Anda di halaman 1dari 4

MENGUKUR TINGKAT DEHIDRASI, OVERLOAD CAIRAN/EDEMA

1. Pengertian dehidrasi
Dehidrasi terjadi ketika seseorang menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan
daripada yang di dapatkan oleh tubu. Kondisi ini membuat tubuh tidak memilikik cukup
air dan cairan lain untuk menjalankan fungsi normalnya. Mengatasi dehidrasi ringan
hingga sedang bisa dilakukan hanya dengan mengkonsumsi lebih banyak cairan, akan
tetapi jika mengalami dehidrasi berat, seseorang membutuhkan penanganan medis
dengan segera.
Dehidrasi adalah sebuah kondisi ketika tubuh tidak memiliki cairan sebanyak yang di
butuhkan. Terbatasnya asupan cairan membuat tubuh tidak berfungsi dengan baik.
Seseorang dapat mengalami dehidrasi ringat, sedang, atau dehidrasi berat tergantung pada
seberapa banyak cairan yang hilang dari tubuh.
Perlu diketahui bahwa tubuh manusia sekitar 75% adalah air. Tanpa air tubuh tidak bisa
bertahan, air di temukan di dalam sel, di dalam pembuluh darah, dan diantara sel. Sisitem
pengelolaan cairan yang cnaggih menjaga kadar air dalam tubuh tetap seimbang.
Mekanisme haus memberi tahu kapan tubuh perlu menambah asupan cairan. Meskipun
air terus-menerus ilang sepanjang hari saat kita bernapas, berkeringat, buang air kecil,
seseorang dapat mengisi kembali cairan dalam tubuh dengan minum, tubuh juga dapat
memindahkan air ke tempat-tempat yang paling di butuhkan ljika dehidrasi mulai terjadi.
Air merupakan komponen terpenting bagi tubuh. Komposisi air yang diperlukan
dalam tubuh sekitar ±60%. Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, menjaga
kestabilan sistem organ, membuang racun dan sisa makanan dari dalam tubuh, sebagai
media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit
tetap sehat.
Tubuh yang kekurangan cairan akan mengalami dehidrasi. Kondisi ini terjadi jika air
yang keluar tubuh lebih banyak dibanding yang diterima. Biasanya, dehidrasi disertai
hilangnya elektrolit dalam tubuh. Normalnya, air dalam tubuh bisa keluar melalui
keringat, napas, air liur, urine, maupun feses.
Setiap orang, mulai dari bayi hingga dewasa, bisa mengalami dehidrasi. Penyebab utama
dehidrasi pada bayi dan anak-anak adalah diare serta muntah. Meski dua hal ini juga
dapat dialami orang dewasa, masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan
dehidrasi. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015, ada 1,7
miliar kasus diare di seluruh dunia, yang menewaskan setidaknya 500.000 balita. Salah
satu komplikasi diare adalah dehidrasi, yang menjadi komplikasi dengan jumlah
kematian tertinggi. Sebagian pasien diare akan mengalami dehidrasi, jika tak segera
mendapat pertolongan medis. Sebanyak 50% di antaranya berisiko meninggal. Oleh
karena itu, penting untuk mengenal dehidrasi dengan lebih baik.

.
2. Gejala dehidrasi
Perlu di pahai bahwa haus tidak selalu merupakan indikator awal yang akurat tentang
kebutuhan tubuh akan air. Pada beberapa kasus, terutama orang dewasa yang lebih tua
rasa haus tidak terasa sampai mereka sudah mengalaami dehidrasi. Oleh karena itulah,
meningkatkan asupan cairan selama cuaca panas atau ketika sakit adalah yang penting

Tanda dan gejala umum dehidrasi ringan dan sedang pada orang dewasa antara lain:
a. Rasa haus yang berlebih
b. Mulut dan lidah kering
c. Kulit kering
d. Berkurangnya frekuensi buang air kecil
e. Urine berwarna gelap
f. Kelelahan
g. Sakit kepala

Tanda dan gejala umum dehidrasi berat pada orang dewasa adalah:
a. Kulit sangat kering
b. Tidak ingin buang air kecil
c. Pusing
d. Denyut jantung meningkat
e. Napas menjadi cepat
f. Mata terlihat cekung
g. Merasa mengantuk, kurang berenergi, atau tidak aktif dibanding biasanya
h. Pingsan atau mengalami penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai koma
i. Berkurangnya tekanan darah
j. Syok (renjatan), ditandai dengan nadi teraba lemah dan tekanan darah menurun

Tanda dan gejala umum dehidrasi pada bayi atau anak-anak yaitu:
a. Gelisah atau rewel
b. Mulut dan lidah kering
c. Tidak ada air mata ketika menangis
d. Popok kering selama 3 jam
e. Cekung pada mata, pipi atau bagian lembut di atas tengkorak
f. Lesu, mengantuk
3. Penyebab dehidrasi
a. Diare, muntah:
Dapat menyebabkan hilangnya air dan elektrolit yang luar biasa dalam waktu singkat.
Pada diare yang disertai muntah, dehidrasi akan semakin berat atau progresif.
Dehidrasi yang disebabkan oleh diare menjadi salah satu penyebab utama kematian
bayi dan anak di dunia.
b. Keringat berlebihan:
Keringat bisa menyebabkan berkurangnya air dalam tubuh. Jika aktivitas fisik Anda
tidak diimbang asupan cairan yang tepat, maka dehidrasi bisa terjadi. Selain itu, cuaca
yang panas dan kelembapan tinggi bisa meningkatkan volume keringat dan cairan
keluar dari tubuh.
c. Peningkatan intensitas buang air kecil:
Dapat disebabkan karena adanya penyakit kencing manis atau penyakit gula yang
tidak terdeteksi. Obat diuretik dan obat penurun tekanan darah tinggi, dapat
menyebabkan dehidrasi. Sebab, obat-obatan tersebut memang bertujuan untuk
memperbanyak urin.
d. Luka bakar:
e. Luka bakar dapat menyebabkan rusaknya kulit, jaringan, dan pembuluh darah
setempat. Pembuluh darah yang rusak dapat mengakibatkan keluarnya cairan dan
elektrolit. Semakin luas luka bakar, semakin banyak cairan dan elektrolit yang keluar.
4. Pengobatan
Satu-satunya pengobatan yang efektif untuk dehidrasi adalah dengan mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang. Pemberian larutan rehidrasi oral atau oralit bisa
dilakukan pada bayi dan anak-anak yang mengalami dehidrasi akibat diare maupun
muntah. Larutan ini mengandung air dan garam dalam komposisi tertentu, yang dapat
mengembalikan hilangnya cairan dan elektrolit.
Sementara itu, pasien dewasa yang mengalami dehidrasi ringan karena diare maupun
muntah, disarankan minum lebih banyak air atau cairan lain. Salah satunya adalah larutan
rehidrasi oral. Ada beberapa cairan yang tidak cocok dikonsumsi sebagai cairan
pengganti, yaitu jus apel, susu, air jahe, serta air kaldu, karena mengandung glukosa
terlalu tinggi, atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat, malah akan
memperburuk kondisi dehidrasi. Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi
berat, sebaiknya mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat rumah sakit. Pasien akan
mendapat asupan cairan melalui pembuluh vena (intravena). Sebab, cairan akan cepat
diserap tubuh, sekaligus mendorong pemulihan.Pasien dehidrasi berat membutuhkan
evaluasi laboratorium, selain terapi rehidrasi intravena yang dibagi dalam dua tahap.
Tahap pertama fokus untuk mengatasi kondisi darurat dehidrasi, yaitu syok yang
memerlukan penanganan segera. Pada tahap ini, pasien bisa mendapatkan cairan
kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9 persen sebesar 20 mL/kgBB
melalui intravena. Sementara itu, tahap kedua lebih berfokus pada pemeliharaan cairan.
5. Pencegahan
Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk mencegah dehidrasi:
a. Perbanyak konsumsi, terutama air minum
b. Jangan menunggu sampai Anda merasa haus untuk minum. Pastikan Anda
mendapatkan asupan cairan sepanjang hari.
c. Pakai pelindung diri seperti topi atau payung, saat melakukan aktivitas di luar ruangan
dalam cuaca panas
d. Kenakan pakaian yang tipis dan cerah saat cuaca panas
e. Perbanyak konsumsi buah dan sayur, karena mengandung banyak air dan mineral

Anda mungkin juga menyukai