Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KIMIA FARMASI DASAR

WUJUD ZAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Kimia Farmasi Dasar
Dosen Pengampu :
Fadlilaturrahmah, S. Farm., M.Sc., Apt

Disusun oleh :
Kelompok XI

Joseph Christian Imanuel Sitorus 1911015210005


Rizki Swastika Puri 1911015220032
Sarifah Nazla Nabelia 1911015220020
Sofia Nur Azizah 1911015220007
Tri Yulidhea Gracia 1911015220019

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Wujud Zat” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan tak lupa
ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Fadlilaturrahmah, S. Farm., M.Sc.,
Apt selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Farmasi Dasar yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
yang diberikan demi tercapainya tujuan perkuliahan yang telah direncanakan. Kami
juga berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat memperluas pengetahuan dan
menambah pengalaman bagi penulis serta memberikan wawasan kepada pembaca
mengenai hal-hal terkait dengan wujud zat.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami belum sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.

Banjarbaru, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Definisi Wujud Zat ....................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Materi ......................................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Wujud Zat.................................................................................... 4
2.4 Perubahan Wujud Zat.................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 8
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 8
4.2 Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN ............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase
benda kekeadaan wujud yang lain. Wujud zat merupakan bentuk-bentuk
berbeda yang didapatkan dari berbagai materi berlainan. Pada dasarnya
perbedaan fase ini didasari oleh perbedaan kualitatif dalam sifat baik dengan
keadaan padatan zat untuk mempertahankan bentuk dan volumenya. Dalam
keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan
wadah tersebut. Sedangkan pada keadaan gas zat mengembang untuk
menempati volume yang tersedia (Giancolli, 1999). Salah satu identitas zat
kimia yang mudah dikenali adalah wujudnya, yaitu padat, cair dan gas
(Syukri, 2008).
Wujud zat dapat didefinisikan sebagai keadaan fase. Sebuah transisi
fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perbedaan drastic
dari sifat-sifatnya. Perbedaan wujud zat ini merupakan tiap keadaan
termodinamika yang diberikan dari sebuah transisi fase. Perubahan wujud zat
terbagi atas tiga yaitu zat padat, cair dan gas (Kristanto, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, perumusan
masalah yang akan ditelaah lebih lanjut dalam makalah ini adalah mengenai
Wujud Zat. Secara lebih rinci permasalahan tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah definisi zat?
2. Bagaimana klasifikasi materi?
3. Bagaimana klasifikasi wujud zat?
4. Bagaimana perubahan wujud zat?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan definisi zat.
2. Mendeskripsikan klasifikasi materi.
2. Mendeskripsikan klasifikasi wujud zat.
3. Mendeskripsikan perubahan wujud zat.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini secara teoretris dan praktis dapat menambah
ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Makalah ini diharapkan dapat digunakan
untuk mendorong pembacanya agar mampu memahami permasalahan
mengenai pemanasan wujud zat. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh
sebagai berikut.
1. Agar pembaca dapat mengetahui definisi zat.
2. Agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi materi.
3. Agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi wujud zat.
3. Agar pembaca dapat mengetahui perubahan wujud zat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Zat


Zat adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi (konstan)
yang pasti dan berbeda properti. Contohnya adalah air, ammonia, gula meja
(sukrosa), emas, dan oksigen. Zat berbeda satu sama lain dalam komposisi dan
dapat diidentifikasi oleh penampilan, bau, rasa, dan properti lainnya (Chang,
2009).
Zat diidentifikasi oleh sifat-sifatnya dan juga oleh komposisinya.
Warna, titik leleh, dan titik didih adalah sifat fisik. Sifat fisik dapat berupa
diukur dan diamati tanpa mengubah komposisi atau identitas suatu zat.
Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik lebur es dengan memanaskan balok
es dan merekam suhu di mana es dikonversi menjadi air. Air berbeda dari es
hanya dalam penampilan, bukan dalam komposisi, jadi ini adalah perubahan
fisik; kita bisa membeku air untuk memulihkan es asli. Oleh karena itu, titik
leleh suatu zat adalah sifat fisik. Demikian pula, ketika kita mengatakan
bahwa gas helium lebih ringan dari udara, kita benar mengacu pada properti
fisik (Chang, 2009).

2.2 Klasifikasi Materi


Ahli kimia membedakan beberapa subkategori materi berdasarkan
komposisi dan sifat, antara lain:
1. Zat dan campuran
Campuran adalah kombinasi dari dua atau lebih zat di mana zat
tersebut mempertahankan identitas mereka yang berbeda. Beberapa
contoh yang dikenal adalah udara, minuman ringan, susu, dan semen.
Campuran tidak memiliki komposisi konstan. Oleh karena itu, sampel
udara tersusun di kota yang berbeda mungkin akan berbeda dalam
komposisi karena perbedaan di ketinggian, polusi, dan sebagainya.

