Anda di halaman 1dari 8

NAMA KELOMPOK :

1. Fransiska Fahrul Dianti


Nim : A2R18071
Prodi : S1 Keperawatan 2B

2. Putri Sintha Nurochmah


Nim : A2R18085
Prodi : S1 Keperawatan 2B

KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JANTUNG

A. DEFINISI
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia
25tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur,
penyakit jantungmempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J,
2009).Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilandapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung
dapatmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung
yang normaldapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan
pembuluh darah yangdisebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh
besarnya janin yangdikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan
pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
 Pengaruh peningkatan hormone tubuh.
 Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28– 32
minggu
 Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
 Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan
terhentinya terhentinya peredaran darah placenta
 Saat post partum sering terjadi infeksi.(Manuaba, Ida Bagus Gde,
1998)

B. ETIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
 Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk
kelainan katub,iskemik dan cardiomiopati.
 Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi,
anemia berat,hipervolumia, perbesaran rahim, dll
C. WOC

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. Patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional
dan fraksi ejeksi (aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel
kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali
mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan

E. PENATALAKSANAAN / TERAPI

Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung


padaderajat fungsinya :
1. Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa
secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk
mengurangi kerja jantung.
2. Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik
terutama antarakehamilan 28 –  36 minggu
3. Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejakkehamilam 28 – 30 minggu
4. Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama
dnegankardiologi

Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan
ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra
indikasi untukhamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada
kehamilan denganmempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi
untuk operasi sama dneganwanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi
cardiopulmonary bypasss supportharus dnegan aliran tinggi.Kegagalan jantung harus
ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,turniket (rotating
tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan0,25 mg
intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mgintravena
tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian propranolol
(0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110kali per
menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).Asosiasi jantung Amerika
menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasienhamil dengan penyakit katup
jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra,atau dalam persalinan
melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untukmengatasi partus
premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantungyang jelas.
Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosistinggi
mungkin terjadi keracunan jantung.
F. ASUHAN KEPERAWATAN:

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Nama, jenis kelamin, umur, suku/bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan
terakhir, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, No.MR, diagnostik medik.
Semua data mengenai identitas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.

b. Identitas penanggung jawab


Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung
jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat

c. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, panda
ngan mata kabur, proteinuria (protein dalamurin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu
hati.

d. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-
tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilangdengan analgesik biasa), diplopia, nyeri
abdomen atas (epigastrium),oliguria (< 400 ml / 24jam) serta nokturia dan
sebagainya. Perlu jugaditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit
ginjal,rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan
keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukanuntuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.

e. Riayat Penyakit Dahulu


Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit sepertikronis hipertensi (te
kanan darah tinggi sebelum hamil),Obesitas,ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hema
turia, nokturia dansebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasanganyang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang
menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama
seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahuikemungkinan adanya faktor
predisposisi

f. Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab
jantung hipertensidalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti.
Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resikoempat sampai
delapan kali.
g. Riwayat Psikososial:
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta b
agaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

h. Pengkajian Sistem Tubuh:


 B1(Breathing): Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau t
anpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis.
 B2 (Blood): Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan
hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah
terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah
trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar
antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung
koroner,episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhikardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit
pucat, sianosis, suhu dingin.
 B3 (Brain): Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi.
Selainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT scan atau
MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG
juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat
bertahan dalam jangka waktu seminggu. Integritas ego meliputi cemas,
depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala
pusing, berdenyut ,sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh,g
angguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikanterkanan pada
pembuluh darah cerebral.
 B4 ( Badder): Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan
obat diuretik juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul
tinggi. Sebagian besar penelitian biopsyginjal menunjukkan pembengkakan endotel
kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis
hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan
penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
 B5 (Bowel): Makanan/Cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol,mual,
muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
 B6 (Bone): Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit
kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada,nyeri ulu hati. Keamanan
meliputi gangguan Cara berjalan, parestesia,hipotensi postural.

i. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. 
Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada
kehamilan meliputi hal-hal berikut:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
2. Nyeri Kronis

j. Intervensi

No DIAGNOSA LUARAN ( SLKI) INTERVENSI SIKI


KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung Luaran utama: Perawatan jantung


berhubungan dengan Curah Jantung
perubahan frekuensi jantung Tindakan
Luaran tambahan:  Observasi
DATA MAYOR Perfusi Miokard - Identifikasi tand
DATA SUBJEKTIF: /gejala primer
1. Perubahan irama  Kriteria hasil menurun curah
jantung jantung meliputi
- Palpitasi Cukup menurun : dispnea, kelelahan,
2. Perubahan preload - Kekuatan nadi perifer edema, ortopnea,
- Lelah ( EF ) paroxysmal
3. Perubahan afterload - Cardiac index ( CI ) noctumal dyspnea,
- Disnea - Left ventriculer stroke peningkatan ( CVP )
work index ( LVSWI ) - Identifikasi
DATA OBJEKTIF: - Stroke volume index tanda/gejala
1. Perubahan irama ( SVI ) sekunder penurunan
jantung - Tekanan darah curah jantung
- Brakikardia / meliputi peningkatan
takikardia Menurun : berat badan,
- Gambaran EKG - Palpitasi hepatomegali,
aritmia atau - Bradikardia distensi vena
gangguan - Takikardi jugularis, palpitasi.
konduksi - Gambaran EKG aritma - Monitor tekanan
2. Perubahan preload - Lelah darah
- Edema - Edema - Monitor intake dan
- Distensi vena - Distensi vena jugularis output cairan
jugularis - Dispnea - Monitor saturasi
- Central venous - Oligura oksigen
pressure ( CVP) - Pucat / sianosi - Monitor aritmia
meningkat / - Ortopnea ( kelainan irama dan
menurun - Mur mur jantung frekuensi )
- Hepatomegali - Berat badan - Periksa tekanan
3. Perubahan afterload - Hapatomegali darah dan frekuensi
- Tekanan darah - Pulmonary vascular nadi sebelum dan
meningkat / resistence ( PVR ) sesudah aktivitas
menurun - Periksa tekanan
- Nadi perifer teraba darah dan frekuensi
lemah nadi sebelum
- Capillary refill pemberin obat.
time > 3 detik
- Oliguria
- Warna kullit pucat  Terapeutik
dan / sianosis - Posisikan pasien
semi-fowler atau
DATA MINOR dengan kaki ke
DATA SUBJEKTIF: bawah atau posisi
1. Perubahan preload nyaman
- ( tidak tersedia ) - Berikan diet jantung
2. Perubahan afterload yang sesuai
- ( tidak tersedia ) - Berikan terapi
3. Perubahan relaksasi untuk
kontraktilitas mengurangi stress
- ( tidak tersedia ) - Berikan oksigen
4. Perilaku / emosional untuk
- Cemas mempertahankan
- Gelisah saturasi oksigen >
94%
DATA OBJEKTIF  Edukasi
1. Perubahan preload - Anjurkan
- Mur mur jantung beraktivitas fisik
- Berat badan sesuai toleransi
bertambah - Anjurkan
- Pulmonary artery beraktivitas fisik
wedge pressure secara bertahap
( PAWP ) - Anjurkan pasien dan
menurun keluarga mengukur
2. Perubahan Afterload intake dan output
- Pulmonary cairan harian
vascular resistance  Kolaborasi
( PVR ) - Kolaborasi
Meningkat / pemberian
menurun antiaritmia
- Systemic vascular - Rujuk ke program
resitance ( SVR ) rehabilitasi jantung
meningkat /
menurun
3. Perubahan
kontraktilitas
- Cardiac index ( CI
)menurun
- Left ventricular
stroke work index
( LVSWI )
menurun
- Stroke volume
2. index ( SVI )
menurun
4. Perilaku / emosional
- ( tidak tersedia )
k. Implementasi
Semua tindakan yang ada pada intervensi dilakukan sesuai dengan anjuran atau sesuai
masalah atau kondisi pada klien. Apa yang harus didokumentasikan :
1. Tanggal dan waktu pelaksanaan
2. Diagnosa keperawatan no berapa dan intervensi no berapa yang dilakukan
3. Hasil tindakan
4. Tanda tangan dan nama terang perawat.

l. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan klien sesuai dengan kriteria
hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai