Indonesia
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh besar temperatur dan tekanan terhadap tegangan
permukaan larutan sabun. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan
pendekatan kuantitatif, dengan mengacu pada sumber perpustakaan seperti buku dan artikel yang
relevan dengan subjek. Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan
larutan sabun berbanding terbalik dengan temperatur. Ketika suhu meningkat, tegangan permukaan
cenderung menurun. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah, tegangan permukaan meningkat. Hal
ini menunjukkan bahwa temperatur mempengaruhi kekuatan intermolekul dalam larutan sabun,
yang pada gilirannya mempengaruhi tegangan permukaan. Dalam hal tekanan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa tekanan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tegangan
permukaan. Hal ini disebabkan oleh adanya zat dalam larutan sabun yang dapat meminimalkan luas
permukaan dan mengurangi efek tekanan eksternal.Penelitian ini memberikan wawasan tentang
hubungan antara temperatur, tekanan, dan tegangan permukaan larutan sabun. Namun, perlu dicatat
bahwa studi ini didasarkan pada metode penelitian kuasi eksperimental, dan ada potensi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan desain eksperimental yang lebih baik dan kontrol yang
lebih ketat.
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of temperature and pressure on the surface tension of the soap
solution. The research method used is quasi-experimental with a quantitative approach, with
reference to library sources such as books and articles that are relevant to the subject.Through this
experiment, it can be concluded that the surface tension of the soap solution is inversely proportional
to temperature. When the temperature increases, the surface tension tends to decrease. Conversely, at
lower temperatures, the surface tension increases. This shows that temperature affects the
intermolecular forces in the soap solution, which in turn affects the surface tension.In terms of
pressure, the research results show that pressure has no significant effect on surface tension. This is
due to the presence of substances in the soap solution which can minimize the surface area and reduce
the effects of external pressure.This study provides insight into the relationship between temperature,
pressure, and surface tension of soap solutions. However, it should be noted that this study was based
on a quasi-experimental research method, and there is potential for further research with better
experimental designs and tighter controls.
Praktik laboratorium bukan hanya sekadar membantu siswa memahami konsep dan
teori yang diajarkan, tetapi juga mendorong pengembangan kerangka konseptual mereka
melalui penggunaan berbagai proses kognitif (Sutarno et al., 2017). Praktek kerja di
laboratorium melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengamatan dan manipulasi langsung
terhadap objek dan bahan nyata sebagai bentuk aktivitas pembelajaran (Sulistiyono et al.,
2019). Kegiatan untuk menemukan pengetahuan dimulai dari mengamati, menanya,
mencoba, menyimpulkan hingga mengkomunikasikan (Muzaky & Handhika, 2015).
Menurut Pasal 42 dan 43 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, setiap sekolah
memiliki kewajiban untuk memiliki prasarana yang meliputi ruang laboratorium, berbagai
jenis alat laboratorium IPA yang standar, dan peralatan pembelajaran lainnya sesuai dengan
daftar minimum peralatan dan standar jumlah peralatan. Di Permendiknas Nomor 24 Tahun
2007, disebutkan bahwa Standar Sarana dan Prasarana untuk sekolah mulai dari SD hingga
SMA memiliki kriteria minimum sarana seperti perabot, peralatan pendidikan, dan media
pendidikan yang dimiliki oleh sekolah.
Buku panduan praktikum, atau yang dikenal juga sebagai "Praktikum Cookbook",
adalah suatu petunjuk yang disusun secara sistematis untuk memberikan instruksi langkah
demi langkah tentang pelaksanaan praktikum atau eksperimen tertentu (Wenning, 2011).
Buku panduan ini umumnya digunakan dalam konteks pendidikan atau lingkungan
laboratorium untuk membantu peserta praktikum memahami dan menjalankan tugas dengan
akurat (Darmawi, 2019). Praktikum Cookbook merujuk pada panduan yang dirancang untuk
memberikan instruksi langkah demi langkah tentang bagaimana melakukan praktikum atau
eksperimen tertentu (Cairns & Areepattamannil, 2017).
Dalam pelaksanaan praktikum fisika banyak sekali materi yang dikaji, salah satu
pokok bahasan dalam pembelajaran fisika di laboratorium adalah tegangan permukaan
(Mukti, 2022). Tegangan permukaan adalah kekuatan yang harus diberikan sepanjang
permukaan untuk menyeimbangkan gaya tarik ke dalam pada cairan. Fenomena ini terjadi
karena adanya perbedaan antara gaya adhesi antara cairan dan udara yang lebih rendah
daripada gaya kohesi antara molekul cairan. Akibatnya, terbentuklah gaya tarik ke dalam
pada permukaan cairan. Tegangan permukaan merupakan ungkapan gaya persatuan panjang
yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap sembarang garis atau irisan yang bekerja pada
permukaan cairan yang cenderung menarik permukaan cairan untuk menutup (Giancoli,
2014).
Pada zat cair, molekul di dalam massa cair saling berinteraksi melalui gaya tarik-
menarik antarmolekul yang disebut gaya van der Waals (Bambang Murdaka, 2018). Molekul
di permukaan cairan mengalami gaya tarik-menarik oleh molekul di dalam cairan, tetapi juga
mengalami gaya tarik-menarik oleh molekul di luar cairan, seperti molekul udara di atasnya
(Tang & Suendo, 2021). Akibatnya, molekul di permukaan mengalami gaya tarik yang lebih
kuat ke dalam cairan daripada ke arah udara atau padatan di sekitarnya. Ini menghasilkan
efek seperti "lapisan" pada permukaan cairan (Ermawati, 2021).
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang yang bekerja
sejajar dengan garis batas antara dua fase (Yeni, 2019). Dalam kasus tegangan permukaan
antara cairan dan udara, gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan cairan dan sejajar
dengan garis batas disebut tegangan permukaan (Bambang, 2018). Tegangan permukaan
suatu cairan berhubungan dengan gaya tegang yang dimiliki permukaan cairan itu (Surya Y,
2009). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan
permukaan F dengan panjang d tempat gaya tersebut bekerja (Saripudin, 2019) yang secara
matematis dirumuskan dengan:
F
y
2l
Nilai tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh kekuatan interaksi
antarmolekul dalam cairan tersebut. Zat cair dengan interaksi antarmolekul yang lebih kuat
cenderung memiliki tegangan permukaan yang lebih tinggi (Wita, 2022). Tegangan
permukaan mempengaruhi banyak fenomena di kehidupan sehari-hari, seperti aliran kapiler
(ketika air naik dalam tabung tipis), tetesan air yang membentuk bola, atau serapan air oleh
tanah. Sifat tegangan permukaan ini juga penting dalam berbagai aplikasi teknis, seperti
dalam produksi sabun, pembuatan cat, dan industri minyak dan gas bagaimana melakukan
praktikum atau eksperimen tertentu (Wulandari et al., n.d.).
Pada permukaan zat cair, terdapat beberapa gaya yang bekerja akibat interaksi
antarmolekul yaitu adanya Gaya Tarik-Menarik Molekul dalam Cairan, Gaya Tarik-Menarik
Molekul Permukaan ke dalam Cairan, Gaya Tarik-Menarik Molekul Permukaan oleh
Molekul di Luar Cairan. Gaya kohesi dan adhesi juga menentukan tegangan permukaan zat
cair (Ara Doni, 2022). Gaya Adhesi berlawanan dengan gaya kohesi, gaya adhesi cenderung
memperlemah tegangan permukaan zat cair (Kamajaya, 2007). Akibat adanya gaya-gaya ini,
molekul-molekul di permukaan cairan berada dalam keadaan yang berbeda dari molekul-
molekul di dalam cairan (Hardani, 2022).
METODE
Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemkakan, maka metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimental
dengan pendekatan kuantitatif dan sumber perpustakaan, termasuk buku dan artikel yang
relevan dengan subjek ini, digunakan untuk penelitian. Analisis artikel ini adalah analisis isi
(Tobin 2018). Untuk tujuan membuat artikel, mulailah dengan mempelajari banyak sumber
yang terhubung. Selanjutnya, gunakan teknik analisis isi untuk mengidentifikasi tema yang
muncul di berbagai sumber tersebut. Ketiga, membuat penilaian. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan cara praktikum secara nyata dalam model
praktikum cookbook dengan materi pembahasan Tegangan Permukaan.
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian adalah air sabun, benang, kertas milimeter,
dua buah batang gelas yang sama panjang, neraca, dan termometer.
Hasil dan Pembahasan
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar.
Tegangan permukaan terhadap tekanan dan temperature. Tekanan tidak secara langsung
mempengaruhi tegangan permukaan. Tegangan permukaan merupakan kecenderungan zat
untuk meminimalkan luas permukaan yang terkena. Dalam keadaan keseimbangan, tegangan
permukaan menyebabkan permukaan zat menjadi tegang atau berkontraksi agar luas
permukaan minimal. Namun, tekanan pada zat tidak mengubah tegangan permukaan itu
sendiri. Meskipun demikian, perubahan tekanan dapat mempengaruhi bentuk atau bentuk
permukaan zat cair, tetapi tidak mempengaruhi tegangan permukaan secara langsung.
Untuk mengetahui besar tegangan dan pengaruh tekanan dan termperatur terhadap tegangan
permukaan dilakukan percobaan dengan menggunakan dua batang gelas yang dibuat sama
Panjang dan saling dihubungkan dengan dua benang lalu di celupkan ke dalam air sabun dan
diangkat akan membentuk selaput seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 1.1, Dua batang gelas yang dihubungkan dua benang.
Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang
dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya tarik
antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan seperti pada gambar 1.1 dan 1.2. Cara ini
dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar permukaan zat
cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk
diangkat batang kaca dengan memegang salh stau batang kaca tersebut.
Hasil dari percobaan diatas tercatat dalam tabel hasil pengamatan berikut ini.
Data 1
Data 2
Setelah mencatat hasil percobaan dalam bentuk tabel, kemudian di analisis menggunakan
perhitungan yang sudah di rumuskan Dimana L adalah jarak lurus pada saat terjadi selaput.
m.g
Dengan demikian: y=
2(C +2 r)
Dimana :
y: tegangan permukaan
m: massa
g: gravitasi
r: pusat lengkung
Data 1
Panjang tali 25 cm
0,35 X 10
y= =2,97
2(0,14 )+ 4(0,225)
Panjang tali 20 cm
0,35 X 10
y= =3,21
2(0,155)+4 (0,195)
Panjang tali 15 cm
0,35 X 10
y= =3,6
2(0,165)+4 (0,16)
Data 2
Panjang tali 25 cm
0,2 X 10
y= =1,77
2(0,145)+4 (0,21)
Panjang tali 20 cm
0,2 X 10
y= =1,87
2(0,155)+4 (0,19)
Panjang tali 15 cm
0,2 X 10
y= =2,2
2(0,165)+4 (0,145)
Setelah dilakukan eksperimen di laboratorium, dihasilkan data yang akan diolah untuk
melihat pengaruh temperatur terhadap besar besar tegangan permukaan. Data tersebut diolah
dalam bentuk grafik hubungan untuk mempermudah mengambil kesimpulan dari hasil
penelitian
3.5 3.6
f(x) = 0.315 x + 2.63
R² = 0.981454005934718 3.21
3 2.97
2.5
1.5
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Maka pada grafik tersebut menunjukan bahwa tegangan permukaan dipengaruhi oleh
temperatur. Tegangan permukaan berbandung terbalik dengan temperature, semakin tinggi
suhu , maka tegangan permukaan akan semakin kecil dan semakin rendah suhu, maka akan
semakin besar tegangan permukaan.
Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Tegangan permukaan berbandung terbalik
dengan temperature, semakin tinggi suhu , maka tegangan permukaan akan semakin kecil dan
semakin rendah suhu, maka akan semakin besar tegangan permukaan. Pada tekanan tidak
terlalu berpengaruh terhadap tegangan permukaan karena cenderung memiliki zat untuk
meminimalkan luas permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anita F. Waluyo, H. Sabarman. (2019). Fabrikasi Fiber Polyvinyl Alcohol (Pva) Dengan
Elektrospining. Gravity Vol. 5 No. 1
Asmawati, eka yulisari. (2022). Membandingkan tegangan permukaan dengan tegangan air
menggunakan zat pewarna makananan sebagai alat peraga pembelajaran. JPF, 64–69.
Cairns, D., & Areepattamannil, S. (2017). Exploring the Relations of Inquiry-Based Teaching
to Science Achievement and Dispositions in 54 Countries.
https://doi.org/10.1007/s11165-017-9639-x
Desy Hanisa Putri, Eko Risdianto, dan sutarno. (2020). identifikasi keterlaksanaan praktikum
fisika SMA dan pembekalan keterampilan abad 21. SNSE IV, 112–122.
Ermawati, Frida U. (2021). Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan dengan Induksi
Elektromagnetik. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, 4, 4–7.
Hardani, S. Idawati. (2022). Buku Ajar Farmasi Fisika. Yogyakarta. Samudra Biru.
Juliyanto, Eko, Rofingah, Janatur, Sejati, Arba Finda, & Hakim, Fatih Nuzulil. (2021).
Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 176–186.
Jumini, Sri. (2015). Pengaruh Tegangan Permukaan Diselat Gibraltar Berdasarkan Surat Ar-
Rahman Ayat 19-20. Jurnal Ppkm II, 106–113.
Metil, Emulsi, Sulfonat, Ester, & Hidayati, Sri. (2020). Pengaruh Rasio Mol, Suhu Dan Lama
Reaksi Terhadap Tegangan Permukaan Dan Stabilitas Emulsi Metil Ester Sulfonat Dari
CPO (The effect of Mol ratio, temperature and reaction time on surface tension and
stability of metal ester sulfonat emulsion from CPO). Jurnal Teknologi Industri Dan
Hasil Pertanian, 14(1), 38–44.
Mukti Ali, M. Syihab. I., Jusman. (2022). Determining The Surface Tension Of A Liquid
And The Drop Comparison Method. Jurnal Pendidikan Fisika Vol 11. No 1. 143-150.
Muzaky, A. F., & Handhika, J. (2015). Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis
Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor dalam
Kelas Remedial SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 2014
Nurjannah, N. (2015). Analisis Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Kit Ipa Fisika Di Smp
Se-Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 3(1), 6. https://doi.org/10.22487/j25805924.2015.v3.i1.2368
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2005). PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasionl Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
R. Widya, Penggunaan teknik tracking pada perangkat lunak logger pro untuk menentukan
tegangan permukaan pada variasi suhu. Skripsi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
2012.
Resbiantoro, G., & Nugraha, A. W. (2017). Miskonsepsi mahasiswa pada konsep dasar gaya
dan gerak untuk sekolah dasar. JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG, 5(2), 80-87
Saripudin, A. (2019). Praktis Belajar Fisika. Grafindo Media Pratama.
Sulistiyono, S., Mundilarto, M., & Kuswanto, H. (2019). Pengembangan Instrumen Penilaian
Kerja Laboratorium Fisika untuk Mengukur Sikap dan Tanggung Jawab Siswa. Jurnal
Materi dan Pembelajaran Fisika, 9(1), 43-49.
Sutarno, S., Setiawan, A., Suhandi, A., Kaniawati, I., & Putri, D. H. (2017). Keterampilan
Pemecahan Masalah Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bandul Fisis Menggunakan
Model Problem Solving Virtual Laboratory. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi,
3(2), 164–172. https://doi.org/10.29303/jpft.v3i2.396
Tang, Muhamad, & Suendo, Veinardi. (2021). Pengaruh Penambahan Pelarut Organik
Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun. Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran Dan Sains, m(Snips), 1–7. Tobin, R. G. (2018). Recitation Sections
Improve Student Introductory Mechanics Course. https://doi.org/10.1119/1.5018689
Wilcox, B. R., & Lewandowski, H. J. (2017). Developing skills versus reinforcing concepts
in physics labs : Insight from a survey of students ’ beliefs about experimental physics.
010108, 1–9. https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.13.010108
Wirawan, R., Dwiyati, S. F, Djati. (2016) Pembuatan Wetting Tension Test Mixture Untuk
Pengukuran Tegangan Permukaan Film Plastik Pada Industri Flexible Packaging. Jurnal
Penelitian, Fadjar Dhahana Djati.
Yeni, M., Abd Mujahid. H. (2019). Model Baru Statika Fluida Yang Melibatkan Interaksi
Elektrostatik di Dalam Tabung Silinder. JPK 5(2)-2019, 145-149.
Lampiran
Tabel pengamatan
- Air biasa
Massa air = 200g
Masa air + sabun = 350g
Gravitasi bumi = 10 m/s2
Tempertaur awal = 330C
PERCOBAAN 1
Panjang tali 25 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 22,5 cm 14 cm
2 22,5 cm 14 cm
3 22,5 cm 14 cm
3 22,5 cm 14 cm
5 22,5 cm 14 cm
Panjang tali 20 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 19,5 cm 15,5 cm
2 19,5 cm 15,5 cm
3 19,5 cm 15,5 cm
3 19,5 cm 15,5 cm
5 19,5 cm 15,5 cm
Panjang tali 15 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 16 cm 16,5 cm
2 16 cm 16,5 cm
3 16 cm 16,5 cm
3 16 cm 16,5 cm
5 16 cm 16,5 cm
Keterangan :
Air panas
Panjang tali 25 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 21 cm 14,5 cm
2 21 cm 14,5cm
3 21 cm 14,5 cm
3 21 cm 14,5 cm
5 21 cm 14,5 cm
Panjang tali 20 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 19 cm 15,5 cm
2 19 cm 15,5 cm
3 19 cm 15,5 cm
3 19 cm 15,5 cm
5 19 cm 15,5 cm
Panjang tali 15 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 14,5 cm 16,5 cm
2 14,5 cm 16,5 cm
3 14,5 cm 16,5 cm
3 14,5 cm 16,5 cm
5 14,5 cm 16,5 cm
Keterangan :
Pengolahan data
Air biasa
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00025% (4AP)
m 200
Ktp = (2000,0 ± 0,05000) gram
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00014% (4AP)
m 350
Ktp = (350,0 ± 0,05000) gram
Gravitasi
G = 10 m/s2
1
∆ g= nst
2
1
∆ g= . 0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆g 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,005% (4AP)
g 10
Ktp = (10,00 ± 0,05000) m/s 2
Temperature
C = 330c
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆c 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,015% (4AP)
c 33
Ktp = (33,00 ± 0,05000) m/s 2
Panjang tali
1. L = 25 cm
= 0,20 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,002% (4AP)
l 0,25
Ktp = (0,2500 ± 0,0005000) m
= (2,5 ± 5) x 10 -4 m
2. L = 20 cm
= 0,20 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,20
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 2 ± 5 ) x 10 -4 m
3. L = 15 cm
= 0,15 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,15
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 1,5 ± 5 ) x 10 -4 m
Data 1 (Panjang tali 25 cm)
r = 22,5 cm
= 0,225 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0022% (4AP)
r 22,5
Ktp = (0,2250 ± 0,0005000) m
= ( 22,5 ± 0,0005 ) x 10 3 m
C = 14 cm
= 0,14 m
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0035% (4AP)
c 0,14
Ktp = (0,1400 ± 0,0005000) m
= ( 14 ± 0,0005 ) x 10 4 m
r = 19,5 cm
= 0,195 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
r 0,195
Ktp = (0,1950 ± 0,0005000) m
= ( 0,195 ± 0,0005 ) x 10 3 m
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00322% (4AP)
c 0,155
Ktp = (0,1550 ± 0,0005000) m
= ( 14 ± 0,0005 ) x 10 4 m
r = 16 cm
= 0,16 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0031% (4AP)
r 0,16
Ktp = (0,1600 ± 0,0005000) m
= ( 0,16 ± 0,0005 ) x 10 3 m
C = 16,5 cm
= 0,165 m
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,003% (4AP)
c 0,165
Ktp = (0,1650 ± 0,0005000) m
= ( 0,165 ± 0,0005 ) x 10 4 m
Air hangat
Massa
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00025% (4AP)
m 200
Ktp = (200,0 ± 0,05000) gram
= (200 ± 0,05) x 10 3 m
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00016% (4AP)
m 300
Ktp = (300,0 ± 0,05000) gram
= ( 300 ± 0,05) x 10 3 m
Gravitasi
G = 10 m/s2
1
∆ g= nst
2
1
∆ g= . 0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆g 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,005% (4AP)
g 10
Ktp = (10,00 ± 0,05000) m/s 2
= ( 10 ± 0,05) x 10 3 m/s 2
Temperature
C = 160c
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆c 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0083% (4AP)
c 16
= ( 16 ± 0,5) x 10 3 C
Panjang tali
1. L = 25 cm
= 0,25 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,002% (4AP)
l 0,25
Ktp = (0,2500 ± 0,0005000) m
= (2,5 ± 5) x 10 -4 m
2. L = 20 cm
= 0,20 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,20
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 2 ± 5 ) x 10 -4 m
3. L = 15 cm
= 0,15 m
1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,15
Ktp = (0,1500 ± 0,0005000) m
= ( 1,5 ± 5 ) x 10 -4 m
Data 1 (Panjang tali 25 cm)
r = 21 cm
= 0,21 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0023% (4AP)
r 0,21
Ktp = (0,2100 ± 0,0005000) m
= ( 0,21 ± 0,0005 ) x 10 3 m
C = 14,5 cm
= 0,145 m
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0034% (4AP)
c 0,145
Ktp = (0,1400 ± 0,0005000) m
= ( 0,145 ± 0,0005 ) x 10 3 m
r = 19 cm
= 0,19 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0026% (4AP)
r 0,19
Ktp = (0,1950 ± 0,0005000) m
= ( 0,19 ± 0,0005 ) x 10 3 m
C = 15,5 cm
= 0,155 m
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0032% (4AP)
c 0,155
Ktp = (0,1550 ± 0,0005000) m
= ( 0,155 ± 0,0005 ) x 10 4 m
r = 14,5 cm
= 0,145 m
1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0034% (4AP)
r 0,14,5
Ktp = (0,1450 ± 0,0005000) m
= ( 0,145 ± 0,0005 ) x 10 3 m
C = 16,5 cm
= 0,165 m
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,003% (4AP)
c 0,165
Ktp = (0,1650 ± 0,0005000) m
= ( 0,165 ± 0,0005 ) x 10 4 m
Perhitungan
m.g
y=
2(C +2 r)
m.g
¿
2C +2r
¿ m . g .2C -1+4 r -1
Percobaan 1
Air biasa
Panjang tali 25 cm
Dik
c=0,14 m ∆ c=0,0005 m
r =0,225 m ∆ r =0,0005 m
m+
| 0,35
2(0,14 m)+ 4 (0,225 m) | |
0,05+
0,35 x 10
2(0,14 m)+ 4(0,225 m)|0,0005+
| 0,35 x 10
2(0,14 m)+ 4(0,225 m ) |
0,0005
= 0,0042+0,0148+0,0018+0,0036
= 0,21 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,023 %
y 0,021
Panjang tali 20 cm
Dik
c=0,155 m ∆ c=0,0005 m
r =0,195 m ∆ r =0,0005 m
¿
|2(0,155 m)+104(0,195m)|5 x 10 -5
m+ 0,05+
|
|2( 0,155 m ) +4 (0,195 m) | 2(0,155 m)+ 4( 0,195 m)
0,35 0,35 x 10
|0,0005+
| 2( 0,155m)+ 4 (0,195 m) |
0,35 x 10
0,0005
= 0,0046+0,016+0,0021+0,0038
= 0,22 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,022 % (4 AP)
y 0,022
Panjang tali 15 cm
Dik
r =0,16 m ∆ r =0,0005 m
¿
|2(0,165 m)+10 4( 0,16 m)|5 x 10-5
m+
|2(0,165 m)+ 4(0,16 m)| |2( 0,165 m)+4 (0,16 m)| |2(0,165 m)+ 4(0,16 m)|0,0005
0,35
0,05+
0,35 x 10
0,0005+
0,35 x 10
= 0,00051+0,018+0,0025+0,0040
= 0,025 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,02 % (4 AP)
y 0,025
Percobaan 2
Air biasa
Panjang tali 25 cm
Dik
c=0,145 m ∆ c=0,0005 m
r =0,19 m ∆ r =0,0005 m
¿|
2(0,145 m)+ 4( 0,19m)|
10
5 x 10
-5
m+
|2(0,145 m)+ 4(0,19 m )| |2(0,145 m)+ 4 (0,19 m)|0,0005+¿
0,3
0,05+
0,3 x 10
= 0,0048+0,0143+0,0018+0,0034
= 0,02 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,023 % (4 AP)
y 0,02
Panjang tali 20 cm
Dik
c=0,155 m ∆ c=0,0005 m
r =0,19 m ∆ r =0,0005 m
¿
|2(0,155 m)+10 4( 0,19m)|5 x 10 -5
m+|
2(0,155 m)+ 4(0,19 m)| |2(0,155 m)+ 4 (0,19 m)| |2(0,155 m)+4 (0,19 m)|0,0005
0,3 0,3 x 10 0,3 x 10
0,05+ 0,0005+
= 0,0047+0,014+0,0019+0,0033
= 0,0197 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,026 % (4 AP)
y 0,0197
Panjang tali 15 cm
Dik
c=0,165 m ∆ c=0,0005 m
r =0,145 m ∆ r =0,0005 m
¿
|2(0,165 m)+104(0,145m)|5 x 10 -5
m+
|2(0,165 m)+0,34(0,145 m)|0,05+|2(0,165 0,3m )+x410(0,145 m)|0,0005+|2(0,1650,3m)+4x 10(0,145 m)|0,0005
= 0,0055+0,0165+0,0023+0,0036
= 0,0229 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,021 % (4 AP)
y 0,0229