Anda di halaman 1dari 27

Volume XX. No X.

page-page BULAN 20XX

ANALISIS PENGARUH BESAR TEMPERATUR DAN TEKANAN TERHADAP


TEGANGAN PERMUKAAN LARUTAN SABUN

NOVI NURAENI1, RAFIRDA FITRI MUAWANI2, RAHMA ANNE ANDINIE3,


SALSABILA RHEINATA RHAMADANI FUTRI SUPRIADI4, YANTO5
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan A.H Nasution No. 105 Cibiru, Bandung 40614,

Indonesia

novinuraeni1218@gmail.com , rafirdafitrimuawani@gmail.com2, rahmaanne01@gmail.com3,


1

rheinata25@gmail.com4, yantosumbawa7@gmail.com5

Info Artikel ABSTRAK


Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh besar temperatur
Riwayat artikel
dan tekanan terhadap tegangan permukaan larutan sabun. Metode
Dikirim: Month XX, 20XX penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan
Direvisi : Month XX, 20XX
pendekatan kuantitatif, dengan mengacu pada sumber perpustakaan
Diterima: Month XX, 20XX
seperti buku dan artikel yang relevan dengan subjek. Melalui
Kata Kunci: percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan
larutan sabun berbanding terbalik dengan temperatur. Ketika suhu
temperature
meningkat, tegangan permukaan cenderung menurun. Sebaliknya,
tekanan
tegangan permukaan pada suhu yang lebih rendah, tegangan permukaan meningkat. Hal
ini menunjukkan bahwa temperatur mempengaruhi kekuatan
intermolekul dalam larutan sabun, yang pada gilirannya
mempengaruhi tegangan permukaan. Dalam hal tekanan, hasil
penelitian menunjukkan bahwa tekanan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tegangan permukaan. Hal ini disebabkan
oleh adanya zat dalam larutan sabun yang dapat meminimalkan luas
permukaan dan mengurangi efek tekanan eksternal.Penelitian ini
memberikan wawasan tentang hubungan antara temperatur,
tekanan, dan tegangan permukaan larutan sabun. Namun, perlu
dicatat bahwa studi ini didasarkan pada metode penelitian kuasi
eksperimental, dan ada potensi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan desain eksperimental yang lebih baik dan kontrol yang
lebih ketat.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of temperature and pressure on
the surface tension of the soap solution. The research method used is
quasi-experimental with a quantitative approach, with reference to
library sources such as books and articles that are relevant to the
subject.Through this experiment, it can be concluded that the surface
tension of the soap solution is inversely proportional to temperature.
When the temperature increases, the surface tension tends to
decrease. Conversely, at lower temperatures, the surface tension

Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

increases. This shows that temperature affects the intermolecular


forces in the soap solution, which in turn affects the surface
tension.In terms of pressure, the research results show that pressure
has no significant effect on surface tension. This is due to the
presence of substances in the soap solution which can minimize the
surface area and reduce the effects of external pressure.This study
provides insight into the relationship between temperature, pressure,
and surface tension of soap solutions. However, it should be noted
that this study was based on a quasi-experimental research method,
and there is potential for further research with better experimental
designs and tighter controls.
© 20xx The Author(s). Published by Department of Physics Education. Alauddin State Islamic University Makassar
PENDAHULUAN
Fisika adalah sebuah disiplin ilmu yang secara khas terkait dengan pengamatan dan
percobaan (Novitra, F. (2021). Dalam upaya memahami konsep fisika, siswa perlu
terlibat dalam pembelajaran yang mendorong pengembangan keterampilan
eksperimental mereka melalui pengalaman langsung di dalam ruang laboratorium.
Salah satu aspek paling penting dalam pendidikan ilmiah adalah melibatkan siswa
dalam kegiatan laboratorium (Jamaluddin, Kade, & Nurjannah, 2015).
Praktik laboratorium bukan hanya sekadar membantu siswa memahami konsep dan
teori yang diajarkan, tetapi juga mendorong pengembangan kerangka konseptual
mereka melalui penggunaan berbagai proses kognitif (Sutarno et al., 2017). Praktek
kerja di laboratorium melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengamatan dan
manipulasi langsung terhadap objek dan bahan nyata sebagai bentuk aktivitas
pembelajaran (Sulistiyono et al., 2019). Kegiatan untuk menemukan pengetahuan
dimulai dari mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan hingga
mengkomunikasikan (Muzaky & Handhika, 2015).
Untuk memastikan efektivitas dan kegunaan laboratorium sebagai sarana
pendidikan, penting untuk mengelolanya dan mengorganisasikannya dengan
mekanisme kerja yang jelas. Dalam hal ini, manajemen laboratorium menjadi
penting. Manajemen laboratorium adalah teknik atau pendekatan yang digunakan
untuk mencapai tujuan dengan melalui tahap perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan potensi laboratorium secara menyeluruh, dengan
tujuan mencapai hasil yang optimal (Ali M, 2018). Meningkatkan efektivitas
pembelajaran di laboratorium menggunakan alat peraga dan alat praktikum dapat
meningkatkan cara berpikir kritis siswa, dan meningkatkan minat belajar siswa
dalam penguasaan konsep (Asmawati, 2022).
Menurut Pasal 42 dan 43 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, setiap sekolah
memiliki kewajiban untuk memiliki prasarana yang meliputi ruang laboratorium,

