Anda di halaman 1dari 7

Penyakit jantung pada ibu hamil

Dosen Pengampu : Ns.Sara Dewi Yola,S.kep.,M.K.M


Mata kuliah : Konsep Dasar Keperawatan

oleh :
Dilla uznia : 21010069
Kelas : 1b
Tingkat : 1
Semester : 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MEDIKA NURUL ISLAM
2021/2022
A. Penyakit jantung pada kehamilan

1.Pengertian

Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler.


Wanitadengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal
balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.

B.Dalam kehamilan

1.Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan

Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan


pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik :

a.Kelas I

Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan tidak ada
pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi
jantung atau merasakan nyeri angina.

b. Kelas II

Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan


sedikit pembatas dalam aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman (Discomfort)
dalam bentuk rasa lelah berlebihan, dispnea, atau nyeri agina.

c. Kelas III

Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan penyakit


jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat,
tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasatidak nyaman berupa kelelahan
berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeriangina

d. Kelas IV

Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit jantungdan


tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala
insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalamkeadaan istirahat, dan apabila
mereka melakukan aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah.

2.Etiologi
Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yangsering
dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosismitral dengan
insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabunganantara insufisiensi aorta dan
stenosis aorta, penyakit katupulmonal dantrikuspidal

3.Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian,abortus.
Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin,APGAR score
rendah, pertumbuhan janin terhambat.

4.Faktor Predisposisi

Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed


preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri,
riwayatdecompensasi cordis, anemia.

5.Patofisiologi

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan
bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darahibu.
Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih
berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler
yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik.Perubahan-perubahan itu terutama
disebabkan karena:

a.hidrenia (Hipervolemia) dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan


puncaknya pada UK 32-36 minggu.

b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas,ke
kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantungmengalami
lekukan dan putaran.

Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya


peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darahmerah ; hal ini
mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah).12-24 jam pasca
persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisicairan dari ekstra vascular
ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang
mengakibatkan hemokonsentrasi(penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan
merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakittidak.
Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkatdan nadi rata-rata
88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalamkehamilan lanjut prekordium
mengalami pergeseran ke kiri dan seringterdengar bising sistolik di daerah apeks dan
katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan
melahirkan,bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.

6.Manifestasi Klinis

Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tandadan
gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah,hepato megali,
dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejalagagal jantung kanan.
Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanitahamil normal. Biasanya
terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis ataudalam rekam medis.

Perlu di awasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu :

a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama


minggu ke 28 dan 32 , saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung
maksimum.

b. Saat persalinan setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam


sirkulasi sistemik sebesar 15-20%dan ketika meneran pada partus kala ii,saat
arus balik vena dihambat kembali ke jantung.

c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi


uterusyang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas
bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.

d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli
pulmonal dari thrombus iliofemoral.

Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi


yangmenetap di dasar paru dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.

Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang
berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeridada,
batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten padaekstremitas,
peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulitdidengar, split
bunyi jantung II, ejection click, late systolic click,opening snap, friction rub,
bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio megali dengan
heaving ventrikel kiri atau kanan yang diinfus.

7.Pemeriksaan Penunjang

Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :


a. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi,
kardiomegali,tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan
tanda-tandaaritmia

b. Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk


mengetahukelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium

c. Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika


memangdiperlukan dapat dilakukan dengan member pelindung diabdomen dan
pelvis.

8.Penatalaksanaan Pada Kehamilan.

a. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan


pengawasanantenatal yang teratur.

b. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog

c. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan jika
terdapat anemia,harus diobati.

d. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini
harus di obati.

e. Bila terjadi keluhan yang agak berat,seperti sesak napas,infeksi saluran


pernafasan,dan sianosis, penderita harus di rawat di rumah sakit.

f. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28


minggudan 1 kali seminggu setelahnya.

g. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan
jumlahcairan.

h. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :

1)Kelas I

Tidak memerlukan pengobatan tambahan.

2)Kelas II

Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik


terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
3)Kelas III

Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di


rumahsakit sejak kehamilan 28-30 minggu.

4)Kelas IV

Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama


dengan kardiologi.

9.Prognosis

Prognosis tergantung klasifikasi, usia, penyulit lain yang tidak berasal dari
jantung, penatalaksanaan, dan kepatuhan pasien. Kelainan yang paling sering
menyebabkan kematian adalah edema paru akut pada stenosis mitral. Prognosis hasil
konsepsi lebih buruk akibat dismaturitas dan gawat janin waktu persalinan.

C. Pada persalinan

Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin
per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit
dalam.

1.Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati


dengandigitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis1,2-
1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kalidalam dua jam.
Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin,dan suntikan diuretikum.

2.Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah
jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan.Dalam 20-30
menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek denganekstraksi vakum atau
forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokalanestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan
beberapa ahli multidisiplin.

3.Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti


petidindan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir
bayiakan lahir dalam beberapa jam.

4.Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati,


biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.

Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan


sangatmembahayakan jiwanya. Bila hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atausedini
mungkin abortus buatan medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bilatidak mau
sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD(AKDR).
Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan
analgesia epidural. Kelahiran pervaginam dianjurkan padasebagian besar kasus yang ada
indikasi obstetrinya. Keputusan untuk melakukan SC juga harus mempertimbangkan
penyakit jantung spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli
anestesi, serta fasilitas yang ada.

D. Pada masa nifas

Beban kerja jantung yang lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai pada
fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatansecara ketat
janganlah diabaikan. Seluruh tindakan/perawatan seperti masaantepartum perlu
dilanjutkan. Kalau terjadi edema paru maka flebotomi merupakansalah satu usaha
menyelematkan jiwa pasien saat postpartum itu.

1.Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan
darahtiba-tiba membajiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat
bertambah.Perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.

2.Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2


minggu setelah bersalin.

Anda mungkin juga menyukai