kegagalan
Jumat, 16 Januari 2015
asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit jantung
BAB I
PENDAHULUAN
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala
penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga
dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena
kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa
yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal
tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap
keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan
penyakit jantung mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak
hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun
kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian
kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang timbul sehingga disusunnya asuhan keperawatan ini adalah bagaimana
seharusnya tindakan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung pada ibu hamil ?
1.3. Tujuan
1. M
emperoleh gambaran mengenai penyakit jantung pada ibu hamil
2. Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan penyakit jantung pada ibu
hamil
1.4. Manfaat
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit
jantung pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Penyakit Jantung
Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen akan zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu untuk itu banyaknya darah yang
beredar bertambah sehingga jantung harus bekerja lebih keras oleh karena itu dalam kehamilan
selalu terjadi pada system kardiovaskuler yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis
perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh :
a. Hipervolumia: dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu lalu
menetap
a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya
b. Pada kala II wanita menggerakkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung
yang erat
c. Padapost partum, dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk
dalam sirkulasi darah ibu.
Kelas I :
Kelas II :
d. Gejala adalahlelah, palpitasi, seska nafas dan nyeri dada (angin pectoris)
Kelas III :
a. Kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufsiensi jantung apalagi kerja fisik kira-kira 80% penderita
adalahkelas I dan II dan kehamilan dapat meningkatkan kelas tersebut menjadi III atau IV
factor-faktor yang dapat pula mempengaruhi adalahumur, anemia adanya aritmia jantung dan
hipertropi ventrikuler dan erhan sakit jantung
2.2. Etiologi
Menurut data statistik jumlah Ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilan berkisar antara
1-4%. Penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit
hipertensi, tirotoksikosis (keracunan kelenjar gondok), dan anemia.
Pada usia kehamilan 32-36 minggu volume darah ibu hamil akan mencapai puncaknya. Hal ini
ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada kaki maupun tangan ibu hamil. Di saat inilah
kelainan jantung yang diderita oleh ibu hamil menjadi lebih berat. Selain pada kehamilan, penyakit
jantung ini juga terasa berat pada saat persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari
ruang plasenta bayi (yang telah lahir) mulai kembali masuk kesirkulasi darah ibu hamil, dan
mamberatkan kerja jantung.
1. O
RTHOPNEA / dispnea progresif
2. B
atuk malam hari
3. H
emaptisis
4. S inkop
5. N
yeri dada
6. R
iwayat keluarga
2.4 Patofisiologi
Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke
atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan
dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat
imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis
pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih
berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah
dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam
kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam
batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena :
1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36
minggu
2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan
sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran.
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume
plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya
anemia delusional (pencairan darah).
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra
vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang
mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan
penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena
itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam
kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan
sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi
lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.
Pathway (skema)
Aterosklerosis
Pertukara
n
gas
nyer
i
cemas
Risiko
penurunan
curah jantung
Laktat kontraktilitas turun
Fatique
Intoleransi
aktifitas
Gangguan perfusi
jaringan
Gagal jantung
1. EKG
2. Enzim Jantung.
3. Elektrolit.
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan
proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan
konfigurasi atau fungsi katup.
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi
(aliran darah)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler,
pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
2.6 Penatalaksanaan
3. Monitor EKG
5. Oksigen 2 – 4 lt/menit
2.7 K
omplikasi
1. Anemia
7. Placenta Previa
8. Hidroamnios
9. Penyakit Rhesus
13. Keguguran
14. Kelahiran mati
BAB III
Tinjauan kasus
3.1. pengkajian
A. Identitas
Nama
Umur
1. Airways
2. Breathing
- Ronchi, krekles
3. Circulation
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
B. P
engkajian Sekunder
1. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
Tanda :
- Takikardi
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler
lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits
atau komplain ventrikel
- Murmur
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal
jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah
pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang,
focus pada diri sendiri, koma nyeri
4. Eliminasi
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
6. Hygiene
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak
hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak
tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi,
lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
- dispnea nocturnal
Tanda :
- pucat, sianosis
Gejala :
- Stress
Tanda :
- Menarik diri
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi, distritmia, perubahan
kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung
2. Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet
3. perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada
volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri
5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran .
Dx.1 resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi,distritmia, perubahan kontarktilitas
miokard,dan perubahan inotropik pada jantung.
teria Hasil: - Mengidentifikasi perilaku untuk meminimalkan stressor dan memaksimalkan fungsi
- Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai indikasi sampai dengan nadi dalam
batas yang tepat secara individu
INTERVENSI RASIONAL
Pantau TTV klien Permulaan tahap dekompensasi karena
toleran terhadap beban sirkulasi, infeksi atau
ansietas dapat terlihat pertama-tama dari
perubahan yang membahayakan pada pola
tanda vital, berkenaan dengan peningkatan
suhu, nadi, pernapasan, dan TD.
Selidiki
adanya keluhan nyeri dada dan
palpitasi, anjurkan pembatasan kafein
dengan cepat
Dx.2 Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet
- P
enambahan berat badan tepat
INTERVENSI RASIONAL
Kaji
factor-faktor diet yang dapat mempercepat D
iet yang tidak tepat khususnya
retensi cairan berlebihan, berikan informasi defisiensi protein dan kelebihan natrium,
sesuai kebutuhan memperberat retensi cairan
Dx.3 perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada
volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri
Kriteria Hasil : - menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah putih
- M
endemonstrasikan perfusi Plasenta adekuat sesuai indikasi
INTERVENSI RASIONAL
Perhatikan factor-faktor individu dan Adanya masalah jantung sebelumnya
status sebelum hamil dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan
sirkulasi selama kehamilan dapat
mengakibatkan kerusakan oksigenisasi
jaringan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian maternal. Karena setiap kehamilan
mempengaruhi system kardiovaskuler ibu. Jantung normal dapat mengompensasikan peningkatan
beban kerja sehingga kehamilan dan kelahiran bayi ditoleransi dengan baik. Selain itu, jantung yang
normal dapat menyesuiakan diri terhadap segala perubahan system jantung dan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya
sehinggadapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja
jantung. Namun apabila hal ini tidak ditoleransi dengan baik, kegagalan jantung dapat terjadi.
Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Etiologi kelainan jantung dapat berupan kelainan jantung primer dan sekunder. Mengetahui tanda
dan gejala yang memicu terjadinya penyakit jantungpada ibu hamil sangatlah penting dalam
menentukan asuhan dan diagnosayang tepat dalam menanggulangi penyakit jantung. Selain
itu,pemeriksaan penunjang lewat ekokardiografi, juga penting untuk mengetahui kelainan iramadan
gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia atau infark, bisa
ditemukan tanda-tanda aritmia. Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam
kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung
diabdomen dan pelvis. Intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan cara mandiri dan kolaborasi,
hal ini penting dilakukan guna meningkatkan kesehatan pasien. Penanganan yang tepat dapat
mengurangi kecemasan dan mempermudah penyembuhan pasien.
Dalam menanggulangi penyakit jantung pada ibu hamil , keterampilan interpersonal, intelektual
teknikal, sangat penting dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Selain itu,
keaman dan kenyamanan fisik serta psikologis dari pasien harus dilindungi dengan baik guna
mengurangi tingkat kecemasan dari pasien serta meminimalkan stressor dan memaksimalkan fingsi
jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II.
Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC;
2001