Anda di halaman 1dari 7

Pada kesempatan kali ini kita alkan membahas mengenai diare pada anak/bayi.

Jangan lupa untuk like,


comment, share dan subscribe channel ini agar semua masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan
mengenai diare. Perkenalkan nama saya Siti Nurjali. Saya adalah CPNS di RSUD Majalaya yang saat ini
sedang melakukan aktualisasi. Nah yu kita bahas tentang diare.

Diare menjadi salah satu penyabab kematian pada anak. Diare di negara kita hingga saat ini masih
menjadi salah satu penyebab kematian utama pada balita, selain penyakit pneumonia. Di Indonesia
tercatat 1,6 juta sebanyak 525.000 anak meninggal pada tahun 2018. sehingga perlu perhatian lebih
ketika anak mengalami diare. Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi perubahan konsistensi tinja dari
padat menjadi cair dengan ataun tanpa darah atau lendir dengan frekuensi atau kurun waktu lebih dari
3x sehari. Jadi ada 2 hal yang ditekankan yang pertama adalah frekuensi dan yang kedua adalah
konsistensi. Nah frekuensi ini biasanya dalam 1x24 jam 3x atau lebih. Tapi hati hati pada bayi yang full
ASI dimana usianya <2 bulan, frekuensi >3x tidka berlaku. Kenapa? Karena pada bayi yang full ASI
biasanya lebih sering bisa 6-10x sehari. Jadi definisi 3x itu tidak berlaku pada bayi bayi yang full ASI dan <
2 bulan. Demikian juga dengan konsistensi tidak berlaku bagi bayi yang <2 bulan karena konsistensi BAB
nya cair. Tetapi yang harus kita perhatikan adalah perubahan konsistensi yang menjadi lebih lunak atau
lebih encer dari biasanya.

Frekuensi BAB yang banyak pada diare menyebabkan pengeluaran cairan tubuh yang banyak. Banyaknya
cairan yang keluar menyebabakan tubuh kekurangan cairan dan dapat berlanjut menjadi dehidrasi.
Pengeurangan cairan dalam tubuh sejalan dengan menurunnya volume darah sehingga dapat
menyebabkan penurunan kesadaran hingga kematian.

Di dalam dunia medis dan kesehatan diare dibagi menjadi 2, yaitu:

1. diare akut biasanya hanya terjadi selama 2 minggu dan disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit
atau bisa juga terjadi akibat keracunan makanan dan obat-obatan.

2. Diare kronis atau juga dikenal dengan diare persisten biasanya terjadi lebih dari 2 minggu dan sembuh
hingga lebih dari 4 minggu. Diare jenis ini biasanya disebabkan oleh penyakit, obat-obatan, kelainan
genetik atau dapat juga terjadi akibat penyakit berbahaya lainnya.

Tanda dan gejala:

1. BAB cair/lembek lebih dari 3x dalam sehari.

2. Demam
3. Dehidrasi

4. Mual muntah

5. Nyeri perut

6. Gelisah atau rewel

7. Nafsu makan menurun

8. Mudah lelah dan lemas

9. Serta penurunan BB

Diare pada anak tidak boleh disepelekan, karena diare yang tidak dilakukan dengan tatalaksana yang
baik akan meyebabkan resiko komplikasi lebih lanjut, seperti demam. Demam yang tinggi akan
meyebabakan kejang dan kerusakan otak. Yang kedua yang paling kita takutkan adalah kekurangan
cairan yang berlebihan. Akan menyebabkan cepat lelah, gelisah rewel dan yang paling kita takutkan
adalah menyebabakan kematian. Mual muntah dan iritasi pada saluran cerna. Gangguan gizi. Diare pada
anak bisa fatal, diantaranya:

1. Dehidrasi (kekurangan cairan): panas tinggi, kejang


2. Kehilangan elektrolit misalanya adalah elektrolit natrium dan kalium: kejang
3. Diare berlangsung kronis atau > 2minggu maka akan menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi
atau makanan pada usus anak. Nah lama-lama akan meyebabkan BB anak itu terganggu atau
tidak naik secara konsisten.

