7. Materi :
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak segera diatasi
lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data
terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia diare
menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) setelah
radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menjadi penyebab
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor
risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih
(SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah.
2. PENGERTIAN DIARE
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja. Bayi
mengeluarkan air dalam tinja kira-kira 59/kg BB/hari. Diare didifinisikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya 3 kali atau lebih
dalam satu hari. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.Diare yang disertai dengan
penyakit umum lainnya seperti kehilangan berat badan, dll.
(mungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
3. PENYEBAB DIARE.
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang
menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab
diare, yaitu diare dapat disebabkan olehinfeksi pada perut atau usus. Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur atau virus.
Karena tak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : si anak tak tahan
meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa. Kondisi ini dapat
merupakan kelebihan dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali
Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah melebihi 200 gram per hari.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-
organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari
dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat
singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang
menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya
mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki
intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit
memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu
sapi.Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan
mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose.
Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa
wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.
Adapun tanda – tanda bahaya seseorang yang mengalami kekurangan cairan tubuh
yaitu:
1. Rasa haus
2. Hilangnya selera makan
3. Turunnya berat badan
7. Tubuh lemah.
11. Air kencing sedikit dan berwarna lebih gelap atau anak jarang kencing.
Setelah kita mengetahui tentang faktor dan tanda – tanda diare, kita bisa
mencegah diare agar kita bisa terhindar dari pengakit diare. Diare dapat dicegah
dengan melakukan hal – hal seperti berikut :
5. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:
sebelum makan,
10. Jangan tergiur dengan jajanan yang memiliki warna yang sangat
mencolok.dilihat dulu kebersihan dan keamanan makanannya.
1. Siapkan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak / air teh
2. kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelasaduk sampai
larut benar
5. Pada bayi selain oralit juga berikan ASI, air putih setara dengan 150-200
ml minuman (1 gelas) per kg berat badan selam sehari sebagai pengganti
cairan yang keluar bersama tinja.
Dengan Cara Membuat Larutan Oralit yang benar dan mudah bayi atau balita
anda dapat terhindar dari dehidrasi.
8. EVALUASI :
1) Apakah ibu-ibu mengerti apa itu Diare?
2) Apakah ibu-ibu tahu Penyebab Diare?