Anda di halaman 1dari 25

Makalah Populasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dalam

makalah ini akan membahas mengenai populasi. Sedikit pengertian dari populasi yaitu dalam Kamus

Bahasa Indonesia populasi dapat berarti sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber

pengambilan sampel; sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.

Sehingga populasi dalam statistika tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa

saja yang menjadi perhatian kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat

perkantoran, dan jenis pekerjaan.

1.2 Tujuan

a. Untuk memahami pengertian populasi

b. Untuk mengetahui macam – macam populasi

c. Untuk mengetahui cara pengambilan populasi

d. Untuk mengetahui cara menghitung besar populasi

1.3 Sistematika Penulisan

Bab I berisi latar belakang makalah, tujuan, sistematika penulisan dan rumusan masalah.Bab II berisi

tentang pengertian populasi, macam – macam populasi, cara pengambilan populasi dan cara menghitung
besar populasi. Bab III berisi kesimpulan dan saran.

1.4 Rumusan masalah

a. Apa pengertian populasi?

b. Apa saja macam – macam populasi?

c. Bagaimana cara pengambilan populasi?


d. Bagaimana cara menghitung besar populasi?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi


Kata populasi berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam ekosistem, yang

dimaksud populasi adalah semua individu sejenis yang menempati suatu daerah tertantu. Suatu
organisme disebut sejenis apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

• Menempati daerah atau habitat yang sama;

• Mempunyai persamaan morfologi, anatomi, dan fisiologi;

• Mampu menghasilkan keturunan yang fertil, yaitu keturunan yang mampu berkembang biak secara

kawin.

Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 meter persegi terdapat 800 batang jagung, 500 ekor

belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang taanaman turi. Berdasarkan data tersebut maka

di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa populasi, yaitu populasi jagung, populasi belalang,

populasi jangkrik, populasi burung, dan populasi turi.


Berikut ini adalah pengertian dan definisi populasi”

Dr. Ir. Adji Sastrosupadi, MS


Populasi adalah keseluruhan bahan atau data yang kita teliti, misal tinggi badan mahasiswa.

NURSALAM

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misal: manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan.

ANONIM
Populasi adalah kumpulan individu terlokalisir yang tergolong ke dalam spesies yang sama.

WAHYUDDIN DJUMANTA
Populasi ialah semua objek yang menjadi sasaran pengamatan

CHAIRANI HANUM

Populasi ialah kumpulan dari organisma-organisma sejenis yang dapat berbiak silang sedangkan

komunitas atau bisa juga diartikan sebagai kumpulan dari beberapa populasi yang hidup di suatu areal
tertentu.

GUNAWAN SUSILOWARNO

Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari satu spesies yang bersama sama

menempati luas wilayah yang sama, mengandalkan sumber daya yang sama, dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sama serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.

SITI RESMI
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang
menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.
JOHAR ARIFIN

Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti; memiliki karakteristik tertentu, jelas
dan lengkap.

Kalau kita membahas populasi, ada beberapa karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh individu,
yakni kepadatan populasi, perubahan kepadatan, natalitas, dan mortalitas.

a. Kepadatan populasi

Kepadatan populasi adalah hubungan antara jumlah individu dan satuan luas atau volume ruaang yang

ditempati pada waktu tertentu. Misalnya, pada tahun 1990 kelurahan Cakung di Jakarta yaang luasnya 3

km2 dihuni 100.000 orang, 3.000 ekor kambing, dan 6.000 ekor ayam. Berdasarkan angka tersebut

kepadatan penduduk kelurahan Cakung pada taahun 1990 adalah 100.000 orang/3 km2 = 33.333 orang

per km2. Artinya, setiap lahan seluas 1 km2 rata-rata ditempati 33.333 orang. Kepadatan populasi

kambing adalah 1.000/km2 dan kepadatan populasi ayam adalah 2.000/km2.

b. Perubahan kepadatan populasi

Populasi organisme pada suatu daerah tidaj akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlaah

populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi

perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.

• Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau imigrasi.

• Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau

emigrasi.

Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka

kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan akan

cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi

sekaligus meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah

akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung

selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum atau

melebihi daya dukung lingkungan akan menurun. Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya

bergantung pada rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar dari pada

mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat. Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas,

pertumbuhan populasinya menurun.

c. Natalitas

Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang menyebabkan

populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan faktor
pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.

d. Mortalitas
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan individu per satuan

waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang mengontrol ukuran suatu populasi.

Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang

tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas. Pada ekosistem darat, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perubahan populasi, di antaranya adalah perubahan suhu, kelembapan, dan curah hujan.
2.2 Macam-Macam Cara Pengambilan Populasi

Populasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu populasi sampling dan populasi sasaran :

Populasi Sampling Dan Populasi Sasaran

Populasi sampling adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran adalah populasi

yang benar-benar dijadikan sumber data. Sebagai contoh, misalnya kita akan meneliti bagaimana rata-

rata tingkat prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad dan kita hanya akan

memokuskan penelitian kita pada mahasiswa yang aktif di lembaga-lembaga kemahasiswaan, maka

seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad adalah populasi sampling, sedangkan seluruh
mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah populasi sasaran.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE

Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang

representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut

dibagi atas 2 kelompok besar,yaitu :

1. Probability Sampling (Random Sample)

• Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,

• mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor

• pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata
• atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.

• Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini

• merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

• Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai

• berikut:

• – Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.

• – Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat

• diperkirakan.
• – Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)


Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilaistatistik. Nilai statistik ini

tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan

(Sampling Error)

Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampelterhadap populasinya tidak mungkin

diukur. Pengukuran penyimpangan inimerupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan

yang terjadipada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengoladata disebut
Non Sampling Error.

CARA PENGAMBILAN SAMPLE

Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu


sebagai berikut:

1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).

Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap anggota

populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disiniproses memilih sejumlah sampel n dari populasi N
yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi “Cointoss”.

b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label “Random Numbers” yang prosedurnya adalah

sebagai berikut:

• Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).

• Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).

• Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)

• Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari3 kolom pertama dan

baris pertama) dengan menggunakan tabel randomnumbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar

sampel yangdibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolompertama, dari atas ke

bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomorsampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor

≥ 300, tidakdiambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampelbelum

mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jikaada nomor yang serupa dijumpai, di

ambil hanya satu, karena setiap oranghanya mempunyai 1 nomor identifikasi.

*Keuntungan : Prosedur estimasi m udah dan sederhana

*Kerugian : Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.


• Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,sehingga biaya transportasi besar.

2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)


Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K” dari titik awal yangdipilih secara random, dimana:

N (Jumlah anggota populasi)

K =n (jumlah anggota sam pel)

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambilsebagai sampel (pasien

No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

Cara ini dipergunakan :

– Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.

Keuntungan :-Perencanan dan penggunaanya mudah.

-Sampel tersebar di daerah populasi.


Kerugian : -Membutuhkan daftar populasi.

3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilansampel dilakukan dalam setiap strata

baik secara simple random sampling,maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti

keadaan gizianak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).Karena kondisi Taman

Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen)maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat

mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang).

Misalnyauntuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 TamanKanak-Kanak yang

ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah.

Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25buah (25%), maka ambilah

25% dari masing-masing sub populasi tersebut diatas.

100 TK (populasi)Sub populasi 20 kelompok A 50 Kelompok B 30 Kelompok C25% 25%5 TK 12-13 TK 7-8

TK

Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.

Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.

Keuntungan : -Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

Kerugian : – Daftar populasi setiap strata diperlukan


– Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

4. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu

kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel.

Cara ini dipakai bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku,
pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FKUSU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI).

Pilih secara random salahsatu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang

beradapada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).

Keuntungan : – Tidak memerlukan daftar populasi.

– Biaya transportasi kurang

Kerugian : – Prosudur estimasi sulit.


5. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.Misalnya: provinsi

kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan

murid SMA. Sesuaikondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.

Cara ini dipergunakan bila:

– Populasinya cukup homogen

– Jumlah populasi sangat besar

– Populasi menempati daerah yang sangat luas

– Biaya penelitian kecil

Keuntungan : – Biaya transportasi kurang

Kerugian : – Prosedur estimasi sulit


– Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat.

2.3 Cara Menghitung Besar Populasi

2.3.1 Melalui Indeks Peterson / Lincoln

Indeks Peterson / Lincoln juga disebut metode Mark and Recapture (juga dikenal sebagai Capture-

Recapture) yaitu metode penandaan dan penangkapan kembali. Metode ini umumnya digunakan untuk
penaksiran ukuran populasi, digunakan untuk menandai dalam satu kesempatan dan mencatat populasi

individu yang tertandai dalam penangkapan atau pangambilan sampel pada ksempatan kedua

(Anonim,2009).

Cara menghitung atau memperkirakan jumlah populasi secara dasar dengan menggunakan rumus indeks
Peterson/Lincoln :

P=a×b÷c

Keterangan :

p : populasi di alam yang belum diketahui jumlahnya

a : jumlah individu yang ditangkap


b : jumlah individu yang ditandai setelah ditangkap untuk dilepaskan kembali
c : jumlah individu yang ditandai dan tertangkap kembali,

dan Dari hasil penangkapan, dapat diduga ukuran atau besarnya populasi dengan rumus :

N = Mn ÷ m

keterangan :

N : indeks Peterson / Lincoln

M : jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada penangkapan 1

n : jumlah total yang bertanda maupun tidak pada penangkapan 2

M : jumlah individu bertanda, yang tertangkap kembali pada penangkapan

2.3.2 Indeks Scnabel

Metode ini berkembang dari metode Peterson / Lincoln menjadi rangkaian sampel dimana terdapat

sampel nomer 2,3,4.. dan seterusnya. Individu-individu tertangkap dalam masing-masing sampel

merupakan individu yang diperiksa penandanya, lalu ditandai dan dilepaskan. Hanya penanda tipe single

yang digunakan, karena hanya perlu membedakan 2 tipe dari individu, yaitu ditandai (ditangkap dalam

satu atau lebih sampel utama) dan yang tidak ditandai (tidak pernah ditangkap sebelumnya)

(Anonim,2009).
b. Contoh penghitungan berdasarkan Indeks Peterson / Lincoln dan Indeks Scnabel

 Alat

Peralatan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah tiga buah kaleng dan kalkulator.

 Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah kancing dengan 2 warna berbeda, misalnya

warna merah dan putih masing-masing 3 lusin.

 Cara Kerja

Kancing yang serupa (merah) dihitung dan dimasukkan pada kaleng 1 dan kancing putih pada kaleng 2.
Diambil segenggam kancing merah dari kaleng 1, dihitung dan dipindah ke kaleng 3.diambil kancing

putih dari kaleng 2 sejulah kancing merah yang terambil tadi dan dimasukkan ke kaleng 1. Kancing-

kancing pada kaleng 1 hingga homogen. Diambil sampel kedua dari kaleng 1 dengan genggaman yang

relatif sama dengan genggaman yang pertama. Dihitung jumlah total kancing, jumlah kancing merah saja

dan kancing putih saja dan dipisahkan berdasarkan warnanya. Kancing merah yang telah terambil pada

sampel kadua dimasukkan ke kaleng 3 dan kancing putih di kembalikan ke kaleng 1. Kancing merah yang

terambil pada sampel kedua diganti dengan kancing putih dari kaleng 2 dimasukkan ke kaleng 1. Diaduk

sampai homogen. Pengambilan dan penggantian kancing diulangi sebanyak 10 kali. Hasil data yang

diperoleh dimasukkan pada tabel hasil pengamatan dan dihitung jumlah populasi dengan pendekatan

indeks Peterson / Lincoln dan indeks Scnabel.


 Pembahasan

Percobaan simulasi pengukuran besar populasi bertujuan untuk memperkirakan jumlah populasi dengan
perkiraan jumlah populasi dengan penerapan metode Mark and Recapture dan membandingkan hasil

perkiraan jumlah populasi dengan pendekatan indeks Peterson / Lincoln dan indeks Schnabel.

Pada percobaan ini digunakan kancing-kancing yang diumpamakan sebagai individu-individu dalm suatu

populasi di alam sebenarnya yang kemudian akan dihitung besar populasinya. Kancing yang digunakan

ada 2 warna berbeda yaitu merah dan putih untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan populasi

dengan maksud untuk membedakan individu-individu yang belum ditandai atau sudah ditandai. Masing-

masing kancing (merah dan putih) dihitung sebanyak 36 buah (12 lusin) dianalogikan sebagai jumlah

populasi yang akan dihitung. Kancing merah dimasukkan pada kaleng 1 dan kancing putih dimasukkan

pada kaleng 2. Tiap kaleng diumpamakan sebagai tempat hidup atau habitat alami populasi yang akan

dihitung. Percobaan pengukuran populasi dengan metode Mark and Recapture ini diumpamakan dengan

pengukuran populasi di alam yang sebenarnya.

Pengukuran atau perhitungan jumlah populasi dimulai dengan mengambil segenggam kancing merah dari

kaleng 1, dihitung jumlahnya dan dipindahkan ke kaleng 3. Jumlah kancing merah yang telah terambil

diganti dengan kancing putih dari kaleng 2 dengan jumlah yang sama dan dimasukkan ke kaleng 1.

Kancing putih ini adalah kancing merah atau individu yang sama hanya saja ia sudah ditandai dan

dilepaskan kembali di alam. Lalu kancing-kancing di kaleng 1 diaduk hingga homogen agar individu-

individu dalam suatu populasi yang diumpakan dengan kancing dapat tercampur secara acak, sehingga

perkembangan populasi yang dihitung ddapat diketahui. Kemudian diambil sampel kedua dari kaleng 1,

dihitung jumlah total kancing yang terambil, kancing merahnya saja dan kancing putihnya saja. Kancing

putih dikembalikan ke kaleng 1 dan kancing merah disisihkan ke kaleng 3. Kancing merah yang terambil

digantikan dengan kancing putih dari kaleng 2 dan dimasukkan ke kaleng 1. Diaduk lagi sampai

homogen. Pengambilan dan penggantian kancing merah dan kancing putih terus diulangi hingga 10 kali.

Kemudian memasukkan semua data yang diperoleh pada tabel perhitungan dan dihitung jumlah

populasinya dengan pendekatan indeks Peterson / Lincolndan indeks Scnabel. Percobaan ini dilakukan

pengulangan sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang lebih tepat dan akurat sampai

mendekati pada keadaan sebenarnya. Karena banyak faktor yang dapat mempengurangi keakuratan hasil

sehingga menghitung atau memperkirakan hal yang berada di alam bebas sangatlah sulit.

Dari hasil percobaan, dilakukan perhitungan dengan pendekatan indeks Peterson / Lincoln dan indeks

Scnabel berdasarkan data yang diperoleh pada tabel hasil pengamatan beserta persimpangannya. Dan

hasilnya telah dihitung dan didapatkan pada point 4.2. dan hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Percobaan 1 pada sampel ke-5

Indeks Peterson / Lincoln = 27,6 Indeks Scnabel = 26,9

Penyimpangan Peterson / Lincoln = 1,44 Penyimpangan Scnabel =0,298

2. Percobaan 2 pada sampel ke-2


Indeks Peterson / Lincoln =56 Indeks Scnabel =39,1

Penyimpangan Peterson / Lincoln =0,45 Penyimpangan Scnabel =0,32


3. Percobaan 3 pada sampel ke-4

Indeks Peterson / Lincoln =28 Indeks Scnabel =35,625

Penyimpangan Peterson / Lincoln =0,84 Penyimpangan Scnabel =0,29

Metode perhitungan jumlah populasi denagn pendekatan indeks Peterson / Lincoln merupakan salah satu

metode yang paling sederhana dan umum. Metode ini menggunakan tahapan penangkapan tunggal dan

penangkapan kembali individu (metode Mark and Recapture). Setelah itu dilanjutkan dengan perhitungan

dengan pendekatan indeks Scnabel untuk membandingkan hasil perhitungan yang diperoleh beserta

dengan berapa besar penyimpangan yang terdapat pada indeks Peterson / Lincoln dan indeks Scnabel.

Dari hasil yang diperoleh diatas, nilai penyimpangan indeks Scnabel selalu lebih kecil daripada

penyimpangan pada indeks Peterson / Lincoln. Ini membuktikan bahwa hasil perhitungan besar populasi

dengan pendekatan indeks Scnabel lebih akurat dibandingkan dengan hasil dari perhitungan dengan
indeks Peterson / Lincoln.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu (Sugiono, 1999). Menurut Sujana, populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik

tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.

Dari beberapa pengertian mengenai populasi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan atau

keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi criteria tertentu yang telah ditetapkan dalam

penelitian.

Adapun macam-macam cara pengambilan populasi yaitu, populasi sampling dan populasi sasaran yang
merupakan keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang benar-

benar dijadikan sumber data. Dan cara menghitung besar populasi yaitu dengan metode melalui indeks

Peterson / Lincoln : P = a × b ÷ c dan Indeks Scnabel.

3.2 Saran

Populasi merupakan salah satu istilah dalam disiplin ilmu statistik yang merupakan obyek dalam suatu

penelitian. Mengingat populasi merupakan elemen penting dalam statistika maka penulis merasa perlu

menginformasikan tentang pengertian populasi, macam-macam cara pengambilan populasi, dan cara

hitung besar populasi kepada para pembaca.

Dalam pembuatan makalah yang diselesaikan dengan melibatkan banyak pihak ini diperlukan kerja sama

yang solid untuk menyatukan materi dari berbagai sumber dan menyimpulkannya menjadi kalimat yang
mudah dimengerti, maka kesabaran dan ketelitian sangat diperlukan dalam menyelesaikan tugas seperti

pembuatan makalah ini. Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan
kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pleajaran berharga untuk kami menjadi lebih
baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya

POPULASI

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Populasi” yang
menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Medan, 09 Maret 2015

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………..………………………………………...………...…i
DAFTAR ISI………………………………..……………………………………..….....ii

BAB I PENDAHULUAN………………………….…………………..…………….….............1
1.1. LATAR BELAKANGMASALAH………………………………………………...1
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………........................................…….......1
1.3.TUJUAN…………………………………………………………….........................1
1.4. MANFAAT………………………........................................…................................1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...……….2
2.1.PENGERTIAN POPULASI……………..………………………………….............2
2.2.PENGERTIAN PENDUDUK……………………………………………………....4
2.3. DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN………....4
2.4. SOLUSI MENGATASI MASALAH KEPADATAN PENDUDUDK………….....5
2.5. MACAM – MACAM CARA PENGAMBILAN POPULASI……………………...6
2.6. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE......................................................................6
2.7. CARA PENGAMBILAN SAMPLE……………………………………..................7
2.8. PERTANYAAN.........................................................................................................9

BAB III PENUTUP……………………………………………..……………………...10


3.1. KESIMPULAN……………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Populasi yaitu dalam Kamus Bahasa Indonesia populasi dapat berarti sekelompok orang,
benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang menjadi syarat
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.Sehingga populasi dalam statistika tidak terbatas pada
sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita. Misalnya
populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, maka kita yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah apa saja yang unsur-unsur yang ada dalam ekolgi maupun konsep dasar dari
ekologi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur ekologi
yang terdapat di dalam peri kehidupan alam ini.Selain itu, pembuatan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Biologi Umum 2.
1.4Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca lebih memahami
pengertian dari ekologi, maupun unsur-unsur di dalam ekolgi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Populasi
Kata populasi berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat.Dalam
ekosistem, yang dimaksud populasi adalah semua individu sejenis yang menempati suatu daerah
tertantu. Suatu organisme disebut sejenis apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Menempati daerah atau habitat yang sama;
• Mempunyai persamaan morfologi, anatomi, dan fisiologi;
• Mampu menghasilkan keturunan yang fertile (berkembang biak secara kawin).
Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 meter persegi terdapat 800 batang jagung, 500
ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang taanaman turi. Berdasarkan data
tersebut maka di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa populasi, yaitu populasi
jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung, dan populasi turi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi populasi”
GUNAWAN SUSILOWARNO
Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari satu spesies yang
bersama sama menempati luas wilayah yang sama, mengandalkan sumber daya yang sama, dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sama serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk
berinteraksi satu sama lain.
SITI RESMI
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan
ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.
JOHAR ARIFIN
Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti; memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap.
Kalau kita membahas populasi, ada beberapa karakteristik yang khas yang tidak dimiliki
oleh individu, yakni kepadatan populasi, perubahan kepadatan, natalitas, dan mortalitas.
a. Kepadatan populasi
Kepadatan populasi adalah hubungan antara jumlah individu dan satuan luas atau volume
ruaang yang ditempati pada waktu tertentu. Misalnya, pada tahun 1990 kelurahan Cakung di
Jakarta yaang luasnya 3 km2 dihuni 100.000 orang, 3.000 ekor kambing, dan 6.000 ekor ayam.
Berdasarkan angka tersebut kepadatan penduduk kelurahan Cakung pada taahun 1990 adalah
100.000 orang/3 km2 = 33.333 orang per km2. Artinya, setiap lahan seluas 1 km2 rata-rata
ditempati 33.333 orang.Kepadatan populasi kambing adalah 1.000/km2 dan kepadatan populasi
ayam adalah 2.000/km2.
b. Perubahan kepadatan populasi
Populasi organisme pada suatu daerah tidaj akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya.
Jika jumlaah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal
yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.
• Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain
atau imigrasi.
• Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain
atau emigrasi.
c. Natalitas
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang
menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu.Dengan demikan, meningkatnya natalitas
merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.
d. Mortalitas
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan
individu per satuan waktu.Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang
mengontrol ukuran suatu populasi.Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami
perubahan.Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas.Pada ekosistem
darat, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan populasi, di antaranya adalah perubahan
suhu, kelembapan.
2.2 Pengertian Penduduk
Penduduk dikonotasikan sebagai orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat,
kampung, wilayah atau negeri, dan merupakan aset pembangunan atau sering disebut sumber daya
manusia (SDA).
Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi
tinggi.Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu
kilometer persegi.Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu
daerah dengan luas daerah yang ditempati.

2.3 Dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan


a. Berkurangnya Ketersediaan Lahan
Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat
kepadatan semakin tinggi .Pada sisi lain ,luas tanah atau lahan tidak bertambah.Kepadatan
penduduk dapat mengakibatkan tanah pertanian semakin berkurang karena digunakan untuk
pemukiman penduduk.

b. Kebutuhan Udara Bersih


Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan .Demikian pula manusia
sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk kehidupanya.Manusia memperoleh
oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih .Udara bersih berati udara yang tidak
tercemar,sehingga huyakitas udara terjaga dengan baik.Dengan udara yang bersih akan diperoleh
pernapasan yang sehat.

c. Kerusakan Lingkungan
Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk dijadikan lahan
pertanian atau pemukiman .Para ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70% hutan di
dunia yang alami telah ditebang atau rusak parah .Menigkatnya jumlah penduduk akan diiringi
pula dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan hutan secara
liar untuk dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil hutan sebagai mata pencaharian
penduduk akan merusak ekosistem hutan.

d. Kebutuhan Air Bersih


Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup .Akan tetapi,air yang dibutuhkan
manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan untuk kebutuhan penduduk
atau rumah tangga sehari-hari. Bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang
meliputi syarat fisika ,kimia ,dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat
kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak brubah
warna), tidak ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung mikrooganisme
atau kuman-kuman penyakit.

e. Kekurangan Makanan
Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan. Dengan bertambahnya
jumlah populasi manusia atau penduduk, maka jumlah kebutuhan makanan yang diperlukan juga
semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka dapat
terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju pertambahan penduduk lebih cepat
daripada kenaikan produksi pangan makanan. Ketidakseimbangan antara
bertambahnya penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas
hidup manusia. Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi
menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit rendah, sehingga mudah
terjangkit penyakit.

2.4 Solusi Mengatasi Masalah Kepadatan Penduduk

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :


1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :


1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan
banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan
yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan


Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,
maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga
berencana.

3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi


Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk
rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah
penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan


Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan
laju pertumbuhan.Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak
ketergantungan dengan daerah lainnya.

2.5 Macam-Macam Cara Pengambilan Populasi


Populasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu populasi sampling dan populasi sasaran :
Populasi Sampling Dan Populasi Sasaran
Populasi sampling adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran
adalah populasi yang benar-benar dijadikan sumber data. Sebagai contoh, misalnya kita akan
meneliti bagaimana rata-rata tingkat prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
Unpad dan kita hanya akan memokuskan penelitian kita pada mahasiswa yang aktif di lembaga-
lembaga kemahasiswaan, maka seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad adalah
populasi sampling, sedangkan seluruh mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan
adalah populasi sasaran.
2.6 Teknik Pengambilan Sample
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat
sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik
pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sample)
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan
yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktorpemilihan atau penunjukan sampel yang mana
akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan
terjadi bias.Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Inimerupakan
salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.Keuntungan pengambilan sampel
dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
• Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
•Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapatdiperkirakan.
• Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilaistatistik. Nilai
statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.Perbedaan inilah yang disebut
sebagai Penyimpangan (Sampling Error)
Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampelterhadap populasinya
tidak mungkin diukur.Pengukuran penyimpangan inimerupakan salah satu bentuk pengujian
statistik.Penyimpangan yang terjadipada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul
data dan pengoladata disebut Non Sampling Error.
2.7 Cara Pengambilan Sample
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebagai berikut:
1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disiniproses memilih sejumlah sampel n dari
populasi N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi “Cointoss”.
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label “Random Numbers” yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:
2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K” dari titik awal yangdipilih secara random,
dimana:
N (Jumlah anggota populasi)
K =n (jumlah anggota sam pel)
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambilsebagai sampel
(pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilansampel dilakukan
dalam setiap strata baik secara simple random sampling,maupun secara systematic random
sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizianak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya
Medan (≥ 4-6 tahun).Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda
(heterogen)maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnyauntuk Taman
Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 TamanKanak-Kanak yang ada di Kota
Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah.
4. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri
dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil
sebagai sampel. Cara ini dipakai bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap
karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok.Misalnya ingin meneliti gambaran
karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FKUSU.
5. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih.Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.Misalnya kita ingin meneliti
Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuaikondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel
yang akan diambil ± 2000.
Cara ini dipergunakan bila:
– Populasinya cukup homogeny
– Jumlah populasi sangat besar
– Populasi menempati daerah yang sangat luas
– Biaya penelitian kecil

