KABUPATEN BULUKUMBA
ANDI NURIFANI
105961119816
1
MOTIVASI PETANI DALAM PEMASARAN UMBI PORANG
KABUPATEN BULUKUMBA
ANDI NURIFANI
105961119816
SKRIPSI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Stambuk : 105961119816
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Diketahui
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Stambuk : 105961119816
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
1. Amruddin, S.Pt.,M.Si.
Ketua Sidang
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Makassar, 2020
Andi Nurifani
105961119816
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat:
diselesaikan.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
4. Kedua orang tua saya ayahanda Andi Mustamin dan ibunda Erni
viii
yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material
penulis.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga
akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu. Akhir kata penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam
penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
Amin.
Makassar, 2020
Andi Nurifani
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
x
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 19
LAMPIRAN .......................................................................................................... 51
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Mata Pencaharian Petani di Desa Anrihua ............................................... 27
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Tanaman Porang ...................................................................................... 6
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 47
4. Dikumentasi ............................................................................................. 54
xiv
I. PENDAHULUAN
pangan masih sangat sedikit. Sebenarnya di Indonesia porang sudah lama dikenal
yang menyebabkan rasa gatal, sehingga lebih sering dibuat gaplek atau tepung.
dibudidayakan oleh petani, porang tumbuh liar dikawasan hutan dan lereng
Gunung sekitar Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di Perum Perhutani II
Jawa Timur tanaman porang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat, seperti
porang masih rendah yakni 2-4 ton per hektar dan ketersediaan bahan baku
Maros, Pangkep, Gowa, Takalar, Sinjai dan Bulukumba. Tanaman porang dilirik
untuk dikembangkan secara luas karena komoditas ini mempunyai manfaat yang
porang yang dulunya tidak memiliki nilai jual dikalangan masyarakat bahkan
1
dahulu sebelum tanaman porang memiliki nilai jual yang tinggi masyarakat
beranggapan tanaman porang itu hanya tanaman liar yang bisa merusak
permintaan ekspor umbi yang kering yang dijadikan bahan kosmetik dan
Provinsi Sulawesi selatan melakukan kerja sama dengan petani porang dan mulai
selatan melakukan ekspor melalui Bea Cukai 52 ton porang dengan nilai ekonomi
mayoritas bertani cengkeh, merica dan kopi, tetapi setelah masuknya informasi–
informasi antar petani bahwa tanaman porang memiliki nilai jual yang sangat
tinggi dan mempunyai manfaat yang sangat luas, masyarakat Kindang mulai
banyak menanam tanaman porang. Pada tahun 2017 tanaman porang pada tahun
menanam porang.
2
Kecamatan Kindang terdapat 12 Desa dan 1 Kelurahan yang sudah hampir
menanam porang melihat harga pemasaran porang yang sangat tinggi sehingga
porang sangat baik untuk dikembangkan setelah umbi porang sudah besar baru
bisa dipanen semakin besar umbi porang maka semakin besar pula nilai jual yang
dihasilkan. Masyarakat desa Anrihua ketika menjual hasil panen porang biasanya
dua jenis bentuk pemasaran, yaitu pertama dalam bentuk umbi basah, petani
pengepul menjualnya kembali ke pengumpul yang lebih besar yang berada di kota
lalu yang dari kota membawa ke Makassar, Kemudian bentuk yang kedua yaitu
dalam bentuk umbi kering (Chips) pola pemasarannya sama seperti umbi basah
sebelum dijual dan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan umbi yang basah.
Nilai jual porang dalam bentuk umbi basah Rp 8.000/Kg dan umbi kering (chips)
untuk meneliti tanaman porang dengan judul penelitian Saluran Pemasaran Umbi
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang memotivasi petani untuk menanam porang di Desa Anrihua
sebagai berikut:
Kecamatan Kindang.
lebih memperhatikan alur pemasaran porang dari hulu sampai hilir agar bisa
dipasarkan ke luar negeri dan dapat bersaing dengan hasil panen dari
4
komoditas pertanian yang lain dan juga dapat memberikan inovasi baru
mengetahui alur pemasaran hasil panen porang dan bagi pembaca, sebagai
5
II.TINJAUAN PUSTAKA
hutan rakyat atau hutan tanaman. Oleh karena itu, pengembangan tumbuhan
porang dapat dikelola sebagai salah satu bentuk sistem Agroforestry (Khusnul
Rofik, 2017).
Sumber: tirto.id
umbi porang merupakan salah satu diversifikasi pangan. Selain itu umbi porang
dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan dan bahan baku
gatal dan zat konisin penyebab rasa pahit, sehingga perlu keterampilan mengenai
6
cara pengolahannya. Umbi porang yang sudah diolah dapat menjadi komoditas
yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
dorongan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
tindakan tertentu. Proses motivasi terdiri dari: (a) identifikasi atau apresiasi
kebutuhan yang tidak memuaskan, (b) menetapkan tujuan yang dapat memenuhi
kepuasan dan (c) menyelesaikan suatu tindakan yang dapat memberikan kepuasan
(Hasibuan, 2007).
Istilah motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial yakni faktor
7
merupakan akumulasi dari faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri dan eksternal yang bersumber dari luar individu (Sudarwan, 2004).
1. Umur
Kemampuan kerja seorang petani juga sangat dipengaruhi oleh tingkat umur
petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun dengan
petani yang lebih tua tampaknya kurang cenderung melakukan inovasi pertanian
dari pada mereka yang umurnya relatif muda. Petani yang umurnya lebih muda
biasanya akan lebih bersemangat dibandingkan dengan petani yang lebih tua.
2. Pendidikan
terhadap pola pikir dan keterampilan dalam hidupnya. Salah satu ukuran kualitas
pendidikan masyarakat kita yang bermukim dipedesaan relatif rendah, yang secara
tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pikir ataupun tatanan kultur budaya
8
kehidupan masyarakat pedesaan. Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi
cara berpikir dan pengambilan kebijakan, baik bagi petani maupun bagi pedagang
inovasi atau masukan dari luar dibandingkan orang yang tidak berpendidikan,
baik secara formal maupun non formal akan sangat mempengaruhi perilakunya
mempengaruhi cara dan pola pikir petani, pendidikan yang lebih tinggi dan
umurnya yang lebih muda menyebabkan petani lebih dinamis. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, semakin efisien dia bekerja dan mengetahui cara-
3. Pengalaman usahatani
Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
ini dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya petani akan sulit mengembangkan
berusahatani. Apabila petani memiliki modal yang tinggi maka, petani akan
9
memiliki kekuatan untuk meningkatkan produksi dalam berusahatani, seperti
pengadaan teknologi modern, memperluas lahan, dan pemilihan bibit yang unggul
1. Peluang pasar
pentingnya pasar bagi hasil pertanian dalam memajukan suatu system pertanian
pada suatu daerah tertentu. Pasar bagi hasil pertanian yang baik akan menjamin
bahwa produksi yang mereka hasilkan tidak sia-sia dan dapat meningkatkan
2. Penggunaan teknologi
metode untuk mencapai tujuan tertentu. adanya inovasi teknologi tidak serta merta
dengan kondisi fisik dan sosial budaya. Oleh karena itu, pengenalan suatu inovasi
teknologi baru harus disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi (Hariadi dan
Subejo, 2014).
10
2.4 Pemasaran
penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian
pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut.
Teori pemasaran selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas
siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan
kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan
(Boyd, 2000).
Daryanto (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
11
2.4.2 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan suatu jalur arus yang dilalui oleh barang
antara permintaan fisik dan hak dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan
alternatif saluran yang dipilih dan menggambarkan situasi yang berbeda oleh
berbagai macam pemasaran atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar
matang dan bersifat fleksibel. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang
harus dilakukan untuk memasarkan barang secara selektif (Basu Swasta, 2004).
membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
mereka untuk membuat produk dan jasa tersedia bagi pelanggan dengan cara yang
pembeli akhir adalah tingkat saluran. Karena produsen dan konsumen akhir sama-
sama melakukan sejumlah pekerjaan, mereka menjadi bagian dari semua saluran.
12
berbeda. Saluran 1 disebut saluran pemasaran langsung (direct marketing
Pedagang Grosir
Pengecer
Pengecer
merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,
berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Saluran pemasaran
13
memisahkan barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau
menginginkannya.
merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok lembaga yang mengadakan
kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, karena anggota-anggota kelompok terdiri
dari beberapa pedagang dan agen, maka sebagian ada yang dikenal pembeli dan
penjual, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran, serta
14
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
15
dapat tertutupi dengan keuntungan
tahun kedua sebesar Rp 28.175.000 dan
keuntungan tahun ketiga sebesar Rp
42.180.000. Total keuntungan usahatani
porang selama 3 tahun per hektar
adalah Rp 62.905.000 atau sekitar Rp
20.968.333/tahunya atau Rp
1.747.361/ha/bulan.B/C Ratio 1,818>0
berarti usahatani porang layak
dikembangkan. BEP harga terjadi pada
harga umbi Rp 1.730 dan harga bulbil
Rp 27.676 sedang BEP produksi terjadi
pada produksi umbi Rp 11.532kg/ha
dan katak 1.153 kg/ha. Penambahan
pendapatan dari usahatani
porangterhadappendapatan masyarakat
untuk pola tanaman padi-jagung-jagung
adalah 35% dan untuk pola tanaman
padi-jagung-kacang tanah adalah 44%.
4. Emma Pemetaan Hasilnya penelitian menunjukkan rata-
Aswariny pemasaran rata produksi emping adalah 700,77 kg/
(2015) produk olahan minggu. Rata-rata produksi bontot
pangan lokal di adalah 200,28 kg/ minggu dan produksi
Kabupaten rata-rata kue engkak adalah 442,17
Serang. panci / minggu. Memetakan area pasar
kue emping dan engkak adalah
memasarkan area luar. Memetakan area
pasar bontot adalah ke pasar di dalam
dan di luar area. Harga jual rata-rata
emping di pabrik adalah Rp 30.8884.62
/kg, dalam mengumpulkan pedagang
adalah Rp 32.250 /kg, dalam grosir
adalah Rp 36.750 /kg, dan di pengecer
adalah Rp 42.000,- /kg. Harga jual rata-
rata bontot di pabrik adalah Rp 24.000 /
kg, dan di pengecer adalah Rp 26.000 /
kg. Harga jual rata-rata kue engkak di
pabrik adalah Rp 28.583,33 / panci, dan
di pengecer adalah Rp 29.500 / panci.
Pemetaan lalu lintas emping dilakukan
dengan berjalan kaki, sepeda motor,
mobil pribadi, mobil angkutan umum,
dan mobil pick-up. Pemetaan lalu lintas
kue bontot dan engkak berjalan kaki
dan sepeda motor.
16
2.5 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berkaitan dengan Motivasi Petani dalam Pemasaran Umbi Porang
menjual dalam bentuk umbi tidak sampai pada proses pengolahan umbi. Hasil
ke kota Bulukumba.
17
Berdasarkan pada uraian di atas maka dalam kerangka pikirpada penelitian ini
Petani Porang
Motivasi
Umbi
Pemasaran
Saluran 1 Saluran 2
18
III. METODE PENELITIAN
porang adalah tanam yang baru dibudidaya di daerah tersebut dan penulis mudah
a.Populasi
Populasi yang digunakan dari penelitian ini adalah petani porang yang
Populasi petani porang seluruhnya sebanyak 102 orang termasuk pedagang dan
b.Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana
(Simple Random Sampling) dimana setiap anggota elemen atau anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jumlah petani
porang di Desa Anrihua sebanyak 102 petani porang yang telah menjual ke
pedagang yang berada di Desa Anrihua data ini didapatkan dari pedagang
19
maka peneliti menentukan jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 10% dari
populasi yang ada. Hal ini sesuai dengan prosedur pengambilan sampel dilakukan
dikemukakan oleh (Arikunto, 2008) yaitu apabila populasinya kurang dari 100
n = 10% X N
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
Dari rumus di atas, maka dalam penelitian yang dilakukan dengan jumlah
populasi sebanyak 102 orang petani porang yang telah memasarkan umbi porang
sebanyak 10 orang petani porang yang terdiri 8 orang petani porang dan 2 orang
Anrihua, 10 orang petani porang sengaja diambil sebagai sampel karena dari total
102 orang petani porang yang telah melakukan produksi porang 10 orang petani
ini memiliki kriteria yang bagus untuk peneliti bisa menggali informasi-informasi
serta hasil produksinya tinggi pada masa panen umbi porang, 2 orang pengumpul
20
sampel karena mayoritas petani porang menjual hasil panennya ke pengumpul
tersebut karena kedua pengumpul ini telah lama membeli porang sehingga
porang.
Dari 10 orang sampel yang digunakan diambil dari 4 dusun yang berada di
Desa Anrihua yaitu Dusun Bonto-bontoa sebanyak 1 orang petani, Dusun Anrihua
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu :
1. Data Primer
diperoleh dari wawancara. Selain itu dari pengamatan langsung terhadap situasi
lokasi penelitian.
2. Data Sekunder
21
3.4. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
2. Observasi
terjadi. Metode observasi yang dilakukan berupa terjung langsung ke lahan yang
3. Dokumentasi
22
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil, reduksi data
dalam penelitian ini bisa berupa ringkasan atau uraian singkat dari data yang
diambil.
pengambilan data. Bentuk penyajian data yang digunakan berupa teks naratif,
memudahkan melihat apa yang sedang terjadi apakah kesimpulan sudah tepat
biasa disebut tanaman bunga bangkai yang banyak tumbuh dan ditanam oleh
penjual dan pembeli dengan menghasilkan suatu nilai dan mencapai kepuasan
antara keduanya.
23
4. Saluran 2 merupakan jalur yang dilalui untuk memasarkan umbi porang dari
berada di Makassar.
kebutuhannya.
6. Umbi merupakan hasil produksi dari tanaman porang berupa umbi basa dan
umbi kering (Chips).
24
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Desa Anrihua merupakan salah satu desa dari sembilan desa dan satu
Bonto Bontoa, dan Enre. Desa Anrihua adalah desa pertanian yang sebagian besar
dengan luas daerah mencapai 27, 00 dan 552 mdpl di atas permukaan laut.
Batasan wilayah:
25
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk yang ada di Desa Anrihua sebanyak 3.434 jiwa, laki-laki
yang ditekuni oleh masyarakat desa maka tabel keadaan penduduk berdasarkan
Persentase
Mata Pencaharian
Petani 85%
Peternak 4%
Wiraswasta 6%
PNS 3%
Pertukangan 2%
Sumber : Data Desa Anrihua, 2019
oleh warga Desa Anrihua. Mata pencaharian yang paling banyak digeluti oleh
warga oleh warga Desa Anrihua. Mata pencaharian yang paling banyak digeluti
oleh warga desa yaitu petani sebanyak 85 %. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata
26
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
karena pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi seorang anak
meskipun dia seorang anak petani. Berikut tabel keadaan penduduk berdasarkan
pendidikan.
1. SD 196 167
2. SMP 52 94
Tingkat pendidikan yang tinggi yaitu pada tingkat SMA sebanyak 186 laki-laki
yang hanya sampai tingkat SMA karena faktor pola pikir remaja yang
pendidikan.
Hasil pertanian yang ada seperti cengkeh yang menduduki point pertama yang
banyak ditanam warga, selain cengkeh masyarakat juga menanam merica, kopi,
27
vanili, dan kakao, dari hasil pertanian yang dimiliki petani dapat meningkatkan
taraf hidup petani di desa anrihua. Luas desa 27.000 lahan yang digunakan
untuk kebun 887 ha dan sawah 200 ha selebihnya terbagi dalam beberapa
1. Pemukiman Penduduk
2. Jalan
3. Tanah Kosong
Tabel 3 diatas adalah jenis-jenis lahan atau tanah yang ada di Desa
Anrihua, adapun jenis-jenisnya yaitu lahan persawahan memiliki luas 200,00 ha,
lahan kering 2446 ha, bukan pertanian 54,0 ha. Luas lahan kering lebih banyak di
karena lahan yang berada di Desa Anrihua ditanami cengkeh sebagai salah satu
28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Umur
seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang masih muda dan
sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan yang
berumur tua. Kelompok umur petani 20-30 tahun jumlah responden 1 orang,
30-40 tahun sebanyak 4, 40-50 tahun sebanyak 2 orang, 50-60 sebanyak 1 orang.
Pada umur 30- 40 tahun paling banyak petani yang berada pada umur tersebut
menanam porang. Pada umur 30-40 tahun dimana petani ini masih memiliki jiwa
2. Pendidikan
Dimana dalam teori sumber daya manusia menunjukkan, bahwa semakin tinggi
29
Pada tingkat pendidikan SD 5 orang responden ,SMP 2 orang , SMA 3orang,
yang didapatkan petani. Tingkat paling tinggi persentase pendidikan yaitu pada
jenjang SD sebanyak 5 orang dan yang terendah tingkat SMP 2 orang. Pendidikan
yang ditempuh petani kebanyakan hanya sampai pada jenjang SD disebabkan oleh
tingkat ekonomi yang rendah dan kurangnya motivasi orang tua untuk
informasi yang baru di dunia pertanian , beda halnya dengan petani yang memiliki
pendidikan yang tinggi, petani tersebut mudah untuk mendapatkan informasi dan
dapat mengolah lahan yang dimiliki setelah mendapatkan informasi yang banyak
sehingga dapat meningkatkan produksi dan keuntungan dari hasil panen mereka.
3. Jumlah Tanggungan
keluarga yang memiliki beban hidup bagi petani responden yang bersangkutan.
Anggota keluarga ini dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga.
Jumlah tanggungan 2-3 orang jumlah responden 5 orang, 4-5 orang jumlah
responden 4 orang dan 6-7 orang jumlah responden 1 orang. jumlah tanggungan
keluarga yang terbesar pada 2-3 orang sebanyak 5 orang responden ,sedangkan
jumlah tanggungan keluarga yang paling sedikit 6-7 0rang sebanyak 1. Semakin
banyak tanggungan keluarga yang dimiliki oleh petani maka semakin banyak
pula biaya pengeluaran yang dibutuhkan dan semakin sedikit jumlah tanggungan
yang dimiliki oleh petani maka semakin sedikit pula jumlah biaya pengeluaran.
30
Petani yang memiliki banyak tanggungan keluarga berusaha keras untuk
dilakukan.
4. Luas Lahan
Luas lahan adalah jumlah seluruh lahan yang digunakan untuk menanam
porang. Luas lahan berpengaruh terhadap hasil dari menanam porang. Dimana
semakin luas lahan yang digunakan untuk ditanami porang maka semakin besar
hasil yang diperoleh petani. Luas lahan 0,50-0,60 Ha jumlah responden 5 orang
sebanyak 3 orang status lahan milik. Luas lahan yang dimiliki petani yang paling
banyak yaitu pada 0,50-0,60 ha sebanyak 5 orang sedangkan yang paling sedikit
yaitu pada 0.60-0,75 ha sebanyak 2 orang. Status lahan yang diyang ditanami
petani semuanya adalah lahan milik petani sendiri, dari luas lahan yang dimiliki
di Desa Anrihua sejak tahun 2018 dan banyak yang membudidayakan pada tahun
2019 tanaman tersebut sebelumnya sebagai tanaman liar yang banyak tumbuh
di tepi sungai dan tidak memiliki harga jual, hal ini sesuai dengan pendapat
merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian yang termasuk dalam famili
31
Pertumbuhannya membutuhkan naungan sehingga dapat dibudidayakan sebagai
tanaman sela pada hutan rakyat atau hutan tanaman. Oleh karena itu,
pengembangan tumbuhan porang dapat dikelola sebagai salah satu bentuk sistem
komoditas lain yang petani di Desa Anrihua tanam salah satunya hasil panen
cengkeh pada tahun 2019, pada tahun tersebut harga cengkeh turun membuat
sehari-hari.
porang yaitu responden pertama Pak Sanneng beliau mulai tertarik menanam
porang awalnya karena pada saat itu tanaman porang sering diperbincangkan
antara petani bahwa tanaman porang harganya mahal dan pada tahun tersebut
banyak tanaman cengkeh pak sanneng yang mati sehingga beliau memilih
menanam porang dilahan yang telah ditanami cengkeh ketika Pak Sanneng pergi
budidaya porang. Wawancara yang kedua dengan Bapak H Kama beliau tertarik
menanam porang awalnya karena ingin mengisi waktu luangnya karena beliau
sudah tua tidak bisa bekerja keras melakukan kegiatan yang berat dan tertarik juga
karena harga yang ditawarkan untuk umbi porang mahal. Sehingga ketika beliau
merasa pusing tinggal di rumah, mencari aktivitas yang bermanfaat yang bisa
menghasilkan uang dan pada saat itu juga tanaman porang sering diperbincangkan
oleh anaknya Pak H Kama tertarik untuk menanam porang di samping rumahnya
32
setelah beliau menanam dan mendapatkan produksi yang memuaskan beliau
kemudian beralih menanam porang dilahan yang lebih luas yang berada ditepi
yaitu mereka sama-sama tertarik menanam porang karena tergiur dengan harga
umbi yang mahal sehingga mereka mulai menanam porang, perbedaannya Pak
Sanneng tertarik menanam porrang untuk mengganti tanaman cengkeh yang mati
dan Pak H Kama menanam kporang karena merasa bosan di rumah dan mencari
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor sosial yang berpengaruh terhadap aktivitas
petani yang memiliki umur responden terbesar petani dan pedagang adalah 30-40
tahun, yaitu sebanyak 4 orang dari total responden 10 orang, pada usia tersebut
petani memiliki jiwa menanam porang yang tinggi dan rasa semangat untuk
33
2. Pendidikan
inovasi yang baru hal ini sesuai dengan pendapat (Agustina 2005) dalam
lebih mudah menerima inovasi atau masukan dari luar dibandingkan orang yang
3. Pengalaman Usahatani
Sejauh ini petani porang belum melakukan menanam porang di lahan kosong
petani tidak memiliki lahan kosong untuk ditanami porang hal ini sesuai dengan
34
4. Modal Luas lahan
Luas lahan yang digunakan untuk usahatani porang bervariasi tergantung dari
jumlah lahan yang dimiliki oleh petani semakin luas lahan yang ditanami maka
semakin tinggi hasil produksi yang didapatkan. Tanaman porang sejauh ini masih
sebagai tanaman selingan antara tanaman merica dan cengkeh, tetapi hasil panen
yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan petani setiap panen. Usaha tani porang
tidak memerlukan modal yang tinggi karena petani mengolah lahan menggunakan
cangkul dan parang selain itu untuk pengadaan bibit petani mencari sendiri bibit
porang yang banyak tumbuh di pinggiran sungai lalu dipindahkan ke lahan yang
ingin ditanami, sejauh ini petani porang tidak membeli bibit porang.
1. Peluang pasar
Salah satu faktor yang membuat masyarakat mulai memilih menanam porang
karena harga jual umbi porang yang mahal, harga umbi basah Rp 8.000/kg dan
umbi kering Rp 32.000/kg. Selain dari harga jual umbi yang mahal, dalam
melakukan pemasaran juga mudah karena banyak pedagang yang ingin membeli
porang.
2. Penggunaan teknologi
teknologi dalam proses budidaya belum ada yang diketahui oleh petani.
35
Nama Sejak kapan
NO Responden menanam Alasan menanam Porang
porang
(Tahun)
H. Kama 2018 Awalnya karena harga Merica dan
1. Cengkeh turun dan harga umbi
porang mahal.
Kahar 2019 Awalnya mendapat informasi dari
2. teman kalau porang dibeli dengan
harga yang mahal dan tanamannya
gampang dibudidayakan tidak
membutuhkan pemeliharaan seperti
pupuk dan penyemprotan.
Burhan 2019 Menanam porang karena banyak
3. pembeli masuk di kampung yang
mencari umbi porang dan harga
jualnya tinggi.
A.Tamin 2019 Karena harga jualnya tinggi dan
4. tidak memerlukan lahan yang
khusus serta tidak memerlukan
tenaga kerja yang banyak untuk
menanam porang.
Sahapuddin 2018 Mudah untuk ditanam, banyak
5. pembeli yang mencari dan mudah
dibudidayakan.
Hj.Malla 2018 Nilai jualnya tinggi, dibudidayakan
6. serta mudah untuk didapatkan
bibitnya dan sebagai tanaman
selingan.
Banyaknya pedagang yang mencari
7. Sobbi 2018 untuk membeli porang, mudah
dibudidayakan serta tidak
menggunakan modal yang banyak.
Sejak adanya petani yang menjual
8. Akbar 2019 umbi porang dan mendapatkan
keuntungan yang banyak sehingga
saya tertarik untuk menanam juga.
Karena harga jual yang tinggi dan
9. Usman 2019 mudah untuk ditanam di sela
tanaman cengkeh.
36
hamka 2019 Tanaman porang mudah untuk
10. dibudidayakan dan banyak
pedagang yang mencari untuk
membeli umbi porang.
Aktivitas petani porang yang ada Desa Anrihua dimulai dengan proses
penanaman sampai ke tahap pemasaran dilihat dari hasil wawancara kepada petani
porang yang berada di Desa Anrihua .Hasil wawancara dengan Pak Sahapuddin
dan Pak Sobbi yang ditemui dirumahnya mengenai kegiatan yang dilakukan
dalam usahatani porang sampai pemasaran. Awal mula Pak Sahapuddin menanam
porang pada tahun 2018 karena beliau melihat harga umbi porang yang mahal dan
membudidayakanya mudah.
porang. Pak Sahapuddin menanam porang dilahan yang berada dekat dengan
sungai sebanyak 150 pohon tanaman porang, lahan tersebut didalamnya terdapat
banyak tanaman cengkeh dan merica karena tanaman porang ditanam disela
sampai penuh dengan jarak tanaman yang tidak ditentukan setelah pak sahapuddin
37
menanam porang kemudian menyiram tanaman porang tersebut. Tanaman porang
sekali apa ada yang mati atau tidak, ketika terdapat tanaman mati Pak Sahapuddin
mengganti tanaman yang baru. Setelah umur tanaman porang Pak Sahapuddin 1,5
dilakukan ketika umur tanaman lebih dari setahun sehingga berpengaruh pada
besar umbi porang didihasilkan proses panen yang dilakukan Pak Sahapuddin
2019 sebanyak 23 pohon tanaman porang dan umbi yang dihasilkan sebanyak 32
akar umbi menggunakan pisau tajam agar mudah membersihkan akar yang
dibawa pulang ke rumah untuk dijual. Pak Sahapuddin membawa pulang umbi
yang telah dipanen menggunakan motor. Ketika umbi porang sampai dirumah Pak
kadar airnya berkurang berpengaruh pada berat timbangan umbi. Pembeli datang
yang dijual Pak Sahapuddin. Sedamgkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
Responden Pak Sobbi yang ditemui dikebunya awal mula beliau menanam
porang Pada awal tahun 2018 karena Pak Sobbi melihat pada tahun tersebut
38
banyak pembeli yang masuk ke kampung mencari umbi porang serta budidaya
porang tidak memerlukan keahlian khusus, Pak Sobbi menanam porang dilahan
Pak Sobbi menanam porang sebanyak 1000 pohon dilahan yang telah
ditanami cengkeh lahan yang digunakan Pak sobbi sebanyak 3 Petak lahan . Pak
Sobbi melakukan proses penanaman dibantu oleh 2 orang anaknya karena jumlah
tanaman terbilang banyak. Pak Sobbi menanam porang mengambil bibit yang
banyak tumbuh liar lalu mencabutnya untuk ditanam dilahannya selain itu Pak
Sobbi juga mengambi bibit dari sanak saudara yang telah melakukan panen.
Proses penanaman yang dilakukan oleh pak sobbi dilakukan sebanyak 4 kali
sebanyak 250 pohon, kedua 300 pohon, ketiga 300 pohon dan keempat 150 pohon
tanaman lebih dari setahun untuk dipanen Pak Sobbi tidak melakukan perawatan
melihat dan memilih pohon porang yang ingin dipanen. Pak Sobbi melakukan
proses panen sekali saja pada tahun 2019 lalu. Proses panen porang yang
dilakukan pak sobbi dilakukan pada saat harga porang mahal umbi yang
dihasilkan 265 Kg umbi yang dipanen dipilih dari 1000 pohon yang telah ditanam.
39
Setelah melakukan proses panen kemudian Pak Sobbi membawa pulang ke
membeli umbi porang yang telah dipanen kemudian pengumpul datang membawa
rumah petani untuk membeli porang dan mereka menanam porang karena melihat
Perbedaan diantara kedua responden tersebut adalah Pak Sapuddin jumlah yang
ditanam sedikit dibanding dengan Pak sobbi umbi yang dihasilkan juga berbeda
selain itu proses lahan yang digunakan juga berbeda serta proses penanaman Pak
Sahapuddin hanya melakukan secara seorang diri dan Pak Sobbi dibantu oleh
porang adalah tanaman yang mudah untuk dibudidayakan semakin banyak porang
yang ditanam maka semakin banyak umbi yang dihasilkan dan semakin sedikit
porang, pemasaran umbi porang tidak terlepas dari adanya peran saluran
pemasaran serta pengepul yang berada di desa. Setelah melakukan proses panen
petani porang menjual dalam bentuk umbi basah dan umbi kering tetapi petani di
Desa Anrihua lebih memilih menjual hasil panen dalam bentuk umbi basah.
Saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua terbentuk simpel dan tidak
40
yang berada di desa dan pedagang pengepul yang berada di kota. Petani belum
memasarkan hasil panen mereka ke pabrik secara langsung, hal ini sesuai dengan
suatu jalur arus yang dilalui oleh barang dari produsen ke perantara dan akhirnya
perusahaan yang mengkombinasikan antara permintaan fisik dan hak dari suatu
basah karena letak daerah desa yang berada di dataran tinggi sering terjadi hujan
sehingga sulit untuk melakukan proses pengeringan umbi porang selain itu umbi
secara langsung tetapi melalui pengepul yang berada di desa, petani hanya
menghubungi pengepul ketika ingin menjual hasil panen lalu pengepul datang ke
rumah petani. Hal ini sesuai pendapat Hasyim, ( 2012) bahwa saluran pemasaran
merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok lembaga yang mengadakan
kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, karena anggota-anggota kelompok terdiri
dari beberapa pedagang dan agen, maka sebagian ada yang dikenal pembeli dan
penjual, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran, serta
mendistribusikannya.
41
Saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua yaitu sebagai berikut :
Saluran pemasaran I
Petani
Pedagang Pedagang
Pedagang
pengumpul pengumpul
besar di Kota
kecil Desa besar Desa
Bulukumba
Anrihua Anrihua
Pedagang besar
di Makassar
pengumpul kecil yang ada di Desa Anrihua dengan harga Rp 8.000/Kg dengan
cara pengepul kecil yang berada di desa mendatangi rumah petani menggunakan
mobil pengumpul kecil desa dapat memperoleh 20 Kg umbi basah yang dibeli di
petani kemudian pedagang kecil yang ada di desa menjual ke pedagang besar
yang ada di desa dengan harga Rp 8.150/ Kg selanjutnya pedagang besar di desa
42
menjual umbi ke pedagang di kota Bulukumba dengan harga Rp 8.200/ Kg
Saluran pemasaran II
Petani
Pedagang
Pedagang Pedagang
pengumpul
pengepul kecil besar di Kota
besar di Desa
Desa Anrihua Bulukumba
Dampang
Pedagang besar
di Makassar
desa menjual ke pedagang besar yang berada di luar desa anrihua yaitu desa
dampang seharga Rp 8000/Kg pada saluran ini pengepul kecil yang berada di
Desa Anrihua menjual ke pengepul besar desa dampang walaupun harga yang
ditawarkan sama dengan harga pengumpul besar yang ada di desa anrihua tetapi
timbangan yang digunakan berbeda dan harga yang ditawarkan biasanya lebih
43
Letak perbedaan saluran pemasaran pertama dan saluran pemasaran kedua
pengepul kecil dan besar yang ada di desa anrihua. Saluran pemasaran umbi
porang di desa anrihua masih pada skala kecil karena tanaman porang
sedikit yang memasarkan dalam setiap tahunya hal ini sesuai dengan pendapat
Kotler dan Keller 2009 yang mengatakan bahwa saluran pemasaran merupakan
seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam
barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau menginginkannya.. Saluran
saluran tersebut petani mudah untuk melakukan transaksi, kemudian harga yang
44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tanaman porang sebagai komoditas baru yang ditanam oleh petani di desa
Anrihua harga umbi yang mahal sehingga membuat petani untuk mulai
besar di Makassar.
45
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang penulis
ajukan yaitu:
porang dalam hal proses budidaya agar petani dapat meningkatkan hasil
mengenai tanaman porang dan proses pemasaran dan bisa memasarkan hasil
46
DAFTAR PUSTAKA
Hariadi,S. S., & Subejo. (2014). Peran kelompok tani dalam penerapan SRI
(system off rice intensification) di Kecamatan Kalikajar Kabupaten
Wonosobo. Jurnal Agro Ekonomi, 24(1),84-93.
47
Khusnul Rofik. 2017. Potensi produksi tanaman porang (Amorphophallus
muelleri Blum ) di kelompok tani MPSDH Wono Lestari Desa Padas
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madium. Jurnal ilmu pertanian,
Kehutanan dan Agroteknologi. Volume 17 Nomor 2 September 2017 ISSN:
1411-5336. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madium.
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Penerbit Erlangga.
Laniva. V, 2010. Analisis Pendapatan Petani Pemungut Madu Lebah Hutan (Apis
spp) Desa Uelincu Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso. Skripsi.
Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Tadulako.
Nur Widiastuti dan Mohd. Harisudin, 2013. Saluran dan Marjin Pemasaran
Jagung, di Kabupaten Grobogan. Jurnal Penelitian Program studi
Agribisnis Vol 21 No 2 Desember 2019. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Grobogan.
Subejo dan Hariadi, Sunarru.2014. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan SRI
(System Of Rice) di Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Jurnal
48
Agro Ekonomi Vol 24. No. 1 Juni 2014.Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada.
49
L
A
M
P
I
R
A
N
50
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jumlah tanggungan :
Pertanyaan :
Jawaban:
ceritakan !
Jawaban:
3. Siapa saja yang membantu bapak dalam budidaya porang ? pada proses
apa ?
Jawaban:
51
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
7. Setelah melakukan panen apakah anda menjual dalam bentuk umbi atau
chips ?
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
10. Mengapa Bapak tidak menjual langsung hasil panen tersebut ke pasar
?Jelaskan!
Jawaban:
52
11. Apakah pedagang /pengepul berasal dari desa setempat atau berasal dari
lain desa ?
Jawaban:
Jawaban:
13. Berapa perbedaan harga yang bapak ketahui kalau di jual langsung ke
Jawaban :
Jawaban:
15. Ketika menjual umbi porang apakah dijual ke pedagang pengepul atau
Jawaban:
16. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam melakukan usahatani porang ?
Jawaban:
53
Lampiran 2. Peta Desa Anrihua
54
Lampiran 3. Identitas Responden
Keluarga
1 Hj. Kama 60 SD 3 1
2 Kahar 34 SD 2 0,5
4 A.Tamin 42 SD 4 0,65
5 Sahapuddin 48 SD 5 0,5
6 Hj.Malla 54 SD 4 1
7 Sobbi 36 SMP 2 1
55
Lampiran 4. Dokumentasi
56
Gambar 4.) proses panen umbi porang
57
Lampiran 5 Surat penelitian
58
RIWAYAT HIDUP
Negeri 5 Bulukumba dan tamat pada tahun 2013 lalu penulis memasuki Sekolah
berada di kecamatan Kindang pada masa SMA penulis aktif di berbagai kegiatan
diekstrakulikuler pramuka dan penulis juga telah mengikuti finalis lomba karya
tulis ilmiah di tingkat Kabupaten lulus pada tahun 2016 ,pada tahun yang sama
PT.London Sumatra Tbk. di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2019, selain itu
periode 2018 -2019 dan pada periode 2019-2020. Tugas akhir dalam pendidikan
Bulukumba
59