Anda di halaman 1dari 63

POPULASI dan SAMPEL

1. Dalam Penelitian tidak selalu perlu meneliti semua individu


dalam Populasi
2. Peneliti mengambil sebagian dari Populasi yang disebut
sampel
3. Agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi,
sampel harus Representatif
Populasi

Keseluruhan subjek (manusia, hewan percobaan, data laboratorium) ,


yang sifat-sifatnya akan diteliti
Populasi terbatas (finite): dapat dihitung jumlah subjeknya, taka
terbatas (infinite) takdapatdihitung jumlah subjeknya.

Populasi Target Batas Keluasan Populasi (batas


geografis, sifat dan kondisi subjek)
Unit Analisis : Satuan terkecil yang
Populasi aktual
menjadi sasaran pengamatan
Kerangka Sampling : Daftar Subjek
Populasi Studi dalam populasi
(Sampel)
Sampel

Sampel :Hasil pencuplikan subjek dari populasi untuk


memperoleh karakteristik populasi.
Kriteria Pembatas (Ristriksi) : memudahkan proses
sampling dan pengendalian variabel luar. meliputi :
1. Faktor risiko untuk penyakit yang diteliti
2. Prosedur medik yang berpengaruh pada diagnosis
3. Penyakit lain yang mempengaruhi efek
4. Faktor untuk mempermudah pengamatan
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati
agar kriteria tersebut relevan dengan masalah penelitian.

Kriteria Eksklusi
Sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan
dari studi karena berbagai sebab.
Representativitas Sampel
 Seberapa kuat sampel dapat mewakili karaktersitik
populasi?

 Seberapa kuat hubungan antara perubahan yang terjadi


pada sampel akibat perlakuan juga terjadi pada populasi ?

 Faktor yang berpengaruh pada Representativitas Sampel :


1. Homogenitas populasi
2. Besar sampel
3. Bayaknya karakter subjek yang akan diteliti
4. Ketepatan teknik sampling
Sampling dan Inferensi

xxxxxxxxx xx
x x x x x x x x x x xxx Populasi
Inferensi xxxxxxx
xxxxx
xxx xxxx
xxxxxxxxxxx xxxxxxx
xxxxx
Pencuplikan
Sampel x x x
(sampling)

Gambar … Pencuplikan dan inferensi (penarikan


kesimpulan) tentang parameter populasi
Rancangan Sampling

NO Teknik Jenis

1 Random (probability 1. sederhana


sampling) 2. sistematik
3. stratifikasi
4. Klaster

2 Non Random (non 1. Purposive/ Judgmental


probability sampling) 2. Incidental/ convinience
3. Quota/ consecutive
4. Snowball
Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Populasi

Randomisasi (Undian, tabel


angka random)

Sample

Indikasi : tersedia kerangka sampling (sampling frame)


Random Sistematik : penetapan anggota sampel I secara random, selanjutnya
menggunakan cara tertentu.
Random Stratifikasi

POPULASI

Stratifikasi

Stratum I Stratum II Stratum III

Randomisasi

Sampel I Sampel II Sampel III

Inikasi : (1) Dalam populasi terdapat strata (umur, tingkat pendidikan, Tingkat sosioekonomi), Setiap
stratum Proporsinya sama. Bila tidak sama gunakan Stratifikasi proporsional.
Random Klaster
POPULASI
(KABUPATEN)
1 2 3 4 5 6
Klasterifikasi
7 8 9 10 11 12

Randomisasi klaster

Indikasi : tidak tersedia 2 3


kerangka sampling, area
geografis populasi sangat luas.
8 4
Bila area geografis klaster
Randomisasi Subjek
masih sangat luas digunakan
kalsterifikasi bertingkat.
Sampel
2,3,8,4,
Variabel yang berpengaruh dalam Penetapan
Besar Sampel
1. Tingkat Kemaknaan Statsitik (1- a)
2. Kuasa statsitik : kememapuan mendeteksi hubungan dua variabel
(1-b)
3. Besarnya pengaruh Faktor penelitian terhadap efek
4. Proporsi penyakit pada populasi yang tak terpapar atau proporsi
paparan pada popluasi tak sakit
5. Perbandingan ukuran sampel antar kelompok studi (c)
6. Sifat data (numerik/ kategorik)
rumus penentuan besar sampel
apabila populasi < 10.000 (pendapat slovin)