2.8 Pertanyaan
1. Apa-apa saja yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah...
Jawab : Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau
imigrasi.
Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau
emigrasi.

2. Apa-apa saja dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan...


Jawab : Berkurangnya Ketersediaan Lahan
 Kebutuhan Udara Bersih
Kerusakan Lingkungan
Kebutuhan Air Bersih
Kekurangan Makanan

3. Bagaimana solusi mengatasi masalah kepadatan penduduk...


Jawab : Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

4. Cara – cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk...
Jawab : Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan

5. Keuntungan apa – apa saja ketika pengambilan sample dengan probability sampling...
Jawab : Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang
menduduki suatu tempat, wilayah atau Negara.Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan
tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan
antara lain:
a. Berkurangnya Ketersediaan Lahan
b. Kebutuhan Udara Bersih
c. Kerusakan Lingkungan
d. Kebutuhan air bersih
e. Kekurangan makanan, dan
f. Pencemaran lingkungan
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan
penduduk adalah:
 Menggalakkan program KB (Keluarga Berencana)
 Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk antara
lain:
 Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
 Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
 Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
 Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
DAFTAR PUSTAKA
Mufid, sofyan Anwar. 2010.Ekologi Manusia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Soemarwoto,Otto.2004.Ekologi Lingkungan Hidup danPembangunan. Jakarta:Djambatan.

Soemarwoto,Otto.2007.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:Gadjah MadaUniversity


Press.

http://aiirm59.blogspot.com/2012/07/permasalahan-penduduk-dan-dampaknya.html

http://attaqinaufalahmad.blogspot.com/2012/04/masalah-kepadatan-penduduk-di-indonesia.html

http://www.jawaposting.blogspot.com/2011/04/masalah-kepadatan-penduduk.html.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya pengetahuan ekologi banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika
terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah
matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi
organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan
pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang dipelajari, tetapi juga memperhatikan
adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang
dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak
ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, menandakan pembedaan dan
memelihara diri seperti yang dilakukan organisme. Di samping itu, populasi juga mempunyai organisasi
dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu
dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri populasi?
2. Bagaimana kerapatan populasi dan cara pengukurannya?
3. Bagaimana parameter utama populasi?
4. Bagaimana distribusi individu dalam populasi?
5. Bagaimana struktur utama populasi?
6. Bagaimana pertumbuhan populasi dan faktor-faktor pembatasnya?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui ciri-ciri populasi.
2. Mengetahui kerapatan populasi dan cara pengukurannya.
3. Mengetahui parameter utama populasi.
4. Mengetahui distribusi individu dalam populasi.
5. Mengetahui struktur utama populasi.
6. Mengetahui pertumbuhan populasi dan faktor-faktor pembatasnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk
menjelaskan bahwa individu-individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun
tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi
genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup di suatu tempat tertentu dan antara
sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
B. Ciri-Ciri Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau
kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
1. Ciri-Ciri Biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri-ciri biologi, antara lain:
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang
berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur).
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua =
senessens, dan mati).
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan.
d. Mempunyai hereditas.
e. Terintegrasi oleh faktor-faktor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama).

