Anda di halaman 1dari 27

Laporan Individu

Asuhan Keperawatan Pada An. H dengan Diare


Periode Praktik 25 Agustus s.d 27 Agustus 2022

Dosen Pengampu :
Ns. Dwi Kartika Pebrianti, M.Kep

Disusun Oleh :
M. Safalah Madya Praja 202191078

Program Studi Profesi Ners Jalur Khusus


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim
Agustus 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

A. Konsep Diare

1. Definisi
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja
dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam
kurun waktu satu hari (Yuliastati, 2016).

2. Klasifikasi
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan


Dehidra Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri cairan untuk diare
si berat - Letargis/tidak sadar dengan dehidrasi berat
- Mata kecung
- Tidak bisa minum atau malas
minum
- Cubitan kulit perut
kembali sangat ( ≥ 2 detik)
Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri anak cairan dengan
ringan - Rewel, gelisah makanan untuk dehidrasi
atau - Mata cekung ringan
sedang - Minum dengan lahap, haus - Setelah rehidrasi, nasehati
- Cubitan kulit kembali ibu untuk penanganan di
dengan lambat rumah dan kapan kembali
segera
Tanpa Tidak terdapat cukup tanda untuk - Beri cairan dan makanan
dehidrasi diklasifikasikan sebagai dehidrasi untuk menangani diare di
ringan atau berat rumah
- Nasehati ibu kapan kembali
segera
- Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik
Sumber : Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi, 2015

1
2

3. Etiologi
Etiologi pada diare menurut Yuliastati (2016) ialah :

a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan


dimana merupakan penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi
bakteri, virus, parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti pada otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta encephalitis
dan biasanya banyak terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap
karbohidrat seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi
protein dan lemak

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anak diare menurut Wong (2008) adalah sebagai
berikut :

a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu


makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan
3

f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran


menurun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis,samnolen,spoor,komatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam

5. Patofisiologi
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena
faktor infeksi dimana proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam
kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam
mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis bakteri
maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus akibatnya
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit
meningkat. Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi
yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran
cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus
sehingga terjadi diare. Pada faktor makanan dapat terjadi apabila toksin yang
ada tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan
peristaltic yang mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian
terjadi diare (Anik, 2013).

6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada
diagnos medis diare adalah :

a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph


dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
4

b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan


asam basa.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat

7. Penatalaksanaan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan (2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:

a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah. Oralit merupakan


campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida
(KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan
untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit.
Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap
dengan baik oleh usus penderita diare. Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF
merekomendasikan Oralit dengan osmolaritas rendah. Berdasarkan
penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah diberikan kepada penderita
diare akan:
 Mengurangi volume tinja hingga 25%
 Mengurangi mual muntah hingga 30%
 Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.
Aturan pemberian oralit menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat
dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
 Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5% Umur < 1
tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1
gelas setiap kali anak mencret Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap
kali anak mencret
5

 Dehidrasi ringan bia terjadi penurunan berat badan 2,5%-5% Dosis oralit
yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
 Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10% Penderita diare
yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas. Untuk anak
dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak
boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari
gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian
mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit.
Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah
besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang
selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan
diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Zinc merupakan salah satu zat gizi
mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada
dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami
diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat
diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar
anak tetap sehat. Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam
waktu sekitar 30 detik. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan
dosis sebagai berikut:
 Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
 Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari
c. Pemberian Makan
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke atas)
penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak
diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan
6

anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak
terkena diare kembali. Oleh karena perlu diperhatikan:
 Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
bahkan meningkatkan pemberian ASI selama diare dan selama masa
penyembuhan (bayi 0 – 24 bulan atau lebih).
 Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0- 6
bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula
berikan konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan
menyusu lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan diberikan
kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI memiliki
antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
 Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan. Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) sesuai umur pada bayi 6 – 24 bulan dan
sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan keluarga
secara bertahap.
 Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2
minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
d. Antibiotik Selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau
diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek samping
dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah timbulnya gangguan
fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh antibiotik.
e. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya
ke petugas kesehatan jika anak:
 Buang air besar cair lebih sering
 Muntah berulang-ulang
 Mengalami rasa haus yang nyata
 Makan atau minum sedikit
7

 Demam
 Tinjanya berdarah
 Tidak membaik dalam 3 hari

8. Komplikasi
Menurut Kartika (2013), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit
secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :

a. Dehidrasi
 Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan
syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
 Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
 Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
Penatalaksanaan :
 Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan
4:1 ( 4 glukosa5%+1 NaHCOз 1½%) dengan cara pemberian: 4 jam
pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.
 Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)
8

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam, pemberian cairan adalah 4


glukosa 10% + 1 NaHCOз 1½%, dengan pemberian 4 jam pertama
25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam .
 Umur 2-5 tahun (berat badan 3-10kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 40 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 ml/kg bb/menit dan 16 jam
kemudian 125 ml/kg bb.
 Umur 2-5 tahun (berat badan 10-15 kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam
kemudian 125 ml/kg bb.
 Umur 5-10 tahun (berat badan 15-25kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 20 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam
kemudian 105 ml/kg bb.

b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi laktosa sekunder
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein

9. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul pada penyakit diare menurut
Nurarif, (2015) yaitu :
a. Defisit nutrisi b.d ketidmampuan mengabsorbsi nutrien
b. Risiko ketidakseimbangan cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Gangguan integritas kulit b.d ekskresi
d. Risiko syok b.d kehilangan cairan dan elektrolit
9

e. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

10. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajamen nutrisi :


ketidakmampuan selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Identifikasi adanya alergi makanan
mengabsorbsi defisit nutrisi dapat teratasi dengan KH : 2. Identifikasi makanan yang disukai
nutrien Status nutrisi 3. Monitor BB
1. Mual (-) muntah (-) 4. Monitor asupan makanan
2. Tidak ada penurunan BB 5. Berikan suplemen makanan
3. Menelan (+) 6. Ajarkan diet yang diprogramkan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi

2. Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen cairan :


ketidakseimbangan selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Monitor status hidrasi
cairan b.d nyeri akut dapat teratasi dengan KH : 2. Monitor status dinamik
kehilangan cairan Keseimbangan cairan 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
aktif 1. Lemah (-) 4. Catat intake dan output
2. Akral dingin (-) 5. Kolaborasi pemberian obat

3. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan integritas kulit :


kulit b.d ekskresi selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
gangguan integritas kulit dapat teratasi 2. Hindari produk yang mengandung bahan beralkohol pada kulit
dengan KH : 3. Ubah posisi tiap 2 jam
Integritas kulit dan jaringan membaik 4. Anjurkan menggunakan pelembab
1. Mukosa kulit baik 5. Anjurkan minum air yang cukup
6. Anjurkan meningkatkan intake nutrisi
7. Anjurkan untuk menghindari terpapar suhu yang ekstrem

4. Risiko syok b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen syok :


kehilangan cairan selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nad,
dan elektrolit risiko syok dapat teratasi dengan KH : frekuensi napas, TD, MAP)
Tingkat syok berkurang 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
1. Akral hangat 3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit,
2. Nadi normal CRT)
N 60-100x/i 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformity/deformitas, open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan, swelling/bengkak)
6. Pertahankan jalan napas paten
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
8. Persiapkan Intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
9. Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
10. Pasang jalur IV Pasang kateter urine untuk menilai produksi
urine
11. Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
12. Kolaborast pemberlan infus cairan, kristalold 1 – 2 L pada
dewasa
13. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada
anak

5. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas :


perubahan status selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Identifikasi faktor penyebab ansietas
kesehatan ansietas dapat teratasi dengan KH : 2. Observasi TTV
Tingkat ansietas berkurang 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
10

1. Dapat berkonsentrasi 4. Dengarkan dengan penuh perhatian


2. Gelisah (-) 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan menenangkan
6. Jelaskan prosedur tentang situasi yang dialami
7. Latih teknik relaksasi

B. Pengkajian Keperawatan Secara Teori pada Pasien Diare


1. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada umumnya keluhan
utamanya yakni BAB lebih dari 3 kali sehari, konsistensi encer, mual muntah,
perut sakit. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan:
 Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
 Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
 Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
 Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
 Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama Frekuensi BAB
meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair
dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai gejala lain panas, muntah,
anoreksia, nausea, vomiting.
11

 Riwayat Kesehatan Dahulu


Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA
infeksi.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada pasien yang menderita alergi makanan (diare yang disebabkan adalah
alergi terhadap makanan).
 ADL
 Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah
 Eliminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat
cair, lendir, berdarah dan BAK frekuensi menurun
 Pesonal hygiene : iritasi pada sekitar usus
 Aktivitas : lemas dan mengantuk
 Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak
 Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis
keadaan lebih dari lanjut, apatis, somnolen, koma.
 Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi
kecil dan cepat serta meningkat suhu tubuh.
 Sistem RR : Pernafasan cepat, dalam dan teratur
 Sistem pencernaan : peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan
peristaltik usus, kembung, distersi abdomen, tympani.
 Sistem perkemihan : produksi urine menurun (oliguri – anuri)
 Sistem integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill
melambat, warna kemerahan/lecet (terutama sekitar anus)
 Sistem muskulo : kejang bila panas meningkat, pada hypoglikemi
tremor/getar, hipokalemi, distensi abdomen
12

