Anda di halaman 1dari 19

keberhasilan akan datang karena ada

kegagalan
Jumat, 16 Januari 2015

 
asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit jantung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.​ ​Latar Belakang

Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan


dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang
nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang
dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala
penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga
dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena
kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa
yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal
tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap
keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan
penyakit jantung mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak
hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun
kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian
kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi.

1.2.​ ​Permasalahan

Permasalahan yang timbul sehingga disusunnya asuhan keperawatan ini adalah bagaimana
seharusnya tindakan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung pada ibu hamil ?
1.3.​ ​Tujuan

a.​ ​Tujuan umum

Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar mata kuliah keperawatan maternitas I

b.​ ​Tujuan khusus

1.​ M
​ emperoleh gambaran mengenai penyakit jantung pada ibu hamil

2.​ ​Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan penyakit jantung pada ibu
hamil

1.4.​ ​Manfaat

Manfaat dari penyusunan asuhan keperawatan ini, yaitu :

a.​ ​Kegunaan ilmiah

1.​ S​ ebagai bahan bacaan bagi mahasiswa

2.​ S​ ebagai salah satu tugas akademik

b.​ ​Kegunaaan praktis

Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit
jantung pada ibu hamil.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.​ ​Pengertian

Penyakit Jantung

Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen akan zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu untuk itu banyaknya darah yang
beredar bertambah sehingga jantung harus bekerja lebih keras oleh karena itu dalam kehamilan
selalu terjadi pada system kardiovaskuler yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis
perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh :

a.​ ​Hipervolumia: dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu lalu

menetap

b.​ ​Jantung dan diafragma terdorong keatas oleh pembesaran rahim


∙​ ​Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung saat-saat yang berbahaya bagi penderita jantung
aalah

a.​ ​Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya

b.​ ​Pada kala II wanita menggerakkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung

yang erat

c.​ ​Padapost partum, dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk
dalam sirkulasi darah ibu.

d.​ ​Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi

∙​ ​Pengaruh penyakit jantung terhaap kehamilan

a. Dapat terjadi abortus

b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan

c. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah

d. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati

e. Kematian janin dalam lahir (kjol)

∙​ ​Klarifikasi penyakit jantung dalam kehamilan

Kelas I :

a. Tanpa pembatasan gerakan fisik

b. Tanpa gejala pada kegiatan biasa

Kelas II :

a. Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya

b. Waktu istirahat tidak ada keluhan

c. Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insulfiensi

d. Gejala adalahlelah, palpitasi, seska nafas dan nyeri dada (angin pectoris)

Kelas III :

a. Kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufsiensi jantung apalagi kerja fisik kira-kira 80% penderita
adalahkelas I dan II dan kehamilan dapat meningkatkan kelas tersebut menjadi III atau IV
factor-faktor yang dapat pula mempengaruhi adalahumur, anemia adanya aritmia jantung dan
hipertropi ventrikuler dan erhan sakit jantung
2.2.​ ​Etiologi

Menurut data statistik jumlah Ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilan berkisar antara
1-4%. Penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit
hipertensi, tirotoksikosis (keracunan kelenjar gondok), dan anemia.

Pada usia kehamilan 32-36 minggu volume darah ibu hamil akan mencapai puncaknya. Hal ini
ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada kaki maupun tangan ibu hamil. Di saat inilah
kelainan jantung yang diderita oleh ibu hamil menjadi lebih berat. Selain pada kehamilan, penyakit
jantung ini juga terasa berat pada saat persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari
ruang plasenta bayi (yang telah lahir) mulai kembali masuk kesirkulasi darah ibu hamil, dan
mamberatkan kerja jantung.

2.3.​ ​Tanda dan gejala

1.​ O
​ RTHOPNEA / dispnea progresif

2.​ B
​ atuk malam hari

3.​ H
​ emaptisis

4.​ S​ inkop

5.​ N
​ yeri dada

6.​ R
​ iwayat keluarga

2.4 Patofisiologi

Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke
atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan
dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat
imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis
pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih
berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah
dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam
kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam
batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena :
1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36
minggu

2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan
sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran.

Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume
plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya
anemia delusional (pencairan darah).
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra
vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang
mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan
penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena
itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam
kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan
sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi
lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.

Pathway (skema)

Aterosklerosis

Aliran darah ke jantung

Oksigen dan nutrisi

Jaringan miocard iskemik

Nekkrose kurang dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang

Supply oksigen ke miocard


Kerusakan

Pertukara
n

gas

Metabolisme an aerob seluler hipoksin

nyer
i

cemas

Timbunan asam integritas membran sel

Risiko
penurunan
curah jantung
Laktat kontraktilitas turun

Fatique

Intoleransi

aktifitas

Gangguan perfusi
jaringan

OP turun kegagalan pompa jantung

Resiko mekelebihan volume


cairan ekstravaskuler

Gagal jantung

2.5​ ​Pemeriksaan penunjang

1. EKG

Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis

2. Enzim Jantung.

CPKMB, LDH, AST

3. Elektrolit.

Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,


hiperkalemi
4. Sel darah putih

Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan
proses inflamasi

5. Kecepatan sedimentasi

Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.

6. Kimia

Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis

7. GDA

Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.

8. Kolesterol atau Trigliserida serum

Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.

9. Foto dada

Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.

10. Ekokardiogram

Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan
konfigurasi atau fungsi katup.

11. Pemeriksaan pencitraan nuklir

a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA

b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik

12. Pencitraan darah jantung (MUGA)

Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi
(aliran darah)

13. Angiografi koroner

Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan


dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak
selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.

14. Digital subtraksion angiografi (PSA)

Teknik yang digunakan untuk menggambarkan

15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)

Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler,
pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.

16. Tes stress olah raga


Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan dengan
pencitraan talium pada fase penyembuhan.

2.6​ ​Penatalaksanaan

1. Rawat ICCU, puasa 8 jam

2. Tirah baring, posisi semi fowler.

3. Monitor EKG

4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit

5. Oksigen 2 – 4 lt/menit

6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg

7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg

8. Bowel care : laksadin

9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus

10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna

11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas

2.7​ K
​ omplikasi

1. Anemia

2. Intrauterine Growth Restriction

3. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)

4. Premature Rupture of Membranes5. Gestational Diabetes

6. Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension

7. Placenta Previa

8. Hidroamnios

9. Penyakit Rhesus

10. Kehamilan Post-Term

11. Kehamilan ganda

12. Kehamilan ektopik

13. Keguguran
14. Kelahiran mati

15. Pendarahan pasca melahirkan

BAB III

Tinjauan kasus

3.1. pengkajian

A. Identitas

Nama

Umur

A.​ ​Pengkajian Primer

1. Airways

- Sumbatan atau penumpukan secret

- Wheezing atau krekles

2. Breathing

- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat

- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal

- Ronchi, krekles

- Ekspansi dada tidak penuh

- Penggunaan otot bantu nafas

3. Circulation

- Nadi lemah , tidak teratur

- Takikardi

- TD meningkat / menurun

- Edema

- Gelisah

- Akral dingin

- Kulit pucat, sianosis


- Output urine menurun

B.​ P
​ engkajian Sekunder

1. Aktifitas

Gejala :

- Kelemahan

- Kelelahan

- Tidak dapat tidur

- Pola hidup menetap

- Jadwal olah raga tidak teratur

Tanda :

- Takikardi

- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.

Tanda :

- Tekanan darah

Dapat normal / naik / turun

Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri

- Nadi

Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler
lambat, tidak teratus (disritmia)

- Bunyi jantung

Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits
atau komplain ventrikel

- Murmur

Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung

- Friksi ; dicurigai Perikarditis

- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur


- Edema

Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal
jantung atau ventrikel

- Warna

Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir

3. Integritas ego

Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah
pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga

Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang,
focus pada diri sendiri, koma nyeri

4. Eliminasi

Tanda : normal, bunyi usus menurun.

5. Makanan atau cairan

Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar

Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan

6. Hygiene

Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan

7. Neurosensori

Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )

Tanda : perubahan mental, kelemahan

8. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala :

- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak
hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)

- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak
tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.

- Kualitas :

“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .

- Intensitas :

Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.

- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi,
lansia

9. Pernafasan:

Gejala :

- dispnea tanpa atau dengan kerja

- dispnea nocturnal

- batuk dengan atau tanpa produksi sputum

- riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.

Tanda :

- peningkatan frekuensi pernafasan

- nafas sesak / kuat

- pucat, sianosis

- bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum

10. Interkasi social

Gejala :

- Stress

- Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS

Tanda :

- Kesulitan istirahat dengan tenang

- Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )

- Menarik diri
3.2. Diagnosa Keperawatan

1. resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi, distritmia, perubahan
kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung

2. Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet

3. perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada
volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri

4. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri

5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran .

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

7. cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis

3.3. Intervensi keperawatan

Dx.1 resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi,distritmia, perubahan kontarktilitas
miokard,dan perubahan inotropik pada jantung.

Tujuan : Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat

teria Hasil: - Mengidentifikasi perilaku untuk meminimalkan stressor dan memaksimalkan fungsi

-​ ​Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai indikasi sampai dengan nadi dalam
batas yang tepat secara individu

-​ ​Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat

INTERVENSI RASIONAL
​Pantau TTV klien ​Permulaan tahap dekompensasi karena
toleran terhadap beban sirkulasi, infeksi atau
ansietas dapat terlihat pertama-tama dari
perubahan yang membahayakan pada pola
tanda vital, berkenaan dengan peningkatan
suhu, nadi, pernapasan, dan TD.

​Meminimalkan stress jantung dan


menghemat energy, klien kelas IV
memerlukan tirah baring selama kehamilan

​Klien dengan prolaps katup mitral dapat


​Berikan informasi tentang perlunya terjadi aritmia terlihat pada nyeri dada dan
istirahat yang adekuat palpitasi, pembatasan kafein dapat
menurunkan ferkuensi terjadinya

​Selidiki
adanya keluhan nyeri dada dan
palpitasi, anjurkan pembatasan kafein
dengan cepat

Dx.2 Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet

Tujuan :Volume cairan seimbang

Kriteria Hasil : - Menunjukkan keseimbangan cairan yang stabil

-​ P
​ enambahan berat badan tepat

INTERVENSI RASIONAL
​Kaji
factor-faktor diet yang dapat mempercepat D
​ iet yang tidak tepat khususnya
retensi cairan berlebihan, berikan informasi defisiensi protein dan kelebihan natrium,
sesuai kebutuhan memperberat retensi cairan

​Batuk tidak berhubungan dengan


masalah pernapasan dapat menandakan
​Selidiki batuk yang tidak jelas
terjadinya gejala

​Membantu menghilangkan tahanan


​Kolaborasi berikan diuretic : (klorotiazid, cairan berlebihan pada tindakan
hidroklotiazid) konservatif dari istirahat dan penurunan
masukan natrium

Dx.3 perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada
volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri

Tujuan : perfusi tidak terjadi

Kriteria Hasil : - menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah putih

-​ M
​ endemonstrasikan perfusi Plasenta adekuat sesuai indikasi

INTERVENSI RASIONAL
​Perhatikan factor-faktor individu dan ​Adanya masalah jantung sebelumnya
status sebelum hamil dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan
sirkulasi selama kehamilan dapat
mengakibatkan kerusakan oksigenisasi
jaringan

​Takikardi(frekuensi jantung lebih besar)


pada istirahat, peningkatan TD, dan
perubahan perilaku pada mendekati
​Kaji TD, dan nadi kegagalan jantung awal atau hipoksia

​Memudahkan frekuensi pernapasan dengan


menurunkan tekanan dari pembesaran
uterus pada diafragma dan membantu
meningkatkan diameter vertikel untuk
ekspansi paru

​Berikan informasi tentang penggunaan


posisi tegak yang diubah selama tidur
dan istirahat

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian maternal. Karena setiap kehamilan
mempengaruhi system kardiovaskuler ibu. Jantung normal dapat mengompensasikan peningkatan
beban kerja sehingga kehamilan dan kelahiran bayi ditoleransi dengan baik. Selain itu, jantung yang
normal dapat menyesuiakan diri terhadap segala perubahan system jantung dan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya
sehinggadapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja
jantung. Namun apabila hal ini tidak ditoleransi dengan baik, kegagalan jantung dapat terjadi.

Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Etiologi kelainan jantung dapat berupan kelainan jantung primer dan sekunder. Mengetahui tanda
dan gejala yang memicu terjadinya penyakit jantungpada ibu hamil sangatlah penting dalam
menentukan asuhan dan diagnosayang tepat dalam menanggulangi penyakit jantung. Selain
itu,pemeriksaan penunjang lewat ekokardiografi, juga penting untuk mengetahui kelainan iramadan
gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia atau infark, bisa
ditemukan tanda-tanda aritmia. Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam
kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung
diabdomen dan pelvis. Intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan cara mandiri dan kolaborasi,
hal ini penting dilakukan guna meningkatkan kesehatan pasien. Penanganan yang tepat dapat
mengurangi kecemasan dan mempermudah penyembuhan pasien.

Dalam menanggulangi penyakit jantung pada ibu hamil , keterampilan interpersonal, intelektual
teknikal, sangat penting dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Selain itu,
keaman dan kenyamanan fisik serta psikologis dari pasien harus dilindungi dengan baik guna
mengurangi tingkat kecemasan dari pasien serta meminimalkan stressor dan memaksimalkan fingsi
jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Carolyn M. Hudak. ​Critical Care Nursing : A Holistic Approach.​ Edisi VII. Volume II.

Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997

Susan Martin Tucker. ​Patient Care Standarts​. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998

Long, B.C. ​Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach​.

Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran;

1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. ​Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing​. 8​th​ Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku

a​ sli diterbitkan tahun 1996)

Corwin, E.J. ​Handbook of pathophysiology.​ Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC;
  2001
 

Anda mungkin juga menyukai