Anda di halaman 1dari 33

Uji hipotesa

• Pengujian hipotesa dapat berguna untuk


membantu keputusan apakah suatu hipotesa
yang diajukan, seperti pembebasan atau
hubungan,cukup meyakinkan untuk ditolak atau
tidak ditolak.
• Keyakinan didasarkan pada besarnya peluang
untuk memperolah hubungan terebut secara
kebetulan (by chance).
• Semakin kecilpeluang tersebut (peluang adanya
by chance) semakin besar keyakinan bahwa
hubungan tersebut ada.
• Prinsip uji hipoesa adalah melakukan
perbandingan antara nilai sampel (data
hasilpenelitian) dengan nilai hipotesia (nilai
populasi) yang diajukan.
• Peluang untuk diterima atau ditolaknya suatu
hipotesis tergantung besar kecilnya perbedaan
antara nilai sampel dengan nilai hipotesis
• Bila perbedaan tersebut cukup besar,maka
peluang untuk menolak hipotesis besar juga
• Sebaliknya bila perbedaan tersebut kecil, maka
peluang untuk menolak hipotesis menjadi kecil.
• Makin besar perbedaan antara nilai sampel
dengan nilai hipotesis makin besar peluang untuk
menolak hipotesis
• Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian
hipotesis ada dua kemungkinan yaitu menolak
hipoteis dan menerima hipotesis (gagal menolak
hipotesis)
• Arti menerima hipoteis sebetulnya kurang tepat,
yang tepat adalah gagal menolak hipotesis.
• Jika dalam uji hipoteis kesimpulannya menerima
hipotesis, bukan berarti bahwa kita telah
membuktikann hipotesis tersebut benar, karena
benar atau tidaknya suatu hipotesis hanya dapat
dibuktikan dengan mengadakan observasi pada
seluruh populasi, dan hal ini sulit dan tidak
mungkin dibuktikan.
• Jadi menerima hipoteis sebetulnya adalah kita
tidak cukup bukti untuk menolak hipoteis,
dengan kata lain kita gagal menolak hipotesis.
• Arti gagal menolak hipotesis berbeda dengan
mengakui kebenaran hipotesis
• Kesimpulan gagal menolak hipotesis dan
bukan menerima hipotesis.
Hipotesis
• Berasal dari kata hupo dan thesis. Hupo
artinya sementara/lemah kebenarannya.
Thesis pernyataan /teori
• Hipotesis adala pernyataan yang perlu diuji
kebenarannya ..maka diperlukan pengujian
hipotesis.
• Dalam pengujian hipotesis ada 2 hipotesis
nol(0) dan hipotesis alternatif (Ha)
• Hipotesis nol (Ho) : hipotesis yang
menyetakan tidak adaperbedaan sesuatu
kejadian antara dua kelompok, atau tidak ada
hubungan antara variabel satu dengan
variabel lainnya
• Contoh tidakadahubungan antara merokok
dengan BB bayi.
• Hipotesis alternatif (Ha) : hipotesis yang
menyetakan ada perbedaan sesuatu kejadian
antara dua kelompok, atau tidak ada
hubungan antara variabel satu dengan
variabel lainnya
• Contoh ada hubungan antara merokok
dengan BB bayi.
• Arah dan bentuk hipotesa :
1. One tail : hipotesis: ada pernyataan hal yang satu
lebih tinggi/rendah dari hal lain contoh:
BB bayi dari ibu merokok lebih kecil dibandingkan
BB bayi ibu tidak merokok
2. Two tail : hipotesis : ada pernyataan adanya
perbedaan tanpa melihat apakah hal satu lebih
tinggi/rendah dari hal lain.
BB bayi dari ibu yang merokok berbeda
dibandingkan BB bayi ibu tidak merokok
• Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan
antara jenis kelamin dengan tekanan darah,
maka hipotesisnya :
• Ho : µa = µb
tidak ada perbedaan mean tekanan darah
antara laki2 dan perempuan, atau tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan
tekanan darah
• Ho : µa ≠ µb
ada perbedaan mean tekanan darah antara
laki2 dan perempuan, atau ada hubungan
antara jenis kelamin dengan tekanan darah
Menentukan tingkat kemaknaan
• Tingkat kemaknaan merupakan kesalahan tipe 1 disebut α
• Sepertisudah diketahui yujuan pengujian hipoteis adalah untuk membuat
suatu pertimbangan tentang perbedaan antara nilai sampel dengan
keadaan populasi sebagai suatu hipotesis.
• Langkah selanjutnya setelah kriteria yang digunakan untuk memutuskan
apakah hipotesis nol ditolak atau gagal ditolak yang disebut dengan
tingkat kemaknaan (level of significance)
• Tingkat kemaknaan sering disebut nilai CI merupakan nilai yang
menunjukan besarnya peluang salah dalam menolak hipotesis nol.
• Nilai α merupakan batasan toleransi peluang salah dalam menolak
hipotesis nol.
• Nilai α merupakan batas maksimal kesalahan menolak Ho.
• Bila kita menolak Ho berarti menyatakan adanya perbedaan/hubungan.
• Nilai α dapat diartikan sebagai batas maksimal kita salah dalam
menyatakan adanya perbedaan.
• Merupakan nilai yang menunjukan besarnya
peluang salah dalam menolak hipotesis nol
• Nilai α yang sering digunakan 10%, 5%, 1%
• Keputusan uji statistik : p value digunakan
untuk keputusan uji statistik dengan cara
membandingkan nilai p dengan nilai α dengan
ketentuan :
– Bila nilai p ≤ α, Ho ditolak
– Bila nilai p > α , Ho gagal ditolak, H0 diterima
Pemilihan jenis uji parametrik atau
non parametrik
• Dalampengujian hipotesis sangat
berhubungan dengan distribusi data populasi
yang akan diuji.
• Distribusi yang akan diuji berbentuk
normal/simetris, maka proses pengujian dapat
digunakan dengan pendekatan uji parametrik
• Jika distribusi yang akan diuji tidak normal
maka pengujian dengan uji non parametrik
• Kenormalan suatu distribusi data bisa dilihat dari
jenis variabel
• Bila variabel berjenis numerik/kuantitatif
biasanya distribusi data mendekati normal,
sehingga digunakan uji statistik parametrik
• Bila variabelnya katagorik (kualitatif),maka
bentuknya distribusi tidak normal,maka ujinya
non parametrik
• Penentuan uji juga ditentukan oleh jumlah data
yang dianalisis bila jumlah data kecil< 30
cenderung menggunakan uji non parametrik
Berbagai uji statistik yang dapat
digunakan untuk analisis bivariate
Variabel I Variabel II Jenis uji statistik yang
digunakan
kategorik kategorik • kai kuadrat (chi square)
• fischer exact
kategorik numerik • Uji T
• Anova
numerik numerik • korelasi
• Regresi
Kesalahan pengambilan keputusan
ada 2 kesalahan dalam pengambilan keputusan
dalam uji statistik:
1. Kesalahan tipe I (α)
– kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho
adalah benar, artinya menyimpulkan adanya
perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada
perbedaan.
– Peluang kesalahan tipe I adalah α sering disebut
tingkat signifikasi (significance level)
– Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I
adalah 1 – α disebut tingkat kepercayaan
(confidence level)
2. Kesalahan tipe II (β)
– Kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya
Ho salah, artinya menyimpulkan tidak ada perbedaan,
padahal sesungguhnya ada perbedaan
– Peluang membuat kesalahan tipe II sebesar β
– Peluang tidak membuat kesalahan tipe II adalah
1- β disebut dengan tingkat kekuatan uji (power of
the test)
Power of the test merupakan peluang untuk menolak
Ho ketika Ho salah, atau kemampuan untuk
mendeteksi adanya perbedaan makna antarakelompk
yang diteliti ketika perbedaan itu ada
• Dalam pengujian hipotesis dikehendaki nilai α
dan β kecil atau (1- β) besar.

kesalahan pengambilan keputusan

Keputusan Populasi

Ho benar Ho salah

Tidak menolak Ho Benar (1-α) Kesalahan tipe II (β)

Menolak Ho Kesalahan tipe I (α) Benar (1-β)


Menentukan tingkat kemaknaan
(level of significance)
• Sering disebut juga dengan α
• Menunjukan besarnya peluang salah dalam
menolak Ho
• Adalah nilai batas maksimal kesalahan menolak
Ho
• Bila kita menolak Ho berarti menyatakan adanya
perbedaan/hubungan.
• Penentuan α tergantung pada tujuan penelitian
• Nilai α biasanya 1%, 5%, 10%
Prosedur pengujian hipotesis
1. Menetapkan hipotesis
hipotesis ada 2 :
Ho = hipotesis yang menyatakan tidak ada
perbedaan sesuatu kejadian antara dua
kelompok
Ha = hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan suatu kejadian antara kedua
kelompok
2. Penentuan uji statistik
jenis uji statistik sangat tergantung pada :
a. jenis variabel yang akan diteliti
b. Jenis data apakah dependen atau independen
c. Jenis distribusi data populasinya apakah
mengikuti distribusi normal atau tidak
3. Menentukan batas atau tingkat kemaknaan
batas kemaknaan, disebut α , bidang
kesehatan biasanya menggunaan 5%
4. Penghitungan uji statistik
adalah menghitung data sampel ke dalam uji
hipotesa yang sesuai. Misal: ingin menguji
peredaan mean antar 2 kelompok diuji
dengan uji t.
5. Keputusan uji statistik
keputusannya : menolak Ho atau gagal
menolak Ho dapat dicari dengan 2
pendekatan : klasik atau probabilitas
Pendekatan klasik
• Untuk memutuskan Ho ditolak atau tidak,
dengan cara membandingkan nilai
perhitungan uji statistik dengan nilai tabel.
• Jika dilakukan uji Z maka lihat nilai Z (tabel
kurva normal)
• Besarnya nilai tabel tergantung dari nilai α
yang kita gunakan dan tergantung dari arah
uji (one tail atau two tail)
a) Uji two tail :
Ho : X =µ
Ha : X ≠ µ
uji dua arah nilai α = 1/2 α  nilai α = 0.05
maka nilai 1/2 α = 0.025, nilai Z adalah 1.96
b) Uji one tail :
Ho : X =µ
Ha : X > µ
uji satu arah nilai α = 0.05 maka nilai nilai Z
adalah 1.65
Kriteria keputusan uji hipotesa
• Bila perhitungan uji statistik lebih besar
dibandingkan nilai yang berasal dari tabel (nilai
perhitungan > nilai tabel) maka keputusan : Ho
ditolak artinya ada perbedaan kejadian
(mean/proporsi) yang signifikan antara kelompok
data satu dengan kelompok data lain
• Bila nilai perhitungan uji statistik lebih kecil
dibandingkan nilai yang berasal dari tabel (nilai
perhitungan< nilai tabel) keputusan : Ho gagal
ditolak artinya tidak ada perbedaan kejadian
(mean/proporsi) antara kelompok data
Pendekatan probabilistik
• Pengujian bisa dengan menggunakan
komputer (SPSS, epi info dll) akan tampil nilai
P (P value), dapat digunakan untuk keputusan
uji statistik dengan cara membandingkan nilai
P dengan nilai α dengan ketentuan :
1. Bila nilai P≤ nilai α, keputusannya adalah Ho
ditolak
2. Bila nilai P> nilai α, keputusannya Ho gagal
ditolak
Nilai P
• Nilai P merupakan nilai yang menunjukan besarnya
peluang salah menolak Ho dari data penelitian
• Dapat diartikan pula sebagai nilai besarnya peluang
hasil penelitian terjadi karena faktor kebetulan
• Harapannya nilai P sekecil mungkin, karena kita yakin
bahwa adanya perbedaan pada hasil penelitian
menunjukan adanya perbedaan di populasi. Artinya
jika Pnya kecil, perbedaan yang ada pada penelitian
terjadi bukan karena faktor kebetulan
Jenis-jenis Uji Hipotesa
1. Menguji Beda mean satu sample
2. Menguji beda dua mean
3. Menguji beda lebih dari dua mean
Proses pengujian
1. Hipotesis :
Ho :……
Ha : …..
arah uji statistik :
2. Tentukan level of signifikan
3. Tentukan uji statistik
4. Keputusan uji statistik
a. pendekatan probabilistik
b. pendekatan klasik
contoh
• Seorang peneliti melakukan pengolahan data
terhadap data hasil peneltian. Hasil analisis
didapat nilai statistiknya sebesar 0,3. setelah
dikonversi ke nilai probabilitas diperoleh nilai
p : 0,860. batasan penerimaan hipotesis nol:
1,96 (nilai statistik) atau 5%: 0,05 ( nilai
probalitas ) bagai mana kesimpulannya?
• Seorang peneliti melakukan pengolahan data
terhadap data hasil peneltian. Hasil analisis
didapat nilai statistiknya sebesar 2,4. setelah
dikonversi ke nilai probabilitas diperoleh nilai
p : 0,02. batasan penerimaan hipotesis nol:
1,96 (nilai statistik) atau 5%: 0,05 ( nilai
probalitas ) bagai mana kesimpulannya?

Anda mungkin juga menyukai