2. Ciri-Ciri Statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri-ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan
merupakan hasil perjumpaan dari ciri-ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur.
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen).
d. Dispersi (sebaran individu intra populasi).
C. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang
umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan
isi (volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah
per hektar, 300 individu Keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas
permukaan tambak, atau 50 individu afik (kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari
organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala
penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologi (kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan
ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar-benar (sesungguhnya) ditempati
(mikrohabitat). Contoh: kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per
daun.
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak (absolut)
dan kerapatan nisbi (relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area,
sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan
suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan
sample (sampling).
1. Kerapatan Mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
a. Pencacahan Total (Perhitungan Menyeluruh)
Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup
dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang
hidupnya menetap, misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk
menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan
lain-lain.
b. Metode Sampling (Cuplikan)
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari
populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan)
populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukuran dan jumlah cuplikan, oleh
karena itu bersangkut paut pula dengan metode-metode statistik. Beberapa metode pencuplikan yang
digunakan antara lain:
1) Metode Kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran
dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa
kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata-ratanya untuk seluruh area yang
diselidiki.
2) Metode Menangkap, Menandai, Menangkap Ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: (1)
individu-individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak (2) individu-individu
yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda (3) tanda-tanda yang
dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
3) Metode Removal (Pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi-asumsi dasar yang
digunakan dalam metode pengambilan adalah sebagai berikut: (1) populasi tetap stasioner selama
periode penangkapan (2) peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda
panangkapan adalah sama (3) probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda
penangkapan adalah sama.
2. Pengukuran Kerapatan Nisbi (Relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan perangkap
b. Menggunakan jala
c. Menghitung jumlah felet faeses
d. Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan
waktu.
e. Tangkaan persatuan usaha
f. Jumlah artifakta
g. Daya makan
h. Kuesioner
i. Sensus tepi jalan
j. Umpan manusia
D. Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui produksi
individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari telur melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas = jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.

Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain:
a. Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini
diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b. Fekunditas
Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru. Dalam ekologi dikenal dua
macam natalitas yaitu: (1) natalitas maksimum = n. mutlak (absolut) = n (2) natalitas ekologi =
pertambahan populasi di bawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.
2. Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni, matinya individu di bawah kondisi
lingkungan tertentu.
b. Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal,
optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3. Emigrasi, Imigrasi dan Migrasi
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
a. Emigrasi, yaitu perpindahan keluar dari area suatu populasi.
b. Imigrasi merupakan perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan
peningkatkan kerapatan.
c. Migrasi menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
E. Distribusi Individu dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola
penyebaran) secara umum dapat dibedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang ditempati
adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti
pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians
(s2) yang sama dengan rata-rata (x).
2. Teratur (Seragam, Unity)
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras
atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata.
Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini
ditunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x).
3. Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat
terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik,
pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x).
F. Struktur Umur Populasi
Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat dilakukan dengan mengatur data kelompok
usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase
jumlah individu dari tiap kelas usia digambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif
tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni:
1. Populasi yang sedang berkembang.
2. Populasi yang stabil.
3. Populasi yang senesens (tua).
G. Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar
dari laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan
bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).

1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan
ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa ada persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian
kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat
berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat
(fase akselerasi positif). Kemudian makin cepat sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik
(fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan
lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya
mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang
merupakan asimptot atas dari kurva sigmoid, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat
lagi disebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat
kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di
dukung oleh habitat tersebut.
H. Faktor-Faktor Pembatas Pertumbuhan Populasi
Adapun yang menjadi faktor-faktor pembatas pertumbuhan populasi antara lain sebagai berikut:
1. Tergantung kepadatan: makanan dan ruangan.
2. Tidak tergantung kepadatan : iklim dan bencana alam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu: ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-
individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan
atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah
penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit dilakukan, besarnya
ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas
tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat diukur dengan metode sensus, sampling atau
pengukuran nisbi.
Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi ditentukan dengan
perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu dipengaruhi oleh
jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.
B. Saran
Dalam perkembangannya, populasi sering mengalami yang namanya angka penurunan atau angka
kerapatan. Untuk itu diperlukan adanya pengetahuan dalam menentukan atau mengukur besarnya
tingkat penurunan atau kerapatan populasi, sehingga bisa diketahui dengan pasti mana populasi yang
jumlahnya meningkat, dan mana pula populasi yang jumlahnya menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan: FMIPA UNIMED.
Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai