Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

( DEHIDRASI )

OLEH

NAMA : STEVANI J. ALNABE

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG


2022/2023
A. PENGERTIAN DEHIDRASI

Dehidrasi adalah kondisi ketika cairan tubuh yang


hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi
ini dapat menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara
normal.

Tubuh memiliki kandungan air sebanyak 55–80% dari


total berat badan. Air dalam tubuh berperan untuk
membantu kerja sistem pencernaan, mengeluarkan
kotoran dan racun dari dalam tubuh, menjaga suhu tubuh,
serta melumasi sendi.

B. GEJALA DEHIDRASI

Dua gejala awal dehidrasi adalah rasa haus dan


urine yang berwarna kuning gelap. Gejala ini merupakan
bentuk upaya tubuh untuk meningkatkan asupan cairan,
serta untuk mengurangi pembuangan cairan dari dalam
tubuh.

Tergantung pada seberapa banyak tubuh kehilangan


cairan, dehidrasi terbagi dalam dua tingkat, yaitu
ringan-sedang, dan berat.
Dehidrasi Ringan–Sedang

Pada tahap dehidrasi ringan-sedang, gejala yang timbul


dapat berupa:

 Haus
 Urine berwarna lebih pekat atau gelap
 Jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun
 mulut kering dan lengket
 Mudah lelah
 Pusing
 Mudah mengantuk
 Sulit konsentrasi
 Sakit kepala
 Sembelit
 Kram otot

Dehidrasi Berat

Dehidrasi berat dianggap sebagai kondisi medis darurat


dan perlu segera ditangani. Gejala yang dapat muncul
akibat dehidrasi berat antara lain:

 Sangat haus
 Jantung berdebar
 Tekanan darah rendah
 Napas cepat atau dalam
 Mata tampak cekung
 Kulit kering dan menjadi tidak elastis
 Urine berwarna kuning gelap atau tidak berkemih
sama sekali
 Sakit kepala hebat
 Sering mengantuk
 Mudah marah dan tampak linglung
 Kejang
 Pingsan atau penurunan kesadaran

C. PENYEBAB DEHIDRASI

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kekurangan asupan


cairan, atau cairan yang hilang dari dalam tubuh lebih
banyak daripada yang masuk. Cairan tubuh sendiri bisa
terbuang melalui urine, muntah, diare, atau keringat.
Adapun tingkat keparahan dehidrasi dapat dipengaruhi
oleh cuaca, aktivitas fisik, atau makanan.

Dehidrasi dapat terjadi pada setiap orang. Namun, ada


beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalami
dehidrasi, yaitu:
1. Bayi dan anak-anak

Bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi


karena tubuh mereka yang kecil lebih peka terhadap
perubahan kadar air dan mineral. Kelompok ini juga
rentan terserang diare.

2. Orang lanjut usia

Orang yang berusia lanjut menjadi kurang perhatian


terhadap minum air dan rasa haus. Hal ini terjadi
terutama pada orang tua yang menderita demensia.

3. Atlet

Atlet atau siapa pun yang berolahraga akan kehilangan


banyak cairan tubuh seiring keluarnya keringat. Makin
lama berolahraga, makin sulit pula bagi tubuh untuk
tetap terhidrasi. Kelompok atlet yang paling berisiko
mengalami dehidrasi adalah pelari, atlet balap sepeda,
dan pemain sepak bola.

4. Orang yang berolahraga di tempat yang panas dan


lembap
Saat udara lembap, keringat tidak dapat menguap dan
mendinginkan tubuh seperti kondisi normal. Kondisi ini
ini akan meningkatkan suhu tubuh sehingga tubuh butuh
lebih banyak cairan.

D. PENCEGAHAN DEHIDRASI

Untuk menghindari terjadinya dehidrasi, langkah


pencegahan yang dapat dilakukan Aladdin mencukupi
asupan cairan. Selain dengan minum air putih, dehidrasi
juga bisa dicegah dengan meminum sparkling
water atau infused water.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah


dehidrasi meliputi:

 Penuhi kebutuhan cairan dengan minum 8 gelas


atau 2 liter air mineral per hari untuk orang dewasa.
 Konsumsi makanan yang kadar airnya tinggi,
seperti buah-buahan dan sayuran.
 Pastikan minum yang cukup ketika berolahraga
atau beraktivitas fisik, terutama ketika cuaca panas.
 Penuhi asupan cairan anak atau orang yang sedang
sakit, terutama bila mengalami demam, diare, atau
muntah-muntah.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol dan batasi
konsumsi minuman berkafein.
 Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air
mengalir, untuk mencegah diare

E. PENGOBATAN DEHIDRASI

Penanganan dehidrasi bertujuan untuk mengganti


cairan dan mineral tubuh yang hilang. Caranya adalah
dengan minum banyak air, serta mengonsumsi sup yang
bening.

Penderita juga bisa mengonsumsi minuman manis untuk


membantu mengganti gula yang hilang, dan camilan asin
untuk menggantikan garam atau natrium.

Ketika mengalami dehidrasi, tubuh akan kehilangan gula,


garam, dan cairan. Meminum oralit dapat membantu
mengembalikan keseimbangan kadar zat tersebut di
dalam tubuh. Namun, tetap lakukan konsultasi dengan
dokter sebelum meminum oralit.
Jika dehidrasi disebabkan oleh diare, hindari konsumsi
jus buah, serta minuman berkafein atau bersoda.
Sebaliknya, penuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
dengan mengonsumsi minuman isotonik atau minuman
elektrolit.

Tergantung pada usia pasien dan tingkat keparahannya,


berikut ini adalah metode untuk mengatasi dehidrasi:

Mengobati dehidrasi pada bayi

Ketika bayi mengalami diare, muntah, atau demam, ibu


menyusui dianjurkan tetap memberikan ASI dalam
jumlah yang lebih sedikit tetapi sering. Pemberian
ASIjuga dapat disertai dengan oralit untuk menggantikan
cairan yang hilang.

Jika bayi minum susu formula, ganti susunya dengan


susu formula bebas laktosa hingga diarenya benar-benar
berhenti. Laktosa sulit dicerna oleh bayi yang diare,
bahkan cenderung memperburuk kondisi diarenya.

Segera ke dokter jika bayi menunjukkan tanda-tanda


dehidrasi sehingga dokter dapat memberikan pengobatan
yang tepat.
Mengobati dehidrasi pada anak-anak

Penanganan dehidrasi pada anak-anak tidak cukup


dengan pemberian air saja. Hal ini karena air yang
berlebihan justru bisa membuat kadar mineral dalam
tubuh anak menurun sehingga berisiko memperburuk
kondisi tubuhnya.

Oleh sebab itu, berikan larutan oralit pada anak-anak


yang dehidrasi, terutama yang mengalami
muntah-muntah atau diare.

Mengobati dehidrasi pada atlet

Untuk mengatasi dehidrasi akibat olahraga, minuman


berenergi yang mengandung elektrolit dan makanan yang
mengandung karbohidrat adalah pilihan terbaik. Hindari
segala jenis minuman bersoda, beralkohol, dan berkafein.

Perlu diketahui, atlet juga berisiko


terkena hiponatremia jika terlalu banyak minum air
mineral pada waktu yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai