Anda di halaman 1dari 5

METODE LINE INTERCEPT

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Analisis Vegetasi Yang dibina oleh Prof. Dr. Ir.
Suhadi, M.Si

Oleh Offering H 2013/

Kelompok

1 Arifa Fikriya Zaharol Muna 130342615339

Muhammad Haidar Amrullah 130342615319

SilmyKaffah 130342615323

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM JURUSAN BIOLOGI

September 2015

A. Topik Pengamatan Analisis Vegetasi Menggunakan Metode Line Intercept

B. Tujuan

1. Menentukan sampel di lapangan menggunakan teknik line intercept.

2. Mengambil data lapangan menggunakan teknik line intercept.

3. Melakukan analisis tumbuhan bawah menggunakan teknik line intercept.

4. Membuat laporan kegiatan.

C. Tempat danWaktu Praktikum dilakukan di Pantai Sendiki, Kecamatan Sumber Manjing


Wetan, Kabupaten Malang pada hari Minggu tanggal 27 September 2015.

D. Dasar Teori

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat.Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun
dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta
dinamis (Marsono, 1977).Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain
karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang
dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Mueller-Dombois dan Ellenberg
(1974) membagi struktur vegetasi menjadi lima berdasarkan tingkatannya, yaitu: fisiognomi
vegetasi, struktur biomassa, struktur bentuk hidup, struktur floristik, struktur tegakan (Marsono,
1977).

Menurut Kershaw (1973), struktur vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu: 1. Vegetasi secara
vertikal yang merupakan diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai
dan herba penyusun vegetasi. 2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan
letak dari suatu individu terhadap individu lain. 3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam
suatu komunitas. Hutan hujan tropika terkenal karena pelapisannya, ini berarti bahwa populasi
campuran di dalamnya disusun pada arah vertikal dengan jarak teratur secara kontinu. Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuhtumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-
data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas
hutan tersebut.

Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi
dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal
dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun
waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3)
melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa
faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983). Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan
dengan Metode Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur,
Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak (Metode berpasangan acak, Titik pusat
kwadran, Metode titik sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich) (Marsono, 1977).
Kelimpahan jenis ditentukan, berdasarkan besarnya frekwensi, kerapatan dan dominasi setiap
jenis.

Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting,
volume, biomassa, persentase penutupan tajuk, luas bidang dasar atau banyaknya individu dan
kerapatan.Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu,
misalnya 100 individu/ha.Frekwensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana
ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Suatu daerah yang
didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut dikatakan memiliki
keanekaragaman jenis yang rendah.Keanekaragaman jenis terdiri dari 2 komponen; Jumlah
jenis dalam komunitas (kekayaan jenis) dan Kesamaan jenis.Kesamaan menunjukkan
bagaimana kelimpahan species itu (yaitu jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dan
sebagainya) tersebar antara banyak species itu (Anonim a, 2008).
Syafei (1994) menyebutkan bahwa faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan
biotik antara satu dengan yang lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan kehadiran
suatu jenis tumbuhan di tempat tertentu. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
jenis suatu vegetasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode line intercept.

Metode line intercept merupakan bentuk transek yang diubah dalam bentuk garis. Proyeksi tajuk
dari yang terpegat diukur panjangnya. Pada metode ini didapatkan tiga parameter yaitudominasi
(cover), densitas, dan frekuensi. Penggunaannya cocok untuk semak dan perdu. Densitas = ( ) (
) Densitas relatif = x 100 Dominansi ( %dari permukaan tanah ) = x 100 Dominansi relatif = x 100
Frekuensi = x 100 F = ( ) Bobot frekuensi = ( F ) ( jumlah interval transek pada kehadiran setiap
jenis ) Frekuensi relatif = x 100 Nilai penting = densitas relatif + dominansi relatif + frekuensi
relative Penutupan total = x 100 N = jumlah total, individu yang terhitung I = total panjang
intercept I / M = total perbandingan terbalik dari lebar tumbuhan maksimum

E. Alat dan Bahan 1. Roll meter 2. Tali 3. Patok 4. Lembar data 5. Altimeter 6. Klinometer 7. GPS
8. Plastik

F. Cara Kerja

G. Data Pengamatan Plot Spesies Tumbuhan Keliling (cm) Diameter (cm) Jari-jari (cm) Kanopi
Jarak antar Kanopi (cm) Sudut (O) 1 Cannarium littorale 320 101.91 50.96 25 200 78 2
Cannarium littorale 170 54.14 27.07 10 1000 81 3 Cannarium littorale 210 66.88 33.44 35 2200
74 4 Cannarium littorale 80 25.48 12.74 5 3200 77 5 Cannarium littorale 140 44.59 22.29 5 950
78 6 Cannarium littorale 100 31.85 15.92 3 1490 29 7 Cannarium littorale 80 25.48 12.74 20
1100 65 8 9 10 Cannarium littorale 40 12.74 6.37 10 4200 75 11 12 13 14 15
Cannarium littorale 80 25.48 12.74 10 1000 83 16 17 18 19 Terminalia cattapa 70 22.29
11.15 5 1000 73 20 Terminalia cattapa 90 28.66 14.33 20 1000 58 21 Terminalia cattapa 40
12.74 6.37 7,5 1000 79 22 23 24 25 Terminalia cattapa 60 19.11 9.55 18 1000 81 26
Terminalia cattapa 32 10.19 5.10 3 1000 58 27 0.00 0.00 28 Terminalia cattapa 430 136.94
68.47 50 1000 83 29 30 31 Terminalia cattapa 30 9.55 4.78 20 79 32 Terminalia cattapa
240 76.43 38.22 7,5 1000 58 Data Faktor Abiotik Plot TANAH UDARA suhu (oC) pH Kesuburan
suhu (oC) kelembapan (%) 1 33 7 Too little 30 60 2 33 7 Too little 30 60 3 32 7 Too little 32 60 4
34 7 Too little 32 54 5 34 7 Too little 32 50 6 33 7 Too little 32 50 7 34 7 Too little 30 48 8 9 10 34
7 Too little 30 50 11 12 13 14 15 35 7 Too little 30 50 16 17 18 19 34 7 Too little 28 54 20 34 7
Too little 24 62 21 33 7 Too little 28 66 22 23 24 25 34 7 Too little 28 68 26 34 7 Too little 28 67
27 28 7 Too little 27 66 29 30 31 7 Too little 24 68 32 7 Too little 26 70

H. Analisis Data No. Nama Spesies Lebar kanopi Sigma Jarak (m) 1/M Densitas Dominansi
Frekuensi 1 Cannarium littorale 13.67 15340 0.0000651890 0.0000000029 0.6856478791
0.28125 2 Terminalia cattapa 19.33 7000 0.0001428571 0.0000000064 0.3128771287 0.25000
Total 33.0 22340.0 0.0002080462 0.0000000093 0.9985250078 0.53125 Panjang Transek
22373.0 Densitas Relatif Dominansi Relati Frekuensi Relatif INP 31.33% 68.67% 52.94%
152.94% 68.67% 31.33% 47.06% 147.06% 100.00% 100.00% 100.00% 300.00% Densitas relatif
a. Cannarium littorae = x 100% = 31.33% b. Terminalia cattapa = x 100% = 68.67% Dominansi
relatif a. Cannarium littorae = x 100% = 68.67% b. Terminalia cattapa = x 100% = 31.33%
Frekuensi relatif a. Cannarium littorae = x 100% = 52.94% b. Terminalia cattapa = x 100% =
47.06% Indeks Nilai Penting (INP) a. Cannarium littorae = Densitas Relatif + Dominansi Relatif +
Frekuensi Relatif = 31.33% + 68.67% + 52.94% = 152.94% b. Terminalia cattapa = Densitas
Relatif + Dominansi Relatif + Frekuensi Relatif = 68.67% + 31.33% + 47.06% = 147.06% Total
Indeks Nilai Penting = 152.94% + 147.06% = 300.00% Berdasarkan hasil analisis data dapat
diketahui nilai INP dari beberapa spesies tumbuhan yang paling tinggi adalah spesies
Cannarium littorae dengan nilai INP sebesar 152.94%, sedangkan nilai INP paling rendah
didominasi oleh spesies tumbuhan Terminalia cattapa dengan nilai INP sebesar 147.06%. I.
Pembahasan Pada praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa angka densitas yang paling
tinggi adalah Cannarium littorae dengan nilai densitas sebesar 0.0000000029 dan nilai densitas
relatif sebesar 31.33%. Menurut Suhadi (2003), densitas merupakan jumlah individu per unit
area, dimana ini berarti dalam praktikum kami kali ini jumlah individu tanaman Cannarium
littorae. per unit area merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan tanaman lain yaitu
Terminalia cattapa. Pada perhitungan dominansi yang telah dilakukan diketahui bahwa dominasi
tertinggi dihuni oleh Cannarium littorae dengan dominasi relatif sebesar 68,67 %. Dan yang
terkecil adalah dominansi dari Terminalia cattapa dengan nilai dominansi relative sebesar
31,33%. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman dengan densitas relative yang tinggi juga
menunjukkan dominansi yang tinggi. Kelimpahan jenis ditentukan beberapa diantaranya
berdasarkan besarnya frekuensi, dan dominasi setiap jenis. Frekuensi suatu jenis tumbuhan
adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh
yang dibuat. Frekuensi tanaman yang paling tinggi berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
yaitu tanaman Cannarium littorae dengan nilai frekuensi sebesar 0.28125 dan frekuensi relatif
sebesar 52,94%. Dan yang terendah nilai frekuensinya adalah Terminalia cattapa. Penghitungan
frekuensi menunjukkan tingkat kehadiran suatu jenis pada total keseluruhan transek. Frekuensi
yang tinggi ini bisa mengindikasikan bahwa pada area tersebut tumbuhan yang sering muncul
adalah tumbuhan Cannarium littorae. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain dapat
ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting.Nilai indeks nilai penting (INP) tertinggi pada
praktikum ini dimiliki oleh tanaman Cannarium littorae dengan Nilai Indeks Penting (INP) sebesar
152,94%. Hal ini menunjukkan pada area keseluruhan transek tumbuhan yang paling
mendominasi adalah tumbuhan Cannarium littorae terhadap tumbuhan Terminalia cattapa. Hal
ini berdasarkan dari Nilai Indeks Penting (INP), yang dimana nilai dari densitas, dominansi, dan
frekuensi dari tanaman Cannarium littorae lebih tinggi dari tanaman Terminalia cattapa. Suatu
daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut dikatakan
memiliki keanekaragaman jenis yang rendah.Keanekaragaman jenis terdiri dari 2 komponen;
Jumlah jenis dalam komunitas (kekayaan jenis) dan Kesamaan jenis.Kesamaan menunjukkan
bagaimana kelimpahan spesies itu (yaitu jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dan
sebagainya) tersebar antara banyak spesies itu (Anonim a, 2008). Syafei (1994) menyebutkan
bahwa faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan biotik antara satu dengan yang
lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan kehadiran suatu jenis tumbuhan di tempat
tertentu. Pada kondisi lingkungan tertentu, setiap jenis tumbuhan tersebar dengan tingkat
adaptasi yang beragam, sehingga menyebabkan hadir atau tidaknya suatu jenis tumbuhan pada
lingkungan tersebut. Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil).
Diperkirakan bahwa 80% aktivitas biologis tersebut terdapat pada top soil saja. Disamping itu
dijumpai pula fenomena lain yaitu adanya ragam yang tinggi antar lokasi atau kelompok hutan
baik vegetasinya maupun tempat tumbuhnya (Marsono, 1977). Berdasarkan peranan tanah
terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, maka sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi
tanah diantaranya kandungan unsur hara, kemasaman tanah (pH tanah), kandungan bahan
organik tanah (BO), kelengasan tanah, tekstur dan struktur tanah dan lain-lain merupakan faktor-
faktor penting yang berperan dalam menentukan kualitas dari tempat tumbuh (Indriyanto, 2006).
J. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat diberi kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis
vegetasi berdasarkan penelitian di daerah Hutan tepi pantai Tamban, Malang Selatan adalah
jenis vegetasi Cannarium littorae dengan Nilai Indeks Penting sebesar 152,94 % 2. Kelimpahan
jenis tanaman Cannarium littorae di daerah Hutan tepi pantai Tamban, Malang Selatan
merupakan yang paling tinggi, dan kelimpahan jenis tanaman Terminalia cattapa rendah dari
tanaman cannarium littorae. K. Daftar Pustaka Anonim a. 2008.Sekilas Tentang Hutan.(Online),
(httppelajardudul.blogspot.com, diakses pada 5Maret 2013). Anonim a. 2008.Hutan Kota.
(Online),(http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/Dafisi.htm).Diakses pada 12April 2015.
Anonim b. 2008.Sekilas Tentang Hutan.(Online), (http://pelajardudul.blogspot.com).Diakses pada
12April 2015. Greig-Smith, P. 1964. Quantitative plant ecology. Second Ed. Butterworths,
London. Heddy, S.1994. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi.PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Indriyanto, 2005. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.. Marsono. 1977. Analisis Vegetasi.
(Online), (miftahhurrahman.googlepages.com/Analisavegetasidiseram.pdf, Diakses pada 12April
2015. Syafei, Eden Surasana. 1994. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB.

Anda mungkin juga menyukai