Dasar-Dasar Ekologi
DEKOMPOSISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2) Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari
tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari
peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina
topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan
kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya
adalah pembukaan areal hutan.
2.4.4 Biotik
Meliputi pengaruh jasad kehidupan baik hewan maupun tumbuhan. Pengaruh itu
dapat langsung ataupun tidak langsung dan dapat merugikan atau menguntungkan
tumbuhan tersebut. Di dalam hutan banyak terdapat tumbuhan, komunitas tersebut
berinteraksi satu sama lain dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
BAB III
METODOLOGI
Adapun tabel gambar hasil pengamatan tiap minggunya adalah sebagai berikut :
No.
Gambar
Keterangan
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum kali ini membahas tentang suksesi tumbuhan yang bertujuan
untuk mengetahui proses terjadinya suksesi alami dari lahan garapan. Suksesi
merupakan proses perubahan dalam suatu komunitas yang berlangsung hingga
menuju suatu arah pembentukan komunitas secara teratur. Suksesi merupakan
proses yang terjadi akibat adanya modifikasi lingkungan fisik dalam suatu
komunitas tersebut.
Praktikum ini dilakukan dengan membuat petak/plot sebanyak 1 buah dengan
luas 2 × 2 m2, petak inilah yang dibuat gundul (dirusak) dengan cara mencangkul
area petak ini hingga akar tanaman yang ada manjadi hilang sama sekali.
Petak/plot dibuat dengan menggunakan tali rafia dengan warna yang mencolok
(misalnya merah), pemilihan warna ini bertujuan agar pembatas (garis) tersebut
masih dapat terlihat jelas walaupun nantinya tumbuh berbagai tumbuhan dengan
lebat.
Pengamatan tentang suksesi ini dilakukan selama 4 minggu. Pada saat
pembuatan petak/plot dan pencangkulan lahan, dihitung sebagai minggu ke 0.
Selama berlangsungnya pengamatan suksesi, praktikan mengalami beberapa
minggu di mana tidak turun hujan (± 3 minggu), sedangkan di sisa minggu yang
ada, hampir setiap harinya turun hujan.
Perlu diketahui bahwa hujan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
tanaman dan berlangsungnya suksesi di dalam tumbuhan pada petak yang
bersangkutan. Semakin deras hujan yang terjadi, maka akan dapat dipastikan
suksesi yang terjadi juga akan semakin subur (lebat).
Pada minggu pertama dan kedua, belum ada vegetasi yang tumbuh. Hal ini
kemungkinan pada petak tersebut, proses pencangkulan sampai menghilangkan
akar dari tanaman yang ada sebelumnya sehingga diperlukan proses yang lama
untuk menumbuhkan kembali tanaman tersebut.
Pada minggu ketiga terdapat vegetasi baru, yaitu ilalang. Tumbuhan ilalang
dengan populasi sebanyak 2 spesies dengan tinggi 1 cm dan 1,3 cm.
Pada minggu keempat, populasi ilalang bertambah menjadi 3 spesies dengan
tinggi masing-masing 3 cm, 3,4 cm dan 1,2 cm. Penambahan populasi serta tinggi
varietas ini kemungkinan dikarenakan sering terjadinya hujan yang
mengakibatkan tumbuhnya ilalang pada petak/plot pengamatan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa vegetasi
yang pertama muncul adalah jenis rerumputan yaitu ilalang. Hal ini disebabkan
jenis suksesi merupakan suksesi sekunder, dimana sudah terdapat kehidupan
sebelumnya. Vegetasi yang biasanya muncul pertama kali biasanya berupa
tumbuhan pelopor atau pionir yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk
hidup pada lingkungan yang serba terbatas pada berbagai faktor pembatas.
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu
yang memberikan kemungkinan hidup bagi tumbuhan lainnya. Jenis tumbuhan
pionir lainnya yaitu tumbuhan lumut kerak. Lumut kerak termasuk dalam
tumbuhan pionir sebab memiliki kemampuan dalam proses pembentukam lapisan
tanah, memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organik ketika
terjadi pelapukan dari bagian tumbuhan yang mati.
Proses terjadinya suksesi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang baik
secara terpisah-pisah maupun dalam kombinasi dapat mempengaruhi
ketidakhadiran atau kehadiran, keberhasilan atau kegagalan berbagai komunitas
tumbuhan melalui vegetasi penyusunnya.
Sehingga dari percobaan yang telah dilakukan dapat dikatakan berhasil sebab
tampak terjadinya proses suksesi yakni perubahan dalam suatu komunitas yang
berlangsung menuju ke suatu arah pembentukan komunitas secara teratur. Hal ini
nampak dengan munculnya beberapa jenis vegetasi yang nantinya akan
membentuk suatu komunitas baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Suksesi yang kami lakukan ini merupakan jenis suksesi sekunder. Karena
telah ditemukan adanya kehidupan sebelumnya, yaitu berupa rumput-rumput
liar, yang kemudian dibersihkan dengan cara dicangkul sampai bersih hingga
akar-akarnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi
tidak dari komunitas pioner. Yaitu ada fase permulaan, fase awal, fase muda,
dan diakhiri dengan fase klimaks yang ditandai dengan matinya tanaman
secara terus-menerus.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suskesi yaitu iklim, topografi, edatik dan
biotik.
5.2 Saran
Sebaiknya pengamatan suksesi harus lebih teliti dalam mengamati dan mengukur
jenis tumbuhan yang tumbuh pada lahan garapan.
DAFTAR PUSTAKA