Penyebab diare

1. Infeksi (kuman, virus, bakteri, parasit) tetapi yang paling dominan infeksi pada anak itu adalah
infeksi virus yaitu rotavirus (70%). Di samping itu, bakteri (10-20%), parasite (10%). virus yang
paling sering ditemukan yang rotavirus. Dan paling sering menyebabkan terjadinya muntaber.
Kemudian yang kedua disentri atau BAB darah, ini disebabkan oleh bakteri. Dalam hal ini bakteri
shigella ynag menyebabakan berak darah. Ini biasanya terjadi pada saat perubahan musim atau
saat musim hujan. Infeksi bakteri yang sering ditemukan yaitu bakteri esteria colli pada
makanan-makanan yang kemasan, makanan yang kurang higienis. Infeksi parasit.
2. Keracunan makanan (makanan tidak steril yang terkontaminasi bakteri)
3. Reaksi alergi dari makanan atau minuman. pada makanan tertentu atau pada anak-anak yang
mengalami intoleransi makanan tertentu (makanan yang mengandung pemanis buatan).
4. Efek samping obat-obatan (antibiotik yang dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri
dalam usus).
5. Gangguan struktur saluran cerna (usus) pada anak. Misalnya pada kasus anak dengan gizi buruk
yang biasanyta terjadi gangguan pada usus. keadaan ini mengakibatkan penyerapan zat
makanan dan juga cairan akan terganggu yang akan mengakibatkan anak diare.
6. Intolerasi laktosa (biasanya pada anak yang tidak cocok minum susu sapi)

Kewaspadaan pada orangtua:

1. pertolongan pertama jika anak diare


2. pengenalan tanda kegawatan (kapan harus dibawa ke rumas sakit, kapan harus dibawa ke
dokter, atau pengenalan tanda-tanda kegawatan jika anak diare)

derajat dehidrasi

1. Diare tanpa dehidras. Anak masih dalam kondisi yang stabil. Biasanya dicirikan dengan
keasadaran anak masih normal, masih bisa bermain seperti biasanya, makan dan minum nya
masih bagus, tidak tampak kehausan, mata tidak tampak celong, serta BAK jumlah dan
frekuensinya masih normal.
2. Dehidrasi ringan sedang. Hal ini ditandai dengan anak kesadarannya masih normal tapi sudah
mulai gelisah, sudah mulai rewel, dan cenderung mengalami rasa haus yang berlebihan, dan
matanya Ketika diperhatikan lebih celong dari biasanya, matanya cowong, ubun-ubunnya
cekung, mukosa bibir kering.
3. Dehidrasi berat. Ditandai dengan anaknya gelisah atau sampai mengalami penurunan kesadaran
biasanya anak aktif tapi cenderung tidur atau sulit untuk dibangunkan, matanya akan sangat
cowong, produksi kencing biasanya dievaluasi selama 6 jam, biasanya kencingnya sangat
berkurang atau tidak kencing, atau yang paling parah bisa menyebabkan kejang, ubun-ubunnya
sangat cekung, matanya sangat cowong, mukosa bibir sangat kering, kalu kita raba nadi, nadinya
sangaat lemah atau bahkan sulit untuk teraba.

Penanganan diare di rumah dikenal dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) . penanganan
awal diare di rumah dapat meminimalisir komplikasi diare. Apa yang dapat dilakukan oleh Bunda selama
di rumah.
1. Prinsip penanganan awal diare pada anak yaitu Rehidrasi: menambah cairan pada tubuh anak
untuk mengganti cairan yang keluar selama anak diare. Jika anak masih ASI eksklusif, tetaplah
lanjutkan yan Bun dan upayakan untuk memberikan lebih banyak dan lebih lama dari biasanya.
Sebagai cairan tambaham bunda memberikan cairan oralit atau air tajin atau kuah sayur. Oralit
ini bisa didapatkan di fasyankes. Dan mengenai takarannya bisa dibaca pada kemasannya. Atau
bunda juga bisa lho membuatnya sendiri di rumah . apa yang dibutuhan. Yang pertama dalah 1
gelas air hangat, kemudian 1/2 sendok makan gula pasir, 1/4 sendok makan garam. Kemuadian
diaaduk sampai homogen sampai rata. Jangan gunakan the agar tidak mengganggu proses
penyerapan. Kemudian diberikan kepada anak setiap diare setiap muntah. Untuk mencegah
dehidrasi, untuk mencegah kekurangan garam-garam tubuh. Oralit saking murah meriahnya
sering diabaikan bukan hanya di negara Indonesia tapi juga di negara berkembnag lainnya dan
bahkan di negara maju. Pengabaian oralit, seperti halnya pengabaian mencuci tangan, tindakan
sederhana yang sering dilupakan, padahal bisa mneyeleamatkan nyawa. Mengapa? Karena
kematian akibat diare pada anak umunya disebabakan oleh dehidrasi atau kekurangan cairan.
Berbeda dengan orang dewasa, tubuh anak sebagian besar terdiri dari cairan, sehingga
kehilangan cairan tubuh yang banyak dalam waktu singkat dapat membahayakan. Oralit
memang tidak dapat menyembuhkan diare, tetapi dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang dari tubuh. Menurut WHO, sejak
ditemukan dan digunakan pertama kali di era tahun 1970 hingga saat ini, oralit telah
menyelamatkan lebih dari 50 juta nyawa. Oralit bahkan dikatan sebagai penemuan obat yang
paling spektakuler di abad ke-20. mengapa? Karena oralit mengandung campuran gula, garam
dan ion (natrium, kalium, klorida, citrate dan glukosa) dengan kepekatan dan takaran yang pas
sehingga dapat diserap dengan baik oleh usus anak penderita diare. Mengapa air putih saja
tidak cukup? Karena tidak mengandung campuran elektrolit seperti oralit. Bagaimana cara
memberikan oralit untuk kemasan sachet? Umtuk yang pertama jangan lupa mencuci tangan,
buka 1 sachet oralit kemudian larutkan dalam air matang dalam gelas 200 ml dan aduk rata. Tips
supaya tidak muntah, berikan sedikit-sedikit , sesendok tiap 1 atau 2 menit atau beberapa teguk
dari gelas untuk anak yang lebih besar. Jika anak muntah tunggu 10 menit, kemudian berikan
cairan lebih lama, misalnya sesendok tiap 2 hingga 3 menit. Selain oralit bunda juga bisa
memberikan cairan tambahan seperti jus buah, kuah sayur, makanan yang mengandung air
lebih banyak. Tapi untuk bayi yang < 6 bulan disarankan ASI saja. Ketentuan pemberian oralit:
a. Pada anak <2 tahun: 50-100 cc setiap anak BAB
b. Pada anak > 2 tahun: 100-200 cc setiap anak BAB
2. Pemberian zinc. Zinc dapat diberikan dan diminta di sara kesehatan untuk mempercepat proses
penyembuhan diare. Cara pemberian obat zinc yaitu obat zinc harus dihabiskan selama 10-14
hari berturut-turut. Meskipun anak sudah sembuh dari diare sebelum 10 hari. Manfaatnya
adalah memperpendek lama diare, mencegah dehidrasi berat, mengurangi frekuensi diare,
mengurangi volume BAB, mencegah anak diare 3 bulan kemudian. Dan apabila anak sewatu-
waktu diare gejalanya sudah menjadi ringan. Dosis:
a. Pada anak <6 bulan: 10 mg 1xsehari
b. Pada anak >6 bulan: 20 mg 1xsehari

Sediaan obat zinc ada sirup dan tablet. Tablet cara pemebriannya adalah dengan melarutkan 1
tablet zinc ke dalam 1 sendok air. 1 tablet=20 mg

Umur < 6 bulan ; 1/2 tablet / hari

Umur> 6 bulan; 1 tablet/hari

3. Lanjutkan memberikan makanan dan ASI. Makan dan minum tidak dibatasi, kecuali pada anak
atau bayi yang intoleransi laktosa kita bisa mengganti susu menjadi yang free laktosa. Tetap
awasi anak jika anak sewaktu-waktu berubah menjadi dehidrasi berat atau diare bercmapur
darah dan muntah hebat. Makan seperti biasa. Pada anak diare jangan mengurangi makanan.
Justru dengan itu, dapat memperparah kondisi diare. Pada anak dengan diare mungkin saja
nafsu makannya berkurang, jadi Ketika anak nafsu makannya berkurang, ubahlah porsi, misalnya
yang tadinya 1 porsi sekali makan diubah menjadi 1 porsi untuk 2x makan.
4. Antibiotic selektif. Artinya bahwa tidak semua kasus diare itu membutuhkan obat antibiotic.
Antiobtik akan diberikan oleh dokter tergantung jenias diare. Dalam pemberian antibiotic ini
terlebih dahulu konsultasikan dengan dokter. Supayaa terhindar dari kesalahan therapi. Karena
efek samping pemberian antibiotic pada kasus diare ini yaitu antibiotic asosiatif diare. Artinya
antibiotic itu memperparah diarenya. Kasus yang diberikan antibiotic adalah kolera dimana
fesesnya seperti cucian beras serta feses berdarah. Obat anti diare atau pemampet tidak boleh
diberikan apada anak yang diare karena dapat membahayakan. Tetapi jika diare tidak membaik
alam 3 hari segera bawa anak ke dokter.
5. Memberikan edukasi. Tentang bagaimana cara hidup yang sehat, bagaimana cara penyjian
makanan, susu. Diare itu paling berhubungan dengan faktor higienitas (faktor kebersihan).
ketika kebersihan kita di rumah baik , maka diare pun akan jarang terjadi. Pengenalan kasus atau
tanda kegawatan diare. Kapan harus membawa ke rumah sakit atau ke dokter. Tips ynag
pertama adalah jika frekuensi BAB semakin sering, ada tanda-tanda dehidrasi berat, jika
mengalami komplikasi seperti panas tinggi atau kejang, diare disertai dengan muntah muntah
yang berlebihan dimana kemungkinan anak sulit minum sehingga akan memperparah keadaan
dehidrasinya, anak malas minum atau tidak mau minum, diare yang berdarah, diare tidak
membaik dalam 3 hari. Kapan harus dibawa ke rumah sakit, jika terdapat tanda-tanda sebagai
berikut: jika anak menjadi lemas, tidak aktif seperti biasanya, lebih banyak tidur, jika jumlah urin
berkurang (jarang BAK, atau jarang ganti pampers tidak seperti biasanya), jika anak diare atau
muntah berkepanjangan, oralit atau minuman yang masuk lebih sedikit dibanding jumlah
muntah atau diare, ubun-ubun bayi menjadi cekung, mukosa bibir kering, mata cekung, jika
menangis tidak ada air mata, gelisah, rewel dan tampak selalu kehausan.

Pencegahan diare. Ini sangat penting karena mencegah lebih baik dari mengobati:

1. Hindari makan/minuman tidak bersih (gunakan bahan makanan yang segar dan terhindar dari lalat)

2. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih (sebelum makan dan minum, sebelum menyentuh
wajah, hidung dan mulut, dan sesudah BAB dan BAK ataupun setelah melakukan kegiatan yang
membuat tangan kotor)

3. Masak air dan makanan hingga matang utnuk membunuh bakteri dan virus penyebab diare

4. Gunakan air bersih untuk memasak

5. Jangan BAB di sembarang tempat

6. Lakukan imunisasi dan vaksin rotavirus pada bayi

7. Makan makanan yang sehat (makanan yang dimasak dan diracik sendiri akan lebih higienis)

8. Ingat jangan jajan sering jajan sembarangan.

9. Menutup makanan dan minuman agar terhindar dari kontaminasi virus dan bakteri

10. Berikanlah ASI ekslusif selama 6 bulan


11. Apabila diberikan Sufor cara membersihkan botol susu itu sangat penting, sterilkan botol dengan
baik untuk mengurangi resiko terjadinya diare

12. Cuci tangan sebelum menyajikan makanan dan minuman kepada anak

13. Rebus air dengan matang

14. Berikana makanan dengan gizi seimbang. Dengan status gizi yang baik, nutrisi yang baik maka secara
tidak langsung akan membuat daya tahan tubuh anak menjadi kuat. Ketika daya tahan tubuh kuat maka
penyakit diare bisa diminimalisir.

Mencegah penyebaran kuman akibat diare yang biasanya disebabkan karena fecal oral: penyakit yang
ditularkan mellaui fecal (anus) dan oral (mulut), seperti pemberian ASI dengan benar, memperbaiki
persiapan dan penyiumpanan MPASI, penggunana air bersih yang cukup, membudidayakan
membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum melakukan aktivitas, penggunaan
jamban yang bersih, buang tinja bayi yang menggunakan popok dengan benar, konsumsi air yang berih
dan sehat, pemberian imunisasi sesuai dengan usia. Balita ynag sudah mendapatkan status imunisasi
dasar lengkap dapat mencegah timbulnya penyakit.

Makan nasi uduk ditas papan

Papan yang dipenuhi cinta kasih

Hanya ini yang bisa saya sampaikan

Semoga berkenan dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai