HARDILAH KADIR
105950057315
HARDILAH KADIR
105950057315
SKRIPSI
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
masalah.
Kata Kunci: tanaman pangan, hutan rakyat, hasil hutan bukan kayu
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya akhir zaman,
aamiin.
Gowa”.
tercinta Kadir, SP Dg. Sutte (Alm.) dan Ibunda yang kusayangi Mariama Dg.
Ranne Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan
keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada
Penulis. Penghargaan dan terima kasih Penulis berikan kepada Ibunda Ir. Dr.
Husnah latifah, S.Hut., M.Hut., IPM selaku pembimbing I dan Ayahanda Ir. Muh.
bimbingan dan semangat selama penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini
skripsi.
3. Ibunda Dr. Ir. Hajawa, MP selaku penguji I dan ibunda Mutmainnah, S.Hut.,
M.Hut selaku penguji II yang selalu memberikan masukan dan saran selama
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila
ada yang tidak tersebutkan mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi
yang ditulis oleh Penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan
Hardilah Kadir
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
VI. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Agroforestry Kopi............................................................................. 28
No Teks Halaman
2. Petak persegi yang dibuat pada lahan hutan rakyat di Kelurahan Lanna
No Teks Halaman
5 Persuratan ....................................................................................... 62
I. PENDAHULUAN
barang dan jasa, termasuk pangan. Secara alami, hutan alam menghasilkan buah-
dan satwa liar sebagai sumber pangan hewani. Hutan sebagai sistem sumberdaya
alam memiliki potensi untuk memberi manfaat multiguna, di samping hasil hutan
kayu, hutan dapat memberi manfaat berupa hasil hutan bukan kayu dan
lingkungan. Hutan secara kepemilikan dibagi menjadi dua yaitu hutan negara dan
hutan hak, dimana hutan rakyat masuk ke dalam hutan hak (UU No. 41 Tahun
1999).
Apriyanto et al. Hutan memiliki potensi untuk mendukung ketahanan pangan dan
Kementerian Kehutanan adalah salah satu sektor yang ikut bertanggung jawab
1
Tahun 2011 Kementerian Kehutanan mendapat tugas menyediakan lahan hutan
produksi dan produktifitas untuk memenuhi ketersediaan pangan dan bahan baku
industri dari dalam negeri; dan 2) peningkatan nilai tambah, daya saing dan
turun menurun petani secara mandiri mengembangkan hutan rakyat sebagai salah
satu sumber pangan dan sumber pendapatan. Hutan rakyat ini merupakan hutan
yang mereka bangun pada lahan milik (Hardjanto 2000). Pola tanam hutan rakyat
yang dikembangkan beragam di setiap daerah, baik pemilihan jenis maupun cara
penataannya di lapangan.
Tahun 1996 adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
terdapat tiga komponen utama ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, akses
2
pangan dan pemanfaatan pangan. Apriyanto (2016) Food and Agricultural
ketahanan pangan ini, hutan rakyat dapat berkontribusi pada ketersediaan pangan
(jagung, kacang, kedelai, kacang tanah dll.), buah (nanas, jeruk, papaya,
rambutan, dll.), umbi-umbian (ketela pohon, ubi, garut, gayong, dll.), dan tanaman
obat (jahe, kunyit, kapulaga, dll.) (de Foresta et al. 2000). Melalui praktek
pengelolaan hutan dengan sistem tumpangsari, Perhutani sejak tahun 2001 hingga
2009 dapat menghasilkan produk pangan mencapai 13.5 juta ton yang setara
dengan Rp 9.1 triliun yang meliputi berbagai jenis hasil tanaman pangan berupa
hutan rakyat. Pola tanam ini bermanfaat secara ganda, di samping meningkatkan
pendapatan petani juga menjaga kelestarian lingkungan (ekologi) karena pola ini
3
berorientasi pada optimalisasi pemanfaatan lahan secara rasional baik dari aspek
ekologi, ekonomi, maupun aspek sosial budaya. Hutan rakyat dapat dikelola
Sumber pangan berasal dari kawasan hutan dan salah satu potensi terbesar
yaitu berasal dari hutan rakyat. Pengembangan tanaman pangan pada hutan rakyat
yang di lakukan secara serius maka akan memperkuat ketahanan pangan sehingga
dapat seimbang dengan pertambahan penduduk yang semakin besar dan dapat
dilakukan oleh Salsabila (2014) yang meneliti tentang Tumbuhan Pangan dan
pangan dan obat merupakan penyembuhan yang tertua di dunia dan Pengetahuan
Lokal Tanaman Pangan dan penelitan lain, oleh Nurchayati (2019) meneliti
4
1.2. Rumusan Masalah
1. Jenis tanaman apa dan bagian tanaman mana yang dimanfaatkan sebagai
Kabupaten Gowa?.
Kabupaten Gowa.
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi berbagai pihak.
Bagi para akademisi hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tanaman
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunannya dan budidaya kecuali kayu yang
bakar dan lainnya, maupun secara produktif (dipasarkan untuk memperoleh uang)
seperti rotan, damar, gaharu, madu, minyak astiri, dan lainnya (Primack 1993). Di
banyak tempat, seperti juga di Dusun Pampli (Ngakan et al. 2005), masyarakat
demikian, sampai saat ini belum banyak dipelajari sejauh mana HHBK
hutan, yang mana sebagian diantaranya ada yang dimanfaatkan secara konsumtif,
membuat para peneliti sering kesulitan untuk menilai secara tepat sejauh mana
konsumtif oleh masyarakat hutan dengan nilai uang (Bishop 1987), namun hal ini
tentunya sangat relatif. Nilai barang biasanya sangat bervariasi menurut tempat
dan waktu. Selain itu, HHBK sering kali dinilai menurut harganya yang
6
barang setengah jadi, harga HHBK tersebut dapat meningkat beberapa (bahkan
mungkin puluhan kali) lipat dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh para
hewani.
HHBK nabati meliputi semua hasil non kayu dan turunannya yang
kuning,jelutung, perca;
6. Kelompok palma dan bambu, antara lain rotan manau, rotan tohiti;
7
2.1.3. HHBK Hewani
3. Kelompok hasil hewan (sarang burung walet, kutu lak, lilin lebah, ulat
bentuk interaksi manusia dan hutan yang berlangsung sejak awal peradaban
hingga saat ini dan diperkirakan terus berlangsung di masa mendatang. Secara
fungsional, interaksi manusia dan hutan dapat dikelompokkan dalam lima periode:
(1) periode kehidupan manusia sepenuhnya bergantung pada hutan, (2) periode
2002).
pada tingkat peradaban yang lebih maju. Di masa mendatang, peran hutan dalam
8
alam, termasuk hutan, dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia (Suhendang,
2002).
Hutan alam menyediakan aneka jenis pangan nabati, yang berupa buah-
karbohidrat, protein dan vitamin nabati, serta menyediakan beragam jenis pangan
hewani yang berupa satwa liar, seperti: rusa, banteng, landak, tikus tanah,
trenggiling, kasuari dan aneka jenis burung sebagai sumber protein hewani. Saat
ini, sebagian masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, masih
awal pembangunan hutan tanaman jati di Jawa tahun 1850 sampai awal tahun
1990-an, tanaman pangan hanya dibudidayakan pada saat permudaan hutan, yang
terbatas pada tanaman pangan semusim (Simon, 2006 dalam Puspitojati et al.
2014). Sejak pertengahan tahun 1990an, semakin banyak jenis tanaman pangan
permudaan hutan, sedangkan tanaman pangan yang berupa pohon, perdu dan
palem diusahakan sepanjang daur hutan tanaman. Hal ini tidak terlepas dari
9
2.3. Hutan Rakyat
meningkat, hal ini menuntut kesadaran untuk mengelola sumber daya hutan tidak
hanya dari segi finansial saja namun diperluas menjadi pengelolaan sumber daya
yang didominasi oleh pohon. Menurut Helms (1998) hutan adalah suatu ekosistem
yang dicirikan oleh penutupan pohon yang kurang lebih padat dan tersebar,
ciri-cirinya seperti komposisi jenis, struktur, klas umur, dan proses-proses yang
terkait, dan umumnya mencakup padang rumput, sungai-sungai kecil, dan satwa
liar.
hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik.
Definisi diberikan untuk membedakannya dari hutan negara, yaitu hutan yang
tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak milik atau tanah negara. Dalam
pengertian ini, tanah negara mencakup tanah-tanah yang dikuasai oleh masyarakat
ekonomis bagi masyarakat. Manfaat secara ekologis antara lain perbaikan tata air
Daerah Aliran Sungai (DAS), konservasi tanah dan perbaikan mutu lingkungan.
10
Sedangkan manfaat ekonomis dari keberadaan hutan rakyat dapat dilihat dari
peningkatan pendapatan petani dari hutan rakyat dan penyediaan kayu rakyat.
Hutan rakyat merupakan sumber bahan baku bagi industri pengolahan kayu di
Hutan rakyat diartikan sebagai tanaman kayu yang ditanam pada lahan-
lahan milik masyarakat dan merupakan salah satu sarana dalam upaya
al. 2010).
tanaman berkayu saja. Pada hutan ini cenderung tidak ada tanaman pangan di
Hutan rakyat ini ditumbuhi lebih dari satu jenis tanaman. Pada hutan ini
(agroforestri).
11
Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Kerangka pikir
Hutan Rakyat
Hutan Lindung
Hasil Hutan
Tanaman Pangan
Kerapatan Jenis
Tanaman Pangan
12
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli sampai dengan September 2019
Kabupaten Gowa.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kuesioner, tali rafia,
tally sheet, kamera dan alat tulis. Objek dalam penelitian ini adalah petani hutan
rakyat dan lahan petani hutan rakyat di Kelurahan Lanna Kecamatan Parangloe
Kabupaten Gowa.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh langsung di
1. Data umum rumah tangga, mencakup nama, umur, pekerjaan, pendidikan dan
2. Data vegetasi, meliputi jenis tanaman dan jumlah individu tiap jenis yang
3. Data tentang jenis tanaman agroforestri pada lahan petani di Kelurahan Lanna
4. Data tentang kegiatan pemeliharaan tanaman yang ada dilahan pemilik hutan
rakyat.
13
Data sekunder yang dimaksud berupa data monografi desa, berupa letak
dan luas, jenis tanah dan kondisi iklim serta data yang mendukung penelitian.
jenis tanaman dan jumlah individu tiap jenis yang ada dilahan pemilik hutan
informasi berupa data umum rumah tangga, serta data tentang kegiatan
yang diperlukan dan sesuai dengan penelitian. Selain itu data juga diambil dari
instansi terkait seperti kantor kelurahan setempat dan data lain yang relevan
dengan penelitian.
Parangloe Kabupaten Gowa yang dilakukan dalam penelitian ini metode yang
14
dalam penelitian ini adalah 30 orang. Responden meliputi ibu rumah tangga,
50 m
20 m
berikut.
( )
( )= ( )
15
3.6.2. Penyajian Data
Gowa.
3. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh diatas tanah yang dibebani hak milik
maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha, penutupan
4. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang
16
7. Tanaman Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik diolah maupun tidak diolah yang di peruntukkan sebagai makanan
17
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
Kelurahan Lanna merupakan ibu kota Kecamatan Parangloe dan salah satu
dibentuk pada tahun 1980 berdasarkan Peraturan Mentri dalam Negeri No. 140-
Penamaan Kelurahan Lanna adalah berasal dari nama Karaeng Lanna yang
Dataran Tinggi yang dikelilingi oleh perbukitan yang terdiri dari tanah landai,
permukaan laut, dengan suhu udara pada siang hari rata-rata antara 30º-35º C dan
pada malam hari antara 20º-25º C, sedangkan curah hujan 2,562 mm/Tahun.
dengan Luas Wilayah 8,75 Km² dangan luas Hutan Rakyat sebesar 319 ha. Batas-
18
4.2. Perekonomian Kelurahan
Pekerja Sektor Jasa berjumlah 45 orang dan Pekerja Sektor Industri berjumlah
78 orang.
pada Tabel 2.
19
4.3. Keadaan Sosial Budaya
Keadaan sosisal budaya kelurahan lanna dengan jumlah 3.199 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 1.599 jiwa, perempuan 1.600 jiwa dengan jumlah Kepala
Usia merupakan informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu
Umur, memiliki total laki-laki 0 – lebih dari 75 tahun sebanyak 1.531 jiwa
1.668 jiwa.
20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelurahan Lanna memiliki luas wilayah 8,75 Km² dengan luas Hutan
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Tanaman Pangan pada Hutan Rakyat
terdiri dari dua pola agroforestri meliputi pola agroforestri campuran dan pola
agroforestri kopi.
dari kelompok habitus pohon, perdu, terna dan semak. Adapun jenis-jenis spesies
21
Ket Pangan Kelompok
Tanaman
NO Jenis Spesies Nama Latin Jumlah Habitus Iya Tidak Pangan
25 Petai Parkia speciosa 16 Pohon - Buah-buahan
26 Pisang Musa spp 100 Terna - Buah-buahan
27 Rambutan Nephelium lappaceum 43 Pohon - Buah-buahan
28 Rao Dracontomelon dao 2 Pohon - Buah-buahan
29 Salak Salacca zalacca 7 Semak - Buah-buahan
Tumbuhan
30 Serai Cymbopogon ciratus 20 Semak - Obat
Tumbuhan
31 Sirih Piper betle L. 5 Terna - Obat
32 Sirsak Annona muricata L. 2 Pohon - Buah-buahan
33 Sukun Artovcarpus altilis 1 Pohon - Buah-buahan
Tumbuhan
34 Terong Pipit Solanum torvum Sw 101 Perdu - Obat
Total 690
Bukan
Pangan
6%
Pangan
94%
Gambar 3. Persentase Keterangan Pangan Pola Agroforestri Campuran
yang diperoleh dari Tabel 5 Jumlah spesies terbanyak berjumlah 32 Spesies (94%)
terdapat pada tumbuhan pangan dan jumlah spesies terendah berjumlah 2 spesies
22
(6%) yang terdapat pada tumbuhan bukan pangan. Persentase keterangan pangan
hara tanah. Moenandir (1988) menjelaskan bahwa kompetisi akan terjadi bila
timbul interaksi antar tanaman lebih dari satu tanaman. Terjadinya kompetisi
Tanaman yang mempunyai sifat agresivitas dan habitus yang tinggi akan
mempunyai daya saing yang kuat. Kerapatan tanaman pangan pola agroforestri
23
Bagian
Jenis Luas Jumlah Kerapatan yang di Cara
NO Vegetasi Latin keseluruhan (individu) Pangan manfaatkan pengolahan
Plot (ha) (Individu/ha)
Citrus Tanpa
Buah
11 Jeruk aurantiifolia 2 7 4 Pengolahan
Amomum
Rimpang Dihaluskan
12 Kapulaga compactum 2 20 10
Sandoricum Tanpa
Buah
13 Kecapi koetjape 2 2 1 Pengolahan
Alerites
Biji Dihaluskan
14 Kemiri moluccanus 2 32 16
Dimocarpus
Buah Buah
15 Lengkeng longan 2 1 1
Flacourtia
Buah Buah
16 Lobe-lobe inermis 2 1 1
17 Lombok Capsium sp. 2 13 7 Buah Buah
Garcinia Tanpa
Buah
18 Mangga mangostana L. 2 68 34 Pengolahan
Tanpa
Buah
19 Matoa Pometia pinnata 2 5 3 Pengolahan
Arthocarpus Tanpa
Buah
20 Nangka heterophyllus 2 10 5 Pengolahan
Tanpa
Buah
21 Nenas Annas comusus 2 14 7 Pengolahan
Pandanus
Daun Dihaluskan
22 Pandan amaryllifolius 2 33 17
Tanpa
Biji
23 Petai Parkia speciosa 2 16 8 Pengolahan
Buah dan
jantung Dimasak
24 Pisang Musa spp 2 100 50 pisang
Nephelium Tanpa
Buah
25 Rambutan lappaceum 2 43 22 Pengolahan
Dracontomelon Tanpa
Buah
26 Rao dao 2 2 1 Pengolahan
Tanpa
Buah
27 Salak Salacca zalacca 2 7 4 Pengolahan
Cymbopogon Batang dan
Dihaluskan
28 Serai ciratus 2 20 10 Daun
29 Sirih Piper betle L. 2 5 3 Daun Dimasak
Annona Tanpa
Buah
30 Sirsak muricata L. 2 2 1 Pengolahan
Artovcarpus
Buah Dimasak
31 Sukun altilis 2 1 1
Terong Solanum torvum
Buah Dimasak
32 Pipit Sw 2 101 51
Total 676 338
jenis (94%) tanaman pangan dengan kerapatan 338 individu per ha. Hasil
24
5.1.2. Kelompok Habitus
pohon, perdu, terna, liana, epifit, dan tumbuhan air. Hasil penelitian kelompok
Semak
9% Perdu
9%
Terna
19%
Pohon
63%
yang banyak di gunakan berasal dari tingkat pohon 20 spesies (63%), Terna 6
spesies (19%), serta perdu dan Semak masing-masing 3 spesies (9%) yang
habitus terbanyak yaitu pohon maka dapat dibuat suatu korelasi antara pohon
bahan pangan.
