Anda di halaman 1dari 72

MOTIVASI PETANI DALAM PEMASARAN UMBI PORANG

DI DESA ANRIHUA KECAMATAN KINDANG

KABUPATEN BULUKUMBA

ANDI NURIFANI
105961119816

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

1
MOTIVASI PETANI DALAM PEMASARAN UMBI PORANG

DI DESA ANRIHUA KECAMATAN KINDANG

KABUPATEN BULUKUMBA

ANDI NURIFANI
105961119816

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian


Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Motivasi Petani Dalam Pemasaran Umbi Porang


di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

Nama : Andi Nurifani

Stambuk : 105961119816

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Amruddin, S.Pt.,M.Pd.,M.Si. Hasriani, S.Tp.,M.Si.


NIDN.0922076902 NIDN.0928078801

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi,.M.P. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.


NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003

iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Motivasi Petani dalam Pemasaran Umbi Porang


di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

Nama : Andi Nurifani

Stambuk : 105961119816

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda tangan

1. Amruddin, S.Pt.,M.Si.
Ketua Sidang

2. Hasriani Lukman, S.Tp.,M.Si.


Sekertaris

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P.


Anggota

4. Rasdiana Mudatsir, S.P.,M.Si.


Anggota

Tanggal Lulus : 24 November 2020

v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Motivasi

Petani dalam Pemasaran Umbi Porang di Desa Anrihua Kecamatan Kindang

Kabupaten Bulukumba adalah benar merupakan hasil karya yang belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, 2020

Andi Nurifani
105961119816

vi
ABSTRAK

ANDI NURIFANI. 105961119816. Motivasi Petani Dalam Pemasaran umbi


porang di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Dibimbing
oleh AMRUDDIN dan HASRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memotivasi petani
untuk menanam porang di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten
Bulukumba dan untuk mengetahui saluran pemasaran umbi porang di Desa
Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.
Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu teknik simple random
sampling untuk menentukan sampel, memilih sampel didasarkan atas tujuan untuk
mengetahui ketertarikan petani untuk menanam porang dan mengetahui saluran
pemasaran umbi porang, populasi yang digunakan seluruh masyarakat Desa
Anrihua yang telah memasarkan umbi porang, sampel yang digunakan sebanyak
10 orang yaitu 8 orang petani porang dan 2 orang pengumpul sekaligus sebagai
petani porang yang mewakili populasi.
Hasil penelitian saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua
Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, Tanaman porang sebagai komoditas
baru yang ditanam oleh petani di Desa Anrihua harga umbi yang mahal sehingga
membuat petani untuk mulai tertarik menanam porang selain itu terdapat beberapa
faktor sehingga memotivasi petani menanam porang yaitu faktor internal berupa
umur, pendidikan, pengalaman usahatani dan modal luas lahan sedangkan faktor
eksternal peluang pasar dan penggunaan teknologi. Saluran pemasaran yang
dilakukan dalam proses pemasaran umbi porang yaitu: saluran pemasaran I petani
ke pedagang pengumpul kecil Desa Anrihua ke pedagang pengumpul besar di
Desa Anrihua ke pedagang besar di kota bulukumba ke pedagang besar di
Makassar. Saluran pemasaran II petani ke pedagang pengumpul kecil Desa
Anrihua ke pedagang pengumpul besar desa dampang ke pedagang besar di kota
bulukumba ke pedagang besar di Makassar.

Kata kunci : Motivasi, Umbi porang, Pemasaran.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam

tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat

dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Motivasi Petani Dalam Pemasaran umbi Porang di Desa Anrihua

Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Skripsi ini merupakan tugas akhir

yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Amruddin, S.Pt, M.Pd, M.Si., selaku pembimbing utama dan Hasriani,

S.TP., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua saya ayahanda Andi Mustamin dan ibunda Erni

Mappanganro, dan kaka, adik-adikku, teman-teman dan segenap keluarga

viii
yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Kindang khususnya kepada Ibu desa

Anrihua beserta jajaran yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian di daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu. Akhir kata penulis

ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam

penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Amin.

Makassar, 2020

Andi Nurifani

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI...................................................................... v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI .............................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4

II.TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

2.1 Komoditas umbi porang ................................................................................ 6

2.2 Motivasi petani .............................................................................................. 7

2.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi petani ...................................... 7

2.4 Pemasaran .................................................................................................... 11

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 15

2.6 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 17

x
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 19

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 19

3.2. Teknik Penentuan sampel .......................................................................... 19

3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 22

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 22

3.6 Definisi Operasional .................................................................................... 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................... 25

4.1 Letak Geografis ........................................................................................... 25

4.2 Keadaan Demografis ................................................................................... 25

4.3 Kondisi pertanian ........................................................................................ 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 29

5.1 Identitas Responden .................................................................................... 29

5.2 Motivasi petani berusahatani porang ........................................................... 31

5.3 Pemasaran Umbi Porang ............................................................................. 37

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 45

6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 45

6.2 Saran ........................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

LAMPIRAN .......................................................................................................... 51

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 59

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
Teks
1. Mata Pencaharian Petani di Desa Anrihua ............................................... 27

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Anrihua ................ 28

3. Jenis Lahan Desa Anrihua ........................................................................ 29

4. Motivasi Petani Memilih untuk Membudidayakan Tanaman Porang ...... 36

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Teks
1. Tanaman Porang ...................................................................................... 6

2. Saluran Pemasaran ................................................................................... 14

3. Kerangka Pemikiran Motivasi Petani dalam Pemasaran Umbi Porang di


Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba .................... 20

4. Saluran Pemasaran I ................................................................................. 40

5. Saluran Pemasaran II ................................................................................ 41

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 47

2. Peta Desa Anrihua .................................................................................... 52

3. Identitas Responden ................................................................................. 53

4. Dikumentasi ............................................................................................. 54

5. Surat izin penelitian .................................................................................. 61

xiv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan porang baik untuk industri pangan maupun industri non

pangan masih sangat sedikit. Sebenarnya di Indonesia porang sudah lama dikenal

sebagai umbi-umbian yang digunakan untuk bahan makanan tetapi jarang

digunakan untuk konsumsi langsung karena mengandung kristal kalsium oksalat

yang menyebabkan rasa gatal, sehingga lebih sering dibuat gaplek atau tepung.

Porang merupakan bahan baku glukomanan yang saat ini banyak

dibudidayakan oleh petani, porang tumbuh liar dikawasan hutan dan lereng

Gunung sekitar Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di Perum Perhutani II

Jawa Timur tanaman porang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat, seperti

di KPH Saradan dan Nganjuk. Sedangkan di Jawa Tengah, tanaman porang

banyak dibudidayakan di Kabupaten Blora seluas 1.200 hektar. Meskipun

budidaya tanaman porang telah banyak dilakukan, namun produktivitas umbi

porang masih rendah yakni 2-4 ton per hektar dan ketersediaan bahan baku

tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan industri sehingga masih dilakukan

impor tepung glukomanan sekitar 20 ton per tahun (Santosa, 2014).

Tanaman porang mencuri perhatian warga Sulawesi selatan, jumlah

pembudidayanya semakin bertambah dari waktu ke waktu seperti di Kabupaten

Maros, Pangkep, Gowa, Takalar, Sinjai dan Bulukumba. Tanaman porang dilirik

untuk dikembangkan secara luas karena komoditas ini mempunyai manfaat yang

sangat luas dan dapat menambah perekonomian disektor pertanian. Tanaman

porang yang dulunya tidak memiliki nilai jual dikalangan masyarakat bahkan

1
dahulu sebelum tanaman porang memiliki nilai jual yang tinggi masyarakat

beranggapan tanaman porang itu hanya tanaman liar yang bisa merusak

pertumbuhan tanaman yang tumbuh berada disekitarnya, tetapi banyaknya

permintaan ekspor umbi yang kering yang dijadikan bahan kosmetik dan

dijadikan bahan makanan seperti tepung. Beacukai Makassar dan Pemerintah

Provinsi Sulawesi selatan melakukan kerja sama dengan petani porang dan mulai

melakukan ekspor melalui pelabuhan di pulau Jawa. Lima Kabupaten di Sulawesi

selatan melakukan ekspor melalui Bea Cukai 52 ton porang dengan nilai ekonomi

Rp 709 Juta dengan tujuan Vietnam.

Seiring berkembangnya budidaya tanaman porang di luar pulau Sulawesi

banyak masyarakat tertarik untuk membudidayakan seperti di daerah Bulukumba.

Daerah Bulukumba yang terdiri dari 10 kecamatan terdapat 3 kecamatan yang

masyarakatnya menanam porang Kecamatan Kindang, Kecamatan Gantarang,

Kecamatan Bulukumpa. Tiga kecamatan yang banyak menanam porang salah

satu Kecamatan Kindang yang hampir seluruh masyarakatnya menanam porang.

Tanaman porang baru dibudidayakan, Kecamatan Kindang sebelumya masyarakat

mayoritas bertani cengkeh, merica dan kopi, tetapi setelah masuknya informasi–

informasi antar petani bahwa tanaman porang memiliki nilai jual yang sangat

tinggi dan mempunyai manfaat yang sangat luas, masyarakat Kindang mulai

banyak menanam tanaman porang. Pada tahun 2017 tanaman porang pada tahun

tersebut hampir dikatakan sebagai tahun kemunculan tanaman porang di

Kecamatan Kindang karena masyarakat ditahun tersebut berlomba-lomba

menanam porang.

2
Kecamatan Kindang terdapat 12 Desa dan 1 Kelurahan yang sudah hampir

menyeluruh menanam tanaman porang salah satunya di Desa Anrihua petani

menanam porang melihat harga pemasaran porang yang sangat tinggi sehingga

porang sangat baik untuk dikembangkan setelah umbi porang sudah besar baru

bisa dipanen semakin besar umbi porang maka semakin besar pula nilai jual yang

dihasilkan. Masyarakat desa Anrihua ketika menjual hasil panen porang biasanya

dalam bentuk kering dan basah.

Setelah melakukan proses panen masyarakat menjual hasil panen dalam

dua jenis bentuk pemasaran, yaitu pertama dalam bentuk umbi basah, petani

menjual hasil panen ke pengumpul-pengumpul yang berada di kampung lalu dari

pengepul menjualnya kembali ke pengumpul yang lebih besar yang berada di kota

lalu yang dari kota membawa ke Makassar, Kemudian bentuk yang kedua yaitu

dalam bentuk umbi kering (Chips) pola pemasarannya sama seperti umbi basah

yang membedakannya umbi kering dilakukan pengeringan terlebih dahulu

sebelum dijual dan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan umbi yang basah.

Nilai jual porang dalam bentuk umbi basah Rp 8.000/Kg dan umbi kering (chips)

Rp 32.000/Kg. Berdasarkan uraian latar belakang diatas sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti tanaman porang dengan judul penelitian Saluran Pemasaran Umbi

Porang di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa faktor yang memotivasi petani untuk menanam porang di Desa Anrihua

Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba ?

2. Bagaimana saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua Kecamatan

Kindang Kabupaten Bulukumba?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor yang memotivasi petani untuk menanam porang di

Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk mengetahui saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua

Kecamatan Kindang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah, dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dapat

lebih memperhatikan alur pemasaran porang dari hulu sampai hilir agar bisa

dipasarkan ke luar negeri dan dapat bersaing dengan hasil panen dari

4
komoditas pertanian yang lain dan juga dapat memberikan inovasi baru

terkait pengolahan hasil panen porang.

2. Bagi Masyarakat, dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat akan

lebih mengetahui mengenai informasi tentang tanaman porang dan lebih

mengetahui alur pemasaran hasil panen porang dan bagi pembaca, sebagai

acuan menambah wawasan tentang tanaman porang dan dapat dijadikan

acuan untuk penulisan penelitian.

5
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas umbi porang

Porang (Amorphophallus oncophyllus rain) merupakan salah satu jenis

tumbuhan umbi-umbian yang termasuk dalam famili Araceae (talas-talasan).

Tumbuhan ini ditemukan didaerah tropis dan subtropis. Pertumbuhannya

membutuhkan naungan sehingga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela pada

hutan rakyat atau hutan tanaman. Oleh karena itu, pengembangan tumbuhan

porang dapat dikelola sebagai salah satu bentuk sistem Agroforestry (Khusnul

Rofik, 2017).

Sumber: tirto.id

Gambar 1). Umbi porang.

Umbi porang dapat diolah menjadi bahan pangan, sehingga memanfaatkan

umbi porang merupakan salah satu diversifikasi pangan. Selain itu umbi porang

dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan dan bahan baku

industri. Namun keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang budidaya

porang dan pengolahannya, sehingga belum banyak dibudidayakan oleh

masyarakat. Umbi porang mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan rasa

gatal dan zat konisin penyebab rasa pahit, sehingga perlu keterampilan mengenai

6
cara pengolahannya. Umbi porang yang sudah diolah dapat menjadi komoditas

ekspor, sehingga diharapkan masyarakat dapat mengenal umbi porang dan

produk olahannya (Ramdana Sari dan Suhartati, 2014).

2.2 Motivasi petani

Motivasi merupakan pendorong yang dapat memicu dan mengarahkan

perilaku individu untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Perbedaan individu

akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula,yang selanjutnya secara tidak

langsung mempengaruhi kerjanya (Hasibuan, 2007).

Pengertian motivasi menurut johansen, motivasi adalah dorongan dasar

yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri

seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang

didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang

mendasarinya. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil

tindakan tertentu. Proses motivasi terdiri dari: (a) identifikasi atau apresiasi

kebutuhan yang tidak memuaskan, (b) menetapkan tujuan yang dapat memenuhi

kepuasan dan (c) menyelesaikan suatu tindakan yang dapat memberikan kepuasan

(Hasibuan, 2007).

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi petani

Istilah motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial yakni faktor

pembangkit motivasi, tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan. Kekuatan,

dorongan, kebutuhan, tekanan dan mekanisme psikologi dalam motivasi

7
merupakan akumulasi dari faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu

itu sendiri dan eksternal yang bersumber dari luar individu (Sudarwan, 2004).

2.3.1 . Faktor internal yang mempengaruhi motivasi

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor sosial yang berpengaruh terhadap

aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik sebagai

seorang petani maupun seorang pedagang, selain memberikan gambaran

mengenai kemampuan berpikir dan bekerja sehingga menjadi lebih terampil.

Kemampuan ini sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas sehari-hari Umur

produktif untuk bekerja di negara-negara berkembang adalah 15-55 tahun.

Kemampuan kerja seorang petani juga sangat dipengaruhi oleh tingkat umur

petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun dengan

semakin lanjutnya usia petani. Soekartawi (1998) menyatakan bahwa petani-

petani yang lebih tua tampaknya kurang cenderung melakukan inovasi pertanian

dari pada mereka yang umurnya relatif muda. Petani yang umurnya lebih muda

biasanya akan lebih bersemangat dibandingkan dengan petani yang lebih tua.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang

terhadap pola pikir dan keterampilan dalam hidupnya. Salah satu ukuran kualitas

sumber daya manusia yang lazim digunakan sebagai indikator potensi

kemampuan melakukan sesuatu adalah tingkat pendidikan. Pada umumnya tingkat

pendidikan masyarakat kita yang bermukim dipedesaan relatif rendah, yang secara

tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pikir ataupun tatanan kultur budaya

8
kehidupan masyarakat pedesaan. Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi

cara berpikir dan pengambilan kebijakan, baik bagi petani maupun bagi pedagang

dalam memasarkan produknya dalam hal ini kemiri.

Pada umumnya seseorang yang berpendidikan relatif lebih mudah menerima

inovasi atau masukan dari luar dibandingkan orang yang tidak berpendidikan,

Agustina (2005) dalam Rampius. N (2012). Perilaku yang ditempuh seseorang

baik secara formal maupun non formal akan sangat mempengaruhi perilakunya

baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pendidikan umumnya akan

mempengaruhi cara dan pola pikir petani, pendidikan yang lebih tinggi dan

umurnya yang lebih muda menyebabkan petani lebih dinamis. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, semakin efisien dia bekerja dan mengetahui cara-

cara berusahatani yang lebih produktif dan lebih menguntungkan.

3. Pengalaman usahatani

Pengalaman petani merupakan suatu pengetahuan petani yang diperoleh

melalui rutinitas kegiatannya sehari-hari atau peristiwa yang pernah dialaminya.

Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat membantu

memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya (Rafika,2015).

4. Modal Luas Lahan

Modal adalah faktor penunjang utama dalam kegiatan berusahatani. Hal

ini dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya petani akan sulit mengembangkan

usahatani yang dilakukan. Ketersediaan modal dalam berusahatani sangatlah

penting, karena ketersediaan modal mempengaruhi keberhasilan dalam

berusahatani. Apabila petani memiliki modal yang tinggi maka, petani akan

9
memiliki kekuatan untuk meningkatkan produksi dalam berusahatani, seperti

pengadaan teknologi modern, memperluas lahan, dan pemilihan bibit yang unggul

( Damihartini dan Jahi, 2005).

2.3.2. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi

1. Peluang pasar

Mengelompokkan pasar untuk hasil pertanian sebagai unsur pertama

syarat pokok dalam pembangunan pertanian. Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya pasar bagi hasil pertanian dalam memajukan suatu system pertanian

pada suatu daerah tertentu. Pasar bagi hasil pertanian yang baik akan menjamin

bahwa produksi yang mereka hasilkan tidak sia-sia dan dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup keluarganya (Damihartini dan Jahi, 2005).

2. Penggunaan teknologi

Penerapan teknologi adalah perbuatan mempraktekkan suatu teori atau

metode untuk mencapai tujuan tertentu. adanya inovasi teknologi tidak serta merta

diterapkan oleh petani melainkan melalui proses sampai petani benar-benar

menerapkan inovasi tersebut. Adopsi petani terhadap teknologi pertanian sangat

ditentukan dengan kebutuhan akan teknologi tersebut dan kesesuaian teknologi

dengan kondisi fisik dan sosial budaya. Oleh karena itu, pengenalan suatu inovasi

teknologi baru harus disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi (Hariadi dan

Subejo, 2014).

10
2.4 Pemasaran

2.4.1 Definisi Pemasaran

Sebagian besar masyarakat, sering mengartikan pemasaran sebagai proses

penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian

pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut.

Pemasaran merupakan studi tentang proses bagaimana transaksi dimulai,

dimungkinkan, diselesaikan. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran

untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan

kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan

pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Kotler, 2001).

Teori pemasaran selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas

siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan

kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan

pemasaran secara keseluruhan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang

melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan

perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran

(Boyd, 2000).

Terdapat beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli yaitu menurut

Daryanto (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

11
2.4.2 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran merupakan suatu jalur arus yang dilalui oleh barang

dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai konsumen. Saluran pemasaran

adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan

antara permintaan fisik dan hak dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan

bagi pasar tertentu (Hasyim, 2012).

Saluran pemasaran merupakan suatu struktur yang menggambarkan

alternatif saluran yang dipilih dan menggambarkan situasi yang berbeda oleh

berbagai macam pemasaran atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar

dan pengecer). Memilih saluran pemasaran memerlukan pertimbangan yang

matang dan bersifat fleksibel. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang

harus dilakukan untuk memasarkan barang secara selektif (Basu Swasta, 2004).

Kotler dan Amstrong (2008) Mendefinisikan pemasaran (saluran

distribusi) adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung yang membantu

membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh

konsumen atau pengguna bisnis. Perusahaan dapat merancang saluran distribusi

mereka untuk membuat produk dan jasa tersedia bagi pelanggan dengan cara yang

berbeda. Masing-masing lapisan perantara pemasaran yang melakukan sejumlah

pekerjaan dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat kepada

pembeli akhir adalah tingkat saluran. Karena produsen dan konsumen akhir sama-

sama melakukan sejumlah pekerjaan, mereka menjadi bagian dari semua saluran.

Jumlah tingkat perantara mengindikasikan panjang saluran. Gambar 2

memperlihatkan beberapa saluran distribusi konsumendengan panjang yang

12
berbeda. Saluran 1 disebut saluran pemasaran langsung (direct marketing

channel), tidak mempunyai tingkat perantara; perusahaan menjual langsung

kepada konsumen. Saluran 2 dan 3 adalah saluran pemasaran tidak langsung

(indirect marketing channel), mengandung satu atau beberapa perantara

Berikut saluran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008) yaitu:

Produsen Produsen Produsen

Pedagang Grosir

Pengecer

Pengecer

Konsumen Konsumen Konsumen

Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3

Gambar 2. Saluran pemasaran

Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa saluran pemasaran

merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,

berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Saluran pemasaran

berfungsi untuk menggerakkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran

pemasaran mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang

13
memisahkan barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau

menginginkannya.

Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa saluran pemasaran

merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok lembaga yang mengadakan

kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, karena anggota-anggota kelompok terdiri

dari beberapa pedagang dan agen, maka sebagian ada yang dikenal pembeli dan

penjual, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran, serta

saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan yaitu menggolongkan produk dan

mendistribusikan (Hasyim, 2012)

14
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

NO Nama Judul Hasi penelitian


penelitian

1. Iza ari Kelembagaan Terdapat dua jenis saluran pemasaran


arafiah pemasaran dan yaitu saluran I : petani porang ke
(2019) usahatani porang pedagang pengumpul, saluran II: petani
porang ke tengkulak ke pedagang
pengumpul. Komoditas yang
diperdagangkan ada dua yaitu umbi
porang basah dan chip atau porang
kering.

2. Khusnul Potensi produksi Hasil penelitian 25 Responden


rofik (2017) tanaman porang menggunakan umbi katak (bubil) yaitu
(Amorphophallu 68%, sedangkan yang menggunakan
smuelleriBlume) umbi 32%, dari 25 Responden yang
di kelompok tani melakukan pemeliharan (penyiangan)
MPSDH Wono tanaman porang secara manual yaitu
Lestari Desa 72%, sedangkan yang melakukan
Padas penyiangan tanaman porang dengan
Kecamatan herbisida yaitu 28%, dari 25 Responden
Dagangan yang menggunakan pupuk kompos
Kabupate yaitu 56% sedangkan yang
Madiun menggunakan pupuk kimia 44%
Responden yang melakukan cara panen
dengan digali cangkul yaitu 100%.
Hasil penelitian mengenai potensi
produksi tanaman porang diketahui
bahwa potensi produksi tanaman
porang dikelompok tani Wono Lestari
sangat baik untuk dikembangkan
budidaya tanaman porang.

3. Siti peluang Hasil penelitian kerugian usahatani


Mutmaidah peningkatan porang terjadi pada tahun pertama
dan Fachrur pendapatan karena dilakukanpemanenan maksimal.
Rozi (2015) masyarakat tepi Penerimaan hanya berasal dari
hutan melalui penjualan bulbil yaitu Rp 7.500.000.
usahatani Penerimaan terbesar terjadi pada tahun
porang. ketiga yaitu Rp 54.000.000. Kerugia
tahun pertama sebesar Rp 7.450.000

15
dapat tertutupi dengan keuntungan
tahun kedua sebesar Rp 28.175.000 dan
keuntungan tahun ketiga sebesar Rp
42.180.000. Total keuntungan usahatani
porang selama 3 tahun per hektar
adalah Rp 62.905.000 atau sekitar Rp
20.968.333/tahunya atau Rp
1.747.361/ha/bulan.B/C Ratio 1,818>0
berarti usahatani porang layak
dikembangkan. BEP harga terjadi pada
harga umbi Rp 1.730 dan harga bulbil
Rp 27.676 sedang BEP produksi terjadi
pada produksi umbi Rp 11.532kg/ha
dan katak 1.153 kg/ha. Penambahan
pendapatan dari usahatani
porangterhadappendapatan masyarakat
untuk pola tanaman padi-jagung-jagung
adalah 35% dan untuk pola tanaman
padi-jagung-kacang tanah adalah 44%.
4. Emma Pemetaan Hasilnya penelitian menunjukkan rata-
Aswariny pemasaran rata produksi emping adalah 700,77 kg/
(2015) produk olahan minggu. Rata-rata produksi bontot
pangan lokal di adalah 200,28 kg/ minggu dan produksi
Kabupaten rata-rata kue engkak adalah 442,17
Serang. panci / minggu. Memetakan area pasar
kue emping dan engkak adalah
memasarkan area luar. Memetakan area
pasar bontot adalah ke pasar di dalam
dan di luar area. Harga jual rata-rata
emping di pabrik adalah Rp 30.8884.62
/kg, dalam mengumpulkan pedagang
adalah Rp 32.250 /kg, dalam grosir
adalah Rp 36.750 /kg, dan di pengecer
adalah Rp 42.000,- /kg. Harga jual rata-
rata bontot di pabrik adalah Rp 24.000 /
kg, dan di pengecer adalah Rp 26.000 /
kg. Harga jual rata-rata kue engkak di
pabrik adalah Rp 28.583,33 / panci, dan
di pengecer adalah Rp 29.500 / panci.
Pemetaan lalu lintas emping dilakukan
dengan berjalan kaki, sepeda motor,
mobil pribadi, mobil angkutan umum,
dan mobil pick-up. Pemetaan lalu lintas
kue bontot dan engkak berjalan kaki
dan sepeda motor.

16
2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir merupakan gambaran atau fokus dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini berkaitan dengan Motivasi Petani dalam Pemasaran Umbi Porang

di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.Tanaman Porang

merupakan tanaman selingan yang banyak ditanam petani di Desa Anrihua,

porang berupa tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh ditepi sungai.

Di Kabupaten Bulukumba khususnya di Desa Anrihua petani porang hanya

menjual dalam bentuk umbi tidak sampai pada proses pengolahan umbi. Hasil

produksi porang dipasarkan ke pedagang pengumpul yang berada di desa sampai

ke kota Bulukumba.

17
Berdasarkan pada uraian di atas maka dalam kerangka pikirpada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Petani Porang

Motivasi

Umbi

Umbi porang Porang (Chips)

Pemasaran

Saluran 1 Saluran 2

Gambar 3). Kerangka pikir saluran pemasaran umbi porang


di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

18
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Anrihua Kecamatan Kindang

Kabupaten Bulukumba. Penulis mengambil lokasi penelitian, karena tanaman

porang adalah tanam yang baru dibudidaya di daerah tersebut dan penulis mudah

mendapatkan informasi mengenai penelitian ini karena mayoritas penduduk

disana menanam porang untuk menambah pendapatannya. Waktu yang digunakan

dalam penelitian selama dua bulan mulai dari Juni-Agustus 2020.

3.2. Teknik Penentuan sampel

a.Populasi
Populasi yang digunakan dari penelitian ini adalah petani porang yang

berada di Desa Anrihua, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba yang telah

melakukan produksi umbi porang dan memasarkan ke pengumpul atau pedagang.

Populasi petani porang seluruhnya sebanyak 102 orang termasuk pedagang dan

petani data ini didapatkan di pedagang di Desa Anrihua.

b.Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana

(Simple Random Sampling) dimana setiap anggota elemen atau anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jumlah petani

porang di Desa Anrihua sebanyak 102 petani porang yang telah menjual ke

pedagang yang berada di Desa Anrihua data ini didapatkan dari pedagang

pengumpul seabanyak 4 orang, untuk mempermudah peneliti menganalisis data

19
maka peneliti menentukan jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 10% dari

populasi yang ada. Hal ini sesuai dengan prosedur pengambilan sampel dilakukan

dikemukakan oleh (Arikunto, 2008) yaitu apabila populasinya kurang dari 100

maka sampel diambil secara keseluruhan, sedangkan jika jumlah populasinya

lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-55%.

Rumus penentuan sampel menurut (Arikunto, 2008) yaitu:

n = 10% X N

Keterangan :

n = Sampel

N = Populasi

Dari rumus di atas, maka dalam penelitian yang dilakukan dengan jumlah

populasi sebanyak 102 orang petani porang yang telah memasarkan umbi porang

ke pengumpul yang berada di Desa Anrihua, ditetapkan 10 % yaitu

sebanyak 10 orang petani porang yang terdiri 8 orang petani porang dan 2 orang

pedagang pengumpul sekaligus sebagai petani porang yang berada di Desa

Anrihua, 10 orang petani porang sengaja diambil sebagai sampel karena dari total

102 orang petani porang yang telah melakukan produksi porang 10 orang petani

ini memiliki kriteria yang bagus untuk peneliti bisa menggali informasi-informasi

mengenai usahatani porang mulai dari proses penanaman sampai ke pemasaran

umbi porang karena mereka memiliki banyak pengalaman berusahatani porang

serta hasil produksinya tinggi pada masa panen umbi porang, 2 orang pengumpul

sekaligus sebagai petani porang dijadikan sampel karena proses pemasarannya

sudah sampai ke kota bulukumba dan 2 orang pengumpul sengaja dijadikan

20
sampel karena mayoritas petani porang menjual hasil panennya ke pengumpul

tersebut karena kedua pengumpul ini telah lama membeli porang sehingga

mempermudah peneliti untuk mencari informasi mengenai pemasaran umbi

porang.

Dari 10 orang sampel yang digunakan diambil dari 4 dusun yang berada di

Desa Anrihua yaitu Dusun Bonto-bontoa sebanyak 1 orang petani, Dusun Anrihua

3orang petani, Dusun Passimbungan 4 orang petani dan Dusun pabbambaeng 2

orang petani, petani pengumpul berada di Dusun Passimbungang dan Dusun

Pabbambaeng. Kriteria sampel yang digunakan yaitu petani yang tanaman

porangnya telah berproduksi dan telah dipasarkan melalui lembaga pemasaran

yang ada di Desa Anrihua.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu :

1. Data Primer

Data ini bersumber dari responden secara langsung. Dalam praktek

diperoleh dari wawancara. Selain itu dari pengamatan langsung terhadap situasi

lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pendukung lokasi penelitian

yaitu dokumen-dokumen data statistik, buku-buku, majalah, dan keterangan

lainnya yang ada kaitannya dengan objek penelitian.

21
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini digunakan

beberapa teknik, antara lain:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu persoalan

tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

dapat berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara dilakukan dengan petani porang

untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai proses penanaman sampai ke

pemasaran umbi porang.

2. Observasi

Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan

selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang

terjadi. Metode observasi yang dilakukan berupa terjung langsung ke lahan yang

ditanami petani porang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa

berbentuk tulisan, gambar dan karya seseorang dokumentasi digunakan sebagai

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

3.5 Teknik Analisis Data

Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara

22
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil, reduksi data

dalam penelitian ini bisa berupa ringkasan atau uraian singkat dari data yang

diambil.

2. Penyajian data merupakan kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan data. Bentuk penyajian data yang digunakan berupa teks naratif,

bentuk dari catatan lapangan. Dengan adanya bentuk tersebut sehingga

memudahkan melihat apa yang sedang terjadi apakah kesimpulan sudah tepat

atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

3. Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada

di lapangan dan selama penulisan.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tanaman porang merupakan tanaman yang tergolong jenis umbi-umbian dan

biasa disebut tanaman bunga bangkai yang banyak tumbuh dan ditanam oleh

masyarakat di Desa Anrihua.

2. Pemasaran merupakan proses perpindahan hak milik umbi porang antara

penjual dan pembeli dengan menghasilkan suatu nilai dan mencapai kepuasan

antara keduanya.

3. Saluran 1 merupakan jalur yang dilalui untuk memasarkan umbi porang di

Desa Anrihua sampai ke pedagang pengumpul yang berada di Makassar.

23
4. Saluran 2 merupakan jalur yang dilalui untuk memasarkan umbi porang dari

Desa Anrihua ke Desa Dampang sampai ke pedagang pengumpul yang

berada di Makassar.

5. Motivasi petani merupakan keinginan yang mengarahkan petani untuk

menanam porang sehingga mendapatkan hasil yang dapat memenuhi

kebutuhannya.

6. Umbi merupakan hasil produksi dari tanaman porang berupa umbi basa dan
umbi kering (Chips).

24
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Anrihua merupakan salah satu desa dari sembilan desa dan satu

kelurahan yang ada di Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Desa Anrihua

terdiri atas lima dusun yakni Dusun Pabbaengbaeng, Passimbungan, Anrihua,

Bonto Bontoa, dan Enre. Desa Anrihua adalah desa pertanian yang sebagian besar

masyarakatnya terdiri dari petani.

Letak Desa Anrihua pada daerah perbukitan dengan ketinggian sedang di

wilayah pegunungan Bawakaraeng sekitar 20 Km sebelah barat Kota Bulukumba

dengan luas daerah mencapai 27, 00 dan 552 mdpl di atas permukaan laut.

Iklim Desa Anrihua dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya, sehingga

cuacanya cenderung sejuk dan lembab.

Batasan wilayah:

Sebelah Timur : Desa Mattirowalie, Balibo

Sebelah Utara : Desa Garuntungan

Sebelah Barat : Kel. Borong Rappoa

Sebelah Selatan: Kec. Gantarang (Desa Benteng Malewang)

4.2 Keadaan Demografis

Adapun kondisi demografis yaitu meliputi keadaan penduduk berdasarkan

jenis kelamin, keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan keadaan

penduduk berdasarkan pendidikan yaitu sebagai berikut:

25
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk yang ada di Desa Anrihua sebanyak 3.434 jiwa, laki-laki

1.770 jiwa dan perempuan 1.664 jiwa.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian

Mata pencaharian yang ada di Desa Anrihua terdapat beberapa profesi

yang ditekuni oleh masyarakat desa maka tabel keadaan penduduk berdasarkan

mata pencaharian dapat dilihat tabel 1.

Tabel 1. Mata Pencaharian Petani di Desa Anrihua

Persentase
Mata Pencaharian

Petani 85%

Peternak 4%

Wiraswasta 6%

PNS 3%

Pertukangan 2%
Sumber : Data Desa Anrihua, 2019

Tabel 1 menjelaskan bahwa banyaknya mata pencaharian yang dilakukan

oleh warga Desa Anrihua. Mata pencaharian yang paling banyak digeluti oleh

warga oleh warga Desa Anrihua. Mata pencaharian yang paling banyak digeluti

oleh warga desa yaitu petani sebanyak 85 %. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata

warga Desa Anrihua berprofesi sebagai petani.

26
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Keadaan penduduk yang ada di Desa Kebo berdasarkan tingkat pendidikan

karena pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi seorang anak

meskipun dia seorang anak petani. Berikut tabel keadaan penduduk berdasarkan

pendidikan.

Tabel 2. Keadan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Anrihua.

NO Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan

1. SD 196 167

2. SMP 52 94

3. SMA 186 278


Sumber : Kecamatan Kindang Dalam Angka, 2019

Tabel 2 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan yang di Desa Anrihua.

Tingkat pendidikan yang tinggi yaitu pada tingkat SMA sebanyak 186 laki-laki

dan 278 perempuan. Anak petani di Desa Anrihua kebanyakan menempuh

pendidikan sampai tingkat SMA. Tingkat pendidikan di Desa Anrihua banyak

yang hanya sampai tingkat SMA karena faktor pola pikir remaja yang

mementingkan hasil alam yang melimpah sehingga tidak memperhatikan

pendidikan.

4.3 Kondisi Pertanian

Kondisi Lokasi Pertanian di Desa Anrihua meliputi pola pegunungan.

Hasil pertanian yang ada seperti cengkeh yang menduduki point pertama yang

banyak ditanam warga, selain cengkeh masyarakat juga menanam merica, kopi,

27
vanili, dan kakao, dari hasil pertanian yang dimiliki petani dapat meningkatkan

taraf hidup petani di desa anrihua. Luas desa 27.000 lahan yang digunakan

untuk kebun 887 ha dan sawah 200 ha selebihnya terbagi dalam beberapa

komponen yang ada di Desa Anrihua diantaranya:

1. Pemukiman Penduduk

2. Jalan

3. Tanah Kosong

4. Perkantoran/fasilitas umum dll

Tabel 3. Jenis Lahan/Tanah yang ada di Desa Anrihua.

Lahan Sawah (ha) Lahan Kering (ha) Bukan pertanian (ha)

200,00 2446 54,0


Sumber : Kecamatan Kindang dalam Angka, 2019

Tabel 3 diatas adalah jenis-jenis lahan atau tanah yang ada di Desa

Anrihua, adapun jenis-jenisnya yaitu lahan persawahan memiliki luas 200,00 ha,

lahan kering 2446 ha, bukan pertanian 54,0 ha. Luas lahan kering lebih banyak di

karena lahan yang berada di Desa Anrihua ditanami cengkeh sebagai salah satu

tanaman yang banyak ditanam petani.

28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas petani yang diuraikan berikut menggambarkan keragaman petani

responden dari beberapa aspek yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan, luas lahan. Berikut pembahasan mengenai identitas petani, umur,

pendidikan, jumlah tanggungan dan luas lahan.

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas

seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang masih muda dan

sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan yang

berumur tua. Kelompok umur petani 20-30 tahun jumlah responden 1 orang,

30-40 tahun sebanyak 4, 40-50 tahun sebanyak 2 orang, 50-60 sebanyak 1 orang.

Pada umur 30- 40 tahun paling banyak petani yang berada pada umur tersebut

menanam porang. Pada umur 30-40 tahun dimana petani ini masih memiliki jiwa

yang muda dalam mengolah lahan untuk bertani.

2. Pendidikan

Dimana dalam teori sumber daya manusia menunjukkan, bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, cenderung semakin tinggi produktivitasnya. Logikanya

semakin tinggi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, cenderung semakin

inovatif, yang akan membawa dampak positif pada pembangunan sektor

pertanian, dengan produktivitas hasil pertanian yang semakin tinggi.

29
Pada tingkat pendidikan SD 5 orang responden ,SMP 2 orang , SMA 3orang,

tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh terhadap produksi dan keuntungan

yang didapatkan petani. Tingkat paling tinggi persentase pendidikan yaitu pada

jenjang SD sebanyak 5 orang dan yang terendah tingkat SMP 2 orang. Pendidikan

yang ditempuh petani kebanyakan hanya sampai pada jenjang SD disebabkan oleh

tingkat ekonomi yang rendah dan kurangnya motivasi orang tua untuk

menyekolahkan anak mereka. Petani yang memiliki pendidikan rendah biasanya

sulit/kurang mendapatkan informasi serta sulit untuk menyentuh informasi-

informasi yang baru di dunia pertanian , beda halnya dengan petani yang memiliki

pendidikan yang tinggi, petani tersebut mudah untuk mendapatkan informasi dan

dapat mengolah lahan yang dimiliki setelah mendapatkan informasi yang banyak

sehingga dapat meningkatkan produksi dan keuntungan dari hasil panen mereka.

3. Jumlah Tanggungan

Tanggungan keluarga yang dimaksud disini adalah keseluruhan anggota

keluarga yang memiliki beban hidup bagi petani responden yang bersangkutan.

Anggota keluarga ini dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga.

Jumlah tanggungan 2-3 orang jumlah responden 5 orang, 4-5 orang jumlah

responden 4 orang dan 6-7 orang jumlah responden 1 orang. jumlah tanggungan

keluarga yang terbesar pada 2-3 orang sebanyak 5 orang responden ,sedangkan

jumlah tanggungan keluarga yang paling sedikit 6-7 0rang sebanyak 1. Semakin

banyak tanggungan keluarga yang dimiliki oleh petani maka semakin banyak

pula biaya pengeluaran yang dibutuhkan dan semakin sedikit jumlah tanggungan

yang dimiliki oleh petani maka semakin sedikit pula jumlah biaya pengeluaran.

30
Petani yang memiliki banyak tanggungan keluarga berusaha keras untuk

melakukan kegiatan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil panen yang

dilakukan.

4. Luas Lahan

Luas lahan adalah jumlah seluruh lahan yang digunakan untuk menanam

porang. Luas lahan berpengaruh terhadap hasil dari menanam porang. Dimana

semakin luas lahan yang digunakan untuk ditanami porang maka semakin besar

hasil yang diperoleh petani. Luas lahan 0,50-0,60 Ha jumlah responden 5 orang

status lahan milik, 0,60-0,75 Ha sebanyak 2 orang status lahan milik, 1 Ha

sebanyak 3 orang status lahan milik. Luas lahan yang dimiliki petani yang paling

banyak yaitu pada 0,50-0,60 ha sebanyak 5 orang sedangkan yang paling sedikit

yaitu pada 0.60-0,75 ha sebanyak 2 orang. Status lahan yang diyang ditanami

petani semuanya adalah lahan milik petani sendiri, dari luas lahan yang dimiliki

petani terdapat berbagai macam komoditas yang ditanam didalamnya.

5.2 Motivasi Petani Berusahatani Porang

Tanaman porang sebagai komoditas baru yang muncul dikalangan petani

di Desa Anrihua sejak tahun 2018 dan banyak yang membudidayakan pada tahun

2019 tanaman tersebut sebelumnya sebagai tanaman liar yang banyak tumbuh

di tepi sungai dan tidak memiliki harga jual, hal ini sesuai dengan pendapat

Khusnul Rofik (2017) bahwa porang (Amorphophallus oncophyllus rain)

merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian yang termasuk dalam famili

Araceae (talas-talasan). Tumbuhan ini ditemukan didaerah tropis dan subtropis.

31
Pertumbuhannya membutuhkan naungan sehingga dapat dibudidayakan sebagai

tanaman sela pada hutan rakyat atau hutan tanaman. Oleh karena itu,

pengembangan tumbuhan porang dapat dikelola sebagai salah satu bentuk sistem

Agroforestri. Kemunculan tanaman porang ditandai dengan menurunnya harga

komoditas lain yang petani di Desa Anrihua tanam salah satunya hasil panen

cengkeh pada tahun 2019, pada tahun tersebut harga cengkeh turun membuat

pendapatan petani juga menjadi menurun sehingga mempengaruhi biaya yang

dikeluarkan untuk tanggungan keluarga berupa biaya kehidupan petani

sehari-hari.

Hasil wawancara dengan responden mengenai motivasi mereka menanam

porang yaitu responden pertama Pak Sanneng beliau mulai tertarik menanam

porang awalnya karena pada saat itu tanaman porang sering diperbincangkan

antara petani bahwa tanaman porang harganya mahal dan pada tahun tersebut

banyak tanaman cengkeh pak sanneng yang mati sehingga beliau memilih

menanam porang dilahan yang telah ditanami cengkeh ketika Pak Sanneng pergi

ke kebun lalu beliau memutuskan mencari informasi-informasi mengenai cara

budidaya porang. Wawancara yang kedua dengan Bapak H Kama beliau tertarik

menanam porang awalnya karena ingin mengisi waktu luangnya karena beliau

sudah tua tidak bisa bekerja keras melakukan kegiatan yang berat dan tertarik juga

karena harga yang ditawarkan untuk umbi porang mahal. Sehingga ketika beliau

merasa pusing tinggal di rumah, mencari aktivitas yang bermanfaat yang bisa

menghasilkan uang dan pada saat itu juga tanaman porang sering diperbincangkan

oleh anaknya Pak H Kama tertarik untuk menanam porang di samping rumahnya

32
setelah beliau menanam dan mendapatkan produksi yang memuaskan beliau

kemudian beralih menanam porang dilahan yang lebih luas yang berada ditepi

sungai dibelakang rumahnya.

Wawancara yang dilakukan dengan kedua responden terdapat persamaan

yaitu mereka sama-sama tertarik menanam porang karena tergiur dengan harga

umbi yang mahal sehingga mereka mulai menanam porang, perbedaannya Pak

Sanneng tertarik menanam porrang untuk mengganti tanaman cengkeh yang mati

dan Pak H Kama menanam kporang karena merasa bosan di rumah dan mencari

aktivitas yang bermanfaat dan mendapatkan hasil berupa uang.

5.2.1 Faktor internal

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor sosial yang berpengaruh terhadap aktivitas

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik sebagai seorang

petani maupun seorang pedagang, selain memberikan gambaran mengenai

kemampuan berpikir dan bekerja sehingga menjadi lebih terampil. Kemampuan

ini sangat diperlukan dalam melakukan aktifitas sehari-hari, (Winarni, 2001)

dalam (Laniva. V, 2010). Desa Anrihua menunjukkan bahwa kelompok umur

petani yang memiliki umur responden terbesar petani dan pedagang adalah 30-40

tahun, yaitu sebanyak 4 orang dari total responden 10 orang, pada usia tersebut

petani memiliki jiwa menanam porang yang tinggi dan rasa semangat untuk

berusahatani porang sangat tinggi.

33
2. Pendidikan

Pada umumnya tingkat pendidikan petani di Desa Anrihua relatif rendah

secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir petani. Pendidikan responden

sebagian besar rendah , yaitu sebanyak 5 orang responden tingkat pendidikan SD

hal tersebut berpengaruh kepada bagaimana petani menerima informasi dan

inovasi yang baru hal ini sesuai dengan pendapat (Agustina 2005) dalam

(Rampius. N 2012) bahwa Pada umumnya seseorang yang berpendidikan relatif

lebih mudah menerima inovasi atau masukan dari luar dibandingkan orang yang

tidak berpendidikan. Usahatani porang tidak memerlukan keahlian khusus karena

mudah untuk dibudidayakan serta tidak memerlukan perawatan seperti tanaman-

tanamn yang ditanam petani.

3. Pengalaman Usahatani

Dalam melakukan usahatani porang petani Desa Anrihua sebelumya tidak

memiliki pengalam dalam melakukan usahatani porang mereka belajar menanam

porang melalui informasi-informasi yang didapatkan antar petani kemudian mulai

mencoba menanam porang di sela-sela tanaman cengkeh yang dimiliki petani.

Sejauh ini petani porang belum melakukan menanam porang di lahan kosong

tetapi mereka menjadikan tanaman porang menjadi tanaman selingan karena

petani tidak memiliki lahan kosong untuk ditanami porang hal ini sesuai dengan

pendapat Rafika 2015 yang menyatakan bahwa pengalaman petani merupakan

suatu pengetahuan petani yang diperoleh melalui rutinitas kegiatan sehari-hari

atau peristiwa yang pernah dialami.

34
4. Modal Luas lahan

Luas lahan yang digunakan untuk usahatani porang bervariasi tergantung dari

jumlah lahan yang dimiliki oleh petani semakin luas lahan yang ditanami maka

semakin tinggi hasil produksi yang didapatkan. Tanaman porang sejauh ini masih

sebagai tanaman selingan antara tanaman merica dan cengkeh, tetapi hasil panen

yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan petani setiap panen. Usaha tani porang

tidak memerlukan modal yang tinggi karena petani mengolah lahan menggunakan

cangkul dan parang selain itu untuk pengadaan bibit petani mencari sendiri bibit

porang yang banyak tumbuh di pinggiran sungai lalu dipindahkan ke lahan yang

ingin ditanami, sejauh ini petani porang tidak membeli bibit porang.

5.2.2 Faktor eksternal

1. Peluang pasar

Salah satu faktor yang membuat masyarakat mulai memilih menanam porang

karena harga jual umbi porang yang mahal, harga umbi basah Rp 8.000/kg dan

umbi kering Rp 32.000/kg. Selain dari harga jual umbi yang mahal, dalam

melakukan pemasaran juga mudah karena banyak pedagang yang ingin membeli

porang.

2. Penggunaan teknologi

Penggunaan teknologi dalam kegiatan usahatani porang digunakan pada

proses pemasaran antara petani dan pedagang menggunakan media sosial.

Petani menghubungi pedagang menggunakan media sosial, Untuk teknologi-

teknologi dalam proses budidaya belum ada yang diketahui oleh petani.

Tabel 4. Motivasi Petani Memilih untuk Membudidayakan Tanaman Porang.

35
Nama Sejak kapan
NO Responden menanam Alasan menanam Porang
porang
(Tahun)
H. Kama 2018 Awalnya karena harga Merica dan
1. Cengkeh turun dan harga umbi
porang mahal.
Kahar 2019 Awalnya mendapat informasi dari
2. teman kalau porang dibeli dengan
harga yang mahal dan tanamannya
gampang dibudidayakan tidak
membutuhkan pemeliharaan seperti
pupuk dan penyemprotan.
Burhan 2019 Menanam porang karena banyak
3. pembeli masuk di kampung yang
mencari umbi porang dan harga
jualnya tinggi.
A.Tamin 2019 Karena harga jualnya tinggi dan
4. tidak memerlukan lahan yang
khusus serta tidak memerlukan
tenaga kerja yang banyak untuk
menanam porang.
Sahapuddin 2018 Mudah untuk ditanam, banyak
5. pembeli yang mencari dan mudah
dibudidayakan.
Hj.Malla 2018 Nilai jualnya tinggi, dibudidayakan
6. serta mudah untuk didapatkan
bibitnya dan sebagai tanaman
selingan.
Banyaknya pedagang yang mencari
7. Sobbi 2018 untuk membeli porang, mudah
dibudidayakan serta tidak
menggunakan modal yang banyak.
Sejak adanya petani yang menjual
8. Akbar 2019 umbi porang dan mendapatkan
keuntungan yang banyak sehingga
saya tertarik untuk menanam juga.
Karena harga jual yang tinggi dan
9. Usman 2019 mudah untuk ditanam di sela
tanaman cengkeh.

36
hamka 2019 Tanaman porang mudah untuk
10. dibudidayakan dan banyak
pedagang yang mencari untuk
membeli umbi porang.

Sumber: Data Primer diolah, 2020

5.3 Pemasaran Umbi Porang

Aktivitas petani porang yang ada Desa Anrihua dimulai dengan proses

penanaman sampai ke tahap pemasaran dilihat dari hasil wawancara kepada petani

porang yang berada di Desa Anrihua .Hasil wawancara dengan Pak Sahapuddin

dan Pak Sobbi yang ditemui dirumahnya mengenai kegiatan yang dilakukan

dalam usahatani porang sampai pemasaran. Awal mula Pak Sahapuddin menanam

porang pada tahun 2018 karena beliau melihat harga umbi porang yang mahal dan

membudidayakanya mudah.

Pagi hari Pak Sahapuddin berangkat ke kebun untuk menanam porang,

sebelum menanam Pak Sahapuddin menyiapkan lahan yang ingin ditanami

porang. Pak Sahapuddin menanam porang dilahan yang berada dekat dengan

sungai sebanyak 150 pohon tanaman porang, lahan tersebut didalamnya terdapat

banyak tanaman cengkeh dan merica karena tanaman porang ditanam disela

tanaman merica dan cengkeh.

Selanjutnya pak sahapuddin menyiapkan lobang dengan cara menggali tanah

menggunakan cangkul dan parang, pak sahapudddin menanam porang dilahannya

sampai penuh dengan jarak tanaman yang tidak ditentukan setelah pak sahapuddin

37
menanam porang kemudian menyiram tanaman porang tersebut. Tanaman porang

yang ditanam Pak Sahapuddin tidak memerlukan perawatan khusus setelah

tanaman porang ditanam Pak Sahapuddin hanya melihat tanamannya seminggu

sekali apa ada yang mati atau tidak, ketika terdapat tanaman mati Pak Sahapuddin

mengganti tanaman yang baru. Setelah umur tanaman porang Pak Sahapuddin 1,5

tahun Pak Sahapuddin kemudian melakukan proses panen, proses panen

dilakukan ketika umur tanaman lebih dari setahun sehingga berpengaruh pada

besar umbi porang didihasilkan proses panen yang dilakukan Pak Sahapuddin

dilakukan seorang diri menggunakan garpu.

Tahun pertama Pak Sahapuddin memanen tanaman porang pada tahun

2019 sebanyak 23 pohon tanaman porang dan umbi yang dihasilkan sebanyak 32

Kg setelah melakukan proses panen kemudian Pak Sahapuddin membersihkan

akar umbi menggunakan pisau tajam agar mudah membersihkan akar yang

menempel di umbi porang. Setelah membersihkan umbi kemudian Pak

Sahapuddin mencuci umbi porang dan memasukkan kedalam karung sebelum

dibawa pulang ke rumah untuk dijual. Pak Sahapuddin membawa pulang umbi

yang telah dipanen menggunakan motor. Ketika umbi porang sampai dirumah Pak

Sahapuddin segera menghubungi pembeli karena ketika umbi lama disimpan

kadar airnya berkurang berpengaruh pada berat timbangan umbi. Pembeli datang

ke rumah Pak Sahapuddin menggunakan motor dan menimbang umbi porang

yang dijual Pak Sahapuddin. Sedamgkan hasil wawancara yang dilakukan kepada

Responden Pak Sobbi yang ditemui dikebunya awal mula beliau menanam

porang Pada awal tahun 2018 karena Pak Sobbi melihat pada tahun tersebut

38
banyak pembeli yang masuk ke kampung mencari umbi porang serta budidaya

porang tidak memerlukan keahlian khusus, Pak Sobbi menanam porang dilahan

yang telah ditanami cengkeh .

Pak Sobbi menanam porang sebanyak 1000 pohon dilahan yang telah

ditanami cengkeh lahan yang digunakan Pak sobbi sebanyak 3 Petak lahan . Pak

Sobbi melakukan proses penanaman dibantu oleh 2 orang anaknya karena jumlah

tanaman terbilang banyak. Pak Sobbi menanam porang mengambil bibit yang

banyak tumbuh liar lalu mencabutnya untuk ditanam dilahannya selain itu Pak

Sobbi juga mengambi bibit dari sanak saudara yang telah melakukan panen.

Proses penanaman yang dilakukan oleh pak sobbi dilakukan sebanyak 4 kali

sampai tanaman porang sebanyak 1000 yang ditanam penanaman pertama

sebanyak 250 pohon, kedua 300 pohon, ketiga 300 pohon dan keempat 150 pohon

yang tersebar di 3 petak lahan yang dimiliki Pak Sobbi.

Setelah melakukan proses penanaman Pak Sobbi menunggu sampai umur

tanaman lebih dari setahun untuk dipanen Pak Sobbi tidak melakukan perawatan

setelah melakukan penanaman. Sebelum melakukan proses panen Pak Sobbi

melihat dan memilih pohon porang yang ingin dipanen. Pak Sobbi melakukan

proses panen sekali saja pada tahun 2019 lalu. Proses panen porang yang

dilakukan pak sobbi dilakukan pada saat harga porang mahal umbi yang

dihasilkan 265 Kg umbi yang dipanen dipilih dari 1000 pohon yang telah ditanam.

39
Setelah melakukan proses panen kemudian Pak Sobbi membawa pulang ke

rumah untuk dijual ke pengumpul, pak sobbi menghubungi pengumpul untuk

membeli umbi porang yang telah dipanen kemudian pengumpul datang membawa

mobil untuk membeli umbi porang.

Dari hasil wawancara oleh responden dua responden memiliki persamaan

dalam proses pemasaran ,pemasaran dilakukan dengan cara pengumpul data ke

rumah petani untuk membeli porang dan mereka menanam porang karena melihat

harga porang yang mahal sehingga responden tersebut menanam porang.

Perbedaan diantara kedua responden tersebut adalah Pak Sapuddin jumlah yang

ditanam sedikit dibanding dengan Pak sobbi umbi yang dihasilkan juga berbeda

selain itu proses lahan yang digunakan juga berbeda serta proses penanaman Pak

Sahapuddin hanya melakukan secara seorang diri dan Pak Sobbi dibantu oleh

kedua anaknya. Dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman

porang adalah tanaman yang mudah untuk dibudidayakan semakin banyak porang

yang ditanam maka semakin banyak umbi yang dihasilkan dan semakin sedikit

porang yang ditanam maka sedikit pula umbi yang dihasilkan.

Pemasaran merupakan hal yang penting dalam pendistribusian umbi

porang, pemasaran umbi porang tidak terlepas dari adanya peran saluran

pemasaran serta pengepul yang berada di desa. Setelah melakukan proses panen

petani porang menjual dalam bentuk umbi basah dan umbi kering tetapi petani di

Desa Anrihua lebih memilih menjual hasil panen dalam bentuk umbi basah.

Saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua terbentuk simpel dan tidak

bervariasi. Saluran pemasaran pada umumnya melibatkan pedagang pengepul

40
yang berada di desa dan pedagang pengepul yang berada di kota. Petani belum

memasarkan hasil panen mereka ke pabrik secara langsung, hal ini sesuai dengan

pendapat Hasyim, (2012) yang mengatakan bahwa saluran pemasaran merupakan

suatu jalur arus yang dilalui oleh barang dari produsen ke perantara dan akhirnya

sampai konsumen. Saluran pemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen

perusahaan yang mengkombinasikan antara permintaan fisik dan hak dari suatu

produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

Mayoritas petani porang di Desa Anrihua menjual dalam bentuk umbi

basah karena letak daerah desa yang berada di dataran tinggi sering terjadi hujan

sehingga sulit untuk melakukan proses pengeringan umbi porang selain itu umbi

basah lebih berat timbanganya dibandingkan dengan umbi kering. Proses

pemasaran umbi porang petani tidak memasarkan ke pasar ataupun ke pabrik

secara langsung tetapi melalui pengepul yang berada di desa, petani hanya

menghubungi pengepul ketika ingin menjual hasil panen lalu pengepul datang ke

rumah petani. Hal ini sesuai pendapat Hasyim, ( 2012) bahwa saluran pemasaran

merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok lembaga yang mengadakan

kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, karena anggota-anggota kelompok terdiri

dari beberapa pedagang dan agen, maka sebagian ada yang dikenal pembeli dan

penjual, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran, serta

saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan yaitu menggolongkan produk dan

mendistribusikannya.

41
Saluran pemasaran umbi porang di Desa Anrihua yaitu sebagai berikut :

Saluran pemasaran I

Petani

Pedagang Pedagang
Pedagang
pengumpul pengumpul
besar di Kota
kecil Desa besar Desa
Bulukumba
Anrihua Anrihua

Pedagang besar
di Makassar

Gambar 4. Saluran Pemasaran I

Saluran pemasaran ini petani menjual hasil panen umbi porang ke

pengumpul kecil yang ada di Desa Anrihua dengan harga Rp 8.000/Kg dengan

cara pengepul kecil yang berada di desa mendatangi rumah petani menggunakan

mobil pengumpul kecil desa dapat memperoleh 20 Kg umbi basah yang dibeli di

petani kemudian pedagang kecil yang ada di desa menjual ke pedagang besar

yang ada di desa dengan harga Rp 8.150/ Kg selanjutnya pedagang besar di desa

42
menjual umbi ke pedagang di kota Bulukumba dengan harga Rp 8.200/ Kg

kemudian pedagang di kota menjual ke pedagang yang ada di Makassar.

Saluran pemasaran II

Petani

Pedagang
Pedagang Pedagang
pengumpul
pengepul kecil besar di Kota
besar di Desa
Desa Anrihua Bulukumba
Dampang

Pedagang besar
di Makassar

Gambar 5. Saluran Pemasaran II

Pada saluran pemasaran kedua ini petani menjual hasil panen ke

pengepul kecil seharga Rp 8000/ Kg kemudian pedagang kecil yang berada di

desa menjual ke pedagang besar yang berada di luar desa anrihua yaitu desa

dampang seharga Rp 8000/Kg pada saluran ini pengepul kecil yang berada di

Desa Anrihua menjual ke pengepul besar desa dampang walaupun harga yang

ditawarkan sama dengan harga pengumpul besar yang ada di desa anrihua tetapi

timbangan yang digunakan berbeda dan harga yang ditawarkan biasanya lebih

tinggi dibandingkan dengan harga yang ditawarkan pengumpul kecil rendah.

43
Letak perbedaan saluran pemasaran pertama dan saluran pemasaran kedua

,saluran pemasaran pertama melibatkan pengepul kecil di desa anrihua dan

pengepul besar di desa anrihua sedangkan saluran pemasaran kedua melibatkan

pengumpul kecil di desa anrihua dengan pengumpul Desa Dampang .

Penelitian ini hanya sampai pada tingkat desa anrihua informasi

mengenai pedagang di luar pedagang desa anrihua didapatkan di pedagang

pengepul kecil dan besar yang ada di desa anrihua. Saluran pemasaran umbi

porang di desa anrihua masih pada skala kecil karena tanaman porang

membutuhkan waktu yang lama untuk dipanen untuk pemasarannya masih

sedikit yang memasarkan dalam setiap tahunya hal ini sesuai dengan pendapat

Kotler dan Keller 2009 yang mengatakan bahwa saluran pemasaran merupakan

seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam

pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Saluran pemasaran berfungsi

untuk menggerakkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran

mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan

barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau menginginkannya.. Saluran

pemasaran I dan saluran pemasaran II disebut sebagai saluran pemasaran tidak

langsung karena Petani menjual hasil panen melalui beberapa pengepul.

Kedua saluran pemasaran yang digunakan petani porang saluran

pemasaran 1 dominan dipilih petani memasarkan hasil penennya karena pada

saluran tersebut petani mudah untuk melakukan transaksi, kemudian harga yang

ditawarkan juga lebih mahal dibandingkan saluran pemasaran 2.

44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman porang sebagai komoditas baru yang ditanam oleh petani di desa

Anrihua harga umbi yang mahal sehingga membuat petani untuk mulai

tertarik menanam porang selain itu terdapat beberapa faktor sehingga

memotivasi petani menanam porang yaitu faktor internal berupa

umur,pendidikan,pengalaman usahatani dan modal luas lahan sedangkan

faktor eksternal berupa peluang pasar dan penggunaan teknologi.

2. Saluran pemasaran yang dilakukan dalam proses pemasaran umbi porang

yaitu : saluran pemasaran I petani ke pedagang pengumpul kecil desa

anrihua ke pedagang besar pengumpul desa anrihua ke pedagang besar di

kota bulukumba ke pedagang besar di Makassar. Saluran pemasaran II

petani ke pedagang pengumpul kecil desa anrihua ke pedagang pengumpul

besar desa dampang ke pedagang besar di kota bulukumba ke pedagang

besar di Makassar.

45
6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang penulis

ajukan yaitu:

1. Diharapkan Pemerintah melakukan pelatihan kepada petani yang menanam

porang dalam hal proses budidaya agar petani dapat meningkatkan hasil

panen umbi porang dan membentuk kelompok tani.

2. Petani sebaiknya lebih menggali informasi-informasi yang lebih banyak

mengenai tanaman porang dan proses pemasaran dan bisa memasarkan hasil

panen ke luar daerah.

46
DAFTAR PUSTAKA

Agusnawati, 2006. Peran Kaum Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Pada


Masyarakat Pengelola Hutan di Mario Pulana. Bogor, Indonesia, CIFOR.
CIFOR Governance Brief.

Arikunto,S.(2008).Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.

Basu Swastha. 2004. Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Salemba Empat

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba .2019.Badan Pusat Statistik


Kabupaten Bulukumba.Kabupaten Bulukumba

Boyd, Walker, Larreche.2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan


Strategis dengan Orientasi Global Edisi 2 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Damihartini, S dan Jahi, A. 2005.Hubungan Karakteristik Petani Dengan


Kompetisi Agribisnis Pada Usahatani Sayuran Di Kabupaten Kediri Jawa
Timur. Jurnal Penyuluhan Institut Pertanian Bogor.

Darmayanto, J. dan B. H. Purnomo. 2009. Pembuatan Konyaku dan Umbi Iles


iles (Amorphophallus oncophyllus).[ Tugas Akhir]. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

Daryanto.2011. Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Bandung: Satu Nusa.

Emma Aswariny, Meutia dan Aliudin, 2019.Pemetaan pemasaran produk olahan


lokal di kabupaten Serang. Journal of Local Food Security Vol 1 No.1
Thn.2020.

Hasibuan, M. 2007. Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.


Bumi Aksara, Jakarta.

Hariadi,S. S., & Subejo. (2014). Peran kelompok tani dalam penerapan SRI
(system off rice intensification) di Kecamatan Kalikajar Kabupaten
Wonosobo. Jurnal Agro Ekonomi, 24(1),84-93.

Hasyim, Ali I. 2012 Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar


Lampung.

Jabal, Ibrahim. T. (2001). Kajian Reorintasi Penyuluhan Pertanian Ke Arah


Pemenuhan Kebutuhan Petani Di Provinsi Jawa Timur. Institut
Pertanian Bogor.

47
Khusnul Rofik. 2017. Potensi produksi tanaman porang (Amorphophallus
muelleri Blum ) di kelompok tani MPSDH Wono Lestari Desa Padas
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madium. Jurnal ilmu pertanian,
Kehutanan dan Agroteknologi. Volume 17 Nomor 2 September 2017 ISSN:
1411-5336. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madium.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan


Implementasi dan Kontrol . PT.Prehallindo.

Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Penerbit


Erlangga.

Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Penerbit Erlangga.

Laniva. V, 2010. Analisis Pendapatan Petani Pemungut Madu Lebah Hutan (Apis
spp) Desa Uelincu Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso. Skripsi.
Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Tadulako.

Nur Widiastuti dan Mohd. Harisudin, 2013. Saluran dan Marjin Pemasaran
Jagung, di Kabupaten Grobogan. Jurnal Penelitian Program studi
Agribisnis Vol 21 No 2 Desember 2019. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Grobogan.

Manggopa, 2013 . Efisiensi Pemasaran Nanas di Desa Lobang Kecamatan passi


Barat Kabupaten Bolang Mongondow. Jurnal . Jurusan Agribisnis Fakultas
Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 2013.

Ramadana Sari dan Suhartati, 2014. Tumbuhan Porang: Prospek Budidaya


sebagai Sistem Agroforestry. Abstrak. Balai Penelitian Kehutanan
Makassar.

Rafika, I .2015. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Usahatani Cengkeh di Desa


Salumpaga Kecamatan Tolitoli Utara Kabupaten Tolitoli. E-jurnal
Katalogis Volume 3 No.8 Agustus 2015.

Siti Mutmaidah dan Fachrur Rozi, 2015. Peluang Peningkatan Pendapatan


Masyarakat Tepi Hutan Melalui Usahatani Porang. Jurnal Hasil Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi, Malang.

Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Subejo dan Hariadi, Sunarru.2014. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan SRI
(System Of Rice) di Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Jurnal

48
Agro Ekonomi Vol 24. No. 1 Juni 2014.Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada.

Soekartawi,1998, Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian


Kecil. Rajawali Press, Jakarta.

49
L
A
M
P
I
R
A
N

50
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

DENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Jumlah tanggungan :

Luas lahan : (milik/sewa/bagi hasil)

Pertanyaan :

1. Sejak kapan anda mulai menanam porang ?

Jawaban:

2. Dari mana bapak memperoleh informasi tentang budidaya porang ?

ceritakan !

Jawaban:

3. Siapa saja yang membantu bapak dalam budidaya porang ? pada proses

apa ?

Jawaban:

4. Mengapa anda memilih menanam porang ?

51
Jawaban:

5. Selain bertani porang, komoditas apa lagi yang anda tanam ?

Jawaban:

6. Dalam melakukan usahatani porang apakah lahan yang digunakan adalah

lahan khusus atau bagaimana ?

Jawaban:

7. Setelah melakukan panen apakah anda menjual dalam bentuk umbi atau

chips ?

Jawaban:

8. Mengapa memilih menjual dalam bentuk umbi ?

Jawaban:

9. Mengapa memilih menjual dalam bentuk chips ?

Jawaban:

10. Mengapa Bapak tidak menjual langsung hasil panen tersebut ke pasar

?Jelaskan!

Jawaban:

52
11. Apakah pedagang /pengepul berasal dari desa setempat atau berasal dari

lain desa ?

Jawaban:

12. Apakah pedagang yang datang itu menggunakan mobil/kendaraan apa

?apakah langsung dibawa ke pasar ?

Jawaban:

13. Berapa perbedaan harga yang bapak ketahui kalau di jual langsung ke

pasar atau melalui pedagang ?

Jawaban :

14. Bagaimana pandangan bapak tentang tanaman porang ini kedepan ?

bagaimana sebaiknya petani dalam usaha pemasarannya ?

Jawaban:

15. Ketika menjual umbi porang apakah dijual ke pedagang pengepul atau

pedagang besar, Alasanya .?

Jawaban:

16. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam melakukan usahatani porang ?

Jawaban:

53
Lampiran 2. Peta Desa Anrihua

54
Lampiran 3. Identitas Responden

No Nama Responden Umur Tingkat Jumlah Luas Lahan

(Tahun) Pendidikan tanggungan (Ha)

Keluarga

1 Hj. Kama 60 SD 3 1

2 Kahar 34 SD 2 0,5

3 Burhan 36 SMA 3 0,5

4 A.Tamin 42 SD 4 0,65

5 Sahapuddin 48 SD 5 0,5

6 Hj.Malla 54 SD 4 1

7 Sobbi 36 SMP 2 1

8 Akbar 29 SMA 3 0,75

9 Usman 43 SMP 5 0,5

10 Hamka 51 SMA 6 0,5

55
Lampiran 4. Dokumentasi

Gambar 2.) Wawancara dengan Responden Bapak Hj. Kama

Gambar 3). Proses pemasaran umbi porang

56
Gambar 4.) proses panen umbi porang

Gambar5.)Pembersihan akar umbi porang

57
Lampiran 5 Surat penelitian

58
RIWAYAT HIDUP

ANDI NURIFANI lahir di Bulukumba tanggal 23 September

1998 dari ayah Andi Mustamin dan ibu Erni Mappanganro.

Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara .

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD

Negeri 53 Pabbambaeng dan tamat pada tahun 2010 sejak SD

penulis sudah sering mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

pramuka dan lomba-lomba olahraga ,kemudian penulis Sekolah SMP di SMP

Negeri 5 Bulukumba dan tamat pada tahun 2013 lalu penulis memasuki Sekolah

SMA Negeri 12 Bulukumba yang merupakan sekolah Adiwiyata mandiri yang

berada di kecamatan Kindang pada masa SMA penulis aktif di berbagai kegiatan

ekstrakurikuler mulai dari tim adiwiyata sekolah yang bertugas sebagai

percontohan murid yang peduli akan lingkungan, sebagai pradani

diekstrakulikuler pramuka dan penulis juga telah mengikuti finalis lomba karya

tulis ilmiah di tingkat Kabupaten lulus pada tahun 2016 ,pada tahun yang sama

penulis memasuki perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurusan Agribisnis.Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah magang di

PT.London Sumatra Tbk. di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2019, selain itu

penulis juga aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agribisnis pada

periode 2018 -2019 dan pada periode 2019-2020. Tugas akhir dalam pendidikan

tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul Motivasi petani

dalamPemasaran Umbi Porang di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba

59

Anda mungkin juga menyukai