DIARE
Oleh :
SYAFRIANI
NIM: P07120119043
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekwensi defekasi
(lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari) dan
perubahan konsistensi (cair) (Brunner&Suddart, 2014).
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setegah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/ tanpa disertai
lendir dan darah (Amin Huda Nuraif, 2015).
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari
penderita diare atau melalui makanan/ minuman yang terkontaminasi bakteri
pathogen yang berasal dari tinja manusia/ hewan atau bahan muntahan penderita dan
juga dapat melalui udara atau melalui aktifitas seksual kontak oral- genital atau oral-
anal (Amin Huda Nuraif, 2015).
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air
besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare
yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses. Seseorang
dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang air
besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam
waktu 24 jam (Dinkes, 2016).
2. ETIOLOGI
a. Diare akut
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus.
Parasite, Protozoa : Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas hominis,
isospora sp, Cacing (A lumbricoides, A. duodenale, N. americanus, T. trichiura,
O. vermiacularis, S. strecolaris, T. saginata, T. sollium).
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfingens, E coli, V
cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella,
Salmonella spp, Yersinia)
b. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya
Diare osmotic
Diare sekretorik
Diare karena gangguan motilitas
Diare inflamatorik
Malaborsi
Infeksi kronik
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas
usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Diare akut
Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut
Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
Demam
b. Diare kronik
Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
Penurunan BB dan nafsu makan
Demam indikasi terjadi infeksi
Dehidrasi tanda- tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
Bentuk klinis diare :
Diagnose Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14
hari
Tidak mengandung darah
Kolera Diare air cucian beras yang sering adan banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera ,
atau
Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholera 01
atau 0139
Disentri Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi Diare apapun yang disertai gizi buruk
buruk
Diare terkait Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
antibiotika
(Antibiotic
Associated Diarrhea)
Invaginasi Dominan darah dan lendir dalam tinja
Massa intra abdominal (abdominal mass)
Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit hal: 133
Pergeseran air
dan elektrolit ke
usus
Diare
Mual muntah
Hilang cairan & Kerusakan
elektrolit berlebihan integritas kulit
Nafsu makan
menurun
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik
cairan & elektrolit
Keseimbangan nutrisi
Sesak
kurang dari
Dehidrasi
kebutuhan
Gg pertukaran gas
5. EVALUASI
Evaluasi adalah langkah terakir dalam asuhan keperawatan, evaluasi
dilakuakan dengan pendekatan SOAP ( data subjektif, data objektif, analisa,
planning ). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana keberhasilan rencana
tindakan keperawatan yang harus dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nuraif, H. K. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
NANDA NIC-NOC. Medication Publishing.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta:
EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediAction Publishing