A. DEFINISI
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia
25tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur,
penyakit jantungmempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J,
2009).Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilandapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung
dapatmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung
yang normaldapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan
pembuluh darah yangdisebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh
besarnya janin yangdikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan
pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
Pengaruh peningkatan hormone tubuh.
Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28– 32
minggu
Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan
terhentinya terhentinya peredaran darah placenta
Saat post partum sering terjadi infeksi.(Manuaba, Ida Bagus Gde,
1998)
B. ETIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk
kelainan katub,iskemik dan cardiomiopati.
Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi,
anemia berat,hipervolumia, perbesaran rahim, dll
C. WOC
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. Patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional
dan fraksi ejeksi (aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel
kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali
mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan
E. PENATALAKSANAAN / TERAPI
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan
ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra
indikasi untukhamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada
kehamilan denganmempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi
untuk operasi sama dneganwanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi
cardiopulmonary bypasss supportharus dnegan aliran tinggi.Kegagalan jantung harus
ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,turniket (rotating
tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan0,25 mg
intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mgintravena
tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian propranolol
(0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110kali per
menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).Asosiasi jantung Amerika
menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasienhamil dengan penyakit katup
jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra,atau dalam persalinan
melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untukmengatasi partus
premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantungyang jelas.
Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosistinggi
mungkin terjadi keracunan jantung.
F. ASUHAN KEPERAWATAN:
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, jenis kelamin, umur, suku/bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan
terakhir, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, No.MR, diagnostik medik.
Semua data mengenai identitas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, panda
ngan mata kabur, proteinuria (protein dalamurin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu
hati.
i. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian.
Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada
kehamilan meliputi hal-hal berikut:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
2. Nyeri Kronis
j. Intervensi
l. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan klien sesuai dengan kriteria
hasil yang diharapkan.