Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI

LARUTAN KALIUM NITRAT (KNO3) TERHADAP


PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusiiJungh et de
Vriese)

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh :

JULIA MUVITA SARI

201510320311067

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN – PETRNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Pengaruh Waktu Pemberian dan Konsentrasi Larutan


KaliumNitrat (KNO3) terhadap Produktivitas Getah Pinus (Pinus
merkusii Jungh et de Vriese)
Nama :Julia Muvita Sari

NIM : 201510320311067

Jurusan : Kehutanan

Proposal Penelitian Skripsi oleh Julia Muvita Sariini telah diperiksa dan
disetujui untuk dilanjitkan ke Perhutani Banyuwangi Barat

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Joko Triwanto, MP.,IPU Galit Gatut Prakosa, S.Hut, M.Sc


NIP.105.89090103

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian – Peternakan UMM

Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc.,IPM


NIP. 10509070473
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Waktu Pemberian dan Konsentrasi Larutan


KaliumNitrat (KNO3) terhadap Produktivitas Getah Pinus (Pinus
merkusii Jungh et de Vriese)

Waktu : 2018
Tempat : BKPH Glenmore KPH Banyuwangi Barat

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Julia Muvita Sari


n201510320311067

Telah disetujui untuk diajukan


Kepada perhutani BKPH Glenmore Banyuwangi Barat

Malang, 2018
Menyetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Joko Triwanto, MP.,IPU Galit Gatut Prakosa, S.Hut, M.Sc


NIP.105.89090103

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian – Peternakan UMM

Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc.,IPM


NIP. 10509070473
PRAKATA

Alhamdulillahirobbilalamin, marilah kita panjatkan puji syukur kepada


Allah S.W.T. Atas segala rahmat, taufiq, serta hidayah yang dilimpahkan kepada
kami, serta kesehatan hingga saat ini, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
penelitian skripsi ini.

Proposal ini ditulis sebagai syarat pengajuan Skripsi yang berjudul


Pengaruh Interval Waktu Pemberian dan Konsentrasi Larutan Kalium Nitrat
(KNO3) terhadap Produktivitas Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese).
Saya berharap kegiatan Penelitian Skripsi ini bisa membantu untuk menambah
wawasan dan membentuk kerjasama yang baik antara kami selaku civitas
akademika dan Perum Perhutani BKPH Glenmore Banyuwangi Barat.Proposal ini
terdiri dari Bab I Pendahuluan menbahas tentang latar belakang dilakukanya
kegiatan penelitian dengan pengamatan Interval Waktu Pemberian dan Konsentrasi
Larutan Kalium Nitrat (KNO3) terhadap Produktivitas Getah Pinus pada kawasan
Perhutani BKPH Glenmore Banyuwangi Barat tujuanya untuk mengetahui interaksi
pengaruh interval pemberian dan konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) terhadap hasil
sadapan getah pinus. Bab II berisi tinjauan pustaka terkait hasil hutan bukan kayu
diantaranya pohon pinus sebagai penghasil getah. Bab III metodologi kerja yang
terkait dengan waktu pelaksanaan dilaksanakanya kegiatan penelitian serta metode
yang digunakandalam penelitian.
Penulis mohon maaf apabila didalam Proposal ini masih terdapat beberapa
kekurangan, maka dengan senang hati penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kebaikan isi proposal ini.

Malang, 16 November 2018


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Pinus (Pinus merkusii)adalah tanaman perdu yang


