Anda di halaman 1dari 10

METODE PENARIKAN SAMPEL

Hadi Nugroho, SKM., M.Epid.


A. Pengertian Populasi dan Sampel
• Populasi:
– Populasi (universe) adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan diduga.
Anggota (unit) populasi disebut elemen populasi. Sebagai contoh, individu penderita
penyakit TBC, virus HIV, hasil produksi sawah, dan polutan di suatu industri.
– Di dalam suatu penelitian mungkin hanya terdapat satu macam unit analisis, tetapi
dapat juga lebih. Populasi dapat dibagi lagi menjadi populasi sampling dan populasi
sasaran/target.
• Sampel:
– sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur. Unit sampel
dapat sama dengan unit populasi, tetapi dapat juga berbeda. Sebagai contoh, unit
analisis atau populasi suatu penelitian adalah bayi berumur dibawah tiga tahun, hal
yang akan diteliti adalah kebiasaan makannya, unit sampelnya adalah ibu yang
mempunyai anak berumur di bawah tiga tahun karena tidak mungkin pertanyaan
tentang makanan bayi dapat ditanyakan langsung kepada bayi tersebut.
– Didalam suatu penelitian sering kali dilakukan pengambilan sampel. Hal ini tidak hanya
disebabkan biaya penelitian yang besar, tetapi juga karena penelitia populasi mungkin
akan memakan waktu penelitian yang panjang dan menibulkan kesalahan yang besar
dalam pengukuran (bias).
a. Alasan penarikan sampel
• Adanya populasi yang sangat besar (infinite population), didalam
populasi yang sangat besar dan tidak terbatas tidak mungkin seluruh
populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang
lama
• Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogen diperiksa
karena akan membuang waktu serta tidak akan ada gunanya karena
variabel yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi
tersebut
• Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu
• Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit (sampel) tentu
akan lebih teliti jika dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak
(populasi)
• Adanya penelitian yang untuk melakukannya objek penelitian tersebut
harus dihancurkan (detruktif), misalnya darah yang sudah diambil dari
orang yang menjadi objek penelitian tidak mungkin akan dipakai lagi
b. Syarat-syarat Sampel yang ideal
• Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka penarikan sampel
dalam suatu penelitian harus dapat menggambarkan
populasinya atau dengan kata lain karakter yang akan kita ukur
di dalam sampel sama dengan karakter populasi.
• Sampel yang ideal adalah yang memenuhi syarat-syarat berikut:
– Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat
– Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan
menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh
– Sederhana, mudah dilaksanakan
– Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
serendah mungkin
• Kalau syarat-syarat diatas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang
digeneralisasikan untuk populasi akan menjadi bias (bias
conclusion)
c. Kerangka sampel (sampling frame)
• kerangka sampel adalah daftar semua unsur sampel
dalam populasi, misalnya jumlah penduduk di suatu
daerah kerja puskesmas, jumlah penderita AIDS di suatu
daerah, daftar/buku telepon, atau peta suatu wilayah.
• Daftar sampel ini harus up to date. Di negara sedang
berkembang, hasil sensus pun kadang-kadang tidak
dapat digunakan sehingga kalau ada penelitian, peneliti
membuat kerangka sampel sendiri agar pada saat
penelitian tidak mendapat kesulitan.
B. Penarikan Sampel
• Penarikan sampel dibagi menjadi dua, yaitu
pengambilan sampel secara acak (probability
sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak
(non probability sampling).
• Pengambilan sampel secara acak, semua unsur yang
ada dipopulasi mempunyai peluang sama untuk
terampil sebagai sampel mewakili populasinya.
• Pengambilan sampel secara tidak acak, tidak semua
unsur didalam populasi mempunyai peluang yang
sama untuk tertarik sebagai sampel.
B.1. Penarikan Sampel Secara Acak (Probability Sampling)

a. Acak Sederhana (Simpel Random Sampling = SRS)


