SULHAJI
105950041813
SULHAJI
105950041813
SKRIPSI
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Zulhaji
Nim : 105950041813
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Hikmah, S.Hut, M.Si., IPM Ir. M. Daud , S.Hut., M.Si., IPM
NIDN: 0011077101 NIDN. 0929118502
Diketahui
ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI
Nama : Zulhaji
Stambuk : 105950041813
Fakultas : Pertanian
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
saya dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
Zulhaji
105950041813
iv
@Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2019
makassar
v
MOTTO
segala keberhasilan. Doa dan usaha adalah salah satu kekuatan untuk
adalah landasanku......
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul. Produksi Getah
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi
Hikmah S.Hut.,M.Si IPM selaku pembimbing I dan Bapak Ir. M. Daud , S.Hut.,
M.Si., IPM selaku pembimbing II yang telah membantu penulisan skripsi ini.
bimbingan.
3. Dosen Prodi Kehutanan dan Staf Tata Usaha yang telah banyak
viii
Penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada
dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.
semua pihak dan apabila ada yang tidak tersebutkan mohon maaf, dengan
besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh Penulis ini dapat
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
PERNYATAAN SKRIPSI..................................................................................iv
HAK CIPTA........................................................................................................v
MOTTO...............................................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian ...............................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Rakyat........................................................................................4
2.2. Deskripsi dan Sistematika Pinus ..........................................................6
2.3. Pinus Sebagai Penghasil Getah ............................................................8
2.4. Manfaat Getah Pinus............................................................................8
x
2.5. Potensi Produksi Getah Pinus ..............................................................9
2.6. Sistem Penyadapan Getah Pinus ..........................................................11
2.7. Kerangka Pikir .....................................................................................13
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu ...............................................................................14
3.2. Alat dan Bahan.....................................................................................14
3.3. Jenis Data .............................................................................................14
3.4. Teknik Pengumpulan Data...................................................................15
3.5. Penentuan Populasi dan Sampel...........................................................15
3.6. Analisis Data .......................................................................................16
3.7. Defenisi Oprasional..............................................................................18
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Administrasi dan Batas Geografis ..............................................20
4.2. Kependudukan ......................................................................................20
4.3. Kondisi Ekonomi ..................................................................................22
4.4. Aksibilitas (Transportasi Darat, Laut dan Udara).................................23
4.5. Kondisi Wilayah ...................................................................................24
4.6. Topografi...............................................................................................24
4.7. Penggunaan Lahan ................................................................................24
4.8. Pertanian ...............................................................................................25
4.9. Kehutanan .............................................................................................25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden ..............................................................................27
5.1.1. Umur Responden ........................................................................27
5.1.2. Jumlah Laki-Laki dan Perempuan ..............................................28
5.1.3. Tingkat Pendidikan .....................................................................28
5.2. Produktivitas Pohon Getah Pinus..........................................................28
5.3. Hubungan Diameter Batang Terhadap Produktivitas Getah Pinus.......31
xi
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ...........................................................................................34
6.2. Saran .....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. Umur Responden....................................................................................... 27
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
4. Dokumentasi Penelitian............................................................................... 43
xv
I. PENDAHULUAN
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam dan lingkunganya, yang satu dengan yang lain tidak
dapat dipisahkan. Hutan menyimpan sumber daya alam yang berlimpah bagi
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Hutan rakyat adalah
hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimal 0,25 ha,
penutupan tajuk didominasi oleh pohon dan jumlah tanaman tahun pertama
Perkebunan (1999), hutan rakyat adalah suatu lapangan di luar kawasan hutan
1
Hasil hutan sebagai fungsi ekonomi dari hutan, secara umum
digolongkan dalam dua jenis yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan
kayu. Sejak dahulu hasil hutan kayu merupakan sumberdaya dari hutan yang
sangat populer dan banyak diminati karena kayu memiliki nilai jual yang
tinggi. Secara umum ada tiga pemanfaatan strategis kayu, yaitu : bahan dasar
bukan kayu juga ikut memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia.
Beberapa hasil hutan bukan kayu di antaranya yaitu : rotan, bambu, sagu,
gaharu, getah pinus, getah damar, minyak kayu putih, madu dan lain-lain.
Kegiatan penyadapan getah pinus tentu saja membutuhkan tenaga kerja yang
terbilang cukup banyak. Secara tidak langsung hal ini bisa di jadikan sebagai
getah pinus di daerah tersebut belum diketahui, oleh karena ini perlu
2
1.2. Rumusan Masalah
2.3.Manfaat Penelitian
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Hutan Rakyat
Hutan rakyat ialah hutan yang terdapat di atas tanah yang dibebani hak
atas tanah seperti hak milik, hak guna usaha dan hak pakai. Lahan yang
dibebani dengan hak-hak seperti itu adalah lahan milik masyarakat. Oleh
karenanya, hutan rakyat disebut juga dengan hutan milik. Hutan rakyat dapat
Disamping itu hutan rakyat merupakan salah satu sarana dalam upaya
Komposisi seperti itu saling melengkapi baik dari segi ekologi maupun
maka para petani sudah terbiasa melakukan rehabilitasi dalam arti setiap
karena mereka telah merasakan hasil yang diperoleh dari budidaya hutan
rakyat.
Pengelolaan hutan rakyat tersebut sampai saat ini praktis tidak ada
4
Manfaat hutan rakyat adalah untuk merehabilitasi dan meningkatkan
air dan lingkungan pada lahan milik rakyat, memanfaatkan secara optimal
lahan yang tidak produktif untuk usaha tani tanaman semusim maupun
tahunan, serta meningkatkan poduktivitas lahan kritis atau areal yang tidak
efisien.
5
2.2. Deskripsi dan Sistematika Pinus
anggota family Pinaceae. Pohon ini biasa juga disebut dengan nama Damar
Batu, Damar Bunga, Huyam, Kayu Sala, Kayu Sugi, Uyam dan Tusam
(Sumatra) atau Pinus (Jawa). Pohon ini menyebar di daerah Aceh, Sumatra
Vriese adalah batang lurus, bulat, dan umumnya tidak bercabang. Daun
berbentuk jarum dan tajuk berbentuk kerucut. Pinus juga mempunyai nama
daerah damar batu, damar bunga, hunyam, kayu sala, kayu sugi, tusam, uyam
(Sumatra), dan pinus (Jawa). Batang pinus berukuran sedang sampai besar,
tinggi pohon 20-40 meter dan diameter pohon mencapai 100 cm. Kulit luar
kasar berwarna cokelat kelabu sampai cokelat tua, tidak mengelupas, beralur
lebar dan dalam. Warna kayu teras cokelat kuning muda dengan pita atau
serat yang berwarna lebih gelap, kayu yang berdamar berwarna cokelat tua,
cm.Pinus dapat tumbuh pada daerah yang jelek dan kurang subur, pada tanah
berpasir dan tanah berbatu, tapi tidak tumbuh baik pada tanah becek. Iklim
yang cocok adalah iklim basah sampai agak kering dengan tipe curah hujan A
200 mdpl dan mendekati daerah pantai contohnya di daerah Aceh Utara.
Pinus merkusii Jungh et de Vriese merupakan jenis pinus yang tumbuh baik
6
pioneer, tumbuh cepat dan mempunyai hasil yang multiguna. Kayunya dapat
korek api, pulp dan kertas, serta kayu kerajinan. Getahnya dapat
berikut:
7
2.3. Pinus Sebagai Penghasil Getah
resin dan terpentin cairan kental dan lengket,benim atau buram.Oleoresin ini
larut dalam alcohol, benzene,eter dan banyak pelarut lainnya,tetapi tidak larut
resin yang larut dalam pelarut netral atau pelarut organik non polaseperti eter.
Getah pinus terdapat pada saluran resin (interseluler). Pada kayu daun jarum
terdapat dua macam saluran resin,yaitu saluran resim normal dan saluran
resin traumatis yang terbentuk akibat pelukaan dalam kayu. Getah pinus
terdapat pada saluran resin atau cela-cela antar sel. Saluran tersebut sering
jari kayu.
8
lain. Terpentin bisa digunakan sebagai bahan pengencer cat dan vernis,bahan
pelarut lilin.
Hasil getah diambil dari pohon pinus melalui penyadapan, tegakan pinus
dapat disadap bila telah mencapai umur tertentu atau disebut masak sadap,
yakni mulai umur 11 tahun sampai 30 tahun atau Kelas Umur III sampai VI
(Purwandari, 2002).
a) Jenis pohon
1988).
Bidang dasar atau diameter pohon, tinggi pohon, jarak antar pohon
9
c) Umur tegakan
pemeliharaan hutan.
pada tegakan yang terlalu rapat akan banyak pohon yang hidup
dari muka laut, ada kecenderungan suhu menjadi lebih sejuk yang
f) Teknik penyadapan
10
meningkatkan produksi getah, dimana HCl lebih nyata dengan
h) Tenaga penyadap
memberikan andil dalam hal ini yaitu tidak penuhnya waktu bekerja
b) Sistem bor
11
c) Sistem amerika (ritser system)
dilukai dengan alat petel atau kadukul sehingga terjadi koakan (Tapping
4. Hari keempat=0%
saluran getah yang dibuka akan menutup pada hari ketiga sehingga perlu
pembaharuan luka 3-5 mm diatas luka yang lama, untuk itu luka sadapan
12
2.7. Kerangka Pikir
Pokok penelitian ini adalah hutan produksi yang ada di wilayah Kecamatan
merupakan penghasil hasil hutan bukan kayu (HHBK) yaitu berupa getah
pinus. Kegiatan penyadapan getah pinus yang dapat menjadi pekerjaan pokok
Hutan Rakyat
Agroforestry
Getah Pinus
Produktivitas Getah
Pinus Hubungan Diameter terhadap
Produkditivitas Getah Pinus
Produktivitas Getah Pinus pada Hutan Rakyat Pola Agroforestry di Desa Bissoloro
Kabupaten Gowa
13
III. METODE PENELITIAN
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah petani penyadap getah pinusdi hutan rakyat
2. Alat penelitian
a.Daftar pertanyaan
b.Buku, Pulpen
c.Kamera
d. Kalkulator
e. Meteran Roll
f. Timbangan digital
sekunder, data primer merupakan data yang berhubungan erat dengan penelitian
ini, sedangkan data sekunder merupakan data penunjang dari penelitian ini.
14
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait
akhir ini.
1. Wawancara adalah proses tanya jawab antara dua orang kepada informan
2. Observasi adalah suatu cara dengan mengamati secara langsung pada objek
tempat tumbuh dari permukaan laut, diameter pinus, bentuk koakan dan
penelitian.
penelitian. Populasi penelitian ini adalah pohon pinus yang telah disadap oleh
15
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode pupossive sampling with
random start. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki
digeneralisasikan untuk seluruh populasi, maka sampel yang diambil harus benar-
benar representative (Sugiono, 2012). Menurut Cohen, et.al, (2007) semakin besar
sample dari besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada
jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel
dianggap data besar dan mengikuti sebaran normal baku (sebaran z). Agar
distribusi data bisa normal syaratnya adalah data harus random, dan jumlah
sampel besar.
Teknik analisis ini merupakan suatu usaha untuk menentukan jawaban atas
pertanyaan tentang rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam suatu penelitian.
Data yang sudah masuk dan terkumpul dianalisis untuk menjawab tujuan
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
16
=
Y = a + bX
Keterangan:
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
nilai konstan (b) dari (diameter pohon) dan koefisien regresi (a) dengan rumus
(∑ ) (∑ ) − (∑ )(∑ )
=
(∑ ) − (∑ )
(∑ ) − (∑ )(∑ )
=
(∑ ) − (∑ )
17
Dimana:
1. Hutan hak atau hutan rakyat adalah hutan yang berada pada tanah yang
dibebani hak atas dengan luas minimal 0.25 ha dan penutupan tajuk
5. Hasil getah diambil dari pohon pinus melalui penyadapan, tegakan pinus
dapat disadap bila telah mencapai umur tertentu atau disebut masak sadap,
18
6. Hasil Soetomo (1971) menyatakan ada tiga sistem penyadapan yang
b) Sistem bor
19
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
Kecamatan Tinggi Moncong yang terdiri dari 7 desa yang meliputi Desa
dengan 3,01 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah
kecamatan Tinggimoncong.
4.2.Kependudukan
Penduduk yang tersedia dalam hal kuantitas merupakan potensi yang cukup
kualitas penduduk adalah hal yang mutlak harus dilakukan, sebab penduduk
adalah titik sentral faktor produksi lainnya atau sebagai motor penggerak dari
20
Upaya upaya peningkatan produktivitas penduduk senantiasa dilakukan,
Penduduk usia lanjud memiliki pengalaman dan kearifan yang luas sehingga
Mandiri. Menurunkan angka kematian ibu dan anak Balita melalui program
dukung alam dan sesuai dengan tata ruang yang diselenggarakan melalui
21
4.3.Kondisi Ekonomi
ketinggian kira-kira 1050 mdpl yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan
pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap
ataupun buruh tani. Selain sebagai petani, sebagian lainnya bekerja sebagai
musim kemarau. Musim panen terutama padi dua kali dalam satu tahun dan
dengan teknologi yang lebih canggih dan produksi pertanian terutama padi
kecamatan ini seperti air terjun Takapala, lembah biru air terjun Bulang serta
perbaikan akses jalan menuju wilayah ini diharapkan akan lebih baik.
22
Perkembangan positif dibidang pertanian, perdagangan dan pariwisata di
jalan raya, kapal laut dan kapal udara, berfungsi menghubungkan sentra-
raya meliputi jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri. Sedangkan dari segi
manajemennya jalan raya meliputi jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi
kelancaran aktivitas pergerakan yang ada dalam daerah itu sendiri maupun
23
menghubungkan antar wilayah masih sangat minim, kondisinya juga masih
sangat memprihatinkan.
4.5.Kondisi Wilayah
dan rata – rata bulan kering 3 (< 65mm) termasuk dalam tipe iklim C.
Tinggimoncong pada umumnya didominasi oleh hutan, selain itu juga banyak
4.6.Topografi
4.7.Penggunaan Lahan
belukar, dan sawah. Pola pembangunan tanah yang sudah ada peruntukannya
pada skala wilayah dan kawasan, maka pola pemanfaatan ruang di Kecamatan
24
Kawasan Non-Budidaya dan Kawasan Budidaya. Dengan pola ini, proses
Lindung, Hutan Suaka Alam dan Cagar Alam, dan Kawasan Perkebunan,
4.8. Pertanian
ton naik menjadi 150 ton pada tahun 2008 atau naik sebesar 110,57%.
4.9. Kehutanan
bahwa potensi kehutanan yang ada di kawasan Hutan berupa kayu yaitu Kayu
Rimba Campuran, meranti, jati dan kayu indah potensi luas 13500 ha dan
potensi produksi 15000 m3, Getah pinus 80000 ton dan potensi luas 15126 ha
non kayu lainnya Getah Damar Mata Kucing, Damar Batu, Damar Kopal,
25
Damar Pilan, Damar Rasak, Damar Daging dan damar Gaharu. Hasil lainnya
madu, Gula aren ijuk, Kemiri, Kenari, Asam, Sutra dan Kulit kayu manis.
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapatan.
satu sama lain karena ada responden yang umurnya sudah tua teteapi
muda.
21– 35 4
36-50 6
51–65 2
Jumlah 12
27
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebanyak 4 orang berumur
1 Laki-laki 10
2 Perempuan 2
jumlah 12
memiliki kemampuan berfikir yang baik dan mudah mencari solusi dari
28
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi dalam mengelolah
usahanya yaitu bagaimana cara yang tepat dalam mengelolah usahanya untuk
dan besar pendapatan seseorang juga mempunyai hubungan satu sama lain.
meningkat.
SMP, dan SMA. Tingkat pendidikan responden yang tinggi yaitu SMA
3. Diameter pinus yang disadap pada pada hutan rakyat pola agroforestrydi
pinus setiap pohon antara 4.57-27.71 gram/pohon per hari dengan rata-rata
getah pinus 12.85 gram/pohon per hari. Jumlah koakan sadapan getah pinus
29
pada umumnya 1 koakan lainnya adalah 2 koakan. Produktivitas getah pinus
setiap koakan antara 4.57-25.57 gram/pohon per hari dengan rata-rata 10.22
30
kayu dan tanah, luka sadap yang lebar menyebabkan pohon mudah roboh dan
harga kayu di akhir daur menjadi rendah. Penyadapan getah pinus dengan
metode bor hingga saat ini belum pernah dilaksanakan secara operasional di
dilaksanakan selama ini masih dalam bentuk uji coba. Perum Perhutani Unit
II Jawa Timur pernah melaksanakan uji coba penyadapan dengan metode bor
di KPH Malang dan KPH Kediri. Produksi getah yang dihasilkan masih
bervariasi. Uji coba di BKPH Singosari KPH Malang tahun 2006 dilakukan
pada tegakan pinus umur 21 tahun (Kelas Umur V), sebanyak 100 pohon,
produksi getah rerata sebesar 8,6 g/pohon/hari, terendah 5,5 g/pohon/hari dan
Penelitian produksi getah pinus dengan penyadapan metode quare yang telah
dilakukan selama ini di Jember dan Sumedang dengan produksi getah rerata
telah dilaksanakan pada tanaman uji keturunan pinus provenans Aceh di RPH
bahwa pohon dari famili T-7 dengan diameter batang 32,5 cm memproduksi
31
22,9 cm memproduksi getah sebesar 90,7 g/pohon/3 hari (Sukarno, et. al.,
2012).
berpengaruh terhadap produksi getah pinusantara lain genetik (antar jenis atau
antar galur dalam satu jenispohon), umur tanaman, diameter dan tinggi
stimulan(Lempang, 2018).
32
pada data Lampiran 2.Terdapat korelasi (hubungan) antara diameter dan
produktivitas getah pinus setiap pohon per hari.Nilai korelasi antara korelasi
antara diameter dan produktivitas getah pinus setiap pohon per hari adalah
positif 0.52112. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi diameter batang
pinus maka produk produktivitas getah pinus setiap pohon per hari juga akan
25.00
y = -4.80 + 0.35x
R² = 0.2713
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
Dimaeter (cm)
33
Angka R square adalah 0.2713(adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi).
R square dapat disebut sebagai koefisien determinasi, yang dalam hal ini
terhadap produktivitas getah pinus (Pinus merkusii) pada hutan rakyat pola
Y = -4.80 + 0.35 X
Keterangan
-4.80 = Konstanta
Dari uji anova atau F test, didapat nilai tingkat signifikan 0,001. Oleh
karena probabilitas (0,001) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi
jauh di bawah 0.05, maka koefisien regresi signifikan, atau diameter batang
34
bahwa setiap penambahan diameter pohon 1cm akan menyebabkan
35
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Diameter pinus yang disadap pada pada hutan rakyat pola agroforestry di
setiap pohon antara 4.57-27.71 gram/pohon per hari dengan rata-rata getah
pinus 12.85 gram/pohon per hari. Produktivitas getah pinus setiap koakan
antara 4.57-48.29 gram/pohon per hari dengan rata-rata getah pinus 15.06
gram/koakan per hari antara 4.57-25.57 gram/pohon per hari dengan rata-rata
setiap pohon per hari, dengan nilai korelasi positif 0.52112 (positif hubungan
Pohon, cm) dengan nilai koefisien korelasi (R) positif 0.52112 dan koefisien
36
6.2. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
pada hutan produksi di cagar biosfer Pulau Siberut, Sumatra Barat. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.
Pada Penyadapan Pinus (pinus merkusi). Duta Rimba. September 1999.
Peraturan Pemerintah NO 10 tahun 2010. Tentang Cara Perubahan Peruntukan
dan Fungsi Kawasan Hutan
Perum Perhutani, 2006a. Uji Coba Penyadapan Getah Secara Bor. Kesatuan
Pemangkuan Hutan Malang. Laporan tidak dipublikasikan
Rodrigues K.C.S., Azevedo P.C.N., Sobreiro L.E., Pelissari P., Neto. A.G.F,
2007. Oleoresin Yieldof Pinus elliottii Plantations in a Subtropical
Climate: Effect of Tree Diameter, Wound Shape and Concentration of
Active Adjuvants in Resin Stimulating Paste. Journal Industrial Crops and
Products. Elsevier-Science Direct
39
Wibowo. 2006. Produktifitas Penyadapan Getah Pinus merkusi Jungh Et De
Vriese dengan System. Koakan (Quarre System) di Hutan Pendidikan
Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan. Institut Pe rtanian Bogor.
40
L
41
Lampiran 1.Data Identitas Responden/ Penyadap Getah Pinus (Pinus merkusii)
pada hutan rakyat pola agroforestry di Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa
Tingkat Tanggungan Keluarga
No Nama Umur Pendidikan Keluarga yang kerja
Tidak tamat
1 Mile 44 SD 5 2
2 Tanring 24 SMA 3 1
3 Lalang 48 SMA 3 2
4 Rasi 34 SD 4 3
5 Hasan 29 SMP 3 3
6 Naccing 37 SD 3 2
7 Halimah 40 SD 3 2
8 Dg Nyarrang 48 SD 4 2
9 Dg Pammu 65 SD 2 1
10 Aris 35 SD 2 1
11 Dg Cocok 60 SD 4 2
12 Dg Sino 45 SD 4 2
42
Lampiran 2. Data Mentah Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii) pada hutan
Rakyat pola agroforestry di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Metode Diameter Jumlah Koakan Per Jumah Hari
No.Pohon
Penyadapan (cm) Pohon (Koakan) Pengumpul (hari)
1 Koakan (quare) 51.27 1 7
2 Koakan (quare) 56.69 1 7
3 Koakan (quare) 51.27 2 7
4 Koakan (quare) 39.49 1 7
5 Koakan (quare) 55.41 2 7
6 Koakan (quare) 52.87 2 7
7 Koakan (quare) 39.81 1 7
8 Koakan (quare) 49.04 2 7
9 Koakan (quare) 44.90 2 7
10 Koakan (quare) 41.72 1 7
11 Koakan (quare) 47.13 2 7
12 Koakan (quare) 52.55 2 7
13 Koakan (quare) 67.83 2 7
14 Koakan (quare) 40.76 1 7
15 Koakan (quare) 48.41 2 7
16 Koakan (quare) 46.82 1 7
17 Koakan (quare) 49.36 1 7
18 Koakan (quare) 45.86 1 7
19 Koakan (quare) 60.51 1 7
20 Koakan (quare) 42.99 1 7
21 Koakan (quare) 58.28 1 7
22 Koakan (quare) 57.96 2 7
23 Koakan (quare) 43.95 1 7
24 Koakan (quare) 40.76 2 7
25 Koakan (quare) 45.54 1 7
26 Koakan (quare) 49.36 1 7
27 Koakan (quare) 63.38 2 7
28 Koakan (quare) 45.86 1 7
29 Koakan (quare) 44.90 1 7
30 Koakan (quare) 41.72 1 7
31 Koakan (quare) 56.69 1 7
32 Koakan (quare) 81.21 1 7
33 Koakan (quare) 50.32 1 7
34 Koakan (quare) 70.06 1 7
35 Koakan (quare) 37.58 1 7
36 Koakan (quare) 41.40 1 7
37 Koakan (quare) 41.72 1 7
Jumlah 1855.41 49.00 259
Rata-rata 50.15 1.32 7
43
Lampiran 3. Hasil Analisis Regresihubungan) antara Diameter Dan Produktivitas
Getah Pinus Setiap Pohon Per HariPada Hutan Rakyat Pola
Agroforestry di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,520879285
R Square 0,27131523
Adjusted R Square 0,250495665
Standard Error 5,578458359
Observations 37
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 405,5374034 405,5374034 13,0317435 0,000948727
Residual 35 1089,171918 31,11919766
Total 36 1494,709322
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0%
Intercept -4,773014684 4,965975108 -0,961143497 0,3430735 -14,85448012 5,308450754 -14,85448 5,308450754
X Variable 1 0,351343287 0,097326341 3,60995063 0,00094873 0,15376031 0,548926264 0,1537603 0,548926264
44
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
45
Gambar L4.2. Tanaman Kopi dibawah Tegakan Pinus pada Hutan Rakyat Pola
Agroforestry di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
46
Gambar L4.3. Pengukuran Diameter Pinus pada Hutan Rakyat Pola Agroforestry
di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
47
Gambar L4.4. Bentuk Sadapan Model Koakan (Quare)
48
Gambar L4.5. Penimbangan Getah Pinus
49
Gambar L4.6. Pengisian Tally Sheet
50
Gambar L4.7. Pengambilan Data Responden/Penyadap Getah Pinus dengan
Metode Quisioner
51
RIWAYAT HIDUP
pertama kali menyelesaikan pendidikan formal di SDN Toboloit pada Tahun 2000
dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 1 Lampasia dan tamat pada tahun 2008, Penulis
melanjutkan pendidikan ke SMK Gowa Raya dan tamat pada tahun 2011. Dan