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

berbagai jenis alat laboratorium IPA yang standar, dan peralatan pembelajaran
lainnya sesuai dengan daftar minimum peralatan dan standar jumlah peralatan. Di
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, disebutkan bahwa Standar Sarana dan
Prasarana untuk sekolah mulai dari SD hingga SMA memiliki kriteria minimum
sarana seperti perabot, peralatan pendidikan, dan media pendidikan yang dimiliki
oleh sekolah.
Selain itu, standar minimum prasarana mencakup bangunan, lahan, ruang-ruang,
instalasi daya listrik, dan jasa yang harus dimiliki oleh sekolah. Laboratorium
memiliki peran penting sebagai komponen fisik di mana pengukuran dapat
dilakukan dengan menggunakan acuan dan standar ukuran yang jelas (Anita, 2019).
Oleh karena itu, penting untuk memiliki standar laboratorium yang dapat
mewujudkan praktik pembelajaran yang baik dalam rangka mencapai visi, misi, dan
tujuan yang ditetapkan (Poltekkes, 2020). Standarisasi laboratorium melibatkan
berbagai aspek, termasuk sarana dan prasarana laboratorium, standarisasi
kompetensi tenaga laboratorium, dan standarisasi manajemen laboratorium
(Kusyanti, 2023).
Buku panduan praktikum, atau yang dikenal juga sebagai "Praktikum Cookbook",
adalah suatu petunjuk yang disusun secara sistematis untuk memberikan instruksi
langkah demi langkah tentang pelaksanaan praktikum atau eksperimen tertentu
(Wenning, 2011). Buku panduan ini umumnya digunakan dalam konteks pendidikan
atau lingkungan laboratorium untuk membantu peserta praktikum memahami dan
menjalankan tugas dengan akurat (Darmawi, 2019). Praktikum Cookbook merujuk
pada panduan yang dirancang untuk memberikan instruksi langkah demi langkah
tentang bagaimana melakukan praktikum atau eksperimen tertentu (Cairns &
Areepattamannil, 2017).
Suatu Praktikum Cookbook umumnya meliputi informasi yang mencakup beberapa
aspek. Pertama, tujuan praktikum dijelaskan dengan tujuan untuk menjelaskan
eksperimen atau praktikum yang akan dilakukan. Hal ini memberikan peserta
praktikum pemahaman tentang apa yang akan dicapai dan alasan di balik praktikum
tersebut (Wilcox & Lewandowski, 2017). Selanjutnya, daftar peralatan dan bahan
yang digunakan disusun, mencakup alat, instrumen, zat kimia, bahan khusus, dan
peralatan pendukung lainnya yang mungkin dibutuhkan. Selanjutnya, disajikan
prosedur yang harus diikuti oleh peserta praktikum (Resbiantoro, 2017). Langkah-
langkah ini harus jelas, terperinci, dan disusun dalam urutan yang benar. Instruksi
ini mencakup tata letak peralatan, pengukuran yang harus dilakukan, pengolahan
data, dan metode eksperimen yang spesifik (Desy Hanisa Putri, Eko Risdianto, 2020).
Dalam pelaksanaan praktikum fisika banyak sekali materi yang dikaji, salah satu
pokok bahasan dalam pembelajaran fisika di laboratorium adalah tegangan
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

permukaan (Mukti, 2022). Tegangan permukaan adalah kekuatan yang harus


diberikan sepanjang permukaan untuk menyeimbangkan gaya tarik ke dalam pada
cairan. Fenomena ini terjadi karena adanya perbedaan antara gaya adhesi antara
cairan dan udara yang lebih rendah daripada gaya kohesi antara molekul cairan.
Akibatnya, terbentuklah gaya tarik ke dalam pada permukaan cairan. Tegangan
permukaan merupakan ungkapan gaya persatuan panjang yang bekerja pada arah
tegak lurus terhadap sembarang garis atau irisan yang bekerja pada permukaan
cairan yang cenderung menarik permukaan cairan untuk menutup (Giancoli, 2014).
Tegangan Permukaan merupakan sebuah fenomena pada fluida yang
mengakibatkan suatu kecenderungan sebuah fluida untuk menegang sehingga
permukaannya tampak seperti tertutup sebuah membran elastis (Widya, 2012).
Setiap cairan mengalami tegangan permukaan karena adanya gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul yang serupa di permukaannya. Tegangan permukaan dapat
diukur dengan menggunakan besaran gaya per panjang yang melintasi permukaan
dan memiliki kecenderungan untuk menarik permukaan cairan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung tegangan permukaan adalah γ = F/L, di mana γ
merupakan tegangan permukaan, F adalah gaya yang bekerja secara sejajar dengan
permukaan, dan L adalah panjang permukaan yang terlibat (Giancoli, 2001).
Tegangan permukaan adalah besarnya energi yang terjadi karena adanya perbedaan
gaya tarik (Wirawan, 2016).
Tegangan permukaan adalah kekuatan yang bertindak di sepanjang antarmuka
antara dua fase yang berbeda, seperti antara zat cair dan udara atau antara zat cair
dan padatan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi antarmolekul di
permukaan dan dapat dijelaskan dengan konsep gaya antarmolekul (Metil, Sulfonat,
& Hidayati, 2020). Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastic (Juliyanto, Rofingah, Sejati, & Hakim, 2021). Tegangan
permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis (Jumini, 2015).