N 10= 100
n = ____________ 5 = 400
1 = 9.991
1 + N (d )2

Dimana n = besar sampel


N = besar populasi
d = tingkat kesalahan
Pengumpulan Data
• Jenis Data
• Sumber Data
• Alat Pengumpul Data / Instrumen
• Metode / Teknik Pengumpulan Data
• Prosedur / Langkah – Langkah
Beberapa Teknik Pengambilan Data

• Wawancara (terstruktur, mendalam/ tidak terstruktur)

• FGD (Fokus Group Discussion)

• Kajian Dokumen dan Arsip (Content Analysis)

• Pengukuran/ Observasi

• Mengisi Kuesioner

• Kombinasi
Teknik Wawancara
• Terstruktur (terfokus):
a. Penelitian kuantitatif
b. Formulasi pertanyaan tertutup
c. Situasinya lebih formal
d. Informan menjawab sesuai pola pikir
pewawancara (peneliti)
e. Pewawancara merasa lebih mengerti persoalan
dan lebih bersifat pembuktian dari prediksinya.
• Wawancara tak Terstruktur (in-depth interviewing)
a. Penelitian kualitatif
b. Penelitia merasa tidak banyak mengetahui
permasalahan
c. Pertanyaaan bersifat open-ended.
d. Suasana informal
e. Subjek lebih berperan sebagai informan daripada
responden.
f. Dilakukan beberapa kali sesuai keperluan
g. Sekaligus melakukan observasi lingkungan
h. Dimulai pertanyaan umum, ringan ; membangun
keakraban (grand tour question) ---
Tahapan Wawancara
1. Penetapan Responden/ Infroman : siapa, kapan dimana?
2. Persiapan wawancara : memahamai karakter responden,
jensi informasi yang digali).
3. Langkah Awal : membangun interaksi / keakraban santai
dengan subjek (grand tour).
4. Membuat wawancara menjadi Produktif; tunjukkan
pendengar yang baik, jangan banyak memotong pembicaran,
alur pertanyaan yang semakin mendalam.
5. Penghentian wawancara dan membuat Simpulan :
klarifikasi simpulan dengan informan, rencana wawancara
selanjutnya.
Fokus Group Discussion (FGD)

• Wawancara Kelompok
• Usaha pemberdayaan partisipasi masyarakat untuk
pengembangan program wilayah.
• Menggali : sikap, minat, keinginan/ kebutuhan kelompok
masyarakat.
• Fokus Permasalahan : dari wawancara individual/ kuesioner
sebelumnya.
• Peneliti/ Moderator : kritis mengnadilkan arah diskusi.
• Semua peserta mempunyai kesempatan sama dalam diskusi dan
tidak ada dominansi.
• Perlu pendamping moderator: mencatat, mengingatkan yang
kurang
Observasi
• Menggali Data : peristiwa, tempat/ lokasi, benda dll.

• Observasi langsung

• Observasi Tak langsung : Catatan data sekunder

• Tak berperan : (kehadiarannya tidak diketahui subjek)

• Berperan : (1) pasif (b) aktif


LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN INSTRUMEN
PENELITIAN
1. Buatlah kerangka konsep dan Hipotesis Penelitian
Contoh Hipotesis penelitian :
Riwayat paparan pestisida jangka panjang dapat meningkatkan
risiko gangguan reproduksi pada petani laki-laki.
2. Tentukan variabel dan definisi operasional
3. Kembangkan menjadi item-item pertanyaan
4. Menyempurnakan susunan , bentuk dan kalimat tiap-tiap item
5. Menentukan rencana skoring / penilaian hasil jawaban kuesioner
6. Melakukan uji coba instrumen
7. Menguji validitas dan realiabilitas instrumen
8. Menyempurnakan instrumen
9. Menyusun draft final instrumen yang siap digunakan
Konsep / Variabele / Data Definisi Operasional Item Pertanyaan
Informasi
RIWAYAT - LAMA PAPARAN - Lama waktu - Berapa lama Bapak bekerja
PAPARAN bekerja kontak sebagai petani?
PESTISIDA dengan pestisida - Berapa jam biasanya Bapak
dihitung dalam melakukan penyemprotan
satuan jam perhari dalam sehari?
dan hari per tahun - Berapa hari penyemprotan
dalam satu tahun?
- POLA PAPARAN - Praktek responden - Bagaimana praktek
dalam penanganan penggunaan pestisida
pestisida meliputi sebelum penyemprotan?
tahap sebelum - Bagaimana praktek
penyemprotan, saat pestisida saat
penyemprotan dan penyemprotan?
setelah - Bagaimana praktek
penyemprotan penggunaan pestisida
berdasarkan hasil setelah penyemprotan?
wawancara dan - Bagaimana penggunaan
observasi yang alat pelindung diri dalam
dinilai proses aplikasi pestisida?
menggunakan KET : JENIS PERTANYAAN
metode scoring. TERTUTUP.
Praktek sebelum penyemprotan pestisida
Hal-hal apa saja yang Bapak lakukan sebelum melakukan
penyemprotan menggunakan pestisida? jawaban boleh lebih dari 1,
masing-masing skor 1=ya
• Mempersiapkan peralatan
• Mempersiapkan air bersih dan sabun dekat lokasi penyemprotan
• Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, sepatu )
• Meenggunakan celana dan baju lengan panjang
• Membaca aturan pakai di label kemasan pestisida.
• Menentukan dosis pestisida sesuai aturan pakai
• Menggunakan alat batu pengaduk ( kayu, dll ) saat mencampur
• Melakukan pencampuran pestisida di ember / tempat tertutup
Praktek saat penyemprotan pestisida
Apa yang Bapak lakukan agar tidak keracunan pestisida saat
melakukan penyemprotan?
• Memakai celana dan baju lengan panjang ( skor 1 )
• Memakai alat pelindung diri saat penyemprotan ( skor 1 )
• Tidak menyemprot saat matahari terik ( skor 1 )
• Tidak berlawanan arah angin ( skor 1 )
• Tidak menyemprot saat angin kencang ( skor 1 )
• Tidak sambil merokok ( skor 1 )
• Tidak sambil makan / minum ( skor 1 )
• Tidak meniup nozzle dengan mulut ( skor 1 )
Praktek setelah penyemprotan pesyisida
Apa yang biasanya Bapak lakukan stelah selesai melakukan penyemprotan?
• Mencuci tangan dan mandi dengan air mengalir dan sabun ( skor 1 )
• Mengganti pakaian ( skor 1 )
• Membersihkan alat-alat penyemprotan dengan sabun ( skor 1 )
• Mencuci pakaian yang sudah selesai dipakai saat penyemprotan (skor 1)
SYARAT-SYARAT PERTANYAAN / PERNYATAAN
• Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
lebih dari satu pengertian.
• Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang tidak
relevan dengan dimensi konsep yang akan diukur
• Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang
diperkirakan orang akan cenderung setuju atau cenderung
tidak setuju.
• Harus menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti oleh responden jelas dan hindari istilah asing
yang sulit dimengerti, dan sesingkat mungkin
• Setiap pertanyaan atau pernyataan harus berisikan satu hal
saja. Sebagai contoh, pertanyaan ganda (double-barreled)
Jenis – Jenis Pertanyaan
• Pertanyaan tertutup, Jawaban sudah ditentukan, singkat, biasanya
satu atau dua kata saja. Responden tidak bisa memberi jawaban lain
• Pertanyaan terbuka. Responden bebas memberi jawaban.
• Kombinasi tertutup dan terbuka.
Jawaban sudah ditentukan, tetapi disusul pertanyaan terbuka.
• Pertanyaan kombinasi tertutup dan semi terbuka.
Jawaban semula tertutup, kemudian diberi jawaban singkat, namun
masih ada pilihan tambahan.
• Pertanyaan semi terbuka.
Jawaban sudah tersusun,tapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
Validitas dan Reliabilitas
Pengukuran
Validitas
• Validitas berasal dari bahasa Latin validus yang berarti
kuat, “strong”, “robust”
• Perlu dibedakan dua buah konsep validitas:
1. Validitas penelitian;
2. Validitas pengukuran
Validitas Penelitian
• Validitas penelitian adalah derajat kebenaran kesimpulan
yang ditarik dari sebuah penelitian, baik penelitian yang
bertujuan menguji hipotesis atau mengestimasi kekuatan
hubungan variabel atau efek intervensi, yang dinilai
berdasarkan metode penelitian yang digunakan,
keterwakilan sampel penelitian, dan sifat populasi asal
sampel
Contoh Validitas Penelitian
• Sebuah meta-analisis dari 18 studi menyimpulkan bahwa
penggunaan telepon seluler ≥10 tahun meningkatkan risiko
tumor otak, yakni neuroma akustik dan glioma (Hardell et
al., 2007) merupakan validitas penelitian
• Andaikata sesungguhnya penggunaan telepon seluler ≥10
tahun tidak meningkatkan risiko tumor otak, maka
kesimpulan penelitian tersebut tidak valid (tidak benar)
Validitas Pengukuran
• Validitas pengukuran merupakan pernyataan tentang
derajat kesesuaian hasil pengukuran sebuah alat ukur
(instrumen) atau pengukuran dengan apa yang seharusnya
akan diukur oleh peneliti
• Pengukuran variabel harus benar (valid) agar diperoleh
data yang valid
• Validitas pengukuran menentukan validitas penelitian
Contoh Validitas Pengukuran
• Suatu prosedur diagnostik menentukan bahwa seorang
mengidap penyakit, padahal sesungguhnya orang tersebut
tidak mengalami penyakit tersebut, maka pengukuran
dengan prosedur diagnostik tersebut tidak menunjukkan
validitas pengukuran  disebut False Positive
• Sebaliknya jika seorang yang berpenyakit tidak didiagnosis
sebagai sakit oleh prosedur diagnostik, maka pengukuran
dengan prosedur tersebut tidak menunjukkan validitas
pengukuran  disebut False Negative
Dimensi Validitas Pengukuran
• Validitas Isi
• Validitas Muka
• Validitas Konstruk
• Validitas Kriteria
• Validitas isi (content validity) merujuk kepada derajat
kesesuaian hasil pengukuran variabel yang diteliti oleh
sebuah alat ukur dengan isi (content) dari variabel
tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh peneliti.

• Validitas muka (face validity) merujuk kepada derajat


kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut-
atribut variabel yang ingin diukur. Contoh, jika alat ukur
merupakan kuesioner, maka item-item pertanyaan dalam
kuesioner harus dapat dipahami oleh subjek penelitian
dengan benar.
• Validitas konstruk (construct validity) merujuk kepada
kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur dengan
konsep (konstruk) teoretis tentang variabel yang diteliti

• Validitas kriteria (criterion validity) merujuk kepada


kesesuaian antara hasil pengukuran sebuah alat ukur
dengan alat ukur ideal (standar emas), tentang variabel
yang diteliti
Penilaian Validitas
• Pada umumnya validitas isi, validitas muka, validitas
konstruk dinilai secara subjektif dan kualitatif oleh pakar
(validity by assumption). Validitas kriteria dan pada
sebagian kecil kasus validitas konstruk bisa dinilai secara
kuantitatif.
• Jika skala dikotomi, dapat dinilai dg koeff. Kappa,
sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif positif, dan nilai
prediktif negatif.
• Jika skala ordinal, dapat diuji dg korelasi spearman. Jika
Item pertanyaan dengan koefisien korelasi item-total
kurang dari 0.20 hendaknya dibuang dan jika perlu ditulis
ulang (Streiner dan Norman dalam Murti, 2008).
Reliabilitas
• Alat ukur (instrumen) yang baik harus mengukur dengan
benar (valid) dan konsisten (andal, reliabel).
• Terdapat dua aspek reliabilitas alat ukur:
1. Konsistensi internal
2. Stabilitas.
Contoh Konsistensi Internal
• Jika sebuah instrumen terdiri dari sejumlah item
pertanyaan (misalnya, kuesioner untuk menilai depresi),
maka skor dari masing-masing item pertanyaan seharusnya
berkorelasi dengan skor semua item
Contoh Stabilitas
• Sebuah alat timbang berulang kali mengukur 5kg ± 0kg dari
bobot bayi, sedang alat timbang lainnya mengukur 5kg ± 4kg
dari bobot bayi yang sama
• Bisa disimpulkan bahwa pengukuran dengan alat timbang
pertama lebih stabil daripada alat timbang kedua.
• Stabilitas bisa dipandang sebagai konsistensi eksternal
Cara Penilaian Konsistensi Internal
• Konsistensi internal antara lain dapat dinilai dengan
Korelasi item-total
Korelasi item-total (item-total correlation) menilai
konsistensi internal alat ukur dengan mengorelasikan
masing-masing item dan total pengukuran, minus item
yang bersangkutan.
Nilai Batas Korelasi Item-Total
• Prinsipnya, suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika
memiliki korelasi item-total > 0.20.
• Item yang berkorelasi lebih rendah hendaknya disingkirkan,
atau ditulis ulang.
• Tetapi item yang berkorelasi terlalu tinggi (>0.90) perlu
dicermati karena mungkin merupakan akibat dari
redundansi (duplikasi) pengukuran, sehingga salah satu
item perlu disingkirkan.
Cutoff Alpha (α) Cronbach
• Cutoff minimal alpha Cronbach untuk sebuah alat ukur
adalah 0.60.
• Sejumlah penulis menggunakan cutoff 0.70 untuk
mengklasifikasi konsistensi internal sebagai memadai, dan
0.80 sebagai baik (Streiner dan Norman, 2000; Garson,
2008).
Aspek Stabilitas
• Stabilitas mencakup:
1. Stabilitas ketika digunakan pada waktu berbeda
(test-retest reliability)
2. Stabilitas ketika digunakan seorang pengamat pada
dua kesempatan berbeda (intra-observer
reliability)
3. Stabilitas ketika digunakan pengamat berbeda pada
kesempatan sama dengan kondisi yang identik
(inter-observer reliability
Nilai Batas Stabilitas
• Pada umumnya para penulis menyarankan agar alat ukur
menunjukkan stabilitas dengan koefisien korelasi (r) >0.50.
• Alat ukur memiliki stabilitas memadai jika koefisien
reliabilitas antar pengukuran >0.5, dan stabilitas tinggi jika
koefisien reliabilitas antar pengukuran ≥ 0.8 (Streiner dan
Norman, 2000; Polgar dan Thomas, 2000).
Interpretasi Nilai Kappa
Menurut Landis dan Koch (1977)

Nilai K Kekuatan kesepakatan

≤0.40 Buruk

0.41 - ≤0.75 Sedang

0.76 - 1.00 Baik


Interpretasi Nilai Kappa
Menurut Altman (1991)

Nilai K Kekuatan kesepakatan


≤0.20 Buruk

0.21 - 0.40 Kurang dari sedang


0.41 - 0.60 Sedang
0.61 - 0.80 Baik
0.81 - 1.00 Sangat baik
Pengolahan & Analisis data Kuantitatif

A. Statistik Deskriptif
• Statistik deskriptif merupakan prosedur untuk membuat ikhtisar,
menata, membuat grafik, dan secara umum mendeskripsikan
informasi secara kuantitatif.
• Statistik deskriptif mendeskripsikan parameter-parameter
(=statistik) sampel. Data kontinu dideskripsikan dengan mean, SD,
minimum, maksimum. Data kategorikal dengan frekuensi dan persen.
B. Statistik Inferensial
• Statistik inferensial merupakan statistik yang berguna untuk
menarik kesimpulan atau inferensi dari data (sampel). Statistik
inferensial membuat kesimpulan tentang suatu populasi,
berdasarkan gambaran data sampel.
• Jadi statistik inferensial menarik kesimpulan tentang parameter
populasi berdasarkan statistik sampel. Contoh, x untuk sampel, μ
untuk populasi; s untuk sampel, σ untuk populasi; b untuk sampel, β
untuk populasi.
Penelitian Deskriptif versus Penelitian Analitik

• Penelitian deskriptif mendeskripsikan aneka karakteristik/ variabel


dalam populasi menggunakan data sampel  menggunakan statistik
deskriptif maupun statistik inferensial.
• Penelitian analitik mencari tahu perbedaan kelompok, hubungan
variabel satu dengan variabel lainnya, pengaruh variabel satu terhadap
variabel lainnya  menggunakan statistik deskriptif maupun statistik
inferensial
Perbedaan/ Hubungan/ Pengaruh
• Istilah perbedaan/ hubungan/ pengaruh variabel dalam penelitian
memiliki makna yang sama.
• Membandingkan dan menguji perbedaan proporsi reaksi konversi
antara pelajar laki-laki dan perempuan adalah dalam rangka
mengetahui apakah terdapat hubungan antara reaksi konversi dan
jenis kelamin.
• Membandingkan dan menguji perbedaan proporsi pasien skzofrenia
yang sembuh antara kelompok yang diberi obat neuroleptika baru
dan lama adalah dalam rangka mengetahui apakah terdapat
pengaruh penggunaan obat neuroleptika baru tersebut
Variabel Dependen versus Variabel Independen

Istilah ini mula-mula dikenal dalam paradigma riset


eksperimental, sekarang digunakan juga dalam riset
observasional:
Y = a + b1X1
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang
keberadaannya akan dijelaskan atau diramalkan
Variabel independen (X) adalah variabel yang
digunakan peneliti untuk menjelaskan atau
meramalkan variabel dependen
Memilih Ukuran Hubungan
Uji Statistik, dan Model Analisis
Memilih Ukuran Hubungan
dan Uji Statistik (2)

Variabel Variabel Ukuran


dependen independen hubungan, uji
statistik
Kontinu Kontinu Analisis regresi linier
Korelasi
Kontinu Kategorikal Uji t
Analisis Varians
(ANOVA) = uji F
Menguji Beda Dua Kelompok, Variabel Dependen Kontinu

Karakteristik Parametrik Non-


data sampel parametrik
Data Uji t berpasangan Uji tanda
berpasangan/ (Sign test)
berhubungan Uji Wilcoxon
Data independen Uji t independen Uji Median
Uji Mann-Whitney
Menguji Beda Beberapa Kelompok, Variabel Dependen Kontinu

Karakteristik Uji parametrik Uji non-


data sampel parametrik
Data berhubungan ANOVA Uji Friedman

Data independen ANOVA Uji Kruskal-Wallis


ANALISIS DATA

UNIVARIAT
MASING2 VARIABEL
BIVARIAT
2 VARIABEL
MULTIVARIAT
LEBIH DARI 2 VARIABEL
PENYAJIAN DATA

•NARASI / TEKSTULAR
•TABULAR
•GRAFIKAL

SESUAIKAN TUJUAN PENELITIAN


DAN FUNGSI YANG DIHARAPKAN
SESUAI TUJUAN TERSEBUT
Tabel
Tabel 1-3: Frekuensi Distribusi Status gizi Siswa SD menurut Kelompok Umur Di Kota Surakarta
Tahun 2003

NO Umur Baik Sedang Kurang


1 < 8 tahun 2.176 8.534 2.056
2 8-10 tahun 1.595 9.304 4.983
3 10-12 tahun 967 11.756 3.897
4 > 12 tahun 1.476 10.543 4.083
Jumlah (%)

Sumber Data : DKK Kota Surajarta


Simpel Bar Diagram

Diagram 2-3: Proporsi Status Gizi Siswa SD di Kab. Karanganyar tahun 2003

50
45
40
35
30
Baik
25
Sedang
20
Kurang
15
10
5 Sumber : DKK Kr. Anyar 2003
0
2003
Multipel Bar Diagram
Diagram 1-4 : Proporsi pemakaian jenis kontrasepsi aseptor KB di Kabupaten Klaten 3 tahun terakhir .

70

60

50

40 IUD
Hormonal
30
Steril
20

Sumber r: DKK Klaten 2004


10

0
2001 2002 2003
Pie Diagram
Diagram 1-5: Proporsi Jenis Kontrasepsi Aseptor KB di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2003.

24%
I. IUD

III. 66% II. Sterilisasi


I .24%
III. Hormonal

II. 10%

Sumber : DKK Kota Sukoharjo


Picto Diagram
• Grafik 1-6: Jumlah Keluarga Miskin yang mempunyai Balita Gizi Buruk di Kabupetn Bantul DIY 3 tahun
terakhir

Tahun

2003 (489)

2002 (467)

2001 (634)

Jumlah Gakin x
Sumber : DKK Kab. Bantul DIY 100
JUDUL s/d Bab III + kues + daftar pustaka
(ketikan arial 11 spasi 1,5 margin kiri 4, atas 4, kanan 3, bawah 3 )
Sistematika :
• Judul = 1 halaman
• Bab I = A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan (Umum & Khusus)
D. Manfaat
E. Keaslian Penelitian (peneliti, judul, metode, hasil) min 3
• Bab II = KERANGKA TEORI
• Bab III = Kerangka konsep, variabel, jenis penelitian, definisi
operasional, Populasi sampel, instrumen, pengumpulan s/d analisis data
• Dilengkapi kuesioner dan daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai