Definisi
Berdasarkan definisi dari WHO (World Health Organization), salah satu lembaga PBB
(Perserikatan bangsa-bangsa) mendefinisikan bahwa diare adalah berak encer atau bahkan
berupa air saja (mencret) yang terjadi lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam 1 hari.
(1)
Epidemiologi Diare
Secara umum, epidemiologi penyakit diare disebabkan oleh:
A. Infeksi (kuman-kuman penyakit)
Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang
tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita (feces oral). Di dalam istilah bahasa
Inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies, Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit
diare bisa digambarkan sebagai berikut melalui:
Feces atau tinja
Flies atau lalat
Food atau makanan
Fomites atau peralatan makanan
Finger atau tangan (jari tangan)
Dibawah ini beberapa contoh perilaku terjadinya penyebaran kuman yang menyebabkan
penyakit diare:
- Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara esklusif (ASI eksklusif) sampai 6 bulan
kepada bayi atau memberikan MP ASI terlalu dini. Memberi MPASI terlalu dini
mempercepat bayi kontak terhadap kuman
- Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit membersihkan botol dan juga kualitas air dibeberapa wilayah Indonesia
juga sudah terkontaminasi kuman-kuman penyakit seperti bakteri E. Coli
- Menyimpan makanan pada suhu kamar dan tidak ditutup dengan baik
- Minum air/menggunakan air yang tercemar
- Tidak mencuci tangan setelah BAB, membersihkan BAB anak
- Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan. (2)
B. Penurunan Daya Tahan Tubuh
- Tidak memberikan ASI kepada bayi sampai usia 2 tahun (atau lebih). Di dalam ASI
terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit
- Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang kurang gizi buruk akan mudah terkena
diare
- Imunodefi siensi/Imunosupresi, terinfeksi oleh virus (seperti campak, AIDS)
- Segera proporsional, balita lebih sering terkena diare (55%). (2)
C. Faktor Lingkungan dan Perilaku
Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari
kontaminasi air atau tinja berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat. (2)
Tatalaksana Diare
Prinsip Tatalaksana Diare:
Kematian karena diare dapat dihindari jika diberikan: cairan rumah tangga, oralit, zinc,
makanan sesuai umur (saat diare dan selama masa penyembuhan) dan mengobati penyakit
penyerta. (2)
Tatalaksana diare dapat dilakukan dengan LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan
Diare), yakni (1):
1. Berikan Oralit
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik) atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik) atau hilangnya natrium yang lebih daripada air (dehidrasi hipotonik).
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan
memberikan oralit osmlaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti caitan yang
hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat pertolongan cairan melelui infus.
Derajat dehirasi dibagi dalam 3 klasifikasi:
a) Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:
- Keadaan umum : Baik
- Mata : Normal
- Rasa haus : Normal, minum biasa
- Turgor kulit : Kembali cepat
Penyelesaian Kasus
1. Identifikasi Masalah
Pada pasien ini, diare mungkin disebabkan oleh infeksi virus karena bentuknya encer
(tidak berlendir atau berdarah) dan tidak ada demam. Ada tanda dehidrasi (lemah, urin
sedikit, dan turgor kulit berkurang). Tanda dari dehidrasi pada balita merupakan
termasuk kategori dehidrasi ringan / sedang. Dehidrasi ini adalah masalah yang paling
mengkhawatirkan karena anak ini sudah dalam keadaannya kurang gizi ringan.
2. Tujuan Terapi
1. Mencegah semakin parahnya dehidrasi, dan
2. Melakukan rehidrasi.
3. Mempercepat kesembuhan diare
3. Pemilihan Terapi P
1. Tindakan pencegahan dehidrasi jika balita mengalami diare ialah dengan pemberian
oralit sampai diare berhenti.
2. Mengobati dehidrasi (rehidrasi) dengan pemberian oralit untuk mengganti cairan
dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Pemberian oralit 3 jam pertama
diberikan jumlah larutan oralit sebanyak 900 – 1400 ml. Pemberian oralit untuk
pasien ini (umur 4 tahun) ialah 1 gelas larutan oralit setiap mencret.
3. Pemberian obat zinc dapat mempercepat kesembuhan, mengurangi parahnya diare,
dan mencegah kambuhnya diare selama 2-3 bulan kedepan. Obat zinc diberikan
sekali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.
4. Edukasi Kepada Orangtua/Wali Pasien
a) Cara membuat dan memberikan oralit
Cara membuat:/mencampur larutan oralit:
1. Cuci tangan dengan air dan sabun
2. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak/air teh (200 cc)
3. Masukkan satu bungkus oralit 200 cc
4. Aduk sampai larut benar
5. Berikan larutan oralit kepada balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Situasi Diare di Indonesia: Pengendalian Diare di Indonesia. Kemenkes RI. 2011
2. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita Untuk Petugas Kesehatan. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. 2011