Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA PENCEGAHAN DIARE

MICHAEL THOMAS RAMADHAN


NIM. 4399814901210025

PROGRAM STUDY PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass Karawang Barat
Oktober 2021

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 1


SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

1. Nama Kegiatan : Pencegahan Diare


2. Waktu : Hari Rabu, 27 Oktober 2021 Pukul 09.00 WIB
3. Tempat : Ruang Rawamerta RSUD Kab.Karawang
4. Sasaran : Keluarga Pasien Anak Dean
5. Tujuan
a. Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami dan
mampu melaksanakan pencegahan diare khususnya pada anak
dengan tepat.
b. Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare
diharapkan warga khususnya para orang tua mampu mampu :
1. Mengetahui pengertian diare
2. Memahami penyebab terjadinya diare
3. Memahami tanda kekurangan cairan
4. Memahami hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah
diare.
5. Memahami kriteria untuk pengobatan diare
6. Memahami pertolongan pertama yang perlu dilakukan
kepada orang yang terkena diare.
6. Pelaksana : 1. Michael Thomas Ramadhan

7. Materi :

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 2


1. PENDAHULUAN

Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan dehidrasi.


Diare di negara-negara berkembang merupakan salah satu faktor yang dapat
mengakibatkan kematian pada anak, oleh sebab itu WHO sampai saat ini masih
berjuang untuk mengatasi adanya diare dan sampai sekarang ini sudah
menunjukan adanya kemajuan dalam mengurangi adanya kasus diare.

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak segera diatasi
lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data
terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia diare
menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) setelah
radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menjadi penyebab
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor
risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih
(SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah.

Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi


bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli
mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli
terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai
yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.

2. PENGERTIAN DIARE

Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja. Bayi
mengeluarkan air dalam tinja kira-kira 59/kg BB/hari. Diare didifinisikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya 3 kali atau lebih
dalam satu hari. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 3


yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi
yang parah.

Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:

Diare pada balita

Diare menengah atau berat pada anak-anak

Diare yang bercampur dengan darah.

Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.Diare yang disertai dengan
penyakit umum lainnya seperti kehilangan berat badan, dll.
(mungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)

3. PENYEBAB DIARE.

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang
menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab
diare, yaitu diare dapat disebabkan olehinfeksi pada perut atau usus. Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur atau virus.

Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi


pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi
antiretroviral (ART) dipakai. Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh
Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir,
ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.

Penyebab lain, penggunaan antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam


perut dan usus, yang mengakibatkan diare. Diare juga dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan mencerna produk susu (intoleransi laktosa), oleh masalah
pankreas, atau oleh stres emosi. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 4


dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya
menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan
tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Orang tua berperan
besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih
menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak
terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI
dapat terkontaminasi bakteri dan virus.

Karena tak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : si anak tak tahan
meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa. Kondisi ini dapat
merupakan kelebihan dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali
Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah melebihi 200 gram per hari.

Selain itu juga dapat disebabkan oleh konsumsi berlebihan, terutama


dalam seseorang yang tidak cukup makan.Perawatan untuk diare melibatkan
pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang
hilang, lebih baik bila dicampur dengan menyediakan dibutuhkan dan
sejumlah Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak
dibutuhkan.

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 5


Berdasarkan metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami
diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare,
satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah
sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.

Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-
organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.

Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari
dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat
singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang
menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya
mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki
intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit
memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu
sapi.Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan
mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose.
Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa
wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 6


4. TANDA-TANDA KEKURANGAN CAIRAN

Adapun tanda – tanda bahaya seseorang yang mengalami kekurangan cairan tubuh
yaitu:

1. Rasa haus
2. Hilangnya selera makan
3. Turunnya berat badan

4. Kulit, bibir dan lidah kering.

5. Mata tampak besar dan cekung.

6. Menangis tetapi tidak keluar air mata.

7. Tubuh lemah.

8. Suara lemah, sulit bernafas.

9. Nadi lemah dan cepat.

10. Perabaan kulit dingin.

11. Air kencing sedikit dan berwarna lebih gelap atau anak jarang kencing.

12. Tanda – tanda penurunan kesadaran atau disertai kejang.

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 7


5. PENCEGAHAN DIARE

Setelah kita mengetahui tentang faktor dan tanda – tanda diare, kita bisa
mencegah diare agar kita bisa terhindar dari pengakit diare. Diare dapat dicegah
dengan melakukan hal – hal seperti berikut :

1. Menggunakan air yang bersih dan higienis untuk keperluan sehari-hari.


2. Waspada terhadap makanan yang akan dimakan.

3. Mencuci sayuran, daging dan buah – buahan.

4. Minum air dan makan – makanan yang sudah dimasak.

5. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:

sebelum makan,

setelah buang air besar,

sebelum memegang bayi

6. Menjaga kebersihan badan dan gizi yang cukup.

7. Buang air besar dijamban yang sehat.

8. Menjaga kebersihan lingkungan.

9. Jangan jajan sembarangan (sembarang tempat).

10. Jangan tergiur dengan jajanan yang memiliki warna yang sangat
mencolok.dilihat dulu kebersihan dan keamanan makanannya.

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 8


7. PENGOBATAN DIARE

Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada


penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan
penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk
menghentikan diare. Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang
berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.

Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat,


codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang, bulking
agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa
membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan
kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu


dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung
air..

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 9


Jika seseorang atau balita telah terserang diare, langkah awal yang dapat
dilakukan adalah:

1. Berikan minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan


tubuh yang hilang;
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu);

3. Berikan garam Oralit.

CARA MEMBUAT ORALIT (SEDIAAN JADI)

1. Siapkan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak / air teh
2. kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelasaduk sampai
larut benar

CARA MEMBUAT LARUTAN GULA GARAM SENDIRI:

1. gula satu sendok teh penuh


2. garam ¼ sendok teh

3. air masak 1 gelas

4. campuran diaduk sampai larut benar.

5. Pada bayi selain oralit juga berikan ASI, air putih setara dengan 150-200
ml minuman (1 gelas) per kg berat badan selam sehari sebagai pengganti
cairan yang keluar bersama tinja.

Dengan Cara Membuat Larutan Oralit yang benar dan mudah bayi atau balita
anda dapat terhindar dari dehidrasi.

8. EVALUASI :
1) Apakah ibu-ibu mengerti apa itu Diare?
2) Apakah ibu-ibu tahu Penyebab Diare?

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 10


3) Apakah ibu-ibu mengerti waktu pemberian ASI Eksklusif?
4) Apakah ibu-ibu Mengerti tentang tanda-tanda kekurangan cairan?
5) Apakah ibu-ibu tahu Pencegahan Diare?
6) Apakah ibu-ibu tahu Pengobatan tentang diare?
7) Apakah ibu-ibu tahu cara pembuatan larutan untuk pengobatan
diare?

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 11

Anda mungkin juga menyukai