Anda di halaman 1dari 8

DIARE

Permasalahan diare di Indonesia


Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir
bahwa angka kematian balita karena diare masih sangat tinggi dibandingkan dengan kematian
balita karena penyebab penyakit lain. Juga terjadi kecenderungan peningkatan angka kematian
balita karena diare dari tahun ke tahun. Angka kematian bayi dan balita karena diare
berdasarkan hasil beberapa survei yaitu Riskesdas (2007) angka kematian bayi sebesar 42%
dan angka kematian balita sebesar 25,2% (2)

Definisi
Berdasarkan definisi dari WHO (World Health Organization), salah satu lembaga PBB
(Perserikatan bangsa-bangsa) mendefinisikan bahwa diare adalah berak encer atau bahkan
berupa air saja (mencret) yang terjadi lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam 1 hari.
(1)

Berdasarkan lamanya maka diare dibagi menjadi 2 yaitu


1. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sedangkan
2. Diare Kronis/Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari (2)

Epidemiologi Diare
Secara umum, epidemiologi penyakit diare disebabkan oleh:
A. Infeksi (kuman-kuman penyakit)
Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang
tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita (feces oral). Di dalam istilah bahasa
Inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies, Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit
diare bisa digambarkan sebagai berikut melalui:
Feces atau tinja
Flies atau lalat
Food atau makanan
Fomites atau peralatan makanan
Finger atau tangan (jari tangan)
Dibawah ini beberapa contoh perilaku terjadinya penyebaran kuman yang menyebabkan
penyakit diare:
- Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara esklusif (ASI eksklusif) sampai 6 bulan
kepada bayi atau memberikan MP ASI terlalu dini. Memberi MPASI terlalu dini
mempercepat bayi kontak terhadap kuman
- Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit membersihkan botol dan juga kualitas air dibeberapa wilayah Indonesia
juga sudah terkontaminasi kuman-kuman penyakit seperti bakteri E. Coli
- Menyimpan makanan pada suhu kamar dan tidak ditutup dengan baik
- Minum air/menggunakan air yang tercemar
- Tidak mencuci tangan setelah BAB, membersihkan BAB anak
- Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan. (2)
B. Penurunan Daya Tahan Tubuh
- Tidak memberikan ASI kepada bayi sampai usia 2 tahun (atau lebih). Di dalam ASI
terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit
- Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang kurang gizi buruk akan mudah terkena
diare
- Imunodefi siensi/Imunosupresi, terinfeksi oleh virus (seperti campak, AIDS)
- Segera proporsional, balita lebih sering terkena diare (55%). (2)
C. Faktor Lingkungan dan Perilaku
Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari
kontaminasi air atau tinja berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat. (2)

Strategi Pengendalian Penyakit Diare Yang Dilaksanakan Pemerintah adalah


1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan melalui lima
langkah tuntaskan diare (LINTAS Diare)
2. Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar.
3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi. (1)

Tatalaksana Diare
Prinsip Tatalaksana Diare:
Kematian karena diare dapat dihindari jika diberikan: cairan rumah tangga, oralit, zinc,
makanan sesuai umur (saat diare dan selama masa penyembuhan) dan mengobati penyakit
penyerta. (2)

Tatalaksana diare dapat dilakukan dengan LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan
Diare), yakni (1):
1. Berikan Oralit
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik) atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik) atau hilangnya natrium yang lebih daripada air (dehidrasi hipotonik).
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan
memberikan oralit osmlaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti caitan yang
hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat pertolongan cairan melelui infus.
Derajat dehirasi dibagi dalam 3 klasifikasi:
a) Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:
- Keadaan umum : Baik
- Mata : Normal
- Rasa haus : Normal, minum biasa
- Turgor kulit : Kembali cepat

Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb:


Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur di atas 5 tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
b) Diare dehidrasi ringan / sedang
Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau
lebih:
- Keadaan umum : Gelisah, rewel
- Mata : Cekung
- Rasa haus : Haus, ingin minum banyak
- Turgor kulit : Kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kgBB dan selanjutnya dite
ruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
c) Diare dehidrasi
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:
- Keadaan umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar
- Mata : Cekung
- Rasa haus : Tidak bisa minum atau malas minum
- Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke puskesmas untuk
di infus.
2. Berikan obat zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim
ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga
berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan
fungsi selama kejadian diare. Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi
lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
- Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari
- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.

Cara pemberian tablet zinc :


Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan
pada anak diare.
3. Pemberian ASI/Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum
susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih
termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan.
4. Pemberian Antibiotika hanya atas Indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare
dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak,
bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat
fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba,
giardia)
5. Pemberian Nasehat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
Diare lebih sering
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.
KASUS
Pasien 9 (Diare):
Anak usia 4 tahun dan agak kurang gizi menderita diare encer tanpa muntah selama 3 hari. Ia
tidak kencing selama 24 jam. Pada pemeriksaan tidak ditemukan demam (suhu 38,5°C), tetapi
nadi teraba cepat dan turgor rendah.

Penyelesaian Kasus
1. Identifikasi Masalah
Pada pasien ini, diare mungkin disebabkan oleh infeksi virus karena bentuknya encer
(tidak berlendir atau berdarah) dan tidak ada demam. Ada tanda dehidrasi (lemah, urin
sedikit, dan turgor kulit berkurang). Tanda dari dehidrasi pada balita merupakan
termasuk kategori dehidrasi ringan / sedang. Dehidrasi ini adalah masalah yang paling
mengkhawatirkan karena anak ini sudah dalam keadaannya kurang gizi ringan.

2. Tujuan Terapi
1. Mencegah semakin parahnya dehidrasi, dan
2. Melakukan rehidrasi.
3. Mempercepat kesembuhan diare

3. Pemilihan Terapi P
1. Tindakan pencegahan dehidrasi jika balita mengalami diare ialah dengan pemberian
oralit sampai diare berhenti.
2. Mengobati dehidrasi (rehidrasi) dengan pemberian oralit untuk mengganti cairan
dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Pemberian oralit 3 jam pertama
diberikan jumlah larutan oralit sebanyak 900 – 1400 ml. Pemberian oralit untuk
pasien ini (umur 4 tahun) ialah 1 gelas larutan oralit setiap mencret.
3. Pemberian obat zinc dapat mempercepat kesembuhan, mengurangi parahnya diare,
dan mencegah kambuhnya diare selama 2-3 bulan kedepan. Obat zinc diberikan
sekali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.
4. Edukasi Kepada Orangtua/Wali Pasien
a) Cara membuat dan memberikan oralit
Cara membuat:/mencampur larutan oralit:
1. Cuci tangan dengan air dan sabun
2. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak/air teh (200 cc)
3. Masukkan satu bungkus oralit 200 cc
4. Aduk sampai larut benar
5. Berikan larutan oralit kepada balita.

Cara memberikan larutan oralit


1. Berikan dengan sendok atau gelas
2. Berikan sedikit-sedikit sampai habis, atau hingga anak tidak kelihatan haus
3. Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan dengan sabar
sesendok setiap 2 atau 3 menit
4. Walau diare berlanjut, oralit tetap diteruskan
5. Bila larutan oralit pertama habis, buatkan satu gelas larutan oralit berikutnya.
b) Cara pemberian obat zinc
• Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat zinc selama 10
(sepuluh) hari berturut-turut
• Larutkan tablet dalam 1 sendok air minum (tablet mudah larut kira-kira 30 detik,
segera berikan ke anak)
• Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat zinc, ulangi
pemberian dengan cara potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1
dosis penuh
4. Untuk pasien ini diberikan makanan keluarga 3 x sehari, sebanyak 1/3 – 1/2 porsi
makan orang dewasa dan berikan makanan selingan kaya gizi 2 x sehari diantara
waktu makan. Pemberikan cairan rumah tangga, seperti kuah sayur, air tajin, kuah
sup dapat pula mencegah dehidrasi.
5. Monitor dan Review
o Memantau frekuensi buang air besar
o Memantau keberhasilan terapi yang telah dilakukan
o Memantau gejala lain yang timbul dan/atau penyakit penyerta lain selama
pengobatan diare
6. Kesimpulan
Terapi diare dapat dilakukan dengan pemberian oralit sebagai pencegahan dehidrasi
dan melakukan rehidrasi, serta penambahan obat zinc untuk mempercepat kesembuhan
pasien. Pentingnya edukasi kepada orangtua/wali pasien, terkait dengan pembuatan dan
pemberian obat, dan frekuensi pemberian obat yang akan diberikan.
7. Saran
Jika pemberian terapi oralit dan zinc tidak dapat menngurangi dan menyembuhkan
gejala penyakit, maka pasien perlu konsultasikan kepada dokter untuk mencari tahu
penyebab lain diare yang di alami pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Situasi Diare di Indonesia: Pengendalian Diare di Indonesia. Kemenkes RI. 2011
2. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita Untuk Petugas Kesehatan. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. 2011

Anda mungkin juga menyukai