Anda di halaman 1dari 7

Resume Kinetika Kimia

Nama Anggota Kelompok 7


1. Habibi Umar Tiro (G011191246)
2. Saskiah (G011191248)
3. Anisa Riadhul Jannah (G011191251)
4. Ayumi Rabiatul Miarty B (G011191252)
5. Marni (G011191253)

Kinetika Kimia

1. Pengertian Laju Reaksi (Contoh laju rekasi dari suatu reaksi kimia dan
menghitung laju pembentukan senyawa dalam suatu reaksi)
2. Hukum Laju Reaksi
Hukum laju (persamaan laju) menyatakan hubungan antara laju reaksi dengan
konsentrasi dari reaktan dipangkatkan bilangan tertentu. Untuk reaksi:

Contoh : mA + nB  pC + qD
Maka laju reaksi : 𝑉 = 𝑘 [𝐴]𝑥 [𝐵]𝑦
Keterangan : V = Laju reaksi
k = tetapan laju reaksi tergantung jenis reaktan
dan suhu (tiap reaksi memiliki k tertentu)
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap zat B
x+y = orde reaksi total
Persamaan laju reaksi hanya dapat ditentukan melalui hasil percobaan.
3. Orde Reaksi
Persamaan laju reaksi dan Orde reaksi menggambarkan hubungan kuantitatif
antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan
Orde reaksi menunjukkan hubungan antara perubahan konsentrasi pereaksi
dengan perubahan laju reaksi. Hubungan antara kedua besaran ini dapat dinyatakan
dengan grafik orde reaksi. Orde pada orde reaksi merupakan sebuah angka yang
menjadi faktor pemangkat dari suatu reaktan
a. Reaksi orde nol (Contoh reaksi, Rumus dan Grafik)
Pada reaksi orde nol, laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi.
Rumus : 𝑉 = 𝑘 [𝐴]0

b. Reaksi orde satu (Contoh reaksi, Rumus dan Grafik)


Pada reaksi orde satu, laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi. Jika konsentrasi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya pun akan dua
kali lebih cepat dari semula, dst.
Rumus : 𝑉 = 𝑘 [𝐴]1

c. Reaksi Orde dua (Contoh reaksi, Rumus dan Grafik)


Pada reaksi orde dua, kenaikan laju reaski akan sebanding dengan kenaikan
konsentrasi pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali,
maka laju reaksinya akan naik menjadi empat kali lipat dari semula.
Rumus : 𝑉 = 𝑘 [𝐴]2
Contoh :
Persamaan laju reaksi dapat ditentukan melalui eksperimen, yaitu dengan
mengukur konsentrasi salah satu produk pada selang waktu tertentu selama
reaksi berlangsung. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil percobaan penentuan
laju reaksi antara gas hidrogen dengan nitrogen monoksida yang dilakukan pada
suhu 800oC, menurut persamaan reaksi:
2𝐻2 (𝑔) + 2𝑁𝑂 (𝑔) → 2𝐻2 𝑂 (𝑔) + 𝑁2 (𝑔)
Percobaan [𝑁𝑂] awal (M) [𝐻2 ]awal (M) Laju awal pembentukan 𝑁2
1 0,006 0,001 0,0030
2 0,006 0,002 0,0060
3 0,006 0,003 0,0090
4 0,001 0,006 0,0005
5 0,002 0,006 0,0020
6 0,003 0,006 0,0045
a. Tentukan orde reaksi dari 𝑁𝑂 𝑑𝑎𝑛 𝐻2
b. Tentukan konstanta laju reaksi
Jawaban :
a. Untuk orde reaksi terhadap NO, ambil [𝐻2 ]yang sama yaitu percobaan 4 & 5
𝑣4 𝑘 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦
Jadi, =
𝑣5 𝑘 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦

0,0005 𝑘 [0,001]𝑥 [0,006]𝑦


=
0,0020 𝑘 [0,002]𝑥 [0,006]𝑦
0,0005 [0,001]𝑥
=
0,0020 [0,002]𝑥
1 1
= ( )𝑥
4 2
x=2
Untuk orde reaksi terhadap 𝐻2 , ambil [𝑁𝑂]yang sama yaitu percobaan 1 & 2
𝑣1 𝑘 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦
Jadi, =
𝑣2 𝑘 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦

0,0030 𝑘 [0,006]𝑥 [0,001]𝑦


=
0,0060 𝑘 [0,006]𝑥 [0,002]𝑦

0,0030 [0,001]𝑦
=
0,0060 [0,002]𝑦
1 1
= ( )𝑦
2 2
y=1
b. Untuk mendapatkan k maka subtitusikan percobaan 1 ke persamaan laju reaksi
𝑉 = 𝑘 [𝑁𝑂]2 [𝐻2 ]1
𝑉1 = 𝑘 [𝑁𝑂]2 [𝐻2 ]1
0,0030 = 𝑘 (0,006)2 (0,001)1
0,0030 = 36 × 10−9 𝑘
3 × 10−3
𝑘=
36 × 10−9
𝑘 = 8,33 × 104
4. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
a. Sifat Peraksi
Reaktan yang memiliki sifat yang berbeda akan bereaksi dengan laju yang
berbeda pula. Umumnya,
“Reaksi yang terjadi antara senyawa ion dapat berlangsung cepat. Penyebabnya
adalah gaya tarik-menarik yang kuat antara ion-ion dengan muatan yang berlawanan.
Sedangkan untuk reaksi yang terjadi antara senyawa kovalen pada umumnya
memiliki laju reaksi yang lambat. Hal ini dikarenakan untuk memutus ikatan kovalen
dibutuhkan energi yang besar”.
Sebagai contoh, metana yang direaksikan dengan gas klor di ruangan gelap akan
menghasilkan gas trikloro metana dan gas asam klorida namun sangat lambat.
b. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih
rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya
tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
“Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka laju reaksi akan semakin cepat,
begitupun sebaliknya, semakin rendah konsentrasi suatu larutan maka laju reaksi akan
semakin lambat”.
c. Suhu
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik)
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik
di atas harga energi aktivasi (Ea).
“Jika suhu dinaikkan maka laju reaksi akan semakin besar. Sebaliknya apabila
suhu diturunkan maka laju reaksi akan semakin kecil”.
d. Katalisator
Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan
suatu katalis. Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi
aktivasi (Ea). Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak
mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain,
penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
“Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak merubah
hasil suatu laju reaksi”.
5. Hubungan Kinetika Kimia dengan Prodi Agroteknologi
Pengaplikasian kinetika reaksi atau laju reaksi pada bidang pertanian dapat
dilihat pada pembuatan biodiesel dari minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi
basa. Biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas alkil ester
dari asam-asam lemak (Hambali 2006). Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati.
Komposisi yang terdapat dalam minyak nabati terdiri dari trigliserida-trigliserida
asam lemak (mempunyai kandungan terbanyak dalam minyak nabati, mencapai
sekitar 95%), asam lemak bebas, mono dan digliserida, serta beberapa komponen-
komponen lain seperti fosfogliserida, vitamin, mineral, dan sulfur.

Bahan-bahan mentah untuk pembuatan biodiesel adalah trigliserida, dan asam-


asam lemak (Mittelbach 2004). Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-
asam lemak, yaitu asam-asam karboksilat beratom karbon 6 – 30. Trigliserida banyak
dikandung dalam minyak dan lemak, merupakan komponen terbesar penyusun
minyak nabati. Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan digliserida.

Pembuatan biodiesel dilakukan dengan dua tahap, esterifikasi dan


transesterifikasi. Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi
ester. Esterifikasi mereaksikan minyak dan lemak dengan alkohol. Katalis-katalis
yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat, seperti asam sulfat, asam sulfonat
organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa
terpilih dalam praktek industrial (Soerawidjaja 2006).

Pada proses pembuatan biodiesel, esterifikasi dilakukan untuk membuat biodiesel


dari minyak berkadar asam lemak bebas tinggi (berangka-asam ≥ 2 mg-KOH/g). Pada
tahap ini, asam lemak bebas akan dirubah menjadi metil ester. Tahap esterifikasi
dilanjutkan dengan tahap transesterfikasi. Akan tetapi sebelum produk esterifikasi
diumpankan ke tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang
dikandungnya harus dihilangkan terlebih dahulu. Kandungan air harus dihilangkan
karena berdasarkan Persamaan 1, reaksi esterifikasi bersifat reversible, sehingga
pembentukan asam lemak bebas dapat terjadi dengan adanya air (Knothe, 2005).

Transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi alkil ester


melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping gliserol. Diantara
alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil,
metanol adalah yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan
reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Reaksi
transesterifikasi gliserida menjadi metil ester disajikan pada Persamaan 2 berikut:
Glieserida Metanol Biodiesel Gliserol

Gliserida CPO tidak hanya berbentuk trigliserida tetapi juga mono- dan di
gliserida. Asam – asam lemak penyusun CPO memiliki panjang rantai yang
bervariasi. Pada suhu 32˚C, 90% reaksi transesterifikasi selesai dalam 4 jam dengan
menggunakan katalis basa. Pada suhu >60˚C, reaksi selesai dalam waktu 1 jam.
Meskipun minyak dapat ditransesterifikasi, rendemen akan berkurang karena
adanya gum dan bahan pengotor lainnya dalam minyak (Knothe et al. 2005).

∆𝑀
𝑉=
∆𝑡

Pertanyaan:
a. Agung Nugraha 257. Apakah ada percobaan yang dilakukan sebelumnya
untuk melakukan reaksi orde 012? Jika ada jelaskan!
b. Fadhil Saputri 216. Mengapa anda mengambil biodiesel pada aplikasi
pertanian. Sedangkan biodesel berkaitan dengan bensin bensinan
Jawaban: Alasan kami mengambil biodiesel pada pengaplikasian kinetika
kimia pada bidang pertanian adalah karena biodiesel itu sendiri terbuat dari
bahan bakar nabati yang berasal dari minyak nabati. Minyak nabati berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang jelas sangat berkaitan dengan pertanian seperti
minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kemiri, dll.
c. Rara 244. Apa perbedaan dari orde reaksi 0 dan 1 karena hasil pemaparan
sama saja.
d. Syar 224. Dalam laju reaksi dipengaruhi oleh sifat peraksi. Bagaimana itu
jika sifat pereaksinya korosif, dll?
e. Nia 228. Dengan demikian laju pembentukan seperti apa yg dihasilkan? ()

Anda mungkin juga menyukai