3
Campuran dapat berupa campuran homogen atau heterogen.
Saat satu sendok gula larut dalam air diperoleh campuran homogen di
mana komposisi campurannya sama. Namun, jika pasir dicampur
dengan besi, maka pasir biji-bijian dan setrika tetap terpisah. Jenis
campuran ini disebut campuran heterogen karena komposisinya tidak
seragam. Setiap campuran, apakah homogen atau heterogen, dapat
dibuat dan kemudian dipisahkan dengan cara fisik menjadi komponen
murni tanpa mengubah identitas komponen. Jadi, gula dapat diperoleh
kembali dari larutan air dengan memanaskannya solusi dan
menguapkannya sampai kering. Kondensasi uap akan memberi
kembali komponen air.
2. Unsur dan senyawa
Zat bisa berupa unsur atau senyawa. Suatu unsur adalah zat
yang tidak dapat dipisahkan menjadi zat yang lebih sederhana dengan
cara kimia. Ahli kimia menggunakan simbol berupa huruf untuk
mewakili elemen. Huruf pertama simbol selalu ditulis dengan huruf
kapital, tetapi huruf-huruf berikut tidak. Misalnya, Co adalah simbol
untuk elemen kobalt, sedangkan CO adalah rumusnya untuk molekul
karbon monoksida. Simbol dari beberapa elemen berasal nama-nama
Latin mereka misalnya, Au dari aurum (emas), Fe dari besi, dan Na
dari natrium sedangkan sebagian besar dari mereka berasal dari nama
bahasa Inggris mereka. Atom sebagian besar elemen dapat berinteraksi
satu sama lain untuk membentuk senyawa.

(Chang, 2009).

2.3 Klasifikasi Wujud Zat


Klasifikasi wujud zat sebagai berikut.
1. Wujud Padat ( Solid )
Benda padat memiliki bentuk dan volume yang tetap. Bentuknya tetap
dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun

4
secara teratur dalam tiga dimensi serta mempunyai gaya tarik menarik
antar partikelnya sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada
zat padat dapat bergerak dan berputar-putar pada kedudukannya saja.
Wujud padat dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu Kristal dan amorf.
Es merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki
keteraturan yang kaku dan menjangkau jauh atom-atomnya, molekul-
molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat tertentu. Gaya yang
menyebabkan kestabilan Kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen,
gaya van der Waals, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya ini.
Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan
keteraturan molekul yang menjangkau jauh (Chang, 2005).

2. Wujud Cair ( Liquid )


Zat cair mempunyai sifat berbentuk berubah-ubah dan volumenya
tetap. Molekul dalam cairan berdekatan tetapi tidak dipegang dalam
posisi kaku dan dapat bergerak melewati satu sama lain (Chang, 2009).

3. Wujud Gas
Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya
berubah-ubah juga. molekul-molekul itu terpisah dinilai oleh jarak yang
besar dibandingkan dengan ukuran molekul (Chang, 2009). Gas
merupakan wujud zat yang paling mudah dimampatkan. Gas-gas akan
segera bercampur secara merata dan sempurna jika ditempatkan dalam
wadah yang sama. Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan cairan dan padatan (Chang, 2005).

2.4 Perubahan Wujud Zat


Perubahan wujud benda itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut :
a. Perubahan Fisika.
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, serta
sifat komponen penyusunnya tetap sama. Perubahan fisika yang berupa

5
perubahan bentuk, seperti kayu gelondongan menjadi kursi kayu. Perubahan
tersebut hanya menunjukkan perubahan bentuk, dengan sifat-sifat yang masih
sama. Perubahan fisika yang berupa perubahan wujud, seperti air yang di
masukkan ke dalam lemari pendingin akan membeku, wujudnya berubah dari cair
menjadi padat (Huda et al.,2013).
b. Perubahan Kimia.
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru, serta diikuti
oleh perubahan sifat kimia dan reaksi kimia. Perubahan kimia dapat disebabkan
oleh pembusukan, pembakaran, dan perkaratan atau korosi (Huda et al.,2013).
Perubahan wujud suatu benda meliputi:
1. Mencair atau melebur.
Perubahan wujud padat menjadi cair, pada peristiwa ini di perlukan panas.
Contoh: Es dipanaskan akan mencair atau melebur.
2. Menguap.
Perubahan wujud dari zat cair menjadi uap, pada peristiwa ini diperlukan
panas. Contoh: Minyak wangi, bensin, akan menjadi uap pada lingkungan yang
panas.
3. Mengembun.
Perubahan wujud gas menjadi cair, pada peristiwa ini terjadi pelepasan panas
dari zat yang mengembun itu. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan
es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di
lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan
4. Membeku
Perubahan wujud dari zat cair menjadi zat padat, peristiwa pembekuan
terjadi jika benda atau zat melepaskan panas. Contoh peristiwa membeku yaitu air
yang dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
5. Menyublim
Perubahan wujud zat padat menjadi gas, atau gas menjadi padat, pada
peristiwa zat padat menjadi gas diperlukan panas, sedangkan perubahan wujud

6
gas menjadi padat terjadi pelepasan panas. Contoh: Kamper (kapur barus) akan
berubah menjadi gas di lingkungan yang panas.
(Nurhayati, 2019).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, penulis memiliki beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Wujud zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
2. Materi diklasifikasikan menjadi zat, campuran, unsur, dan senyawa.
3. Wujud zat diklasifikasikan menjadi wujud padat atau solid, wujud
cair atau liquid dan wujud gas.
4. Perubahan wujud zat meliputi zat mencair atau melebur, menguap,
mengembun, membeku, dan menyublim.

3.2 Saran
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini, semoga dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan penulis akan
pentingnya pengetahuan tentang materi. Penulis juga berharap agar tujuan
dalam makalah ini dapat tercapai sesuai yang diharapkan yaitu mampu
memahami konsep-konsep materi dan perubahannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3. Erlangga,
Jakarta.

Chang, Raymond. 2009. Chemistry Edisi 10. McGraw-Hill Companies, Incorporated,


New York.

Huda, D. K., Supriyono & A. Qosyim. 2013. Penerapan IPA Terpadu Tipe Connected
dengan Model Cooperative Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Perubahan Fisika dan Kimia di SMP Muhammadiyah 6
Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, 1 : 95-102.

Nurhayati, E. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Perubahan Wujud
Benda melalui Contextual Teaching and Learning (CTL). Jurnal Penelitian
Pendidikan, 8 : 237-243.

9
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai