SUKSESI
Nim : G011191150
Kelompok : 17
Asisten : 1. Zulkifli
2. Andy
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Suksesi adalah proses perubahan dalam komunitas (ekosistem) yang
berlangsung secara lambat dan teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu
arah, dan menyebabkan pergantian suatu komunitas (ekosistem) oleh
komunitas (ekosistem) yang lain. Suksesi merupakan proses yang menyeluruh
dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya
mencapai kestabilan pada fase klimaks. Kli-maks merupakan fase kematangan
yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu
perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah
beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap
komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka
proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika
berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama
akan terhenti pada hutan hujan tropic. Proses suksesi sangat beragam,
tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan
subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Dengan memahami gejala alam
kita akan mengetahui penyebab dan dampak dari suksesi dalam suatu
ekosistem.
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut dengan klimaks. Dalam kondisi ini sering dikatakan bahwa sebuah
ekosistem dalam kondisi meostasis, sebuah kondisi dimana ekosistem dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai respon yang koordinasi dari
komponen penyusun sub-sub sistem terhadap tiap rangsangan yang cenderung
mengganggu kondisi normal komunitas.
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui tahap tahap dan proses proses
suksesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.3 ProsedurKerja
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil mengenai tumbuhan yang
tumbuh pada plot suksesi. Tumbuhan tersebut memiliki luas penutupan, tinggi da
jumlah yang berbeda. Pada minggu ke 0 sampai minggu ke 2 tidak ditemukan
tumbuhan pada suksesi pada minngu ke 3 sampai minngu ke 5 ditemukan
vegetasi. Pada plot suksesi C (tidak ternaungi) vegetasi berdaun lebar dari minggu
1-5 adalah 127 dan vegetasi berdaun sempit adalah 31 jadi total 158. Pada plot
suksesi B (tidak ternaungi) vegetasi berdaun lebar dari minggu 1-5 adalah 75 dan
vegetasi berdaun sempit adalah 43 jadi total 118. Pada plot suksesi C’( ternaungi)
vegetasi berdaun lebar dari minggu 1-5 adalah 258 dan vegetasi berdaun sempit
adalah 43 jadi total 301. Pada plot suksesi B’( ternaungi) vegetasi berdaun lebar
dari minggu 1-5 adalah 170 dan vegetasi berdaun sempit 42 adalah jadi total 212.
Adanya tumbuhan yang tumbuh pada suksesi ini membuktikan bahwa
adanya pembaharuan dari tumbuhan yang tumb uh pada suksesi tersebut. Apabila
dibiarkan secara terus menerus maka pertumbuhan tumbuhan ini akan membentuk
suatu komunitas tumbuhan yang baru. Hal ini didukung dengan pernyataan
Mukhtar (2012) yang menyatakan bahwa prinsip dasar dalam suksesi adalah
adanya serangkaian perubahan komunitas tumbuhan bersamaan dengan perubahan
tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur dan melaui
beberapa tahap dari komunitas tumbuhan sederhana sampai klimaks. Selanjutnya
dinyatakan bahwa umumnya suksesi hutan akan bertambah keanekaragamannya
seiring dengan waktu.
Proses terbentuknya suksesi dimulai dengan munculnya berbagai spesies
yang timbul menggantikan spesies lain, sehingga spesies yang muncul di awal
proses perubahan akan berkurang peranannya pada tahap – tahap berikutnya.
Keanekaragaman spesies terus meningkat, sehingga pada titik klimaks akan
tercipta lebih banyak relung untuk dimanfaatkan (Frick, 2007). Menurut Arief
(2001) suksesi dapat berjalan klimaks karena adanya dukungan lingkungan yang
optimal, sedangkan kejadian suksesi sangat sulit dicari informasi menyeluruh
terhadap faktor- faktor yang tepat, seperti lingkungan pndukung dan jenis
tanaman.
Berdasarkan penjelasan teori tersebut, dapat diketahui bahwa proses
terbentuknya suksesi dimulai dengan menghilangkan komunitas awal pada suatu
wilayah. Kemudian akan dimulai dengan munculnya berbagai spesies tumbuhan
perintis (pionir). Tumbuhan pionir yaitu jenis – jenis yang menginvasi daerah
yang terbuka seperti permukaan tanah atau batuan – batuan kosong, kemudian
berkembang emmbentuk komunitas tumbuhan. Keanekaragaman spesies akan
semakin meningkat hingga mencapai pada titik tertentu yang disebut klimaks.
Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan
yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan
telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan
internalnya. Akibat kerusakan vegetasi tersebut maka akan menyebabkan suksesi
berulang kembali pada tempat tersebut. Yang terakhir yaitu faktor biotik, faktor
biotik ini meliputi pengaruh jasad kehidupan baik hewan maupun tumbuhan.
Pengaruh ini dapat langsung ataupun tidak langsung dan dapat merugikan atau
menguntungkan tumbuhan tersebut. Di dalam hutan banyak terdapat tumbuhan,
komunitas tersebut berinteraksi satu sama lain dan menyesuaikan diri dengan
keadaan lingkungannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Umumnya komunitas tumbuhan terbentuk mulai dari tingkat pioner yang
kemudian digeser oleh seri tumbuhan yang lebih dewasa sampai pada
komunitas yang relatif stabil dan berada dalam keseimbangan dengan
lingkungan setempat. Perubahan dalam suksesi bersifat kontinu, proses
suksesi yang berakhir dengan suatu komunitas atau ekosistem klimaks, dapat
diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan
internalnya sebagai akibat dari respon (tanggapan) yang terkoordinasi dari
komponennya terhadap setiap rangsangan yang cenderungmengganggu
kondisi atau fungsi normal komunitas. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pergeseran vegetasi pada daerah suksesi dan perubahan jumlah vegetasi
serta jenis vegetasi setiap minggunya yang menunjukkan laju penutupan jenis
vegetasi yang setiap minggunya mengalami perubahan jumlah vegetasi
menjadi lebih banyak.
2. Dengan adanya percobaan ini dapat diketahui aspek=aspek suksesi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi suksesi baik yang langsung maupun tidak
langsung seperti perlakuan yang berbeda pada setiap plot.
5.2 Saran
Sebaiknya pengamatan suksesi harus lebih awal untuk datang lahan
pratikum agar waktu pengamatan lebih maksimal dan juga perlu teliti dalam
mengamati dan menghitung jenis vegetasi dan jumlah setiap vegetasi yang
tumbuh pada plot yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tabel identifikasi pengamatan suksesi jumlah daun lebar dan daun sempit
Seluruh Vegetasi Teridentifikasi Berdasarkan
Plot Pekan ke Tally Sheet
Jumlah Daun Lebar Jumlah Daun Sempit
1 0 0
2 0 0
c 3 12 3
4 42 7
5 81 21
1 0 0
2 0 0
b 3 12 3
4 21 8
5 42 32
1 0 0
2 0 0
c’ 3 54 7
4 92 12
5 112 24
1 0 0
2 0 0
b’ 3 23 7
4 54 12
5 93 23
1. Dominasi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P1= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P3= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P4= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
2. Dominasi Relatif
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 0
P1 = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 0 × 100% = 0%
3. Kepadatan Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P1 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P2 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P3 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P4 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
4. Kepadatan Relatif
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 0
P1 = 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 0 × 100% = 0 %
5. Frekuensi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
Frekuensi Jenis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑜𝑡
1. Dominasi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P1= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P3= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P4= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = =0
1
2. Dominasi Relatif
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 0
P1 = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = × 100% = 0%
0
3. Kepadatan Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P1 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P2 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P3 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 0
P4 = =4=0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
4. Kepadatan Relatif
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 0
P1 = 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 0 × 100% = 0 %
5. Frekuensi Jenis
6. Frekuensi Relatif
1. Dominasi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P1= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 15
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 15
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 61
P3= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 61
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 30
P4= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 30
1
2. Dominasi Relatif
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 15
P1 = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = × 100% = 12,60%
119
3. Kepadatan Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P1 = = = 3,75
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P2 = = = 3,75
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 61
P3 = = = 15,25
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 30
P4 = = = 7,5
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
4. Kepadatan Relatif
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 3,75
P1 = 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 30,25 × 100% = 12,60%
5. Frekuensi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
Frekuensi Jenis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun Sempit= =4=1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑜𝑡
6. Frekuensi Relatif
1. Dominasi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 49
P1= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 49
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 29
P2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 29
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 66
P4= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 66
1
2. Dominasi Relatif
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 49
P1 = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 248 × 100% = 19,75%
3. Kepadatan Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 49
P1 = = = 12,25
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 29
P2 = = = 7,25
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 66
P4 = = = 16,5
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
4. Kepadatan Relatif
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 12,25
P1 = 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = × 100% = 19,75%
62
5. Frekuensi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
Frekuensi Jenis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑜𝑡
Frekuensisemuajenis = 1 + 1 = 2
6. Frekuensi Relatif
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 74
P2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 = = 74
1
2. Dominasi Relatif
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 102
P1 = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = 427 × 100% = 23,88%
3. Kepadatan Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 102
P1 = = = 25,5
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 74
P2 = = = 18,5
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
4. Kepadatan Relatif
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 25,5
P1 = 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 × 100% = × 100% = 23,88%
107
5. Frekuensi Jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
Frekuensi Jenis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑜𝑡
6. Frekuensi Relatif
2W
IS = (𝑎+𝑏) × 100 %
2×0
IS = (0 +0) × 100 % = 0 %
2W
IS = (𝑎+𝑏) × 100 %
2×0
IS = (0 +0) × 100 % = 0 %
2W
IS = (𝑎+𝑏) × 100 %
2×0
IS = (0+ 119) × 100 % = 0 %
2W
IS = (𝑎+𝑏) × 100 %
2 × 119
IS = (119 + 248) × 100 % = 64,85 %
2W
IS = (𝑎+𝑏) × 100 %
2 × 248
IS = (248 + 427) × 100 % = 73,48 %
3. Lampiran Gambar