Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwiky Aditya Permana, Amd.

Kep
Prodi : S1 Keperawatan JK
Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Reproduksi
Dosen Pembimbing : Ns. Susi Widawati, M. Kep
Resume Materi : Gangguan Kardiovaskuler Pada Masa Kehamilan

DEFINISI
Menurut WHO penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan
fungsi jantung dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita,
baik yang hamil maupun yang tidak hamil. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada
sistem kardiovaskuler. Wanita hamil yang memiliki penyakit kardiovaskuler akan terjadi
pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup bagi wanita tersebut.
ETIOLOGI
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan
bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Oleh
karena itu banyaknya darah yang beredar bertambah., sehingga jantung harus bekerja lebih
berat. Karena itu, dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam sistem
kardiovaskuler yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik.
1. Karena hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya antara 32 dan 36 minggu.
2. Karena uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke
kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami
lekukan dan putaran.
TANDA GEJALA
Tanda gejala yang sering dialami pada wanita yang mengalami gangguan
karldiovaskuler pada masa kehamilan adalah;
Pada jantung kiri:
1. Mudah Lelah.
2. Nafas terengah-engah.
3. gangguan pernafasan saat dalam posisi berbaring.
4. Kongesti paru.
Pada jantung kanan:
1. Peningkatan berat badan.
2. Edema tungkai bawah.
3. Hepatomegaly.
4. Peningkatan tekanan vena jugularis.
KLASIFIKASI
Kelas I : para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa
gejala-gejala penyakit jantung apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
Kelas II : para penderita penyakit jantung dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik.
mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan
gejala-gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar (palpitasi kordis), sesak z
napas atau angina pektoris.
Kelas III : pada penderita penyakit jantung dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik.
mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari
biasa sudah menimbulakan gejala-gejala insufiensi jantung seperti disebut dalam kelas II.
Kelas IV : para penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan kegiatan fisik
apapun tanpa menimbulkan keluhan. waktu istirahat juga dapat timbul gejala-gejala
insufisiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik walaupun
yang sangat ringan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan:
1. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali, tanda
penyakit pericardium, iskemia, infark.
2. Ekokardigrafi. Metode yang aman, cepat terpercaya untuk mengetahui kelainan fungsi dan
anatomi dari bilik, katup dan pericardium.
3. Pemeriksaan radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat
dilakukan dengan memberi perlindungan diabdomen dan pelvis.
PENATALAKSANAAN
1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melakukan pengawasan antenatal yang
teratur.
2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.
3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat
anemia, harus diobati.
4. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung. Hal ini harus diobati
5. Bila tyerjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan dan
sianosis penderita harus dirawat dirumah sakit.
6. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali
seminggu setelahnya.
7. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam dan pembatasan jumlah cairan.
8. Pengobatan khusus tergantung kelas penyakit :
a. Kelas I : Tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan
b. Kelas II : Umumnya penderita pada keadaan ini tidak membutuhkan pengobatan tambahan,
tetapi mereka harus menghindari aktivitas z yang berlebihan, terutama pada usia kehamilan
28-32 minggu. Bila kondisi sosial tidak menguntungkan atau terdapat tanda-tanda perburukan
dari jantung, maka penderita harus dirawat.
c. Kelas III : Yang terbaik bagi penderita dalam keadaan ini adalah dirawat dirumah sakit
selama hamil, terutama pada usia kehamilan 28 minggui.
d. Kelas IV: Penderita dalam keadaan ini mempunyai risiko yang besar dan harus dirawat di
rumah sakit selama kehamilannya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi, distritmia, perubahan
kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung.
2. Intoleransi aktivitas berdasarkan dengan kelemahan umum.
3. perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi
perubahan pada volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.1 resiko penurunan curah jantung berdasarkan dengan peningkatan volume
sirkulasi,distritmia, perubahan kontarktilitas miokard,dan perubahan inotropik pada jantung.
Tujuan: Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat Kriteria
Hasil: Mengidentifikasi perilaku untuk meminimalkan stressor dan memaksimalkan fungsi
Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai indikasi sampai dengan nadi
dalam batas yang tepat secara individu - Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat
pantau TTV klien. Permulaan tahap dekompensasi karena toleran terhadap beban sirkulasi,
infeksi atau ansietas dapat terlihat pertama-tama dari perubahan yang membahayakan pada
pola tanda vital, berkenaan dengan peningkatan suhu, nadi, pernapasan, dan TD. Berikan
informasi tentang perlunya istirahat yang adekuat meminimalkan stress jantung dan
menghemat energy, klien kelas IV memerlukan tirah baring selama kehamilan Selidiki
adanya keluhan nyeri dada dan Klien dengan prolaps katup mitral palpitasi, anjurkan
pembatasan kafein dapat terjadi aritmia terlihat pada nyeri dengan cepat dada dan palpitasi,
pembatasan kafein dapat menurunkan ferkuensi terjadinya

Anda mungkin juga menyukai