LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROENTERITIS AKUT
DI RUANG CEPAKA
DI RSUD MARDI WALUYO BLITAR
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Shulhan Arief Hidayat , S.Kep, Ners., M.Kep Widya Dwi Pratiwi, S.Kep.Ners
NIDN. 07-1707-9203 NIP. 197906282006042015
3
GASTROENTERITIS AKUT
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. KLASIFIKASI
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
- feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
6
G. PATOFISIOLOGI
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi
bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus
akibatnya sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit meningkat.
cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus
sehingga terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada
tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic
diare.
7
H. PATHWAY
Diare (D0020)
H. PENCEGAHAN
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah: (Kementrian Kesehatan RI, 2011)
1. Perilaku Sehat
a. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap
secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan
sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa
ini.ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula
atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat
terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau
makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya
bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini
di sebut disusui secara penuh (memberikan ASI Eksklusif).Bayi harus disusui
secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan dari
kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan
makanan lain (proses menyapih).
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan
perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara
penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada
pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang
disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula,
berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi
buruk.
b. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian
makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa,
dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan. Ada beberapa saran
untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu:
1) Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat
9
2. Penyehatan Lingkungan
Penyediaan Air Bersih
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air
antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit
mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara
kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air
sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk
mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup
disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih
harus tetap dilaksanakan.
Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya
vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah
dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika
seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh
karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus
dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila
tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan
akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.
Sarana Pembuangan Air Limbah
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus
dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.
Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan
menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan
nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan
penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria.
Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus
dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau
yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
12
I. PENATALAKSANAAN
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus
merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insiden penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan
kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status
ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih
dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka
panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan,
kebiasan cuci tangan.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.
o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi
taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
o Erupsi gigi : geraham pertama menyusul gigi taring.
b. Perkembangan
o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai menunjukan
kelakuannya, cinta diri sendiri atau egoistik, mulai kenal dengan tubuhnya,
tugas utamanya adalah latihan kebersihan, perkembangan bicara dan
bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungan interpersonal,
bermain).
o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh dari kemampuannya untuk
mandiri (tak tergantung). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada
diri anak.
o Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. Berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan
(GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4. Melepas pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih.
15
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare
2. Hipovolemia
3. Defisit Nutrisi
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Status cairan
6. Tingkat infeksi
7. Tingkat nyeri
Kriteria Hasil
Meningkat:
1. Kontrol pengeluaran feses
Menurun:
1. Distensi abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Kram abdomen
Membaik:
1. Konsistensi feses
2. Frekuensi defekasi
3. Peristaltik usus
Manajemen Diare
Observasi:
1. Identifikasi penyebab diare ( mis. Inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, malasorpsi, ansietas, stress, efek obat –
obatan, pemberian botol susu)
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja )
4. Monitor tanda dan gejala hypovolemia ( mis. Takikardia, nadi teraba lemah,
tekanana darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT
melambat, BB turun )
5. Monitor jumlah pengeluaran diare
6. Monitor keamanan peyiapan makanan
Terapeutik:
1. Berikan asupan cairan oral ( mis. Larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalyte)
2. Pasang jalur intravena
18
3. Berikan cairan intravena ( mis. Ringer asetat, ringer laktat) jika perlu
4. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkapdan elektrolit
Edukasi:
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas ( mis. Loperamide, difenoksilat )
2. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis. Atapulgit, smektit, koalin-
pektin )
2) Diagnosa : Hipovolemi ( D.0023 )
Penyebab :
5. Kehilangan cairan aktif
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Peningkatan permeabilitas kapiler
8. Kekurangan intake cairan
9. Evaporasi
Tanda Mayor
Data Subjektif:
( Tidak tersedia )
Data Objektif:
3. Frekuensi nadi meningkat
4. Nadi terasa lemah
5. Tekanan darah menurun
6. Tekanan nadi menyempit
7. Turgor kulit menurun
8. Membran mukosa kering
9. Volume urine menurun
10. Hematokrit meningkat
Tanda Minor
Data Subjektif
3. Merasa lemah
19
4. Mengeluh haus
Data Objektif
3. Pengisian vena menurun
4. Status mental berubah
5. Suhu tubuh meningkat
6. Berat badan turun tiba – tiba
Luaran Utama
1. Status cairan
Luaran Tambahan
8. Kontrol resiko
9. Perfusi perifer
10. Status kenyamanan
11. Termoregulasi neonatus
12. Tingkat cidera
Kriteria Hasil
Meningkat:
1. Porsi makanan yang dihabiskan
2. Kekuatan otot mengunyah
3. Kekuatan otot menelan
4. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
5. Pengetahuan tenatang pilihan minuman yang sehat
Menurun:
4. Nyeri abdomen
5. Diare
Membaik:
4. Berat badan
5. Nafsu makan
6. Frekuensi makan
7. Bising usus
Manajemen Hipovolemia
Observasi:
7. Periksa tanda dan gejala hipovolemia ( mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
20
Kolaborasi :
7) Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya (ahli gizi) untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrien yang dibutuhkan
23
DAFTAR PUSTAKA