Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP UJI

HIPOTESIS
EMA NOVITA DENIATI,
SKM., MKM
PENGERTIAN HIPOTESIS

Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis.


Hupo :sementara/lemah kebenarannya dan thesis
:pernyataan/teori.
hipotesis berarti pernyataan sementara yang perlu
diuji kebenarannya.
Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis
digunakan pengujian yang disebut pengujian
hipotesis.
JENIS HIPOTESIS

 Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan suatu kejadian antara


kedua kelompok (kejadian pada kedua kelompok adalah sama). Atau
hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain.

Ex: 1. Tidak ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang
dilahirkan dari ibu yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu
yang tidak merokok.

2. Tidak ada hubungan merokok dengan berat badan bayi. 


JENIS HIPOTESIS

 Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan kejadian antara kedua


kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan ada hubungan variabel satu
dengan variabel yang lain.

Ex : Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu
yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.

Ada hubungan merokok dengan berat badan bayi.

Rata-2 berat bayi yang lahir dari ibu perokok lebih rendah dibandingkan
dengan ibu yang tidak perokok.

 
UJI HIPOTESIS

Upaya menolak hasil penelitian merupakan karena


faktor kebetulan.
Faktor kebetulan:hipotesis nol (tidak ada beda)
Teori peluang menjelaskan bagaimana menghitung
faktor kebetulan,
Makin besar nilai p:menerima Ho
Makin kecil nilai p (p<0,05):menolak Ho
UJI HIPOTESIS

Prinsip uji hipotesis adalah melakukan perbandingan antara nilai


sampel (data hasil penelitian) dengan nilai hipotesis (nilai
populasi) yang diajukan.

Peluang untuk diterima atau ditolaknya suatu hipotesis tergantung


besar kecilnya perbedaan antara nilai sampel dengan nilai
hipotesis. Bila perbedaan tersebut cukup besar, maka peluang
untuk menolak hipotesis besar pula, sebaliknya bila perbedaan
tersebut kecil, maka peluang untuk menolak hipotesis menjadi
kecil.

Jadi, makin besar perbedaan antara nilai sampel dengan nilai


hipotesis, makin besar peluang untuk menolak hipotesis.
UJI HIPOTESIS

Dalam uji hipotesis bila kesimpulannya menerima


hipotesis, bukan berarti bahwa kita telah membuktikan
hipotesis tersebut benar, karena benar atau tidaknya
suatui hipotesis hanya dapat dibuktikan dengan
mengadakan observasi pada seluruh populasi, dan hal
ini sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dilakukan.

Jadi menerima hipotesis sebetulnya artinya adalah kita


tidak cukup bukti untuk menolak hipotesis, dengan kata
lain dapat diartikan kita gagal menolak hipotesis.
ARAH UJI HIPOTESIS

 One tail (satu arah/sisi): bila hipotesis alternatifnyanya


menyatakan adanya arah, hal yang satu lebih tinggi atau lebih
rendah dari hal yang lain. (A>B atau B<A) .Uji one-tailed (satu sisi)
digunakan bila arah dari hasil sudah diketahui sebelumnya.

Contoh :
Rata-rata berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok lebih
rendah dibandingkan rata-rata berat badan bayi dari ibu hamil yang
tidak merokok.
ARAH UJI HIPOTESIS

 Two Tail (dua sisi) merupakan hipotesis alternatif yang hanya menyatakan

adanya perbedaan, tanpa melihat apakah hal yang satu lebih tinggi atau
lebih rendah dari hal yang lain. (C#D) .Uji two-tailed (dua sisi) digunakan
bila arah dari beda belum diketahui.

Contoh :
 Berat badan bayi dari ibu hamil yang peminum alkohol berbeda
dibandingkan berat badan bayi dari ibu yang tidak peminum alkohol.
 Atau dengan kata lain: Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang

dilahirkan dari ibu yang peminum alkohol dibandingkan dari mereka yang
tidak peminum alkohol. Biasanya dipakai untuk masalah-2 yang belum
banyak diteliti, belum jelas pengaruhnya.
KESALAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kesalahan Tipe I ()


Kesalahan yang terjadi karena menolak Ho padahal
sesungguhnya Ho benar. Artinya: menyimpulkan adanya
perbedaan padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.

Peluang kesalahan tipe satu (I) adalah  atau sering


disebut Tingkat signifikansi (significance level).

Sebaliknya peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe


I adalah sebesar 1-, yang disebut dengan Tingkat
Kepercayaan (confidence level).
KESALAHAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Kesalahan Tipe II ()
Merupakan kesalahan yang terjadi karena tidak menolak Ho
padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya: menyimpulkan tidak
ada perbedaan padahal sesungguhnya ada perbedaan.

Peluang untuk membuat kesalahan tipe kedua (II) ini adalah


sebesar .

Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe kedua (II) adalah


sebesar 1-, dan dikenal sebagai Tingkat Kekuatan Uji (power of
the test).
 
Sampel Populasi
Ho salah Ho benar
Ho ditolak 1- β (power) α (kesalahan tipe 1)
Ho gagal ditolak β (kesalahan tipe 2) 1- α (interval
kepercayaan)
Jumlah 1,0 1,0

β = Batas kesalahan tipe 2 yg boleh diperbuat (5%, 10%, 20%)


(Membebaskan seorang pembunuh)
BOLEH AGAK BESAR DIKIT DARI ALPHA
 
α = Batas kesalahan tipe 1 yg boleh diperbuat (1%, 5%, 10%)
(Menghukum orang yg tidak membunuh)
HARUS KECIL
PENENTUAN JENIS UJI STATISTIK

 
Skala pengukuran: NOIR  proporsi (kategorik), rata-rata (numerik)
Tujuan uji statistik: - uji 1-sampel
- uji 2-sampel
- uji k-sampel
- uji korelasi atau hubungan
Jenis sampel: - independent
- paired (berpasangan) / dependent
Asumsi uji statistik: - Parametrik: jika - sampel random
- distribusi normal
- varians sama (pd kondisi ttt)
- skala interval/ratio
- biasanya n besar (n > 30)
- Non-parametrik (tidak perlu asumsi)
 
LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Nyatakan Ho dan Ha
- Ho: Tidak ada perbedaan A dg B atau A = B
- Ha: Ada perbedaan A dg B atau A # B (2-tailed)
- Ha: A lebih besar dari B atau A > B (1-tailed)
- Ha: P lebih kecil dari Q atau P < Q (1-tailed)
Ha merupakan hypothesis penelitian yang diyakini oleh peneliti

2. Tentukan derajat kemaknaan (): 0.01, 0.05, 0.1


0,01 Berhubungan dengan obat + nyawa manusia
0,05  Berhubungan dengan kesehatan/kesakitan
0,10  Berhubungan dengan sosial budaya
LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
(Lanjutan)
3. Tentukan jenis uji statistik yg cocok:
a (uji beda proporsi, beda rata2, uji-korelasi)?
b Tentukan area penolakan Ho dg melihat nilai-tabel
pada  tertentu

4. Hitung nilai-uji-statistik

5. Hitung p-value atau Bandingkan nilai-statistik dg


nilai-tabel
LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
(Lanjutan)
6. Keputusan:
jika | nilai uji-statistik | > nilai-tabel atau p-value <   Ho ditolak
jika | nilai uji-statistik | < nilai-tabel atau p-value >   Ho gagal
ditolak

Uji 2-sisi (2-tailed) menggunakan tanda nilai mutlak | |


Uji 1-sisi (1-tailed) tanpa menggunakan tanda nilai mutlak
 Lebih jelasnya, dapat digambarkan area penolakan

7. Kesimpulan: - jika Ho ditolak  simpulkan Ha


- jika Ho gagal ditolak  simpulkan Ho
JENIS UJI PARAMETRIK

 Unpaired t-test
 Paired t-test
 Z-test
 Z-test satu sampel
 Analisa korelasi
 Analisa regresi
Confidence Interval (CI)
Simbol:

A   B
CI (atau interval estimate) :
Interval suatu nilai yang digunakan untuk
menduga/mengestimasi nilai sesungguhnya dari
populasi.
Contoh: CI 99%, CI 95%
Confidence Interval

Didekati dengan distribusi Normal (Distribusi z


atau Distribusi t)
Mempunyai 2 batas : batas atas (kanan) dan batas
bawah (kiri)
Derajat Kepercayaan = Tingkat Kepercayaan =
Koefisien Kepercayaan = 1 -
  kemudian akan dibagi ke dua sisi
/2 di atas batas atas dan /2 di bawah batas
bawah
Daerah
penerimaan
H0

Daerah penolakan
Daerah penolakan H0
H0 1-α
α/2 α/2
-Zα/2 0 +Zα/2
Nilai dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara
lain :
Selang kepercayaan 90 % Derajat Kepercayaan = 1 -  = 90%
 = 10 %  /2 = 5 %
z5%  z0.05  1.645
Selang kepercayaan 95 %  Derajat Kepercayaan = 1 -  = 95%
 = 5 %  /2 = 2.5 % 

z2.5%  z0.025  1.96

Selang kepercayaan 99 %  Derajat Kepercayaan = 1 -  = 99%


 = 1 %  /2 = 0.5 %

z0.5%  z0.005  2.575

Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

 Selang Kepercayaan yang baik?


Idealnya selang yang baik adalah selang yang pendek dengan derajat
kepercayaan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai