Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

GASTROENTERITIS AKUT ( GEA )

DISUSUN OLEH :

MARIA AFILDA FEBRONIA

PRODI S1 NERS KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

2021
GASTROENTERITIS ( GEA )

1. DEFINISI

Gastroenteritis (GE) lebih sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan
tubuh yang belum optimal. Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi,
malabsorbsi, keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita. Infeksi
yang menyebabkan gastroenteritis akibat Entamoeba histolytica disebut disentri,
bila disebabkan oleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila
disebabkan oleh Vibrio cholera disebut kolera (Kemenkes, 2014).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen (Lyhn Betz, 2013).
Gastroenteritis (GE) merupakan peradangan mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam
waktu 24 jam (Kemenkes, 2014). Diare adalah buang air besar lebih dari tiga
kali sehari dengan konsistensi lembek atau cair. Berdasarkan lamanya kejadian
diare dibedakan menjadi 2 yaitu diare akut dan diare persisten,
didefinisikan oleh WHO/UNICEF (1987) diare akut sebagai kejadian akut
dari diare yang biasanya berlangsung selama 3 – 7 hari tetapi dapat pula
berlangsung sampai 14 hari, sedangkan diare persisten merupakan episode diare
yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut
tetapi berakhir lebih dari 14 hari serta kondisi tersebut menyebabkan malnutrisi
dan beresiko tinggi menyebabkan kematian (IDAI, 2011).

2. ETIOLOGI
Gastroenteritis dapat disebabkan melalui proses infeksi maupun non
infeksi (Arif dan Kumala , 2013). Pada anak dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu , infeksi, malabsorsi, makanan, dan psikologis anak.
Gastroenteritis terbagi menjadi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu
Gastroenteritis akut dan Gastroenteritis kronis. Gastroenteritis akut atau GEA
adalah diare yang gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Gastroenteritis juga merupakan kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Ngastiyah, 2014).
Gastroenteritis (GE) lebih sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan
tubuh yang belum optimal
Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan
atau alergi makanan dan psikologis penderita. Infeksi yang menyebabkan
gastroenteritis akibat Entamoeba histolytica disebut disentri, bila disebabkan
oleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh Vibrio
cholera disebut kolera (Kemenkes, 2014).

3. PATOFISIOLOGI
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena
faktor infeksi dimana proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam
kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam
mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis
bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus
akibatnya sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit meningkat.
Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan
dan elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus sehingga
terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic yang
mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian terjadi diare.
Gastroenteritis yang tidak segera ditatalaksana akan beresiko mengalami
hipovolemia yaitu beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler,
interstisial, dan intraselular (SDKI PPNI ,2016). Risiko hipovolemia pada
gastroenteritis adalah gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan yang
terinfeksi oleh virus dan tidak dapat diserap sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Fase selanjutnya ialah banyak cairan yang di
tarik ke dalam lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya hiperperistaltik
usus. Akibat fatal dari gastroenteritis yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
adekuat adalah renjatan hipovolemik, dengan tanda denyut nadi cepat
(>120x/mnt), pasien mulai gelisah, rewel, muka pucat, akral dingin, dan sianosis.
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah syok hipovolemik. Terjadi
ketika anak kehilangan cairan tubuh secara mendadak dan banyak sehingga
berdampak anak menjadi dehidrasi . Akibatnya dapat terjadi gangguan pada
sistem sirkulasi darah menyebabkan darah lemah, tekanan darah rendah, kulit
pucat, akral dingin yang mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik . Bila tidak
diatasi dengan baik dapat menyebabkan kematian (Lestari, 2016).
Manifestasi klinis diare menurut Wijayaningsih (2013) adalah sebagai
berikut :
a. Mula-mula gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran menurun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis,samnolen,spoor,komatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam.
Bentuk Klinis diare dapat dilihat pada tabel berikut :

Bentuk klinis diare

Diagnosa Didasarkan pada keadaan

- Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang
dari 14 hari

- Tidak mengandung darah


- Kolera
- Diare yang sering dan banyak akan cepat
- menimbulkan dehidrasi berat, atau
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB
kolera, atau
- Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V.
- Disentri
Cholera 01 atau 0139
- Diare persisten

- Diare berdarah ( terlihat atau dilaporkan )


- Diare dengan gizi
buruk
- Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih

- Diare terkait - Diare apapun yang disertai gizi buruk

antibiotika
(Antibiotic
Sumber: Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi, 2015
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare

Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan

Dehidrasi berat Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri cairan untuk


diare dengan
- Letargis/tidak sadar
dehidrasi berat
- Mata kecung

- Tidak bisa minum atau malas


minum

- Cubitan kulit perut

kembali sangat ( ≥ 2 detik)


Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda - Beri anak cairan
atau dengan makanan
- gelisah
untuk dehidrasi
sedang
- Mata cekung
ringan
- Minum dengan lahap, haus
- Setelah rehidrasi,
- Cubitan kulit kembali dengan nasehati ibu untuk
lambat penanganan di
Tanpa dehidrasi - Tidak terdapat cukup tanda untuk - Beri cairan dan
diklasifikasikan sebagai dehidrasi makanan untuk
ringan atau berat menangani diare di
rumah

- Nasehati ibu kapan


Kembali segera
4. PENATALAKSANAAN MEDIK

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan


Lingkungan (2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:
a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang
terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi,
air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh
sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang
terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
c. Pemberian Makanan
d. Antibiotik selektif
f. Edukasi kepada orang tua atau keluarga.

6. KOMPLIKASI GEA
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan
gastroenteritis menurut Betz (2009, hal 190), antaranya adalah:
- Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
- Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic, perfusi
sistemik buruk)
- Kejang demam
- Gastritis
- Malnutrisi
- Hipoglikimia
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebagian besar kasus sembuh sendiri dan tidak membutuhkan pemeriksaan
penunjang. Pada pasien dengan keadaan sakit berat sehingga perlu dirawat
dirumah sakit. Harus dipertimbangkan pemeriksaan penunjang, diantaranya
kultur tinja dan darah, hitung darah lengkap, elektrolit, dan foto polos abdomen.
Jika diare menetap sampai 3 minggu, pertimbangkan untuk melakukan
sigmoidoskopi, biopsy rectum dan rujukan ke klinik gastroenterology (Davey,
2007. Hal 102).

8. PATHWAY DIARE

Anda mungkin juga menyukai