PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula
kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam
dan
vegetasinya.
Dalam
abad
ke
XX
usaha-usaha
diarahkan
untuk
variabel-variabel kerapatan,
komposisi,
dominansi
pohon
dan
menaksir
Rumusan Masalah
Praktikum ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Berapa nilai penting dari vegetasi di area yang diamati berdasarkan kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensinya?
2.
3.
Apa nama spesies yang dominan dari vegetasi berdasarkan nilai variabel yang
didapat dari area yang diamati?
1.3
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vegetasi
Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya
terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Individuindividu tersebut di dalamnnya terdapat interaksi yang erat antara tumbuhtumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam
vegetasi itu dan faktor-faktor lingkungan. Vegetasi bukan hanya kumpulan dari
individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan dimana
individu-individu penyusunnya saling bergantung satu sama lain dan disebut
komunitas tumbuhan. Pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan
yang erat antara komponen organisme dan faktor lingkungan, maka hal ini disebut
ekosistem (Marsono, 1977).
Komposisi dan struktur vegetasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
flora, habitat (iklim, tanah, dan lain-lain), waktu dan kesempatan. Hal ini
menyebabkan vegetasi di suatu tempat merupakan hasil resultan dari banyak
faktor baik sekarang maupun yang lampau. Vegetasi sebaliknya dapat dipakai
sebagai indikator suatu habitat baik pada saat sekarang maupun sejarahnya
(Marsono, 1997).
2.2 Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu
luasan tertentu, misalnya 100 individu/ha. Kerapatan suatu jenis tumbuhan adalah
jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak
contoh yang dibuat. Kerapatan biasa dinyatakan dalam besaran persentase.
Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau
banyaknya suatu jenis per satuan luas. Semakin besar kerapatan suatu jenis, maka
semakin banyak individu jenis tersebut per satuan luas (Kusmana, 1997).
2.3 Frekuensi
Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis dalam suatu
area. Jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai frekuensi yang besar,
sebaliknya jenis yang mempunyai nilai frekuensi yang kecil mempunyai daerah
sebaran yang kurang luas. Frekuensi spesies tumbuhan merupakan sejumlah petak
contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat
(Samingan, 1971)
Frekuensi merupakan besarnya intensitas ditemukannya suatu spesies
organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau
ekosistem. Misalnya, semakin banyak jumlah individu suatu spesies dalam petak
contoh, maka semakin besar frekuensi spesies tersebut. Semakin sedikit jumlah
individu suatu spesies dalam petak contoh, maka semakin kecil frekuensi spesies
tersebut. Hasil frekuensi tersebut dapat menggambarkan tingkat penyebaran
spesies dalam habitat yang dipelajari, meskipun belum dapat menggambarkan
tentang pola penyebarannya (Martono, 1988).
2.4 Kerimbunan
Kerimbunan adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan derajat
penguasaan ruang atau tempat tumbuh. Kerimbunan juga merupakan besaran
penguasaan berapa luas areal yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau
kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing tehadap jenis lainnya.
Pengukuran dominansi dapat digunakan proses kelindungan ( penutup tajuk ), luas
basah area , biomassa, atau volume (Martono, 1988).
.
2.5 Analisis Vegetasi
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan
atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi dalam
ekologi hutan yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang
merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu
habitat. Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk
mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang
dipelajari (Tjitrosoepomo, 2002).
b. Kerapatan absolute
Area
D2
Nilai dominan sp
Jumlah dominan semua sp
Jumlahindividu /sp
Jumlah total individu
Jumlah individu/ sp
Total point
e. Frekuensi Absolut sp
x 100%
x 100%
Frekuensi sp
Jumlah frekuensi seluruh sp x 100%
Nilai penting merupakan suatu harga yang bisa didapatkan dari penghitungan
tertentu. Penghitungan tersebut berupa penjumlahan nilai relatif dari sejumlah
variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi
relatif). Nilai penting tersebut apabila disusun dalam bentuk rumus maka akan
diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
2.7 Manfaat Metode Kuadran
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali
disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan
ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan
pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa dengan
melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama,
biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi
kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam
membentuk populasinya, dimana sifat-sifatnya bila dianalisa akan menolong
dalam menentukan struktur komunitas (Jumin, 1992).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Ekologi Umum tentang analisi vegetasi metoda kuadran
dilaksanakan pada hari selasa, 19 Mei 2015 di dekat Danau kampus C Unair,
Surabaya. Praktikum dilaksanakan pagi pukul 8.50 hingga pukul 10.40 WIB. Titik
koordinat sampling vegetasi adalah 716'11.70"S dan 11246'59.69"T
U
B
T
S
masing-masing kuadran. Kuadran I terletak antara arah utara dan barat, kuadran II
terletak antara arah utara dan timur, dan lain sebagainya. Setelah posisi masingmasing kuadran telah ditentukan, kini saatnya untuk mencatat spesies terdekat dari
titik observasi (meliputi nama. Luas bidang dasar, diameter batang paa setinggi
dada, dan jaraknya terhadap titik observasi). Variabel-variabel yang diperoleh
tersebut kemudian digunakan untuk menghitung harga-harga relatifnya. Setelah
harga-harga relatif tersebut diperoleh kemudian menghitung harga nilai penting
untuk masing-masing spesies yang didapat, untuk kemudian disusun berdasarkan
harga nilai penting terbesar sampai harga nilai penting terkecil. Langkah terakhir
yaitu memberi nama bentuk vegetasi 2 jenis tumbuhan berdasarkan harga nilai
penting terbesar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil data
pengamatan sebagai berikut:
4.1.1 Data
Tabel 1. Data Sampling Vegetasi Pohon Kecil
Titik Poin
1
Kuadran
Jarak (m)
Spesies
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
5.6
4
7.7
1.45
7.35
9.6
3.6
2.8
5.8
3.7
2.4
1.7
9.87
Psidium guajava
B
C
D
Mangifera indica
F
B
G
Psidium guajava
J
Mangifera indica
J
Polyalthia
longifolia
Albizia saman
Mangifera indica
D
J
K
D
Artocarpus altilis
3.85
7.7
6.25
5.35
6.8
5
3.2
8.75
Total
107.47
Luas area per titik poin = 400 m2
4
II
III
IV
I
II
III
IV
Diameter
Pohon (cm)
2
7.5
5.5
4
1.5
9.5
3
1.5
6
4.5
2.5
4.5
4
4
4.5
3
1
8.5
3
3.5
107.47
= 20
Kerapatan Absolut
= 5.37 m
area
= D2
400 m 2
Jumlah pohon per 400 m2 = (5.37) 2
400 m
= 28.84
= 13.87
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
M. indica
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
10
A. altilis
= 0.694/13.87 x 100% = 5%
= 100%
jumlah individu/sp
Frekuensi Absolut sp = total titik poin
P. guajava = 2/5
B
= 2/5
= 1/5
= 3/5
M. indica = 3/5
F
= 1/5
= 1/5
P. longifolia = 1/5
A. saman
= 1/5
= 2/5
= 1/5
A. altilis
= 1/5
= 19/5
frekuensi sp
jumlah frekuensi seluruh sp
x 100%
A. altilis
15.7
25.62
23.75
8.9
7.53
70.85
1.77
12.56
12.56
10.86
56.72
9.62
Peringkat dominansi
12
P. longifolia
Rerata
Luas Basal Area
A. saman
10
A. altilis
11
= 244.47 cm2/400 m2
12
nilai dominan sp
Dominansi Relatif (DR) = jumlah dominan semua sp
P. guajava
x 100%
A. altilis
FR
10.53
10.53
5.26
15.79
15.79
5.26
5.26
DR
8.91
14.54
6.74
7.58
6.41
20.11
0.50
IP
29.44
35.07
17
38.37
37.2
30.37
10.76
Rangking
6
3
8
1
2
5
12
5.26
3.57
13.83
5.26
10.53
5.26
5.26
3.57
9.24
16.10
2.73
13.83
34.77
26.36
12.99
10
4
7
11
4.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan mengetahui nilai penting dari analisis vegetasi
menggunakan metode kuadran, mengetahui nilai variabel berdasarkan kerapatan,
kerimbunan dan frekuensi dari vegetasi, dan mengetahui nama spesies dari
vegetasi berdasarkan nilai penting yang didapatkan pada area dekat Danau
Kampus C UNAIR.
13
hanya
berdiameter kurang dari 10 cm. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya
memiliki karakteristik yang tetap. Spesies yang sama dapat menerima bentuk
kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan berbeda.
Vegetasi dapat diklasifikasikan ke dalam struktur tanpa menunjuk pada nama
spesies. Terbukti terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah dan dalam
lokasi dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies
yang dominan .
14
DAFTAR PUSTAKA
Andrie. 2011. Ekologi. (http://andriecaale.blogspot.com/2011/06/laporan-tetapanalisis-vegetasi-metode.html). (tanggal akses: 14 Mei 2015)
Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB Jumin, Hasan
Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Marsono. 1977. Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Martono, DS. 1988. Analisis Vegetasi dan Assosiasi Antara Jenis-Jenis Pohon
Utama Penyusun Hutan musim Dataran Rendah Di Meru Betiri Jawa
Timur. (Problema Kehutanan) Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Sagala, E.H.P. 1997. Analisa Vegetasi Hutan Sibayak II pada Taman
Hutan Rakyat Bukit Barisan Sumatera Utara. Skripsi Sarjana
Biologi. Medan: FMIPA USU.
Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.
Samingan, T. 1971. Tipe-tipe Vegetasi (Pengantar Dendrologi). Bagian Ekologi
Tumbuh-tumbuhan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
University Press
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
15