
menurun
aorta Seluruh tubuh
(sirkulasi sistemik) Laju filtrasi glomerolus menurun
Aktivasi
sistem renin
angiotensin
aldosteron
Produksi Urine

Contoh Kasus

Ny. R 28 tahun, G1PoAo, hamil 30 minggu, dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas yang
progesif. Dari informasi keluarga, Ny. R pernah pingsan sebanyak 3 kali sejak 2 hari yang
lalu, tampak sianosis dari ujung tangan dan kaki, tungkai Ny.R mengalami pitting edema + 3,
peningkatan JVP. Ny.R mempunyai riwayat penyakit jantung sejak kecil dengan keluhan
sering sesak nafas, mudah lelah, dan pingsan. Oleh dokter, Ny.R tidak dianjurkan untuk
hamil mengingat kondisinya ang lemah. Akan tetapi Ny.R sangat menginginkan kehadiran
anak, sehingga Ny.R berupaya untuk hamil. Ny.R mencemaskan janinnya, berulang kali
menanyakan kondisi janinnya ke dokter dan perawat, Ny.R meminta dokter dan perawat, Ny.
R meminta dokter untuk mempertahankan bayinya. Dari pemeriksaan DJJ : 115x/mnt
suhu : 36,2oC , nadi : 105x/mnt, reguller, kecil, RR :25x/mnt TD: 130/90 mmHg. Hasil
ECG aritmia dan foto thoraks tampak edema pulmo

1. Diagnosa keperawatan
a) Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan cairan
b) Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
c) Ansietas b.d ancaman pada status terkini
2. Diagnosa Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan cairan
• NOC
- ( elektrolit and acid base balance)
- (fluid balance)
- (hydration)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapakan kelebihan volume
cairan b.d kelebihan asupan cairan dapat meningkat dari level 2 (banyak terganggu) ke level
4 (sedikit terganggu) dengan kriteria hasil

1. Terbebas dari edema


2. Terbebas dari kelelahan
3. Terbebas dari distensi vena jugularis
4. Bunyi nafas bersih tidak ada dyspnea

• NIC (management cairan)


1. Monitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Kaji lokasi dan luas edema
4. Kolaborasi pemberian diuretic

b) Penurunan curah jantung b.d perubahan


afterload NOC

- (cairrcduialactipounmsptaetuffse)ctiveness)
Setelah melalukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam diharapkan penurunan curah
jantung dapat berkurang dari level 1 (parah) ke level 3 (sedang) dengan kriteria hasil

1. Tanda vital dalam rentang normal


2. Dapat mentoleransi aktivitas,tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru,perifer, dan tidak ada acites


NIC — (cardiac care )
1. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
2. Monitor balance cairan
3. Monitor status kardio vaskuler
4. atur periode latihan dan istirahat dan menghindari kelelahan

c) Ansietas b.d ancaman pada status terkini


• NOC (anxiety level)
Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3X24 pasien dapat
menghilangkan atau mengurangi perasaan kuatir dari level 2 ( besar) ke level 4
(ringan) dengan kriteria hasil sebagai berikut :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
3. Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan.
5. Menunjukkan peningkatan konsenrtasi dan akurasi dalam berpikir
6. Menunjukkan peningkatan fokus eksternal

• NIC (Anxiety reduction )


1. Kaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik terhadap cemas, seperti
takikardi, takipnea, ekspresi non verbal kecemasan. Validasi hasil observasi

dengan menanyakan pada klien


2. Gunakan kehadiran, sentuhan (dengan ijin), pengungkapan untuk
mengingatkan klien bahwa mereka tidak sendiri dan untuk mendorong
pengekspresian atau klarifikasi kebutuhan, perhatian, ketidak tahuan, dan
pertanyaan
3. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan yang mengindikasikan
intervensi
4. Bantu pasien untuk menjelaskan tingkat kecemasan (mulai dari yangdapat
ditoleransi sampai tidak dapat di toleransi)

3. Ibu terkait gejala mudah pingsan disebabkan kondisi Gangguan kerja jantung dapat
disebabkan adanya penyempitan atau sumbatan pada aliran darah, gangguan otot jantung,
atau gangguan irama jantung (denyut jantung terlalu cepat atau terlalu lambat) sehingga
tidak cukupnya aliran darah ke otak sehingga menyebabkan pingsan dan gejala sesak
nafas disebabkan oleh terdapatnya cairan pada paru-paru ibu sehingga menyebabkan
terhambatnya aliran udara.

4. Edukasi berkelanjutan di rumah


a) Informasikan tentang kebutuhan gizi/ nutrisi seperti membatasi masuknya cairan
(75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam.
b) Jelaskan tentang kebutuhan istirahat dan menghindari aktifitas yang berlebihan.
c) Beri jadwal kunjungan ulang ANC.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25 tahun
sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung
mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
2. Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
a) Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan
katub, iskemik dan cardiomiopati.
b) Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi,
anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
3. Manifestasi klinis

a) Cepat merasa lelah


b) Jantungnya berdebar-debar
c) Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
d) Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
e) Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
f) Dyspnea atau ortopnea progresif
g) Batuk malam hari
h) Hemoptysis

B. Saran
Sebagai seorang perawat alangkah baiknya kita memahami dan mengetahui masalah-
masalah atau gangguan yang berhubungan dengan gangguan kardiovaskuler pada ibu hamil,
sehingga kita sebagai perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien.
DAFTA[ PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan klasifikasi 20l2-
20l4. Jakarta: EGC.
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 2l. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana . Jakarta : EGC.
Raybura, William F. (2001). Obstetri dan ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai