HILDAWATI
A0213013
i
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit
Mahoni di Desa Landi Kanusuang Kecamatan Mapilli
Kabupaten Polewali Mandar
HILDAWATI
A0213013
ii
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
PROGRAM SARJANA
Nama : Hildawati
NIM : A0213013
Mapilli Kabupaten Polewali Mandar” adalah benar merupakan hasil karya saya
tinggi mana pun serta seluruh yang diikuti maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Hildawati
NIM A 0213013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
Skripsi dengan judul :
Disusun oleh :
1. Makmur, SP.,MP
3. Ir. Qaisar, MP
2. Wahyudi, S.Hut.,M.Hut
ABSTRAK
v
HILDAWATI. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit
Mahoni di Desa Landi Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar.
Dibimbing oleh. Daud Irundu dan Wahyudi
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunianya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penelitian dan penyusunan
karya ilmiah ini disusun guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Program Studi Kehutanan Program Sarjana Universitas Sulawesi Barat, dengan
judul peneliti Hildawati Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan
Bibit Mahoni di Desa Landi Kanusuang Kec. Mapilli Kabupaten Polewali
Mandar.
Penulis menyadari bahwa, tampa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini, Oleh karna itu, penulis, penulis
mengucapkan terimah kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Kaimuddin, MSI selaku dekan fakultas pertanian dan kehutanan.
2. Daud Irundu, S. Hut, M. Hut selaku pembimbing I sekaligus ketua Program
Studi Kehutanan.
3. Wahyudi, S.Hut., M.Agr. selaku pembimbing II.
4. Makmur,SP.,MP selaku penguji I
5. Fitri Indhasari,S.Hut.,M.Hut selaku penguji II
6. Ir. Qaisar,MP selaku penguji III
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa, dan semua pihak terkait tanpa terkecuali
yang telah banyak membantu sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
PRAKATA.................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalsifikasi dan Morfologi Tanaman Mahoni........................................... 6
2.2 Pertumbuhan Tanaman Mahoni............................................................... 8
2.2.1 Pembinihan Tanaman Mahoni.............................................................. 9
2.3 Pupuk Kandang Sapi................................................................................ 11
2.4 Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit................ 12
2.5 Manfaat Tumbuhan Mahoni.................................................................... 14
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 17
3.2 Bahan dan Alat......................................................................................... 17
3.3 Metode Penelitian.................................................................................... 18
3.4 Prosedur Kerja......................................................................................... 19
viii
3.5 Variable Pangamatan............................................................................... 21
3.6 Analisis Data............................................................................................ 22
3.7 Defenisi Operasional................................................................................ 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Tinggi Tanaman Mahoni
Bibit Mahoni (cm).................................................................................. 24
4.2. Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Diameter Batang Tanaman
Bibit Mahoni (mm)................................................................................. 28
4.3. Pengaruh Pupuk kandang Terhadap Jumlah Daun Tanaman
Mahoni (helai)......................................................................................... 31
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 34
5.2 Saran........................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 36
LAMPIRAN.................................................................................................. 38
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… 60
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, yang mana jenis ini
oleh Peraturan Menteri Kehutanan No. 163 tahun 2003. Jenis ini termasuk ke
dalam Famili Meliaceae dan merupakan jenis eksotik yang tidak tumbuh secara
alami di kawasan tropis timur jauh, termasuk di Indonesia. Mahoni ini memiliki
sebaran alami di kawasan Tropis Amerika Tengah dan Selatan meliputi Mexico
sampai Bolivia serta termasuk Brazil bagian tengah (Krisnawati, Kallio and
Kanninen, 2011).
telah mencapai aklimatisasi, yaitu dapat tumbuh dengan baik, berbunga dan
berbuah serta menjadikan salah satu tanaman yang mempunyai prospek sangat
digunakan sebagai bahan baku industri kehutanan, termasuk industri vinir dan
kayu lapis, panel kayu, bangunan rumah dan produk kayu interior lainnya
temasuk kerajinan tangan. Kayu mahoni banyak disukai orang karena memiliki
warna dan serat yang indah, kuat dan mudah dikerjakan. Selain kayunya yang
bermanfaat, buah mahoni dapat digunakan sebagai obat dan pestisida sedangkan
kulitnya sebagai pewarna alami. Lebih jauh lagi jenis mahoni ini juga umum
1
ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung dan merupakan jenis yang memiliki
kemampuan menyerap polutan yang cukup baik (Murniati, 2002; Hadi dan
Napitupulu, 2011). Selain berguna pula untuk tujuan reboisasi, untuk tujuan
pembangunan kebun kayu bagi pemenuhan industri secara massif, jenis ini juga
telah diuji coba di Kalimantan Timur, yang mana dapat dikembangkan bersama
dengan tanaman kehutanan cepat tumbuh lainnya serta memiliki kualitas kayu
yang baik dan dapat menjadi rekomendasi yang cocok untuk pengembangan hutan
pertumbuhan yang sangat optimum bagi mahoni ini adalah pada tanah yang
ringan dengan porositas yang tinggi, bersih dari batu dan mudah dikerjakan serta
Megawati, 2013).
Akan tetapi penggunaan pupuk pada upaya budidaya tanaman hutan telah
viabilitas lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih optimal dan produksi kayu yang
lebih baik. Meskipun jenis ini cukup adaptif dan tidak memiliki persyaratan
tumbuh spesifik, namun upaya perbanyakan secara optimal masih perlu dikaji
lebih lanjut untuk mendapatkan informasi pendukung yang efektif bagi tujuan
pembudidayaan jenis mahoni ini. Salah satu informasi pendukung dalam upaya
2
perbanyakan tanaman mahoni tersebut adalah hasil kajian pengaruh pemberian
pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan bibit mahoni yang sekiranya dapat
menjadi informasi tambahan bagi upaya budidaya tanaman mahoni dimasa yang
akan datang.
Pupuk kandang sapi mempunyai kelebihan pada kadar serat yang tinggi
seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan manfaat pada tanaman
dan tanah yang menyediakan unsur hara macro dan micro bagi tanaman,
prositase, aerase dan komposisi nikkroorganisme tanah dan daya serap air yang
lebih lama pada tanah, (Hartatik dan Widowati, 2010). Kandungan serat yang ada
di dalam pupuk kotoran sapi, ketika sudah terjadi dekomposisi komponen karbon
(unsur hara) ini merupakan fingsi kandang untuk aerasi dan kesuburan tanah.
(Setiawan, 2010) menyatakan bahwa secara umum kotoran sapi pedaging banyak
penelitian dengan judul “Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Bibit Mahoni
3
1.2 Rumusan Masalah
berikut:
2. Bagi Masyarakat
b) Dapat menggunakan hasil penelitian ini pada waktu yang akan datang
3. Bagi Peneliti
bibit mahoni.
4
b) Melatih kemampuan peneliti untuk memecahkan masalah serta dapat
lanjut
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
Order : Sapindales
Family : Meliaceae
25 m (bahkan ada yang mencapai lebi dari 30 m), berakar tunggang dengan
daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung daun
pangkal daun runcing, tepi daun rata, tulang menyirip dengan panjang daun 3 – 15
cm. Daun yang masih muda berwarna merah dan berubah menjadi hijau. Bunga
tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dalam karangan yang keluar
dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, berwarna coklat muda. Kelopak
6
bunganya lepas satu sama lain dengan bentuk menyerupai sendok, berwarna hijau.
Mahkota bunga silindris, berwarna kuning kecoklatan. Tanaman mahoni ini baru
akan berbunga setelah usia 7 atau 8 tahun. Setelah berbunga tahap selanjutnya
adalah berbuah. Buah mahoni merupakan buah kotak dengan bentuk bulat telur
berlekuk lima. Ketika buah masih muda berwarna hijau dan setelah besar
berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak
tebal dan warnanya coklat kehitaman. Buah yang sudah tua sekali kulit buahnya
7
2.2 Pertumbuhan Tanaman Mahoni
antara lain: tinggi pohon dan diameter batang pohon sampai dengan waktu
(tinggi, diameter, bidang dasar, volume) atau dari tegakan yang dihubungkan
dengan umur dalam satuan luas tertentu. Riap merupakan salah satu faktor yang
respirasi dan transpirasi. Pada dasarnya, pohon tumbuh melalui dua jalur
primer adalah pertumbuhan yang membuat batang menjadi panjang dan membuat
cabang karena adanya titik tumbuh apical diujung pohon. Jaringan yang terbentuk
oleh titik tumbuh apikal disebut jaringan primer. Pertumbuhan sekunder adalah
kambium. Kambium terletak di antara bagian luar kayu dan bagian dalam kulit.
Kambium membentuk kayu baru dan kulit baru setiap tahun dan berkembang di
antara kayu dan kulit yang dibentuk terdahulu. Jaringan yang terbentuk oleh
8
membentuk tipe sel baru dan merubah struktur kayu, karena yang bertanggug
jawab pada hal tersebut adalah pertumbuhan primer (Yunianti dan Muin, 2009).
(Schmidt dan Ferguson), walaupun dapat tumbuh pada tipe iklim D, suhu rata-rata
20 - 28⁰C. Tumbuh baik pada dataran rendah sampai 1500m dpl (di atas
permukaan laut) pada berbagai jenis tanah yang bebas genangan dan pH 6,5 – 7,5
9
1. Pengadaan benih
buah merekah atau dapat juga benihnya dikumpulkan dari bawah tegakan
b. Ekstraksi benih: ekstraksi benih dilakukan dengan cara kering yaitu buah
diperam kemudian di jemur dibawah sinar matahari selama 1-4 hari hingga
beni dijemur selama 1-2 hari lalu kering-anginkan selama 1 hari hingga
2. Perkecambahan
tanah.
2/3 bagian dengan posisi sayap di atas. Bak kecambah diberih naungan
c. Cara lain penaburan biji dapat dilakukan ke kontainer atau kantong plastik
10
adalah media yang sama dengan yang digunakan sama seperti pada bak
kecambah.
3. Persemaian
jumlah banyak atau persemaian sementara untuk areal tanam terbesar. Benih
telah berisi media semai dengan jarak sekitar 5x3 cm secara teratur. Penyapihan
dari bak kecambah kedalam kantong bibit, harus dilakukan dengan hati-hati agar
akar tidak patah atau rusak semai ditanam secara berdiri tegak dan akar semai
tidak melipat. Penyepihan dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan dilakukan
dibawah naungan.
ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang
11
berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki
jumlah dan komposisi yang beragam. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat
dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan air
(Pranata, 2010).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi
tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air
dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Pupuk kandang merupakan salah satu
contoh pupuk organik dan merupkan bahan yang sangat penting dalam upaya
pupuk anorganik atau pupuk kimia buatan pabrik bahkan untuk saat ini
Hanya saja kenyatannya dilapangan sering kali pengguna pupuk anorganik tanpa
aturan, selalu berlebihan dan tidak berimbang, sehingga sangat merugikan lahan
Pupuk kandang sapi merupakan salah satu jenis pupuk kandang yang
termasuk dalam kelompok pupuk organik. Pupuk tersebut baru dapat digunakan
untuk tanaman setelah pengalami penguraian oleh jasad renik (mikrobia) atau
12
terdapat dalam bentuk padat (feces) maupun cair (urine) yaitu unsur nitrogen (N)
padat 60% dan cair 85%. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk
panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses
kandang dari kuda, kambing, domba, dan ayam. Pada pupuk dingin terjadi
sebaliknya, C/N rasio yang tinggi menyebapkan pupuk kandang terurai lebih lama
dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada pupuk kandang sapi, kerbau, dan
Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa pupuk kandang sapi banyak mengandung
populasi mikroorganisme tanah. Ciri ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat
secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna coklat kehitaman, cukup
kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan tempratunya relatif
2. Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga
13
3. Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah. Bahan organik menjadi makan
utama bagi organisme dalam tanah seperti cacing, semut dan mikroorganisme
tanah lainnya. Cacing dan semut dapat membantu menjaga kegemburan tanah
dan sementara jasad renik amat berperan dalam mengubah pupuk organik
memiliki banyak manfaat baik secara ekonomi maupun ekolagi dari semua bagian
1. Kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sifatnya tidak
mudah berubah. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel,
a. Kontruksi bangunan, kayu mahoni sangat baik untuk membuat rangka atap,
b. Veneer dan kayu lapis, sangat baik karena mempunyai permukaan dekoratif
14
c. Mebelair, karena sifat kekuata, keawetan serta warna dan dekoratifnya
banyak dipergunakan dan disukai pembuatan lemari, kursi, meja dan tempat
tidur.
2. Kualitas kayu mahoni sangat baik, mempunyai berat jenis berkisar 0,53 hingga
0,72, termasuk kelas III hingga kelas kuat II. Kayu mahoni mempunyai
penyusutan ke arah radial 0,9 % hingga 3,3 % dan ke arah tanggensial 1,3 %
hingga 5,7 %. Penggeringan secara alami alami kayu mahoni dengan tebal 2,5
cm dari kadar air awal 40, selama 40 hari bias mencapai kadar air kering udara.
Sedangkan dengan dapur penggering kayu mahono dengan tebal 2,5 cm, bias
3. Ekstrak biji mahoni dapat digunakan sebagai pestisida nabati yang rama
xylostella dan crocidolomia binolalis khusus pada saat hama berada pada
stadia larva.
4. Kulit batang pohon mahoni dapat dijadikan pewarna alami untuk mewarnai
5. Getah pohon mahoni disebut blendok dapat digunakan sebagai bahan baku
6. Pohon mahoni dapat dijadikan pohon hias yang ditanam di tepi jalan sebagai
peneduh terutama di sepanjang jalan utama atau jalan raya karena pohon
mahoni merupakan salah satu jenis pohon yang bias mengurangi polusi udara
15
sekitar 47 % - 69 % hingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter
16
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Pupuk kandang kotoran sapi, sebagai persedia bagi unsur yang dibutuhkan
d. Air, sebagai alat pelarut dan penghantar zat hara ke akar tanaman.
tanaman.
sapi.
17
c. Kaliper atau jangka sorong, digunakan untuk mengukur diameter batang
tanaman.
tanaman.
g. Kamera.
h. Laptop.
KELOMPOK
I II III IV
PK4 PK1 PK3 PK3
Keterangan:
18
PK2 = Pupuk Kandang 40 % (1250 gram) per volume polybag.
volumenya sehingga hasil 3125 gram dan dibagi 5 dengan jumlah perlakuan =
untuk perlakuan pertama sebanyak 625 gram, perlakuan ke dua 625gram + 625
gram = 1250, perlakuan ke tiga 1250 gram + 625 gram = 1875 gram, dan
Dalam penelitian ini akan menggunakan media tanam yaitu tanah, dan
pupuk kandang sapi. Sebelum media dicampur terlebih dahulu tanah dikeringkan,
dengan cara dijemur selama 1 hari, setelah itu barulah media dicampur. Dalam
proses pencampuran media, alat ukur yang digunakan adalah polybag berukuran
25 x 20 cm.
daunnya yaitu 12 helai daun serta bebas dari serangan hama dan penyakit,
25 × 20 cm.
19
3.4.3 Proses adaptasi dan pemeliharaan
lapangan dengan masa adaptasi selama 7 hari. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan gayung agar tanaman tidak
kekurangan air. Selain itu juga dilakukan pembersihan gulma dan perbaikan posisi
polybag.
4) 20 liter air.
6) Dedaunan secukupnya.
3) Campurkan kotoran hewan dengan arang sekam dan aduk hingga rata
20
5) Taburkan jerami, dedak, dan dedaunan atau bubuk gergaji sebagai
sebelumnya
6) Tutup rapat bahan-bahan tersebut dengan jerami atau bisa juga karung
goni
7) Aduk adonan pupuk ini hingga merata di hari kedua dan tutup
8) Cek secara berkala hasil adonan, jika tangan menjadi sangat panas
ketika mengaduk adonan pupuk ini, tandanya pupuk belum siap untuk
digunakan
kamu gunakan.
yaitu selama 7 hari. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 2 bulan. Tinggi
diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk bibit.
diukur pada pangkal batang sekitar 3 cm dari permukaan tanah yang sudah
ditandai dengan spidol. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama dua bulan.
21
3.5.2 Jumlah daun (helai)
jumlah daun.
menggunakan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada tingkat signifikansi 5%).
Model linier rancangan acak kelompok seperti yang dijelaskan oleh Hanafiah
Yij = + i + j + ij
Di mana,
= rata-rata umum
i = pengaruh kelompok/blok ke -i
Hipotesis
diamati)
22
b) Hipotesis pengaruh pengelompokan
diamati)
adalah tanaman tahunan dengan tinggi yang bisa mencapai 10-20 m dan
diameter lebih dari 100 cm. Sistem perakaran tanaman mahoni yaitu akar
tunggang dan batang berbentuk bulat, berwarna cokelat tua keabu-abuan, dan
memiliki banyak cabang sehingga kanopi berbentuk paying dan sangat rimbun.
(suhano, 2010).
memproduksi bibit yang dibesarkan di dalam kondisi baik samapi bibit siap
untuk di tanam.
lain: tinggi pohon dan diameter batang pohon sampai dengan waktu tertentu.
panjang dan membuat cabang karena adanya titik tumbuh apical diujung
pohon.
menjadi besar.
23
6. Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotorang sapi
yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia, dan biologi tanah,
meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air,
24
BAB IV
pada gambar 1.
0.5 0.52
0.4
0.3 0.35
0.28
0.2
0.1 0.16
0
PK0 PK1 PK2 PK3 PK4
Perlakuan
PK1, PK2, PK3, dan PK4. Dengan respon pertambahan tinggi terbesar 0,66 cm
per pekan. Pemberian pupuk kandang sapi pada beberapa dosis yang berbeda
dapat menambah tinggi tanaman mahoni, semakin tinggi dosis pupuk kandang
25
sapi yang diberikan semakin tinggi tanaman mahoni. Pada pemberian dosis pupuk
kandang) menghasilkan tinggi tanaman mahoni terendah yaitu 0,16 cm dikuti oleh
perlakuan PK1, PK2, PK3. Angka pertumbuhan yang tertinggi ditunjukkan oleh
perlakuan PK4 yaitu 0,66 cm. pada perlakuan PK0 tanaman mahoni hanya
mendapatkan unsur hara dari media yang digunakan, sehinnga pertumbuhan yang
baik perlu dilakukan pemupukan dengan dosis yang tepat. Tanah yang miskin
akan unsur hara perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk organik seperti pupuk
tanaman dan berproduksi dengan baik, tanah itu harus mempunyai persedian yang
cukup akan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dari dalam tanah. Tidak
hanya saja yang diperlukan harus tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan
tanaman, tetapi juga harus ada keseimbangan diantara unsur-unsur hara tersebut
4.1.2. Analisis pengaruh pupuk kandang sapi terhadap tinggi tanaman mahoni
(cm)
pada Tabel 1.Hasil analis sidik ragam/uji-f (uji hipotesis) menggunakan SPSS
26
Galat 0,140 15 0,009
Total 3,851 20
Keterangan: Berdasarkan analisis sidik ragam menggunakan SPSS dimana
perlakuan kita dapat melihat jumlah kuadrat pertambahan tinggi 0,638 kemudian
pertambahan tinggi kuadrat trengah 0,159 dengan 4 kali pengamatan dan uji-
Maka dapat disimpulkan angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan nilai siknifikan 0,000. Hal ini
mahoni. Penjelasannya bahwa nilai sig, tidak melebihi taraf 0,05 pada kotak
tanaman mahoni yang berarti hipotesisnya adalah menolak H0 dan menerima H1.
Perlakua Subset
n N 1 2 3
PK 0 4 ,1550
PK 1 4 ,2775 ,2775
PK 2 4 ,3475
PK 3 4 ,5200
PK 4 4 ,6600
Sig. ,093 ,321 ,058
Keterangan: Berdasarkan uji lanjut Duncan pengaruh pupuk kandang
terhadap tinggi terlihat bahwa dari 5 perlakuan menunjukkan perlakuan PK0 dan
27
PK1 berbeda nyata dimana nilai rata-rata PK0 ,1550 , PK2 ,2775 sama-sama
memiliki 4 kali pengamatan, kemudian perlakuan PK1 dan PK2 juga berbeda
nyata dimana nilai rata-rata PK1 ,2775, PK2 ,3475 dan juga sama-sama memiliki
4 kali pengamatan, begitupun dengan PK3 dan PK4 juga berbeda nyata dimana
nilai rata-rata PK3 ,5200 , PK4 6600 sama-sama memiliki 4 kali pengamatan.
PK4 (pupuk kandang sapi 80% per volume polybag) memberikan nilai rata-rata
tertinggi pertambahan tinggi tanaman bibit mahoni dan berbeda nyata dengan
PK0, PK1 dan PK2 tetapi tidak berbeda nyata dengan PK3.
Maka dapat disimpulkan angka yang diikuti huruf yang berbeda berarti
pada gambar 2.
Pertambahan Diameter
Tanaman Mahoni
0.5
Diameter (mm)
0.4
0.3
0.2 0.41
0.25 0.28 0.28
0.1 0.11
0
PK0 PK1 PK2 PK3 PK4
Perlakuan
28
Gambar 6.4 Pertambahan Diameter Tanaman Mahoni (mm)
batang rata-rata bibit terendah hingga tertinggi masing-masing yakni PK0, PK1,
PK2, PK4, dan PK3. Dengan respon pertambahan dimater batang terbesar 0,41
per pekan. Pemberian pupuk kandang sapi pada beberapa dosis yang berbeda
dapat menambah dimater batang tanaman mahoni, namun semakin tinggi dosis
pupuk kandang sapi yang diberikan tidak berpengaruh pada diameter batang
tertinggi pada PK3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada dosis tersebut kebutuhan
unsur hara untuk pertumbuhan tanaman mahoni sudah cukup. Karena pupuk
kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat tanah yang
keras dengan pemeberian pupuk kandang, maka tanah menjadi gembur dan
remah, sifat kimia tanah artinya pupuk kandang dapat menambah unsur hara
Menurut Sutanto (2002) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami
dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium,
kalsium, dan bekerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).
29
Selain itu pupuk kandang berfungsi meningkatkan daya menahan air, aktivitas
mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
unsur hara.
4.2.2. Analisis pengaruh pupuk kandang sapi terhadap Diameter batang Mahoni
(mm)
dan uji-f/hipotesis 15, 579 yang berarti uji f menerima angka signifikan 0,000.
Maka dapat disimpulkan angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan nilai siknifikan 0,000. Hal ini
tanaman mahoni. Penjelasannya bahwa nilai sig, tidak melebihi taraf 0,05 pada
30
dan menerima H1. Berdasarkan analisis tersebut sehingga dapat dilakukan uji
lanjut (Ducan).
4.2.3. Uji pengaruh pupuk kandang sapi terhadap Diameter batang mahoni (mm)
Perlakua Subset
n N 1 2 3
PK 0 4 ,1125
PK 1 4 ,2500
PK 2 4 ,2800
PK 4 4 ,2800
PK 3 4 ,4100
Sig. 1,000 ,466 1,000
Keterangan: : Berdasarkan uji lanjut Duncan pengaruh pupuk kandang
memiliki nilai rata-rata ,1225 paling rendah tidak berbeda nyata dari 4 perlakuan.
PK1, PK2, PK4 berbeda nyata dimana nilai rata-rata PK1 ,2500 , PK2 ,2800, PK4
memiliki nilai rata-rata paling tinggi dari 4 perlakuan, dapat kita lihat bahwa PK3
tidak berbeda nyata dengan PKO, PK1, PK2, dan PK4 dimana nilai rata-rata
PK3 ,4100.
Sapi 60% per volume polybag) memberikan nilai rata-rata tertinggi terhadap
pertambahan diameter batang tanaman mahoni dan berbeda nyata dengan PK0,
4.3. Pengaruh pupuk kandang sapi terhadap Jumlah Daun Mahoni (helai)
31
4.3.1. Rata-rata jumlah daun mahoni (helai)
bahwa perlakuan PK0 (tanpa pupuk kandang) 0,63 helai seperti disajikan pada
gambar 3.
Gambar
Pertambahan Jumlah Daun
Tanaman Mahoni 7.4 Pertambahan
3
Jumlah Daun
Helai Daun
2
Tanaman Mahoni
1
(helai)
0
PK0 PK1 PK2 PK3 PK4
Diagram di
Perlakuan
atas menunjukan
bahwa perlakuan PK4 (pupuk kandang sapi 80% per volume polybag)
mahoni tetapi tidak bebeda nyata dengan PK0, PK1, PK2, dan PK3.
4.3.2. Analisis pengaruh pupuk kandang sapi terhadap jumlah daun Mahoni
(helai)
pada: Tabel 5. Hasil analis sidik ragam/uji-f (uji hipotesis) menggunakan SPSS
32
Keragama Jumlah D Kuadrat
n Kuadrat b Tengah F Sig.
Perlakuan 1,74
7,004 4 1,751 ,205
6
Kelompok 1,592 3 ,531 ,529 ,671
Galat 12,037 12 1,003
Total 71,036 20
Keterangan: Berdasarkan analisis sidik ragam menggunakan SPSS dimana
perlakuan kita dapat melihat jumlah kuadrat pertambahan jumlah daun 7,004
dan uji-f/hipotesis 1,746 yang berarti uji f menolak angka signifikan ,205
Maka dapat disimpulkan angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan nilai siknifikan ,205. Hal ini
tanaman mahoni. Penjelasannya bahwa nilai sig, melebihi taraf 0,05 pada kotak
bahwa komposisi pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
4.3.3. Uji pengaruh pupuk kandang terhadap jumlah daun Mahoni (helai)
Subset
Perlakuan N 1 2
PK 0 4 ,6250
PK 1 4 1,4075 1,4075
PK 3 4 1,6400 1,6400
33
PK 2 4 1,8200 1,8200
PK 4 4 2,4450
Sig. ,143 ,199
Keterangan: : Berdasarkan uji lanjut Duncan pengaruh pupuk kandang
terhadap Jumlah Daun menunjukkan PK0, PK1, PK3, PK2 berbeda nyata terlihat
6250, PK1 1,4075, PK3 1,6400, PK2 1,8200 sama-sama memiliki 4 kali
pengamatan, kemudian perlakuan PK4 tidak berbeda nyata PK0, PK1, PK2, PK3
Dapat di simpulkan angka yang di ikuti huruf tida berbeda nyata pada taraf
34
BAB V
5.1 Kesimpulan
tanaman mahoni pada parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman dan jumlah
daun. Data hasil pengamatan terlihat bahwa perlakuan PK0 (tanpa pupuk
0,16 cm diikuti oleh perlakuan PK1, PK2, PK3 dan PK4 angka pertumbuhan
yang tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan PK4 yaitu 0,66 cm, pertumbuhan
diameter batang tanaman mahoni terendah yaitu PK0, 0,11 mm diikuti oleh
perlakuan PK1, PK2, PK4 dan PK3 angka pertumbuhan yang tertinggi
ditunjukkan oleh perlakuan PK3 yaitu 0,41 mm dan jumlah daun terlihat bahwa
mahoni terendah yaitu 0,63 diikuti oleh perlakuan K1, K2, K3 dan K4, angka
0,63.
2. Pengaruh perlakuan pupuk kandang (pupuk kandang sapi 80% (2500 gram) per
5.2 Saran
35
1. Bagi peneliti lain: dilanjutkan penelitian relevansi mendapatkan hasil
pertambahan diameter yang lebih baik pada perlakuan pupuk kandang (pupuk
kandang sapi 80% (2500 gram) per volume polibag) maka perlu dilakukan
genetiknya.
3. Bagi pengusaha: kayu mahoni mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi
36
DAFTAR PUSTAKA
Lemmens, RH. M.J.I. Soerianegara and W.C. Wong (eds.) 1995. Plant Resources
of South East Asia 5(2) Timber Trees : Minor Commerces timber. Bogor.
Mindawati, N. and Tata, M.H 2001 Aspek silvikultur jenis khaya, mahoni dan
meranti. Prosedings Ekspose Pengembangan jenis tanaman potensial
(khaya, mahoni dan meranti) untuk pembangunan hutan tanaman: 42-46
hal.
Napitulu, M., Sujalu, A.P., Martinus, H. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara
dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Terung (Solanum melogena L.). Laporan Penelitian Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat. Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Samarinda.
37
Pranata, S. A. 2010. Meningkat Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. AgroMedia
Pustaka. Jakarta,
Soerjaningrat, M.S. 1970. Suatu Studi Tentang Permudaan Buatan Mahoni Daun
Lebar di KPH Tasikmalaya. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?
search_topic=TSN&search_value=29027#null [20 September 2017].
38
LAMPIRAN
39
LAMPIRAN
KELOMPOK
I II III IV
PK4 PK1 PK3 PK3
Keterangan:
Jumla
Perlakuan Rerata
Perlakuan h
I II II IV
PK 0 27.4 22.8 22.3 32.7 105.2 26.3
PK 1 27.7 22.9 23.6 32.8 107 26.75
PK 2 27.2 22.8 22.6 33.5 106.1 26.53
PK 3 27.3 22.4 22.1 32.7 104.5 26.13
PK 4 27.7 22.3 22.2 32.5 104.7 26.18
Jumlah 137.3 113.2 112.8 164.2 527.5 131.88
Rerata 27.46 22.64 22.56 32.84 105.5 26.38
40
Lampiran 2.Tabel 3. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-1
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 27.60 23.00 22.50 32.90 106.00 26.50
PK 1 28.00 23.20 23.70 33.10 108.00 27.00
PK 2 27.40 23.00 22.80 33.70 106.90 26.73
PK 3 27.90 23.00 22.70 33.30 106.90 26.73
PK 4 28.30 23.00 22.80 33.10 107.20 26.80
115.2 166.1
Jumlah 139.20 114.50 535.00 133.75
0 0
Rerata 27.84 23.04 22.90 33.22 107.00 26.75
Lampiran 2.Tabel 4. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-2
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.00 23.00 22.60 33.00 106.60 26.65
PK 1 28.50 23.60 24.00 33.40 109.50 27.38
PK 2 27.60 23.30 23.20 33.80 107.90 26.98
PK 3 28.60 23.60 23.10 34.00 109.30 27.33
PK 4 28.80 23.50 23.70 33.90 109.90 27.48
117.0 168.1
Jumlah 141.50 116.60 543.20 135.80
0 0
Rerata 28.30 23.40 23.32 33.62 108.64 27.16
Lampiran 2.Tabel 5. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-3
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.10 23.30 22.70 33.30 107.40 26.85
PK 1 29.00 24.00 24.00 33.50 110.50 27.63
PK 2 28.10 23.70 24.00 33.80 109.60 27.40
41
PK 3 29.00 24.10 23.50 34.00 110.60 27.65
PK 4 29.50 23.50 24.30 34.20 111.50 27.88
118.6 168.8
Jumlah 143.70 118.50 549.60 137.40
0 0
Rerata 28.74 23.72 23.70 33.76 109.92 27.48
Lampiran 2.Tabel 6. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-4
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.10 23.50 22.80 33.40 107.80 26.95
PK 1 29.10 24.00 24.40 33.50 111.00 27.75
PK 2 28.30 24.00 24.10 34.00 110.40 27.60
PK 3 29.00 24.50 23.50 34.10 111.10 27.78
PK 4 31.00 23.60 24.50 35.00 114.10 28.53
119.6 170.0
Jumlah 145.50 119.30 554.40 138.60
0 0
Rerata 29.10 23.92 23.86 34.00 110.88 27.72
Lampiran 2.Tabel 7. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-5
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.30 23.60 23.00 33.50 108.40 27.10
PK 1 29.30 24.20 25.00 33.70 112.20 28.05
PK 2 28.40 24.50 24.90 34.30 112.10 28.03
PK 3 29.30 25.30 24.10 34.90 113.60 28.40
PK 4 33.00 23.70 24.80 35.50 117.00 29.25
121.3 171.9
Jumlah 148.30 121.80 563.30 140.83
0 0
Rerata 29.66 24.26 24.36 34.38 112.66 28.17
42
Lampiran 2.Tabel 8. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-6
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.40 23.80 23.10 33.70 109.00 27.25
PK 1 29.60 24.50 25.30 34.00 113.40 28.35
PK 2 28.90 24.90 25.30 34.70 113.80 28.45
PK 3 30.00 25.90 24.70 35.50 116.10 29.03
PK 4 33.70 24.50 25.50 36.20 119.90 29.98
123.6 174.1
Jumlah 150.60 123.90 572.20 143.05
0 0
Rerata 30.12 24.72 24.78 34.82 114.44 28.61
Lampiran 2.Tabel 9. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-7
(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.60 23.90 23.30 33.80 109.60 27.40
PK 1 29.90 24.80 25.60 34.30 114.60 28.65
PK 2 29.40 25.30 25.70 35.10 115.50 28.88
PK 3 30.70 26.50 25.30 36.10 118.60 29.65
PK 4 34.40 25.30 26.20 36.90 122.80 30.70
125.8 176.2
Jumlah 153.00 126.10 581.10 145.28
0 0
Rerata 30.60 25.16 25.22 35.24 116.22 29.06
Lampiran 2.Tabel 10. Hasil pengukuran tinggi tanaman mahoni pada minggu ke-
8(cm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 28.70 24.10 23.40 34.00 110.20 27.55
PK 1 30.20 25.10 25.90 34.60 115.80 28.95
PK 2 29.90 25.70 26.10 35.50 117.20 29.30
43
PK 3 31.40 27.10 25.90 36.70 121.10 30.28
PK 4 35.10 26.10 26.90 37.60 125.70 31.43
128.1 178.4
Jumlah 155.30 128.20 590.00 147.50
0 0
Rerata 31.06 25.62 25.64 35.68 118.00 29.50
minggu (cm).
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 0.16 0.16 0.14 0.16 0.62 0.16
PK 1 0.31 0.28 0.29 0.23 1.11 0.28
PK 2 0.34 0.36 0.44 0.25 1.39 0.35
PK 3 0.51 0.59 0.48 0.50 2.08 0.52
PK 4 0.93 0.48 0.59 0.64 2.64 0.66
Jumlah 2.25 1.87 1.94 1.78 7.84 1.96
Rerata 0.45 0.37 0.39 0.36 1.57 0.39
Keterangan: angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada tabel signifikansi 5%
44
Lampiran 2. Tabel 13. Hasil pengukuran diameter tanaman bibit mahoni (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4.00 4.00 4.50 4.50 17.00 4.25
PK 1 4.50 4.00 4.50 5.00 18.00 4.50
PK 2 5.50 4.50 4.00 5.00 19.00 4.75
PK 3 5.00 5.00 5.00 4.50 19.50 4.88
PK 4 8.00 5.00 4.00 6.00 23.00 5.75
Jumlah 27.00 22.50 22.00 25.00 96.50 24.13
Rerata 5.40 4.50 4.40 5.00 19.30 4.83
Lampiran 2. Tabel 14. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-1 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4.00 4.00 4.50 4.50 17.00 4.25
PK 1 4.50 4.00 4.50 5.00 18.00 4.50
PK 2 5.50 4.50 4.00 5.00 19.00 4.75
PK 3 5.00 5.00 5.00 4.50 19.50 4.88
PK 4 8.00 5.00 4.00 6.00 23.00 5.75
Jumlah 27.00 22.50 22.00 25.00 96.50 24.13
Rerata 5.40 4.50 4.40 5.00 19.30 4.83
Lampiran 2. Tabel 15. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-2 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4.00 4.00 4.50 5.00 17.50 4.38
PK 1 5.00 4.50 4.50 5.00 19.00 4.75
PK 2 6.00 5.00 4.50 5.50 21.00 5.25
PK 3 6.00 6.00 5.50 5.00 22.50 5.63
PK 4 8.50 5.50 4.50 6.50 25.00 6.25
Jumlah 29.50 25.00 23.50 27.00 105.00 26.25
45
Rerata 5.90 5.00 4.70 5.40 21.00 5.25
Lampiran 2. Tabel 16. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-3 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4.50 4.20 4.50 5.00 18.20 4.55
PK 1 6.00 4.50 4.50 5.50 20.50 5.13
PK 2 6.50 5.00 4.50 6.00 22.00 5.50
PK 3 6.50 6.00 6.50 6.00 25.00 6.25
PK 4 8.50 6.00 5.00 6.50 26.00 6.50
Jumlah 32.00 25.70 25.00 29.00 111.70 27.93
Rerata 6.40 5.14 5.00 5.80 22.34 5.59
Lampiran 2. Tabel 17. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-4 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4.50 4.50 4.50 5.00 18.50 4.63
PK 1 6.00 5.00 5.00 5.50 21.50 5.38
PK 2 7.00 5.00 5.00 6.50 23.50 5.88
PK 3 6.50 6.50 7.00 6.50 26.50 6.63
PK 4 9.50 6.00 5.00 7.00 27.50 6.88
Jumlah 33.50 27.00 26.50 30.50 117.50 29.38
Rerata 6.70 5.40 5.30 6.10 23.50 5.88
Lampiran 2. Tabel 18. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-5 (mm)
46
I II II IV
PK 0 4.50 4.50 5.00 5.00 19.00 4.75
PK 1 6.50 6.00 5.50 6.00 24.00 6.00
PK 2 7.00 6.00 6.00 6.50 25.50 6.38
PK 3 7.50 7.50 7.00 7.00 29.00 7.25
PK 4 9.50 6.00 6.00 7.50 29.00 7.25
Jumlah 35.00 30.00 29.50 32.00 126.50 31.63
Rerata 7.00 6.00 5.90 6.40 25.30 6.33
Lampiran 2. Tabel 19. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-6 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 5.00 4.50 5.00 5.50 20.00 5.00
PK 1 6.50 6.00 5.50 6.00 24.00 6.00
PK 2 7.50 6.00 6.00 7.00 26.50 6.63
PK 3 7.50 7.50 7.50 7.50 30.00 7.50
PK 4 10.00 6.50 6.00 7.50 30.00 7.50
Jumlah 36.50 30.50 30.00 33.50 130.50 32.63
Rerata 7.30 6.10 6.00 6.70 26.10 6.53
Lampiran 2. Tabel 20. hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-7 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 5.00 5.00 5.00 5.50 20.50 5.13
PK 1 7.00 6.50 5.50 6.00 25.00 6.25
PK 2 7.50 6.00 6.50 7.00 27.00 6.75
PK 3 8.00 7.50 7.50 8.00 31.00 7.75
PK 4 10.00 6.50 6.50 8.00 31.00 7.75
Jumlah 37.50 31.50 31.00 34.50 134.50 33.63
Rerata 7.50 6.30 6.20 6.90 26.90 6.73
47
Lampiran 2. Tabel 21. Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada minggu
ke-8 (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 5.00 5.00 5.00 5.50 20.50 5.13
PK 1 7.00 6.50 6.00 6.50 26.00 6.50
PK 2 8.00 6.00 6.50 7.50 28.00 7.00
PK 3 8.00 8.00 8.00 8.50 32.50 8.13
PK 4 10.50 7.00 6.50 8.00 32.00 8.00
Jumlah 38.50 32.50 32.00 36.00 139.00 34.75
Rerata 7.70 6.50 6.40 7.20 27.80 6.95
minggu (mm)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 0.13 0.13 0.06 0.13 0.45 0.11
PK 1 0.31 0.31 0.19 0.19 1.00 0.25
PK 2 0.31 0.19 0.31 0.31 1.12 0.28
PK 3 0.38 0.38 0.38 0.50 1.64 0.41
PK 4 0.31 0.25 0.31 0.25 1.12 0.28
Jumlah 1.44 1.26 1.25 1.38 5.33 1.33
Rerata 0.29 0.25 0.25 0.28 1.07 0.27
Keterangan: angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada tabel signifikansi 5%
48
Lampiran 3. Tabel 24. Hasil pengukuran jumlah daun tanaman mahoni (helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 1 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 2 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 3 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 4 4 4 4 4 16.00 4.00
Jumlah 20.00 20.00 20.00 20.00 80.00 20.00
Rerata 4.00 4.00 4.00 4.00 16.00 4.00
Lampiran 3. Tabel 25. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-1
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 1 4 4 4 4 16.00 4.00
PK 2 4 4 6 4 18.00 4.50
PK 3 6 4 4 6 20.00 5.00
PK 4 4 4 4 6 18.00 4.50
Jumlah 22.00 20.00 22.00 24.00 88.00 22.00
Rerata 4.40 4.00 4.40 4.80 17.60 4.40
Lampiran 3. Tabel 26. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-2
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 6 6 6 6 24.00 6.00
49
PK 1 6 6 6 6 24.00 6.00
PK 2 6 10 4 6 26.00 6.50
PK 3 8 6 4 8 26.00 6.50
PK 4 6 6 8 6 26.00 6.50
Jumlah 32.00 34.00 28.00 32.00 126.00 31.50
Rerata 6.40 6.80 5.60 6.40 25.20 6.30
Lampiran 3. Tabel 27. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-3
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 6 6 6 6 24.00 6.00
PK 1 11 10 6 6 33.00 8.25
PK 2 8 12 6 12 38.00 9.50
PK 3 10 8 8 12 38.00 9.50
PK 4 8 10 12 8 38.00 9.50
Jumlah 43.00 46.00 38.00 44.00 171.00 42.75
Rerata 8.60 9.20 7.60 8.80 34.20 8.55
Lampiran 3. Tabel 28. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-4
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 6 8 6 6 26.00 6.50
PK 1 11 12 11 8 42.00 10.50
PK 2 10 13 8 14 45.00 11.25
PK 3 12 8 12 13 45.00 11.25
PK 4 8 14 16 8 46.00 11.50
Jumlah 47.00 55.00 53.00 49.00 204.00 51.00
Rerata 9.40 11.00 10.60 9.80 40.80 10.20
Lampiran 3. Tabel 29. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-5
(helai)
50
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 8 8 6 6 28.00 7.00
PK 1 12 16 13 8 49.00 12.25
PK 2 12 15 10 20 57.00 14.25
PK 3 14 8 14 16 52.00 13.00
PK 4 8 28 20 8 64.00 16.00
Jumlah 54.00 75.00 63.00 58.00 250.00 62.50
Rerata 10.80 15.00 12.60 11.60 50.00 12.50
Lampiran 3. Tabel 30. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-6
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 8 8 8 8 32.00 8.00
PK 1 14 18 13 8 53.00 13.25
PK 2 14 17 10 22 63.00 15.75
PK 3 16 10 16 18 60.00 15.00
PK 4 10 32 24 10 76.00 19.00
Jumlah 62.00 85.00 71.00 66.00 284.00 71.00
Rerata 12.40 17.00 14.20 13.20 56.80 14.20
Lampiran 3. Tabel 31. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-7
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 8 10 8 8 34.00 8.50
PK 1 14 18 15 10 57.00 14.25
PK 2 16 17 10 24 67.00 16.75
PK 3 18 10 16 20 64.00 16.00
PK 4 10 36 28 10 84.00 21.00
Jumlah 66.00 91.00 77.00 72.00 306.00 76.50
51
Rerata 13.20 18.20 15.40 14.40 61.20 15.30
Lampiran 3. Tabel 32. Hasil pengukuran jumlah daun mahoni pada minggu ke-8
(helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 10 10 8 8 36.00 9.00
PK 1 16 20 15 10 61.00 15.25
PK 2 18 20 12 26 76.00 19.00
PK 3 20 12 18 22 72.00 18.00
PK 4 12 40 32 12 96.00 24.00
102.0
Jumlah 76.00 85.00 78.00 341.00 85.25
0
Rerata 15.20 20.40 17.00 15.60 68.20 17.05
Lampiran 3. Tabel 33. Hasil pengamatan jumlah daun mahoni pada selama 8
minggu (helai)
Perlakuan
Perlakuan Jumlah Rerata
I II II IV
PK 0 0.75 0.75 0.50 0.50 2.50 0.63
PK 1 1.50 2.00 1.38 0.75 5.63 1.41
PK 2 1.75 2.00 0.78 2.75 7.28 1.82
PK 3 1.78 1.00 1.75 2.03 6.56 1.64
PK 4 1.00 4.50 3.50 0.78 9.78 2.45
Jumlah 6.78 10.25 7.91 6.81 31.75 7.94
Rerata 1.36 2.05 1.58 1.36 6.35 1.59
52
Galat 12,037 12 1,003
Total 71,036 20
Keterangan: angka yang tidak melebihi nilai taraf 0,05 pada tabel signifikansi 5%
53
Lampiran 4.
53
Gambar 10. Persedian media tanah dan pupuk kandang sapi
Gambar 11. Pengisian media tanah dan pupuk kandang sapi ke dalam polybag
54
Gambar 12. Bibit mahoni di penampungan (lokasi penelitian) Desa Landi
Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar
55
Gambar 14. Penyiraman tanaman bibit mahoni
56
Gambar 15. Pengukuran tinggi tanaman bibit mahoni (cm).
57
Gambar 17. Pengamatan jumlah daun tanaman bibit mahoni (helai).
58
Gambar 19. Bibit tanaman mahoni selama 8 minggu.
59
RIWAYAT HIDUP
Rustina.
SDN 019 Inpres Sila-sila tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
2010. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan pada SMK Negeri Rea Timur
Pada tahun yang sama penulis mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi dan
60