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & Kusuma, Hardhi. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Edisi Revisi). MediAction.
Anik Maryunani. (2013). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Wong, (2008). Wong, buku ajar keperawatan pediatrik (Vol 2). Jakarta: EGC.
Yuliastati Nining. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta
13

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : M. Safalah Madya Praja


NPM : 202191078
Tempat Praktek : PKM Sungai Abang
Tanggal Pengkajian : 26 Agustus 2022 Jam Pengkajian : 11.00 WIB

I. IDENTITAS KLIEN
Nama Anak : An. H
No. RM : 8470xx
Tanggal lahir & usia : 23 Juni 2021 (1 Tahun 2 Bulan 3 Hari)
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal klien masuk : 26 Agustus 2022
Diagnosa Medis : Diare

Anak ke - :2 Pendidikan Anak :-


Nama Ibu : Ny. V Nama Ayah : Tn. K
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah : Buruh
Pendidikan Ibu : SMA Pendidikan Ayah : SMP
14

Alamat orang tua : Sungai Abang


II. Alasan Masuk masuk PKM :
Mencret-mencret ±7 kali sehari
Keluhan Utama saat pengkajian : Ibu klien mengeluh anaknya mencret-mencret
±7 kali yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Semenjak sakit anaknya rewel.
Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan cairan

III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI (PQRST/ ceritakan munculnya gejala


sakit sampai gejala saat masuk PKM)
Ibu klien mengatakan sebelum datang ke Puskesmas Sungai Abang anaknya
mencret-mencret ±7 kali bewarna kekuningan, cair, ada sedikit ampas sehingga
orang tua membawa anaknya ke PKM Sungai Abang agar mendapat pertolongan
Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan cairan

IV. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


1. Penyakit yang diderita sebelumnya : Demam
2. Pernah dirawat di RS: Tidak pernah
3. Obat-obatan yang pernah digunakan: Tidak ada
4. Alergi : Tidak ada alergi makanan atau obat-obatan tertentu
5. Kecelakaan : Tidak pernah
6. Riwayat imunisasi : Lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Orang tua klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti darah
tinggi dan DM serta tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan HIV.
Dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami sakit diare
Genogram

k
15

Keterangan :
Laki-laki Perempuan meninggal dunia X
Perempuan Tinggal serumah -------------
x Laki-laki meninggal dunia Hubungan darah

VI. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal :
Ibu mengatakan rutin periksa kesehatan ke PKM sebanyak 9x. Ibu mengatakan
selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu selama hamil yaitu
tablet penambah darah dari bidan. Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat
badan naik ± 10 kg. Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT 2 × selama
kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2
(dua) pada kehamilan 5 bulan
2. Intranatal :
Ibu pasien mengatakan melahirkan normal di PKM dengan bantuan bidan

3. Postnatal :
Berat badan lahir 2700 gram dan panjang badan 49 cm. Ibu megatakan tidak ada
masalah saat menyusui.

VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Motorik Kasar : Ibu pasien mengatakan pasien sudah mampu berguling,
merangkak, berdiri dengan pegangan.
2. Motorik Halus : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mampu tersenyum
dan mengoceh saat diajak bicara, sudah mampu menggenggam barang
3. Bicara dan Bahasa : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah berceloteh
4. Personal Sosial : Ibu pasien mengatakan anaknya mampu bermain dengan
kakak atau kedua orang tuanya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

VIII. PENGKAJIAN KEBUTUHAN CAIRAN :


Kebutuhan cairan : 900cc/hari
Intake cairan : 800cc/24 jam
Minum/ oral : 800cc/24 jam
Output cairan : 885cc/24 jam
16

BAK/BAB : 750cc/24 jam


Muntah : 0 cc/24 jam
IWL : 135/24 jam
Kesimpulan balans cairan -85cc

PENGKAJIAN NUTRISI
Nafsu makan sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya minum ASI dan ibu memberikan
makan biskuit
Nafsu makan saat sakit : Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya masih mau minum
ASI dan makan biskuit seperti biasanya. Tidak ada keluhan penurunan nafsu makan
selama sakit
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
IX. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh klien :
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
Klien merupakan anak kedua dan merupakan anak kesayangan orang tuanya
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Klien sering diajak main oleh kakak nya ketika dirumah
4. Pembawaan secara umum :
Postur tubuh klien normal
5. Lingkungan rumah :
Orang tua klien mengatakan tidak memiliki hewan ternak, membuang sampah di
TPA, jarak septi tank ±10 M dari sumber air. Air yang digunakan untuk
mencuci, mandi, dan masak adalah air sumur.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

X. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15 E4M5V6
17

4. Tanda Vital :
Frekuensi napas : 24x/menit Suhu : 37,0ºC Nadi :130x/menit
5. Antropometri :
Berat badan 9 kg TB 78 Cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & hygiene kepala: Bersih
a. warna rambut : hitam
b. penyebaran : merata
c. mudah rontok : tidak
d. kebersihan rambut : rambut bersih tidak kotor
Palpasi
benjolan : tidak ada
nyeri tekan : tidak ada
tekstur rambut : rambut halus

7. Mata :
a. Sklera : anikterik
b. Konjungtiva : ananemis
c. Palpebra : normal
d. Pupil : Isokor Ukuran: 2mm
e. Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Telinga :
Simetris : Simetris kiri dan kanan Serumen : Tidak ada
Pendengaran : Baik
Nyeri telinga : Tidak
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
18

9. Hidung :
Sekret : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

10. Mulut :
a. Bibir : kering
b. Mulut/ Lidah : Bersih
c. Gigi : belum lengkap
d. Gusi : normal
e. Stomatitis : Tidak
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan cairan

11. Leher
a. Kelenjar Getah Bening : teraba tidak membesar
b. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

12. Paru-Paru
a. Bentuk dada : normal tidak ada kelainan bentuk dada, simetris
b. Irama pernafasan : teratur
19

c. Pengembangan diwaktu bernapas : 2:1


d. Tipe pernapasan: menggunakan pernafasan dada
Palpasi
e. Vocal fremitus : normal dapat merasakan getaran
f. Massa/ nyeri : tidak ada massa/ nyeri
Auskultasi
g. Suara napas : vesikuler
h. Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
Perkusi : sonor/ resonan (dug)
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

13. Jantung
Ictus cordis : tidak ada pulsasi, teraba ICS V MCL selebar (1 jari)
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran jantung Auskultasi
a. BJ I : Normal terdengar saat ekspirasi maksimal
b. BJ II : normal sesaat setelah inspirasi dalam
c. Bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

14. Abdomen
a. Inpeksi : Lesi (-), benjolan (-)
b. Auskultasi : Bising usus 36x/i
c. Perkusi : Kembung
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Distensi abdomen : tidak
Hepatomegali : tidak Splenomegali : tidak
Nyeri tekan : tidak Nyeri lepas : Tidak
Masalah Keperawatan : Ketidakseimbangan cairan
20

15. Ekstremitas dan Muskuloskeletal :


Kekuatan tonus otot : Kuat
Kelemahan ekstremitas : Tidak
Tremor : Tidak
Luka di ekstremitas : Tidak
Bengkak/edema di ekstremitas : Tidak
Nyeri otot/sendi : Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

16. Kulit :
Kebersihan kulit : Bersih
CRT : ≤2 detik
Warna telapak tangan : Pink
Tugor kulit : menurun
Luka kulit : Tidak
Kelainan lain di kulit : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Gangguan integritas kulit

17. Pemeriksaan Neurologis :


Kejang : Tidak
Kesemutan : Tidak
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

18. Genitalia dan anus:


Perempuan :
Kebersihan genitalia : Bersih
21

Luka di anus / genitalia : Adanya kemerahan pada sekitar anus dan


selangkangan, kulit sekitar anus dan selangkangan pasien tampak kemerahan.
Pola defekasi/ berkemih : BAK 7x dan BAB 1x sehari. Saat sakit klien mencret
±7 kali sehari
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Gangguan integritas kulit

XI. PENGKAJIAN SPRITUAL


Klien beragama islam, orang tua klien selalu berdoa agar anaknya segera
sembuh
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Leukosit 11.000 mm3

XIII. TERAPI YANG DIPEROLEH :


L bio 2 x 1
Zinc 2 x 1
22

ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1. DS : Disfungsi Ketidakseimbangan
1. Ibu pasien mengeluh anaknya mencret-mencret ±7 kali dengan intestinal cairan
tinjanya berwarna kekuningan, cair, sedikit ampas
2. Ibu mengatakan semenjak sakit anaknya rewel
3. Ibu mengatakan anaknya masih mau menyusui

DO :
1. K/U sedang
2. Kulit tampak kering
3. Membran mukosa bibir kering
4. Kebutuhan cairan : 900cc/hari
Intake cairan : 800cc/24 jam
Minum/ oral : 800cc/24 jam
Output cairan : 885cc/24 jam
BAK/BAB : 750cc/24 jam
Muntah : 0 cc/24 jam
IWL : 135/24 jam
Kesimpulan balans cairan -85cc
2. DS : Kekurangan Gangguan integritas
1. Ibu pasien mengeluh anaknya mencret-mencret ±7 kali dengan volume cairan kulit
tinjanya berwarna kekuningan, cair, sedikit ampas
2. Ibu pasien mengatakan adanya kemerahan pada sekitar anus dan
selangkangan karna mencret-mencret
DO :
1. K/U sedang
2. Tugor kulit menurun
3. Kulit tampak kering
4. Kulit sekitar anus dan selangkangan pasien tampak kemerahan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan cairan b.d Disfungsi intestinal


2. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan volume cairan
23

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Ketidakseimbangan cairan b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan :
disfungsi intestinal keperawatan selama 3x60 menit 1. Monitor status hidrasi
diharapkan masalah 2. Monitor TTV
ketidakseimbangan cairan dapat 3. Catat intake dan output
teratasi dengan KH : 4. Beri asupan cairan sesuai kebutuhan
1. Membran mukosa lembab 5. Kolaborasi pemberian obat
2. Edema (-)
3. Asites (-)
4. Tugor kulit baik

2. Gangguan integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit :
kekurangan volume cairan keperawatan selama 3x60 menit 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas
diharapkan masalah gangguan kulit
integritas kulit dapat teratasi 2. Hindari produk yang mengandung bahan
dengan beralkohol pada kulit
KH : 3. Ubah posisi tiap 2 jam
Integritas kulit dan jaringan 4. Anjurkan ibu untuk menggunakan
membaik pelembab
1. Tugor kulit baik 5. Anjurkan ibu untuk memberikan minum air
2. Membrane mukosa bibir yang cukup
lembab 6. Anjurkan ibu untuk memberikan
meningkatkan intake nutrisi
7. Anjurkan ibu untuk memberikan untuk
menghindari terpapar suhu yang ekstrem
24

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


keperawatan
1. Jumat, 26 Agustus Ketidakseimbangan Manajemen cairan : Jam 14.00 WIB
2022 Jam 11.00 cairan b.d disfungsi 1. Monitor status hidrasi S:
WIB intestinal 2. Monitor TTV 1. Ibu klien mengatakan anaknya masih mencret-mencret ±7 kali berwarna kekuningan, cair, sedikit ampas,
3. Catat intake dan output 2. Ibu pasien mengatakan akan mempertahankan asupan cairan anaknya sesuai yang telah dianjurkan perawat
4. Anjurkan ibu untuk memberi asupan cairan sesuai agar tidak dehidrasi
kebutuhan (900cc/24 jam) O:
5. Kolaborasi pemberian obat 1. K/U sedang
L Bio 2 × 1 2. Akral dingin
Zinc 2 × 1 3. Mukosa bibir kering
4. RR 24x/i, S 36,8ºC, N 130x/i
5. Kebutuhan cairan : 900cc/hari
Intake cairan : 800cc/24 jam
Minum/ oral : 800cc/24 jam
Output cairan : 885cc/24 jam
BAK/BAB : 750cc/24 jam
Muntah : 0 cc/24 jam
IWL : 135/24 jam
Kesimpulan balans cairan -85cc
A : Masalah ketidakseimbangan cairan teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (Anjurkan ibu untuk mempertahankan asupan cairan anaknya sesuai kebutuhan dan
konsumsi obat sesuai anjuran dokter)
2. Jumat, 26 Agustus Gangguan integritas Perawatan integritas kulit : Jam 14.00 WIB
2022 Jam 11.00 kulit b.d kekurangan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit S:
WIB volume cairan 2. Anjurkan ibu untuk memberikan minum air yang 1. Ibu mengatakan anaknya masih BAB cair ±7 kali berwarna kekuningan, cair, sedikit ampas
cukup pada anaknya sesuai kebutuhan yaitu 2. Ibu mengatakan akan memberikan asupan cairan yang cukup sesuai anjuran perawat agar tidak dehidrasi
900cc/hari O:
3. Anjurkan meningkatkan intake nutrisi 1. Mukosa bibir kering
2. Tugor kulit menurun
3. Klien tampak terbaring lemas diatas tempat tidur
A : Masalah gangguan intergritas kulit teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (Anjurkan ibu untuk mempertahankan asupan cairan dan nutrisi sesuai kebutuhan
anaknya)
25

Anda mungkin juga menyukai