tingginya mencapai 10-40 m dan tumbuh pada ketinggian 300-1800 m di
atas permukaan laut. Pohon pinus ini sering dimanfaatkan kayunya dan
diolah untuk dijadikan bahan – bahan furniture, perabotan rumah tangga,
korek api, sumpit, dan masih banyak lagi.Pada awalnya kata “pinus”
merujuk pada salah satu famili tumbuhan, namun kebanyakan orang
Indonesia menyebut “pinus” adalah nama dari Tanaman Pinus merkusii.
Sehingga, TanamanPinussampai sekarang disebut sebagai Pinus atau ada
yang menyebutnya Tusam. Tanaman Pinus ini mempunyai getah yang
berada pada batang. Pada batang, terdapat saluran getah dimana dalam
saluran getah ada yang arahnya vertical ( longitudinal ) maupun horizontal
( radial ). Saluran getah ini terbentuk secara lisigen, sizogen, maupun
sizoligen (Sasmuko et al., 2004).
Terjadinya penurunan produktifitas hutan alam terutama hasil hutan
berupa kayu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini disebabkan
karena selama ini pemerintah lebih mengutamakan hasil hutan berupa kayu
sebagai produk primadona dalam bidang bisnis kehutanan untuk
memperoleh devisa yang sebanyak-banyaknya. Kondisi ini telah
mengakibatkan rusaknya lingkungan hutan, berkurangnya keanekaragaman
hayati, serta bentuk-bentuk kerusakan yang lain. Berdasarkan hal tersebut
maka pengelolaan hutan di masa yang akan datang seyogyanya diarahkan
untuk lebih meningkatkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang jenis
dan potensinya sangat berlimpah. Banyak pakar yang memprediksi bahwa
pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu akan berperan lebih
penting dibandingkan dengan produk-produk kayu, baik dari sisi
ekonomi,serta lingkungansosial. (DahliandanHartoyo, 1997)
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang mempunyai prospek
cukup cerah di masa mendatang untuk dikembangkan di Indonesia adalah
gondorukem (getah pinus) yang merupakan hasil destilasi dari getah (oleo-
resin) yang disadap dari pohon pinus (Pinus merkusii). Peluang
mengembangkan industri gondorukem (getah pinus) ini cukup besar,
mengingat potensi hutan pinus yang cukup besar yang belum dimanfaatkan
secara optimal, serta adanya peluang pasar yang terbuka lebar, baik untuk
keperluan domestik maupun ekspor. (Sastrohamidjojo, 2004).
Pohon-pohon pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese)yang akan
disadap getahnya adalah pohon yang pada waktu mendatang dijarangi atau
ditebang yaitu sejak umur 10 tahun sampai pada daur tebangan atau umur
penjarangan. Biasanya dilakukan pada perusahaan pengelolaan pinus yang
menggunakan pinus untuk berbagai kegunaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas getah pinus yaitu:kualitas tempat tumbuh,
umur, kerapatan, sifat genetis, ketinggian tempat, kualitas dan kuantitas
tenaga sadap serta perlakukan dan metode sadapan. Faktor-faktor tersebut
dapat diperincibahwa produktivitas getah dipengaruhi juga oleh faktorluas
areal sadap, kerapatan pohon, jumlah koakan tiap pohon, arah sadap
terhadap matahari, jangka waktu pelukaan, sifat individu pohon dan
keterampilan penyadap(Santosa, 2010).

Pupuk KNO3 Putih (Potasium Nitrat atau disebut juga Kalium


Nitrat) adalah pupuk kimia dengan kandungan Kalium (K) dan Nitrogen
(N). Pupuk KNO3 merupakan kombinsai unsur N (nitrogen) dan Kalium
dalam bentuk K2O (potasium oxide atau kalium oxide). Kalium dan
Nitrogen adalah nutrisi yang sangat penting bagi tanaman. Pupuk ini sangat
efektif digunakan, karena kebutuhan unsur K dan N bisa diberikan dengan
satu kali aplikasi. Kandungan K2O pada KNO3 antara 45 – 46 % dan N
13%. Pupuk KNO3 sangat cocok digunakan untuk memenuhi kebutuhan
unsur kalium pada tanaman yang sensitif terhadap clorida (Cl) seperti
tembakau.

Pupuk KNO3 putih biasanya berbentuk kristal berwarna putih,


mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. KNO3 bereaksi netral,
tidak bersifat asam maupun basa. Sehingga sangat efektif digunakan sebagai
sumber unsur nitrogen pada tanah asam. Sebagai sumber nitrogen, pupuk
KNO3 lebih baik daraipada urea, karena urea bersifat asam dan
mengasamkan tanah.

Fungsi pupuk KNO3 adalah sebagai berikut Unsur kalium dapat


mencegah kerontokan bunga dan buah, Meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap kekeringan,Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit
jamur patogen, misalnya penyakit layu,Mencegah buah cabe kuning (pada
tangkai hingga ujung buah muda) dan mencegah rontok (jika dibelah
terdapat warna hitam kecoklatan), Merangsang pertumbuhan dan
perkembangan akar, Meningkatkan rasa asli (manis, pedas, asam dll),
Kandungan unsur N pada pupuk KNO3 berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan,Unsur N juga
meningkatkan kandungan protein dan meningkatkan jumlah bulir padi dan
rumpun.

Getah pinus merupakan produk hasil hutan bukan kayu yang


mempunyai prospek cukup cerah di masa mendatang untuk dikembangkan
di Indonesia mengingat potensi hutan pinus yang cukup besar yang belum
dimanfaatkan secara optimal, serta adanya peluang pasar yang terbuka
lebar, baik untuk keperluan domestik maupun ekspor, sehingga ini
merupakan alasan saya untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Waktu Dan Pemberian Konsentrasi Larutan KaliumNitrat (KNO3)
Terhadap Produktivitas Getah Pinus .

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya kegiatanpenelitian ini adalah:


1. Mengetahui interaksi pengaruh interval pemberian dan konsentrasi
KaliumNitrat (KNO3)terhadap hasil sadapan getah pinus
2. Mengetahui pengaruh interval pemberian terhadap produksi getah
pinus
3. Mengetahuipengaruhkonsentrasilarutan KNO3 terhadap hasil
sadapan getah pinus
1.3 Manfaat

Manfaatdari kegiatanpenelitian yang dilakukanadalah:


1. Bagi penulis, sebagai sarana pengembangan pola pikir dan sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan sarjana strata 1 pada Fakultas Pertanian –
Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
2. Bagi Instansi terkait, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi Perhutani sebagai bahan pertimbangan dalam
mengoptimalkan produksi getah pinus dengan mempertimbangkan
konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO3) terhadap peroduktivitas getah
sehingga, pemanfaatan getah pinus dapat dapat dilakukan secara
intensif.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah khasanah ilmu dalam bidang
kehutanan..

1.4 Hipotesis

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Waktu pemberian larutan dapat memoengaruhu produktivitas getah


2. Larutan kalium nitrat dapat mencegah kerontokan bunga dan buah,
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan,Meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap penyakit jamur patogen, misalnya penyakit
layu,Mencegah buah cabe kuning (pada tangkai hingga ujung buah muda)
dan mencegah rontok (jika dibelah terdapat warna hitam kecoklatan),
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.
3. Terdapat interaksi antara waktu pemberian dan konsentrasi larutan terhadap
produktivitas getah pinus
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil hutan non kayu

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berasal dari bagian pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu
barang yang diperlukan oleh masyarakat, dijual sebagai komoditi ekspor
atau sebagai bahan baku untuk suatu industri. Mengingat pemungutannya
tidak memerlukan perizinan yang rumit sebagaimana dalam pemungutan
hasil hutan kayu (timber), masyarakat hutan (masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan) umumnya bebas memungut dan memanfaatkan HHBK dari
dalam hutan. Masyarakat tidak dilarang memungut dan memanfaatkan
HHBK baik di dalam hutan produksi maupun hutan lindung, kecuali di
dalam kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian. HHBK selain menjadi
sumber devisa bagi negara, HHBK seperti rotan, daging binatang, madu,
damar, gaharu, getah, berbagai macam minyak tumbuhan, bahan obat-
obatan, dan lain sebagainya merupakan sumber penghidupan bagi jutaan
masyarakat hutan. Masyarakat hutan memanfaatkan HHBK baik secara
konsumtif (dikonsumsi langsung) seperti binatang buruan, sagu, umbi-
umbian, buah-buahan, sayuran, obat-obatan, kayu bakar dan lainnya,
maupun secara produktif (dipasarkan untuk memperoleh uang) seperti
rotan, damar, gaharu, madu, minyak astiri, dan lainnya. Alam. (Departemen
Kehutanan 1990)

2.2 Pinus Sebagai Penghasil Getah

Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai


oleoresinyang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang
menetes ke luar apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis daun
jarum tersayat atau pecah. Penamaan oleoresin ini dipakai untuk
membedakan dari getah (natural resin) yang muncul pada kulit atau dalam
ronga-rongga jaringan kayu dari berbagai genus anggota Dipterocarpaceae
atau Leguminoceae dan Caesalpiniaceae (Hillis 1987).

Penyadapan pohon pinus dapat melalui dua cara, yaitu dengan


melukai sampai kayu atau hanya sampai
kambium kayu. Menyatakan , bahwa berdasarkan bukti-bukti biokimia,
getah dibentuk secara insitu. Walaupun getah terdapat secara alamiah
didalam pohon, akan tetapi produksi dan jumlahnya sangat meningkat
apabila terjadi pelukaan pada pohon. . Hillis (1987)

2.3 Mekanisme Pembentukan Getah pada Pohon Pinus


Menurut Tsoumis (1969) dari segi anatomi, getah pinus terdapat dalam
saluran-saluran (saluran resin) atau celah-celah antar sel. Saluran tersebut
sering dinamakan sebagai saluran interselluler at au saluran getah traumatis.
Saluran resin dibentuk oleh suatu mekanisme baik secara lysigenous yaitu
sel-sel pada jaringan kayu atau kulit hancur dan meninggalkan celah atau
saluran, atau secaraschizogenous yaitu sel-sel memisahkan diri, atau juga
secara schizolysigenous yaitu bentuk kombinasi dari kedua cara tersebut
diatas.

Saluran resin dibentuk serta dikelilingi sel-sel parenkim jari-jari atau


sel-sel epitel. Getah pinus sendiri dibentuk didalam sel-sel tersebut sebagai
akibat proses metabolisme atau translokasi karbohidrat dari daun. Apabila
ada perubahan tekanan (keseimbangan osmotik) antara se l-sel sekitar
saluran dengan saluran itu sendiri, maka terjadi penetrasi bahan-bahan
cairan atau resin kedalam rongga-rongga saluran resin tersebut. Keadaan ini
akan lebih dipercepat apabila dilakukan pelukaan atau sayatan terhadap
saluran- saluran resin sehingga saluran menjadi terbuka dan memungkinkan
aliran getah ke luar dengan cepat (Fahutan 1988).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan.

3.2 Tempat Pelaksanaan


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Kawasan Perhutani BKPH
Glenmore Banyuwangi Barat.

3.3 Alat Dan Bahan


Kegiatan ini menggunakan alat diantaranya pensil, bulpoint, papan
dada, penggaris, kadukul talang sadap,tabung semprot dan tali rafia. Bahan
yang di gunakan dalam menunjang kegiatan ini yaitu KNO3, telysheets, dan
tumbuhan yang ada di lokasi.

3.4 Metode Penelitian


Pengumpulan data

1) Data primer

Pengumpulan data primer diambil dengan melakukan kegiatan penyadapan


getah dengan menggunakan metode koakan hasilnya yaitu berupa data hasil
penyadapan getah pinus.

2) Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan melihat arsip atau data yang tersedia
dilokasi penelitian dan melakukan wawancara.

Persiapan Penelitian

a. Pembuatan stimulansia
Stimulan yang dipakai dalam penelitian ini dibuat dari jenis asam kuat
dengan pelarut air. Asam yang dipakai adalah kalium nitrat (KNO3).
Konsentrasi stimulansia yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas
empat macam, yakni : 0%, 10%, 20%, 30%.
Komposisi Stimulansia yang Dipakai
Stimulansia Volume yang dibutuhkan
Konsentrasi (%) Volume (ml) KNO3 (ml) H2O (ml)
0% 1000 0 1000
10% 1000 100 900
20% 1000 200 800
30% 1000 300 700

b. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)


yang disusun secara faktorial terdiri dari dua faktoryaitu waktu
penyemprotan larutan (W) dan faktor kedua yaitu konsentrasi larutan
(K) yang di gunakan. Faktor percobaan tersebut sebagai berikut :

Faktor 1 Interval waktu (W) pemberian larutan KNO3, Terdiri dari


3 level yaitu :

1. 06.00 – 08.00 WIB


2. 11.00 – 13.00 WIB
3. 15.00 – 17.00 WIB

Faktor 2 Konsentrasi Larutan (K) ,Terdiri dari 4 level yaitu :


1. 0%
2. 10 %
3. 20 %
4. 30 %
Masing – masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat
4 x 3 x 3 = 36 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 10
tegakan. Adapun kombinasi unit percobaan dari kedua faktor
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1 kombinasi unit percobaan

Waktu (T)
Konsentrasi (K)
T1 T2 T3
K0 K0T1 K0T2 K0T3
K1 K1T1 K1T2 K1T3
K2 K2T1 K2T2 K2T3
K3 K3T1 K3T2 K3T3

c. Denah Percobaan

Setelah mengetahui kombinasi percobaanya, kemudian


dilakukan pengacakan percobaan untuk membuat denah percobaan
seagai berikut :

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

K0T1 K3T3 K3T2

K1T1 K0T1 K0T1

K2T1 K3T2 K1T3

K3T1 K0T2 K3T1

K0T2 K3T1 K0T3

K1T2 K0T3 K1T1

K2T2 K2T3 K3T3

K3T2 K1T1 K1T2

K0T3 K2T2 K2T1

K1T3 K1T2 K0T2


K2T3 K2T1 K2T3

K3T3 K1T3 K2T2


Persiapan lapangan

Untuk memudahkan jalannya penelitian, perlu dilakukan pekerjaan


persiapan lapangan yang terdiri atas rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan pohon contoh dimana pohon yang diambil sebanyak 360
pohon dengan perbandingan jumlah waktu di bandingkan dengan
jumlah konsentrasi larutan
Waktu x konsentrasi x ulangan = jumlah pohon
3 x 4 x 3 = 36
Dengan menggunakan rumus rancangan percobaan RAKF (Rancangan
Acak Kelompok Faktorial)
n – (t-1) ≤ 10 =>360 pohon
2. Pembersihan lapangan untuk memudahkan kegiatan penyadapan
3. Penomoran pohon dan pemasangan plat nomor pohon
4. Pembersihan kulit pohon
5. Penyediaan bahan dan alat

Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data di lapangan diambil dengan melakukan pelukaan


pohon (penyadapan) di lapangan. Penyadapan getah dilakukan dengan
menggunakan metode quare.

Persiapan lapangan dilakukan pemilihan pohon terlebih dahulu


kemudian pembersihan lapangan untuk memudahkan kegiatan penyadapan.
Pohon yang akan disadap di beri nomor dan pemasangan plat nomor pohon
kemudian pembersihan kulit pohon untuk disadap. Sebelum melakukan
penyadapan disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.

Penyadapan pohon dimulai denga pembersihan kulit pohon tanpa


melukai kayunya. Selanjutya pembuatan pola sadap di bagian tengah kulit
yang sudah dibersihkan dengan menggunakan mal sadap. Pola sadap dibuat
untuk menetapkan letak saluran tengah dan letak dimana luka sadap harus
dibuat. Kemudian pembuatan luka sadap dengan menggunakan metode
quare dengan menggunakan alat sadap yang disebut kadukul. Luka sadap
dibuat dengan arah miring keatas, dengan membentuk sudut 40 Drajat.
Pemasangan talang dilakukan setelah pembuatan pola sadap. Pemasangan
talang pada pohon dengan menekuk ke atas dan bagian tengahnya ditekan
dengan menggunakan palu agar masuk kedalam saluran tengah, dengan
demikian getah dapat tertampung. Pemasangan batok penampung getah
diletakan dengan baik agar penampungan tidak terganggu.

Pemberian stimulansia kalium nitrat (KNO3)pada pohon yang sudah


dilukai. Stimulansia disemprotkan setiap pukul 06.00 – 08.00 pagi, 11.00 –
13.00 siang, dan 15.00 – 17.00 sore setiap 5 hari sekali selama kurang lebih
2 bulan. Pemungutan getah tergantung dari produktivitas getah yang
dihasilkan oleh tanaman Pinus. Pemungutan dilakukan setelah 15 hari
penyadapan.

Pemungutan Getah dan Pembaharuan Luka

Pemungutan getah dan waktu pelukaan dilakukan dalam tiga periode


yaitu tiga, lima dan tujuh hari sekali. Urutan pekerjaan pemanenan getah
dan waktu pelukaan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan tempat getah

b. Pengambilan getah

c. Menimbang getah yang telah diperoleh

d. Memasukkan getah ke dalam ember plastik

e. Pembaharuan luka sadap

f. Pemasangan batok penampung

g. Pemberian stimulansia pada penyadapan dengan perlakuan asam 4


DAFTAR ISI

Sastrohamidjojo, H., (2004). Kimia Minyak Atsiri. Cetakan Pertama. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta

Dahlian, E. dan Hartoyo. (1997). Komponen Kimia Terpentin dari Getah


Tusam (Pinus merkusii) Asal Kalimantan Barat. Info Hasil Hutan. Badan
Pengembangan dan Penelitian Kehutanan. Bogor. 4(1):38-39.

Santosa, G. (2010). Pemanenan Hasil Hutan Bukan Kayu : Penyadapan Getah


Pinus. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sasmuko, Fithry, A., Mardjono, Darmo dan Tarjo. ( 2004). Kuantifikasi Getah
Tusam (Pinus merkusii) di Sumatera Utara. Balai Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Siantar. Sumatra utara

(DEPHUT) Departement kehutanan. (1990) . manual kehutanan. Departemen


kehutanan. Jakarta

Hilis, W.E. (1987). Heartwood and tree exudates. Springer verlag. Berlin
Heidererg. New york. London. Paris. Tokyo

Anda mungkin juga menyukai