Permenhut (2007), Hasil hutan bukan kayu adalah hasil hutan hayati
baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu
25
yang berasal dari hutan. HHBK nabati meliputi semua hasil non kayu dan
lain nipah, pandan, purun. Kelompok hasil hewan meliputi Kelompok hewan
Minyak
Lemak Lainnya
Tumbuhan 3% 3%
Obat
19%
Buah-
buahan
69%
Pati
6%
tumbuhan obat 6 spesies (19%), Pati 2 Spesies (6%), kelompok HHBK yang
terendah yaitu Minyak Lemak 1 spesies (3%), dan Lainnya (Pewarna makanan)
1 spesies (3%).
26
5.1.4. Bagian yang Dimanfaatkan Sebagai Bahan Pangan
data yang diperoleh dari Tabel 6 menunjukkan bahwa bagian tanaman yang
paling banyak dikonsumsi yaitu buah 66% sebanyak 23 spesies, Biji dan Daun
lebih banyak dimanfaatkan adalah buah (60%). Hal ini sejalan dengan
Batang
Tunas 3%
Bunga
3%
Rimpang Biji 3%
8% Daun
6% Jantung
8%
(Pisang)
3%
Buah
66%
27
tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan meliputi batang, daun,
bunga, jantung (pisang), buah, rimpang, tunas dan biji. Spesies tertentu ada
yang lebih dari satu bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
spesies, Dimasak (21%) sebanyak 6 spesies dan paling rendah yaitu Dibakar
tanaman yang cara pemakaiannya dengan cara dimakan adalah dari golongan
Dibakar
3%
Dihaluskan Dimasak
24% 21%
Tanpa
Pengolahan
52%
28
Proses terpenting agar bahan pangan dapat dimanfaatkan adalah cara
pangan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat ialah tanpa pengolahan
pangan yang diolah oleh Rahmatiah Dg.Ngugi (43 tahun) mengatakan bahwa:
Tabel 7. Jenis Speies, Habitus Dan Kelompok Tanaman Pangan Pola Agroforestri
Kopi
NO Jenis Spesies Latin Jumlah Habitus ket kelompok
Pangan tanaman pangan
1 Akasia Accacia mangium 16 Pohon Tanin
2 Eucalyptus deglupta Eucalyptus spp 13 Pohon Minyak Atsiri
3 Jambu biji Syzygium malaccense 10 Pohon Buah-buahan
4 Kopi Coffea robusta 232 Pohon Tumbuhan Obat
5 Langsat lansium domesticum 4 Pohon Buah-buahan
Tumbuhan
6 Perdu
Terong pipit lansium domesticum 13 Obat
Total 288
29
Nomor 7 tahun 1996 adalah kondisi terpenuhinyan pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
Bukan pangan
33%
Pangan
67%
dari Tabel 7 terdapat 6 spesies tanaman dengan tanaman pangan 4 Spesies (67%)
dan bukan tanaman pangan 2 spesies (33%). Tumbuhan pangan yang berjumlah 4
spesies tersebut salah satu diantaranya (kopi) bukan termasuk kelompok HHBK
berdasarkan pola agroforestri kopi terdiri dari tumbuhan pangan kehutanan dan
30
Tabel 8. Kerapatan Tanaman Pangan Pola Agroforestri Kopi
Luas Kerapatan Bagian yang
Jenis
NO Latin keseluruhan Jumlah Pangan di Cara pengolahan
Vegetasi
Plot (ha) (Individu/ha) manfaatkan
A. Tumbuhan Pangan Kehutanan
Syzygium
1 Jambu biji 0,5 10 20 buah Tanpa pengolahan
malaccense
Lansium
2 Langsat 0,5 4 8 buah Tanpa pengolahan
domesticum
Lansium
3 Terong pipit 0,5 13 26 buah dimasak
domesticum
B. Tumbuhan Pangan Non Kehutanan
Coffea
4 Kopi 0,5 232 646 biji dihaluskan
robusta
Total 259 518
Tabel 8, terlihat ada 4 jenis tanaman yang berpotensi sebagai tanaman
pangan. Potensi tanaman pangan pada pola agroforestri kopi terdapat 4 jenis
tanaman pangan (67%) dengan kerapatan 518 individu per ha. Semua bahan
Gowa, menunjukkan bahwa, kelompok habitus yang ada pada pola agroforestri
kopi sebagian besar merupakan habitus pohon dan sisanya habitus perdu yang
31
pemanfaatan ladang sebagai lingkungan pendukung proses pertumbuhan
Hasil hutan bukan kayu adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun
hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari
hutan. Kelompok HHBK pada pola agroforestri kopi yang tertinggi yaitu buah-
buahan sebanyak 2 spesies serta yang terendah yaitu tanin dan minyak atsiri
bahan pangan meliputi buah, daun, bunga, umbi, rimpang, batang dan tunas
biji, langsat dan terong pipit) dan biji sebanyak 1 spesies (Kopi) yang disajikan
pada Tabel 8.
32
Hasil penelitian menunjukkan cara pengolahan tanaman sebagai bahan
(Jambu biji dan langsat), dihaluskan sebanyak 1 spesies (Kopi) dan dimasak
33
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
yang terdiri atas dua pola agroforestri meliputi pola agroforestri campuran dan
tanaman yaitu alpukat, aren, asam, bambu, belimbing, bintaro, jahe merah,
jamblang, jambu air, jambu biji, jambu mete, jeruk, kapulaga, kecapi, kemiri,
pisang, rambutan, rao, salak, serai, sirih, sirsak, sukun dan terong pipit.
akaia, eucalyptus, jambu biji, kopi, langsat dan terong pipit. Bagian tanaman
(94%) tanaman pangan dengan kerapatan 338 individu per ha sedangkan pada
kerapatan 518 individu per ha. Semua bahan pangan tersebut di gunakan atau
6.2. Saran
namun belum banyak yang menjadikan bahan pangan tersebut sebagai suatu
34
DAFTAR PUSTAKA
Amini, A., & Ahyuni, A. (2019). Perhitungan Nilai Kayu Hutan Rakyat Di
Kabupaten Padang Pariaman Dengan Menggunakan Penginderaan
Jauh. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(1), 23-31.
Apriyanto, D., & Hero, Y. (2016). The Increase of Private Forest's Role to
Support Food Security and Proverty Alleviation (Case Study in Nanggung
District, Bogor Regency) Peningkatan Peran Hutan Rakyat Dalam
Mendukung Ketahanan Pangan Dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Silvikultur Tropika, 7(3), 165-173.
35
Hardjanto. 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Suharjito,
Editor. Hutan Rakyat di Jawa Peranannya dalam Perekonomian Desa.
Bogor (ID): P3KM.
Helms, J.A. 1998. The dictionary offorestry. The Society of American Foresters
CABI Publishing. Bethesda, Wallingford.
Moenandir, J. (1988). Fisiologi herbisida (ilmu gulma buku II). Rajawali Press.
Pemerintah RI. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan
dan Penggunaan Kawasan Hutan. Jakarta.
Puspitojati, T., Rachman, E., Ginoga, K. L., & Darusman, D. (2014). Hutan
tanaman pangan: realitas, konsep, dan pengembangan. Penerbit PT
Kanisius.
36
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
Edisi Ketiga. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Suhanda, A. Z., Idham, M., & Anwari, S. Studi Etnobotani Masyarakat Desa Raut
Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan
Lestari, 5(2).
37
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
A. Data Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Agama :
5. Pekerjaan :
37
2. Apakah anda pernah mengkonsumsi tumbuhan pangan yang diperoleh
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
tersebut ?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
38
11. Selain untuk pemanfaatan sendiri, apakah tumbuhan pangan tersebut juga
di jual?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
39
Lampiran 2. Data Mentah Penelitian
PLOT1
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Rambutan 1 36 11,46 14 Pohon
2 Rambutan 2 40 12,74
3 Rambutan 3 64 20,38
4 Rambutan 4 32 10,19
5 Rambutan 5 40 12,74
6 Rambutan 6 51 16,24
7 Rambutan 7 55 17,52
8 Rambutan 8 30 9,55
9 Rambutan 9 44 14,01
10 Rambutan 10 53 16,88
11 Rambutan 11 60 19,11
12 Rambutan 12 45 14,33
13 Rambutan 13 50 15,92
14 Rambutan 14 50 15,92
15 Mangga 1 84 26,75 3 Pohon
16 Mangga 2 81 25,80
17 Mangga 3 40 12,74
18 Matoa 1 36 11,46 2 Pohon
19 Matoa 2 64 20,38
20 Jeruk 1 34 10,83 3 Pohon
21 Jeruk 2 36 11,46
22 Jeruk 3 27 8,60
23 Jambu Biji 1 18 5,73 2 Pohon
24 Jambu Biji 2 23 7,32
25 Asam 115 36,62 1 Pohon
26 Jamblang 1 Pohon
PLOT 2
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Jambu Mete 1 90 28,66 27 Pohon
2 Jambu Mete 2 66 21,02
3 Jambu Mete 3 30 9,55
4 Jambu Mete 4 40 12,74
5 Jambu Mete 5 90 28,66
6 Jambu Mete 6 101 32,17
40
7 Jambu Mete 7 63 20,06
8 Jambu Mete 8 61 19,43
9 Jambu Mete 9 72 22,93
10 Jambu Mete 10 112 35,67
11 Jambu Mete 11 63 20,06
12 Jambu Mete 12 67 21,34
13 Jambu Mete 13 62 19,75
14 Jambu Mete 14 80 25,48
15 Jambu Mete 15 131 41,72
16 Jambu Mete 16 42 13,38
17 Jambu Mete 17 90 28,66
18 Jambu Mete 18 53 16,88
19 Jambu Mete 19 60 19,11
20 Jambu Mete 20 40 12,74
21 Jambu Mete 21 43 13,69
22 Jambu Mete 22 130 41,40
23 Jambu Mete 23 92 29,30
24 Jambu Mete 24 96 30,57
25 Jambu Mete 25 94 29,94
26 Jambu Mete 26 57 18,15
27 Jambu Mete 27 68 21,66
28 Sirsak 1 Pohon
29 Jamblang 2 Pohon
PLOT 3
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Jambu Mete 1 83 26,43 20 Pohon
2 Jambu Mete 2 74 23,57
3 Jambu Mete 3 67 21,34
4 Jambu Mete 4 54 17,20
5 Jambu Mete 5 93 29,62
6 Jambu Mete 6 109 34,71
7 Jambu Mete 7 53 16,88
8 Jambu Mete 8 45 14,33
9 Jambu Mete 9 103 32,80
10 Jambu Mete 10 75 23,89
11 Jambu Mete 11 121 38,54
12 Jambu Mete 12 75 23,89
13 Jambu Mete 13 65 20,70
14 Jambu Mete 14 113 35,99
41
15 Jambu Mete 15 80 25,48
16 Jambu Mete 16 82 26,11
17 Jambu Mete 17 57 18,15
18 Jambu Mete 18 106 33,76
19 Jambu Mete 19 48 15,29
20 Jambu Mete 20 60 19,11
21 Mangga 52 16,56 1 Pohon
22 Jambu air 6 Pohon
23 Lobe-lobe 1 Pohon
PLOT 4
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Petai 1 91 28,98 11 Pohon
2 Petai 2 93 29,62
3 Petai 3 97 30,89
4 Petai 4 78 24,84
5 Petai 5 147 46,82
6 Petai 6 124 39,49
7 Petai 7 50 15,92
8 Petai 8 20 6,37
9 Petai 9 19 6,05
10 Petai 10 114 36,31
11 Petai 11 96 30,57
12 Nangka 1 80 25,48
13 Nangka 2 75 23,89
14 Nangka 3 78 24,84
15 Mahoni 1 18 5,73
16 Mahoni 2 125 39,81
17 Matoa 1 63 20,06 3 Pohon
18 Matoa 2 126 40,13
19 Matoa 3 62 19,75
20 Jambu air 1 21 6,69 3 Pohon
21 Jambu air 2 12 3,82
22 Jambu air 3 13 4,14
23 Nenas 8 Terna
42
PLOT 5
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Pisang 1 63 20,13 22 Terna
2 Pisang 2 35 11,18
3 Pisang 3 20 6,39
4 Pisang 4 57 18,21
5 Pisang 5 33 10,54
6 Pisang 6 42 13,42
7 Pisang 7 54 17,25
8 Pisang 8 37 11,82
9 Pisang 9 30 9,58
10 Pisang 10 41 13,10
11 Pisang 11 30 9,58
12 Pisang 12 41 13,10
13 Pisang 13 30 9,58
14 Pisang 14 20 6,39
15 Pisang 15 25 7,99
16 Pisang 16 20 6,39
17 Pisang 17 25 7,99
18 Pisang 18 25 7,99
19 Pisang 19 30 9,58
20 Pisang 20 42 13,42
21 Pisang 21 32 10,22
22 Pisang 22 43 13,74
23 Lengkeng 1 Pohon
24 Nenas 6
25 Serai 11 Semak
26 Belimbing 2 Pohon
PLOT 6
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Pisang 1 80 25,48 26 Terna
2 Pisang 2 43 13,69
3 Pisang 3 38 12,10
4 Pisang 4 30 9,55
5 Pisang 5 33 10,51
6 Pisang 6 45 14,33
7 Pisang 7 30 9,55
43
8 Pisang 8 30 9,55
9 Pisang 9 35 11,15
10 Pisang 10 36 11,46
11 Pisang 11 40 12,74
12 Pisang 12 37 11,78
13 Pisang 13 40 12,74
14 Pisang 14 24 7,64
15 Pisang 15 30 9,55
16 Pisang 16 35 11,15
17 Pisang 17 26 8,28
18 Pisang 18 21 6,69
19 Pisang 19 40 12,74
20 Pisang 20 35 11,15
21 Pisang 21 48 15,29
22 Pisang 22 35 11,15
23 Pisang 23 42 13,38
24 Pisang 24 37 11,78
25 Pisang 25 44 14,01
26 Pisang 26 40 12,74
27 Jahe Merah 40 Semak
28 Sirsak 47 1 Pohon
29 Daun Pandan 27
30 Kapulaga 3
PLOT 7
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Pisang 1 80 25,48 42
2 Pisang 2 65 20,70
3 Pisang 3 70 22,29
4 Pisang 4 116 36,94
5 Pisang 5 90 28,66
6 Pisang 6 40 12,74
7 Pisang 7 74 23,57
8 Pisang 8 60 19,11
9 Pisang 9 58 18,47
10 Pisang 10 38 12,10
11 Pisang 11 35 11,15
12 Pisang 12 45 14,33
13 Pisang 13 22 7,01
14 Pisang 14 24 7,64
44
15 Pisang 15 27 8,60
16 Pisang 16 67 21,34
17 Pisang 17 56 17,83
18 Pisang 18 40 12,74
19 Pisang 19 60 19,11
20 Pisang 20 35 11,15
21 Pisang 21 35 11,15
22 Pisang 22 62 19,75
23 Pisang 23 38 12,10
24 Pisang 24 42 13,38
25 Pisang 25 45 14,33
26 Pisang 26 43 13,69
27 Pisang 27 56 17,83
28 Pisang 28 30 9,55
29 Pisang 29 28 8,92
30 Pisang 30 61 19,43
31 Pisang 31 27 8,60
32 Pisang 32 55 17,52
33 Pisang 33 47 14,97
34 Pisang 34 81 25,80
35 Pisang 35 70 22,29
36 Pisang 36 66 21,02
37 Pisang 37 61 19,43
38 Pisang 38 50 15,92
39 Pisang 39 50 15,92
40 Pisang 40 40 12,74
41 Pisang 41 48 15,29
42 Pisang 42 50 15,92
43 Lombok 12
44 Kapulaga 3
45 Mahoni 1 48 2
46 Mahoni 2 50
PLOT 8
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Bambu 23
2 Petai 30 9,55 1
3 Kapulaga 6
PLOT 9
NO JENIS TANAMAN KELILING DIAMETER JUMLAH HABITUS
45
(m)
1 Mangga 1 45 14,33 22
2 Mangga 2 60 19,11
3 Mangga 3 74 23,57
4 Mangga 4 80 25,48
5 Mangga 5 60 19,11
6 Mangga 6 68 21,66
7 Mangga 7 68 21,66
8 Mangga 8 55 17,52
9 Mangga 9 23 7,32
10 Mangga 10 41 13,06
11 Mangga 11 79 25,16
12 Mangga 12 48 15,29
13 Mangga 13 65 20,70
14 Mangga 14 88 28,03
15 Mangga 15 79 25,16
16 Mangga 16 107 34,08
17 Mangga 17 78 24,84
18 Mangga 18 90 28,66
19 Mangga 19 55 17,52
20 Mangga 20 96 30,57
21 Mangga 21 102 32,48
22 Mangga 22 79 25,16
23 Petai 1 54 17,20 2
24 Petai 2 92 29,30
25 Serai 9
PLOT 10
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Mangga 1 195 62,10 20
2 Mangga 2 165 52,55
3 Mangga 3 174 55,41
4 Mangga 4 102 32,48
5 Mangga 5 135 42,99
6 Mangga 6 98 31,21
7 Mangga 7 101 32,17
8 Mangga 8 157 50,00
9 Mangga 9 92 29,30
10 Mangga 10 110 35,03
11 Mangga 11 92 29,30
46
12 Mangga 12 91 28,98
13 Mangga 13 76 24,20
14 Mangga 14 86 27,39
15 Mangga 15 64 20,38
16 Mangga 16 144 45,86
17 Mangga 17 148 47,13
18 Mangga 18 84 26,75
19 Mangga 19 43 13,69
20 Mangga 20 46 14,65
21 Nangka 1 121 38,54 2
22 Nangka 2 190 60,51
23 Jeruk 1
24 Lombok 1
25 Kapulaga 3
PLOT 11
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Pisang 1 58 18,47
2 Pisang 2 15 4,78
3 Pisang 3 20 6,37
4 Pisang 4 22 7,01
5 Pisang 5 55 17,52
6 Pisang 6 13 4,14
7 Pisang 7 46 14,65
8 Pisang 8 16 5,10
9 Pisang 9 60 19,11
10 Pisang 10 52 16,56
11 Jambu Air 1 136 43,31
12 Jambu Air 2 46 14,65
13 Jambu Air 3 74 23,57
14 Jeruk 1 52 16,56 2
15 Jeruk 2 76 24,20
16 Kapulaga 5
17 Daun sirih 5
18 Daun Pandan 6
19 Salak 4
47
PLOT 12
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kemiri 1 100 31,85 10 Pohon
2 Kemiri 2 85 27,07
3 Kemiri 3 111 35,35
4 Kemiri 4 79 25,16
5 Kemiri 5 98 31,21
6 Kemiri 6 88 28,03
7 Kemiri 7 178 56,69
8 Kemiri 8 75 23,89
9 Kemiri 9 40 12,74
10 Kemiri 10 35 11,15
11 Petai 116 36,94 1
12 Terong Pipit 10
13 Bintaro 1 46 14,65 5
14 Bintaro 2 52 16,56
15 Bintaro 3 48 15,29
16 Bintaro 4 48 15,29
17 Bintaro 5 31 9,87
PLOT 13
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Manggga 1 226 71,97 7 Pohon
2 Manggga 2 206 65,61
3 Manggga 3 180 57,32
4 Manggga 4 150 47,77
5 Manggga 5 164 52,23
6 Manggga 6 194 61,78
7 Manggga 7 105 33,44
8 Petai 188 59,87
9 Rambutan 1 55 17,52 2 Pohon
10 Rambutan 2 40 12,74
11 Langsat 23 7,32 Pohon
12 Terong Pipit 13
13 Bintaro 1 35 11,15 3
14 Bintaro 2 27 8,60
15 Bintaro 3 33 10,51
16 Bambu 2
48
Plot 14
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Mangga 1 44 14,01 7 Pohon
2 Mangga 2 50 15,92
3 Mangga 3 96 30,57
4 Mangga 4 118 37,58
5 Mangga 5 211 67,20
6 Mangga 6 160 50,96
7 Mangga 7 120 38,22
8 Rambutan 1 45 14,33 3 Pohon
9 Rambutan 2 31 9,87
10 Rambutan 3 82 26,11
11 Nangka 112 35,67 1 Pohon
12 Alpukat 119 37,90 1 Pohon
13 Terong Pipit 5
14 Bintaro 31 9,87 2
15 33 10,51
Plot 15
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kemiri 1 91 28,98 11 Pohon
2 Kemiri 2 96 30,57
3 Kemiri 3 58 18,47
4 Kemiri 4 72 22,93
5 Kemiri 5 32 10,19
6 Kemiri 6 90 28,66
7 Kemiri 7 96 30,57
8 Kemiri 8 85 27,07
9 Kemiri 9 85 27,07
10 Kemiri 10 84 26,75
11 Kemiri 11 139 44,27
12 Mangga 1 149 47,45 2 Pohon
13 Mangga 2 63 20,06
14 Asam 70 22,29 1 Pohon
15 Jamblang 32 10,19 1 Pohon
16 Kecapi 95 30,25 1 Pohon
17 Aren 3
49
Plot 16
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Mangga 1 346 110,19 3
2 Mangga 2 85 27,07
3 Mangga 3 101 32,17
4 Kemiri 1 136 43,31 4
5 Kemiri 2 110 35,03
6 Kemiri 3 108 34,39
7 Kemiri 4 90 28,66
8 Nangka 1 125 39,81 3
9 Nangka 2 160 50,96
10 Nangka 3 158 50,32
11 Rao 153 48,73 1
12 Jamblang 98 31,21 8
13 Sukun 240 76,43 1
14 Bambu 1
15 Terong Pipit 60
PLOT19
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Rambutan 1 97 30,89 24 Pohon
2 Rambutan 2 45 14,33
3 Rambutan 3 31 9,87
4 Rambutan 4 20 6,37
5 Rambutan 5 25 7,96
6 Rambutan 6 40 12,74
7 Rambutan 7 42 13,38
8 Rambutan 8 60 19,11
9 Rambutan 9 24 7,64
10 Rambutan 10 25 7,96
11 Rambutan 11 50 15,92
12 Rambutan 12 30 9,55
13 Rambutan 13 22 7,01
14 Rambutan 14 22 7,01
15 Rambutan 15 35 11,15
16 Rambutan 16 15 4,78
17 Rambutan 17 14 4,46
18 Rambutan 18 26 8,28
19 Rambutan 19 28 8,92
50
20 Rambutan 20 28 8,92
21 Rambutan 21 30 9,55
22 Rambutan 22 31 9,87
23 Rambutan 23 36 11,46
24 Rambutan 24 19 6,05
PLOT 20
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Aren 26
PLOT 21
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 kemiri 1 80 25,48 4
2 kemiri 2 207 65,92
3 kemiri 3 210 66,88
4 kemiri 4 274 87,26
5 Mangga 1 45 14,33 2
6 Mangga 2 149 47,45
7 Nangka 80 25,48 1
8 Petai 62 19,75 1
9 Rao 115 36,62 1
10 Kecapi 267 85,03 1
11 Jeruk 101 32,17 1
12 Aren 4
13 Salak 3
PLOT 22
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kemiri 1 240 76,43 2 Pohon
2 Kemiri 2 45 14,33
3 Mangga 350 111,46 1 Pohon
4 Petai 1 104 33,12 3
5 Petai 2 122 38,85
6 Petai 3 105 33,44
7 Jeruk 35 11,15 1
8 Aren 1
51
9 Bambu 9
PLOT1 21
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kopi 32
2 Ekaliptus 30 8
32
28
28
30
53
47
3 Terong Pipit 13
4 Jambu Biji 10
PLOT 22
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kopi 78
2 Akasia 48 9
42
45
53
50
61
PLOT 23
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kopi 51
2 Akasia 30 3
40
43
3 Bambu 1
PLOT 24
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kopi 38
2 Ekaliptus 48 3
42
45
3 Akasia 48 4
51
52
4 20
32
PLOT 25
DIAMETER
NO JENIS TANAMAN KELILING (m) JUMLAH HABITUS
1 Kopi 33
2 Ekaliptus 51 2
48
3 Langsat 25 4
33
20
25
53
Lampiran 3. Data Responden
Data Responden
No Jenis Kelamin Umur (tahun) Pekerjaan
1 Dg. Emba Laki-laki 52 Pedagang
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Pandan Daun Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Jahe Merah Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Jamblang Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Jambu Air Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Jambu Biji Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
2 DG. Bombong Laki-laki 55 Pedagang
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Matoa Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nangka Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nenas Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Petai Biji Tanpa Pengolahan Ditambahkan dalam Makanan
Muliana
3 Perempuan 34 IRT
Dg.ngugi
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Pisang Buah dan jantung pisang Dimasak Dimakan
Rambutan Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Rao Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Salak Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
4 Dg. Sanging Perempuan 38 Pedagang
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
5 Basir Dg. Lewa Laki-laki 37 Pegawai Pemerintah
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mansyur Dg.
6 Laki-laki 63 Pedagang
Rurung
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
54
Rambutan Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Rao Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Salak Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Serai Batang dan Daun Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Sirih Daun Dimasak Diminum
Hasmiah Dg.
7 Perempuan 38 Pegawai Pemerintah
Tanning
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Sukmawati Dg.
8 Perempuan 33 IRT
Kebo
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Matoa Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nangka Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nenas Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Petai Biji Tanpa Pengolahan Ditambahkan dalam Makanan
Pisang Buah, Dimasak Dimakan
9 Dg. Baya Perempuan 53 IRT
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
10 Nur indiriana Perempuan 25 Pegawai Pemerintah
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Matoa Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nangka Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nenas Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Petai Biji Tanpa Pengolahan Ditambahkan dalam Makanan
Pisang Buah Dimasak Dimakan
Sumarni Dg.
11 Perempuan 34 IRT
Memang
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
55
Kaharuddin Dg.
12 Laki-laki 43 Pedagang
Rani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Serai Batang dan Daun Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Sirih Daun Dimasak Diminum
Sirsak Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Sukun Buah Dimasak Dimakan
Terong Pipit Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Fadillah Dg.
13 Perempuan 28 Pegawai Pemerintah
Ratu
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
14 Asrianto Laki-laki 40 Pedagang
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
15 Suharni Perempuan 21 IRT
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
16 Anita Perempuan 35 IRT
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Pandan Daun Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Jahe Merah Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Jamblang Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Jambu Air Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Jambu Biji Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
17 DG. Lia Perempuan 70 IRT
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
56
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
18 Dg. Rahamang Laki-laki 50 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
19 Dg. Rabbi Perempuan 49 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kasmawati Dg.
20 Perempuan 45 Petani
Jinne
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mariama Dg.
21 Perempuan 41 IRT
Ranne
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
22 Zakir Dg. Leo Laki-laki 52 Pegawai Pemerintah
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Terong Pipit Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Syaharuddin Dg.
23 Laki-laki 44 Pegawai Pemerintah
Pali
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
57
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
24 Salma Dg. Pati Perempuan 39 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
25 Hj. Sunggu Perempuan 55 Pegawai Pemerintah
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
26 Ansar Dg. Tika Laki-laki 32 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Matoa Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nangka Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Nenas Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Petai Biji Tanpa Pengolahan Ditambahkan dalam Makanan
Rahmatia Dg.
27 Perempuan 43 Pedagang
Ngugi
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Terong Pipit Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Darma Dg.
28 Perempuan 24 Pegawai Pemerintah
Ngaga
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Langsat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lengkeng Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lobe-lobe Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Lombok Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Mangga Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
29 Dg.ngasseng Perempuan 35 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Jambu mente Biji Dibakar Dimakan
58
Jeruk Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kapulaga Rimpang Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Kecapi Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Kemiri Biji Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
30 fira Dg. Tekne Perempuan 33 Petani
Jenis Vegetasi Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara Pemakaian Tanaman Pangan
Alpukat Buah Tanpa Pengolahan Dimakan
Aren Bunga dan Buah Dimasak Ditambahkan dalam Makanan
Asam Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
Bambu Tunas Dimasak Dimakan
Belimbing Buah Dihaluskan Ditambahkan dalam Makanan
59
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
60
Gambar 3. Pengukuran Keliling Pohon Kemiri
61
62
RIWAYAT HIDUP
Inpres Parang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2003 dan
selesai pada tahun 2009, ditahun yang sama melanjutkan pendidikan ditingkat
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Parangloe dan selesai pada tahun
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Parangloe dan selesai pada tahun 2015. Di
63