Pada zat cair, molekul di dalam massa cair saling berinteraksi melalui gaya tarik-
menarik antarmolekul yang disebut gaya van der Waals (Bambang Murdaka, 2018).
Molekul di permukaan cairan mengalami gaya tarik-menarik oleh molekul di dalam
cairan, tetapi juga mengalami gaya tarik-menarik oleh molekul di luar cairan, seperti
molekul udara di atasnya (Tang & Suendo, 2021). Akibatnya, molekul di permukaan
mengalami gaya tarik yang lebih kuat ke dalam cairan daripada ke arah udara atau
padatan di sekitarnya. Ini menghasilkan efek seperti "lapisan" pada permukaan
cairan (Ermawati, 2021).
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang yang bekerja
sejajar dengan garis batas antara dua fase (Yeni, 2019). Dalam kasus tegangan
permukaan antara cairan dan udara, gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan
cairan dan sejajar dengan garis batas disebut tegangan permukaan (Bambang, 2018).
Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan gaya tegang yang dimiliki
permukaan cairan itu (Surya Y, 2009). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dengan panjang d tempat gaya
tersebut bekerja (Saripudin, 2019) yang secara matematis dirumuskan dengan:
F
y
2l
Nilai tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh kekuatan interaksi
antarmolekul dalam cairan tersebut. Zat cair dengan interaksi antarmolekul yang
lebih kuat cenderung memiliki tegangan permukaan yang lebih tinggi (Wita, 2022).
Tegangan permukaan mempengaruhi banyak fenomena di kehidupan sehari-hari,
seperti aliran kapiler (ketika air naik dalam tabung tipis), tetesan air yang
membentuk bola, atau serapan air oleh tanah. Sifat tegangan permukaan ini juga
penting dalam berbagai aplikasi teknis, seperti dalam produksi sabun, pembuatan
cat, dan industri minyak dan gas bagaimana melakukan praktikum atau eksperimen
tertentu (Wulandari et al., n.d.).

Pada permukaan zat cair, terdapat beberapa gaya yang bekerja akibat interaksi
antarmolekul yaitu adanya Gaya Tarik-Menarik Molekul dalam Cairan, Gaya Tarik-
Menarik Molekul Permukaan ke dalam Cairan, Gaya Tarik-Menarik Molekul
Permukaan oleh Molekul di Luar Cairan. Gaya kohesi dan adhesi juga menentukan
tegangan permukaan zat cair (Ara Doni, 2022). Gaya Adhesi berlawanan dengan
gaya kohesi, gaya adhesi cenderung memperlemah tegangan permukaan zat cair
(Kamajaya, 2007). Akibat adanya gaya-gaya ini, molekul-molekul di permukaan
cairan berada dalam keadaan yang berbeda dari molekul-molekul di dalam cairan
(Hardani, 2022).
METODE
Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemkakan, maka metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi
eksperimental dengan pendekatan kuantitatif dan sumber perpustakaan, termasuk
buku dan artikel yang relevan dengan subjek ini, digunakan untuk penelitian.
Analisis artikel ini adalah analisis isi (Tobin 2018). Untuk tujuan membuat artikel,
mulailah dengan mempelajari banyak sumber yang terhubung. Selanjutnya,

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

gunakan teknik analisis isi untuk mengidentifikasi tema yang muncul di berbagai
sumber tersebut. Ketiga, membuat penilaian. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan cara praktikum secara nyata dalam model praktikum
cookbook dengan materi pembahasan Tegangan Permukaan.

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian adalah air sabun, benang, kertas
milimeter, dua buah batang gelas yang sama panjang, neraca, dan termometer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain
itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar.
Tegangan permukaan terhadap tekanan dan temperature. Tekanan tidak secara
langsung mempengaruhi tegangan permukaan. Tegangan permukaan merupakan
kecenderungan zat untuk meminimalkan luas permukaan yang terkena. Dalam
keadaan keseimbangan, tegangan permukaan menyebabkan permukaan zat menjadi
tegang atau berkontraksi agar luas permukaan minimal. Namun, tekanan pada zat
tidak mengubah tegangan permukaan itu sendiri. Meskipun demikian, perubahan
tekanan dapat mempengaruhi bentuk atau bentuk permukaan zat cair, tetapi tidak
mempengaruhi tegangan permukaan secara langsung.
Tegangan terhadap temperature memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tegangan permukaan. Secara umum, tegangan permukaan cairan cenderung
menurun seiring peningkatan suhu. Ketika suhu meningkat, energi kinetik molekul
dalam cairan juga meningkat, yang mengakibatkan molekul-molekul di permukaan
memiliki kecepatan rata-rata yang lebih tinggi. Ini menyebabkan molekul-molekul di
permukaan menjadi lebih mudah untuk terlepas dari tarikan molekul dalam cairan,
mengurangi tegangan permukaan.
Untuk mengetahui besar tegangan dan pengaruh tekanan dan termperatur terhadap
tegangan permukaan dilakukan percobaan dengan menggunakan dua batang gelas
yang dibuat sama Panjang dan saling dihubungkan dengan dua benang lalu di
celupkan ke dalam air sabun dan diangkat akan membentuk selaput seperti pada
gambar dibawah ini

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Gambar 1.1, Dua batang gelas yang dihubungkan dua benang.

Gambar 1.2, Terbentuknya selaput.


Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang
dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi
(gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan seperti pada gambar 1.1
dan 1.2. Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan
tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada
kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk diangkat batang kaca dengan
memegang salh stau batang kaca tersebut.
Hasil dari percobaan diatas tercatat dalam tabel hasil pengamatan berikut ini.
Data 1
Tabel 2.1, Hasil percobaan air biasa dengan temperature 33˚C

Pusat
Percobaan Jari-jari Panjang
Massa Gravitasi Panjang tali lengkung
ke- lengkung (r)
(c)

1 350 g 10 m/s2 0,25 m 0,225 m 0,14 m

2 350 g 10 m/s2 0,20 m 0,195 m 0,155 m

3 350 g 10 m/s2 0,15 m 0,16 m 0,165 m

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Data 2
Tabel 2.2, Hasil percobaan air biasa dengan temperature 61˚C

Pusat
Percobaan Jari-jari Panjang
Massa Gravitasi Panjang tali lengkung
ke- lengkung (r)
(c)

1 200 g 10 m/s2 0,25 m 0,21 m 0,145 m

2 200 g 10 m/s2 0,20 m 0,19 m 0,155 m

3 200 g 10 m/s2 0,15 m 0,145 m 0,165 m

Setelah mencatat hasil percobaan dalam bentuk tabel, kemudian di analisis


menggunakan perhitungan yang sudah di rumuskan Dimana L adalah jarak lurus
m.g
pada saat terjadi selaput. Dengan demikian: y=
2(C +2 r)
Dimana :
y: tegangan permukaan
m: massa
g: gravitasi
c: jari-jari panjang lengkung
r: pusat lengkung
Data 1
Panjang tali 25 cm
0,35 X 10
y= =2,97
2(0,14 )+ 4(0,225)
Panjang tali 20 cm
0,35 X 10
y= =3,21
2(0,155)+4 (0,195)
Panjang tali 15 cm
0,35 X 10
y= =3,6
2(0,165)+4 (0,16)

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Data 2
Panjang tali 25 cm
0,2 X 10
y= =1,77
2(0,145)+4 (0,21)
Panjang tali 20 cm
0,2 X 10
y= =1,87
2(0,155)+4 (0,19)
Panjang tali 15 cm
0,2 X 10
y= =2,2
2(0,165)+4 (0,145)
Setelah dilakukan eksperimen di laboratorium, dihasilkan data yang akan diolah
untuk melihat pengaruh temperatur terhadap besar besar tegangan permukaan. Data
tersebut diolah dalam bentuk grafik hubungan untuk mempermudah mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian

Pengaruh temperatur terhadap tegangan


permukaan
4

3.5 3.6
f(x) = 0.315 x + 2.63
R² = 0.981454005934718 3.21
3 2.97
2.5

1.5

0.5

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 1.3, Grafik pengaruh temperatur33° terhadap tegangan permukaan

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Pengaruh temperatur terhadap tegangan


permukaan
2.5
2.2
2 f(x) = 0.215 x + 1.51666666666667
R² = 0.912936142198815 1.87
1.77
1.5

0.5

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 1.3, Grafik pengaruh temperature 61° terhadap tegangan permukaan


Maka pada grafik tersebut menunjukan bahwa tegangan permukaan dipengaruhi
oleh temperatur. Tegangan permukaan berbandung terbalik dengan temperature,
semakin tinggi suhu , maka tegangan permukaan akan semakin kecil dan semakin
rendah suhu, maka akan semakin besar tegangan permukaan.

KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Tegangan permukaan berbanding
terbalik dengan temperature, semakin tinggi suhu , maka tegangan permukaan akan
semakin kecil dan semakin rendah suhu, maka akan semakin besar tegangan
permukaan. Pada tekanan tidak terlalu berpengaruh terhadap tegangan permukaan
karena cenderung memiliki zat untuk meminimalkan luas permukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2018). Management Laboratorium Sekolah Era Industry 4.0. Yogyakarta: Pendidikan
Teknik Elektro UNY.

Anita F. Waluyo, H. Sabarman. (2019). Fabrikasi Fiber Polyvinyl Alcohol (Pva) Dengan
Elektrospining. Gravity Vol. 5 No. 1

Ara D. Nainggolan. (2022). Buku Fisika. GuePedia

Asmawati, eka yulisari. (2022). Membandingkan tegangan permukaan dengan tegangan air
menggunakan zat pewarna makananan sebagai alat peraga pembelajaran. JPF, 64–69.

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Bambang, A. Kironoto. (2018). Statika Fluida. Yogyakarta. UGM PRESS

Bambang Murdaka, E. J. (2018). Pengantar Fisika 1. Yogyakarta. UGM PRESS

Cairns, D., & Areepattamannil, S. (2017). Exploring the Relations of Inquiry-Based Teaching
to Science Achievement and Dispositions in 54 Countries.
https://doi.org/10.1007/s11165-017-9639-x

D. C. Giancoli, Fisika Prinsip dan Aplikasi, Erlangga, 2014.

D. Wulandari, D. Roza, M. A. Rangkuti, Y. I. Tanjung, Irham, R., M. F. Raihan, S. A. Abrori,


Irmaniar. (2022). Fisika Dasar Berbasis Stem Untuk Mahasiswa. Bandung. Media Sains
Indonesia

Darmawi, D. (1996). Validasi Alat Percobaan Resultan Gaya Tiga Dimensi.

Desy Hanisa Putri, Eko Risdianto, dan sutarno. (2020). identifikasi keterlaksanaan praktikum
fisika SMA dan pembekalan keterampilan abad 21. SNSE IV, 112–122.

Ermawati, Frida U. (2021). Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan dengan Induksi
Elektromagnetik. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, 4, 4–7.

Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Hardani, S. Idawati. (2022). Buku Ajar Farmasi Fisika. Yogyakarta. Samudra Biru.

Jamaluddin, Jamaluddin, Kade, Amiruddin, & Nurjannah, Nurjannah. (2015). Analisis


Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Kit Ipa Fisika Di Smp Se-Kecamatan Sojol
Kabupaten Donggala. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 3(1), 6.
https://doi.org/10.22487/j25805924.2015.v3.i1.2368

Juliyanto, Eko, Rofingah, Janatur, Sejati, Arba Finda, & Hakim, Fatih Nuzulil. (2021).
Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 176–186.

Jumini, Sri. (2015). Pengaruh Tegangan Permukaan Diselat Gibraltar Berdasarkan Surat Ar-
Rahman Ayat 19-20. Jurnal Ppkm II, 106–113.

Kanajaya. (2007). Cerdas Belajar Fisika. Bandung. Grafindo Media Pratama.

Kusyanti, R. N. T. (2023). Analisis Standarisasi Laboratorium Fisika dalam Mendukung


Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Tempel. Ideguru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru, 8(1), 40-47.

Metil, Emulsi, Sulfonat, Ester, & Hidayati, Sri. (2020). Pengaruh Rasio Mol, Suhu Dan Lama
Reaksi Terhadap Tegangan Permukaan Dan Stabilitas Emulsi Metil Ester Sulfonat Dari
CPO (The effect of Mol ratio, temperature and reaction time on surface tension and
stability of metal ester sulfonat emulsion from CPO). Jurnal Teknologi Industri Dan
Hasil Pertanian, 14(1), 38–44.

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Mukti Ali, M. Syihab. I., Jusman. (2022). Determining The Surface Tension Of A Liquid And
The Drop Comparison Method. Jurnal Pendidikan Fisika Vol 11. No 1. 143-150.

Muzaky, A. F., & Handhika, J. (2015). Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis
Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor dalam
Kelas Remedial SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 2014

Novitra, F. (2021). Development of Online-based Inquiry Learning Model to Improve 21st-


Century Skills of Physics Students in Senior High School. 17(22).

Nurjannah, N. (2015). Analisis Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Kit Ipa Fisika Di Smp
Se-Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 3(1), 6. https://doi.org/10.22487/j25805924.2015.v3.i1.2368

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar dan Prasarana Untuk satuan pendidikan dari SD, SMP dan SMA. Jakarta:
Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2005). PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasionl Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Politeknik Kesehatan Bandung. (2020). Standar Laboratorium. Bandung: Poltekes Bandung

R. Widya, Penggunaan teknik tracking pada perangkat lunak logger pro untuk menentukan
tegangan permukaan pada variasi suhu. Skripsi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
2012.

Resbiantoro, G., & Nugraha, A. W. (2017). Miskonsepsi mahasiswa pada konsep dasar gaya
dan gerak untuk sekolah dasar. JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG, 5(2), 80-87

Saripudin, A. (2019). Praktis Belajar Fisika. Grafindo Media Pratama.

Sulistiyono, S., Mundilarto, M., & Kuswanto, H. (2019). Pengembangan Instrumen Penilaian
Kerja Laboratorium Fisika untuk Mengukur Sikap dan Tanggung Jawab Siswa. Jurnal
Materi dan Pembelajaran Fisika, 9(1), 43-49.

Surya, Yohanes. (2009). Mekanika dan Fluida Buku 2. Tangerang. Kandel.

Sutarno, S., Setiawan, A., Suhandi, A., Kaniawati, I., & Putri, D. H. (2017). Keterampilan
Pemecahan Masalah Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bandul Fisis Menggunakan Model
Problem Solving Virtual Laboratory. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 3(2),
164–172. https://doi.org/10.29303/jpft.v3i2.396

Tang, Muhamad, & Suendo, Veinardi. (2021). Pengaruh Penambahan Pelarut Organik
Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun. Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran Dan Sains, m(Snips), 1–7. Tobin, R. G. (2018). Recitation Sections
Improve Student Introductory Mechanics Course. https://doi.org/10.1119/1.5018689
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Tobin, R. G. (2018). Recitation Sections Improve Student Introductory Mechanics Course.


https://doi.org/10.1119/1.5018689

Wenning, C. J. (2011). Experimental inquiry in introductory physics courses. 6(2), 2–8.

Wilcox, B. R., & Lewandowski, H. J. (2017). Developing skills versus reinforcing concepts in
physics labs : Insight from a survey of students ’ beliefs about experimental physics.
010108, 1–9. https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.13.010108

Wirawan, R., Dwiyati, S. F, Djati. (2016) Pembuatan Wetting Tension Test Mixture Untuk
Pengukuran Tegangan Permukaan Film Plastik Pada Industri Flexible Packaging. Jurnal
Penelitian, Fadjar Dhahana Djati.

Wita Pradiani, R. Zulhaini, A. H. Prianto. (2022). Pengaruh Tegangan Permukaan Dan


Potensial Permukaan Terhadap Kestabilan Emulsi Krim Minyak Biji Mimba Anti
Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Farmamedika Vol. 7 No. 1 41-47

Yeni, M., Abd Mujahid. H. (2019). Model Baru Statika Fluida Yang Melibatkan Interaksi
Elektrostatik di Dalam Tabung Silinder. JPK 5(2)-2019, 145-149.

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Lampiran
Tabel pengamatan
- Air biasa
Massa air = 200g
Masa air + sabun = 350g
Gravitasi bumi = 10 m/s2
Tempertaur awal = 330C

PERCOBAAN 1
Panjang tali 25 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 22,5 cm 14 cm
2 22,5 cm 14 cm
3 22,5 cm 14 cm
3 22,5 cm 14 cm
5 22,5 cm 14 cm

Panjang tali 20 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 19,5 cm 15,5 cm
2 19,5 cm 15,5 cm
3 19,5 cm 15,5 cm
3 19,5 cm 15,5 cm
5 19,5 cm 15,5 cm

Panjang tali 15 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 16 cm 16,5 cm
2 16 cm 16,5 cm
3 16 cm 16,5 cm
3 16 cm 16,5 cm
5 16 cm 16,5 cm

Keterangan :
Nst penggaris = 0,1 cm = 0,001 m
Nst neraca = 0,1g
Nst thermometer = 10c
Nst gravitasi meter = 0,1 m/s2

Air panas
Massa air = 200g
Masa air + sabun = 300g
Gravitasi bumi = 10 m/s2
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Tempertaur awal = 610C

PERCOBAAN 1
Panjang tali 25 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 21 cm 14,5 cm
2 21 cm 14,5cm
3 21 cm 14,5 cm
3 21 cm 14,5 cm
5 21 cm 14,5 cm

Panjang tali 20 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 19 cm 15,5 cm
2 19 cm 15,5 cm
3 19 cm 15,5 cm
3 19 cm 15,5 cm
5 19 cm 15,5 cm

Panjang tali 15 cm
Percobaan ke- Jari-jari Panjang lengkung (r) Pusat lengkung (c)
1 14,5 cm 16,5 cm
2 14,5 cm 16,5 cm
3 14,5 cm 16,5 cm
3 14,5 cm 16,5 cm
5 14,5 cm 16,5 cm

Keterangan :
Nst penggaris = 0,1 cm = 0,001 m
Nst neraca = 0,1g
Nst thermometer = 10c
Nst gravitasi meter = 0,1 m/s2

Pengolahan data
Air biasa
Massa (1) = 200g
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00025% (4AP)
m 200
Ktp = (2000,0 ± 0,05000) gram

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Massa (2) = 350g


1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00014% (4AP)
m 350
Ktp = (350,0 ± 0,05000) gram

Gravitasi
G = 10 m/s2
1
∆ g= nst
2
1
∆ g= . 0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆g 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,005% (4AP)
g 10
Ktp = (10,00 ± 0,05000) m/ s 2

Temperature
C = 330c
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆c 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,015% (4AP)
c 33
Ktp = (33,00 ± 0,05000) m/ s 2

Panjang tali
1. L = 25 cm
= 0,20 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,002% (4AP)
l 0,25
Ktp = (0,2500 ± 0,0005000) m
= (2,5 ± 5) x 10 -4 m
2. L = 20 cm

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

= 0,20 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,20
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 2 ± 5 ) x 10 -4 m
3. L = 15 cm
= 0,15 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,15
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 1,5 ± 5 ) x 10 -4 m

Data 1 (Panjang tali 25 cm)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 22,5 cm
= 0,225 m

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0022% (4AP)
r 22,5
Ktp = (0,2250 ± 0,0005000) m
= ( 22,5 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 14 cm
= 0,14 m

1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0035% (4AP)
c 0,14
Ktp = (0,1400 ± 0,0005000) m
= ( 14 ± 0,0005 ) x 10 4 m

Data 2 (panjang tali)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 19,5 cm
= 0,195 m

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
r 0,195
Ktp = (0,1950 ± 0,0005000) m
= ( 0,195 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 15,5 cm
= 0,155 m

1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00322% (4AP)
c 0,155
Ktp = (0,1550 ± 0,0005000) m
= ( 14 ± 0,0005 ) x 10 4 m

Data 3 (Panjang tali)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 16 cm
= 0,16 m

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0031% (4AP)
r 0,16
Ktp = (0,1600 ± 0,0005000) m
= ( 0,16 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 16,5 cm
= 0,165 m

1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,003% (4AP)
c 0,165
Ktp = (0,1650 ± 0,0005000) m
= ( 0,165 ± 0,0005 ) x 10 4 m

Air hangat
Massa
Massa (1) = 200g
1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00025% (4AP)
m 200
Ktp = (200,0 ± 0,05000) gram
= (200 ± 0,05) x 10 3 m

Massa (2) = 300g


1
∆ m= nst
2
1
∆ m= .0,1 = 0,05 gram
2
∆m 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,00016% (4AP)
m 300
Ktp = (300,0 ± 0,05000) gram
= ( 300 ± 0,05) x 10 3 m

Gravitasi
G = 10 m/s2
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

1
∆ g= nst
2
1
∆ g= . 0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆g 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,005% (4AP)
g 10
Ktp = (10,00 ± 0,05000) m/ s 2
= ( 10 ± 0,05) x 10 3 m/s 2

Temperature
C = 160c
1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,05 m/s 2
2
∆c 0,05
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0083% (4AP)
c 16

Ktp = (61,00 ± 0,05000) C


= ( 16 ± 0,5) x 10 3 C

Panjang tali
1. L = 25 cm
= 0,25 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,002% (4AP)
l 0,25
Ktp = (0,2500 ± 0,0005000) m
= (2,5 ± 5) x 10 -4 m
2. L = 20 cm
= 0,20 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,20
Ktp = (0,2000 ± 0,0005000) m
= ( 2 ± 5 ) x 10 -4 m
3. L = 15 cm
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

= 0,15 m

1
∆ L= nst
2
1
∆ l= .0,01 = 0,0005 m
2
∆l 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0025% (4AP)
l 0,15
Ktp = (0,1500 ± 0,0005000) m
= ( 1,5 ± 5 ) x 10 -4 m

Data 1 (Panjang tali 25 cm)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 21 cm
= 0,21 m

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0023% (4AP)
r 0,21
Ktp = (0,2100 ± 0,0005000) m
= ( 0,21 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 14,5 cm
= 0,145 m

1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0034% (4AP)
c 0,145
Ktp = (0,1400 ± 0,0005000) m
= ( 0,145 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Data 2 (panjang tali)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 19 cm
= 0,19 m

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0026% (4AP)
r 0,19
Ktp = (0,1950 ± 0,0005000) m
= ( 0,19 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 15,5 cm
= 0,155 m

1
∆ c= nst
2
1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0032% (4AP)
c 0,155
Ktp = (0,1550 ± 0,0005000) m
= ( 0,155 ± 0,0005 ) x 10 4 m

Data 3 (Panjang tali)


Jari-jari Panjang lengkung (r)
r = 14,5 cm
= 0,145 m

1
∆ r = nst
2
1
∆ r = . 0,1 = 0,0005 m
2
∆r 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0034% (4AP)
r 0,14,5
Ktp = (0,1450 ± 0,0005000) m
= ( 0,145 ± 0,0005 ) x 10 3 m

Pusat lengkung (c)


C = 16,5 cm
= 0,165 m

1
∆ c= nst
2

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

1
∆ c= .0,1 = 0,0005 m
2
∆c 0,0005
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,003% (4AP)
c 0,165
Ktp = (0,1650 ± 0,0005000) m
= ( 0,165 ± 0,0005 ) x 10 4 m

Perhitungan
m.g
y=
2(C +2 r)
m.g
¿
2C +2r
¿ m . g .2C -1+4 r -1
y=| | | | | | | |
∂y
∂m
∆ m+
∂y
∂g
∆ g+
∂y
∂c
∆ c+
∂y
∂r
∆r

¿| | | | | | |
m
2 c+ 4 r
∆ m+
g
2 c+ 4 r
∆ g+
mxg
2 c+ 4 r
∆c+
mxg
|
2 c+ 4 r
∆r
Percobaan 1
Air biasa
 Panjang tali 25 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,14 m ∆ c=0,0005 m
r =0,225 m ∆ r =0,0005 m
m=0,35 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
2 c +4 r| |
∆ m+
g
2 c +4 r | |
∆ g+ | |
mxg
2 c +4 r
∆ c+
mxg
|
2 c +4 r
∆r

¿| 10
2(0,14 m)+ 4 (0,225 m) |5 x 10-5

m+
| 0,35
2(0,14 m)+ 4 (0,225 m) | |
0,05+
0,35 x 10
2(0,14 m)+ 4( 0,225 m) | |
0,0005+
0,35 x 10
|
2(0,14 m)+ 4(0,225 m )
0,0005

= 0,0042+0,0148+0,0018+0,0036
= 0,21 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,023 %
y 0,021
Ktp = (0,21 ± 0,0005) x103 N/m

 Panjang tali 20 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,155 m ∆ c=0,0005 m
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

r =0,195 m ∆ r =0,0005 m
m=0,35 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
| |
2 c +4 r
∆ m+
g
| |
2 c +4 r
∆ g+ | |
mxg
2 c +4 r
∆ c+ |mxg
2 c +4 r
∆r

¿
| 10
2(0,155 m)+ 4( 0,195m ) | 5 x 10 -5

m+
| 0,35
| |
2 ( 0,155 m ) +4 ( 0,195 m)
0,05+
0,35 x 10
|
2(0,155 m)+ 4(0,195 m) |
0,0005+
0,35 x 10
2( 0,155m)+ 4 (0,195 m)|0,0005

= 0,0046+0,016+0,0021+0,0038
= 0,22 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,022 % (4 AP)
y 0,022
Ktp = (0,22 ± 0,0005) x103 N/m
 Panjang tali 15 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,165 m ∆ c=0,0005 m
r =0,16 m ∆ r =0,0005 m
m=0,35 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
| |
2 c +4 r
∆ m+
g
2 c +4 r| |
∆ g+ | |
mxg
2 c +4 r
∆ c+ |
mxg
2 c +4 r
∆r

¿
| 10
2(0,165 m)+ 4( 0,16 m) | 5 x 10 -5

m+
| 0,35
2(0,165 m)+ 4(0,16 m) | |
0,05+
0,35 x 10
|
2( 0,165 m)+4 (0,16 m) |
0,0005+
0,35 x 10
|
2(0,165 m)+ 4(0,16 m)
0,0005

= 0,00051+0,018+0,0025+0,0040
= 0,025 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,02 % (4 AP)
y 0,025
Ktp = (0,025 ± 0,0005) x103 N/m

Percobaan 2
Air biasa
 Panjang tali 25 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,145 m ∆ c=0,0005 m
r =0,19 m ∆ r =0,0005 m
m=0,3 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
2 c +4 r| |
∆ m+
g
2 c +4 r | |
∆ g+
mxg
2 c +4 r| |
∆ c+
mxg
2 c +4 r|∆r

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

¿
| 10
2(0,145 m)+ 4( 0,19m) |
5 x 10 -5

m+
| 0,3
2(0,145 m)+ 4(0,19 m ) | |
0,05+
0,3 x 10
2(0,145 m)+ 4 (0,19 m) |
0,0005+¿

= 0,0048+0,0143+0,0018+0,0034
= 0,02 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,023 % (4 AP)
y 0,02
Ktp = (0,02 ± 0,0005) x103 N/m

 Panjang tali 20 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,155 m ∆ c=0,0005 m
r =0,19 m ∆ r =0,0005 m
m=0,3 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
2 c +4 r| |
∆ m+
g
2 c +4 r | |
∆ g+ | |
mxg
2 c +4 r
∆ c+ |
mxg
2 c +4 r
∆r

¿
| 10
2(0,155 m)+ 4( 0,19m) | 5 x 10 -5

m+ | 0,3
2(0,155 m)+ 4(0,19 m) | |
0,05+
0,3 x 10
|
2(0,155 m)+ 4 (0,19 m) |
0,0005+
0,3 x 10
|
2(0,155 m)+4 (0,19 m)
0,0005

= 0,0047+0,014+0,0019+0,0033
= 0,0197 N/m
∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,026 % (4 AP)
y 0,0197
Ktp = (0,0197 ± 0,0005) x103 N/m

 Panjang tali 15 cm

Dik
g=10 m/ s2 ∆ g=0,05 m/s 2
c=0,165 m ∆ c=0,0005 m
r =0,145 m ∆ r =0,0005 m
m=0,3 m ∆ m=5 x 10-5 m
y= | m
2 c +4 r | |
∆ m+
g
2 c +4 r | | | |
∆ g+
mxg
2 c +4 r
∆ c+
mxg
|
2 c +4 r
∆r

¿
| 10
2(0,165 m)+ 4( 0,145m) |
5 x 10 -5

m+
| 0,3
2(0,165 m)+ 4(0,145 m) | |
0,05+
0,3 x 10
2(0,165 m )+ 4 (0,145 m) |
0,0005+
| 0,3 x 10
2(0,165 m)+4 (0,145 m) |
0,0005

= 0,0055+0,0165+0,0023+0,0036
= 0,0229 N/m
Judul Artikel... Page |
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

∆y 0,0005
krs = x 100 %= x 100 %=0,021 % (4 AP)
y 0,0229
Ktp = (0,0229 ± 0,0005) x103 N/m

bukti submit

Judul Artikel... Page |


JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) UIN Alauddin Makassar Volume XX (X) (20XX)

Judul Artikel... Page |

Anda mungkin juga menyukai