Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH KEBIDANAN DEHIDRASI PADA BAYI

BAB I
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif,
pencegahan batu dan infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas. Cegah gangguan
kesehatan dengan minur air yang cukup.
Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai
usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada
usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.

1.2 Rumusan Masalah


Tujuan dibuatnya makalah tentang pemeriksaan saraf ini adalah:
1. Mengetahui definsi dari dehidrasi.
2. Mengetahhui tanda dan gejala dehidrasi pada neonatus.
3. Mengetahui penyebab dehidrasi pada neonatus.
4. Mengetahui penanganan dehidrasi pada neonatus.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini dibuat tidak semata- mata hanya untuk memenuhi tugas kelompok, tapi juga agar
bermanfaat bagi semua pihak yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih paham tentang dehidrasi pada neonatus, baik dari tanda dan gejalanya serta
penanganan dehidrasi pada neonatus.
2. Bagi Dosen
Dosen dapat menemukan sesuatu yang baru tentang dehidrasi pada neonatus jika terdapat opini
dan hal-hal baru yang ditemukan oleh mahasiswa.

BAB II
2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dehidrasi


Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
Kadar air dalam lean body mass bayi (tubuh tanpa jaringan lemak) kurang lebih 82%.
Apabila bayi kehilangan cairan 5% atau lebih, kan terjadi dehidrasi.
Pada masa gestasi akhir sampai minggu pertama sesudah kelahiran, fungsi ginjal
mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi keseimbangan air dan garam. Air
di dalam tubuh terdapat di dalam sel (intraseluler) atau di luar sel (ekstraseluler). Pada masa gestasi
akhir cairan ekstraseluler bertambah, tetapi pada waktu lahir terjadi perubahan fisiologik yang
menyebabkan berkuangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan
beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, eksresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya
cairan ekstraseluler. Kecepatn filtrasi glomerulus berkurang, sehingga kehilangan Natrium melalui
urin berkurang dan kecepatan reabsorbsi ginjal terhadap natrium melalui tubulus juga berkurang.
Pada bayi prematur karena fungsi ginjal yang imatur, ketidakseimbangan ini lebih berat.
Dehidrasi pada bayi terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk
kebutuhan tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah- muntah, diare, panas tinggi atau mengeluarkan
keringat yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi, bisa juga parah dan
membahayakan jiwa.
2.2 Jenis-Jenis Dehidrasi
1. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan).
2. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

2.3 Tanda-Tanda Dehidrasi pada Bayi


1. Lebih dari 6 jam tidak pipis
2. Pipisnya berwarna lebih gelap dari biasanya dan baunya lebih kuat
3. Lemah dan lesu
4. Mulut dan bibir kering atau pecah-pecah
5. Tidak keluar air mata ketika menangis
2.4 Ciri-Ciri Dehidrasi pada Bayi
1. Haus berlebihan
Ini terlihat jelas, tetapi jika bayi kurang cairan dia secara alami akan merasakan dorongan untuk
minum lebih banyak. Bayi mungkin menangis sampai diberikan botol dan kemudian terus
mengisap sampai semua air, susu atau jus habis. Ini adalah tanda dehidrasi ringan dan sedang.

2. Terlihat lesu dan tidak sehat


Bayi yang tampak lesu mungkin menderita dehidrasi serius serta harus diberikan cairan dan dibawa
ke dokter segera. Kelesuan pada bayi meliputi kurangnya energi, keinginan untuk berbaring
sepanjang hari dan kurangnya memperlihatkan emosi.
3. Hilangnya elastisitas kulit
Dehidrasi pada bayi dapat menyebabkan hilangnya elastisitas kulit. Jika kita mencoba dengan
lembut mencubit kulit anak, tidak cepat kembali ke posisi normal, ini bisa menjadi tanda dehidrasi.
Hal ini terjadi karena tidak cukup air mencapai kulit.
4. Mulut kering dan lengket
Bayi yang tidak terhidrat dengan benar sering menunjukkan gejala mulut kering. Hal ini dapat
disertai dengan air liur putih atau busa di sudut mulut bayi.
5. Popok kering
Popok bayi kering selama lebih dari beberapa jam dan tentu tidak boleh kering selama lebih dari
5 atau 6 jam. Hal ini dapat terjadi bila bayi dehidrasi karena tubuhnya menggunakan sedikit cairan
yang diminum dan juga hanya mengeluarkan sedikit cairan. Sembelit adalah gejala serupa,
walaupun ini mungkin hasil dari hal-hal lain seperti nafsu makan yang buruk atau sistem
pencernaan lambat.
2.5 Gejala lainnya dari dehidrasi
1. Mata cekung
2. Tangan dan kaki terasa dingin dan terlihat kemerahan
3. Rewel dan mengantuk berlebihan
4. Ubun-ubun cekung
Jika dehidrasi tahap serius terjadi, segera bawa ke UGD untuk diberikan infus. Atau bisa konsul
ke dokter anak untuk dicek keadaannya. Untuk dehidrasi ringan biasanya dokter akan
menyarankan anak diberikan cairan elektrolit yang bisa didapat dengan mudah di apotik. Selain
itu jangan berhenti menyusui ASI atau memberikan susu botol.
2.6 Mencegah Dehidrasi
Pencegahan dehidrasi harus dilakukan terutama ketika bayi sedang sakit atau hari sangat panas,
Cara mencegah dehidrasi:
1. Memberikan cairan yang banyak kepada bayi.
2. Jika umur bayi sudah lebih dari empat bulan, berikan juga banyak air putih.
3. Ketika memberikan jus buah pada bayi, campurlah dengan air supaya cairannya lebih banyak.
Hal yang perlu diperhatikan saat penanganan dehidrasi pada kondisi berikut ini:
1. Demam: berikan banyak cairan jika bayi anda demam. Jika ia terlihat kesulitan dalam menelan,
berikan obat anti nyeri atas petunjuk dokter.
2. Kepanasan: terlalu banyak aktivitas di hari yang panas, atau duduk diam dalam waktu lama di
ruang yang panas dan penuh sesak bisa menyebabkan berkeringat deras dan kehilangan cairan.
Berikan cairan lebih banyak dari biasanya dalam kondisi seperti ini.
3. Diare: jika bayi sedang menderita infeksi saluran pencernaan atau flu perut, ia akan kehilangan
cairan melalui diare dan muntah-muntah. Jangan berikan jus buah karena akan memperparah
sakitnya. Jangan juga sembarangan memberikan obat anti diare tanpa petunjuk dokter. Yang perlu
dilakukan adalah memberikan ASI atau susu botol lebih banyak dari biasanya, juga tambahan air
putih untuk bayi di atas empat bulan. Jika bayi sudah terlihat mulai dehidrasi segera berikan cairan
elektrolit.
4. Muntah-muntah: infeksi pencernaan atau virus dapat menyebabkan muntah- muntah. Berikan
cairan elektrolit sedikit-sedikit tapi sering, yaitu dua sendok teh setiap lima menit. Jika bayi bisa
bertahan tidak muntah selama satu jam, mulai berikan cairan elektrolit empat sendok teh 15 menit
sekali.
5. Menolak minum: radang tenggorokan, sakit di tangan, kaki, mulut bisa sangat menyakitkan dan
membuat bayi tidak mau minum. Konsultasi pada dokter untuk memberikan obat anti nyeri,
kemudian tawari ASI atau susu botol dan air putih, sedikit-sedikit tapi sering.
BAB III
3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium, atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama, atau hilangnya natrium yang
lebih banyak daripada air.
2. Dehidrasi pada bayi terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan
tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau mengeluarkan keringat
yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi, bisa juga parah dan membahayakan jiwa.
3. Dehidrasi ini di bagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat.
4. Ciri-ciri Bayi yang Dehidrasi : haus berlebihan, terlihat lesu dan tidak sehat, hilangnya elastisitas
kulit, popok kering, mata cekung.
3.2 Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau
kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan dalam pembuatan makalah, agar memberikan saran dan
kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nanny L.D.,Vivian. 2011. AsuhanNeonatus, Bayi, danAnakBalita. Jakarta: SalembaMedika
Alimul H., Aziz A. 2008. PengantarIlmuKesehatanAnakUntukPendidikanKebidanan.
Jakarta: SalembaMedika
Rukiyah, A.Yeyeh. Yulianti, Lia. 2010. AsuhanNeonatus, Bayi, danAnakBalita. Jakarta:
PenerbitBukuKeperawatan Dan Kebidanan
Prawiriharjo Sarwono. 2008. PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal
Jakarta.
http://firmanpharos.wordpress.com/asuhan-kebidanan-pada-bayi- baru-lahir-dengan-
fraktur- klavikula/
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/10/askeb-neo-trauma- kelahiran-pada-bayi-baru-lahir/

Anda mungkin juga menyukai