Cara ini dapat dilaksanakan apabila populasi tidak begitu banyak variasinya dan secara
geografis tidak terlalu menyebar, disamping itu harus ada daftar populasi (sampling frame).
Caranya adalah:
1.Dengan melakukan undian
2.Memakai tabel bilangan random
3.Memakai paket komputer (kalau sudah mempunyai kerangka sampel)
b.Sistematis (Systematic Random Sampling)
Sampel yang diambil secara acak hanya unsur pertama, selanjutnya diambil secara sistematik
sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat penarikan sampel secara sistematis ini adalah:
1.Tersedianya kerangka sampling
2.Populasinya mempunyai pola beraturan seperti blok-blok rumah
3.Nomor urut pasien/audiens
4.Populasi sedikit homogen
Contoh: Dari 500 orang jumlah pasien yang dirawat di suatu rumah sakit akan diambil 25 orang untuk
penelitian tentang kepuasan pelayanan dirumah sakit tersebut. Cara pengambilan sampel akan
dilakukan secara sistematis, dimana probabilitas untuk terambil sebagai sampel adalah 25/500 = 1/20.
untuk mengambil unsur 1, maka dilakukan secara acak sederhana dari nomor pertama sampai dua
puluh. Misalnya, sudah tertarik nomor 15, untuk selanjutnya diambil setiap jarak 20 satu sampel. Dalam
hal ini akan diambil nomor 35, 55, 75, ... Dan seterusnya sampai didapatkan 25 orang pasien.
c. Sampel strata (stratified random sampling)
Didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya populasi bersifat heterogen. Oleh karena itu, agar semua
sifat dapat terwakili, terlebih dahulu populasi tersebut dibagi menjadi beberapa strata, misalnya
pendidikan (tinggi, sedang, kurang), ekonomi (kaya, sedang, miskin). Didalam melakukan stratifikasi dan
pengambilan sampel perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Unsur populasi didalam strata tersebut diusahakan sehomogen mungkin
2. Antarstrata diusahakan seheterogen mungkin
3. Sampel diambil proporsional menurut besarnya unit yang ada didalam masing-masing strata dan
antarstarata
4. Didalam masing-masing strata unit sampel diambil secara acak
Kelebihan penarikan sampel secara strata ini adalah semua ciri yang heterogen didalam populasi
dapat terwakili dan memungkinkan mencari hubungan antarstrata atau membandingkannya.
d. Klaster (cluster sampling)
Didalam praktik kadang-kadang kerangka sampel juga sulit diperoleh sehingga seharusya peneliti
membuatnya sebelum turun mengumpulkan data. Caranya:
1. Populasi dibagi kedalam gugus/kelas yang diasumsikan didalam setiap kelas/gugus sudah terdapat
semua sifat/variasi yang akan diteliti
2. Selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel, akan diambil dari kelas yang sudah tertarik.
Syarat-syarat untuk pengambilan sampel ini adalah:
3. Didalam kelas sehomogen mungkin
4. Antarkelas seheterogen mungkin
5. Disebut juga area sampling
e.Sampel bertingkat/bertahap (multistage sampling)
Metode pengambilan sampel bertingkat ini dilakukan
kalau secara geografis populasi sangat menyebar dan
meliputi area yang sangat luas.
• Contoh: misalnya, kita akan meneliti puskesmas di
Indonesia yang terdiri dari 27 propinsi.
– Tahap pertama diacak dulu 5 provinsi (tahap 1) dari 27
provinsi itu
– Tahap selanjutnya masing-masing provinsi diacak lagi
kabupaten mana saja yang akan ditarik sebagai sampel
(tahap 2)
– Setelah itu diacak lagi puskesmas mana yang akan
menjadi sampel dari penelitian itu
2. Penarikan sampel secara tidak acak (non probability sampling)

a.Purposive Sampling
Sampel ditentukan oleh orang yang telah mengenal betul populasi yang akan diteliti
(seorang ahli di bidang yang akan diteliti). Dengan demikian, sampel tersebut mungkin
representatif untuk populasi yang sedang diteliti.
b.Insidental Sampling
Sampel tersebut tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut
tidak didasarkan pada suatu metode yang baku. Misalnya, terjadi suatu keadaan luar biasa,
data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat
digeneralisasi
c. Quota Sampling
Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpul data dan sebelumnya telah
ditentukan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai, si pengumpul
data berhenti, selanjutnya hasil itu dipresentasikan
Misalnya, ada seorang wartawan yang ingin mengetahui apakah masyarakat setuju terhadap
program KB yang diwajibkan bagi pemerintahnya. Sebelum mengumpulkan data, wartawan
tersebut menentukan bahwa dia akan mewawancarai sebanyak 2000 orang yang sedang
lewat di depan pasar kabupaten. Kepada setiap yang lewat ditanyakan apakah setuju atau
tidak setuju dengan program KB. Wartawan tersebut akan berhenti setelah dia
mendapatkan sebanyak 2000 orang responden yang menjawab, kemudian dia akan menulis
hasil temuannya.

Anda mungkin juga menyukai