Dosen Pengampu :
Ns. Dwi Kartika Pebrianti, M.Kep
Disusun Oleh :
M. Safalah Madya Praja 202191078
DIARE
A. Konsep Diare
1. Definisi
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja
dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam
kurun waktu satu hari (Yuliastati, 2016).
2. Klasifikasi
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
1
2
3. Etiologi
Etiologi pada diare menurut Yuliastati (2016) ialah :
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anak diare menurut Wong (2008) adalah sebagai
berikut :
5. Patofisiologi
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena
faktor infeksi dimana proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam
kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam
mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis bakteri
maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus akibatnya
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit
meningkat. Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi
yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran
cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus
sehingga terjadi diare. Pada faktor makanan dapat terjadi apabila toksin yang
ada tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan
peristaltic yang mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian
terjadi diare (Anik, 2013).
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada
diagnos medis diare adalah :
7. Penatalaksanaan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan (2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:
Dehidrasi ringan bia terjadi penurunan berat badan 2,5%-5% Dosis oralit
yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10% Penderita diare
yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas. Untuk anak
dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak
boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari
gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian
mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit.
Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah
besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang
selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan
diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Zinc merupakan salah satu zat gizi
mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada
dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami
diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat
diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar
anak tetap sehat. Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam
waktu sekitar 30 detik. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan
dosis sebagai berikut:
Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari
c. Pemberian Makan
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke atas)
penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak
diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan
6
anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak
terkena diare kembali. Oleh karena perlu diperhatikan:
Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
bahkan meningkatkan pemberian ASI selama diare dan selama masa
penyembuhan (bayi 0 – 24 bulan atau lebih).
Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0- 6
bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula
berikan konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan
menyusu lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan diberikan
kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI memiliki
antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan. Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) sesuai umur pada bayi 6 – 24 bulan dan
sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan keluarga
secara bertahap.
Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2
minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
d. Antibiotik Selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau
diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek samping
dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah timbulnya gangguan
fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh antibiotik.
e. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya
ke petugas kesehatan jika anak:
Buang air besar cair lebih sering
Muntah berulang-ulang
Mengalami rasa haus yang nyata
Makan atau minum sedikit
7
Demam
Tinjanya berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari
8. Komplikasi
Menurut Kartika (2013), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit
secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :
a. Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan
syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
Penatalaksanaan :
Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan
4:1 ( 4 glukosa5%+1 NaHCOз 1½%) dengan cara pemberian: 4 jam
pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.
Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)
8
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi laktosa sekunder
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein
9. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul pada penyakit diare menurut
Nurarif, (2015) yaitu :
a. Defisit nutrisi b.d ketidmampuan mengabsorbsi nutrien
b. Risiko ketidakseimbangan cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Gangguan integritas kulit b.d ekskresi
d. Risiko syok b.d kehilangan cairan dan elektrolit
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif & Kusuma, Hardhi. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Edisi Revisi). MediAction.
Anik Maryunani. (2013). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Wong, (2008). Wong, buku ajar keperawatan pediatrik (Vol 2). Jakarta: EGC.
Yuliastati Nining. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta
13
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Anak : An. H
No. RM : 8470xx
Tanggal lahir & usia : 23 Juni 2021 (1 Tahun 2 Bulan 3 Hari)
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal klien masuk : 26 Agustus 2022
Diagnosa Medis : Diare
k
15
Keterangan :
Laki-laki Perempuan meninggal dunia X
Perempuan Tinggal serumah -------------
x Laki-laki meninggal dunia Hubungan darah
3. Postnatal :
Berat badan lahir 2700 gram dan panjang badan 49 cm. Ibu megatakan tidak ada
masalah saat menyusui.
PENGKAJIAN NUTRISI
Nafsu makan sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya minum ASI dan ibu memberikan
makan biskuit
Nafsu makan saat sakit : Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya masih mau minum
ASI dan makan biskuit seperti biasanya. Tidak ada keluhan penurunan nafsu makan
selama sakit
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
IX. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh klien :
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
Klien merupakan anak kedua dan merupakan anak kesayangan orang tuanya
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Klien sering diajak main oleh kakak nya ketika dirumah
4. Pembawaan secara umum :
Postur tubuh klien normal
5. Lingkungan rumah :
Orang tua klien mengatakan tidak memiliki hewan ternak, membuang sampah di
TPA, jarak septi tank ±10 M dari sumber air. Air yang digunakan untuk
mencuci, mandi, dan masak adalah air sumur.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
X. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15 E4M5V6
17
4. Tanda Vital :
Frekuensi napas : 24x/menit Suhu : 37,0ºC Nadi :130x/menit
5. Antropometri :
Berat badan 9 kg TB 78 Cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & hygiene kepala: Bersih
a. warna rambut : hitam
b. penyebaran : merata
c. mudah rontok : tidak
d. kebersihan rambut : rambut bersih tidak kotor
Palpasi
benjolan : tidak ada
nyeri tekan : tidak ada
tekstur rambut : rambut halus
7. Mata :
a. Sklera : anikterik
b. Konjungtiva : ananemis
c. Palpebra : normal
d. Pupil : Isokor Ukuran: 2mm
e. Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Telinga :
Simetris : Simetris kiri dan kanan Serumen : Tidak ada
Pendengaran : Baik
Nyeri telinga : Tidak
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
18
9. Hidung :
Sekret : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
10. Mulut :
a. Bibir : kering
b. Mulut/ Lidah : Bersih
c. Gigi : belum lengkap
d. Gusi : normal
e. Stomatitis : Tidak
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan cairan
11. Leher
a. Kelenjar Getah Bening : teraba tidak membesar
b. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Kelainan lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
12. Paru-Paru
a. Bentuk dada : normal tidak ada kelainan bentuk dada, simetris
b. Irama pernafasan : teratur
19
13. Jantung
Ictus cordis : tidak ada pulsasi, teraba ICS V MCL selebar (1 jari)
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran jantung Auskultasi
a. BJ I : Normal terdengar saat ekspirasi maksimal
b. BJ II : normal sesaat setelah inspirasi dalam
c. Bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
14. Abdomen
a. Inpeksi : Lesi (-), benjolan (-)
b. Auskultasi : Bising usus 36x/i
c. Perkusi : Kembung
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Distensi abdomen : tidak
Hepatomegali : tidak Splenomegali : tidak
Nyeri tekan : tidak Nyeri lepas : Tidak
Masalah Keperawatan : Ketidakseimbangan cairan
20
16. Kulit :
Kebersihan kulit : Bersih
CRT : ≤2 detik
Warna telapak tangan : Pink
Tugor kulit : menurun
Luka kulit : Tidak
Kelainan lain di kulit : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Gangguan integritas kulit
ANALISA DATA
DO :
1. K/U sedang
2. Kulit tampak kering
3. Membran mukosa bibir kering
4. Kebutuhan cairan : 900cc/hari
Intake cairan : 800cc/24 jam
Minum/ oral : 800cc/24 jam
Output cairan : 885cc/24 jam
BAK/BAB : 750cc/24 jam
Muntah : 0 cc/24 jam
IWL : 135/24 jam
Kesimpulan balans cairan -85cc
2. DS : Kekurangan Gangguan integritas
1. Ibu pasien mengeluh anaknya mencret-mencret ±7 kali dengan volume cairan kulit
tinjanya berwarna kekuningan, cair, sedikit ampas
2. Ibu pasien mengatakan adanya kemerahan pada sekitar anus dan
selangkangan karna mencret-mencret
DO :
1. K/U sedang
2. Tugor kulit menurun
3. Kulit tampak kering
4. Kulit sekitar anus dan selangkangan pasien tampak kemerahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Gangguan integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit :
kekurangan volume cairan keperawatan selama 3x60 menit 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas
diharapkan masalah gangguan kulit
integritas kulit dapat teratasi 2. Hindari produk yang mengandung bahan
dengan beralkohol pada kulit
KH : 3. Ubah posisi tiap 2 jam
Integritas kulit dan jaringan 4. Anjurkan ibu untuk menggunakan
membaik pelembab
1. Tugor kulit baik 5. Anjurkan ibu untuk memberikan minum air
2. Membrane mukosa bibir yang cukup
lembab 6. Anjurkan ibu untuk memberikan
meningkatkan intake nutrisi
7. Anjurkan ibu untuk memberikan untuk
menghindari terpapar suhu yang ekstrem
24
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN